Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
3.1_439877_Shri Bhuwana Tungga Devi.pdf
1. LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN DAN HASIL PERTANIAN
ACARA KARBOHIDRAT
PEMBUATAN KURVA STANDAR GLUKOSA DENGAN LARUTAN
GLUKOSA STANDAR (30 mg/100 mL) DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI
Disusun Oleh:
Nama : Shri Bhuwana Tungga Devi
NIM : 19/439877/TP/12415
Hari, tanggal praktikum : Senin, 1 Maret 2021
Asisten : Namira Salma S.
Winaldha A. D. P.
LABORATORIUM KIMIA DAN BIOKIMIA PANGAN DAN HASIL
PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PANGAN DAN HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021
2. PEMBUATAN KURVA STANDAR GLUKOSA DENGAN LARUTAN
GLUKOSA STANDAR (30 mg/100 mL) DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI
I. Tujuan
Membuat kurva standar glukosa sehingga dapat diketahui hubungan antara
konsentrasi larutan glukosa dan absorbansinya dengan menggunakan
metode spektrofotometri.
II. Tinjauan Pustaka
Kurva standar glukosa adalah kurva yang menunjukkan hubungan
antara konsentrasi glukosa dalam sampel dengan absorbansinya. Kurva
standar diperoleh dengan mengukur absorbansi dari sederetan konsentrasi
larutan standar (Anwar, 1989). Fungsi pembuatan kurva standar glukosa
yaitu untuk mengetahui konsentrasi glukosa sampel yang di uji, dengan
memasukkan/substitusi nilai absorbansi sampel ke dalam persamaan kurva
standar glukosa (Julaeha & dkk, 2016).
Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut dengan kuvet.
Prinsip pengujian secara spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert
Beer, apabila chaya monokromatik melalui suatu media(larutan) maka
sebagian cahaya tersebut diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi
dipancarkan (Elsa, 2016).
Prinsip pengujian secara spektrofotometri yaitu pengukuran absorbansi
larutan bahan uji menggunakan spektrofotometer dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau
kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahayatersebut akan di serap dan
sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang di serap
sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet (Sastrohamidjojo,
2007).
Cara menggunakan spektrofotometer yaitu dengan menghubungkan alat
spektrofotometer ke sumber arus listrik. Kemudian menekan tombol power.
3. Tunggu hingga layar monitor menunjukkan menu utama. Pilih menu
pengujian dan panjang gelombang yang akan digunakan untuk melakukan
peneraan pada bahan uji. Selanjutnya siapkan kuvet dan di isi dengan
larutan blanko, dan kemudian di re-zero, baru selanjutnya dilakukan dengan
pengisian larutan bahan uji. Setelah selesai peneraan, kemudian kuvet
dibersihkan dengan aquades dan dikeringkan. Kemudian tekan tombol off
pada spektrofotometer (Laksana, 2016).
III. Metode Percobaan
1. Alat
Pipet ukur 1 mL (3 buah)
Pipet ukur 10 mL (3
buah)
Propipet (1 buah)
Gelas beaker 100 mL (4
buah)
Tabung reaksi (15 buah)
Spektrofotometer (1
buah)
Kuvet (1 buah)
Kompor listrik (1
buah)
Vortex (1 buah)
Stopwatch (1 buah)
Panci (1 buah)
Rak tabung reaksi (1
buah)
Karet (secukupnya)
2. Bahan
Larutan glukosa standar
30 mg/100 mL (19,5
mL)
Reagen DNS (45 mL)
Aquadest (secukupnya)
Tissue (secukupnya)
Larutan K-Na-Tartrat
40% (15 mL)
Label (secukupnya)
Aluminium foil
(secukupnya)
4. 3. Cara kerja
4. Fungsi perlakuan
A. Pengambilan larutan glukosa dan penambahan aquadest
dengan variasi volume berbeda bertujuan untuk mengetahui
Pengambilan larutan glukosa standar 30 mg/100 mL sebanyak 0; 0,5; 1; 2; 3 mL
Penambahan aquadest sebanyak 3; 2,5; 2; 1; 0 mL
Penambahan 3 mL reagen DNS
Penutupan tiap tabung reaksi menggunakan aluminium foil
Pemanasan dalam penangas air mendidih selama 10 menit
Pendinginan dengan air mengalir
Penambahan 1 mL larutan K-Na-Tratrat 40%
Penghomogenan dengan vortex
Peneraan optical density (OD) pada panjang gelombang 575 nm
Pembuatan kurva standar
5. pengaruh konsentrasi terhadap absorbansi dan dapat
membuat kurva standar glukosa.
B. Penambahan reagen DNS berfungsi agar gugus aldehid pada
gula reduksi dapat mereduksi reagen DNS lalu menghasilkan
senyawa asam 3-amino-5-nitrosalisilat.
C. Penutupan tabung menggunakan aluminium foil bertujuan
untuk mencegah penguapan reagen DNS.
D. Pemanasan dalam penangas air bertujuan untuk
mempercepat reaksi reduksi antara gula pereduksi dengan
reagen DNS.
E. Pendinginan dengan air mengalir bertujuan untuk
menghentikan reaksi reduksi.
F. Penambahan larutan K-Na-Tratrat 40% bertujuan untuk
mengikat senyawa asam 3- amino-5-nitrosalisilat agar
menjadi lebih stail dan membentuk kompleks berwarna
orange kecoklatan.
G. Penghomogenan larutan dilakukan agar absorbansinya dapat
ditera dengan lebih baik/akurat.
H. Peneraan optical density (OD) pada panjang gelombang 575
nm karena 575 nm merupakan panjang gelombang
maksimum yang dapat diserap warna orange.
IV. Pembahasan
Tabel hasil percobaan
Konsentrasi
Larutan Glukosa
Standar (mg/mL)
Absorbansi
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
0 0 0 0
0,05 0,04 0,04 0,05
0,1 0,20 0,18 0,20
0,2 0,57 0,54 0,57
0,3 0,88 0,91 0,87
6. Berdasarkan hasil percobaan,dengan konsentrasi 0 mg/mL;0,05
mg/mL; 0,1 mg/mL; 0,2 mg/mL: 0,3 mg/mL diperoleh nilai absorbansinya
secara berurutan sebagai berikut, ulangan I (0 ; 0,04 ; 0,20 ; 0,57 ; 0,88),
ulangan II (0 ; 0,04 ; 0,18 ; 0,54 ; 0,91), dan ulangan III (0 ; 0,05 ; 0,20 ;
0,57 ; 0,87).
Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa semakin tinggi
konsentrasinya maka nilai absorbansi juga semakin besar , sehingga dapat
dikatakan konsentrasi berbanding lurus dengan absorbansinya, dimana juga
menunjukkan bahwa semakin banyak reagen DNS yang direduksi oleh gula
reduksi dalam bahan sehingga membentuk asam 3-amino-5-nitrosalisilat
dan menghasilkan kompleks oranye kekuningan. Semakin pekat warnanya
,maka semakin banyak gelombang cahaya yang dapat diserap,dan
menghasilkan nilai absrobansi yang besar.
Kurva standar hasil percobaan
Dari ketiga perulangan, grafik kurva standar tersebut memperoleh
persamaan y = 3,1149x - 0.0683 dengan nilai regresi R2 = 0.9823. Garis
yang diperoleh adalah garis linear. Pada kurva standar ini R2 nya sudah
mendekati 1, menunjukkan tren positif, dan nilai absorbansinya meningkat
dengan meningkatnya konsentrasi sehingga dapat dikatakan bahwa data
yang diperoleh adalah cukup valid dan presisi karena nilai R2 selalu positif
dan maksimal sebesar 1 yang arti kesesuaiannya sempurna.
Nilai Regresi berkaitan dengan dengan ketergantungan satu variable
yaitu variable independent terhadap satu atau variable lainnya variabel
lainnya (variable independent) dengan tujuan untuk mengestimasi nilai
rerata(opulasi) variable dependent dari nilai yang diketahui atau nilai tetap
y = 3.1149x - 0.0683
R² = 0.9823
-0.5
0
0.5
1
0 0.2 0.4
Y
X Variable 1
Kurva Standar Glukosa
absorbansi
predicted
absorbansi
Linear
(absorbansi)
7. dari variable independent dan juga mengukur kevalidan suatu data. Nilai
Regresi yang baik adalah ≥ 0.95 dengan toleransi ≤ 0.05 atau (5 %)
(Sarwono, 2009).
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh kurva standar glukosa
dengan persamaan y = 3,1149x – 0,0683, koefisien determinasi/nilai regresi
sebesar R2 = 0,9823; dan menunjukkan hubungan antara konsentrasi dan
nilai absorbansi yang berbanding lurus.
VI. Daftar pustaka
Anwar, F. (1989). Penetapan Zat Gizi dalam Makanan. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Laksana, R. P. (2016). Petunjuk Teknis Pengoperasian Alat Spektrofotometer UV-
VIS. Cibinong: LIPI.
Sarwono, J. (2009). Statistik itu Mudah : Belajar Statistik Menjadi Mudah dan
Cepat. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sastrohamidjojo, H. (2007). Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty.
Julaeha, E., & dkk. (2016). Pemanfaatan Tepung Gadung (Dioscorea Hipsida
Dennist.) pada Produksi Amilase Menggunakan Bacillus sp. FORTECH,
1(1): 46-52.
Elsa. (2016, November 9). Mengenal Spektrofotometer dan Prinsip Kerjanya.
Diambil kembali dari Labsatunews: https://news.labsatu.com/mengenal-
spektrofotometer-dan-prinsip-kerjanya/
VII. Lembar pengesahan
"Saya mengerjakan laporan praktikum ini dengan jujur sesuai dengan
format laporan yang diberikan asisten praktikum dan tidak bekerja sama
dengan teman maupun melakukan plagiarisme terhadap karya orang lain"
8. Yogyakarta, 14 Maret 2021
Asisten, Praktikan,
(Namira Salma S.)(Winaldha A. D. P.) (Shri Bhuwana Tungga Devi)
VIII. Lampiran
1. Perhitungan
M1 x V1 = M2 x V2
M1= 0,3 mg/ml, V2=3 ml
A. V1= 0 ml
0,3 x 0 = M2 x 3
M2 = 0 mg/ml
B. V1= 0,5 ml
0,3 x 0,5 = M2 x 3
M2 = 0,05 mg/ml
C. V1= 1 ml
0,3 x 1 = M2 x 3
M2 = 0,1 mg/ml
D. V1= 0 ml
0,3 x 2 = M2 x 3
M2 = 0,2 mg/ml
E. V1= 0 ml
0,3 x 3 = M2 x 3
M2 = 0,3 mg/ml
2. Hasil diskusi
A. Confidence levelnya ambil 95%
B. Karena ada 3 kali pengulangan sehingga perlu data analysis
9. C. Dibuat kurva standar karena datanya akan dipakai untuk sub
acara selanjutnya
3. Plagiarism checker