Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
1. LAPORAN ESTIMASI POPULASI GASTROPODA DAN MAKROBENTOS
EKOSISTEM SUNGAI
Ahmad Syaifullah
14/365119/PN/13686
Tekhnologi Hasil Perikanan
INTISARI
Makrobentos merupakan organisme yang hidup di dasar perairan. Disebut Makrobentos karena
sifatna yang hidup di dasar perairan serta merupakan organisme ang memiliki peran penting bagi
ekosistem sungai. Hal ini dikarenakan makrobentos bisa membuktikan tingkat pencemaran
periaran serta mampu menunjukan mengenai parameter kimia, biologi, maupun fisika. Di
perairan sungai terdapat beberapa jenis gastropoda ang hidup. Hidupna gastropoda menjelaskan
tentang tingkat pencemaran serta parameter parameter kimia, biologi, dan fisika pula. Karena
semua organisme akan tetap bisa hidup bila periran tersebut tidak banyak tercemar. Tujuan
praktikum ini adalah untuk mempelajari penerapan metode tanpa plot (plotless) untuk
mengestimasi populasi gastropoda dan Mempelajari korelasi antara beberapa tolokukur
lingkungan dengan populasi makrobentos (gastropoda). Praktikum ini diadakan pada hari Senin,
9 Maret 2015 pukul 14.00 β Selesai di Stasiun 4 Sungai Tambakbayan, Sleman, DIY dan
Laboraturium Ekologi Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Dapat dimpulkan bahwa dengan densitas gastropoda yang cukup tinggi di sungai tambakbayan
berarti kualitas air sungai tambakbayan tergolong perairan bersih.
Kata kunci: densitas, gastropoda, makrobentos, plotless, populasi, sungai tambakbayan
PENDAHULUAN
Makrobentos (gastropoda) merupakan organisme yang hidup di dasar perairan sungai merupkan
salah satu indicator pencemaran air sungai. Dengan tinggina densitas gastropoda pada suatu
ekosistem sungai maka semakin rendah tingkta pencemaran di tempat tersebut.
Kehidupan di air dijumpai tidak hanya pada badan air namun juga pada dasar perairan. Di
dasar jumlah kehidupan amat minim karena ketersediaan nutrient yang terbatas, serta organisme
tersebut bersifat bertoleran. (Isnaeni, 2002)
Sungai di Indonesia umumnya mempunyai sifat multiguna, muali dari keperluan rumah
tangga, keperluan hewan (mandi, minum), transportasi pengairan, dan sebagaina. Kebanyakan
2. sungai di Indonesia telah mengalami penurunan fungsi akibat berbagia aktivitas manusi ini masih
merupakan sumberdaya perairan yang kaya akan organisme. (Widaningroem, 2010)
Organisme yang hidup di dasar perairan disebut Makrobetos. Makrobentos biasana
berupa gastropoda yang biasanya hidup di atas batu, kerikil atau lumpur di dasar perairan dengan
mengambil nutrient dari plankton atau dari sisa organisme ang mengalir di perairan. Organisme
ini biasa hidup di tepian perairan dikarenakan perairan tengah arus terkadang cukup deras. Hal
ini dikarenakan biasana makrobentos hidup tidak seaktif bangsa ikan ikanan. (Dahm, 1998)
Gastropoda ialah organime dari filum molusca ang memilki alat gerak di perut. Gastroda
memilki pergerakan lambat (aktif) ataupun tidak beregerak (pasif) aitu dengan bantuan arus
perairan ataupun gaa dari organime lain. (Soewarsono, 1990)
Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penebaran jenis dan populasi komunitas bentos
ditentukan oleh sifat fisika, kimia, dan biologi perairan. Fisik seperti kedalaman, kecepatan arus,
warna, kecerahan, dan suhu. Sedangkan kimia berupa kandungan gas terlarut, pH, kandungan
hara dan factor biologi yang berpengaruh dalam komposisi ialah bahan organic, dan
komposisijenis hewan produsen untuk makanan bentos maupun predator ang mempengaruhi
kelimpahan bentos. (Setyobudiandi, 1997)
. Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari penerapan metode tanpa plot (plotless)
untuk mengestimasi populasi gastropoda dan Mempelajari korelasi antara beberapa tolokukur
lingkungan dengan populasi makrobentos (gastropoda).
METODE
Praktikum ini diadakan pada hari Senin, 9 Maret 2015 pukul 14.00 β Selesai di Stsiun 4
Sungai Tambakbayan, Sleman, DIY dan Laboraturium Ekologi Perairan, Jurusan Perikanan,
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah
tongkat, dan penggaris. Carana aitu dengan menancapkan tongkat pada sembarang titik
kemudian ukur jaraterdekat tongkat dengan gastropoda/ makrobentos terdekat.
Pada masing-masing stasiun dilakukan pengamatan beberapa parameter lingkungan
sebagai tolokukur yaitu parameter fisika, meliputi suhu dan kecepatan arus; parameter kimia,
meliputi derajat keasaman (pH), kadar oksigen terlarut (DO), kadar karbondioksida bebas, serta
alkalinitas; dan parameter biologi, meliputi organisme yang ada di lokasi pengamatan. Kerapatan
(densitas) populasi gastropoda dinyatakan dalam dalam bentuk biomassa per satuan luas, dan
dihitung dengan menggunakan rumus :
3. D =
Δ2
(π β2)
Δ =
(πβ1)
π
Y = β πππ
π=1
ππ=π (ππ)2
S = jumlah titik cuplikan yang diambil
Δ = estimasi kerapatan (densitas) gastropoda
X = jarak terdekat gastropoda dengan titik yang ditentukan secara acak
Y = luas area kajian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter
Stasiun
1 2 3 4
Densitas
Gastropoda
(indv/m) 10671,46 3171,45 54973,7 2303,97
Densitas
Makrobentos
(indv/m2
) 193,75 106,25 18,75 43,75
Diversitas
Makrobentos 0,099226 0,1595 1,2159 0,91
4. Diversitas Makrobentos di setiap perairan terbukti berbeda hal ini diakibatkan jenis
substrat serta senyawa yang terkandung dalam prairan juga berbeda contohnya kandungan O2
terlarut dan CO2 bebas. Pada stasiun 1 diversitas makrobentos menunujukan angka 0,099226,
sedangkan stasiun 2 adalah 0,1595, stasiun 3 menunjukan angka 1,2159, dan stasiun4 adalah
0,91.
Pada densitas gastropoda juga terdpat perbedaan nilai individu per m2 dimana densitas
tertinggi berada di stasiun 3 dan terendah di stasiun 4. Di stasiun 1 densitas gastropoda adalah
10671,46 ind/m2, stasiun 2 adalah 3171,45 ind/ m2, stasiun adalah 54973,7 ind / m2, sedangkan
stasiun 4 adalah 2303,97 ind/ m2. Hali dapat diakibatkan karena kualitas air yang berbeda serta
kandungan senyawa O2 terlarut dan CO2 bebas.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1 2 3 4
DiversitasMakrobentos
Stasiun
Diversitas Makrobentos
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
1 2 3 4
DensitasGastropoda(indv/m2)
Stasiun
Densitas Gastropoda
5. Densitas Makrobentos di sungai tambkbayan di setiap stasiun juga berbda hal ini dapat
diakubtkan kandungan air yang berbeda karena membawa materi asing sebelum diteliti. Pada
stasiun 1 densitas makrobentos menunjukan angka 193,75 ind/l, stasiun 2 adalah 106,25 ind/l,
stasiun 3 adalah 18,75 ind/l, stasiun 4 adalah 43,75 ind/l.
KESIMPULAN
Dari data yang didapat dapat disimpulakn bahwa untuk mengestimasi populasi gastropoda dapat
menggunakan metode plotless (tanpa plot). Densitas populasi terbesar terdapat di stasiun 3
dengan nilai 54973,7 ind / m2 dan terkecil di stasiun 4 dengan nilai 2303,97 ind/ m2. Adanya
kelompok bentos yang hidup menandakan bahwa kualitas air di Sungai Tambakbayan masih
tergolong baik. Terdapat korelasi antara faktor fisik dan kimia terhadap estimasi populasi
gastropoda. Semakin tinggi kadar CO2, maka kepadatan populasi semakin rendah. Semakin
tinggi kadar O2 dan kecerahan air kepadatan populasi semakin tinggi.
0
50
100
150
200
250
1 2 3 4
DensitasMakrobentos(indv/L)
Stasiun
Densitas Makrobentos
6. DAFTAR PUSTAKA
Dahm,C,N dkk. 1998. Nutrient dynamic at the interface beetwen surface water and
groundwaters. Freshwater Biology. Ontario.
Isnaeni, W. 2002. Fisiologi Hewan.Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Setyobudiandi, I. 1997. Makrozoobentos. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Widaningroem, Retno. 2010. Pengertian, Konsep dan Jenis Sumberdaya Perikanan. Bahan Ajar
Pengantar Ilmu Perikanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Soewarsono. 1990. Diktat Asistensi Praktikum Zoologi / Anatomia Comparativa. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta