SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
1
PROPOSAL UJIAN KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Nama : HESTI RADEAN
No. Ujian : 01-133-122-7
ANALISIS KESADAHAN TOTAL ( Ca2+
+ Mg2+
)
DAN ANALISIS KADAR BESI (Fe) DALAM SAMPEL AIR SUMUR
DAERAH NGESTIHARJO, KASIHAN, BANTUL
I. TUJUAN
 Dapat menetapkan jumlah kesadahan total air sumur dengan
menggunakan metode volumetri (kompleksometri)
 Dapat menetapkan kadar Fe dalam sampel air sumur dengan benar
menggunakan metode gravimetri
II. DASAR TEORI
A. Volumetri
1. Definisi
Kesadahan total yaitu jumlah ion-ion Ca2+
dan Mg 2+
yang dapat
ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan
indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Kesadahan total tersebut
dapat juga ditentukan dengan menjumlah ion Ca2+
dan ion Mg2+
yang
dianalisa secara terpisah misalnya dengan metode AAS (Atomic Absorption
Spectrophotometer) yang tidak akan diuraikan disini karena mahalnya
peralatan.
Menurut permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 kadar
maksimal yang diijinkan untuk air minum dan air bersih adalah 500 mg
CaCO3/liter. Khususnya di negara kita, jarang sekali air alam yang
mengandung strontium dan barium. Karena itu dalam memeriksa kesadahan
air kita hanya memperhitungkan Ca dan Mg saja.
2
Air yang mempunyai derajat kesadahan rendah kita sebut air lunak,
sebaliknya apabila derajat kesadahan tinggi kita sebut sebagai air
sadah.Kesadahan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu,kesadahan tetap dan
kesadahan sementara.
a. Kesadahan sementara disebabkan adanya senyawa-senyawa
bikarbonat yang terdapat didalam air (HCO3) yang jika dipanaskan
akan terurai menjadi CO2 dan H2O dan meninggalkan endapan
yang dapat dipisahkan.
b. Kesadahan tetap disebabkan adanya senyawa-senyawa Mg2+
,
Ca2+
, dan Sr2+
dalam bentuk senyawa lain dari karbonat yang sangat
stabil dan tidak terurai pada temperatur titik didih air dan tidak
dapat dipisahkan karena senyawa tersebut larut didalam air.
Air yang sadah (hard water) dapat mengkonsumsi banyak sabun dan
dalam industri menyebabkan kesukaran dalam pengoperasian ketel,karena
dapat menghambat panas dan sebagai akibatnya dapat menyebabkan
peledakan ( explosions).
Untuk pemeriksaan kadar calsium dan magnesium dipilih cara titrasi
langsung secara kompleksometri dengan larutan EDTA.Agar Ca dan Mg dapat
berikatan semua dengan EDTA, maka ditambahkan buffer (buffer yang
digunakan adalah buffer amonia atau ethanolamin) sehingga pH dapat
dipertahankan 1 sampai 10.
2. Prinsip Analisis
Pada umumnya kesadahan total air disebabkan oleh kandungan garam
Ca2+
dan Mg2+
. Sewaktu ion Ca2+
dan ion Mg2+
dititar dengan larutan EDTA
dengan indikator EBT, pertama-tama EDTA akan bereaksi dengan ion Ca2+
kemudian dengan ion Mg2+
, dan akhirnya dengan senyawa kompleks Mg-
EBT. Oleh karena senyawa kompleks tersebut berwarna merah keunguan,
sedangkan larutan indikator yang bebas berwarna birupada pH 7-1, maka
warna larutan pada titik akhir berubah dari merah keunguan menjadi biru.
3
3. Reaksi kesadahan
Ca2+
+ H2Y2-
 CaY2-
+ 2H+
Mg2+
+ H2Y2-
 MgY2-
+ 2H+
MgIn-
(merah) + H2Y2-
 MgY2-
+ HIn2-
(biru)+ H+
4. Gangguan
Selain dari Ca2+
dan Mg2+
beberapa kation seperti Al 3+
,Fe3+
dan
Fe2+
,Mn2+
dan sebagainya juga bergabung dengan EDTA.tetapi untuk air
leding, air sungai atau danau, konsentrasi ion-ion ini cukup rendah
(konsentrasi kurang dari beberapa mg/l dan tidak mengganggu). Namun
kadang-kadang air tanah dan air buangan industri mengandung konsentrasi
ion-ion tersebut lebih dari beberapa mg/l dimana dalam kasus ini sesuatu
inhibitor harus digunakan untuk menghilangkan gangguan tersebut.
Kekeruhan juga mengurangi jelasnya warna sehingga sampel yang
terlalu keruh harus disaring dahulu.
Pengendapan CaCO3 harus dicegah kerena akan mengurangi kadar
kesadahan terlarut. Kalau kadar Ca2+
terlalu tinggi endapan dapat muncul
dalam waktu titrasi 5 menit,sehingga sampel harus diencerkan. Cara lain
adalah dengan pembubuhan asam terlebih dahulu serta pengadukan supaya
semua CO2 lenyap keudara untuk sementara dan pembentukan CO3
2-
pada pH
10 dihindarkan. Tambahkan asam sampai pH larutan menjadi  3 (cek dengan
kertas pH);aduk 5 sampai 10 menit, kemudian tambahkan buffer untuk
mengubah pH menjadi 10,0  0,1. Cara seperti ini juga dapat dilakukan pada
sampel dengan kadar Ca2+
rendah, untuk mengurangi resiko gangguan.
B. GRAVIMETRI
1. Pengantar Analisis Fe
Gravimetri adalah metode analisis kuantitatif unsur atau senyawa
berdasarkan bobotnya yang diawali dengan pengendapan dan diikuti dengan
pemisahan dan pemanasan endapan dan diakhiri dengan penimbangan. Untuk
memperoleh keberhasilan pada analisis secara gravimetri, maka harus
4
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : unsur atau senyawa yang ditentukan
harus terendapkan secara sempurna, bentuk endapan yang ditimbang harus
diketahui dengan pasti rumus molekulnya dan endapan yang diperoleh harus
murni dan mudah ditimbang.
Umumnya pengendapan dilakukan pada larutan yang panas sebab
kelarutan bertambah dengan bertambahnya temperatur. Pengendapan
dilakukan dalam larutan encer yang ditambahkan pereaksi perlahan-lahan
dengan pengadukan yang teratur, partikel yang terbentuk lebih dahulu
berperan sebagai pusat pengendapan.Untuk memperoleh pusat pengendapan
yang besar suatu reagen ditambahkan agar kelarutan endapan bertambah
besar.
Pemisahan endapan dari larutan tidak selalu menghasilkan zat murni.
Kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut disebut
kopresipitasi. Hal ini berhubungan dengan adsorpsi banyak terjadi pada
endapan gelatin dan sedikit pada endapan mikrokristal, misalnya AgI, pada
perak asetat dan endapan BaSO4 pada alkali nitrat.Pengotoran dapat juga
disebabkan oleh postpresipitasi, yaitu pengendapan yang terjadi pada
permukaan endapan pertama.Hal ini terjadi pada zat yang sedikit larut
kemudian membentuk larutan lewat jeuh. Zat ini mempunyai ion yang sejenis
dengan endapan primernya, missal: pengendapan CaC2O4 dengan adanya Mg.
MgC2O4 akan terbentuk bersama-sama dengan CaC2O4. Lebih lama waktu
kontak, maka lebih besar endapan yang terjadi.
Dalam prosedur gravimetri apa saja yang melibatkan pengendapan,
orang akhirnya harus mengubah zat yang dipisahkan menjadi suatu bentuk
yang cocok untuk ditimbang. Hal ini perlu bahwa zat yang ditimbang murni,
stabil, dan susunanya pasti agar hasil analisis itu tepat. Bahkan jika
kopresipitasi telah diminimalkan, masih tinggal masalah penyingkiran air dan
elektrolit apa saja yang ditambahkan ke dalam air pencuci. Beberapa endpaan
ditimbang dalam bentuk kimia yang sama dengan waktu diendapkan. Endapan
lain mengalami perubahan kimia selama pemanggangan, dan reaksi-reaksi ini
haruslah berjalan sempurna agar hasilnya tidak salah. Prosedur yang
5
digunakan dalam tahap terakhir ini bergantung baik pada sifat-sifat endapan
maupun pada kuatnya molekul-molekul air yang diikat oleh zat padat itu.
Larutan yang mengandung garam Fe (III) diolah dengan amonia sedikit
berlebihan untuk mengendapkan oksida terhidrasi, Fe2O3.xH2O.
Ksp Fe(OH)3 = 10-38
sangat kecil, pengendapan terjadi walaupun larutan
sedikit asam. Endapan mula-mula terbentuk fase terdispersi, tetapi setelah
dipanaskan dengan adanya elektrolit akan menggumpal mirip gelatin,
mengendap dibawah. Pemanasan yang lama cenderung memecahkan agregat
(gumpalan) dan menyebabkan endapan seperti lendir.Maka pengendapan
dilakukan pada atau dekat titik didih atau cairan dijaga pada temperatur ini
selama waktu singkat setelah pengendapan.
Sifat kolonial besi (III) oksida terhidrasi mempunyai kecenderungan
mengabsorbsi ion yang ada. Karena pengendapan dilakukan dalam keadaan
basa, ion pertama yang teradsorbsi adalah ion hidroksi, dan ion negatif ini
akan mengadsorbsi ion amonia. Adsorbs ini tidak mempengaruhi analisis.
Endapan disaring melalaui kertas saring, jangan dipercepat dengan hisapan,
karena akan mendorong partikel endapan yang kecil kedalam pori-pori kertas
saring. Karena alasan ini pencucian dilakukan dengan cara dekantasi.
Untuk mencegah peptisasi dan pembentukan endapan mirip lendir, yang
digunakan baik digunakan amonium nitrat ini akan menguap waktu dipijarkan.
Amonium klorida tidak cocok karena akan membentuk besi(III) klorida yang
menguap waktu dipijarkan.
Fe2O3 + 6 NH4Cl 2 FeCl3 + 6 NH3+ 3 H2O
Untuk membantu penyaringan haruslah digunakan larutan pencuci yang
panas. Besi (III) oksida terhidrasi ketika dipijarkan pada 1000C akan
menghasilkan Fe2O3, pada temperatur yang lebih tinggi terbentuk tribesi
tetroksida.
Ambang batas kadar Fe dalam air baku diatur dalam Ketetapan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990
sebesar 1 mg/l.
6
2. Prinsip Analisis
Garam besi (II) yang tidak mantap dioksidasikan dengan HNO3, air
brom atau hidrogen peroksida menjadi Fe(III) yang mantap. Kemudian Fe(III)
diendapkan dengan NH4OH menjadi Fe(OH)3, endapan selai berwarna coklat
yang setelah dipijarkan menjadi Fe2O3 yang berwarna hitam coklat.
3. Reaksi
Fe3+
+ 3 NH3 + 3 H2O Fe(OH)3 + 3 NH4
+
2 Fe(OH)3 Fe2O3 + 3 H2O
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Buret
2. Pipet volume
3. Corong
4. Labu ukur
5. Beaker glass
6. Gelas ukur
7. Statif dan Klem buret
8. Neraca analitik digital
9. Watch glass
10. Batang pengaduk
11. Kompor listrik
12. Pipet tetes
13. Erlenmeyer
14. Oven
15. Muffle furnance
16. Desikator
17. Krus
18. Sarung tangan
19. Penjepit
20. Masker
B. Bahan
1. Sampel Air Sumur
2. Larutan indikator EBT
3. Aquades
4. Larutan HCl 1:1
5. Larutan HNO3 pekat
6. Larutan ammonia murni 1:1
7
7. Kertas saring bebas abu
8. Larutan ammonium nitrat 1%
9. Hablur Na2EDTA
10. Hablur CaCl2.2H2O
11. Serbuk NH4Cl
12. Larutan NH4OH pekat
IV. CARA KERJA
A. Analisis Kesadahan Total
1. Pembuatan larutan EDTA 0,02 M
a. ditimbang  7,446 gram Na2EDTA (BM 372,24)
b. dimasukkan ke dalam labu ukur 1 liter
c. ditambahkan dengan aquadest sampai tanda batas
d. dikocok agar tercampur homogen
2. Standarisasi larutan EDTA dengan CaCl2
a. ditimbang dengan teliti  0,1470 gram CaCl2.2H2O, dan
dilarutkan dengan aquadest kemudian dimasukkan kedalam labu
ukur 100 ml ( BM CaCl2.2H2O = 146,98 )
b. larutan tersebut dipipet sebanyak 10 ml dan dipindahkan kedalam
erlenmeyer
c. ditambahkan 5 ml larutan buffer pH 10
d. kemudian ditambahkan 6 tetes indikator EBT
e. sampel selanjutnya diitrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi
perubahan warna, dari merah anggur tepat menjadi biru. Hasil
titrasi dicatat
f. langkah a-e diulangi sebanyak 2 kali
g. konsentrasi EDTA dihitung dalam moralitas
Perhitungan : ( M x V) EDTA = ( M x V) CaCl2
8
3. Pembuatan Larutan Buffer pH 10 ± 0,01
a. NH4Cl ditimbang sebanyak 16,9 g
b. ditambahkan 143 ml NH4OH pekat kemudian diencerkan dengan
aquades sampai volume 250 ml
4. Penentuan kadar total Ca2+
dan Mg2+
a. peralatan dan sampel air disiapkan
b. 100 ml contoh air dipipet dan dimasukkan dalam erlenmeyer.
c. ditambahkan 5 ml larutan buffer pH 10
d. selanjutnya ditambahkan beberapa tetes indikator EBT
e. kemudian dititrasi dengan larutan EDTA 0,02 M sampai terjadi
perubahan warna ,dari merah anggur tepat menjadi biru. Hasil
titrasi dicatat
f. langkah a – e diulangi sebanyak 3 kali
g. kadar total Ca2+
dan Mg2+
( kesadahan total ) dihitung
CATATAN
a. Na2H2Y tidak dapat dipakai sebagai standar primer karena sedikit
higroskopis. Untuk menentukan kemolarannya (M) dipakai CaCO3 yang
dilarutkan dengan sedikit asam klorida. Bila dipakai indikator EBT,
harus diberi Mg2+
.
b. Agar dalam menetapkan kesadahan air terhindar dari pengaruh ion-ion
lain, maka sebelum dititar larutan indikator harus ditambah 30 mg
hidroksil-amonium klorida (HONH2Cl) dan 50 mg KCN.
Perhitungan : Penentuan kadar total Ca2+
dan Mg2+
(kesadahan total)
dihitung sebagai CaCO3
CaCO3(mg/L) = 1000 x ml EDTA x M EDTA x BM CaCO3
9
B. Analisis Kadar Besi (Fe)
1. Sampel air sumur diambil sebanyak 50 ml dan ditambah 10 ml HCl
(1:1)
2. 2 ml HNO3 pekat ditambahkan dalam larutan dan dididihkan
perlahan-lahan sampai warna menjadi kuning (biasanya diperlukan
3-5 menit)
3. larutan diencerkan menjadi 200 ml, kemudian dipanaskan sampai
mendidih dan perlahan-lahan ditambahkan larutan ammonia murni
1:1 hingga terbentuk endapan berlebih
4. larutan dididihkan perlahan-lahan 1 menit
5. kemudian diturunkan dari kompor listrik, didiamkan agar
mengendap
6. segera setelah kebanyakan endapan mengendap, cairan supernatant
didekantasikan, namun diusahakan agar sebanyak mungkin endapan
tetap tinggal dibeaker glass.
7. ditambahkan ± 100 ml larutan ammonium nitrat 1 % yang mendidih
kepada endapan, campuran diaduk baik-baik dan endapan dibiarkan
mengendap. Sebanyak mungkin cairan didekantasikan melalui
saringan
8. endapan dicuci 3-4 kali dengan dekantasi dengan larutan ammonium
nitrat 1% yang panas
9. endapan dipindahkan kedalam kertas saring, kemudian dicuci dengan
ammonium nitrat hingga bebas ion Cl-
10. sementara itu krus bersih dipanaskan dalam oven dan dipijarkan
sampai panas hingga merah (muffle bersuhu 850ºC) selama 20 menit,
didinginkan dalam desikator selama 20 menit dan ditimbang. Kertas
saring yang telah ditiris, pinggirnya ditekuk dan dipindahkan kekrus
yang telah ditimbang.
11. dipanaskan dalam oven, kemudian dipijarkan dalam muffle furnance
yang sudah bersuhu 850ºC selama 20-30 menit
10
12. kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian
ditimbang
13. pemijaran diulangi hingga diperoleh berat konstan
14. endapan ditimbang sebagai Fe2O3 dan kadar besi (Fe) dalam sampel
dihitung
Perhitungan :
(i) fg ( faktor gravimetri ) =
(ii) 𝐹𝑒 (%) =
fg x berat endapan
berat sampel
x 100 %
(iii) 𝐹𝑒
𝑚𝑔
𝐿
=
fg x berat endapan (mg)
volume sampel (L)
Yogyakarta, 30 Januari 2013
Mengetahui,
Pembimbing
Woro Dianingtyas, S.Si
NIP : 19831014 201012 2 001
Peserta Ujian
Hesti Radean
NIS : 107546
Mr Fe
=
56
= 0,35
Mr Fe2O3 160

More Related Content

What's hot

Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriUNIMUS
 
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel SulfatPenetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel SulfatRidwan Ajipradana
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroFransiska Puteri
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2 mila_indriani
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan risyanti ALENTA
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Presentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv visPresentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv visAdha Ningrum
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasUIN Alauddin Makassar
 

What's hot (20)

Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel SulfatPenetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
 
Kimia analisis ku
Kimia analisis kuKimia analisis ku
Kimia analisis ku
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Presentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv visPresentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv vis
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Gravimetric analysis
Gravimetric analysisGravimetric analysis
Gravimetric analysis
 
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 

Viewers also liked

Abstrak Laporan Industri Proses
Abstrak Laporan Industri ProsesAbstrak Laporan Industri Proses
Abstrak Laporan Industri ProsesTaofik Sudrajat
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airDwi Mahardhika
 
METODE PENGUKURAN AIR
METODE PENGUKURAN AIR METODE PENGUKURAN AIR
METODE PENGUKURAN AIR Ernalia Rosita
 
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPT. SASA
 
My last love
My last love My last love
My last love PT. SASA
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2PT. SASA
 
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatAlat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatPT. SASA
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPT. SASA
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPT. SASA
 
Penanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPenanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPT. SASA
 
Bab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalianBab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalianPT. SASA
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPT. SASA
 
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkanPim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkanPT. SASA
 
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenLaporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenPT. SASA
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaPT. SASA
 
Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)PT. SASA
 
Proses pembuatan besi tuang
Proses pembuatan besi tuangProses pembuatan besi tuang
Proses pembuatan besi tuangPutri Mawardani
 
pengolahan bijih besi
pengolahan bijih besipengolahan bijih besi
pengolahan bijih besiAgung Perdana
 

Viewers also liked (20)

Abstrak Laporan Industri Proses
Abstrak Laporan Industri ProsesAbstrak Laporan Industri Proses
Abstrak Laporan Industri Proses
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
METODE PENGUKURAN AIR
METODE PENGUKURAN AIR METODE PENGUKURAN AIR
METODE PENGUKURAN AIR
 
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
 
My last love
My last love My last love
My last love
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2
 
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatAlat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
 
Estimasi
EstimasiEstimasi
Estimasi
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairan
 
Penanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPenanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segar
 
Bab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalianBab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalian
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
 
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkanPim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
 
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenLaporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
 
Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)
 
Proses pembuatan besi tuang
Proses pembuatan besi tuangProses pembuatan besi tuang
Proses pembuatan besi tuang
 
pengolahan bijih besi
pengolahan bijih besipengolahan bijih besi
pengolahan bijih besi
 

Similar to ANALIS FE DAN KESADAHAN

Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriAnalisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriHesti Radean
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriDevitaAirin
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetriPT. SASA
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriLinda Rosita
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhuEmmy Nurul
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllIkhsan Bz
 
Pengolahan Limbah
Pengolahan LimbahPengolahan Limbah
Pengolahan LimbahDwi Karyani
 
geokimia panas bumi .pdf
geokimia panas bumi .pdfgeokimia panas bumi .pdf
geokimia panas bumi .pdfmurnisulastri2
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)GeriSetiawan2
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaTillapia
 
Aplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaAplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaUda TrooPer
 
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriPraktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriDwi Karyani
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airPT. SASA
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratpure chems
 

Similar to ANALIS FE DAN KESADAHAN (20)

Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriAnalisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetri
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dll
 
Kimia volumetri
Kimia volumetriKimia volumetri
Kimia volumetri
 
Pengolahan Limbah
Pengolahan LimbahPengolahan Limbah
Pengolahan Limbah
 
geokimia panas bumi .pdf
geokimia panas bumi .pdfgeokimia panas bumi .pdf
geokimia panas bumi .pdf
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
Aplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaAplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basa
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Transkrip pka 1
Transkrip pka 1Transkrip pka 1
Transkrip pka 1
 
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriPraktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 

More from PT. SASA

Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosPT. SASA
 
Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordPT. SASA
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungaiPT. SASA
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1PT. SASA
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiPT. SASA
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaPT. SASA
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanPT. SASA
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1PT. SASA
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1PT. SASA
 
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentoskeanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentosPT. SASA
 
studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentosPT. SASA
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangPT. SASA
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawanPT. SASA
 
Presentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPresentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPT. SASA
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringPT. SASA
 
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananUu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananPT. SASA
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPT. SASA
 

More from PT. SASA (20)

Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
 
Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 word
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1
 
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentoskeanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
 
studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentos
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
 
Presentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPresentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macro
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
 
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananUu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

ANALIS FE DAN KESADAHAN

  • 1. 1 PROPOSAL UJIAN KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Nama : HESTI RADEAN No. Ujian : 01-133-122-7 ANALISIS KESADAHAN TOTAL ( Ca2+ + Mg2+ ) DAN ANALISIS KADAR BESI (Fe) DALAM SAMPEL AIR SUMUR DAERAH NGESTIHARJO, KASIHAN, BANTUL I. TUJUAN  Dapat menetapkan jumlah kesadahan total air sumur dengan menggunakan metode volumetri (kompleksometri)  Dapat menetapkan kadar Fe dalam sampel air sumur dengan benar menggunakan metode gravimetri II. DASAR TEORI A. Volumetri 1. Definisi Kesadahan total yaitu jumlah ion-ion Ca2+ dan Mg 2+ yang dapat ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Kesadahan total tersebut dapat juga ditentukan dengan menjumlah ion Ca2+ dan ion Mg2+ yang dianalisa secara terpisah misalnya dengan metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) yang tidak akan diuraikan disini karena mahalnya peralatan. Menurut permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 kadar maksimal yang diijinkan untuk air minum dan air bersih adalah 500 mg CaCO3/liter. Khususnya di negara kita, jarang sekali air alam yang mengandung strontium dan barium. Karena itu dalam memeriksa kesadahan air kita hanya memperhitungkan Ca dan Mg saja.
  • 2. 2 Air yang mempunyai derajat kesadahan rendah kita sebut air lunak, sebaliknya apabila derajat kesadahan tinggi kita sebut sebagai air sadah.Kesadahan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu,kesadahan tetap dan kesadahan sementara. a. Kesadahan sementara disebabkan adanya senyawa-senyawa bikarbonat yang terdapat didalam air (HCO3) yang jika dipanaskan akan terurai menjadi CO2 dan H2O dan meninggalkan endapan yang dapat dipisahkan. b. Kesadahan tetap disebabkan adanya senyawa-senyawa Mg2+ , Ca2+ , dan Sr2+ dalam bentuk senyawa lain dari karbonat yang sangat stabil dan tidak terurai pada temperatur titik didih air dan tidak dapat dipisahkan karena senyawa tersebut larut didalam air. Air yang sadah (hard water) dapat mengkonsumsi banyak sabun dan dalam industri menyebabkan kesukaran dalam pengoperasian ketel,karena dapat menghambat panas dan sebagai akibatnya dapat menyebabkan peledakan ( explosions). Untuk pemeriksaan kadar calsium dan magnesium dipilih cara titrasi langsung secara kompleksometri dengan larutan EDTA.Agar Ca dan Mg dapat berikatan semua dengan EDTA, maka ditambahkan buffer (buffer yang digunakan adalah buffer amonia atau ethanolamin) sehingga pH dapat dipertahankan 1 sampai 10. 2. Prinsip Analisis Pada umumnya kesadahan total air disebabkan oleh kandungan garam Ca2+ dan Mg2+ . Sewaktu ion Ca2+ dan ion Mg2+ dititar dengan larutan EDTA dengan indikator EBT, pertama-tama EDTA akan bereaksi dengan ion Ca2+ kemudian dengan ion Mg2+ , dan akhirnya dengan senyawa kompleks Mg- EBT. Oleh karena senyawa kompleks tersebut berwarna merah keunguan, sedangkan larutan indikator yang bebas berwarna birupada pH 7-1, maka warna larutan pada titik akhir berubah dari merah keunguan menjadi biru.
  • 3. 3 3. Reaksi kesadahan Ca2+ + H2Y2-  CaY2- + 2H+ Mg2+ + H2Y2-  MgY2- + 2H+ MgIn- (merah) + H2Y2-  MgY2- + HIn2- (biru)+ H+ 4. Gangguan Selain dari Ca2+ dan Mg2+ beberapa kation seperti Al 3+ ,Fe3+ dan Fe2+ ,Mn2+ dan sebagainya juga bergabung dengan EDTA.tetapi untuk air leding, air sungai atau danau, konsentrasi ion-ion ini cukup rendah (konsentrasi kurang dari beberapa mg/l dan tidak mengganggu). Namun kadang-kadang air tanah dan air buangan industri mengandung konsentrasi ion-ion tersebut lebih dari beberapa mg/l dimana dalam kasus ini sesuatu inhibitor harus digunakan untuk menghilangkan gangguan tersebut. Kekeruhan juga mengurangi jelasnya warna sehingga sampel yang terlalu keruh harus disaring dahulu. Pengendapan CaCO3 harus dicegah kerena akan mengurangi kadar kesadahan terlarut. Kalau kadar Ca2+ terlalu tinggi endapan dapat muncul dalam waktu titrasi 5 menit,sehingga sampel harus diencerkan. Cara lain adalah dengan pembubuhan asam terlebih dahulu serta pengadukan supaya semua CO2 lenyap keudara untuk sementara dan pembentukan CO3 2- pada pH 10 dihindarkan. Tambahkan asam sampai pH larutan menjadi  3 (cek dengan kertas pH);aduk 5 sampai 10 menit, kemudian tambahkan buffer untuk mengubah pH menjadi 10,0  0,1. Cara seperti ini juga dapat dilakukan pada sampel dengan kadar Ca2+ rendah, untuk mengurangi resiko gangguan. B. GRAVIMETRI 1. Pengantar Analisis Fe Gravimetri adalah metode analisis kuantitatif unsur atau senyawa berdasarkan bobotnya yang diawali dengan pengendapan dan diikuti dengan pemisahan dan pemanasan endapan dan diakhiri dengan penimbangan. Untuk memperoleh keberhasilan pada analisis secara gravimetri, maka harus
  • 4. 4 memperhatikan hal-hal sebagai berikut : unsur atau senyawa yang ditentukan harus terendapkan secara sempurna, bentuk endapan yang ditimbang harus diketahui dengan pasti rumus molekulnya dan endapan yang diperoleh harus murni dan mudah ditimbang. Umumnya pengendapan dilakukan pada larutan yang panas sebab kelarutan bertambah dengan bertambahnya temperatur. Pengendapan dilakukan dalam larutan encer yang ditambahkan pereaksi perlahan-lahan dengan pengadukan yang teratur, partikel yang terbentuk lebih dahulu berperan sebagai pusat pengendapan.Untuk memperoleh pusat pengendapan yang besar suatu reagen ditambahkan agar kelarutan endapan bertambah besar. Pemisahan endapan dari larutan tidak selalu menghasilkan zat murni. Kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut disebut kopresipitasi. Hal ini berhubungan dengan adsorpsi banyak terjadi pada endapan gelatin dan sedikit pada endapan mikrokristal, misalnya AgI, pada perak asetat dan endapan BaSO4 pada alkali nitrat.Pengotoran dapat juga disebabkan oleh postpresipitasi, yaitu pengendapan yang terjadi pada permukaan endapan pertama.Hal ini terjadi pada zat yang sedikit larut kemudian membentuk larutan lewat jeuh. Zat ini mempunyai ion yang sejenis dengan endapan primernya, missal: pengendapan CaC2O4 dengan adanya Mg. MgC2O4 akan terbentuk bersama-sama dengan CaC2O4. Lebih lama waktu kontak, maka lebih besar endapan yang terjadi. Dalam prosedur gravimetri apa saja yang melibatkan pengendapan, orang akhirnya harus mengubah zat yang dipisahkan menjadi suatu bentuk yang cocok untuk ditimbang. Hal ini perlu bahwa zat yang ditimbang murni, stabil, dan susunanya pasti agar hasil analisis itu tepat. Bahkan jika kopresipitasi telah diminimalkan, masih tinggal masalah penyingkiran air dan elektrolit apa saja yang ditambahkan ke dalam air pencuci. Beberapa endpaan ditimbang dalam bentuk kimia yang sama dengan waktu diendapkan. Endapan lain mengalami perubahan kimia selama pemanggangan, dan reaksi-reaksi ini haruslah berjalan sempurna agar hasilnya tidak salah. Prosedur yang
  • 5. 5 digunakan dalam tahap terakhir ini bergantung baik pada sifat-sifat endapan maupun pada kuatnya molekul-molekul air yang diikat oleh zat padat itu. Larutan yang mengandung garam Fe (III) diolah dengan amonia sedikit berlebihan untuk mengendapkan oksida terhidrasi, Fe2O3.xH2O. Ksp Fe(OH)3 = 10-38 sangat kecil, pengendapan terjadi walaupun larutan sedikit asam. Endapan mula-mula terbentuk fase terdispersi, tetapi setelah dipanaskan dengan adanya elektrolit akan menggumpal mirip gelatin, mengendap dibawah. Pemanasan yang lama cenderung memecahkan agregat (gumpalan) dan menyebabkan endapan seperti lendir.Maka pengendapan dilakukan pada atau dekat titik didih atau cairan dijaga pada temperatur ini selama waktu singkat setelah pengendapan. Sifat kolonial besi (III) oksida terhidrasi mempunyai kecenderungan mengabsorbsi ion yang ada. Karena pengendapan dilakukan dalam keadaan basa, ion pertama yang teradsorbsi adalah ion hidroksi, dan ion negatif ini akan mengadsorbsi ion amonia. Adsorbs ini tidak mempengaruhi analisis. Endapan disaring melalaui kertas saring, jangan dipercepat dengan hisapan, karena akan mendorong partikel endapan yang kecil kedalam pori-pori kertas saring. Karena alasan ini pencucian dilakukan dengan cara dekantasi. Untuk mencegah peptisasi dan pembentukan endapan mirip lendir, yang digunakan baik digunakan amonium nitrat ini akan menguap waktu dipijarkan. Amonium klorida tidak cocok karena akan membentuk besi(III) klorida yang menguap waktu dipijarkan. Fe2O3 + 6 NH4Cl 2 FeCl3 + 6 NH3+ 3 H2O Untuk membantu penyaringan haruslah digunakan larutan pencuci yang panas. Besi (III) oksida terhidrasi ketika dipijarkan pada 1000C akan menghasilkan Fe2O3, pada temperatur yang lebih tinggi terbentuk tribesi tetroksida. Ambang batas kadar Fe dalam air baku diatur dalam Ketetapan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 sebesar 1 mg/l.
  • 6. 6 2. Prinsip Analisis Garam besi (II) yang tidak mantap dioksidasikan dengan HNO3, air brom atau hidrogen peroksida menjadi Fe(III) yang mantap. Kemudian Fe(III) diendapkan dengan NH4OH menjadi Fe(OH)3, endapan selai berwarna coklat yang setelah dipijarkan menjadi Fe2O3 yang berwarna hitam coklat. 3. Reaksi Fe3+ + 3 NH3 + 3 H2O Fe(OH)3 + 3 NH4 + 2 Fe(OH)3 Fe2O3 + 3 H2O III. ALAT DAN BAHAN A. Alat 1. Buret 2. Pipet volume 3. Corong 4. Labu ukur 5. Beaker glass 6. Gelas ukur 7. Statif dan Klem buret 8. Neraca analitik digital 9. Watch glass 10. Batang pengaduk 11. Kompor listrik 12. Pipet tetes 13. Erlenmeyer 14. Oven 15. Muffle furnance 16. Desikator 17. Krus 18. Sarung tangan 19. Penjepit 20. Masker B. Bahan 1. Sampel Air Sumur 2. Larutan indikator EBT 3. Aquades 4. Larutan HCl 1:1 5. Larutan HNO3 pekat 6. Larutan ammonia murni 1:1
  • 7. 7 7. Kertas saring bebas abu 8. Larutan ammonium nitrat 1% 9. Hablur Na2EDTA 10. Hablur CaCl2.2H2O 11. Serbuk NH4Cl 12. Larutan NH4OH pekat IV. CARA KERJA A. Analisis Kesadahan Total 1. Pembuatan larutan EDTA 0,02 M a. ditimbang  7,446 gram Na2EDTA (BM 372,24) b. dimasukkan ke dalam labu ukur 1 liter c. ditambahkan dengan aquadest sampai tanda batas d. dikocok agar tercampur homogen 2. Standarisasi larutan EDTA dengan CaCl2 a. ditimbang dengan teliti  0,1470 gram CaCl2.2H2O, dan dilarutkan dengan aquadest kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml ( BM CaCl2.2H2O = 146,98 ) b. larutan tersebut dipipet sebanyak 10 ml dan dipindahkan kedalam erlenmeyer c. ditambahkan 5 ml larutan buffer pH 10 d. kemudian ditambahkan 6 tetes indikator EBT e. sampel selanjutnya diitrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi perubahan warna, dari merah anggur tepat menjadi biru. Hasil titrasi dicatat f. langkah a-e diulangi sebanyak 2 kali g. konsentrasi EDTA dihitung dalam moralitas Perhitungan : ( M x V) EDTA = ( M x V) CaCl2
  • 8. 8 3. Pembuatan Larutan Buffer pH 10 ± 0,01 a. NH4Cl ditimbang sebanyak 16,9 g b. ditambahkan 143 ml NH4OH pekat kemudian diencerkan dengan aquades sampai volume 250 ml 4. Penentuan kadar total Ca2+ dan Mg2+ a. peralatan dan sampel air disiapkan b. 100 ml contoh air dipipet dan dimasukkan dalam erlenmeyer. c. ditambahkan 5 ml larutan buffer pH 10 d. selanjutnya ditambahkan beberapa tetes indikator EBT e. kemudian dititrasi dengan larutan EDTA 0,02 M sampai terjadi perubahan warna ,dari merah anggur tepat menjadi biru. Hasil titrasi dicatat f. langkah a – e diulangi sebanyak 3 kali g. kadar total Ca2+ dan Mg2+ ( kesadahan total ) dihitung CATATAN a. Na2H2Y tidak dapat dipakai sebagai standar primer karena sedikit higroskopis. Untuk menentukan kemolarannya (M) dipakai CaCO3 yang dilarutkan dengan sedikit asam klorida. Bila dipakai indikator EBT, harus diberi Mg2+ . b. Agar dalam menetapkan kesadahan air terhindar dari pengaruh ion-ion lain, maka sebelum dititar larutan indikator harus ditambah 30 mg hidroksil-amonium klorida (HONH2Cl) dan 50 mg KCN. Perhitungan : Penentuan kadar total Ca2+ dan Mg2+ (kesadahan total) dihitung sebagai CaCO3 CaCO3(mg/L) = 1000 x ml EDTA x M EDTA x BM CaCO3
  • 9. 9 B. Analisis Kadar Besi (Fe) 1. Sampel air sumur diambil sebanyak 50 ml dan ditambah 10 ml HCl (1:1) 2. 2 ml HNO3 pekat ditambahkan dalam larutan dan dididihkan perlahan-lahan sampai warna menjadi kuning (biasanya diperlukan 3-5 menit) 3. larutan diencerkan menjadi 200 ml, kemudian dipanaskan sampai mendidih dan perlahan-lahan ditambahkan larutan ammonia murni 1:1 hingga terbentuk endapan berlebih 4. larutan dididihkan perlahan-lahan 1 menit 5. kemudian diturunkan dari kompor listrik, didiamkan agar mengendap 6. segera setelah kebanyakan endapan mengendap, cairan supernatant didekantasikan, namun diusahakan agar sebanyak mungkin endapan tetap tinggal dibeaker glass. 7. ditambahkan ± 100 ml larutan ammonium nitrat 1 % yang mendidih kepada endapan, campuran diaduk baik-baik dan endapan dibiarkan mengendap. Sebanyak mungkin cairan didekantasikan melalui saringan 8. endapan dicuci 3-4 kali dengan dekantasi dengan larutan ammonium nitrat 1% yang panas 9. endapan dipindahkan kedalam kertas saring, kemudian dicuci dengan ammonium nitrat hingga bebas ion Cl- 10. sementara itu krus bersih dipanaskan dalam oven dan dipijarkan sampai panas hingga merah (muffle bersuhu 850ºC) selama 20 menit, didinginkan dalam desikator selama 20 menit dan ditimbang. Kertas saring yang telah ditiris, pinggirnya ditekuk dan dipindahkan kekrus yang telah ditimbang. 11. dipanaskan dalam oven, kemudian dipijarkan dalam muffle furnance yang sudah bersuhu 850ºC selama 20-30 menit
  • 10. 10 12. kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang 13. pemijaran diulangi hingga diperoleh berat konstan 14. endapan ditimbang sebagai Fe2O3 dan kadar besi (Fe) dalam sampel dihitung Perhitungan : (i) fg ( faktor gravimetri ) = (ii) 𝐹𝑒 (%) = fg x berat endapan berat sampel x 100 % (iii) 𝐹𝑒 𝑚𝑔 𝐿 = fg x berat endapan (mg) volume sampel (L) Yogyakarta, 30 Januari 2013 Mengetahui, Pembimbing Woro Dianingtyas, S.Si NIP : 19831014 201012 2 001 Peserta Ujian Hesti Radean NIS : 107546 Mr Fe = 56 = 0,35 Mr Fe2O3 160