2. A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan kebutuhan primer pada saat ini,
apalagi sebagain besar masyarakat sudah menyadari
pentingnya pendidikan dalam menata masa depan yang
lebih baik. Oleh karena itu setiap negara senantiasa
berusaha memajukan bidang pendidikan, disamping
bidang yang lain dalam rangka mempersiapkan sumber
daya manusia yang kompetitif dan berkualitas serta
berusaha mengejar kemajuan negara lain.
3. Satu dari sekian banyak masalah di era global yang dihadapi Indonesia
saat ini adalah masalah di bidang pendidikan terutama masalah yang
berhubungan dengan kualitas hasil pendidikan. Adanya kebijakan
sertifikasi guru adalah salah satu upaya nyata pemerintah untuk
meningkatkan profesionalisme guru agar guru sebagai aktor utama
dalam pendidikan umumnya dan pembelajaran khususnya dapat
meningkatkan kompetensinya.
Dalam proses pembelajaran terjadinya variasi mengajar guru dapat
ditunjukkan dengan adanya perubahan gaya mengajar, media yang
digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi
antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa. Penggunaan variasi
dalam mengajar ditujukan kepada perhatian siswa, motivasi dan belajar
siswa.
4. 1.
• Apakah tujuan dari diadakannya
variasi dalam mengajar?
2.
• Apa saja prinsip-prinsip
penggunaan variasi pengajaran?
3.
• Apa saja komponen-komponen
variasi mengajar?
B. RUMUSAN MASALAH
Dari beberapa uraian di atas, timbul beberapa permasalahan sebagai
berikut:
5. C. TUJUAN
Untuk mengetahui apa saja komponen-
komponen variasi mengajar
Untuk mengetahui prinsip-prinsip penggunaan
variasi pengajaran
Untuk mengetahui apa tujuan dari
diadakannya variasi dalam mengajar
6. PEMBAHASAN
1. Pengertian Variasi mengajar
Kemampuan mengajar adalah kemampuan essensial yang harus dimiliki oleh
setiap guru, hal ini tidak lain karena tugas guru yang paling utama adalah
mengajar dan mendidik. Yang dihadapi oleh guru adalah para siswa yang
dinamis, baik sebagai akibat dari dinamika internal yang berasal dari diri siswa
maupun sebagai akibat dari dinamika lingkungan yang sedikit banyak pasti
berpengaruh terhadap siswa. Oleh karena itu, kemampuan mengajar guru
haruslah dinamis juga, sebagai akibat dari tuntutan-tuntutan dinamika siswa yang
tak terelakkan.
Variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga,
dalam situasi belajar-mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan,
antusiasme, serta penuh partisipasi.
Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga
aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan
bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
7. 2. HAKIKAT BELAJAR MENGAJAR
Belajar pada hakikatnya adalah ”perubahan” yang terjadi di
dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan
aktivitas belajar. Namun, tidak semua perubahan termasuk
kategori belajar seperti perubahan fisik, mabuk, gila, dan
sebagainya.
Proses belajar mengajar mempunyai pengertian dan makna
yang berbeda dengan mengajar. Dalam proses belajar
mengajar terdapat tersirat adanya satu kesatuan kegiatan
yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru
yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi
yang saling menunjang.
8. Meningkatkan dan memelihara perhatian
siswa terhadap relevansi proses belajar
mengajar
• Perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang guru
jelaskan, akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran tersebut
bila setiap siswa mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan
dalam suatu pertemuan kelas.
Memberikan kesempatan kemungkinan
berfungsinya motivasi
• peran guru lebih diinginkan untuk memerankan fungsi guru sebagai
motivator, yaitu memotivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk
berbuat, motivasi sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan
motivasi sebagai alat untuk menyeleksi perbuatan.
A. TUJUAN VARIASI
MENGAJAAR
9. Selanjutnya
Membentuk Sikap
Positif Terhadap
Guru dan Sekolah
Memberi
kemungkinan
pilihan dan
fasilitas belajar
individual
Mendorong
Siswa Untuk
Belajar
Guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang
membangkitkan kreativitas dan kegairahan belajar siswa,
agar terbentuknya sikap baik dan positif murid terhadap
guru serta sekolah.
Lengkap tidaknya fasilitas belajar mempengaruhi
pemilihan yang harus guru lakukan. Sangat terbatasnya
fasilitas belajar cenderung lebih sedikit alternatif yang
tersedia untuk melakukan pemilihan.
Diperlukannya peranan guru, bagaimana upaya
menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong
siswa untuk senang dan bergairah belajar
10. B. PRINSIP PENGGUNAAN VARIASI MENGAJAR
Dalam proses belajar mengajar kegiatan siswa adalah yang
menjadi fokus perhatian. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak
lain adalah suatu upaya bagaimana lingkungan yang tercipta itu
menyenangkan hati semua siswa dan dapat menggairahkan belajar
siswaAgar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif
dan kreatif belajar, tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang
kondusif. Salah satu upaya ke arah itu adalah dengan cara
memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar.
Beberapa prinsip penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan
dan betul-betul harus dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas
mengajar di kelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu
adalah seagai berikut:
11. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua
jenis variasi digunakan, selain juga harus ada variasi
penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi. Semua itu
untuk mencapai tujuan belajar
Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan,
sehingga momen proses belajar mengajar yang utuh tidak
rusak, perhatian siswa dan proses tidak terganggu.
Penggunaan komponen variasi harus benar-benar
terstruktrur dan direncanakan oleh guru. Karena itu
memerlukan penggunaan yang luwes sesuai dengan umpan
balik yang diterima dari siswa.
12. C. KOMPONEN-KOMPONEN VARIASI MENGAJAR
1. Variasi gaya mengajar
Variasi gaya mengajar pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi
anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas.
Bagi siswa variasi tersebut dilihat sebagai sesuatu yang energik,
antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki relevensi dengan
hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar mengajar
akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan
siswa, menarik perhatian siswa, menolong penerimaan bahan
pelajaran, dan memberi stimulasi. Variasi gaya mengajar ini adalah
sebagai berikut:
13. Variasi suara
Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan. Guru
dapat mendramatisasi suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap
penting, berbicara secara pelan dengan seorang siswa, atau berbicara secara tajam
dengan siswa yang kurang perhatian, dan seterusnya.
Penekanan (ocusing)
Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek
kunci, guru dapat menggunakan ”penekanan secara verbal”; misalnya,”Perhatikan
baik-baik. Nah, ini yang penting. Ini adalah bagian yang sukar,dengarkan baik-
baik!” penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota
badan yang dapat menunjukkan dengan jari atau memberi tanda pada papan tulis.
Pemberian waktu (pausing)
Untuk menarik perhatian siswa, dapat dilakukan dengan mengubah yang bersuara
menjadi sepi, dari akhir bagian pelajaran ke bagian berikutnya. Dalam
keterampilan bertanya, pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan
beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi
tingkatannya setelah keadaan memungkinkan. Bagi siswa, pemberian waktu
dipakai untuk mengorganisasi jawaban agar menjadilengkap.
14. Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan siswa, sebaiknya mengarahkan
pandangannya ke seluruh kelas, menatap mata setiap siswa untuk dapat
membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Guru
dapat membantu siswa dengan menggunakan matanya menyampaikan informasi,
dan dengan pandangannya dapat menarik perhatian siswa.
Gerakan anggota badan (gesturing)
Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting
dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga
menolong dalam menyampaikman arti pembicaraan.
Perpindahan posisi guru (teachers movement)
Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu menarik perhatian
siswa, dapat meningkatkan kepribadian guru. Perhatian posisi dapat dilakukan
dari muka ke bagian belakang, dari sisi kiri kesisi kanan, atau diantara siswa dari
belakang ke samping siswa. Dapat juga dilakukan dengan posisi berdiri
kemudian berubah menjadi posisi duduk. Yang penting dalam perubahan posisi
ialah harus ada tujuannya, dan tidak sekedar mondar-mandir. Guru yang kaku
cenderung tidak menarik dan menjemukan, akan tetapi bila bervariasi dilakukan
secara berlebihan akan mengganggu.
15. 2. Variasi Media dan Bahan Ajaran
Setiap siswa mempunyai kemampuan indra yang tidak sama, baik
pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara.
Ada yang lebih suka atau senang membaca, ada yang lebih suka mendengarkan
dulu baru membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi menggunaan media,
kelemahan indra yang dimiliki tiap siswa misalnya, guru dapat memulai dengan
berbiara terlebih dahulu kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan
melihat contoh konkret. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulasi
terhadapa indra siswa.
Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu :
1. Variasi Media Pandang
2. Variasi Media Dengar
3. Variasi Media Taktil
16. 3. Variasi Interaktif
Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan siswanya
memiliki rentangaan yang bergerak dari dua kutub, yaitu:
Siswa bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari
guru.
Siswa mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru,
di mana guru berbicara kepada siswa.
Diantara kedua kutub itu hanya memungkinkan dapat terjadi.
Misalnya, guru berbicara dengan sekelompok kecil siswa melalui
mengajukan beberapa pertanyaan atau guru berbincang dengan
siswa secara individual, atau guru menciptakan situasi sedemikian
rupa sehingga antar siswa dapat saling tukar menukar pendapat
melalui penampilan diri, demonstrasi, atau diskusi.
17. Bila guru yang berbicara, dapat melalui beberapa kategori: feeling
persetujuan, penghargaan atau peningkatan, menggunakan pendapat
siswa, bertanya, ceramah, memberi petunjuk, dan mengkritik.
Sebaliknya siswa dapat berbicara melalui pemberian respons dan
pengambilan prakarsa. Bila guru mengajukan pertanyaan dapat juga
divariasi sesuai dengan domain kognitif dari Bloom, pertanyaan
dapat diajukan ke seluruh kelas atau ditujukan kepada siswa, maka
dapat berbentuk: mendengarkan ceramah guru, mengajukan
pendapat pada diskusi kelompok kecil. Bekerja individual atau
kerja kelompok, membaca secara keras atau secara pelan, melihat
film, bekerja di laboraturium, baik bahasa maupun alam, bekerja
atau belajar bebas, atau dapat juga menciptakan kegiatan sendiri
18. SARAN
1. Hendaknya dalam mengajar guru-guru dapat memperhatikan
variasi mengajar agar tidak membuat siswa jenuh dalam
belajar.
2. Hendaknya demi kelancaran kegiatan belajar mengajar para
siswa juga turut berperan aktif sehingga proses pembelajaran
tidak membosankan dan hubungan antara siswa dengan guru
atau siswa dengan siswa akan terjalin dengan harmonis.
19. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa variasi mengajar adalah suatu
kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk
mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar-mengajar, siswa
senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga aspek,
yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan
pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Adapun prinsip-prinsip dari penggunaan variasi mengajar sebagai berikut:
Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan,
selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi. Semua
itu untuk mencapai tujuan belajar.
Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga momen proses
belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian siswa dan proses tidak terganggu.
Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktrur dan direncanakan oleh
guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes sesuai dengan umpan balik
yang diterima dari siswa.