SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I
DETERMINE OF ACIDITY PORUS SUBSTANCES

Disusun Oleh :
K-113-12-001-F
K-113-12-015-F

LABORATORIUM KIMIA FISIKA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013
LEMBAR PENGESAHAN

Nomor Lab

: k-113-12-001-f, k-113-12-015-f

NIM

: 1203111788, 1203113505

Kelas / Kelompok

: A / VIII

Tanggal Praktikum

: 04 Desember 2013

Judul Praktikum

: Keasaman Zat Berpori

Pekanbaru, 27 Desember 2013
Praktikan

k-113-12-001-f
NIM. 1203111788

k-113-12-015-f
NIM. 1203113505

Menyetujui,

Mengetahui,

Koordinator Asisten Praktikum Kimia Fisika I

(Ade Priyanto,S.Si)
NIM.1110247272

Asisten

(Mhd. Reza Pahlevi)
NIM. 1003121327
DETERMINE OF ACIDITY POROUS SUBSTANCE
ABSTRACT
Tujuan dari percobaan penentuan keasaman zat berpori ini adalah untuk menentukan tingkat
keasaman suatu zat yang memiliki pori berbeda-beda. Adsorbsi ( penyerapan ) adalah suatu
proses pemisahan komponen dari suatu fasa fluida berpindah

kepermukaan zat padat.

Adsorbat adalah substansi yang terserap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya.
Adsorben adalah suatu media penyerap. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah
metode titrasi. Zat berpori yang digunakan pada percobaan ini adalah lempung dan arrang
yang telah dikalsinasi. Pada suasana asam, NaOH yang terpakai untuk arang adalah 5 mL
sedangkan untuk lempung adalah 4 mL. pada suasana basa, HCl yang terpakai untuk arang
adalah 2,5 mL sedangkan untuk lempung adalah 3 mL. berdasarkan hasil percobaan, persen
konsentrasi pada suasana asam untuk arang adalah 0 %, untuk lempung adalah 1,46 %,
sedangkan pada suasana basa untuk arang adalah 3,65 %, untuk lempung adalah 2,92 %.
I. Purpose

1. Menentukan tingkat keasaman suatu zat yang memiliki pori berbeda
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses penyerapan dalam adsorpsi
3. Mengetahui cara-cara mengukur keasaman suatu zat

II. Theory
Pada umumnya semua asam mempunyai sifat tertentu. Jumlah ion H+ dalam
air digunakan untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan suatu zat.
Semakin zat tersebut memiliki keasaman tinggi, semakin banyak ion H+ dalam air
(Anggraini, 2012).

Adsorpsi merupakan proses pemisahan dimana komponen dari suatu fase
fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Biasanya
pertikel-pertikel kecil zat penyerap dan yang umum dilepaskan pada adsorpsi
kimia yang merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yang diserap hingga
terjadi proses yang bolak balik (Achmadi, 2012).
Kinetikaadsorpsimenyatakanadanya

proses

penyerapansuatuzatolehadsorbendalamfungsiwaktu.
Adsorpsiterjadidalampermukaanzatpadatkarenaadanyadayatarik

atom

ataumolekulpadapermukaanzatpadat.Molekulmolekulpadapermukaanzatpadatatauzatcair,
karenatidakadagaya-gaya

lain

mempunyaigayatarikkearahdalam,

yang

mengimbangi.Adanya

gay-

gayainimenyebabkanzatpadatdanzatcair,
mempunyaigayaadsorpsi.Absorbsiberbedadenganadsorpsi, padaabsorpsizat yang
diserapmasukkedalamadsorbensedangkanpadaadsorpsizat

yang

diseraphanyaterdapat di permukaannya (Sukardjo, 1990).
Proses

adsorpsi

yang

terjadipadakimisorpsi,

partikelmelekatpadapermukaandenganmembentukikatankimia
(biasanyaikatankovalen),

dancendrungmencaritempat

yang

memaksimumkanbilangankoordinasinyadengansubstrat.Peristiwaadsorpsidisebab
kanolehgayatarikmolekul-molekul di permukaanadsorbens. Diamanaadsorben
yang

biasadigunakandalampercobaanadalahkarbonaktif,

sedangkanzat

yang

diserapadalahasamasetat (Keenan, 1999).
Adsorpsi (penjerapan) adalah suatu proses pemisahan komponen dari
suatu fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben).
Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap dilepas pada adsorbsi kimia yang
merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yaang diserap himgga tidak
mungkin terjadi proses yang bolak balik. Adsorbat adalah substansi yang terserap
atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah
merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon
(Tim Labor Kimia Fisika, 2013).
Peristiwaadsorpsi yang terjadijikaberadapadapermukaanduafase yang
bersihditambahkankomponenketiga,
makakomponenketigainiakansangatmempengaruhuisifatpermukaan

(Atkins,

1990).
Bayangkan suatu bahan padat dengan permukaan yang bersih dan kering.
Jika permukaan ini dialiri suatu fluida-gas, cairan atau larutan. Terdapat suatu
kecendrungan dimana molekul-molekul gas, pelarut, atau zat terlarut akan
berinteraksi dengan permukaan zat padat. Jika bahan padat itu dipisahkan dengan
sangat halus atau sangat berpori atau dengan kata lain, jika permukaannya sangat
luas maka daerah adsorpsi yang terjadi mungkin cukup besar. Sebagai contoh,
jika suatu zat adsorben yang baik seperti misalnya arang yang dibuat secara
khusus dimasukkan kedalam bejana yang berisi gas, penurunan tekanan ketika
permukaan yang menarik molekul-molekul gas akan dapat diukur dengan mudah
(Underwood, 1989).
Adsorbsisecaraumumadalah proses penggumpalansubtansiterlarut (soluble)
yang

adadalamlarutan,

olehpermukaanzatataubendapenyerap,

dimanaterjadisuatuikatankimiafisikaantarasubtansidenganpenyerapannya.
Adsorbsidapatdikelompokkanmenjadidua, yaitu ;
1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan
suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan
adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya
maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.
2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi (Fera, 2012).
Ada beberapafaktor yang mempengaruhidayaserapadsorpsi, yaitu :
1. Sifat Serapan
Adsorpsiakanbertambahbesarsesuaidenganbertambahnyaukuranmolekulserap
andaristurktur

yang

sama,

Adsorbsijugadipengaruhiolehgugusfungsi,

sepertidalamderet
posisigugusfungsi,

homolog.
ikatanrangkap,

strukturrantaidarisenyawaserapan.
2. Temperatur/ suhu

Faktor yang mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas dan
stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifatsifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka
perlakuan dilakukan pada titik didihnya.

3. pH (Derajat Keasaman)

Adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan
asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk
mengurangi ionisasi asam organik tersebut.

4. Waktu Singgung

Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang
digunakan (Fera, 2012).
Aplikasi adsorpsi sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Misalnya,
pada sistem pengolahan air limbah industri tekstil yang banyak ditujukan untuk
menghilangkan warna dan yang umum digunakan adalah koagulasi-flokulasi.
Alternatif pengganti untuk proses koagulasi-flokulasi adalah proses adsorpsi dengan
menggunakan karbon aktif (Achmadi,2012).

Keragaman sifat-sifat permukaan adsorben komersial ini merupakan suatu
masalah bagi ahli kromatografi. Pada beberapa kasus, hanya dengan mencuci sebuah
adsorben seperti alumma dengan asam atau alkali, kita dapat mengubah perilakunya,
dan temperatur dimana adsorben tersebut dikeringka juga bisa menjadi hal yang
penting (Underwood, 1989).

Adsorben-adsorben yang paling lazim adalah zat padat yang secara kasar
dapat dikarakterisasi sebagai polar. Ini mencakup bahan-bahan anorganik seperti
kalsium dan magnesium karbonat, gel, silika, dan aluminium oksida atau bahan-bahan
organik seperti sukrosa, amilum, dan selulosa. Adsorben seperti itu memperlihatkan
afinitas yang tinggi terhadap zat terlarut polar, teruatam jika pelarut dari zat terlarut
tersebut rendah (Underwood, 1989).
Kebanyakanzatpengadsorpsiadalahadsorben.Bahan-bahan

yang

berpori,

danadsorpsiberlangsungterutamapadadinding-dindingpori (Achmadi, 2012)
Proses

adsorpsidapatdigambarkansebagai

proses

dimanamolekulmeninggalkanlarutandanmenempelpadapermukaanzatadsorbenakibatki
miadanfisika. Ahlipengolahan air membagiadsorpsimenjaditigalangkah, yaitu :
Makrotransport : perpindahan zat pencemar, disebut juga adsorbat (zat yang
diadsorpsi), di dalam air menuju permukaan adsorban.
Mikrotransport : perpindahan adsorbat menuju pori-pori di dalam adsorban.
Sorpsi : pelekatan zat adsorbat ke dinding pori-pori atau jaringan pembuluh
kapiler mikroskopis (Achmadi,2012).
Kekuataninteraksiadsorbatdenganadsorbendipengaruhiolehsifatdariadsorbatma
upunadsorbennya.Gejala yang umumdipakaiuntukmeramalkankomponenmana yang
diadsorpsilebihkuatadalahkepolaranadsorbendenganadsorbatnya.Apabilaadsorbennya
bersifat

polar,

makakomponen

yang

bersifat

polar

akanterikatlebihkuatdibandingkandengankomponen yang kurang polar (Fera, 2012).
Pemakaiankarbonaktifdalamtangkiaerasilumpuraktifmenghasilkanefisiensipen
golahan yang lebihbaikdanbiaya yang lebihekonomisdibandingkan proses koagulasiflokulasidan proses adsorpsidengakarbonaktif (Achmadi, 2012).
III. Equipments and Materials
a. Equipments used
1. Burette 50 ml : 1 pieces
2. Erlenmeyer Flask 50 ml : 2 pieces
3. Beaker Glass 50 ml : 5 pieces
4. Stand and Clamp : 1 set
5. Dropper : 2 pieces
6. Spatula : 1 piece
7. Funnel : 1 piece
8. Bottle Spray : 1 piece
9. Measuring Cylinder 5 ml : 1 piece
10. Measuring Cilinder 25 ml : 1 piece
11. Erlenmeyer Flask 100 ml : 2 pieces
b. Materials Used
1. Hydrochloric Acid (HCl) 0,1 N
2. Sodium Hydroxide (NaOH) 0,1 N
3. Phenolphtalein
4. Methyl Red
5. Aquadest
6. Clay
7. Charcoal
8. Filter Paper
9. Aluminium Foil
IV.

Scheme Work
Four beaker glass were prepared.

Two beaker glass was added by 0,5 grams clay and two other glass was added by
0,5 grams charcoal.

HCl 0,1 N 10 ml was added to charcoal and clay NaOH 0,1 N 10 ml was added to
charcoal and clay was waited about 10 minutes.

Then it was filtered with filter paper and each filtrate put into beaker glass.

Each filtred was taken about 5 ml and put into the erlenmeyer flask.

Filtrate of clay and charcoal acidic were added to the phenolphtalein indicator
then titrated with NaOH.

Filtrate of clay and charcoal base were added to the methyl red indicator then
titrated with HCl.

Volume of NaOH HCl that used were recorded.
V.

Data and Result Observation
a. Suasana Asam
HCl

V HCl

V NaOH

Lempung

5 ml

4 ml

Arang

5ml

3,8 ml

b. Suasana Basa
NaOH

V NaOH

V HCl

Lempung

5 ml

4 ml

Arang

5 ml

3,5 ml

VI. Calculate
1. Konsentrasi
a. Asam ( arang )
V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH
5 mL . N HCl = 5 mL . 0,1 N
N HCl = 0,5 N / 5
N HCl = 0,1 N
b. Asam ( lempung )
V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH
5 mL . N HCl = 4 mL . 0,1 N
N HCl = 0,4 N / 5
N HCl = 0,08 N
c. Basa ( arang )
V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH
2,5 mL . 0,1 N = 5 mL . N NaOH
N NaOH = 0,25 N / 5
N NaOH = 0,05 N
d. Basa ( lempung )
V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH
3 mL . 0,1 N = 5 mL . N NaOH
N NaOH = 0,3 N / 5
N NaOH = 0,06 N

2. Konsentrasi Total
a. Asam ( arang )
Ctotal = Cawal - Cakhir
= 0,1 N – 0,1 N
=0N
b. Asam ( lempung )
Ctotal = Cawal - Cakhir
= 0,1 N – 0,08 N
= 0,02 N
c. Basa ( arang )
Ctotal = Cawal - Cakhir
= 0,1 N – 0,05 N
= 0,05 N
d. Basa ( lempung )
Ctotal = Cawal - Cakhir
= 0,1 N – 0,06 N
= 0, 09 N

3. % Konsentrasi
a. Asam ( arang )
b. Asam ( lempung )

c. Basa ( arang )

d. Basa ( lempung )

VII. Chemical Reaction
1. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
2. SiO4 . AlO2(s) + 4 HCl(aq) [Al(SiCl4)]3+(aq) + 2H2O(l) + 4O2(g)
3. SiO4 . AlO6(s) + 4NaOH(aq) [ Al(SiOH)4]3+(aq) + 2Na2O(aq) + 4O2(g)
4. –C-C-C-C + H+ Cl- -C-C-C-C-Cl + H+
5. –C-C-C-C + Na+ OH- -C-C-C-C-OH + Na+
VIII. Discussion
Penentuan keasaman zat berpori ini bertujuan untuk menentukan tingkat keasaman
suatu zat yang memiliki pori berbeda-beda. Pada percobaan ini dilakukan perendaman atau
penambahan pada arang dan lempung yang berbeda bertujuan untuk memberikan suasana
atau kondisi pada arang dan lempung sehingga pada percobaan ini ada lempung dan arang
suasana asam dan juga arang dan lempung dalam suasana basa, yang bertujuan untuk
membandingkan daya penyerapan arang dan lempung pada suasana asam dan basa. Setelah
ditambahkan HCl maupun NaOH, arang adan lempung dikocok untuk melarutkan arang
maupun lempung dengan HCl maupun NaOH.
Pendiaman campuran dilakukan selama 10 menit untuk menyerap zat-zat pengotor
yang terdapat pada HCl maupun NaOH oleh arang dan juga lempung. Penyaringan dilakukan
untuk memisahkan HCl maupun NaOH dengan arang dan lempung. Filtrat HCl maupun
NaOH diambil, pada filtrate HCl ditambahkan Fenolftalein karena Fenolftalein merupakan
indicator basa yang apabila ditambahkan kedalam asam akan membentuk larutan yang tidak
berwarna dan juga karena filtrate HCl tersebut dititrasi dengan basa, yaitu NaOH, agar mudah
mengamati perubahan warnanya pada saat tercapai titik ekivalen atau titik akhir titrasinya.
Sedangkan pada filtrate NaOH ditambahkan kedalam basa akan membentuk larutan berwarna
kuning dan juga karena filtrate NaOH tersebut dititrasi dengan asam, yaitu HCl agar mudah
mengamati perubahan warnanya saat mencapai titik akhir titrasinya. Dari percobaan yang
dilakukan, didapatkanlah data percobaan pada suasana asam, volume NaOH yang terpakai,
yang menggunakan arang sebagai adsorbennya adalah 5 mL, sedangkan yang menggunakan
lempung sebagai adsorbennya adalah 4 mL. Data percobaan pada suasana basa, volume HCl
yang terpakai yang menggunakan arang sebagai adsorbennya adalah 2,5 mL, sedangkan yang
menggunakan lempung sebagai adsorbennya adalah 3 mL. berdasarkan perhitungan persen
konsentrasi pada suasana asam yang adsorbennya arang diperoleh persen konsentrasinya 0%
sedangkan yang adsorbenmya lempung persen konsentrasinya 1,46 %. Hal ini berarti
lempung lebih bagus daripada arang digunakan sebagai adsorben, berdasarkan besarnya
persen konsentrasi. Sedangkan persen konsentrasi pada suasana basa yang adsorbennya
arang, persen konsentrasinya adalah 3,65 % sedangkan yang adsorbennya lempung, persen
konsentrasinya adalah 2,92 %. Berdasarkan persen konsentrasinya, adsorben yang bagus
digunakan adalah arang. Pada percobaan ini yang digunakan sebagai adsorbat adalah HCl dan
NaOH sedangkan adsorbennya adalah arang dan lempung. Berdasarkan teori, adsorben yang
bagus adalah lempung, tapi pada percobaan yang dilakukan dari hasil yang diperoleh pada
suasana basa besar yang besar pada adsorben arang. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan
pada saat melakukan titrasi.

IX. Question and Answer
1. Jelaskan karakterisasi lempung secara lengkap!
Jawab:
Lempung adalah hidrat alumina silika dan beberapa diantaranya mengandung alkali
dan alkali tanah sebagai kompone penting. Lempung mempunyai sifat liat dan
kristain. Atom-atomnya tersusun pada pola geometris tertentu. Partikel lempung
berukuran 0,002 mm dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron lempung
yang dipakai sebagai penyerap dan penapis molekul memerlukan proses dehidrasi
terlebih dahulu untuk mencapai keadaan bebas air sehingga terbentuk pori-pori
lempung.
Tanah
lempung
memiliki
ciri-ciri
sebagai
berikut
:
a. Tanah sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian.
b. Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basa lemah dan basa kuat
menyatu antara tanah yang satu dengan tanah yang lain.
c. Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus.
d. Merupakan bahan baku [embuatan tembakau dan kerajinan tangan lainnya dalam
pembuatannya harus dibakar dengan suhu diatas 100 c.
2. Sebutkan dan jelaskan faktor yang mempengaruhi proses penyerapn absorpsi!
Jawab :
a. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan adsorbsi, maka semakin banyak zat yang teradsorpsi.
b. Jenis Adsorbat
1. Peningkatan polaristabilitas adsorbat akan meningkat kemampuan adsorpsi
molekul yang mempunyai polaristabilitas yang tinggi (polar).
2. Peningkatan berat molekul adsorbat dapat meningkatkan kemampuan
adsorpsi.
3. Adsorbat dengan rantai bercabang biasanya lebih mudah diadsorpsi
dibandingkan rantai yang lurus.
c. Konsentrasi Adsorbat
Semakin besar konsentrasi, semakin banyak jumlah substansi yang terkumpul.
d. Struktur Molekul Adsorbat
Hidroksil dan amino mengurangi kemampuan penyisihan sedangkan nitrogen
meningkatkan penyisihan.
e. Temperatur
Pemanasan yang terlalu tinggi dapat merusak absorban, sehingga kemampuan
penyerapan menurun.
f. pH
pH larutan mempengaruhi kelarutan ion logam, aktivitas gugus fungsi pada
absorben dan kompetisi ion logam dalam proses adsoprsi.
g. Kecepatan Pengadukan
Bila pengadukan terlalu lambat maka proses adsorpsi berlangsung lambat, tetapi
bila pengadukan terlalu cepat kemungkinan struktur adsorben cepat rusak sehinga
proses adsorpsi kurabg optimal.
h. Waktu Kontak
Penentuan waktu kontak yang menghasilkan kapasitas adsorpsi maksimum terjadi
pada waktu kesetimbangan.
3. Apa yang dimaksud dengan proses titrasi, titran, titrat, titik akhir titrasi dan indikator!
Jawab :
a. Proses titrasi adalah metode analisa kimia kuantitatif untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan / reaktan.
b. Titran adalah suatu larutan yang mengandung reagensia dan konsentrasi yang
telah diketahui dan biasanya larutan yang berada dalam buret.
c. Titrat adalah zat yang telah dititrasi dan ingin diketahui konsentrasinya biasanya
larutan yang berada dalam erlenmeyer.
d. Titik akhir titrasi adalah titik saat insikator menunjukkan gejala yang menandai
bahwa titk ekivalen telah tercapai.
e. Indikator adalah senyawa organik yang dapat mempertahankan warna berbeda
dalam larutan yang bersifat asam maupun basa.
4. Sebutkan dan jelaskan cara-cara mengukur keasaman suatu larutann!
Jawab :
a. Kertas lakmus
Pengukuran dengan kertas lakmus hanya bersifat pendekatan karea tidak bisa
mengetahui nilai pH sebenarnya dan kertas lakmus hanya digunakan satu kali
saja. Jika suatu larutan mengubah kertas lakmus menjadi biru, berarti larutan
tersebut bersifat basa. Jika suatu larutan mengubah kertas lakmus menjadi merah,
berarti larutan tersebut bersifat asam.
b. pH meter
pH meter terdiri dari elektroda pengukur pH yang bekerja dengan adanya arus
listrik. Pengukuran dengan pH meter lebih akurat dari pada dengan kertas lakmus,
karena pH larutan dapat terukur dengan nilai tertentu. Selain itu, pH meter dapat
digunakan berulang-ulang.
c. Indikator asam-basa
Zat kimia mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa.
Contoh pada phenolphtalein jika dalam suasana asam maka warna yang dihasilkan
bening, dan dalam suasana basa akan berwarna merah muda.
d. Indikator alam
Indikator yang berasal dari alam, seperti bunga sepatu dan lain-lain.
e. Indikator universal
Indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan pH suatu larutan dengan
warna yang telah tertera pada kotak indikator.

X. Conclution
1. Tingkat keasaman arang dan lempung berdasarkan hasil percobaan labih bersifat
asam atau asam kuat lempung daripada arang karena persen konsentrasinya lebih
besar, konsentrasi berbanding terbalik dengan pH.
2. Berdasakan pengertian adsorpsi, adsorbat, dan adsorban pada percobaan ini
dilakukan proses pemisahan komponen lain yang bercampur dengan HCl maupun
NaOH atau zat pengotor tapi yang diamati hanya pada permukaan campuran, media
penyerapnya adalah arang dan lempung.
3. Lempung merupakan mineral yang berarti banyak terdapat dialam, lempung
tersusun dari tetrahedral Si-O dan octahedral Al-O.
4. Cara menentukan keasaman pada lempung dan juga arang adalah dengan
menggunakan indicator phenolftalein.
5. Berdasarkan hasil percobaan, persen konsentrasi arang pada suasana asam adalah
0% sedangkan persentase konsentrasi lempung adalah 1,46%. Pada suasana basa
persen konsentrasi arang adalah 3,65% sedangkan persen konsentrasi lempung 2,92
%.
XI.Reference
Achmadi. 2012. Jurnal Kimia Fisika Penentuan Entalpi Adsorpsi.
http://achmadi.wordpress.com/2012/04/28/jurnal-kimia-fisika-penentuanadsorpsi/. Diakses tanggal 1 Desember 2013.
Anggraini. 2012. Penentuan Skala Keasaman dan Kabasaan.
http://Anggraini.www.rumus-fisika.com/2012/09/penentuan-skala-keasaman-dankebasaan.html. Diakses tanggal 1 Desember 2013.
Fera. 2012. Adsorpsi.
http://ferrapramadewi.wordpress.com/2012/adsorpsi/author/ferrazukhrufia/page/
2/. Diakses tanggal 1 Desember.
Keenan. 1999. Kimia untuk Universitas. Erlangga, Jakarta.
Sukardjo. 1990. Kimia Koordinasi. PT. Rineka Cipata, Jakarta.
Tim Labor Kimia Fisika. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika 1. Fmipa-UR, Pekanbaru.
Underwood. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

More Related Content

What's hot

96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromatHaris Nurhidayat
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3qlp
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapanhengkinugraha
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusiIhsan Yaacob
 
Laporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum OrganikLaporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum OrganikAdeputri Azhar
 
Gravimetri ppt
Gravimetri pptGravimetri ppt
Gravimetri pptBillqis yh
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 

What's hot (20)

96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat
 
analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
10 gravimetri
10 gravimetri10 gravimetri
10 gravimetri
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapan
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusi
 
pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
 
Laporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum OrganikLaporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum Organik
 
Gravimetri ppt
Gravimetri pptGravimetri ppt
Gravimetri ppt
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
2
22
2
 
Sifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif LarutanSifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif Larutan
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Kromatografi2
Kromatografi2Kromatografi2
Kromatografi2
 

Viewers also liked

Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Dede Suhendra
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiRihlatul adni
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositasmery gita
 
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat deviLaporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devidevirmdhni
 
Laporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zatLaporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zatFirda Shabrina
 
Perc 3 kuat medan ligan
Perc 3   kuat medan liganPerc 3   kuat medan ligan
Perc 3 kuat medan liganMartina Fajri
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositasmery gita
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Dede Suhendra
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum asterias
 
Laporan Praktikum Kimia Elektrolisis
Laporan Praktikum Kimia ElektrolisisLaporan Praktikum Kimia Elektrolisis
Laporan Praktikum Kimia ElektrolisisRevika Nurul Fadillah
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Dede Suhendra
 
Laporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zatLaporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zatMaRis Aini
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatErnalia Rosita
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 

Viewers also liked (20)

Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositas
 
laju aliran
laju aliran laju aliran
laju aliran
 
Isi
Isi Isi
Isi
 
Percobaan ii mirna
Percobaan ii mirnaPercobaan ii mirna
Percobaan ii mirna
 
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat deviLaporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
 
11. energi kisi
11. energi kisi11. energi kisi
11. energi kisi
 
Laporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zatLaporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zat
 
Perc 3 kuat medan ligan
Perc 3   kuat medan liganPerc 3   kuat medan ligan
Perc 3 kuat medan ligan
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositas
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum
 
Laporan Praktikum Kimia Elektrolisis
Laporan Praktikum Kimia ElektrolisisLaporan Praktikum Kimia Elektrolisis
Laporan Praktikum Kimia Elektrolisis
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
 
Laporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zatLaporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zat
 
PP flavonoid
PP flavonoidPP flavonoid
PP flavonoid
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 

Similar to Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxLAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxFikramMunandar
 
Adsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisikAdsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisikiriadiirwan
 
Adsorben makalah
Adsorben makalahAdsorben makalah
Adsorben makalahMia Odina
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
TermokimiaTillapia
 
Kimia permukaan
Kimia permukaanKimia permukaan
Kimia permukaanTillapia
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanDiffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanriski890
 
Pemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatPemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatAlfiah Alif
 
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul eAbsorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul easepkurniawan12
 
Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )andi septi
 

Similar to Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii (20)

LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxLAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
Adsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisikAdsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisik
 
Adsorben makalah
Adsorben makalahAdsorben makalah
Adsorben makalah
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Kimia permukaan
Kimia permukaanKimia permukaan
Kimia permukaan
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Laporan kir
Laporan kirLaporan kir
Laporan kir
 
12001445.ppt
12001445.ppt12001445.ppt
12001445.ppt
 
Makalah koloid
Makalah koloidMakalah koloid
Makalah koloid
 
ppt.Kaloid
ppt.Kaloidppt.Kaloid
ppt.Kaloid
 
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanDiffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
 
Pemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatPemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padat
 
Kir
KirKir
Kir
 
Sintesis nanopartikel
Sintesis nanopartikelSintesis nanopartikel
Sintesis nanopartikel
 
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul eAbsorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
 
Adsorpsi 2.pptx
Adsorpsi 2.pptxAdsorpsi 2.pptx
Adsorpsi 2.pptx
 
Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )
 
Bab 1 ww
Bab 1 wwBab 1 ww
Bab 1 ww
 

More from Dede Suhendra

More from Dede Suhendra (8)

Laporan praktikum kimfis kel ix
Laporan praktikum kimfis kel ixLaporan praktikum kimfis kel ix
Laporan praktikum kimfis kel ix
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaan Tegangan permukaan
Tegangan permukaan
 
Destilation of biner solution
Destilation of biner solution Destilation of biner solution
Destilation of biner solution
 
Model ikatan kimia
Model ikatan kimia Model ikatan kimia
Model ikatan kimia
 
ikatan kimia
ikatan kimiaikatan kimia
ikatan kimia
 
Kartu merah
Kartu merahKartu merah
Kartu merah
 
orbital molekul
orbital molekulorbital molekul
orbital molekul
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 

Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DETERMINE OF ACIDITY PORUS SUBSTANCES Disusun Oleh : K-113-12-001-F K-113-12-015-F LABORATORIUM KIMIA FISIKA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN Nomor Lab : k-113-12-001-f, k-113-12-015-f NIM : 1203111788, 1203113505 Kelas / Kelompok : A / VIII Tanggal Praktikum : 04 Desember 2013 Judul Praktikum : Keasaman Zat Berpori Pekanbaru, 27 Desember 2013 Praktikan k-113-12-001-f NIM. 1203111788 k-113-12-015-f NIM. 1203113505 Menyetujui, Mengetahui, Koordinator Asisten Praktikum Kimia Fisika I (Ade Priyanto,S.Si) NIM.1110247272 Asisten (Mhd. Reza Pahlevi) NIM. 1003121327
  • 3. DETERMINE OF ACIDITY POROUS SUBSTANCE ABSTRACT Tujuan dari percobaan penentuan keasaman zat berpori ini adalah untuk menentukan tingkat keasaman suatu zat yang memiliki pori berbeda-beda. Adsorbsi ( penyerapan ) adalah suatu proses pemisahan komponen dari suatu fasa fluida berpindah kepermukaan zat padat. Adsorbat adalah substansi yang terserap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya. Adsorben adalah suatu media penyerap. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode titrasi. Zat berpori yang digunakan pada percobaan ini adalah lempung dan arrang yang telah dikalsinasi. Pada suasana asam, NaOH yang terpakai untuk arang adalah 5 mL sedangkan untuk lempung adalah 4 mL. pada suasana basa, HCl yang terpakai untuk arang adalah 2,5 mL sedangkan untuk lempung adalah 3 mL. berdasarkan hasil percobaan, persen konsentrasi pada suasana asam untuk arang adalah 0 %, untuk lempung adalah 1,46 %, sedangkan pada suasana basa untuk arang adalah 3,65 %, untuk lempung adalah 2,92 %.
  • 4. I. Purpose 1. Menentukan tingkat keasaman suatu zat yang memiliki pori berbeda 2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses penyerapan dalam adsorpsi 3. Mengetahui cara-cara mengukur keasaman suatu zat II. Theory Pada umumnya semua asam mempunyai sifat tertentu. Jumlah ion H+ dalam air digunakan untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin zat tersebut memiliki keasaman tinggi, semakin banyak ion H+ dalam air (Anggraini, 2012). Adsorpsi merupakan proses pemisahan dimana komponen dari suatu fase fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Biasanya pertikel-pertikel kecil zat penyerap dan yang umum dilepaskan pada adsorpsi kimia yang merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yang diserap hingga terjadi proses yang bolak balik (Achmadi, 2012). Kinetikaadsorpsimenyatakanadanya proses penyerapansuatuzatolehadsorbendalamfungsiwaktu. Adsorpsiterjadidalampermukaanzatpadatkarenaadanyadayatarik atom ataumolekulpadapermukaanzatpadat.Molekulmolekulpadapermukaanzatpadatatauzatcair, karenatidakadagaya-gaya lain mempunyaigayatarikkearahdalam, yang mengimbangi.Adanya gay- gayainimenyebabkanzatpadatdanzatcair, mempunyaigayaadsorpsi.Absorbsiberbedadenganadsorpsi, padaabsorpsizat yang diserapmasukkedalamadsorbensedangkanpadaadsorpsizat yang diseraphanyaterdapat di permukaannya (Sukardjo, 1990). Proses adsorpsi yang terjadipadakimisorpsi, partikelmelekatpadapermukaandenganmembentukikatankimia (biasanyaikatankovalen), dancendrungmencaritempat yang memaksimumkanbilangankoordinasinyadengansubstrat.Peristiwaadsorpsidisebab
  • 5. kanolehgayatarikmolekul-molekul di permukaanadsorbens. Diamanaadsorben yang biasadigunakandalampercobaanadalahkarbonaktif, sedangkanzat yang diserapadalahasamasetat (Keenan, 1999). Adsorpsi (penjerapan) adalah suatu proses pemisahan komponen dari suatu fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap dilepas pada adsorbsi kimia yang merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yaang diserap himgga tidak mungkin terjadi proses yang bolak balik. Adsorbat adalah substansi yang terserap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon (Tim Labor Kimia Fisika, 2013). Peristiwaadsorpsi yang terjadijikaberadapadapermukaanduafase yang bersihditambahkankomponenketiga, makakomponenketigainiakansangatmempengaruhuisifatpermukaan (Atkins, 1990). Bayangkan suatu bahan padat dengan permukaan yang bersih dan kering. Jika permukaan ini dialiri suatu fluida-gas, cairan atau larutan. Terdapat suatu kecendrungan dimana molekul-molekul gas, pelarut, atau zat terlarut akan berinteraksi dengan permukaan zat padat. Jika bahan padat itu dipisahkan dengan sangat halus atau sangat berpori atau dengan kata lain, jika permukaannya sangat luas maka daerah adsorpsi yang terjadi mungkin cukup besar. Sebagai contoh, jika suatu zat adsorben yang baik seperti misalnya arang yang dibuat secara khusus dimasukkan kedalam bejana yang berisi gas, penurunan tekanan ketika permukaan yang menarik molekul-molekul gas akan dapat diukur dengan mudah (Underwood, 1989). Adsorbsisecaraumumadalah proses penggumpalansubtansiterlarut (soluble) yang adadalamlarutan, olehpermukaanzatataubendapenyerap, dimanaterjadisuatuikatankimiafisikaantarasubtansidenganpenyerapannya. Adsorbsidapatdikelompokkanmenjadidua, yaitu ;
  • 6. 1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben. 2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi (Fera, 2012). Ada beberapafaktor yang mempengaruhidayaserapadsorpsi, yaitu : 1. Sifat Serapan Adsorpsiakanbertambahbesarsesuaidenganbertambahnyaukuranmolekulserap andaristurktur yang sama, Adsorbsijugadipengaruhiolehgugusfungsi, sepertidalamderet posisigugusfungsi, homolog. ikatanrangkap, strukturrantaidarisenyawaserapan. 2. Temperatur/ suhu Faktor yang mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifatsifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. 3. pH (Derajat Keasaman) Adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. 4. Waktu Singgung Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan (Fera, 2012).
  • 7. Aplikasi adsorpsi sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada sistem pengolahan air limbah industri tekstil yang banyak ditujukan untuk menghilangkan warna dan yang umum digunakan adalah koagulasi-flokulasi. Alternatif pengganti untuk proses koagulasi-flokulasi adalah proses adsorpsi dengan menggunakan karbon aktif (Achmadi,2012). Keragaman sifat-sifat permukaan adsorben komersial ini merupakan suatu masalah bagi ahli kromatografi. Pada beberapa kasus, hanya dengan mencuci sebuah adsorben seperti alumma dengan asam atau alkali, kita dapat mengubah perilakunya, dan temperatur dimana adsorben tersebut dikeringka juga bisa menjadi hal yang penting (Underwood, 1989). Adsorben-adsorben yang paling lazim adalah zat padat yang secara kasar dapat dikarakterisasi sebagai polar. Ini mencakup bahan-bahan anorganik seperti kalsium dan magnesium karbonat, gel, silika, dan aluminium oksida atau bahan-bahan organik seperti sukrosa, amilum, dan selulosa. Adsorben seperti itu memperlihatkan afinitas yang tinggi terhadap zat terlarut polar, teruatam jika pelarut dari zat terlarut tersebut rendah (Underwood, 1989). Kebanyakanzatpengadsorpsiadalahadsorben.Bahan-bahan yang berpori, danadsorpsiberlangsungterutamapadadinding-dindingpori (Achmadi, 2012) Proses adsorpsidapatdigambarkansebagai proses dimanamolekulmeninggalkanlarutandanmenempelpadapermukaanzatadsorbenakibatki miadanfisika. Ahlipengolahan air membagiadsorpsimenjaditigalangkah, yaitu : Makrotransport : perpindahan zat pencemar, disebut juga adsorbat (zat yang diadsorpsi), di dalam air menuju permukaan adsorban. Mikrotransport : perpindahan adsorbat menuju pori-pori di dalam adsorban. Sorpsi : pelekatan zat adsorbat ke dinding pori-pori atau jaringan pembuluh kapiler mikroskopis (Achmadi,2012). Kekuataninteraksiadsorbatdenganadsorbendipengaruhiolehsifatdariadsorbatma upunadsorbennya.Gejala yang umumdipakaiuntukmeramalkankomponenmana yang diadsorpsilebihkuatadalahkepolaranadsorbendenganadsorbatnya.Apabilaadsorbennya
  • 8. bersifat polar, makakomponen yang bersifat polar akanterikatlebihkuatdibandingkandengankomponen yang kurang polar (Fera, 2012). Pemakaiankarbonaktifdalamtangkiaerasilumpuraktifmenghasilkanefisiensipen golahan yang lebihbaikdanbiaya yang lebihekonomisdibandingkan proses koagulasiflokulasidan proses adsorpsidengakarbonaktif (Achmadi, 2012). III. Equipments and Materials a. Equipments used 1. Burette 50 ml : 1 pieces 2. Erlenmeyer Flask 50 ml : 2 pieces 3. Beaker Glass 50 ml : 5 pieces 4. Stand and Clamp : 1 set 5. Dropper : 2 pieces 6. Spatula : 1 piece 7. Funnel : 1 piece 8. Bottle Spray : 1 piece 9. Measuring Cylinder 5 ml : 1 piece 10. Measuring Cilinder 25 ml : 1 piece 11. Erlenmeyer Flask 100 ml : 2 pieces b. Materials Used 1. Hydrochloric Acid (HCl) 0,1 N 2. Sodium Hydroxide (NaOH) 0,1 N 3. Phenolphtalein 4. Methyl Red 5. Aquadest 6. Clay 7. Charcoal 8. Filter Paper 9. Aluminium Foil
  • 9. IV. Scheme Work Four beaker glass were prepared. Two beaker glass was added by 0,5 grams clay and two other glass was added by 0,5 grams charcoal. HCl 0,1 N 10 ml was added to charcoal and clay NaOH 0,1 N 10 ml was added to charcoal and clay was waited about 10 minutes. Then it was filtered with filter paper and each filtrate put into beaker glass. Each filtred was taken about 5 ml and put into the erlenmeyer flask. Filtrate of clay and charcoal acidic were added to the phenolphtalein indicator then titrated with NaOH. Filtrate of clay and charcoal base were added to the methyl red indicator then titrated with HCl. Volume of NaOH HCl that used were recorded.
  • 10. V. Data and Result Observation a. Suasana Asam HCl V HCl V NaOH Lempung 5 ml 4 ml Arang 5ml 3,8 ml b. Suasana Basa NaOH V NaOH V HCl Lempung 5 ml 4 ml Arang 5 ml 3,5 ml VI. Calculate 1. Konsentrasi a. Asam ( arang ) V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH 5 mL . N HCl = 5 mL . 0,1 N N HCl = 0,5 N / 5 N HCl = 0,1 N b. Asam ( lempung ) V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH 5 mL . N HCl = 4 mL . 0,1 N N HCl = 0,4 N / 5 N HCl = 0,08 N c. Basa ( arang ) V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH 2,5 mL . 0,1 N = 5 mL . N NaOH N NaOH = 0,25 N / 5 N NaOH = 0,05 N
  • 11. d. Basa ( lempung ) V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH 3 mL . 0,1 N = 5 mL . N NaOH N NaOH = 0,3 N / 5 N NaOH = 0,06 N 2. Konsentrasi Total a. Asam ( arang ) Ctotal = Cawal - Cakhir = 0,1 N – 0,1 N =0N b. Asam ( lempung ) Ctotal = Cawal - Cakhir = 0,1 N – 0,08 N = 0,02 N c. Basa ( arang ) Ctotal = Cawal - Cakhir = 0,1 N – 0,05 N = 0,05 N d. Basa ( lempung ) Ctotal = Cawal - Cakhir = 0,1 N – 0,06 N = 0, 09 N 3. % Konsentrasi a. Asam ( arang )
  • 12. b. Asam ( lempung ) c. Basa ( arang ) d. Basa ( lempung ) VII. Chemical Reaction 1. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l) 2. SiO4 . AlO2(s) + 4 HCl(aq) [Al(SiCl4)]3+(aq) + 2H2O(l) + 4O2(g) 3. SiO4 . AlO6(s) + 4NaOH(aq) [ Al(SiOH)4]3+(aq) + 2Na2O(aq) + 4O2(g) 4. –C-C-C-C + H+ Cl- -C-C-C-C-Cl + H+ 5. –C-C-C-C + Na+ OH- -C-C-C-C-OH + Na+
  • 13. VIII. Discussion Penentuan keasaman zat berpori ini bertujuan untuk menentukan tingkat keasaman suatu zat yang memiliki pori berbeda-beda. Pada percobaan ini dilakukan perendaman atau penambahan pada arang dan lempung yang berbeda bertujuan untuk memberikan suasana atau kondisi pada arang dan lempung sehingga pada percobaan ini ada lempung dan arang suasana asam dan juga arang dan lempung dalam suasana basa, yang bertujuan untuk membandingkan daya penyerapan arang dan lempung pada suasana asam dan basa. Setelah ditambahkan HCl maupun NaOH, arang adan lempung dikocok untuk melarutkan arang maupun lempung dengan HCl maupun NaOH. Pendiaman campuran dilakukan selama 10 menit untuk menyerap zat-zat pengotor yang terdapat pada HCl maupun NaOH oleh arang dan juga lempung. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan HCl maupun NaOH dengan arang dan lempung. Filtrat HCl maupun NaOH diambil, pada filtrate HCl ditambahkan Fenolftalein karena Fenolftalein merupakan indicator basa yang apabila ditambahkan kedalam asam akan membentuk larutan yang tidak berwarna dan juga karena filtrate HCl tersebut dititrasi dengan basa, yaitu NaOH, agar mudah mengamati perubahan warnanya pada saat tercapai titik ekivalen atau titik akhir titrasinya. Sedangkan pada filtrate NaOH ditambahkan kedalam basa akan membentuk larutan berwarna kuning dan juga karena filtrate NaOH tersebut dititrasi dengan asam, yaitu HCl agar mudah mengamati perubahan warnanya saat mencapai titik akhir titrasinya. Dari percobaan yang dilakukan, didapatkanlah data percobaan pada suasana asam, volume NaOH yang terpakai, yang menggunakan arang sebagai adsorbennya adalah 5 mL, sedangkan yang menggunakan lempung sebagai adsorbennya adalah 4 mL. Data percobaan pada suasana basa, volume HCl yang terpakai yang menggunakan arang sebagai adsorbennya adalah 2,5 mL, sedangkan yang menggunakan lempung sebagai adsorbennya adalah 3 mL. berdasarkan perhitungan persen konsentrasi pada suasana asam yang adsorbennya arang diperoleh persen konsentrasinya 0% sedangkan yang adsorbenmya lempung persen konsentrasinya 1,46 %. Hal ini berarti lempung lebih bagus daripada arang digunakan sebagai adsorben, berdasarkan besarnya persen konsentrasi. Sedangkan persen konsentrasi pada suasana basa yang adsorbennya arang, persen konsentrasinya adalah 3,65 % sedangkan yang adsorbennya lempung, persen konsentrasinya adalah 2,92 %. Berdasarkan persen konsentrasinya, adsorben yang bagus digunakan adalah arang. Pada percobaan ini yang digunakan sebagai adsorbat adalah HCl dan NaOH sedangkan adsorbennya adalah arang dan lempung. Berdasarkan teori, adsorben yang bagus adalah lempung, tapi pada percobaan yang dilakukan dari hasil yang diperoleh pada
  • 14. suasana basa besar yang besar pada adsorben arang. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan pada saat melakukan titrasi. IX. Question and Answer 1. Jelaskan karakterisasi lempung secara lengkap! Jawab: Lempung adalah hidrat alumina silika dan beberapa diantaranya mengandung alkali dan alkali tanah sebagai kompone penting. Lempung mempunyai sifat liat dan kristain. Atom-atomnya tersusun pada pola geometris tertentu. Partikel lempung berukuran 0,002 mm dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron lempung yang dipakai sebagai penyerap dan penapis molekul memerlukan proses dehidrasi terlebih dahulu untuk mencapai keadaan bebas air sehingga terbentuk pori-pori lempung. Tanah lempung memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Tanah sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian. b. Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basa lemah dan basa kuat menyatu antara tanah yang satu dengan tanah yang lain. c. Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus. d. Merupakan bahan baku [embuatan tembakau dan kerajinan tangan lainnya dalam pembuatannya harus dibakar dengan suhu diatas 100 c. 2. Sebutkan dan jelaskan faktor yang mempengaruhi proses penyerapn absorpsi! Jawab : a. Luas Permukaan Semakin luas permukaan adsorbsi, maka semakin banyak zat yang teradsorpsi. b. Jenis Adsorbat 1. Peningkatan polaristabilitas adsorbat akan meningkat kemampuan adsorpsi molekul yang mempunyai polaristabilitas yang tinggi (polar). 2. Peningkatan berat molekul adsorbat dapat meningkatkan kemampuan adsorpsi. 3. Adsorbat dengan rantai bercabang biasanya lebih mudah diadsorpsi dibandingkan rantai yang lurus. c. Konsentrasi Adsorbat Semakin besar konsentrasi, semakin banyak jumlah substansi yang terkumpul. d. Struktur Molekul Adsorbat Hidroksil dan amino mengurangi kemampuan penyisihan sedangkan nitrogen meningkatkan penyisihan. e. Temperatur Pemanasan yang terlalu tinggi dapat merusak absorban, sehingga kemampuan penyerapan menurun.
  • 15. f. pH pH larutan mempengaruhi kelarutan ion logam, aktivitas gugus fungsi pada absorben dan kompetisi ion logam dalam proses adsoprsi. g. Kecepatan Pengadukan Bila pengadukan terlalu lambat maka proses adsorpsi berlangsung lambat, tetapi bila pengadukan terlalu cepat kemungkinan struktur adsorben cepat rusak sehinga proses adsorpsi kurabg optimal. h. Waktu Kontak Penentuan waktu kontak yang menghasilkan kapasitas adsorpsi maksimum terjadi pada waktu kesetimbangan. 3. Apa yang dimaksud dengan proses titrasi, titran, titrat, titik akhir titrasi dan indikator! Jawab : a. Proses titrasi adalah metode analisa kimia kuantitatif untuk menentukan konsentrasi suatu larutan / reaktan. b. Titran adalah suatu larutan yang mengandung reagensia dan konsentrasi yang telah diketahui dan biasanya larutan yang berada dalam buret. c. Titrat adalah zat yang telah dititrasi dan ingin diketahui konsentrasinya biasanya larutan yang berada dalam erlenmeyer. d. Titik akhir titrasi adalah titik saat insikator menunjukkan gejala yang menandai bahwa titk ekivalen telah tercapai. e. Indikator adalah senyawa organik yang dapat mempertahankan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam maupun basa. 4. Sebutkan dan jelaskan cara-cara mengukur keasaman suatu larutann! Jawab : a. Kertas lakmus Pengukuran dengan kertas lakmus hanya bersifat pendekatan karea tidak bisa mengetahui nilai pH sebenarnya dan kertas lakmus hanya digunakan satu kali saja. Jika suatu larutan mengubah kertas lakmus menjadi biru, berarti larutan tersebut bersifat basa. Jika suatu larutan mengubah kertas lakmus menjadi merah, berarti larutan tersebut bersifat asam. b. pH meter pH meter terdiri dari elektroda pengukur pH yang bekerja dengan adanya arus listrik. Pengukuran dengan pH meter lebih akurat dari pada dengan kertas lakmus, karena pH larutan dapat terukur dengan nilai tertentu. Selain itu, pH meter dapat digunakan berulang-ulang. c. Indikator asam-basa Zat kimia mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Contoh pada phenolphtalein jika dalam suasana asam maka warna yang dihasilkan bening, dan dalam suasana basa akan berwarna merah muda. d. Indikator alam Indikator yang berasal dari alam, seperti bunga sepatu dan lain-lain. e. Indikator universal
  • 16. Indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan pH suatu larutan dengan warna yang telah tertera pada kotak indikator. X. Conclution 1. Tingkat keasaman arang dan lempung berdasarkan hasil percobaan labih bersifat asam atau asam kuat lempung daripada arang karena persen konsentrasinya lebih besar, konsentrasi berbanding terbalik dengan pH. 2. Berdasakan pengertian adsorpsi, adsorbat, dan adsorban pada percobaan ini dilakukan proses pemisahan komponen lain yang bercampur dengan HCl maupun NaOH atau zat pengotor tapi yang diamati hanya pada permukaan campuran, media penyerapnya adalah arang dan lempung. 3. Lempung merupakan mineral yang berarti banyak terdapat dialam, lempung tersusun dari tetrahedral Si-O dan octahedral Al-O. 4. Cara menentukan keasaman pada lempung dan juga arang adalah dengan menggunakan indicator phenolftalein. 5. Berdasarkan hasil percobaan, persen konsentrasi arang pada suasana asam adalah 0% sedangkan persentase konsentrasi lempung adalah 1,46%. Pada suasana basa persen konsentrasi arang adalah 3,65% sedangkan persen konsentrasi lempung 2,92 %.
  • 17. XI.Reference Achmadi. 2012. Jurnal Kimia Fisika Penentuan Entalpi Adsorpsi. http://achmadi.wordpress.com/2012/04/28/jurnal-kimia-fisika-penentuanadsorpsi/. Diakses tanggal 1 Desember 2013. Anggraini. 2012. Penentuan Skala Keasaman dan Kabasaan. http://Anggraini.www.rumus-fisika.com/2012/09/penentuan-skala-keasaman-dankebasaan.html. Diakses tanggal 1 Desember 2013. Fera. 2012. Adsorpsi. http://ferrapramadewi.wordpress.com/2012/adsorpsi/author/ferrazukhrufia/page/ 2/. Diakses tanggal 1 Desember. Keenan. 1999. Kimia untuk Universitas. Erlangga, Jakarta. Sukardjo. 1990. Kimia Koordinasi. PT. Rineka Cipata, Jakarta. Tim Labor Kimia Fisika. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika 1. Fmipa-UR, Pekanbaru. Underwood. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.