SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
EKOSISTEM SUNGAI
Ahmad Syaifullah
14/365119/PN/13686
Tekhnologi Hasil Perikanan
Intisari
Sungai merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan makhluk hidup di bumi.
Sungai sebagai sumber air yang berada di darat mengalirkan air dari hulu ke hilir dimana pada
saat aliran itu mengalir membawa partikel, kandungan serta zat zat yang akhirnya terbawa
sepanjang sungai itu mengalir. Pada Ekosistem sungai yang terdiri atas komponen biotik dan
abiotik perlu diteliti keadaannya. Komponen seperti pH, suhu, CO2, O2 bebas salinitas dll jelas
berbeda dengan periaran lain sehingga inilah karakteristik dari perairan sungai sebagai parameter
kimianya.Tujuan praktikum ini yang pertama adalah mempelajari karakteristik ekosistem sungai
dan factor factor pembatasnya, kemudian mempelajari cara cara pengambilan data parameter
fisik, kimia, biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara beberapa parameter lingkungan
dengan komunitas biota perairan (plankton) serta mempelajari kualitas perairan sungai
berdasrkan indeks diversitas biota perairan. Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, 9 Maret
2015 di Stasiun 4 Sungai Tambakbayan, Sleman, DIY dan Laboraturium Ekologi Perairan,
Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada pukul 13.30 – selesai. Parameter
yang diteliti dalam percobaan kali ini berupa parameter biologis (organisme di dalamnya), fisika
(kecepatan arus dan luas perairan rata rata) dan kimia (CO2, DO, dan Alkalinitas). Pada
pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa kualitas perairan menurut indeks diversitas biota
perairan berkisar antara 4,311 dan 1,8048. Sehingga disimpulkan kualitas air berkisar
Kata kunci : biota, densitas, diversitas, ekosistem, parameter, sungai
PENDAHULUAN
Sungai merupakan perairan yang mengalir yang berada di daratan (lotic). Sungai
memiliki organisme yang hidup di dalamnya. Tingkat adanya organisme yang hidup menunjukan
kualitas perairan tersebut telah tercemar atau belum selain itu bisa dilihat dari parameter kimia
(pH, CO2, alkalinitas dan Oksigen terlarut) serta fisika (debit air, kecepatan arus, dimesi ruang
perairan).
Sungai dapat dianggap sebagai satu kestuan ekosistem dimana serangkaian komunitas
dipengaruhi oleh dan pada gilirannya, mempengaruhi factor-faktor fisik –kimia- air di
sekelilingnya. Selanjutnya ekosistem yang besar ini dapat dibagi lagi menjadi seksi atau daerah
yang lebih kecil dimana parameter fisik-kima mempunyai pengaruh yang berbeda beda terhadap
populasi organisme, dengan demikian menentukan perubahan komposisi dan adaptasi organisme,
dalam suatu daerah yang berada di bawah pengaruh tersebut. (James, 1992)
Karakter utama sungai ditentukan oleh factor pembatas yaitu kecepatan arus. Kecepatan
arus tersebut dipengaruhi oleh lebar sungai, kedalaman sungai dan kemiringan sungai. Kecepatan
arus dikatakan sebagai factor pembatas karena mempengaruhi kandungan yang ada di sungai.
Seperti kuantitas lumpur yang menegendap, tanah liat, pasir, dan bahan organic yang terkandung
dalam sungai. Kandungan tersebut mempengaruhi jumlah komunitas biotik yang ada di sungai
(Reid and Wood, 1976)
Sungai di Indonesia umumnya mempunyai sifat multiguna, muali dari keperluan rumah
tangga, keperluan hewan (mandi, minum), transportasi pengairan, dan sebagaina. Kebanyakan
sungai di Indonesia telah mengalami penurunan fungsi akibat berbagia aktivitas manusi ini masih
merupakan sumberdaya perairan yang kaya akan organisme. (Widaningroem, 2010)
Parameter kualitas air antara lain parameter fisik meliputi suhu air, suhu udara, kecepatan
arus air dan debit air. Parameter kimia meliputi kandungan oksigen terlarut (DO), CO2 bebas,
alkalinitas, dan pH. Biologi meliputi kepadatan Plankton dan indeks diversitas plankton. (Fella,
2013). Populasi fitoplankton dipengaruhi oleh cahaya dan suhu. Sedangkan zooplankton
dipengaruhi oleh vegetasi perairan dan perkembangan fitoplankton. (Beisner, 2012)
Praktikum ini bertujuan untuk, yang pertama adalah mempelajari karakteristik ekosistem
sungai dan factor factor pembatasnya, kemudian mempelajari cara cara pengambilan data
parameter fisik, kima, biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara beberapa parameter
lingkungan dengan komunitas biota perairan (plankton) serta mempelajari kualitas perairan
sungai berdasarkan indeks diversitas biota perairan.
METODE
Praktikum ini diselenggarakan pada hari Senin, 9 Maret 2015 di Stasiun 4 Sungai
Tambakbayan, Sleman, DIY dan Laboraturium Ekologi Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas
Pertanian Universitas Gadjah Mada pukul 13.30 – selesai.
Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain bola pinpong, stopwatch, rollmeter,
penggaris, thermometer, botol oksigen, Erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, pipet tetes, ember,
plankton net,toples, botol cuka, plot kayu, sikat halus, kuas halus, saringan halus, saringan kasar,
mikroskop, kertas label, dan pensil, kertas pH, pH meter, larutan MnSO4, lartan reagen oksigen,
larutan H2SO4 pekat, larutan 1/80 N Na2S2O3, larutan 1/40 N Na2S2O3, larutan 11/44 NaOH,
larutan 11/50 N H2SO4, larutan indicator amilum, larutan indicator Phenolphphtalein (PP),
larutan indicator Methyl orange (MO), dan larutan 4% formalin
Pertama adalah mengukur suhu udara dan suhu perairan menggunakan thermometer.
Untuk suhu udara langsung saja thermometer dilihat menunjukan suhu berapa saat di udara
bebas. Sedangkan perairan dengtan dicelupkan di dalam air.
Kemudian mengukur kecepatan arus dan debit air. Untuk mengukur kecepatan arus yaitu
dengan menggunakan roll meter yang dibentangkan sepanjang 10 meter di atas perairan tepi
kanan, tepi kiri dan tengah perairan. Kemudian melepaskan bola pingpong dari ujung roll meter
1 ke ujung lainnya, yang terbawa arus dan dihitung waktu yang ditempuh untuk mencapai ujung
menggunakan stopwacth. Ulangi cara kerja di pertengahan perairan dan tepi periran lainnya,
catat dan hitung reratannya.Sedangkan untuk menghitung debit perairan dengan mencari lebar
perairan dengan menggunakan rollmeter pada 3 bagian stasiun sungai yang berbeda beda
kemudian direrata dan mencari kedalaman perairan di kedua tipe perairan dan tengah perairan
kemudian panjang (10m) dikalikan dengan rerata lebar sungai dan rerata kedalaman sungai
kemudian hasil dibagi rerata waktu yang ditempuh bola pingpong pada percobaan kecepatan arus
tadi.
Pengamatan selanjutnya yakni menghitung kandungan O2 terlarut (DO) dengan
menggunakan metode Winkler. Langkah pertama mengambil sampel air di dalam ember.
Kemudian mengambil air dengan botol oksigen hingga penuh dan jangan sampai ada gelembung
udara. Masukan 1 ml MnSO4 ke dalam botol oksigen kemudian juga masukan 1 ml reagen. Botol
oksigen ditutup dan digojok hingga homogen. Diamkan beberapa saat hingga mengendap. Buka
tutup botol dan masukan larutan H2SO4 pekat 1 ml. Ditutup kembalidan digojok hingga endapan
hilang, diamkan. Ambil 50 ml larutan dalam botol oksigen tersebut ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
Titrasi dengan 1/80 N Na2S2O3 hingga larutan berwarna kuning jerami. Setelah itu masukan 3
tetes indicator amilum hingga berwarna biru kemudian lanjutkan titrasi dengan Na2S2O3 hingga
warna biru hilang.Catat banyak titran terpakainnya dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
1ml 1/80 Na2S2O3 = 0,1 mg O2/l
Kandungan O2 terlarut =
1000
50
x total Na2S2O3 terpakai x 0,1 mg/l
Kemudian mengukur kandungan CO2 bebas dengan metode alkalimetri. Langkah
pertama yaitu mengambil sampel air dari ember ke dalam botol oksigen dengan perlahan jangan
sampai ada gelembung udara yang timbul. Kemudian ambil sampel dari dalam botol oksigen
sebanyak 50ml dan masukan ke dalam Erlenmeyer. Tetesi dengan 3 tetes indicator
phenolphphtalein (PP), jika menjadi merah muda berarti tidak ada kandungan CO2 bila bening
titrasi dengan 1/44 N NaOH hingga berwarna merah muda. Catat banyak NaOH terpakainya.
Perhitungan :
1 ml 1/44 N NaOH = 1 mg CO2
Kandungan CO2 =
1000
50
x NaOH terpakai x 1mg/l
Selanjutnya menghitung parameter alkalinitasnnya dengan metode alkalimetri. Langkah
pertama ambil sampel dengan botol oksigen dari ember, jangan sampai ada gelembung udara.
Ambil 50 ml air dari botol oksigen ke dalam Erlenmeyer tambahkan 3 tetes indikator
Phenolphphtalein (PP) jika berwarna merah muda titrasi dengan 1/ 50 N H2SO4, hingga warna
merah muda hilang, catat banyak titran terpakai (C ml) diperoleh alkalinitas P (CO3
-). Kemudian
lanjutkan dengan menetesi dengan 3 tetes indicator methyl orange (MO) sehingga berwarna
kuning. Titrasi dengan1/ 50 H2SO4 hingga warna kuning berubah menjadi kemerahan. Catat
banyak titran terpakai (D ml). Didapat alkalinitas M atau HCO3
-. Untuk menghitung jumlah
alkalinitas total yakni dengan rumus berikut:
Kandungan CO3- =
1000
50
x C x1 mg/l ….. ( = X)
Kandungan HCO3- =
1000
50
x D x 1 mg/l…( = Y)
Alkalinitas Total = (X) + (Y) mg/l
Selanjutnya menghitung pH perairan dengan mengambil sampel air di perairan yang
dimasukan dalam botol air mineral 600ml. Pada saat di lab gunakan kertas pH dengan
mencelupkannya di sampel air. Bandingkan warna kertas pH dengan warna baku. Atau
menggunakan pH meter dengan memasukan ujungnya yang telah dikalibrasi ke dalam perairan
hingga menunjukan nilai pH yang stabil.
Kemudian menghitung tingkat densitas dan diversitas plankton yang hidup di dalamnya.
Langkah pertama adalah mengambil sampel plankton, yaitu mengambilnya menggunakan
plankton net. Pertama yaitu mengambil air sebanyak satu ember, kemudian siramkan air ke
dalam plankton net. Kemudian air berplankton yang terkupul dalam botol di plankton net
dimasukan dalam botol cuka dan beri 5 ml formalin 4% kemudian simpan di pendingin dan
diamati keesokan harinya. Kemudian pada keesokan harinya amati diversitas plankton
(keanekaragaman jenis plankton dalam satu sampel area) yang ditemukan menggunakan
mikroskop begitu pula dengan densitas (jumlah banyaknya organisme sejenis dalam suatu
sampel area) dengan pengamatan menggunakan mikroskop.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
Parameter
Stasiun
1 2 3 4
Suhu Udara (°C) 29,5 28,25 30 29
Suhu Air (°C) 27,5 28,5 28,65 26
Arus Air (m/s) 0,622 0,252 0,55 1,19
Debit Air (m³/s) 0,707 0,672 2,89 2,48
DO (ppm) 5,9 4,57 5,7 3,4
Co₂ Bebas (ppm) 10,2 9,3 8,1 11,3
Alkalinitas (ppm) 104 105 71 116
pH 7,25 7,1 7,3 7,15
Diversitas Plankton 2,6061 3,6435 1,80148 4,311
Densitas Palnkton
(indv/liter) 3514,06 1455,82 5522,09 1957,83
Vegetasi
Rimbun
(Bambu)
Rimbun (Pisang, Eceng
Gondok)
Rimbun (pohon,
semak)
Rimbun
(Bambu)
Tabel hasil pengamatan ekosistem sungai Tambakbayan, Sleman, DIY
B. PEMBAHASAN UMUM
Iklim stasiun 4 pada waktu pengamatan berorientasi berawan dengan angin yang cukup
kencang namun tidak terjadi hujan atau gerimis pada saat pengamatan. Stasiun 4 merupakan
aliran sungai Tambakbayan dengan substrat dasar berupa kerikil dan bebatuan dan cukup banyak
terdapat organisme di substrat (makrobentos) Sekeliling sungai terdapat beberapa vegetasi
berupa pepohonan bambu dan semak semak sehingga sungai terlihat rimbun dengan dominasi
pohon bambu dan ada pohon yang rindang pula. Arus aliran berintesitas sedang.
Hasil yang didapat pada pengamatan di stasiun 4 adalah suhu udara berkisar di suhu 290C
dan suhu airnya lebih dingin dengan suhu 260C. Arus air yang mengalir cukup deras, mencapai
1,19 m/s yang dapat diakibatkan karena substrat yang berupa kerikil kecil dan bebatuan serta
kemiringan yang cukup tinggi. (Hufscmidt,1986) Begitu pula debit airnya berbanding lurus
dengan kecepatan arusnya. (Hufscmidt,1986). Selanjutnya kandungan Oksigen terlarutnya
adalah 3,4 ppm; kandungan CO2 bebasnya adalah 11,3 ppm; dan kandungan alkalinitasnya 116
ppm. pH perairan di stasiun 4 adalah 7,15. Untuk diversitas plankton di stasiun 4 mencapai 4,311
jenis, tingkat diversitas yang membuktikan bahwa kualitas air masih sangatlah baik dan belum
tercemar, sedangkan tingkat densitasnya adalah 1957,83 ind/liter.
C. PEMBAHASAN KHUSUS
1. Suhu Udara
Dari hasil yang didapat suhu udara di setiap stasiun berbeda beda. Di stasun 1 mencapai
29,50 C, stasiun 2 turun hingga 28,250 C, kemudian naik drastis di stasiun 3 yakni bersuhu 300 C
dan di stasiun 4 di angka 290 C. Perbedaan suhu udara dapat disebakan karena musim, lintang,
tekanan udara, waktu, sirkulasi udara dan intesitas cahaya matahari di suatu area yang berbeda
dengan area lainnya (Haslam, 1995). Pada pengamatan suhu udara ini, stasiun yang memiliki
suhu tertinggi berada di stasiun 3 dan stasiun bersuhu terendah di stasiun 2.
2. Suhu Air
Perbedaan juga dialami dalam pengukuran suhu perairan dimana pada stasiun 1
menunjukan angka 27,50C, stasiun 2 naik menjadi 28,50 C, stasiun 3 menjadi 28,650 C dan
24
25
26
27
28
29
1 2 3 4
SuhuAir(°C)
Stasiun
Suhu Air vs Stasiun
Suhu Air (°C)
28
28.5
29
29.5
30
30.5
0 2 4 6
SuhuUdara(°C)
Stasiun
Suhu Udara vs Stasiun
Suhu Udara (°C)
stasiun 4 menjadi 260 C. Perbedaan suhu perairan dapat disebakan karena musim, lintang,
ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran
serta kedalaman badan air (Effendi,2003). Dari hasil pengamatan suhu air ini didapatkan stasiun
dengan suhu tertinggi di stasiun 3 dan terendah di stasiun 4.
3. Kecepatan Arus
Kecepatan arus mengalami perbedaan pula disetiap stasiun. Di stasiun 1 0,622 m/s, di
stasiun 2 lebih lambat yaitu 0,252 m/s. Stasiun 3 adalah 0,55 m/s dan di stasiun 4 tercepat dengan
1,19 m/s. Perbedaan ini dapat diakibatkan oleh tingkat kemiringan bidang alir dan substrat yang
berupa kerikil kecil dan bebatuan (Hufscmidt,1986). Dari data hasil pengamatan diperoleh arus
tercepat berda di stasiun 4, dan paling lambat di stasiun 2.
4. Debit Air
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1 2 3 4
KecepatanArus(m/s)
Stasiun
Kecepatan Arus vs Stasiun
Arus Air (m/s)
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
1 2 3 4
DebitAir(m3/s)
Stasiun
Debit Air vs Stasiun
Debit Air (m³/s)
Debit air juga terdapat perbedaan di setiap stasiun. Di stasiun 1 debit airnya 0,707 m3/s,
di stasiun2 mencapai 0,672 m3/s. Di stasiun 3 adalah 2,89 m3/s dan stasiun 4 adalah 2,48 m3/s.
Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh kecepatan arus serta dimensi ruang yang berbeda (lebar
dan kedalaman) serta drajat kemiringan bidang alir (Hufscmidt,1986). Menurut hasil pengamatan
debit air terbesar saat berada di stasiun 3 dan terendah di stasiun 2.
5. Kandungan O2 terlarut (DO)
Pada kandungan O2 terlarut juga terdapat perbedaan di setiap stasiun antara lain. Di
stasiun 1 DO = 5,9 ppm, stasiun 2 DO = 4,57 ppm, di stasiun 3 DO = 5,7 ppm, dan di stasiun 4
DO = 3,4 ppm. Perbedaan kandungan O2 terlarut disebabkan karena factor seperti ketinggian
tempat, suhu, tekanan udara (Jeffries and Mills, 1996), peningkatan suhu (Brown, 1987),
pergerakan massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi dan limbah (Effendi, 2003). Pada hasil
pengamatan stasiun dengan kadar oksigen terlarut terbesar berada di stasiun 1dan terendah di
stasiun 4.
0
1
2
3
4
5
6
7
1 2 3 4
DO(ppm)
Stasiun
DO vs Stasiun
DO (ppm)
6. Kandungan CO2 bebas
Kandungan CO2 bebas juga terjadi perbedaan pada setiap stasiun. Di stasiun 1 adalah 10,2
ppm, stasiun2 adalah 9,3 ppm, stasiun 3 adalah 8,1 ppm dan stasiun 4 adalah 11,3 ppm.
Perbedaan ini dapat diakibatkan respirasi organisme, air yang melalui tanah organic, pH
perairan, curah hujan suatu tempat dan kandungan CO2 di udara (Effendi, 2003). Pada hasil
pengamatan didapatkan stasiun dengan kandunga CO2 bebas terbesar adalah stasiun 4 dan
terendah di stasiun 3.
7. Alkalinitas
Juga terdapat perbedaan di parameter alkalinitas di setiap stasiun. Di stasiun 1 adalah 104
ppm, stasiun 2 adalah 105ppm, stasiun adalah 71 ppm dan stasiun 4 adalah 116ppm. Hal ini
dapat disebabkan oleh factor factor seperti kandungan CO2, pH perairan, komposisi mineral,
kekuatan ion, dan suhu (Effendi, 2003). Pada hasil pengamatan didapatkan alkalinitas terbesar
berada di stasiun 4, sedangkan terendah di stasiun 3.
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4
Co₂Bebas
Stasiun
CO₂ Bebas vs Stasiun
Co₂ Bebas (ppm)
0
20
40
60
80
100
120
140
1 2 3 4
Alkaliniatas(ppm)
Stasiun
Alkalinitas vs Stasiun
Alkalinitas (ppm)
8. pH
pH setiap stasiun juga terdapat perbedaan seperti pada stasiun 1 adalah 7,25, stasiun 2
adalah 7,1, stasiun adalah 7,3 dan stasiun 4 ialah 7,15. Hal ini dapat diakibtakan karena materi
organic maupun anorganik ang terbawa oleh aliran air seperti CO2, alkalinitas, dan toksisitas
logam (Novotny dan Olem, 1994). Pada hasil pengamatan didapatkan hasil yakni pH tertinggi
berada di stasiun 3 sedangkan pH terendah berada di stasiun 2.
9. Densitas Plankton
Pada penelitian menghitung densitas plankton di setiap stasiun juga terdapat banak
perbedaan hal ini dapat diakibatkan oleh arus, kandungan nutrient di perairan serta, tingkat
pencemaran air (Hamaidi, 2013) di setiap stasiun. Di stasiun 1 terhitung 3514,06 ind/l, stasiun 2
adalah 1455,82 ind/ l, stasiun 3 adalah 5522,09 ind /l dan stasiun 4 adalah 1957,83 ind/l.
7
7.05
7.1
7.15
7.2
7.25
7.3
7.35
1 2 3 4
pH
Stasiun
pH vs Stasiun
pH
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
1 2 3 4
DensitasPlankton(indv/l)
Stasiun
Densitas Plankton
10. Diversitas Plankton
Diversitas plankton di setiap stasiun juga terdapat perbedaan hal ini dapat diakibatkan
karena suhu, arus, serta nutrient dalam air serta kandungan O2 dan CO2 serta pH dan alkalinitas
(Hamaidi, 2013) yang berbeda setiap stasiun di perairan menyebabkan terjadi perbedaan di setiap
stasiun. Di stasiun 1 tingkat diversitas plankton adalah 2,6061, stasiun 2 adalah 3,6435, stasiun
adalah 1,80148 dan stasiun 4 adalah 4,311.
KESIMPULAN
Ekosistem sungai Tambakbayan merupakan sungai yang memiliki karakteristik cukup
tenang arusnya, air yang mengalir masih bersih dengan tingkat pencemaran yang rendah.
Karakteristik sungai meliputi pergerakan air, sedimen dasar dan erosi serta kecepatan arus
sebagai faktor pembatas.
Pada percobaan ini digunakan beberapa metode. Metode tersebut antara lain metode
Winkler untuk menentukan kandungan O2 terlarut dan metode alkalimetri untuk mencari
kandungan CO2 bebas dan alkalinitas. Serta metode dengan alat ukur langsung pada beberapa
pengamatan seperti panjang, lebar, dll
Faktor yang mempengaruhi densitas dan diversitas plankton adalah CO2 bebas, O2
terlarut, pH, alkalinitas, suhu dan kecepatan arus.
Berdasarkan indeks diversitas plankton dapat disimpulkan bahwa perairan sungai
Tambakbayan masih belum tercemar dan kualitas airnya masih sangat baik prosentase
pencemaran yang rendah terutama berasal dari limbah rumah tangga yang sedikit.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
1 2 3 4
DiversitasPlankton
Stasiun
Diversitas Plankton
DAFTAR PUSTAKA
Beisner, B,E .2013. A plankton research gem : The probable closure of the experimental
lakes Area. Plankton Res . London.
Hamaidi, Fella ,dkk . 2013. Research article Preliminar Study on Psycho – Chemical
parameters and Phytoplakton of Chiffa River. Saad Dahlab University Press.
Algeria.
Hufschmidt.M.M, 1986, A Conceptual framework for Watershed Management, Honolulu
Reid,G,K and R, D, Wood. 1976. Ecology of inland waters and estuaries. D, Van Nostrand.
Amsterdam.
Scrimgecur, J, Garry. 1989. New Zealand Journal of Marine and Freshwater Research
Vol 23 Iss,3. Auckland
Vallet, H,M. 1993. Journal of North America Benthologycal Society. Ontario.
Widaningroem,Retno. 2010. Pengertian, Konsep dan Jenis Sumberdaya Perikanan Bahan
Ajar Pengantar Ilmu Perikanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

More Related Content

What's hot

Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriNirmalayaladri
 
Parameter fisika air
Parameter fisika airParameter fisika air
Parameter fisika airLalu Firman
 
Standar+kualitas+air+bersih
Standar+kualitas+air+bersihStandar+kualitas+air+bersih
Standar+kualitas+air+bersihyudi3456
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihRizky Olang
 
Kualitas air (14)
Kualitas  air (14)Kualitas  air (14)
Kualitas air (14)Ocy Baehaqi
 
Analisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawarAnalisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawarElly Sufriadi
 
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...A'an Samawa
 
Dissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHDissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHAgung Nugraha
 
Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas airAFRIJONI SPT
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawanPT. SASA
 
Jurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amoniaJurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amoniaSiti Subaidah
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17Hotma Purba
 
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...Asramid Yasin
 

What's hot (20)

Estimasi
EstimasiEstimasi
Estimasi
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
Parameter fisika air
Parameter fisika airParameter fisika air
Parameter fisika air
 
Standar+kualitas+air+bersih
Standar+kualitas+air+bersihStandar+kualitas+air+bersih
Standar+kualitas+air+bersih
 
09 e02375
09 e0237509 e02375
09 e02375
 
Jurnal kimia industri
Jurnal kimia industriJurnal kimia industri
Jurnal kimia industri
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
 
Tambak udang
Tambak udangTambak udang
Tambak udang
 
Kualitas air (14)
Kualitas  air (14)Kualitas  air (14)
Kualitas air (14)
 
Analisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawarAnalisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawar
 
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
 
Dissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHDissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pH
 
Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas air
 
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUTKUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
 
Kata penganta2
Kata penganta2Kata penganta2
Kata penganta2
 
Jurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amoniaJurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amonia
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17
 
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
 

Viewers also liked

Bermental juara
Bermental juaraBermental juara
Bermental juaraPT. SASA
 
Ebook Mindset Juara UN 2016
Ebook Mindset Juara UN 2016Ebook Mindset Juara UN 2016
Ebook Mindset Juara UN 2016Suratman Trustco
 
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPT. SASA
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2PT. SASA
 
My last love
My last love My last love
My last love PT. SASA
 
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatAlat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatPT. SASA
 
Turtle vs rabbit
Turtle vs rabbit Turtle vs rabbit
Turtle vs rabbit PT. SASA
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPT. SASA
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPT. SASA
 
Bab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalianBab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalianPT. SASA
 
Penanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPenanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPT. SASA
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPT. SASA
 
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkanPim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkanPT. SASA
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...PT. SASA
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaPT. SASA
 
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenLaporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenPT. SASA
 
Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)PT. SASA
 
Bab 6 tipe organisasi
Bab 6 tipe organisasiBab 6 tipe organisasi
Bab 6 tipe organisasiPT. SASA
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptelissofi
 

Viewers also liked (20)

Bermental juara
Bermental juaraBermental juara
Bermental juara
 
Ebook Mindset Juara UN 2016
Ebook Mindset Juara UN 2016Ebook Mindset Juara UN 2016
Ebook Mindset Juara UN 2016
 
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2
 
My last love
My last love My last love
My last love
 
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatAlat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
 
Turtle vs rabbit
Turtle vs rabbit Turtle vs rabbit
Turtle vs rabbit
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairan
 
Bab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalianBab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalian
 
Penanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPenanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segar
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
 
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkanPim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
 
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenLaporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
 
Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)
 
Bab 6 tipe organisasi
Bab 6 tipe organisasiBab 6 tipe organisasi
Bab 6 tipe organisasi
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.ppt
 

Similar to Sungai

Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanPT. SASA
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxMuhammadSatarKusumaS
 
Pratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutPratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutAchmad Efendy
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutNurmalina Adhiyanti
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1PT. SASA
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoFarhan Yuzevan
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangPT. SASA
 
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatanhidnisa
 
Praktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfPraktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfDody Perdana
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriNirmalayaladri
 
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptxAnalisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptxVelyPurba
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirSabarudin saba
 

Similar to Sungai (20)

Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
Pratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutPratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen Terlarut
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
 
101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih
 
Laporan praktikum fix
Laporan praktikum fixLaporan praktikum fix
Laporan praktikum fix
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widya
 
Sanitasi Air
Sanitasi AirSanitasi Air
Sanitasi Air
 
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
 
Praktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfPraktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdf
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptxAnalisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptx
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas Air
 
359 394
359 394359 394
359 394
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 

More from PT. SASA

Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordPT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiPT. SASA
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaPT. SASA
 
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentoskeanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentosPT. SASA
 
studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentosPT. SASA
 
Presentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPresentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPT. SASA
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringPT. SASA
 
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananUu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananPT. SASA
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPT. SASA
 
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePT. SASA
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPT. SASA
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPT. SASA
 

More from PT. SASA (13)

Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 word
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
 
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentoskeanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
 
studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentos
 
Presentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPresentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macro
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
 
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananUu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
 
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
 

Recently uploaded

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Sungai

  • 1. EKOSISTEM SUNGAI Ahmad Syaifullah 14/365119/PN/13686 Tekhnologi Hasil Perikanan Intisari Sungai merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan makhluk hidup di bumi. Sungai sebagai sumber air yang berada di darat mengalirkan air dari hulu ke hilir dimana pada saat aliran itu mengalir membawa partikel, kandungan serta zat zat yang akhirnya terbawa sepanjang sungai itu mengalir. Pada Ekosistem sungai yang terdiri atas komponen biotik dan abiotik perlu diteliti keadaannya. Komponen seperti pH, suhu, CO2, O2 bebas salinitas dll jelas berbeda dengan periaran lain sehingga inilah karakteristik dari perairan sungai sebagai parameter kimianya.Tujuan praktikum ini yang pertama adalah mempelajari karakteristik ekosistem sungai dan factor factor pembatasnya, kemudian mempelajari cara cara pengambilan data parameter fisik, kimia, biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara beberapa parameter lingkungan dengan komunitas biota perairan (plankton) serta mempelajari kualitas perairan sungai berdasrkan indeks diversitas biota perairan. Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, 9 Maret 2015 di Stasiun 4 Sungai Tambakbayan, Sleman, DIY dan Laboraturium Ekologi Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada pukul 13.30 – selesai. Parameter yang diteliti dalam percobaan kali ini berupa parameter biologis (organisme di dalamnya), fisika (kecepatan arus dan luas perairan rata rata) dan kimia (CO2, DO, dan Alkalinitas). Pada pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa kualitas perairan menurut indeks diversitas biota perairan berkisar antara 4,311 dan 1,8048. Sehingga disimpulkan kualitas air berkisar Kata kunci : biota, densitas, diversitas, ekosistem, parameter, sungai PENDAHULUAN Sungai merupakan perairan yang mengalir yang berada di daratan (lotic). Sungai memiliki organisme yang hidup di dalamnya. Tingkat adanya organisme yang hidup menunjukan kualitas perairan tersebut telah tercemar atau belum selain itu bisa dilihat dari parameter kimia (pH, CO2, alkalinitas dan Oksigen terlarut) serta fisika (debit air, kecepatan arus, dimesi ruang perairan). Sungai dapat dianggap sebagai satu kestuan ekosistem dimana serangkaian komunitas dipengaruhi oleh dan pada gilirannya, mempengaruhi factor-faktor fisik –kimia- air di sekelilingnya. Selanjutnya ekosistem yang besar ini dapat dibagi lagi menjadi seksi atau daerah yang lebih kecil dimana parameter fisik-kima mempunyai pengaruh yang berbeda beda terhadap
  • 2. populasi organisme, dengan demikian menentukan perubahan komposisi dan adaptasi organisme, dalam suatu daerah yang berada di bawah pengaruh tersebut. (James, 1992) Karakter utama sungai ditentukan oleh factor pembatas yaitu kecepatan arus. Kecepatan arus tersebut dipengaruhi oleh lebar sungai, kedalaman sungai dan kemiringan sungai. Kecepatan arus dikatakan sebagai factor pembatas karena mempengaruhi kandungan yang ada di sungai. Seperti kuantitas lumpur yang menegendap, tanah liat, pasir, dan bahan organic yang terkandung dalam sungai. Kandungan tersebut mempengaruhi jumlah komunitas biotik yang ada di sungai (Reid and Wood, 1976) Sungai di Indonesia umumnya mempunyai sifat multiguna, muali dari keperluan rumah tangga, keperluan hewan (mandi, minum), transportasi pengairan, dan sebagaina. Kebanyakan sungai di Indonesia telah mengalami penurunan fungsi akibat berbagia aktivitas manusi ini masih merupakan sumberdaya perairan yang kaya akan organisme. (Widaningroem, 2010) Parameter kualitas air antara lain parameter fisik meliputi suhu air, suhu udara, kecepatan arus air dan debit air. Parameter kimia meliputi kandungan oksigen terlarut (DO), CO2 bebas, alkalinitas, dan pH. Biologi meliputi kepadatan Plankton dan indeks diversitas plankton. (Fella, 2013). Populasi fitoplankton dipengaruhi oleh cahaya dan suhu. Sedangkan zooplankton dipengaruhi oleh vegetasi perairan dan perkembangan fitoplankton. (Beisner, 2012) Praktikum ini bertujuan untuk, yang pertama adalah mempelajari karakteristik ekosistem sungai dan factor factor pembatasnya, kemudian mempelajari cara cara pengambilan data parameter fisik, kima, biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara beberapa parameter lingkungan dengan komunitas biota perairan (plankton) serta mempelajari kualitas perairan sungai berdasarkan indeks diversitas biota perairan. METODE Praktikum ini diselenggarakan pada hari Senin, 9 Maret 2015 di Stasiun 4 Sungai Tambakbayan, Sleman, DIY dan Laboraturium Ekologi Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada pukul 13.30 – selesai. Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain bola pinpong, stopwatch, rollmeter, penggaris, thermometer, botol oksigen, Erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, pipet tetes, ember, plankton net,toples, botol cuka, plot kayu, sikat halus, kuas halus, saringan halus, saringan kasar, mikroskop, kertas label, dan pensil, kertas pH, pH meter, larutan MnSO4, lartan reagen oksigen, larutan H2SO4 pekat, larutan 1/80 N Na2S2O3, larutan 1/40 N Na2S2O3, larutan 11/44 NaOH, larutan 11/50 N H2SO4, larutan indicator amilum, larutan indicator Phenolphphtalein (PP), larutan indicator Methyl orange (MO), dan larutan 4% formalin
  • 3. Pertama adalah mengukur suhu udara dan suhu perairan menggunakan thermometer. Untuk suhu udara langsung saja thermometer dilihat menunjukan suhu berapa saat di udara bebas. Sedangkan perairan dengtan dicelupkan di dalam air. Kemudian mengukur kecepatan arus dan debit air. Untuk mengukur kecepatan arus yaitu dengan menggunakan roll meter yang dibentangkan sepanjang 10 meter di atas perairan tepi kanan, tepi kiri dan tengah perairan. Kemudian melepaskan bola pingpong dari ujung roll meter 1 ke ujung lainnya, yang terbawa arus dan dihitung waktu yang ditempuh untuk mencapai ujung menggunakan stopwacth. Ulangi cara kerja di pertengahan perairan dan tepi periran lainnya, catat dan hitung reratannya.Sedangkan untuk menghitung debit perairan dengan mencari lebar perairan dengan menggunakan rollmeter pada 3 bagian stasiun sungai yang berbeda beda kemudian direrata dan mencari kedalaman perairan di kedua tipe perairan dan tengah perairan kemudian panjang (10m) dikalikan dengan rerata lebar sungai dan rerata kedalaman sungai kemudian hasil dibagi rerata waktu yang ditempuh bola pingpong pada percobaan kecepatan arus tadi. Pengamatan selanjutnya yakni menghitung kandungan O2 terlarut (DO) dengan menggunakan metode Winkler. Langkah pertama mengambil sampel air di dalam ember. Kemudian mengambil air dengan botol oksigen hingga penuh dan jangan sampai ada gelembung udara. Masukan 1 ml MnSO4 ke dalam botol oksigen kemudian juga masukan 1 ml reagen. Botol oksigen ditutup dan digojok hingga homogen. Diamkan beberapa saat hingga mengendap. Buka tutup botol dan masukan larutan H2SO4 pekat 1 ml. Ditutup kembalidan digojok hingga endapan hilang, diamkan. Ambil 50 ml larutan dalam botol oksigen tersebut ke dalam Erlenmeyer 250 ml. Titrasi dengan 1/80 N Na2S2O3 hingga larutan berwarna kuning jerami. Setelah itu masukan 3 tetes indicator amilum hingga berwarna biru kemudian lanjutkan titrasi dengan Na2S2O3 hingga warna biru hilang.Catat banyak titran terpakainnya dengan rumus perhitungan sebagai berikut: 1ml 1/80 Na2S2O3 = 0,1 mg O2/l Kandungan O2 terlarut = 1000 50 x total Na2S2O3 terpakai x 0,1 mg/l Kemudian mengukur kandungan CO2 bebas dengan metode alkalimetri. Langkah pertama yaitu mengambil sampel air dari ember ke dalam botol oksigen dengan perlahan jangan sampai ada gelembung udara yang timbul. Kemudian ambil sampel dari dalam botol oksigen sebanyak 50ml dan masukan ke dalam Erlenmeyer. Tetesi dengan 3 tetes indicator phenolphphtalein (PP), jika menjadi merah muda berarti tidak ada kandungan CO2 bila bening titrasi dengan 1/44 N NaOH hingga berwarna merah muda. Catat banyak NaOH terpakainya. Perhitungan : 1 ml 1/44 N NaOH = 1 mg CO2 Kandungan CO2 = 1000 50 x NaOH terpakai x 1mg/l
  • 4. Selanjutnya menghitung parameter alkalinitasnnya dengan metode alkalimetri. Langkah pertama ambil sampel dengan botol oksigen dari ember, jangan sampai ada gelembung udara. Ambil 50 ml air dari botol oksigen ke dalam Erlenmeyer tambahkan 3 tetes indikator Phenolphphtalein (PP) jika berwarna merah muda titrasi dengan 1/ 50 N H2SO4, hingga warna merah muda hilang, catat banyak titran terpakai (C ml) diperoleh alkalinitas P (CO3 -). Kemudian lanjutkan dengan menetesi dengan 3 tetes indicator methyl orange (MO) sehingga berwarna kuning. Titrasi dengan1/ 50 H2SO4 hingga warna kuning berubah menjadi kemerahan. Catat banyak titran terpakai (D ml). Didapat alkalinitas M atau HCO3 -. Untuk menghitung jumlah alkalinitas total yakni dengan rumus berikut: Kandungan CO3- = 1000 50 x C x1 mg/l ….. ( = X) Kandungan HCO3- = 1000 50 x D x 1 mg/l…( = Y) Alkalinitas Total = (X) + (Y) mg/l Selanjutnya menghitung pH perairan dengan mengambil sampel air di perairan yang dimasukan dalam botol air mineral 600ml. Pada saat di lab gunakan kertas pH dengan mencelupkannya di sampel air. Bandingkan warna kertas pH dengan warna baku. Atau menggunakan pH meter dengan memasukan ujungnya yang telah dikalibrasi ke dalam perairan hingga menunjukan nilai pH yang stabil. Kemudian menghitung tingkat densitas dan diversitas plankton yang hidup di dalamnya. Langkah pertama adalah mengambil sampel plankton, yaitu mengambilnya menggunakan plankton net. Pertama yaitu mengambil air sebanyak satu ember, kemudian siramkan air ke dalam plankton net. Kemudian air berplankton yang terkupul dalam botol di plankton net dimasukan dalam botol cuka dan beri 5 ml formalin 4% kemudian simpan di pendingin dan diamati keesokan harinya. Kemudian pada keesokan harinya amati diversitas plankton (keanekaragaman jenis plankton dalam satu sampel area) yang ditemukan menggunakan mikroskop begitu pula dengan densitas (jumlah banyaknya organisme sejenis dalam suatu sampel area) dengan pengamatan menggunakan mikroskop.
  • 5. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN Parameter Stasiun 1 2 3 4 Suhu Udara (°C) 29,5 28,25 30 29 Suhu Air (°C) 27,5 28,5 28,65 26 Arus Air (m/s) 0,622 0,252 0,55 1,19 Debit Air (m³/s) 0,707 0,672 2,89 2,48 DO (ppm) 5,9 4,57 5,7 3,4 Co₂ Bebas (ppm) 10,2 9,3 8,1 11,3 Alkalinitas (ppm) 104 105 71 116 pH 7,25 7,1 7,3 7,15 Diversitas Plankton 2,6061 3,6435 1,80148 4,311 Densitas Palnkton (indv/liter) 3514,06 1455,82 5522,09 1957,83 Vegetasi Rimbun (Bambu) Rimbun (Pisang, Eceng Gondok) Rimbun (pohon, semak) Rimbun (Bambu) Tabel hasil pengamatan ekosistem sungai Tambakbayan, Sleman, DIY B. PEMBAHASAN UMUM Iklim stasiun 4 pada waktu pengamatan berorientasi berawan dengan angin yang cukup kencang namun tidak terjadi hujan atau gerimis pada saat pengamatan. Stasiun 4 merupakan aliran sungai Tambakbayan dengan substrat dasar berupa kerikil dan bebatuan dan cukup banyak terdapat organisme di substrat (makrobentos) Sekeliling sungai terdapat beberapa vegetasi berupa pepohonan bambu dan semak semak sehingga sungai terlihat rimbun dengan dominasi pohon bambu dan ada pohon yang rindang pula. Arus aliran berintesitas sedang. Hasil yang didapat pada pengamatan di stasiun 4 adalah suhu udara berkisar di suhu 290C dan suhu airnya lebih dingin dengan suhu 260C. Arus air yang mengalir cukup deras, mencapai 1,19 m/s yang dapat diakibatkan karena substrat yang berupa kerikil kecil dan bebatuan serta kemiringan yang cukup tinggi. (Hufscmidt,1986) Begitu pula debit airnya berbanding lurus dengan kecepatan arusnya. (Hufscmidt,1986). Selanjutnya kandungan Oksigen terlarutnya adalah 3,4 ppm; kandungan CO2 bebasnya adalah 11,3 ppm; dan kandungan alkalinitasnya 116 ppm. pH perairan di stasiun 4 adalah 7,15. Untuk diversitas plankton di stasiun 4 mencapai 4,311 jenis, tingkat diversitas yang membuktikan bahwa kualitas air masih sangatlah baik dan belum tercemar, sedangkan tingkat densitasnya adalah 1957,83 ind/liter.
  • 6. C. PEMBAHASAN KHUSUS 1. Suhu Udara Dari hasil yang didapat suhu udara di setiap stasiun berbeda beda. Di stasun 1 mencapai 29,50 C, stasiun 2 turun hingga 28,250 C, kemudian naik drastis di stasiun 3 yakni bersuhu 300 C dan di stasiun 4 di angka 290 C. Perbedaan suhu udara dapat disebakan karena musim, lintang, tekanan udara, waktu, sirkulasi udara dan intesitas cahaya matahari di suatu area yang berbeda dengan area lainnya (Haslam, 1995). Pada pengamatan suhu udara ini, stasiun yang memiliki suhu tertinggi berada di stasiun 3 dan stasiun bersuhu terendah di stasiun 2. 2. Suhu Air Perbedaan juga dialami dalam pengukuran suhu perairan dimana pada stasiun 1 menunjukan angka 27,50C, stasiun 2 naik menjadi 28,50 C, stasiun 3 menjadi 28,650 C dan 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 SuhuAir(°C) Stasiun Suhu Air vs Stasiun Suhu Air (°C) 28 28.5 29 29.5 30 30.5 0 2 4 6 SuhuUdara(°C) Stasiun Suhu Udara vs Stasiun Suhu Udara (°C)
  • 7. stasiun 4 menjadi 260 C. Perbedaan suhu perairan dapat disebakan karena musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta kedalaman badan air (Effendi,2003). Dari hasil pengamatan suhu air ini didapatkan stasiun dengan suhu tertinggi di stasiun 3 dan terendah di stasiun 4. 3. Kecepatan Arus Kecepatan arus mengalami perbedaan pula disetiap stasiun. Di stasiun 1 0,622 m/s, di stasiun 2 lebih lambat yaitu 0,252 m/s. Stasiun 3 adalah 0,55 m/s dan di stasiun 4 tercepat dengan 1,19 m/s. Perbedaan ini dapat diakibatkan oleh tingkat kemiringan bidang alir dan substrat yang berupa kerikil kecil dan bebatuan (Hufscmidt,1986). Dari data hasil pengamatan diperoleh arus tercepat berda di stasiun 4, dan paling lambat di stasiun 2. 4. Debit Air 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1 2 3 4 KecepatanArus(m/s) Stasiun Kecepatan Arus vs Stasiun Arus Air (m/s) 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 1 2 3 4 DebitAir(m3/s) Stasiun Debit Air vs Stasiun Debit Air (m³/s)
  • 8. Debit air juga terdapat perbedaan di setiap stasiun. Di stasiun 1 debit airnya 0,707 m3/s, di stasiun2 mencapai 0,672 m3/s. Di stasiun 3 adalah 2,89 m3/s dan stasiun 4 adalah 2,48 m3/s. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh kecepatan arus serta dimensi ruang yang berbeda (lebar dan kedalaman) serta drajat kemiringan bidang alir (Hufscmidt,1986). Menurut hasil pengamatan debit air terbesar saat berada di stasiun 3 dan terendah di stasiun 2. 5. Kandungan O2 terlarut (DO) Pada kandungan O2 terlarut juga terdapat perbedaan di setiap stasiun antara lain. Di stasiun 1 DO = 5,9 ppm, stasiun 2 DO = 4,57 ppm, di stasiun 3 DO = 5,7 ppm, dan di stasiun 4 DO = 3,4 ppm. Perbedaan kandungan O2 terlarut disebabkan karena factor seperti ketinggian tempat, suhu, tekanan udara (Jeffries and Mills, 1996), peningkatan suhu (Brown, 1987), pergerakan massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi dan limbah (Effendi, 2003). Pada hasil pengamatan stasiun dengan kadar oksigen terlarut terbesar berada di stasiun 1dan terendah di stasiun 4. 0 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 DO(ppm) Stasiun DO vs Stasiun DO (ppm)
  • 9. 6. Kandungan CO2 bebas Kandungan CO2 bebas juga terjadi perbedaan pada setiap stasiun. Di stasiun 1 adalah 10,2 ppm, stasiun2 adalah 9,3 ppm, stasiun 3 adalah 8,1 ppm dan stasiun 4 adalah 11,3 ppm. Perbedaan ini dapat diakibatkan respirasi organisme, air yang melalui tanah organic, pH perairan, curah hujan suatu tempat dan kandungan CO2 di udara (Effendi, 2003). Pada hasil pengamatan didapatkan stasiun dengan kandunga CO2 bebas terbesar adalah stasiun 4 dan terendah di stasiun 3. 7. Alkalinitas Juga terdapat perbedaan di parameter alkalinitas di setiap stasiun. Di stasiun 1 adalah 104 ppm, stasiun 2 adalah 105ppm, stasiun adalah 71 ppm dan stasiun 4 adalah 116ppm. Hal ini dapat disebabkan oleh factor factor seperti kandungan CO2, pH perairan, komposisi mineral, kekuatan ion, dan suhu (Effendi, 2003). Pada hasil pengamatan didapatkan alkalinitas terbesar berada di stasiun 4, sedangkan terendah di stasiun 3. 0 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 Co₂Bebas Stasiun CO₂ Bebas vs Stasiun Co₂ Bebas (ppm) 0 20 40 60 80 100 120 140 1 2 3 4 Alkaliniatas(ppm) Stasiun Alkalinitas vs Stasiun Alkalinitas (ppm)
  • 10. 8. pH pH setiap stasiun juga terdapat perbedaan seperti pada stasiun 1 adalah 7,25, stasiun 2 adalah 7,1, stasiun adalah 7,3 dan stasiun 4 ialah 7,15. Hal ini dapat diakibtakan karena materi organic maupun anorganik ang terbawa oleh aliran air seperti CO2, alkalinitas, dan toksisitas logam (Novotny dan Olem, 1994). Pada hasil pengamatan didapatkan hasil yakni pH tertinggi berada di stasiun 3 sedangkan pH terendah berada di stasiun 2. 9. Densitas Plankton Pada penelitian menghitung densitas plankton di setiap stasiun juga terdapat banak perbedaan hal ini dapat diakibatkan oleh arus, kandungan nutrient di perairan serta, tingkat pencemaran air (Hamaidi, 2013) di setiap stasiun. Di stasiun 1 terhitung 3514,06 ind/l, stasiun 2 adalah 1455,82 ind/ l, stasiun 3 adalah 5522,09 ind /l dan stasiun 4 adalah 1957,83 ind/l. 7 7.05 7.1 7.15 7.2 7.25 7.3 7.35 1 2 3 4 pH Stasiun pH vs Stasiun pH 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 1 2 3 4 DensitasPlankton(indv/l) Stasiun Densitas Plankton
  • 11. 10. Diversitas Plankton Diversitas plankton di setiap stasiun juga terdapat perbedaan hal ini dapat diakibatkan karena suhu, arus, serta nutrient dalam air serta kandungan O2 dan CO2 serta pH dan alkalinitas (Hamaidi, 2013) yang berbeda setiap stasiun di perairan menyebabkan terjadi perbedaan di setiap stasiun. Di stasiun 1 tingkat diversitas plankton adalah 2,6061, stasiun 2 adalah 3,6435, stasiun adalah 1,80148 dan stasiun 4 adalah 4,311. KESIMPULAN Ekosistem sungai Tambakbayan merupakan sungai yang memiliki karakteristik cukup tenang arusnya, air yang mengalir masih bersih dengan tingkat pencemaran yang rendah. Karakteristik sungai meliputi pergerakan air, sedimen dasar dan erosi serta kecepatan arus sebagai faktor pembatas. Pada percobaan ini digunakan beberapa metode. Metode tersebut antara lain metode Winkler untuk menentukan kandungan O2 terlarut dan metode alkalimetri untuk mencari kandungan CO2 bebas dan alkalinitas. Serta metode dengan alat ukur langsung pada beberapa pengamatan seperti panjang, lebar, dll Faktor yang mempengaruhi densitas dan diversitas plankton adalah CO2 bebas, O2 terlarut, pH, alkalinitas, suhu dan kecepatan arus. Berdasarkan indeks diversitas plankton dapat disimpulkan bahwa perairan sungai Tambakbayan masih belum tercemar dan kualitas airnya masih sangat baik prosentase pencemaran yang rendah terutama berasal dari limbah rumah tangga yang sedikit. 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 1 2 3 4 DiversitasPlankton Stasiun Diversitas Plankton
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Beisner, B,E .2013. A plankton research gem : The probable closure of the experimental lakes Area. Plankton Res . London. Hamaidi, Fella ,dkk . 2013. Research article Preliminar Study on Psycho – Chemical parameters and Phytoplakton of Chiffa River. Saad Dahlab University Press. Algeria. Hufschmidt.M.M, 1986, A Conceptual framework for Watershed Management, Honolulu Reid,G,K and R, D, Wood. 1976. Ecology of inland waters and estuaries. D, Van Nostrand. Amsterdam. Scrimgecur, J, Garry. 1989. New Zealand Journal of Marine and Freshwater Research Vol 23 Iss,3. Auckland Vallet, H,M. 1993. Journal of North America Benthologycal Society. Ontario. Widaningroem,Retno. 2010. Pengertian, Konsep dan Jenis Sumberdaya Perikanan Bahan Ajar Pengantar Ilmu Perikanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.