SlideShare a Scribd company logo
1 of 124
METODE PEMBELAJARAN 
PAIKEM 
MULYONO
DEFINISI PEMBELAJARAN 
•UNsUR PENENTU BAIK TIDAKNyA 
LULUsAN yANg DIhAsILKAN OLEh 
sUATU sIsTEM PENDIDIKAN. 
•PEMBELAJARAN yANg BAIK 
cENDERUNg MENghAsILKAN 
LULUsAN DENgAN hAsIL BELAJAR 
yANg BAIK PULA.
KENDALA PEMDIDIKAN DI INDONEsIA 
• Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih 
dipandang kurang baik. 
• Siswa belum mampu menggapai potensi 
ideal/optimal yang dimilikinya. 
• Perubahan pada proses pembelajaran dari 
kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini.
DEFINIsI PEMBELAJARAN PAKEM 
• Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) yang saat 
ini dikembangkan ke seluruh pelosok tanah air. 
• Pembelajaran dirancang agar mengaktifkan anak, dan mengembangkan 
kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan. 
• Memberikan gambaran tentang apa, mengapa, dan bagaimana PAKEM 
tersebut, serta prosedur atau langkah-langkah Fasilitatoran yang bisa dilakukan. 
• Membaca dan mengikuti proses-proses Fasilitatoran yang telah dirancang 
dalam Unit ini. 
• Peserta Fasilitatoran diharapkan dapat mengenal apa, mengapa, dan bagaimana 
PAKEM tersebut, dan pada akhirnya diharapkan dapat menerapkan di kelasnya 
masing-masing.
UNDANG-UNDANG RI No. 20 RI No. 20 PASAL 40, AYAT (2) 
TAHUN 2003 
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, 
kreatif, dinamis dan dialogis. 
2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu 
pendidikan; dan 
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan 
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
DEFINISI PROSES PEMBELAJARAN 
• Pada satuan pendidikan diselenggarakan secara 
interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang. 
• Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, 
• Memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, 
• Kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat 
dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.
PP NO. 19 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN, PASAL 19 AYAT 1 
• Guru melaksanakan amanat perundang-undangan 
mengenai penyelenggaraan pendidikan. 
• Guru harus bisa melaksanakan yang kita dengar 
istilah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, 
Efektif, dan Menyenangkan). 
• Guru dapat melaksanakan amanat perundang-undangan 
tersebut. 
• Guru hendaknya mengubah paradigma mengenai 
mengajar siswa menjadi membelajarkan siswa. 
• Guru harus memahami hakikat PAKEM dan 
menguasai berbagai strategi/model pembelajaran 
yang berorientasi pada PAKEM.
DEFINISI PAKEM 
• Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) 
sama dengan kerja kelompok. 
• Pembelajaran berlangsung dan di sana siswa tetap duduk seperti 
orang menonton bioskop, semua menghadap ke depan, duduk 
berdua dengan satu bangku, dengan mudah dan cepat dikatakan 
kelas itu tidak PAKEM. 
• Siswa sedang duduk berkelompok, dengan mudah kita 
mengatakan kelas itu PAKEM, padahal bisa jadi mereka hanya
PENILAIAN PAKEM KELAS 
• Pakem tidaknya suatu pembelajaran tidak cukup hanya dengan 
melihat pengaturan tempat duduk siswa. 
• Intensitas keterlibatan siswa dalam belajar. 
• Serta kegiatan belajar seperti apa yang dilakukan siswa.
DEFINISI PELAKSANAAN PAKEM 
• Guru diberikan kesempatan membelajarkan beberapa keterampilan hidup atau 
kecakapan hidup. 
• Guru mampu dan berani untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian 
secara aktif dan kreatif, mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya. 
• Guru mengarahkan belajar kelompok yang benar misalnya, siswa belajar salah 
satu kecakapan hidup yaitu berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim. 
• Guru memberi bentuk tugas yang menantang pada siswa. 
• Guru dapat mengarahkan siswa dalam membangun kemampuan mencari dan 
mengolah informasi, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah. 
• Guru mengusahakan dan menawarkan sebuah pembaharuan, termasuk 
penerapan PAKEM di kelas, yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
PENYAJIAN PAKEM DALAM PELATIHAN 
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) 
• Peran Serta Masyarakat (PSM) dilakukan 
dengan harapan agar sekolah, Komite Sekolah, 
dan orang tua siswa membantu dan mendukung 
keberhasilan PAKEM.
KENDALA PELAKSANAAN PAKEM 
1. Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran PAKEM yang baik. 
2. Guru melaksanakan pembelajaran masih sering berupa pengisian lembar kerja siswa 
(LKS) yang sebagian besar pertanyaannya bersifat tertutup. 
3. Guru belum mampu mengelompokan siswa di lihat dari segi pengaturan tempat 
duduk. 
4. Guru dilakukan siswa seringkali belum mencerminkan belajar kooperatif yang benar. 
5. Guru melaksanakan pembelajaran belum mengajarkan akan kecakapan hidup. 
6. Perbedaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-laki/perempuan, 
pintar/kurang pintar, dan sosial ekonomi tinggi/rendah. 
7. Guru merasa khawatir untuk melaksanakan PAKEM di kelas X dan XI. 
8. Pajangan sering menampilkan hasil kerja siswa yang cenderung seragam.
HAKIKAT PAKEM 
• Komponen yang paling kuat dalam proses pembelajaran adalah praktik dengan 
Feedback. 
• Proses pembelajaran meningkat dengan baik yaitu dengan memberikan siswa 
aktifitas yang teratur dan berkaitan dengan tujuan pembelajaran. 
• Guru seharusnya memberi kesempatan siswa untuk praktek supaya bisa 
terampil melakukannya. 
• Guru seharusnya tidak mengarahkan siswa hanya bisa praktek, tetapi juga 
diberikan informasi yang berlawanan tentang penampilannya. 
• Pengaruh Feedback kadang-kadang ditunjukan sebagai “hasil pengetahuan”. 
• Siswa diberitahu jawaban benar dan salah, atau ditunjukan kopian dari jawaban 
benar atau contoh yang mereka pastikan bahwa jawabanya benar.
PENGARUH FEEDBACK PAKEM 
• Pengaruh Feedback mungkin diberikan dalam bentuk yang kuat. 
• Kekuatan bagi pelajar dewasa yaitu khusus dalam istilah pernyataan seperti 
“Hebat, kamu benar”. 
• Anak-anak muda sering merespon baik yaitu pemberian dari instruktur atau 
pada kesempatan untuk melakukan aktifitas yang lain. 
•
SOLUSI FEEDBACK PAKEM 
• Guru dapat menyesuaikan model diri terhadap karakteristik 
pelajar. 
• Guru dapat mengetahui alasan mengapa diberikan ke siswa 
yang mempunyai masalah berkaitan dengan keterangan 
lingkungan belajar. 
• Guru dapat mengatur dari segi lingkungan itu supaya lebih 
mudah bagi siswa untuk semangat.
PENGERTIAN PEMBELAJARAN 
• Penerapan dari rencana kurikulum,dan perlu di dalamnya termasuk 
aktifitas guru mengajar dalam menghadapi siswa, sesuai dengan rencana 
yang telah disusun. 
• Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat 
ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah 
kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah metodenya, atau mengulang dulu 
pembelajaran yang lalu. 
•
TUJUAN PEMBELAJARAN 
• Pembelajaran di sekolah idealnya harus mengarah kepada 
kemandirian siswa dalam belajar, artinya sedini mungkin siswa 
dilatih untuk mandiri di lingkungan sekolah/kelas dan di 
lingkungan keluarga.
DEFINISI PEMBELAJARAN PAKEM 
• Secara psikologis, afektif, psikomotor, maupun secara 
koqnitif harus dibudayakan oleh para praktisi pendidikan 
khususnya para guru dalam semua mata pelajaran di 
sekolah. 
• Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan selama ini, 
guru dan murid selalu berada dalam satu tempat, satu 
waktu, dan dalam situasi yang sama.
KENDALA PEMBELAJARAN 
• Kegiatan belajar mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru 
sebagai fasilitator tidak berada di arena belajar. 
• Guru masih dalam perjalanan menuju sekolah atau boleh jadi berhalangan hadir ke 
sekolah karena sakit atau karena ada kepentingan lain. 
• Sekolah tersebut masih kekurangan tenaga guru. 
• Proses kegiatan belajar mengajar akan mengalami hambatan bila guru tidak disiplin. 
• Apalagi kalau terjadi dalam kurun waktu yang lama, maka akan ada pihak yang 
dirugikan , yaitu siswa.
ALASAN PENGGUNAAN PAKEM 
(TUNTUTAN PERUNDANGAN-UNDANGAN) 
• Undang-undang No.20 tentang Sisdiknas, pasal 40. 
• PP No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, 
pasal 19 ayat (1).
UNDANG-UNDANG No. 20 TENTANG SISDIKNAS, 
PASAL 40 
• Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk 
menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, 
menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.
PP No. 19 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN, PASAL 19 
AYAT (1). 
• Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara 
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, 
• Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak 
yang cukup bagi prakarsa, dan kreativitas. 
• Kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta 
psikologi siswa.
ESENSI PENDIDIKAN ATAU PEMBELAJARAN 
• Kebermaknaan bagi peserta didik yang dilakukan secara dialogis 
atau interaktif, yang pada intinya pembelajaran berpusat pada 
siswa sebagai pelajar. 
• Pendidik sebagai fasilitator yang memfasilitasi agar terjadi 
belajar pada peserta didik.
SISWA YANG MEMBANGUN KONSEP 
• Belajar dalam konteks PAKEM dimaknai sebagai proses aktif dalam membangun pengetahuan 
atau membangun makna. 
• Prosesnya seorang siswa yang sedang belajar, akan terlibat dalam proses sosial. 
• Proses membangun makna dilakukan secara terus menerus (sepanjang hayat). 
• Makna belajar tersebut didasari oleh pandangan konstruktivisme.
DEFINISI KONTRUKTIVISME 
• Merupakan suatu pandangan mengenai bagaimana seseorang belajar. 
• Menjelaskan bagaimana manusia membangun pemahaman dan pengetahuannya mengenai dunia sekitarnya 
melalui pengenalan terhadap benda-benda di sekitarnya yang direfleksikannya melalui pengalamannya. 
• Menemukan sesuatu yang baru. 
• Merekonstruksinya dengan ide-ide awal dan pengalaman kita, 
• Pengetahuan dapat itu mengubah keyakinan kita. 
• Merupakan informasi baru yang diabaikan karena merupakan sesuatu yang tidak relevan dengan ide awal.
IMPLEMENTASI KONSTRUKTIVISME DI KELAS 
• Ketika peserta didik datang ke kelas, otaknya tidak kosong dengan 
pengetahuan, mereka datang ke dalam situasi belajar dengan 
pengetahuan, gagasan, dan pemahaman yang sudah ada dalam 
pikiran mereka. 
• Pengetahuan awal ini merupakan materi dasar untuk pengetahuan 
baru yang akan mereka kembangkan.
MENGIMPLEMENTASIKAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN 
(1. Mengajukan masalah yang relevan untuk siswa) 
• Untuk memulai pembelajaran, ajukan permasalahan yang relevan 
dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa dapat 
meresponnya, contoh di sekolah kita, sampah plastik bekas 
bungkus jajanan menumpuk, apa yang dapat kalian lakukan untuk itu 
?
LANJUTAN… 
2. Strukturkan pembelajaran untuk mencapai konsep-konsep esensial. 
3. Sadarilah bahwa pendapat (perspektif) siswa merupakan jendela mereka 
untuk menalar (berpikir). 
4. Adaptasikan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan dan pengembangan siswa. 
5. Lakukan asesmen terhadap hasil belajar siswa dalam konteks pembelajaran. 
(Brook and Brook ,2002:1)
DEFINISI PESERTA DIDIK 
• Belajar tidak sekedar meniru dan membentuk bayangan dari apa yang 
diamati atau diajarkan guru, tetapi secara aktif dapat menyeleksi, 
menyaring, memberi arti, dan menguji kebenaran atas informasi yang 
diterimanya. 
• Pengetahuan yang dikonstruksi para peserta didik merupakan hasil 
interpretasi yang bersangkutan terhadap peristiwa atau informasi yang 
diterimanya.
KONSTRUKTIVISME MENURUT PARA KONSTRUKTIVIS 
• Para pendukung konsktruktisme berpendapat bahwa pengertian yang dibangun setiap 
individu peserta didik dapat berbeda dari apa yang diajarkan Guru (Bodner, 1987 dalam 
Nggandi Katu, 1999:2). 
• Menurut pandangan konstruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa dalam 
mengkonstruksi arti (teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain). 
• Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman 
atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga 
pengertiannya dikembangkan. Paul Suparno (1997:61)
PROSES BELAJAR YANG BERCIRIKAN KONSTRUKTIVISME 
1. Belajar berarti membentuk makna. 
2. Konstruksi arti sesuatu hal yang sedang dipelajari terjadi dalam proses yang terus menerus. 
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih dari itu, yaitu pengembangan pemikiran 
dengan membuat pengertian baru. 
4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang 
merangsang 
pemikiran lebih lanjut. 
5. Situasi ketidakseimbangan adalah situasi yang baik untuk memacu belajar. 
6. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman peserta didik dengan dunia fisik dan 
lingkungannya. 
7. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui peserta didik (konsep, 
tujuan, motivasi) yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari (Paul Suparno, 1997:61).
KARAKTERISTIK IKLIM PEMBELAJARAN SESUAI 
KONSTRUKTIVISME 
1. Peserta didik tidak dipandang sebagai suatu yang pasif melainkan individu yang memiliki tujuan 
serta dapat merespon situasi pembelajaran berdasarkan konsepsi awal yang dimilikinya. 
2. Guru hendaknya melibatkan proses aktif dalam pembelajaran yang memungkinkan peserta didik 
mengkonstruksi pengetahuannya. 
3. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang datang dari luar, melainkan melalui seleksi secara personal 
dan sosial.
TUNTUTAN GURU DALAM IKLIM PEMBELAJARAN 
1. Mengetahui dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa. 
2. Melibatkan siswa dalam kegiatan aktif. 
3. Memperhatikan interaksi sosial dengan melibatkan siswa 
dalam diskusi kelas atau kelompok.
TANTANGAN KONDISI PENDIDIKAN DI INDONESIA 
(a) Perkembangan IPTEK, POLITIK, SOSBUD yang semakin cepat dan banyak 
perubahan, 
(b) Laju teknologi komunikasi informasi yang tinggi, 
(c) Sumber belajar semakin beragam, 
(d) Tuntutan kemandirian, kerja sama, kemampuan melakukan relasi sosial, 
kemampuan untuk berpikir kritis, memecahkan masalah.
MENGATASI PERSAINGAN DI DUNIA PENDIDIKAN 
• Siswa itu harus dibekali agar mampu bersaing dalam era globalisasi, era 
otonomi, dan era pasar terbuka. 
• Perubahan yang terjadi di lingkungan kita, menuntut perubahan-perubahan 
dalam pembelajaran. 
• PAKEM dilaksanakan dalam pembelajaran peserta didik dikarenakan 
berbagai tantangan yang akan dihadapi mereka saat ini.
PILAR-PILAR PAKEM 
(DARI SEGI GURU) 
A = Aktif. Dalam hal ini guru aktif dalam : 
- Memantau kegiatan belajar siswa 
- Memberi umpan balik 
- Memberi pertanyaan yang menantang 
- Mempertanyakan gagasan siswa 
• K = Kreatif. Hal ini guru dituntut untuk kreatif 
dalam : 
- Mengembangkan kegiatan yang beragam 
- Membantu alat bantu belajar sederhana 
E = Efektif, yaitu guru harus mampu mencapai 
tujuan 
pembelajaran. 
• M = Menyenangkan. Dalam hal ini guru menciptakan 
suasana pembelajaran yang menyenangkan dan 
tidak membuat anak takut salah, takut 
ditertawakan, takut dianggap sepele.
PILAR-PILAR PAKEM (DARI SEGI SISWA) 
A = Aktif. Dalam hal ini siswa aktif : 
1) Bertanya 
2) Mengemukakan gagasan 
3) Mempertanyakan gagasan orang lain dan 
gagasannya. 
K = Kreatif. Hal ini siswa dituntut untuk kreatif 
dalam : 
1) Merancang / membuat sesuatu 
2) Menulis/ mengarang 
E = Efektif, yaitu siswa harus menguasai 
ketrampilan yang diperlukan. 
M = Menyenangkan. Dalam hal pembelajaran 
membuat anak: 
1) Berani mencoba 
2) Berani bertanya 
3) Berani mengemukakan pendapat/gagasan 
4) Berani mempertanyakan gagasan orang lain
DIMENSI PROSES BELAJAR MENGAJAR 
1) Penyusunan program dan perangkat pembelajaran sebagai upaya persiapan pelaksanaan 
proses pembelajaran 
2) Penyajian dan teknik model belajar mandiri dengan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, 
Efektif 
dan Menyenangkan) 
3) Perilaku siswa yang muncul dari kegiatan model belajar mandiri yang merupakan 
penilaian 
proses pembelajaran.
EMPAT PILAR UTAMA PAKEM 
(a) Aktif. 
(b) Kreatif. 
(c) Efektif. 
(d) Menyenangkan. Huruf ”P” merupakan pembelajaran.
DEFINISI PEMBELAJARAN 
• Pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan 
suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang 
memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik.
PEMBELAJARAN AKTIF 
• Pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik (student 
centered ) daripada berpusat pada guru (teacher centered). 
• Mengaktifkan peserta didik, kata kunci yang dapat dipegang guru 
adalah adanya kegiatan yang dirancang untuk dilakukan siswa baik 
kegiatan berpikir (minds-on) dan berbuat (hands-on). 
• Fungsi dan peran guru lebih banyak sebagai fasilitator.
PERBEDAAN PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT 
(PADA GURU) 
 Guru sebagai pengajar. 
• Penyampaian materi pelajaran dominan melalui ceramah. 
• Guru menentukan apa yang mau diajarkan dan bagaimana siswa 
mendapatkan 
informasi yang mereka pelajari.
PADA SISWA 
 Guru sebagai fasilitator dan bukan penceramah. 
 Fokus pembelajaran pada siswa bukan Guru. 
 Siswa aktif belajar 
 Siswa mengontrol proses belajar dan menghasilkan karya sendiri 
tidak mengutip dari Guru 
 Pembelajaran bersifat interaktif
KEGIATAN SISWA PADA STRATEGI MENGAJAR YANG 
(BERPUSAT PADA GURU) 
•Membacakan 
• Menjelaskan 
• Memberikan instruksi 
• Memberikan informasi 
• Berceramah 
• Pengarahan tugas-tugas 
• Membimbing dalam tanya jawab
KEGIATAN SISWA PADA STRATEGI MENGAJAR YANG 
(BERPUSAT PADA SISWA) 
 Bermain peran 
 Menulis dengan kata-kata sendiri 
 Belajar kelompok 
 Memecahkan masalah 
 Diskusi/berdebat 
 Mempraktikkan keterampilan 
 Melakukan kegiatan penyelidikan
RUANG KELAS 
• Pengelolaan kelas diperlukan untuk membangkitkan minat belajar siswa dan 
meningkatkan keaktifan siswa belajar, ruang kelas dapat dibuat menarik dengan 
cara mengubah tata letak/formasi bangku 
• Memberikan waktu yang cukup untuk siswa berpikir dan menghasilkan karya. 
• Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggugah kreativitas seperti : 
“mengapa”, “bagaimana”, “apa yang terjadi jika…” dan bukan pertanyaan “apa”, 
“kapan”.
MENGIDENTIFIKASI GURU KREATIF 
• Mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga mampu 
memenuhi berbagai 
tingkat kemampuan siswa. 
• Mampu menciptakan Kegiatan belajar yang dibuat dengan 
memperhatikan/ menyesuaikan 
level perkembangan kognisi, mental dan emosi dari siswa
CIRI-CIRI SISWA KREATIF 
• Mampu memotivasi diri 
• Berpikir kritis 
• Daya imaginasi tinggi (imaginative) 
• Berpikir orisinil/bukan kutipan dari Guru (original ) 
• Memiliki tujuan untuk ingin berprestasi 
• Menyampaikan pemikiran dengan bahasa sendiri.
PEMBELAJARAN KREATIF 
• Pembelajaran yang menstimulasi siswa untuk 
mengembangkan gagasannya dengan memanfaat 
sumber belajar yang ada.
STRATEGI MENGAJAR UNTUK MENGEMBANGKAN 
• Memberi kebebasan pada KsiRswEaA uTnIVtuIkT AmSen gembangkan gagasan dan 
pengetahuan baru. 
• Bersikap respek dan menghargai ide-ide siswa. 
• Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa 
• Penekanan pada proses bukan penilaian hasil akhir karya siswa
PEMBELAJARAN EFEKTIF 
• Efektif memiliki makna manjur, mujarab, berdampak, membawa 
pengaruh, memiliki akibat dan membawa hasil. 
• Pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa 
setelah proses pembelajaran berlangsung (seperti dicantumkan dalam 
tujuan pembelajaran).
FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF 
• Profesional Leardersip, 
• Shared vision and goals, 
• A Learning Environment, 
• Concentration on learning and 
teaching, 
• High expectations, 
• Positive reinforcement, 
• Monitoring progress, 
• Pupiil right and responsibiltes, 
• Purposeful teaching, 
• A learning organisation, 
• Home scoll prtnership.
CIRI SUASANA BELAJAR YANG TIDAK MENYENANGAKAN 
• Tertekan 
• Perasaan terancam 
• Perasaan menakutkan 
• merasa tidak berdaya 
• tidak bersemangat 
• Malas/tidak berminat 
• Jenuh/bosan 
• Suasana pembelajaran monoton 
• Pembelajaran tidak menarik 
iswa
CIRI SUASANA BELAJAR YANG MENYENANGKAN 
• Rileks 
• Bebas dari tekanan 
• Aman 
• Menarik 
• Bangkitnya minat belajar 
• Adanya keterlibatan penuh 
• Perhatian peserta didik tercurah 
• Lingkungan belajar yang 
menarik (misalnya keadaan 
kelas terang) 
• Pengaturan tempat duduk 
leluasa 
(untuk peserta didik bergerak) 
• Bersemangat 
• Perasaan gembira 
• Konsentrasi tinggi
PENGERTIAN PAKEM 
• Proses pembelajaran dimana guru harus menciptakan suasana pembelajaran 
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, 
mengemukakan gagasan, kreatif, kritis serta mencurahkan perhatian 
/konsentrasinya secara penuh dalam belajar serta suasana pembelajaran yang 
menimbulkan kenyamanan bagi siswa untuk belajar. 
• Guru memanfaatkan berbagai sumber belajar untuk pencapaian hasil belajar 
yang telah ditentukan.
GARIS BESAR PAKEM 
GURU 
• Guru sebagai fasilitator 
SISWA 
• Siswa lebih mendominasi dan mewarnai 
pembelajaran. 
• Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang 
mengembangkan pemahaman dan kemampuan 
mereka dengan penekanan pada belajar melalui 
berbuat (learning by doing). 
• Siswa giat dan dinamis mengikuti pembelajaran.
LINGKUNGAN 
(KELAS INDOOR/OUTDOOR, LABORATORIUM) 
• Guru mengatur lingkungan kelas dengan cara memajang buku-buku dan bahan belajar yang menarik, menyediakan pojok untuk 
membaca. 
• Guru harus memajang hasil karya siswa di kelas. 
• Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat belajar. 
• Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif termasuk cara belajar kelompok. 
• Guru menerapkan berbagai strategi/model pembelajaran. 
• Guru memotivasi siswa melalui kegiatan yang menantang kemampuan siswa untuk berpikir kreatif, kritis dan mampu memecahkan 
masalah. 
Guru menggunakan berbagai macam strategi mengajar termasuk pembelajaran lebih interaktif dalam kelompok serta lebih banyak 
praktik. 
• Kelas dibuat semenarik mungkin 
• Secara fisik dan mental aktif ditandai dengan tercurahnya konsentrasi yang tinggi 
• Siswa berani mengemukakan gagasan 
• Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. 
• Siswa tidak malu terlibat aktif dalam kegiatan 
• Tata letak /formasi kelas diubah dan disesuaikan dengan kegiatan.
KRITERIA SISWA AKTIF 
• Menulis 
• Berdiskusi 
• Berdebat 
• Memecahkan masalah 
• Mengajukan pertanyaan 
• Menjawab pertanyaan 
• Menjelaskan 
• Menganalisis 
• Mensintesa 
• Mengevaluasi 
• Kriteria Efektif
KETERCAPAIAN TARGET HASIL BELAJAR SISWA 
• Siswa mampu menguasai konsep. 
• Siswa mampu mengaplikasikan konsep pada masalah sederhana. 
• Siswa menghasilkan produk tertentu. 
• Siswa termotivasi untuk giat belajar.
KRITERIA PEMBELAJARAN KREATIF 
• Berpikir kritis. 
• Memecahkan masalah secara konstruktif 
• Ide/gagasan yang berbeda 
• Berpikir konvergen (pemencahan masalah yang “benar” atau “terbaik”) 
• Berpikir divergen (beragam alternatif pemecahan masalah) 
• Fleksibilitas dalam berpikir (melihat dari berbagai sudut pandang) 
• Berpikir terbuka
KRITERIA PEMBELAJARAN MENYENANGKAN 
• Interaktif 
• Dinamik 
• Menarik 
• Menggembirakan 
• Atraktif 
• Menimbulkan inspirasi
PADA WAKTU GURU MELAKSANAKAN PAKEM 
(MEMAHAMI SIKAP YANG DIMILIKI SISWA) 
a. Rasa ingin tahu yang besar. 
b. Keinginan untuk belajar. 
c. Daya imaginasi yang tinggi.
MENGENAL KARAKTER SISWA 
• Guru sebaiknya mengenal perbedaan kemampuan, harapan, pengalaman, 
dan sikap terhadap sekolah. 
• Latar belakang ekonomi dan sosial dari setiap siswa. 
• Guru dapat membantu siswa apabila mendapat kesulitan sehingga anak 
belajar secara optimal.
MEMANFAATKAN PERILAKU SISWA DALAM PENGORGANISASI 
BELAJAR 
• Sebagai makhluk sosial siswa bermain secara berkelompok 
sehingga mereka dapat mengerjakan tugas belajar 
berpasangan/berkelompok. 
• Siswa perlu diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas 
secara individu agar bakat individunya berkembang.
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KREATIF, DAN 
KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH 
a. Guru memberikan tugas-tugas praktik 
b. Guru Mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata 
“mengapa”, “bagaimana”, “apa yang terjadi jika… (tipe open question)
MENGEMBANGKAN RUANG KELAS SEBAGAI LINGKUNGAN BELAJAR 
YANG MENARIK 
• Hasil pekerjaan siswa di pajang di kelas. 
• Pajangan dapat berupa: gambar, peta, diagram, model, 
puisi, karangan dan lain sebagainya.
MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN 
OBJEK BELAJAR 
• Lingkungan fisik, sosial dan budaya dapat berperan sebagai sumber 
belajar sekaligus objek belajar. 
• Siswa dapat diberi kegiatan untuk melakukan pengamatan (dengan 
seluruh inderanya), mencatat, merumuskan pertanyaan, 
berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat 
diagram.
MEMBERIKAN FEEDBACK YANG BAIK UNTUK MENINGKATKAN 
KEGIATAN BELAJAR 
a. Feedback yang diberikan hendaknya mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan 
siswa. 
b. Feedback diungkapkan secara santun dengan maksud agar siswa lebih percaya diri. 
c. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar serta 
catatan yang bermakna untuk pengembangan siswa daripada sekedar pemberian 
angka/ 
nilai.
MEMBEDAKAN ANTARA AKTIF FISIK DAN AKTIF MENTAL SISWA 
• Siswa yang aktif secara fisik memiliki indikator : terlihat 
sibuk bekerja dan bergerak. 
• Siswa yang aktif secara mental memiliki indikator : sering 
bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, 
mengungkap- kan gagasan.
SYARAT BERKEMBANGNYA AKTIFITAS MENTAL SISWA 
• Tumbuhnya perasaan tidak takut ditertawakan, tidak 
takut disepelekan atau tidak takut dimarahi jika salah. 
• Guru hendaknya dapat menghilangkan rasa takut itu.
KOMPONEN PEMBELAJARAN 
• Guru dapat merancang dan mengelola PBM yang 
mendorong siswa untuk berperan aktif dalam 
pembelajaran PAKEM.
GURU MELAKSANAKAN PBM DENGAN 
MERANCANG KEGIATAN SISWA 
• Melakukan percobaan 
• Diskusi kelompok 
• Memecahkan masalah 
• Mencari informasi di perpustakaan 
• Menulis laporan/cerita/puisi 
• Mengamati objek di luar kelas 
• Berkunjung ke luar
GURU MENGGUNAKAN BERBAGAI MEDIA/SUMBER BELAJAR 
• Alat pabrikan atau alat yang dibuat sendiri 
• Gambar/film/foto 
• Kasus/ceritera 
• Nara sumber 
• Lingkungan sekitar
SISWA MELAKUKAN PERCOBAAN 
• Menggunakan alat, 
• Mengamati, 
• Mengelompokkan, 
• mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri 
• Menarik kesimpulan 
• Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri 
• Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri 
• Melakukan wawancara 
• Membuat produk
AKTIFITAS SISWA 
• Diskusi 
• Mengajukan pertanyaan terbuka 
• Mengajukan saran/ide 
• Membuat karangan bebas/karya lain 
• Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu) 
• Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut 
• Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan 
• Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri 
• Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegitan sehari-hari
AKTIFITAS GURU 
• Guru memantau proses belajar/kerja siswa. 
• Guru memberikan umpan balik. 
• Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam. 
• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan. 
• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau 
tulisan. 
• Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa. 
• Guru mengaitkan PBM dengan pengalaman siswa sehari-hari. 
• Guru menilai PBM dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.
PELAKSANAAN PAKEM 
• Guru selain harus tahu hakikat PAKEM, 
• Prinsip-prinsip pembelajaran konstruktivisme. 
• Harus menguasai berbagai model pembelajaran.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN 
• Model pembelajaran yang menekankan pada 
pengembangan keterampilan psikomotor, keterampilan 
berpikir , maupun keterampilan sosial.
PEMILIHAN MODEL PEMBELAJARAN 
• Disesuaikan dengan tujuan dan target hasil belajar yang 
ditetapkan berdasarkan hasil analisis Standar Kompetensi dan 
Kompetensi Dasar.
EMPAT RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN 
(RUMPUN MODEL PEMROSESAN INFORMASI) 
• Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan Informasi bertitik tolak dari prinsip-prinsip 
pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia 
menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun 
konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol. 
• Model pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk 
memecahkan masalah, dengan demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada berpikir 
produktif. 
• Model pembelajaran lainnya berhubungan dengan kemampuan intelektual secara umum, dan 
sebagian lagi menekankan pada konsep dan informasi yang berasal dari disiplin ilmu secara 
akademis.
JENIS MODEL PEMBELAJARAN KE DALAM PEMROSESAN INFORMASI 
( PEMROSESAN INFORMASI PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF) 
• Tokoh: Hilda Taba 
Misi/tujuan/manfaat: Ditujukan secara khusus untuk pembentukan 
kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan pada dalam 
kegiatan. 
• Model ini akademik memiliki meskipun diperlukan juga untuk kehidupan 
umumnya. 
Keunggulan melatihkan kemampuan menganalisis informasi dan 
membangun konsep yang berhubungan dengan kecakapan berpikir.
LATIHAN INKUARI 
• Tokoh: Richard Suchman 
Misi/tujuan/manfaat : Sama dengan model berpikir induktif, model 
ini ditujukan dalam untuk pembentukan akademik kemampuan 
berpikir induktif yang banyak diperlukan kegiatan meskipun 
diperlukan juga untuk kehidupan pada umumnya.
PEMBENTUKAN KONSEP 
• Tokoh: Jerome Bruner, Good-now, dan Austin 
Tujuan: Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan berpikir 
induktif, peserta didik dilatih mempelajari konsep secara efektif.
PERKEMBANGAN KOGNITIF 
• Tokoh: Jean Piaget, Irving Sigel, Edmun Sullivan, Lawrence dan Kohlberg 
Misi/tujuan/manfaat: Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan 
intelektual berpikir pada logis, ini berpikir/pengembangan umumnya, meskipun 
dapat khususnya demikian pada kemampuan diterapkan kehidupan sosial dan 
pengembangan moral.
MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER 
• Tokoh David Ausubel 
Misi/tujuan/manfaat: Dirancang untuk meningkatkan kemampuan 
mengolah informasi melalui penyajian materi beragam (ceramah, 
membaca, dan media lainnya) dan menghubungkan pengetahuan 
baru dengan struktur kognitif yang telah ada.
MNEMONICS 
• Tokoh: Pressley, Levin, Delaney 
Tujuan: Strategi belajar untuk mengingat dan mengasimilasi informasi. 
(Sumber: Bruce Joyce dan Marsha Weil, 1980 dan Bruce Joyce, Marsha 
Weil, dan Beverly Showers, 1992, 1996: Models of Teaching)
RUMPUN MODEL-MODEL PRIBADI /INDIVIDUAL 
• Model pembelajaran yang termasuk rumpun model-model Personal/individual 
menekankan pada pengembangan pribadi. 
• Model pembelajaran ini menekankan pada proses dalam 
“membangun/mengkonstruksi” dan mengorganisasi realita, yang memandang manusia 
sebagai pembuat makna. 
• Model pembelajaran rumpun ini memberikan banyak perhatian pada kehidupan 
emosional. 
• Fokus pembelajaran ditekankan untuk membantu individu dalam mengembangkan 
hubungan individu dengan lingkungannya dan untuk melihat dirinya sendiri.
MODEL PENGAJARAN NONDIREKTIF 
Tokoh: Carl Rogers 
•Misi/Tujuan: Penekanan pada pembentukan kemampuan belajar sendiri 
untuk mencapai pemahaman dan penemuan diri sendiri sehingga 
terbentuk konsep diri. 
•Model ini menekankan pada hubungan guru-peserta didik.
LATIHAN KESADARAN 
• Tokoh: Fritz Perls, William Schutz 
Misi/Tujuan: Pembentukan kemampuan menjajagi dan 
menyadari pemahaman diri sendiri.
SINEKTIK 
• William Gordon 
Misi/Tujuan: Pengembangan individu dalam hal 
kreativitas dan pemecahan masalah kreatif.
SISTEM KONSEPTUAL DAVID HUNT 
• Misi/Tujuan: Didisain untuk meningkatkan 
kompleksitas pribadi dan fleksibilitas.
PERTEMUAN KELAS 
• William Glasser 
Misi/Tujuan: Pengembangan pemahaman diri dan 
tanggungjawab pada diri sendiri dan kelompok sosial lainnya. 
(Sumberi Bruce Joyce dan Marha Weil, 1980, Models of 
Teaching, )
RUMPUN MODEL INTERAKSI SOSIAL 
• Model pembelajaran yang termasuk dalam rumpun sosial ini menekankan hubungan individu dengan 
masyarakat atau orang lain. 
• Model ini memfokuskan pada proses di mana realitas adalah negosiasi sosial. 
• Model pembelajaran dalam kelompok ini memberikan prioritas pada peningkatan kemampuan individu 
untuk berhubungan dengan orang lain untuk meningkatkan proses demokratis dan untuk belajar 
dalam masyarakat secara produktif. 
• Tokoh-tokoh teori sosial juga peduli dengan pengembangan pikiran (mind) diri sebagai pribadi dan 
materi keakademisan.
JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN RUMPUN INTERAKSI SOSIAL 
• Kerja kelompok. (investigati-on group) 
Tokoh: Herbert Thelen, John Dewey 
Misi/tujuan: Mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk berperan 
dalam kelompok yang menekankan keterampilan komunikasi interpersonal 
dan keterampilan inkuari ilmiah. Aspek-aspek pengembangan pribadi 
merupakan hal yang penting dari model ini.
Inkuari Sosial 
• Tokoh: Byron Massialas, Benjamin Cox 
Misi/tujuan: Pemecahan masalah sosial, utamanya melalui 
inkuari ilmiah dan penalaran logis.
Jurispru-dential 
• Tokoh: National Laboratory Bethel, Maine Donald Oliver, James P.Shaver 
Misi/tujuan: Pengembangan dan kerja keterampilan untuk interpersonal 
mencapai, Jurispru-dential Training kelompok kesadaran, dan fleksibilitas 
pribadi. Didisain utama untuk melatih kemampuan mengolah informasi 
dan menyelesaikan isu kemasyarakatan dengan kerangka acuan atau 
cara berpikir Jurisprudensial (ilmu tentang hukum-hukum manusia).
Role playing (Bermain peran) 
• Tokoh: Fannie Shaftel, George Shafted 
Tujuan: Disain untuk mengajak peserta didik dalam menyelidiki nilai-nilai 
pribadi dan sosial melalui tingkah laku mereka sendiri dan nilai-nilai 
yang menjadi sumber dari penyelidikan itu
SIMULASI SOSIAL 
• Tokoh: Sarene Boocock, Harold Guetzkow 
Tujuan: Didisain untuk membantu pengalaman peserta didik melalui 
proses sosial dan realitas dan untuk menilai reaksi mereka terhadap 
proses- proses sosial tersebut, juga untuk memperoleh konsep-konsep 
dan keterampilan-keterampilan pengambilan keputusan. 
(Sumber: Bruce Joyce dan Marha Weil, 1980, Models of Teaching)
RUMPUN MODEL PERILAKU 
• Model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang 
mengacu pada teori perilaku, teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi 
perilaku, atau perilaku terapi. 
• Model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan lingkungan 
belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif 
sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki.
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN 
1. Istilah pembelajaran sama dengan proses belajar mengajar. 
2. Konteks pembelajaran terdapat dua komponen penting, yaitu guru 
dan peserta didik yang saling berinteraksi. 
3. Pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian atau 
penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya 
yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik.
DEFINISI MODEL PEMBELAJARAN 
• Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan 
pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu. 
• Berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran. 
• Guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. 
• Deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, 
rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program multimedia, dan 
bantuan belajar melalui program komputer.
HAKIKAT MENGAJAR 
• Membantu pelajar (peserta didik) memperoleh informasi, 
ide, keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, belajar, dan 
bagaimana cara belajar.(JOYCE DAN WEIL)
POLA MODEL PEMBELAJARAN 
• Kegiatan guru-peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem 
lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik. 
• Pola pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentetan atau 
tahapan perbuatan/kegiatan guru-peserta didik yang dikenal dengan istilah sintaks. 
• Secara implisit di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat karakteristik lainnya 
dari sebuah model dan rasional yang membedakan antara model pembelajaran yang 
satu dengan model pembelajaran yang lainnya.
KARAKTERISTIK MODEL PEMBELAJARAN 
(PROSEDUR ILMIAH) 
• Model pembelajaran harus memiliki suatu 
prosedur yang sistematik untuk mengubah 
tingkah laku peserta didik atau memiliki sintaks 
yang merupakan urutan langkah-langkah 
pembelajaran yang dilakukan guru dan peserta 
didik.
SPESIFIKASI HASIL BELAJAR YANG DIRENCANAKAN 
• Model pembelajaran menyebutkan hasil-hasil 
belajar secara rinci mengenai 
penampilan peserta didik.
SPESIFIKASI LINGKUNGAN BELAJAR 
• Model pembelajaran menyebutkan secara tegas 
kondisi lingkungan dimana respon peserta didik 
diobservasi.
KRITERIA PENAMPILAN 
• Model pembelajaran merujuk pada kriteria penerimaaan penampilan 
yang diharapkan dari para peserta didik. 
• Model pembelajaran merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari 
peserta didik yang dapat didemonstrasikannya setelah langkah-langkah 
mengajar tertentu.
CARA PELAKSANAANNYA 
• Model pembelajaran menyebutkan 
mekanisme yang menunjukkan reaksi 
peserta didik dan interaksinya dengan 
lingkungan.
MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN ASPEK MODEL 
PEMBELAJARAN (1. SINTAKS) 
• Suatu model pembelajaran memiliki sintaks atau urutan atau 
tahap-tahap kegiatan belajar yang diistilahkan dengan fase 
yang menggambarkan bagaimana model tersebut bekerja 
dalam praktiknya, misalnya bagaimana memulai pelajaran, 
bagaimana memfasilitasi peserta didik dalam menggunakan 
sumber belajar. (Bruce dan Weil (1980 dan 1992: 135-136) 
• .
SISTEM SOSIAL 
• Menggambarkan bentuk kerja sama antara guru-peserta didik 
dalam pembelajaran atau peran-peran guru dan peserta didik. 
• Hubungannya satu sama lain serta jenis-jenis aturan yang harus 
diterapkan.
MODEL PEMBELAJARAN 
• Peran kepemimpinan guru bervariasi dalam satu model ke model pembelajaran 
lainnya. 
• Guru bertindak sebagai pusat kegiatan dan sumber belajar (hal ini berlaku pada 
model yang terstruktur tinggi). 
• Model pembelajaran yang terstruktur sedang peran guru dan peserta didik 
seimbang. 
• Model memberikan peran yang berbeda pada guru dan peserta didik.
PRINSIP REAKSI 
• Menunjukkan kepada guru bagaimana cara menghargai atau menilai 
peserta didik dan bagaimana menanggapi apa yang dilakukan oleh 
peserta didik. 
• Sebagai contoh, dalam suatu situasi belajar, guru memberi 
penghargaan atas kegiatan yang dilakukan peserta didik atau 
mengambil sikap netral.
SISTEM PENDUKUNG 
• Menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk 
mendukung keterlaksanaan model pembelajaran, termasuk 
sarana dan prasarana, misalnya alat dan bahan, kesiapan guru, 
serta kesiapan peserta didik.
DAMPAK PEMBELAJARAN LANGSUNG 
• Hasil belajar yang dicapai dengan cara mengarahkan para 
peserta didik pada tujuan yang diharapkan sedangkan
DAMPAK PEMBELAJARAN IRINGAN 
• Hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses 
pembelajaran sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang 
dialami langsung oleh peserta didik.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DALAM RPP 
• Pembelajaran yang dirancang, selain berorientasi pada pilar-pilar 
PAKEM, juga harus memperhatikan kegiatan minimal yang harus ada 
dalam proses pembelajaran sesuai dengan pesan standar proses 
(Permendiknas RI no 41, tahun 2007, tentang Standar Proses), yaitu 
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
KEGIATAN EKSPLORASI 
• Kegiatan untuk melibatkan peserta didik dalam mencari informasi yang luas 
mengenai materi yang sedang dipelajari dari berbagai sumber belajar baik yang 
ada di lingkungan sekolah atau di luar sekolah, misalnya melalui lembar kerja 
peserta didik, buku teks, media masa (koran, majalah), internet, praktikum, atau 
musium.
VARIASI METODE PEMBELAJARAN 
• Metode diskusi. 
• Metode eksperimen. 
• Penugasan;
PENDEKATAN METODE PEMBELAJARAN 
• Pendekatan lingkungan. 
• Pendekatan proses. 
• Pendekatan kontekstual.
KEGIATAN ELABORASI 
• Kegiatan yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk 
memberikan arti pada informasi baru dengan menghubungkannya dengan pengetahuan 
(informasi yang sudah dimiliki). 
• Kemampuan peserta didik dalam mengelaborasi dapat berupa menguraikan materi yang 
sedang dipelajari lebih rinci dan lebih lengkap. 
• Kegiatan yang dapat dirancang misalnya melalui kegiatan membaca berbagai sumber 
menganalisis bacaan, penyelesaian masalah, penyusunan laporan, diskusi kelompok , 
pameran produk, dan lain-lain.
KEGIATAN KONFIRMASI 
• Kegiatan guru untuk meminta penegasan atau pembenaran dari hasil eksplorasi, elaborasi, atau eksplanasi (penjelasan) 
yang diberikan peserta didik. 
• Kegiatan konfirmasi juga dapat berfungsi sebagai pemberian umpan balik dan kesempatan untuk memberikan penguatan 
baik dalam bentuk lisan, tulisan, dan isyarat. 
• Kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa tanya jawab, laporan lisan, seminar, dan lain-lain. 
• Kegiatan konfirmasi juga dapat digunakan untuk memfasilitasi peserta didik dalam merefleksikan hasil belajarnya dari 
berbagai sumber belajar. 
• Kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang dipaparkan di atas, bukanlah sebagai nama dari urutan atau tahapan 
atau sintaks model pembelajaran. 
• Guru dalam upaya menerapkan PAKEM dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik konsep yang 
akan dipelajari dan sesuai dengan tuntutan konstruktivisme. 
• Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dan sintaksnya memuat kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan 
konfirmasi.
Thank You 
Kingsoft Office 
Make Presentation much more fun

More Related Content

What's hot

Model pembelajara inovatif
Model pembelajara inovatifModel pembelajara inovatif
Model pembelajara inovatifdareman sudarman
 
Model model-pembelajaran-biologi
Model model-pembelajaran-biologiModel model-pembelajaran-biologi
Model model-pembelajaran-biologiAl-Fitrah Zees
 
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanPpt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanrizka_pratiwi
 
Power point strategi_pembelajaran-2013
Power point strategi_pembelajaran-2013Power point strategi_pembelajaran-2013
Power point strategi_pembelajaran-2013Pitha Kartika
 
Bab 6 pengurusan bilik darjah
Bab 6 pengurusan bilik darjahBab 6 pengurusan bilik darjah
Bab 6 pengurusan bilik darjahAsyikin4996
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranrizka_pratiwi
 
Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan
Pembelajaran yang efektif dan menyenangkanPembelajaran yang efektif dan menyenangkan
Pembelajaran yang efektif dan menyenangkanYeltsin Nababan
 
1.3 d konsep model pembelajaran p bl
1.3 d konsep model pembelajaran p bl1.3 d konsep model pembelajaran p bl
1.3 d konsep model pembelajaran p blumar fauzi
 
guru kreatif dan strategi pengajaran efektif yang memotivasi
guru kreatif dan strategi pengajaran efektif yang memotivasiguru kreatif dan strategi pengajaran efektif yang memotivasi
guru kreatif dan strategi pengajaran efektif yang memotivasiHeriyani Akasih
 
Model pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasiModel pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasiBebek007
 
Model model pembelajaran yang efektif
Model model pembelajaran yang efektifModel model pembelajaran yang efektif
Model model pembelajaran yang efektifYusron Ayang
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaransaipul anam
 
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar BiologiProblem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologiguestf6b63af
 
Prinsip prinsip bm & mengajar efektif
Prinsip prinsip bm & mengajar efektifPrinsip prinsip bm & mengajar efektif
Prinsip prinsip bm & mengajar efektifRicky Ryandux
 

What's hot (20)

Model pembelajara inovatif
Model pembelajara inovatifModel pembelajara inovatif
Model pembelajara inovatif
 
Model model-pembelajaran-biologi
Model model-pembelajaran-biologiModel model-pembelajaran-biologi
Model model-pembelajaran-biologi
 
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanPpt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
 
Power point strategi_pembelajaran-2013
Power point strategi_pembelajaran-2013Power point strategi_pembelajaran-2013
Power point strategi_pembelajaran-2013
 
Bab 6 pengurusan bilik darjah
Bab 6 pengurusan bilik darjahBab 6 pengurusan bilik darjah
Bab 6 pengurusan bilik darjah
 
Pakemfinal
PakemfinalPakemfinal
Pakemfinal
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaran
 
Paikem gembrot
Paikem gembrotPaikem gembrot
Paikem gembrot
 
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
 
Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan
Pembelajaran yang efektif dan menyenangkanPembelajaran yang efektif dan menyenangkan
Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan
 
Esei 2
Esei 2Esei 2
Esei 2
 
7. model pembelajaran ,120209
7. model pembelajaran ,1202097. model pembelajaran ,120209
7. model pembelajaran ,120209
 
1.3 d konsep model pembelajaran p bl
1.3 d konsep model pembelajaran p bl1.3 d konsep model pembelajaran p bl
1.3 d konsep model pembelajaran p bl
 
guru kreatif dan strategi pengajaran efektif yang memotivasi
guru kreatif dan strategi pengajaran efektif yang memotivasiguru kreatif dan strategi pengajaran efektif yang memotivasi
guru kreatif dan strategi pengajaran efektif yang memotivasi
 
Model pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasiModel pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasi
 
Model model pembelajaran yang efektif
Model model pembelajaran yang efektifModel model pembelajaran yang efektif
Model model pembelajaran yang efektif
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
 
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar BiologiProblem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi
 
Prinsip prinsip bm & mengajar efektif
Prinsip prinsip bm & mengajar efektifPrinsip prinsip bm & mengajar efektif
Prinsip prinsip bm & mengajar efektif
 
model-model-pembelajaran
model-model-pembelajaranmodel-model-pembelajaran
model-model-pembelajaran
 

Similar to Metode pembelajaran paikem

Bab 6 pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran konstruktivisme dalam bimbingan...
Bab 6   pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran konstruktivisme dalam bimbingan...Bab 6   pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran konstruktivisme dalam bimbingan...
Bab 6 pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran konstruktivisme dalam bimbingan...Harry Elson Anderson (IPGK Pulau Pinang)
 
AplikasiTeori Pembelajaran dalam BNK.pptx
AplikasiTeori Pembelajaran dalam BNK.pptxAplikasiTeori Pembelajaran dalam BNK.pptx
AplikasiTeori Pembelajaran dalam BNK.pptxTeeAngel2
 
03-AIS. AKOMODASI KURIKULUM BAGI ABK.ppt
03-AIS. AKOMODASI KURIKULUM BAGI ABK.ppt03-AIS. AKOMODASI KURIKULUM BAGI ABK.ppt
03-AIS. AKOMODASI KURIKULUM BAGI ABK.pptJamilHusain5
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
 
Pendekatan Inovatif Active Learning 1
Pendekatan Inovatif Active Learning 1Pendekatan Inovatif Active Learning 1
Pendekatan Inovatif Active Learning 1tbpck
 
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspositoryPendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspositoryNida Hilya
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisanRahmat Kosala
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisanRahmat Kosala
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisanRahmat Kosala
 
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikanMenjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikanBlog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah (EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah Nadiah Husna Zaini
 

Similar to Metode pembelajaran paikem (20)

Model pakem
Model pakemModel pakem
Model pakem
 
Bab 6 pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran konstruktivisme dalam bimbingan...
Bab 6   pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran konstruktivisme dalam bimbingan...Bab 6   pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran konstruktivisme dalam bimbingan...
Bab 6 pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran konstruktivisme dalam bimbingan...
 
AplikasiTeori Pembelajaran dalam BNK.pptx
AplikasiTeori Pembelajaran dalam BNK.pptxAplikasiTeori Pembelajaran dalam BNK.pptx
AplikasiTeori Pembelajaran dalam BNK.pptx
 
03-AIS. AKOMODASI KURIKULUM BAGI ABK.ppt
03-AIS. AKOMODASI KURIKULUM BAGI ABK.ppt03-AIS. AKOMODASI KURIKULUM BAGI ABK.ppt
03-AIS. AKOMODASI KURIKULUM BAGI ABK.ppt
 
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
PEMBELAJARAN  KONTEKSTUALPEMBELAJARAN  KONTEKSTUAL
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
 
Presentasi kurpem 2
Presentasi kurpem 2Presentasi kurpem 2
Presentasi kurpem 2
 
Presentasi kurpem 2
Presentasi kurpem 2Presentasi kurpem 2
Presentasi kurpem 2
 
LIRP5-2016
LIRP5-2016LIRP5-2016
LIRP5-2016
 
Pendekatan Inovatif Active Learning 1
Pendekatan Inovatif Active Learning 1Pendekatan Inovatif Active Learning 1
Pendekatan Inovatif Active Learning 1
 
Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran InkuiriStrategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran Inkuiri
 
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspositoryPendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
 
9 ls-uppl
9 ls-uppl9 ls-uppl
9 ls-uppl
 
Joyfull learning
Joyfull learningJoyfull learning
Joyfull learning
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisan
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisan
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisan
 
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikanMenjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
 
MODUL 2.1.pptx
MODUL 2.1.pptxMODUL 2.1.pptx
MODUL 2.1.pptx
 
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah (EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah
 

More from SMKN 36 JAKARTA UTARA (20)

KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEURKEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
 
MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK
 
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
 
TRAINER
TRAINER TRAINER
TRAINER
 
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
 
TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR
 
TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA
 
TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL
 
Teknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektifTeknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektif
 
Supervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaranSupervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaran
 
Sumber daya manusia
Sumber daya manusiaSumber daya manusia
Sumber daya manusia
 
Struktur alternatif kepemimipinan
Struktur alternatif  kepemimipinanStruktur alternatif  kepemimipinan
Struktur alternatif kepemimipinan
 
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
 
Sistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektifSistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektif
 
Strategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelasStrategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelas
 
Rasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detikRasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detik
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
PTK TKR
PTK TKR PTK TKR
PTK TKR
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
 
Profesional guru
Profesional guruProfesional guru
Profesional guru
 

Metode pembelajaran paikem

  • 2. DEFINISI PEMBELAJARAN •UNsUR PENENTU BAIK TIDAKNyA LULUsAN yANg DIhAsILKAN OLEh sUATU sIsTEM PENDIDIKAN. •PEMBELAJARAN yANg BAIK cENDERUNg MENghAsILKAN LULUsAN DENgAN hAsIL BELAJAR yANg BAIK PULA.
  • 3. KENDALA PEMDIDIKAN DI INDONEsIA • Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik. • Siswa belum mampu menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. • Perubahan pada proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini.
  • 4. DEFINIsI PEMBELAJARAN PAKEM • Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) yang saat ini dikembangkan ke seluruh pelosok tanah air. • Pembelajaran dirancang agar mengaktifkan anak, dan mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan. • Memberikan gambaran tentang apa, mengapa, dan bagaimana PAKEM tersebut, serta prosedur atau langkah-langkah Fasilitatoran yang bisa dilakukan. • Membaca dan mengikuti proses-proses Fasilitatoran yang telah dirancang dalam Unit ini. • Peserta Fasilitatoran diharapkan dapat mengenal apa, mengapa, dan bagaimana PAKEM tersebut, dan pada akhirnya diharapkan dapat menerapkan di kelasnya masing-masing.
  • 5. UNDANG-UNDANG RI No. 20 RI No. 20 PASAL 40, AYAT (2) TAHUN 2003 1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. 2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan 3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
  • 6. DEFINISI PROSES PEMBELAJARAN • Pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang. • Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, • Memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, • Kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.
  • 7. PP NO. 19 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN, PASAL 19 AYAT 1 • Guru melaksanakan amanat perundang-undangan mengenai penyelenggaraan pendidikan. • Guru harus bisa melaksanakan yang kita dengar istilah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). • Guru dapat melaksanakan amanat perundang-undangan tersebut. • Guru hendaknya mengubah paradigma mengenai mengajar siswa menjadi membelajarkan siswa. • Guru harus memahami hakikat PAKEM dan menguasai berbagai strategi/model pembelajaran yang berorientasi pada PAKEM.
  • 8. DEFINISI PAKEM • Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) sama dengan kerja kelompok. • Pembelajaran berlangsung dan di sana siswa tetap duduk seperti orang menonton bioskop, semua menghadap ke depan, duduk berdua dengan satu bangku, dengan mudah dan cepat dikatakan kelas itu tidak PAKEM. • Siswa sedang duduk berkelompok, dengan mudah kita mengatakan kelas itu PAKEM, padahal bisa jadi mereka hanya
  • 9. PENILAIAN PAKEM KELAS • Pakem tidaknya suatu pembelajaran tidak cukup hanya dengan melihat pengaturan tempat duduk siswa. • Intensitas keterlibatan siswa dalam belajar. • Serta kegiatan belajar seperti apa yang dilakukan siswa.
  • 10. DEFINISI PELAKSANAAN PAKEM • Guru diberikan kesempatan membelajarkan beberapa keterampilan hidup atau kecakapan hidup. • Guru mampu dan berani untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian secara aktif dan kreatif, mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya. • Guru mengarahkan belajar kelompok yang benar misalnya, siswa belajar salah satu kecakapan hidup yaitu berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim. • Guru memberi bentuk tugas yang menantang pada siswa. • Guru dapat mengarahkan siswa dalam membangun kemampuan mencari dan mengolah informasi, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah. • Guru mengusahakan dan menawarkan sebuah pembaharuan, termasuk penerapan PAKEM di kelas, yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
  • 11. PENYAJIAN PAKEM DALAM PELATIHAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) • Peran Serta Masyarakat (PSM) dilakukan dengan harapan agar sekolah, Komite Sekolah, dan orang tua siswa membantu dan mendukung keberhasilan PAKEM.
  • 12. KENDALA PELAKSANAAN PAKEM 1. Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran PAKEM yang baik. 2. Guru melaksanakan pembelajaran masih sering berupa pengisian lembar kerja siswa (LKS) yang sebagian besar pertanyaannya bersifat tertutup. 3. Guru belum mampu mengelompokan siswa di lihat dari segi pengaturan tempat duduk. 4. Guru dilakukan siswa seringkali belum mencerminkan belajar kooperatif yang benar. 5. Guru melaksanakan pembelajaran belum mengajarkan akan kecakapan hidup. 6. Perbedaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-laki/perempuan, pintar/kurang pintar, dan sosial ekonomi tinggi/rendah. 7. Guru merasa khawatir untuk melaksanakan PAKEM di kelas X dan XI. 8. Pajangan sering menampilkan hasil kerja siswa yang cenderung seragam.
  • 13. HAKIKAT PAKEM • Komponen yang paling kuat dalam proses pembelajaran adalah praktik dengan Feedback. • Proses pembelajaran meningkat dengan baik yaitu dengan memberikan siswa aktifitas yang teratur dan berkaitan dengan tujuan pembelajaran. • Guru seharusnya memberi kesempatan siswa untuk praktek supaya bisa terampil melakukannya. • Guru seharusnya tidak mengarahkan siswa hanya bisa praktek, tetapi juga diberikan informasi yang berlawanan tentang penampilannya. • Pengaruh Feedback kadang-kadang ditunjukan sebagai “hasil pengetahuan”. • Siswa diberitahu jawaban benar dan salah, atau ditunjukan kopian dari jawaban benar atau contoh yang mereka pastikan bahwa jawabanya benar.
  • 14. PENGARUH FEEDBACK PAKEM • Pengaruh Feedback mungkin diberikan dalam bentuk yang kuat. • Kekuatan bagi pelajar dewasa yaitu khusus dalam istilah pernyataan seperti “Hebat, kamu benar”. • Anak-anak muda sering merespon baik yaitu pemberian dari instruktur atau pada kesempatan untuk melakukan aktifitas yang lain. •
  • 15. SOLUSI FEEDBACK PAKEM • Guru dapat menyesuaikan model diri terhadap karakteristik pelajar. • Guru dapat mengetahui alasan mengapa diberikan ke siswa yang mempunyai masalah berkaitan dengan keterangan lingkungan belajar. • Guru dapat mengatur dari segi lingkungan itu supaya lebih mudah bagi siswa untuk semangat.
  • 16. PENGERTIAN PEMBELAJARAN • Penerapan dari rencana kurikulum,dan perlu di dalamnya termasuk aktifitas guru mengajar dalam menghadapi siswa, sesuai dengan rencana yang telah disusun. • Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah metodenya, atau mengulang dulu pembelajaran yang lalu. •
  • 17. TUJUAN PEMBELAJARAN • Pembelajaran di sekolah idealnya harus mengarah kepada kemandirian siswa dalam belajar, artinya sedini mungkin siswa dilatih untuk mandiri di lingkungan sekolah/kelas dan di lingkungan keluarga.
  • 18. DEFINISI PEMBELAJARAN PAKEM • Secara psikologis, afektif, psikomotor, maupun secara koqnitif harus dibudayakan oleh para praktisi pendidikan khususnya para guru dalam semua mata pelajaran di sekolah. • Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan selama ini, guru dan murid selalu berada dalam satu tempat, satu waktu, dan dalam situasi yang sama.
  • 19. KENDALA PEMBELAJARAN • Kegiatan belajar mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai fasilitator tidak berada di arena belajar. • Guru masih dalam perjalanan menuju sekolah atau boleh jadi berhalangan hadir ke sekolah karena sakit atau karena ada kepentingan lain. • Sekolah tersebut masih kekurangan tenaga guru. • Proses kegiatan belajar mengajar akan mengalami hambatan bila guru tidak disiplin. • Apalagi kalau terjadi dalam kurun waktu yang lama, maka akan ada pihak yang dirugikan , yaitu siswa.
  • 20. ALASAN PENGGUNAAN PAKEM (TUNTUTAN PERUNDANGAN-UNDANGAN) • Undang-undang No.20 tentang Sisdiknas, pasal 40. • PP No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat (1).
  • 21. UNDANG-UNDANG No. 20 TENTANG SISDIKNAS, PASAL 40 • Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.
  • 22. PP No. 19 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN, PASAL 19 AYAT (1). • Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, • Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, dan kreativitas. • Kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.
  • 23. ESENSI PENDIDIKAN ATAU PEMBELAJARAN • Kebermaknaan bagi peserta didik yang dilakukan secara dialogis atau interaktif, yang pada intinya pembelajaran berpusat pada siswa sebagai pelajar. • Pendidik sebagai fasilitator yang memfasilitasi agar terjadi belajar pada peserta didik.
  • 24. SISWA YANG MEMBANGUN KONSEP • Belajar dalam konteks PAKEM dimaknai sebagai proses aktif dalam membangun pengetahuan atau membangun makna. • Prosesnya seorang siswa yang sedang belajar, akan terlibat dalam proses sosial. • Proses membangun makna dilakukan secara terus menerus (sepanjang hayat). • Makna belajar tersebut didasari oleh pandangan konstruktivisme.
  • 25. DEFINISI KONTRUKTIVISME • Merupakan suatu pandangan mengenai bagaimana seseorang belajar. • Menjelaskan bagaimana manusia membangun pemahaman dan pengetahuannya mengenai dunia sekitarnya melalui pengenalan terhadap benda-benda di sekitarnya yang direfleksikannya melalui pengalamannya. • Menemukan sesuatu yang baru. • Merekonstruksinya dengan ide-ide awal dan pengalaman kita, • Pengetahuan dapat itu mengubah keyakinan kita. • Merupakan informasi baru yang diabaikan karena merupakan sesuatu yang tidak relevan dengan ide awal.
  • 26. IMPLEMENTASI KONSTRUKTIVISME DI KELAS • Ketika peserta didik datang ke kelas, otaknya tidak kosong dengan pengetahuan, mereka datang ke dalam situasi belajar dengan pengetahuan, gagasan, dan pemahaman yang sudah ada dalam pikiran mereka. • Pengetahuan awal ini merupakan materi dasar untuk pengetahuan baru yang akan mereka kembangkan.
  • 27. MENGIMPLEMENTASIKAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN (1. Mengajukan masalah yang relevan untuk siswa) • Untuk memulai pembelajaran, ajukan permasalahan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa dapat meresponnya, contoh di sekolah kita, sampah plastik bekas bungkus jajanan menumpuk, apa yang dapat kalian lakukan untuk itu ?
  • 28. LANJUTAN… 2. Strukturkan pembelajaran untuk mencapai konsep-konsep esensial. 3. Sadarilah bahwa pendapat (perspektif) siswa merupakan jendela mereka untuk menalar (berpikir). 4. Adaptasikan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan dan pengembangan siswa. 5. Lakukan asesmen terhadap hasil belajar siswa dalam konteks pembelajaran. (Brook and Brook ,2002:1)
  • 29. DEFINISI PESERTA DIDIK • Belajar tidak sekedar meniru dan membentuk bayangan dari apa yang diamati atau diajarkan guru, tetapi secara aktif dapat menyeleksi, menyaring, memberi arti, dan menguji kebenaran atas informasi yang diterimanya. • Pengetahuan yang dikonstruksi para peserta didik merupakan hasil interpretasi yang bersangkutan terhadap peristiwa atau informasi yang diterimanya.
  • 30. KONSTRUKTIVISME MENURUT PARA KONSTRUKTIVIS • Para pendukung konsktruktisme berpendapat bahwa pengertian yang dibangun setiap individu peserta didik dapat berbeda dari apa yang diajarkan Guru (Bodner, 1987 dalam Nggandi Katu, 1999:2). • Menurut pandangan konstruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa dalam mengkonstruksi arti (teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain). • Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Paul Suparno (1997:61)
  • 31. PROSES BELAJAR YANG BERCIRIKAN KONSTRUKTIVISME 1. Belajar berarti membentuk makna. 2. Konstruksi arti sesuatu hal yang sedang dipelajari terjadi dalam proses yang terus menerus. 3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih dari itu, yaitu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru. 4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. 5. Situasi ketidakseimbangan adalah situasi yang baik untuk memacu belajar. 6. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman peserta didik dengan dunia fisik dan lingkungannya. 7. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui peserta didik (konsep, tujuan, motivasi) yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari (Paul Suparno, 1997:61).
  • 32. KARAKTERISTIK IKLIM PEMBELAJARAN SESUAI KONSTRUKTIVISME 1. Peserta didik tidak dipandang sebagai suatu yang pasif melainkan individu yang memiliki tujuan serta dapat merespon situasi pembelajaran berdasarkan konsepsi awal yang dimilikinya. 2. Guru hendaknya melibatkan proses aktif dalam pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya. 3. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang datang dari luar, melainkan melalui seleksi secara personal dan sosial.
  • 33. TUNTUTAN GURU DALAM IKLIM PEMBELAJARAN 1. Mengetahui dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa. 2. Melibatkan siswa dalam kegiatan aktif. 3. Memperhatikan interaksi sosial dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas atau kelompok.
  • 34. TANTANGAN KONDISI PENDIDIKAN DI INDONESIA (a) Perkembangan IPTEK, POLITIK, SOSBUD yang semakin cepat dan banyak perubahan, (b) Laju teknologi komunikasi informasi yang tinggi, (c) Sumber belajar semakin beragam, (d) Tuntutan kemandirian, kerja sama, kemampuan melakukan relasi sosial, kemampuan untuk berpikir kritis, memecahkan masalah.
  • 35. MENGATASI PERSAINGAN DI DUNIA PENDIDIKAN • Siswa itu harus dibekali agar mampu bersaing dalam era globalisasi, era otonomi, dan era pasar terbuka. • Perubahan yang terjadi di lingkungan kita, menuntut perubahan-perubahan dalam pembelajaran. • PAKEM dilaksanakan dalam pembelajaran peserta didik dikarenakan berbagai tantangan yang akan dihadapi mereka saat ini.
  • 36. PILAR-PILAR PAKEM (DARI SEGI GURU) A = Aktif. Dalam hal ini guru aktif dalam : - Memantau kegiatan belajar siswa - Memberi umpan balik - Memberi pertanyaan yang menantang - Mempertanyakan gagasan siswa • K = Kreatif. Hal ini guru dituntut untuk kreatif dalam : - Mengembangkan kegiatan yang beragam - Membantu alat bantu belajar sederhana E = Efektif, yaitu guru harus mampu mencapai tujuan pembelajaran. • M = Menyenangkan. Dalam hal ini guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membuat anak takut salah, takut ditertawakan, takut dianggap sepele.
  • 37. PILAR-PILAR PAKEM (DARI SEGI SISWA) A = Aktif. Dalam hal ini siswa aktif : 1) Bertanya 2) Mengemukakan gagasan 3) Mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya. K = Kreatif. Hal ini siswa dituntut untuk kreatif dalam : 1) Merancang / membuat sesuatu 2) Menulis/ mengarang E = Efektif, yaitu siswa harus menguasai ketrampilan yang diperlukan. M = Menyenangkan. Dalam hal pembelajaran membuat anak: 1) Berani mencoba 2) Berani bertanya 3) Berani mengemukakan pendapat/gagasan 4) Berani mempertanyakan gagasan orang lain
  • 38. DIMENSI PROSES BELAJAR MENGAJAR 1) Penyusunan program dan perangkat pembelajaran sebagai upaya persiapan pelaksanaan proses pembelajaran 2) Penyajian dan teknik model belajar mandiri dengan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) 3) Perilaku siswa yang muncul dari kegiatan model belajar mandiri yang merupakan penilaian proses pembelajaran.
  • 39. EMPAT PILAR UTAMA PAKEM (a) Aktif. (b) Kreatif. (c) Efektif. (d) Menyenangkan. Huruf ”P” merupakan pembelajaran.
  • 40. DEFINISI PEMBELAJARAN • Pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik.
  • 41. PEMBELAJARAN AKTIF • Pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik (student centered ) daripada berpusat pada guru (teacher centered). • Mengaktifkan peserta didik, kata kunci yang dapat dipegang guru adalah adanya kegiatan yang dirancang untuk dilakukan siswa baik kegiatan berpikir (minds-on) dan berbuat (hands-on). • Fungsi dan peran guru lebih banyak sebagai fasilitator.
  • 42. PERBEDAAN PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT (PADA GURU)  Guru sebagai pengajar. • Penyampaian materi pelajaran dominan melalui ceramah. • Guru menentukan apa yang mau diajarkan dan bagaimana siswa mendapatkan informasi yang mereka pelajari.
  • 43. PADA SISWA  Guru sebagai fasilitator dan bukan penceramah.  Fokus pembelajaran pada siswa bukan Guru.  Siswa aktif belajar  Siswa mengontrol proses belajar dan menghasilkan karya sendiri tidak mengutip dari Guru  Pembelajaran bersifat interaktif
  • 44. KEGIATAN SISWA PADA STRATEGI MENGAJAR YANG (BERPUSAT PADA GURU) •Membacakan • Menjelaskan • Memberikan instruksi • Memberikan informasi • Berceramah • Pengarahan tugas-tugas • Membimbing dalam tanya jawab
  • 45. KEGIATAN SISWA PADA STRATEGI MENGAJAR YANG (BERPUSAT PADA SISWA)  Bermain peran  Menulis dengan kata-kata sendiri  Belajar kelompok  Memecahkan masalah  Diskusi/berdebat  Mempraktikkan keterampilan  Melakukan kegiatan penyelidikan
  • 46. RUANG KELAS • Pengelolaan kelas diperlukan untuk membangkitkan minat belajar siswa dan meningkatkan keaktifan siswa belajar, ruang kelas dapat dibuat menarik dengan cara mengubah tata letak/formasi bangku • Memberikan waktu yang cukup untuk siswa berpikir dan menghasilkan karya. • Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggugah kreativitas seperti : “mengapa”, “bagaimana”, “apa yang terjadi jika…” dan bukan pertanyaan “apa”, “kapan”.
  • 47. MENGIDENTIFIKASI GURU KREATIF • Mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga mampu memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. • Mampu menciptakan Kegiatan belajar yang dibuat dengan memperhatikan/ menyesuaikan level perkembangan kognisi, mental dan emosi dari siswa
  • 48. CIRI-CIRI SISWA KREATIF • Mampu memotivasi diri • Berpikir kritis • Daya imaginasi tinggi (imaginative) • Berpikir orisinil/bukan kutipan dari Guru (original ) • Memiliki tujuan untuk ingin berprestasi • Menyampaikan pemikiran dengan bahasa sendiri.
  • 49. PEMBELAJARAN KREATIF • Pembelajaran yang menstimulasi siswa untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfaat sumber belajar yang ada.
  • 50. STRATEGI MENGAJAR UNTUK MENGEMBANGKAN • Memberi kebebasan pada KsiRswEaA uTnIVtuIkT AmSen gembangkan gagasan dan pengetahuan baru. • Bersikap respek dan menghargai ide-ide siswa. • Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa • Penekanan pada proses bukan penilaian hasil akhir karya siswa
  • 51. PEMBELAJARAN EFEKTIF • Efektif memiliki makna manjur, mujarab, berdampak, membawa pengaruh, memiliki akibat dan membawa hasil. • Pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung (seperti dicantumkan dalam tujuan pembelajaran).
  • 52. FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF • Profesional Leardersip, • Shared vision and goals, • A Learning Environment, • Concentration on learning and teaching, • High expectations, • Positive reinforcement, • Monitoring progress, • Pupiil right and responsibiltes, • Purposeful teaching, • A learning organisation, • Home scoll prtnership.
  • 53. CIRI SUASANA BELAJAR YANG TIDAK MENYENANGAKAN • Tertekan • Perasaan terancam • Perasaan menakutkan • merasa tidak berdaya • tidak bersemangat • Malas/tidak berminat • Jenuh/bosan • Suasana pembelajaran monoton • Pembelajaran tidak menarik iswa
  • 54. CIRI SUASANA BELAJAR YANG MENYENANGKAN • Rileks • Bebas dari tekanan • Aman • Menarik • Bangkitnya minat belajar • Adanya keterlibatan penuh • Perhatian peserta didik tercurah • Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas terang) • Pengaturan tempat duduk leluasa (untuk peserta didik bergerak) • Bersemangat • Perasaan gembira • Konsentrasi tinggi
  • 55. PENGERTIAN PAKEM • Proses pembelajaran dimana guru harus menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan, kreatif, kritis serta mencurahkan perhatian /konsentrasinya secara penuh dalam belajar serta suasana pembelajaran yang menimbulkan kenyamanan bagi siswa untuk belajar. • Guru memanfaatkan berbagai sumber belajar untuk pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan.
  • 56. GARIS BESAR PAKEM GURU • Guru sebagai fasilitator SISWA • Siswa lebih mendominasi dan mewarnai pembelajaran. • Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning by doing). • Siswa giat dan dinamis mengikuti pembelajaran.
  • 57. LINGKUNGAN (KELAS INDOOR/OUTDOOR, LABORATORIUM) • Guru mengatur lingkungan kelas dengan cara memajang buku-buku dan bahan belajar yang menarik, menyediakan pojok untuk membaca. • Guru harus memajang hasil karya siswa di kelas. • Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat belajar. • Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif termasuk cara belajar kelompok. • Guru menerapkan berbagai strategi/model pembelajaran. • Guru memotivasi siswa melalui kegiatan yang menantang kemampuan siswa untuk berpikir kreatif, kritis dan mampu memecahkan masalah. Guru menggunakan berbagai macam strategi mengajar termasuk pembelajaran lebih interaktif dalam kelompok serta lebih banyak praktik. • Kelas dibuat semenarik mungkin • Secara fisik dan mental aktif ditandai dengan tercurahnya konsentrasi yang tinggi • Siswa berani mengemukakan gagasan • Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. • Siswa tidak malu terlibat aktif dalam kegiatan • Tata letak /formasi kelas diubah dan disesuaikan dengan kegiatan.
  • 58. KRITERIA SISWA AKTIF • Menulis • Berdiskusi • Berdebat • Memecahkan masalah • Mengajukan pertanyaan • Menjawab pertanyaan • Menjelaskan • Menganalisis • Mensintesa • Mengevaluasi • Kriteria Efektif
  • 59. KETERCAPAIAN TARGET HASIL BELAJAR SISWA • Siswa mampu menguasai konsep. • Siswa mampu mengaplikasikan konsep pada masalah sederhana. • Siswa menghasilkan produk tertentu. • Siswa termotivasi untuk giat belajar.
  • 60. KRITERIA PEMBELAJARAN KREATIF • Berpikir kritis. • Memecahkan masalah secara konstruktif • Ide/gagasan yang berbeda • Berpikir konvergen (pemencahan masalah yang “benar” atau “terbaik”) • Berpikir divergen (beragam alternatif pemecahan masalah) • Fleksibilitas dalam berpikir (melihat dari berbagai sudut pandang) • Berpikir terbuka
  • 61. KRITERIA PEMBELAJARAN MENYENANGKAN • Interaktif • Dinamik • Menarik • Menggembirakan • Atraktif • Menimbulkan inspirasi
  • 62. PADA WAKTU GURU MELAKSANAKAN PAKEM (MEMAHAMI SIKAP YANG DIMILIKI SISWA) a. Rasa ingin tahu yang besar. b. Keinginan untuk belajar. c. Daya imaginasi yang tinggi.
  • 63. MENGENAL KARAKTER SISWA • Guru sebaiknya mengenal perbedaan kemampuan, harapan, pengalaman, dan sikap terhadap sekolah. • Latar belakang ekonomi dan sosial dari setiap siswa. • Guru dapat membantu siswa apabila mendapat kesulitan sehingga anak belajar secara optimal.
  • 64. MEMANFAATKAN PERILAKU SISWA DALAM PENGORGANISASI BELAJAR • Sebagai makhluk sosial siswa bermain secara berkelompok sehingga mereka dapat mengerjakan tugas belajar berpasangan/berkelompok. • Siswa perlu diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas secara individu agar bakat individunya berkembang.
  • 65. MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KREATIF, DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH a. Guru memberikan tugas-tugas praktik b. Guru Mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “mengapa”, “bagaimana”, “apa yang terjadi jika… (tipe open question)
  • 66. MENGEMBANGKAN RUANG KELAS SEBAGAI LINGKUNGAN BELAJAR YANG MENARIK • Hasil pekerjaan siswa di pajang di kelas. • Pajangan dapat berupa: gambar, peta, diagram, model, puisi, karangan dan lain sebagainya.
  • 67. MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN OBJEK BELAJAR • Lingkungan fisik, sosial dan budaya dapat berperan sebagai sumber belajar sekaligus objek belajar. • Siswa dapat diberi kegiatan untuk melakukan pengamatan (dengan seluruh inderanya), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat diagram.
  • 68. MEMBERIKAN FEEDBACK YANG BAIK UNTUK MENINGKATKAN KEGIATAN BELAJAR a. Feedback yang diberikan hendaknya mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa. b. Feedback diungkapkan secara santun dengan maksud agar siswa lebih percaya diri. c. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar serta catatan yang bermakna untuk pengembangan siswa daripada sekedar pemberian angka/ nilai.
  • 69. MEMBEDAKAN ANTARA AKTIF FISIK DAN AKTIF MENTAL SISWA • Siswa yang aktif secara fisik memiliki indikator : terlihat sibuk bekerja dan bergerak. • Siswa yang aktif secara mental memiliki indikator : sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, mengungkap- kan gagasan.
  • 70. SYARAT BERKEMBANGNYA AKTIFITAS MENTAL SISWA • Tumbuhnya perasaan tidak takut ditertawakan, tidak takut disepelekan atau tidak takut dimarahi jika salah. • Guru hendaknya dapat menghilangkan rasa takut itu.
  • 71. KOMPONEN PEMBELAJARAN • Guru dapat merancang dan mengelola PBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran PAKEM.
  • 72. GURU MELAKSANAKAN PBM DENGAN MERANCANG KEGIATAN SISWA • Melakukan percobaan • Diskusi kelompok • Memecahkan masalah • Mencari informasi di perpustakaan • Menulis laporan/cerita/puisi • Mengamati objek di luar kelas • Berkunjung ke luar
  • 73. GURU MENGGUNAKAN BERBAGAI MEDIA/SUMBER BELAJAR • Alat pabrikan atau alat yang dibuat sendiri • Gambar/film/foto • Kasus/ceritera • Nara sumber • Lingkungan sekitar
  • 74. SISWA MELAKUKAN PERCOBAAN • Menggunakan alat, • Mengamati, • Mengelompokkan, • mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri • Menarik kesimpulan • Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri • Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri • Melakukan wawancara • Membuat produk
  • 75. AKTIFITAS SISWA • Diskusi • Mengajukan pertanyaan terbuka • Mengajukan saran/ide • Membuat karangan bebas/karya lain • Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu) • Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut • Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan • Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri • Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegitan sehari-hari
  • 76. AKTIFITAS GURU • Guru memantau proses belajar/kerja siswa. • Guru memberikan umpan balik. • Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam. • Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan. • Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. • Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa. • Guru mengaitkan PBM dengan pengalaman siswa sehari-hari. • Guru menilai PBM dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.
  • 77. PELAKSANAAN PAKEM • Guru selain harus tahu hakikat PAKEM, • Prinsip-prinsip pembelajaran konstruktivisme. • Harus menguasai berbagai model pembelajaran.
  • 78. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN • Model pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan psikomotor, keterampilan berpikir , maupun keterampilan sosial.
  • 79. PEMILIHAN MODEL PEMBELAJARAN • Disesuaikan dengan tujuan dan target hasil belajar yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
  • 80. EMPAT RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN (RUMPUN MODEL PEMROSESAN INFORMASI) • Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan Informasi bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol. • Model pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah, dengan demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada berpikir produktif. • Model pembelajaran lainnya berhubungan dengan kemampuan intelektual secara umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep dan informasi yang berasal dari disiplin ilmu secara akademis.
  • 81. JENIS MODEL PEMBELAJARAN KE DALAM PEMROSESAN INFORMASI ( PEMROSESAN INFORMASI PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF) • Tokoh: Hilda Taba Misi/tujuan/manfaat: Ditujukan secara khusus untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan pada dalam kegiatan. • Model ini akademik memiliki meskipun diperlukan juga untuk kehidupan umumnya. Keunggulan melatihkan kemampuan menganalisis informasi dan membangun konsep yang berhubungan dengan kecakapan berpikir.
  • 82. LATIHAN INKUARI • Tokoh: Richard Suchman Misi/tujuan/manfaat : Sama dengan model berpikir induktif, model ini ditujukan dalam untuk pembentukan akademik kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan kegiatan meskipun diperlukan juga untuk kehidupan pada umumnya.
  • 83. PEMBENTUKAN KONSEP • Tokoh: Jerome Bruner, Good-now, dan Austin Tujuan: Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif, peserta didik dilatih mempelajari konsep secara efektif.
  • 84. PERKEMBANGAN KOGNITIF • Tokoh: Jean Piaget, Irving Sigel, Edmun Sullivan, Lawrence dan Kohlberg Misi/tujuan/manfaat: Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan intelektual berpikir pada logis, ini berpikir/pengembangan umumnya, meskipun dapat khususnya demikian pada kemampuan diterapkan kehidupan sosial dan pengembangan moral.
  • 85. MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER • Tokoh David Ausubel Misi/tujuan/manfaat: Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengolah informasi melalui penyajian materi beragam (ceramah, membaca, dan media lainnya) dan menghubungkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah ada.
  • 86. MNEMONICS • Tokoh: Pressley, Levin, Delaney Tujuan: Strategi belajar untuk mengingat dan mengasimilasi informasi. (Sumber: Bruce Joyce dan Marsha Weil, 1980 dan Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Beverly Showers, 1992, 1996: Models of Teaching)
  • 87. RUMPUN MODEL-MODEL PRIBADI /INDIVIDUAL • Model pembelajaran yang termasuk rumpun model-model Personal/individual menekankan pada pengembangan pribadi. • Model pembelajaran ini menekankan pada proses dalam “membangun/mengkonstruksi” dan mengorganisasi realita, yang memandang manusia sebagai pembuat makna. • Model pembelajaran rumpun ini memberikan banyak perhatian pada kehidupan emosional. • Fokus pembelajaran ditekankan untuk membantu individu dalam mengembangkan hubungan individu dengan lingkungannya dan untuk melihat dirinya sendiri.
  • 88. MODEL PENGAJARAN NONDIREKTIF Tokoh: Carl Rogers •Misi/Tujuan: Penekanan pada pembentukan kemampuan belajar sendiri untuk mencapai pemahaman dan penemuan diri sendiri sehingga terbentuk konsep diri. •Model ini menekankan pada hubungan guru-peserta didik.
  • 89. LATIHAN KESADARAN • Tokoh: Fritz Perls, William Schutz Misi/Tujuan: Pembentukan kemampuan menjajagi dan menyadari pemahaman diri sendiri.
  • 90. SINEKTIK • William Gordon Misi/Tujuan: Pengembangan individu dalam hal kreativitas dan pemecahan masalah kreatif.
  • 91. SISTEM KONSEPTUAL DAVID HUNT • Misi/Tujuan: Didisain untuk meningkatkan kompleksitas pribadi dan fleksibilitas.
  • 92. PERTEMUAN KELAS • William Glasser Misi/Tujuan: Pengembangan pemahaman diri dan tanggungjawab pada diri sendiri dan kelompok sosial lainnya. (Sumberi Bruce Joyce dan Marha Weil, 1980, Models of Teaching, )
  • 93. RUMPUN MODEL INTERAKSI SOSIAL • Model pembelajaran yang termasuk dalam rumpun sosial ini menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain. • Model ini memfokuskan pada proses di mana realitas adalah negosiasi sosial. • Model pembelajaran dalam kelompok ini memberikan prioritas pada peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain untuk meningkatkan proses demokratis dan untuk belajar dalam masyarakat secara produktif. • Tokoh-tokoh teori sosial juga peduli dengan pengembangan pikiran (mind) diri sebagai pribadi dan materi keakademisan.
  • 94. JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN RUMPUN INTERAKSI SOSIAL • Kerja kelompok. (investigati-on group) Tokoh: Herbert Thelen, John Dewey Misi/tujuan: Mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk berperan dalam kelompok yang menekankan keterampilan komunikasi interpersonal dan keterampilan inkuari ilmiah. Aspek-aspek pengembangan pribadi merupakan hal yang penting dari model ini.
  • 95. Inkuari Sosial • Tokoh: Byron Massialas, Benjamin Cox Misi/tujuan: Pemecahan masalah sosial, utamanya melalui inkuari ilmiah dan penalaran logis.
  • 96. Jurispru-dential • Tokoh: National Laboratory Bethel, Maine Donald Oliver, James P.Shaver Misi/tujuan: Pengembangan dan kerja keterampilan untuk interpersonal mencapai, Jurispru-dential Training kelompok kesadaran, dan fleksibilitas pribadi. Didisain utama untuk melatih kemampuan mengolah informasi dan menyelesaikan isu kemasyarakatan dengan kerangka acuan atau cara berpikir Jurisprudensial (ilmu tentang hukum-hukum manusia).
  • 97. Role playing (Bermain peran) • Tokoh: Fannie Shaftel, George Shafted Tujuan: Disain untuk mengajak peserta didik dalam menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial melalui tingkah laku mereka sendiri dan nilai-nilai yang menjadi sumber dari penyelidikan itu
  • 98. SIMULASI SOSIAL • Tokoh: Sarene Boocock, Harold Guetzkow Tujuan: Didisain untuk membantu pengalaman peserta didik melalui proses sosial dan realitas dan untuk menilai reaksi mereka terhadap proses- proses sosial tersebut, juga untuk memperoleh konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan pengambilan keputusan. (Sumber: Bruce Joyce dan Marha Weil, 1980, Models of Teaching)
  • 99. RUMPUN MODEL PERILAKU • Model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku, teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau perilaku terapi. • Model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki.
  • 100. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN 1. Istilah pembelajaran sama dengan proses belajar mengajar. 2. Konteks pembelajaran terdapat dua komponen penting, yaitu guru dan peserta didik yang saling berinteraksi. 3. Pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik.
  • 101. DEFINISI MODEL PEMBELAJARAN • Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu. • Berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran. • Guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. • Deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program komputer.
  • 102. HAKIKAT MENGAJAR • Membantu pelajar (peserta didik) memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, belajar, dan bagaimana cara belajar.(JOYCE DAN WEIL)
  • 103. POLA MODEL PEMBELAJARAN • Kegiatan guru-peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik. • Pola pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan perbuatan/kegiatan guru-peserta didik yang dikenal dengan istilah sintaks. • Secara implisit di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional yang membedakan antara model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lainnya.
  • 104. KARAKTERISTIK MODEL PEMBELAJARAN (PROSEDUR ILMIAH) • Model pembelajaran harus memiliki suatu prosedur yang sistematik untuk mengubah tingkah laku peserta didik atau memiliki sintaks yang merupakan urutan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru dan peserta didik.
  • 105. SPESIFIKASI HASIL BELAJAR YANG DIRENCANAKAN • Model pembelajaran menyebutkan hasil-hasil belajar secara rinci mengenai penampilan peserta didik.
  • 106. SPESIFIKASI LINGKUNGAN BELAJAR • Model pembelajaran menyebutkan secara tegas kondisi lingkungan dimana respon peserta didik diobservasi.
  • 107. KRITERIA PENAMPILAN • Model pembelajaran merujuk pada kriteria penerimaaan penampilan yang diharapkan dari para peserta didik. • Model pembelajaran merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari peserta didik yang dapat didemonstrasikannya setelah langkah-langkah mengajar tertentu.
  • 108. CARA PELAKSANAANNYA • Model pembelajaran menyebutkan mekanisme yang menunjukkan reaksi peserta didik dan interaksinya dengan lingkungan.
  • 109. MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN ASPEK MODEL PEMBELAJARAN (1. SINTAKS) • Suatu model pembelajaran memiliki sintaks atau urutan atau tahap-tahap kegiatan belajar yang diistilahkan dengan fase yang menggambarkan bagaimana model tersebut bekerja dalam praktiknya, misalnya bagaimana memulai pelajaran, bagaimana memfasilitasi peserta didik dalam menggunakan sumber belajar. (Bruce dan Weil (1980 dan 1992: 135-136) • .
  • 110. SISTEM SOSIAL • Menggambarkan bentuk kerja sama antara guru-peserta didik dalam pembelajaran atau peran-peran guru dan peserta didik. • Hubungannya satu sama lain serta jenis-jenis aturan yang harus diterapkan.
  • 111. MODEL PEMBELAJARAN • Peran kepemimpinan guru bervariasi dalam satu model ke model pembelajaran lainnya. • Guru bertindak sebagai pusat kegiatan dan sumber belajar (hal ini berlaku pada model yang terstruktur tinggi). • Model pembelajaran yang terstruktur sedang peran guru dan peserta didik seimbang. • Model memberikan peran yang berbeda pada guru dan peserta didik.
  • 112. PRINSIP REAKSI • Menunjukkan kepada guru bagaimana cara menghargai atau menilai peserta didik dan bagaimana menanggapi apa yang dilakukan oleh peserta didik. • Sebagai contoh, dalam suatu situasi belajar, guru memberi penghargaan atas kegiatan yang dilakukan peserta didik atau mengambil sikap netral.
  • 113. SISTEM PENDUKUNG • Menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mendukung keterlaksanaan model pembelajaran, termasuk sarana dan prasarana, misalnya alat dan bahan, kesiapan guru, serta kesiapan peserta didik.
  • 114. DAMPAK PEMBELAJARAN LANGSUNG • Hasil belajar yang dicapai dengan cara mengarahkan para peserta didik pada tujuan yang diharapkan sedangkan
  • 115. DAMPAK PEMBELAJARAN IRINGAN • Hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh peserta didik.
  • 116. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DALAM RPP • Pembelajaran yang dirancang, selain berorientasi pada pilar-pilar PAKEM, juga harus memperhatikan kegiatan minimal yang harus ada dalam proses pembelajaran sesuai dengan pesan standar proses (Permendiknas RI no 41, tahun 2007, tentang Standar Proses), yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
  • 117. KEGIATAN EKSPLORASI • Kegiatan untuk melibatkan peserta didik dalam mencari informasi yang luas mengenai materi yang sedang dipelajari dari berbagai sumber belajar baik yang ada di lingkungan sekolah atau di luar sekolah, misalnya melalui lembar kerja peserta didik, buku teks, media masa (koran, majalah), internet, praktikum, atau musium.
  • 118. VARIASI METODE PEMBELAJARAN • Metode diskusi. • Metode eksperimen. • Penugasan;
  • 119. PENDEKATAN METODE PEMBELAJARAN • Pendekatan lingkungan. • Pendekatan proses. • Pendekatan kontekstual.
  • 120. KEGIATAN ELABORASI • Kegiatan yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan arti pada informasi baru dengan menghubungkannya dengan pengetahuan (informasi yang sudah dimiliki). • Kemampuan peserta didik dalam mengelaborasi dapat berupa menguraikan materi yang sedang dipelajari lebih rinci dan lebih lengkap. • Kegiatan yang dapat dirancang misalnya melalui kegiatan membaca berbagai sumber menganalisis bacaan, penyelesaian masalah, penyusunan laporan, diskusi kelompok , pameran produk, dan lain-lain.
  • 121. KEGIATAN KONFIRMASI • Kegiatan guru untuk meminta penegasan atau pembenaran dari hasil eksplorasi, elaborasi, atau eksplanasi (penjelasan) yang diberikan peserta didik. • Kegiatan konfirmasi juga dapat berfungsi sebagai pemberian umpan balik dan kesempatan untuk memberikan penguatan baik dalam bentuk lisan, tulisan, dan isyarat. • Kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa tanya jawab, laporan lisan, seminar, dan lain-lain. • Kegiatan konfirmasi juga dapat digunakan untuk memfasilitasi peserta didik dalam merefleksikan hasil belajarnya dari berbagai sumber belajar. • Kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang dipaparkan di atas, bukanlah sebagai nama dari urutan atau tahapan atau sintaks model pembelajaran. • Guru dalam upaya menerapkan PAKEM dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik konsep yang akan dipelajari dan sesuai dengan tuntutan konstruktivisme. • Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dan sintaksnya memuat kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
  • 122.
  • 123.
  • 124. Thank You Kingsoft Office Make Presentation much more fun