SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk
merasakan rangsangan rasa dari bendabenda
yang masuk ke dalam mulut kita.
Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam
rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan
rasa asin.
Kita dapat menikmati makanan dan minuman
karena adanya indra pengecap ini.
Anatomi Lidah
Secara garis besar lidah dapat terbagi
menjadi 2 bagian yaitu
• 2/3 depan (yang disebut apeks)
• 1/3 belakang (yang disebut dorsum).
Lidah secara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni :
• 1. Apek linguae (ujung lidah)
• 2. Corpus linguae (badan lidah)
• 3. Radix linguae (akar lidah)
Bagian depan lidah
• sangat fleksibel dan bekerja sama dengan gigi
dalam pengucapan huruf-huruf.
• membantu untuk menggerakkan makanan ke
segala arah saat sedang mengunyah.
mendorong makanan kembali ke permukaan
kunyah gigi sehingga gigi dapat menggilasnya.
Bagian belakang lidah juga
• untuk pengunyahan. Begitu makanan sudah
halus dan tercampur dengan saliva (air liur),
atau pada saat meludah, otot-otot belakang
lidah bekerja.
• Otot tersebut bersama-sama air liur
mengangkat dan mendorong makanan
memasuki esofagus, yaitu “pipa” yang
menghubungkan tenggorokan dengan perut.
Struktur-struktur Superficial Dari Lidah
Permukaan dari lidah kita tidak
ratapermukaan lidah bagian
depan tertutup oleh selapis tonjol-
tonjol yang disebut papillae.
Ada 4 jenis papillae, yaitu :
1. Filiform
2. Fungiform
3. Circum Vallatae, papillae
terbesar, ada di cekungan
berbentuk V di 1/3 lidah bagian
belakang.
4. Foliata
Struktur papilla lidah
• Papila filiformis: Papila filiformis banyak dan menyebar
pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi untuk
menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.
• Papila sirkumvalata. Papila sirkumvalata memiliki
bentuk V dan terdapat 8–12 jenis yang terletak di
bagian dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar
daripada yang lain.
• Papila fungiformis. Papila fungiformis menyebar pada
permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
• papila foliata. papila foliata ini umumnya banyak
terletak pada bagian sisi lidah.
• Papilla berfungsi membantu untuk “memegang”
makanan
• Papilla memiliki kuncup pengecap Kuncup pengecap
menentukan apakah suatu makanan berasa manis,
asam, pahit atau asin.
Histologi Papila Lidah
Epitel Lidah
Struktur kuncup pengecap pada lidah
• tersusun dari sel pendukung dan
sel pengecap yang bentuknya memanjang dan
memiliki mikrovili.
• mikrovili terdapat reseptor molekul protein yang
menyebabkan otak dapat mengenali lima
pengecap dasar, yaitu manis, asin, pahit, masam,
dan umami.
• Umami adalah sebuah sensasi pengecap yang
dihasilkan oleh MSG. Dan glutamate lainnya yang
berasal dari makanan yang difermentasi.
• Sel kecap tersebut beregenerasi setiap 10 hari,
digantikan oleh sel sustentakular yang menjadi sel
kecap.
• Pada usia di atas 45 tahun, terjadi degenerasi
kuncup kecap sehingga terjadi penurunan dari
kemampuan mengecap
Fisiologi Pengecapan
• Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki
kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas.
• Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang
memiliki rambut berukuran mikro yang sensitif,
(mikrovilli).
• Larutan kimia makanan saat berkontak dengan mikrovili
merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang
akan menjalar ke syaraf no VII dan syaraf IX otak
• Impuls diteruskan ke thalamus dan berakhir di daerah
pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian
diinterpretasikan
• otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan
tersebut dan menentukan rasa dari makanan yang kita
makan.
• mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.
Otot-Otot Lidah
Lidah adalah kumpulan dari otot.
Otot-otot lidah memiliki arah yang berbeda-beda, fleksibel
bergerak ke segala arah.
Lidah ada 2 jenis, otot intrinsik dan ekstrinsik.
• Otot intrinsik membuat lidah mampu mengubah-ubah bentuk
lidah (memanjang, memendek, membulat),
• Otot ekstrinsik lidah membuat lidah dapat bergerak
mengelilingi rongga mulut dan faring.
Persarafan Lidah
Otot-otot lidah mendapat n. hipoglosus (XII) Persarafan pada
lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok
Saraf sensoris, utuk mempersarafi :
• Duapertiga anterior oleh n lingualis.
• Sepertiga posterior oleh nervus n, glosofaring dan vagus.
Saraf pengecap, untuk mempersarafi :
• Duapertiga anterior oleh serabut-serabut n fasialis.
• Satupertiga posterior oleh n glosofaring.
Saraf motorik
• Mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus,
hioglosus dan genioglosus.
Arteri Lingualis
Arteri lingualis merupakan cabang dari
arteri karotis eksterna. melewati otot-
otot pengunyahan bagian posterior
menuju ke tulang hioid, Setelah melewati
otot hioglosus arteri lingualis ini
bercabang, yaitu rami dorsalis lingual dan
di ujung anterior terbagi lagi menjadi dua
cabang terminalis
Arteri sublingualis berjalan diantara otot
genioglosus dan glandula sublingual.
Vaskularisasi Lidah
Vena-vena pada Lidah
Vena lingualis profunda terletak
pada membran mukosa bagian
lateral bawah lidah. Vena lingualis
profunda dan vena sublingualis
bergabung dengan dorsal lingualis di
daerah posterior dari otot
hioglossus, lalu berjalan menuju
venajugularis.
Vaskularisasi Lidah (II)
Kelenjar Limfe
Aliran Limfa Pada Lidah
Penyaluran limfe melalui lingua terjadi melalui 4
jalur :
1. Limfe dari bagian 1/3 posterior lingua
disalurkan ke cervikalis profunda superior
dikedua sisi.
2. Limfe dari bagian medial 2/3 anterior lingua
disalurkan langsung ke cervicalis profunda
inferior.
3. Limfe dari bagian lateral 2/3 anterior lingua
disalurkan ke submandibularis
4. Limfe dari ujung lingua disalurkan ke
submentalis
Fungsi Lidah
• Menunjukkan kondisi tubuh Selaput lidah manusia dapat
digunakan sebagai indikator metabolism tubuh,terutama kesehatan
tubuh manusia. Warna Lidah contoh Kuning menandakan adanya
infeksi bakteri, Bentuk Lidah contoh bentuk tipis dan berwarna
pucat menandakan defisiensi (kekurangan ) darah
• Membasahi makanan di dalam mulut Kelenjar sublingualis, terletak
di bawah lidah
• Mengecap atau merasakan makanan
• Membolak-balik makanan
• Menelan makanan
• Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata
Kelainan Anatomi Lidah
Ankyloglossia = Tongue tie
• Tidak ada / pendeknya frenulum lingue
lidah, letak frenulum dekat ke ujung lidah.
Hal ini mengakibatkan gerakan lidah
terbatas. Terbagi atas :
•True tongue tie /komplit ankyloglossia
•Mild ankyloglossia, frenulum sedikit
pendek
Bifid tongue = cleft tongue
• Penyatuan lidah sebagian / ujung lidah
terbelah jarang dijumpai
Fissure tongue yang abnormal/Scrotal
tongue
• Lebih kurang 10% dari penduduk
• Terdapat selah-selah / fisure pada
punggung lidah
• Berpotensi Infeksi lebih besar
Kelainan Anatomi Lidah (III)
Macroglossia=ukuran lidah lebih besar
• Pada cretinism dan mongolism
• pada Lymphongiotomatus dan proses Heamangioma
• Merupakan faktor keturunan
• Dijumpai pada pasien edontolous
Microglossia : =ukuran lidah lebih kecil
• jarang dijumpai
Kelainan Anatomi Lidah (II)
Kelainan Lidah Akibat Infeksi
Glositis/Peradangan Lidah
• Peradangan yang terjadi pada lidah
yang ditandai dengan terjadinya
deskuamasi papila filiformis sehingga
menghasilkan daerah kemerahan yang
mengkilat.
• merupakan kondisi murni dari lidah itu
sendiri/manifestasi dari penyakit
tubuh yang penampakannya ada pada
lidah.
• Biasanya kondisi ini bisa menyerang
pada semua tingkatan usia.
Kelainan Lidah Akibat Infeksi (II)
Sistemik:
• Malnutrisi (kurang asupan vitamin B12, niacin, riboflavin, asam folic),
• Anemia (kekurangan Fe),
• Penyakit kulit (lichenplanus, erythema multiforme, syphilis, lesi
apthous), HIV (candiasis, HSV, kehilangan papillae), Obat lanzoprazole,
amoxicillin, metronidazole.
Lokal:
• Infeksi (streptococcal, candiasis, Tb, HSV), Trauma (luka bakar), Irritant
primer (alcohol, tembakau, makanan pedas, permen berlebihan),
Kepekaan (irritant kimiawi, pasta gigi, obat sistemik), Penyakit yang
berbahaya
Factor resiko:
• Nutrisi yang kurang bagus, Merokok, Mengkomsumsi alcohol, Usia
meningkat, Stress, gelisah, depresi
Kelainan Lidah Akibat Infeksi (III)
Atrofi Glositis
• Glositis atrofi juga dikenal sebagai
hunter glositis adalah suatu kondisi
yang ditandai oleh lidah mengkilap
halus yang sering menyakitkan
• kekurangan nutrisi atau faktor lain
seperti xerostomia, anemia. Hunter
glossitis pada defisiensi vit B12
sekunder terhadap anemia pernisiosa,
Geografis Lidah
• kondisi peradangan dari selaput lendir dari lidah
• Nama lain migrans eritema stomatitis, lidah geog rafis
ektopik, stomatitis geografis, atau stomatitis migrasi
• Biasanya pada 2/3 dorsal dan permukaan lateral lidah
ditandai dengan daerah atrofi dan depapillation
lingualis (hilangnya papila), eritematosa dan
permukaan halus, penampilan seperti peta
• Penyebabnya tidak diketahui. tidak menimbulkan
gejala apapun, diduga strees, kebiasaan
parafunctional mungkin menjadi sebuah faktor
penunjang, berhubungan dengan antigen leukosit
manusia , seperti peningkatan insiden HLA-DR5 , HLA-
DRW6 dan HLA-Cw6 dan penurunan kejadian di HLA-
B51. Kekurangan vitamin B2 (riboflavinosis)
Median Rhomboid Glositis
• Atrofi papila sentral, kondisi yang ditandai oleh
daerah kemerahan dan kehilangan
lingual papila , terletak didorsum lidah dalam
garis tengah segera di depan papila
sirkumvalata.
• Eritematosa, infeksi jamur kronis, area atrofi
dari depapillation
• Penyebab diduga oleh oral candida multifocal
kronis dengan Faktor predisposisi merokok, gigi
tiruan penggunaan kortikosteroid dan HIV
• terapi antijamur
Herpetic glossitis geometris
• Lesi kronis yang berhubungan dengan virus
herpes simpleks (HSV) tipe I infeksi, dimana
ada celah dalam di garis tengah lidah dan
mengeluarkan beberapa cabang.
• Lesi biasanya sangat menyakitkan, ada erosi
hadir di kedalaman celah.
• Pengobatan dengan sistemik asiklovir .
Terapi glositis mengurangi peradangan
dan penghilangan penyebab
• Kortikosteroid
• Antibiotic,
• Obat anti jamur,
• Anti mikroba
Kelainan Lidah Akibat Infeksi (IV)
Pencegahan
• Menjaga kesehatan mulut dengan
baik
• Flossing dan pembersihan
professional regular dan pemeriksaan
yang rutin
• Minimalkan iritasi atau cedera mulut
• Hindari penggunaan berlebihan
makanan atau zat yang mengganggu
mulut atau lidah
Kelainan Lidah Akibat Infeksi (V)
Kelainan Lidah Akibat Tumor
• Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi dasar
mulut, kadang-kadang meluas kearah lidah dan
menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de
Velde,1999). Sebagian besar kanker lidah adalah karsinoma
sel skuamosa..
• Karsinoma Sel squamosal Lidah adalah suatu neoplasma
maligna yang timbul dari jaringan epitel mukosa lidah
dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell
epitel gepeng berlapis) , juga beberapa penyakit-penyakit
tertentu (premaligna).
Karsinoma Sel Squamosa Lidah
• Karsinoma sel skuamosa merupakan
tumur ganas yang berasal dari sel-sel
epitel skuamosa
• cenderung menginfiltrasi jaringan
sekitarnya dan biasanya menimbulkan
metastase secara limfogen dan
hematogen
Etiologi Karsinoma Sel Squamosa
• Penyebab pasti dari kanker masih belum jelas,
• Diduga virus seperti Herpes Simplex Virus dan Papilloma
Virus
• Penyebab yang multifaktorial
• Adanya faktor pendukung dapat merangsang terjadinya
kanker. Antara lain dikelompokkan atas :
•Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang
jelek, iritasi kronis dari restorasi, gigi-gigi karies/akar
gigi, gigi palsu.
•Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa
rokok dan cara penggunaannya, tembakau, agen fisik,
radiasi ionisasi, virus, sinar matahari.
•Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi
imunologi dan genetik
Permeriksaan & Penatalaksanaan Karsinoma Sel Squamosa Lidah
Pemeriksaan Patologi
• Pemeriksaan mikroskopis dibutuhkan untuk mendiagnosis
displasia atau atipia yang menggambarkan kisaran
abnormalitas selular, termasuk perubahan ukuran sel
Pemeriksaan Radiologi
• Computed Tomography (CT),
• Magneting Resonanse imaging (MRI)
• Ultra Sonografi
Secara umum perawatan kanker mulut biasanya dilakukan
dengan pembedahan dan radioterapi. Lesi kecil
Gangguan pada pengecapan
Beberapa gangguan pada pengecapan tersebut
dapat berupa
• Ageusia, merupakan kehilangan kemampuan
untuk mengecap.
• Hipogeusia, merupakan penurunan kemampuan
untuk mengecap.
• Disgeusia, merupakan adanya persepsi rasa pada
mulut, di mana tidak terdapat molekul yang
merangsang sel kecap. Disgeusia ini biasanya
disertai dengan sindrom mulut terbakar, dan
biasanya terdapat pada orang usia tua.
Gangguan pada pengecapan dapat disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu:
• Lesi pada mukosa, kuncup kecap, saraf kecap, maupun
saraf kranialis yang menghantarkan impuls kecap
• Gangguan pada mulut, seperti infeksi mulut, inflamasi,
dan mukositis yang disebabkan radiasi. Radiasi tersebut
menyebabkan kelainan pada mikrovili kuncup kecap.
• Kebersihan mulut yang kurang terjaga, yang
menyebabkan infeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit.
Hal ini kebanyakan menyebabkan hipogeusia.
• Usia tua, di mana terdapat penurunan fungsi dari kanal
ion dan reseptor kecap.
• Neoplasma pada kepala dan leher
Gangguan pada pengecapan (II)
Gangguan pada pengecapan dapat disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu:
• Penggunaan prostetik palatum, yang menyebabkan
penurunan sensitivitas terhadap pengecapan
• Pembedahan pada lidah, kemoterapi, dan pembedahan
pada korda timpani yang menyebabkan disgeusia
• Gangguan nutrisi
• Gangguan endokrin, yang menurunkan sensitivitas
terhadap rasa
• Kelainan genetik
• Kerusakan pada sistem saraf pusat, seperti pada multiple
sclerosis, paralisis wajah, dan lesi talamus
ANATOMI LIDAH

More Related Content

What's hot

Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Aulia Amani
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanBrenda Panjaitan
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienSulistia Rini
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitaldr. Bobby Ahmad
 
Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidahsuhendrina
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikfikri asyura
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiUsqi Krizdiana
 

What's hot (20)

Etik medikolegal pain management
Etik medikolegal pain managementEtik medikolegal pain management
Etik medikolegal pain management
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokan
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasien
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
 
Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidah
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
Fisiologi Hidung
Fisiologi HidungFisiologi Hidung
Fisiologi Hidung
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Sistem syaraf
Sistem syarafSistem syaraf
Sistem syaraf
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 

Similar to ANATOMI LIDAH

Sistem Gustatori
Sistem GustatoriSistem Gustatori
Sistem GustatoriArdra31
 
BIOLOGI: Pencernaan di rongga mulut
BIOLOGI: Pencernaan di rongga mulutBIOLOGI: Pencernaan di rongga mulut
BIOLOGI: Pencernaan di rongga mulutnurainifadila
 
Pertemuan 9 Sistema digestoria.pdf
Pertemuan 9 Sistema digestoria.pdfPertemuan 9 Sistema digestoria.pdf
Pertemuan 9 Sistema digestoria.pdfMazzRudy
 
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)opimus
 
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)opimus
 
Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...
Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...
Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...Histologifkunud
 
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIASISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIADeybi Wasida
 
pencernaan fiswan.pptx
pencernaan fiswan.pptxpencernaan fiswan.pptx
pencernaan fiswan.pptxdillasasvit
 

Similar to ANATOMI LIDAH (20)

Indera Pengecap
Indera PengecapIndera Pengecap
Indera Pengecap
 
Lidah
LidahLidah
Lidah
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
Sistem Gustatori
Sistem GustatoriSistem Gustatori
Sistem Gustatori
 
indera pengecap
indera pengecapindera pengecap
indera pengecap
 
ANATOMI LIDAH.pptx
ANATOMI LIDAH.pptxANATOMI LIDAH.pptx
ANATOMI LIDAH.pptx
 
ANATOMI LIDAH.pptx
ANATOMI LIDAH.pptxANATOMI LIDAH.pptx
ANATOMI LIDAH.pptx
 
Mulut
MulutMulut
Mulut
 
Lidah
LidahLidah
Lidah
 
BIOLOGI: Pencernaan di rongga mulut
BIOLOGI: Pencernaan di rongga mulutBIOLOGI: Pencernaan di rongga mulut
BIOLOGI: Pencernaan di rongga mulut
 
Pertemuan 9 Sistema digestoria.pdf
Pertemuan 9 Sistema digestoria.pdfPertemuan 9 Sistema digestoria.pdf
Pertemuan 9 Sistema digestoria.pdf
 
Rongga mulut
Rongga mulutRongga mulut
Rongga mulut
 
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
 
SISTEM PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAANSISTEM PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAAN
 
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
 
Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...
Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...
Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...
 
Fisiologi lidah
Fisiologi lidahFisiologi lidah
Fisiologi lidah
 
INDERA PENGECAP KEL.4.pptx
INDERA PENGECAP KEL.4.pptxINDERA PENGECAP KEL.4.pptx
INDERA PENGECAP KEL.4.pptx
 
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIASISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
 
pencernaan fiswan.pptx
pencernaan fiswan.pptxpencernaan fiswan.pptx
pencernaan fiswan.pptx
 

More from materi-x2

SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptxSISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptxmateri-x2
 
Pemberian obat topikal
Pemberian obat topikalPemberian obat topikal
Pemberian obat topikalmateri-x2
 
Pemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteralPemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteralmateri-x2
 
Konsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksiKonsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksimateri-x2
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomialmateri-x2
 
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)materi-x2
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarmateri-x2
 
Anfis endokrin
Anfis endokrinAnfis endokrin
Anfis endokrinmateri-x2
 
Anatomi persyarafan
Anatomi persyarafanAnatomi persyarafan
Anatomi persyarafanmateri-x2
 
Anatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskulerAnatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskulermateri-x2
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safetymateri-x2
 
Anatomi penciuman
Anatomi penciumanAnatomi penciuman
Anatomi penciumanmateri-x2
 
Analisis diskriptif
Analisis diskriptifAnalisis diskriptif
Analisis diskriptifmateri-x2
 
Transportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratTransportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratmateri-x2
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaranmateri-x2
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaranmateri-x2
 
Anfis integumen
Anfis integumenAnfis integumen
Anfis integumenmateri-x2
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi matamateri-x2
 
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis IlmiahKajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiahmateri-x2
 

More from materi-x2 (20)

SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptxSISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
 
Pemberian obat topikal
Pemberian obat topikalPemberian obat topikal
Pemberian obat topikal
 
Pemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteralPemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteral
 
Konsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksiKonsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksi
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomial
 
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benar
 
Bidai
Bidai Bidai
Bidai
 
Anfis endokrin
Anfis endokrinAnfis endokrin
Anfis endokrin
 
Anatomi persyarafan
Anatomi persyarafanAnatomi persyarafan
Anatomi persyarafan
 
Anatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskulerAnatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskuler
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
Anatomi penciuman
Anatomi penciumanAnatomi penciuman
Anatomi penciuman
 
Analisis diskriptif
Analisis diskriptifAnalisis diskriptif
Analisis diskriptif
 
Transportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratTransportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat darurat
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaran
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaran
 
Anfis integumen
Anfis integumenAnfis integumen
Anfis integumen
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis IlmiahKajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

ANATOMI LIDAH

  • 1.
  • 2. Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari bendabenda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini.
  • 3. Anatomi Lidah Secara garis besar lidah dapat terbagi menjadi 2 bagian yaitu • 2/3 depan (yang disebut apeks) • 1/3 belakang (yang disebut dorsum).
  • 4. Lidah secara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni : • 1. Apek linguae (ujung lidah) • 2. Corpus linguae (badan lidah) • 3. Radix linguae (akar lidah)
  • 5. Bagian depan lidah • sangat fleksibel dan bekerja sama dengan gigi dalam pengucapan huruf-huruf. • membantu untuk menggerakkan makanan ke segala arah saat sedang mengunyah. mendorong makanan kembali ke permukaan kunyah gigi sehingga gigi dapat menggilasnya. Bagian belakang lidah juga • untuk pengunyahan. Begitu makanan sudah halus dan tercampur dengan saliva (air liur), atau pada saat meludah, otot-otot belakang lidah bekerja. • Otot tersebut bersama-sama air liur mengangkat dan mendorong makanan memasuki esofagus, yaitu “pipa” yang menghubungkan tenggorokan dengan perut.
  • 6. Struktur-struktur Superficial Dari Lidah Permukaan dari lidah kita tidak ratapermukaan lidah bagian depan tertutup oleh selapis tonjol- tonjol yang disebut papillae. Ada 4 jenis papillae, yaitu : 1. Filiform 2. Fungiform 3. Circum Vallatae, papillae terbesar, ada di cekungan berbentuk V di 1/3 lidah bagian belakang. 4. Foliata
  • 7. Struktur papilla lidah • Papila filiformis: Papila filiformis banyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan. • Papila sirkumvalata. Papila sirkumvalata memiliki bentuk V dan terdapat 8–12 jenis yang terletak di bagian dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar daripada yang lain. • Papila fungiformis. Papila fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur. • papila foliata. papila foliata ini umumnya banyak terletak pada bagian sisi lidah. • Papilla berfungsi membantu untuk “memegang” makanan • Papilla memiliki kuncup pengecap Kuncup pengecap menentukan apakah suatu makanan berasa manis, asam, pahit atau asin.
  • 10. Struktur kuncup pengecap pada lidah • tersusun dari sel pendukung dan sel pengecap yang bentuknya memanjang dan memiliki mikrovili. • mikrovili terdapat reseptor molekul protein yang menyebabkan otak dapat mengenali lima pengecap dasar, yaitu manis, asin, pahit, masam, dan umami. • Umami adalah sebuah sensasi pengecap yang dihasilkan oleh MSG. Dan glutamate lainnya yang berasal dari makanan yang difermentasi. • Sel kecap tersebut beregenerasi setiap 10 hari, digantikan oleh sel sustentakular yang menjadi sel kecap. • Pada usia di atas 45 tahun, terjadi degenerasi kuncup kecap sehingga terjadi penurunan dari kemampuan mengecap
  • 11. Fisiologi Pengecapan • Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas. • Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran mikro yang sensitif, (mikrovilli). • Larutan kimia makanan saat berkontak dengan mikrovili merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf no VII dan syaraf IX otak • Impuls diteruskan ke thalamus dan berakhir di daerah pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian diinterpretasikan • otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan tersebut dan menentukan rasa dari makanan yang kita makan. • mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.
  • 12.
  • 13. Otot-Otot Lidah Lidah adalah kumpulan dari otot. Otot-otot lidah memiliki arah yang berbeda-beda, fleksibel bergerak ke segala arah. Lidah ada 2 jenis, otot intrinsik dan ekstrinsik. • Otot intrinsik membuat lidah mampu mengubah-ubah bentuk lidah (memanjang, memendek, membulat), • Otot ekstrinsik lidah membuat lidah dapat bergerak mengelilingi rongga mulut dan faring.
  • 14. Persarafan Lidah Otot-otot lidah mendapat n. hipoglosus (XII) Persarafan pada lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok Saraf sensoris, utuk mempersarafi : • Duapertiga anterior oleh n lingualis. • Sepertiga posterior oleh nervus n, glosofaring dan vagus. Saraf pengecap, untuk mempersarafi : • Duapertiga anterior oleh serabut-serabut n fasialis. • Satupertiga posterior oleh n glosofaring. Saraf motorik • Mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus, hioglosus dan genioglosus.
  • 15. Arteri Lingualis Arteri lingualis merupakan cabang dari arteri karotis eksterna. melewati otot- otot pengunyahan bagian posterior menuju ke tulang hioid, Setelah melewati otot hioglosus arteri lingualis ini bercabang, yaitu rami dorsalis lingual dan di ujung anterior terbagi lagi menjadi dua cabang terminalis Arteri sublingualis berjalan diantara otot genioglosus dan glandula sublingual. Vaskularisasi Lidah
  • 16. Vena-vena pada Lidah Vena lingualis profunda terletak pada membran mukosa bagian lateral bawah lidah. Vena lingualis profunda dan vena sublingualis bergabung dengan dorsal lingualis di daerah posterior dari otot hioglossus, lalu berjalan menuju venajugularis. Vaskularisasi Lidah (II)
  • 17. Kelenjar Limfe Aliran Limfa Pada Lidah Penyaluran limfe melalui lingua terjadi melalui 4 jalur : 1. Limfe dari bagian 1/3 posterior lingua disalurkan ke cervikalis profunda superior dikedua sisi. 2. Limfe dari bagian medial 2/3 anterior lingua disalurkan langsung ke cervicalis profunda inferior. 3. Limfe dari bagian lateral 2/3 anterior lingua disalurkan ke submandibularis 4. Limfe dari ujung lingua disalurkan ke submentalis
  • 18. Fungsi Lidah • Menunjukkan kondisi tubuh Selaput lidah manusia dapat digunakan sebagai indikator metabolism tubuh,terutama kesehatan tubuh manusia. Warna Lidah contoh Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, Bentuk Lidah contoh bentuk tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi (kekurangan ) darah • Membasahi makanan di dalam mulut Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah • Mengecap atau merasakan makanan • Membolak-balik makanan • Menelan makanan • Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata
  • 19. Kelainan Anatomi Lidah Ankyloglossia = Tongue tie • Tidak ada / pendeknya frenulum lingue lidah, letak frenulum dekat ke ujung lidah. Hal ini mengakibatkan gerakan lidah terbatas. Terbagi atas : •True tongue tie /komplit ankyloglossia •Mild ankyloglossia, frenulum sedikit pendek Bifid tongue = cleft tongue • Penyatuan lidah sebagian / ujung lidah terbelah jarang dijumpai
  • 20. Fissure tongue yang abnormal/Scrotal tongue • Lebih kurang 10% dari penduduk • Terdapat selah-selah / fisure pada punggung lidah • Berpotensi Infeksi lebih besar Kelainan Anatomi Lidah (III)
  • 21. Macroglossia=ukuran lidah lebih besar • Pada cretinism dan mongolism • pada Lymphongiotomatus dan proses Heamangioma • Merupakan faktor keturunan • Dijumpai pada pasien edontolous Microglossia : =ukuran lidah lebih kecil • jarang dijumpai Kelainan Anatomi Lidah (II)
  • 22. Kelainan Lidah Akibat Infeksi Glositis/Peradangan Lidah • Peradangan yang terjadi pada lidah yang ditandai dengan terjadinya deskuamasi papila filiformis sehingga menghasilkan daerah kemerahan yang mengkilat. • merupakan kondisi murni dari lidah itu sendiri/manifestasi dari penyakit tubuh yang penampakannya ada pada lidah. • Biasanya kondisi ini bisa menyerang pada semua tingkatan usia.
  • 23. Kelainan Lidah Akibat Infeksi (II) Sistemik: • Malnutrisi (kurang asupan vitamin B12, niacin, riboflavin, asam folic), • Anemia (kekurangan Fe), • Penyakit kulit (lichenplanus, erythema multiforme, syphilis, lesi apthous), HIV (candiasis, HSV, kehilangan papillae), Obat lanzoprazole, amoxicillin, metronidazole. Lokal: • Infeksi (streptococcal, candiasis, Tb, HSV), Trauma (luka bakar), Irritant primer (alcohol, tembakau, makanan pedas, permen berlebihan), Kepekaan (irritant kimiawi, pasta gigi, obat sistemik), Penyakit yang berbahaya Factor resiko: • Nutrisi yang kurang bagus, Merokok, Mengkomsumsi alcohol, Usia meningkat, Stress, gelisah, depresi
  • 24. Kelainan Lidah Akibat Infeksi (III) Atrofi Glositis • Glositis atrofi juga dikenal sebagai hunter glositis adalah suatu kondisi yang ditandai oleh lidah mengkilap halus yang sering menyakitkan • kekurangan nutrisi atau faktor lain seperti xerostomia, anemia. Hunter glossitis pada defisiensi vit B12 sekunder terhadap anemia pernisiosa,
  • 25. Geografis Lidah • kondisi peradangan dari selaput lendir dari lidah • Nama lain migrans eritema stomatitis, lidah geog rafis ektopik, stomatitis geografis, atau stomatitis migrasi • Biasanya pada 2/3 dorsal dan permukaan lateral lidah ditandai dengan daerah atrofi dan depapillation lingualis (hilangnya papila), eritematosa dan permukaan halus, penampilan seperti peta • Penyebabnya tidak diketahui. tidak menimbulkan gejala apapun, diduga strees, kebiasaan parafunctional mungkin menjadi sebuah faktor penunjang, berhubungan dengan antigen leukosit manusia , seperti peningkatan insiden HLA-DR5 , HLA- DRW6 dan HLA-Cw6 dan penurunan kejadian di HLA- B51. Kekurangan vitamin B2 (riboflavinosis)
  • 26. Median Rhomboid Glositis • Atrofi papila sentral, kondisi yang ditandai oleh daerah kemerahan dan kehilangan lingual papila , terletak didorsum lidah dalam garis tengah segera di depan papila sirkumvalata. • Eritematosa, infeksi jamur kronis, area atrofi dari depapillation • Penyebab diduga oleh oral candida multifocal kronis dengan Faktor predisposisi merokok, gigi tiruan penggunaan kortikosteroid dan HIV • terapi antijamur
  • 27. Herpetic glossitis geometris • Lesi kronis yang berhubungan dengan virus herpes simpleks (HSV) tipe I infeksi, dimana ada celah dalam di garis tengah lidah dan mengeluarkan beberapa cabang. • Lesi biasanya sangat menyakitkan, ada erosi hadir di kedalaman celah. • Pengobatan dengan sistemik asiklovir .
  • 28. Terapi glositis mengurangi peradangan dan penghilangan penyebab • Kortikosteroid • Antibiotic, • Obat anti jamur, • Anti mikroba Kelainan Lidah Akibat Infeksi (IV)
  • 29. Pencegahan • Menjaga kesehatan mulut dengan baik • Flossing dan pembersihan professional regular dan pemeriksaan yang rutin • Minimalkan iritasi atau cedera mulut • Hindari penggunaan berlebihan makanan atau zat yang mengganggu mulut atau lidah Kelainan Lidah Akibat Infeksi (V)
  • 30. Kelainan Lidah Akibat Tumor • Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi dasar mulut, kadang-kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde,1999). Sebagian besar kanker lidah adalah karsinoma sel skuamosa.. • Karsinoma Sel squamosal Lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng berlapis) , juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna).
  • 31. Karsinoma Sel Squamosa Lidah • Karsinoma sel skuamosa merupakan tumur ganas yang berasal dari sel-sel epitel skuamosa • cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan biasanya menimbulkan metastase secara limfogen dan hematogen
  • 32. Etiologi Karsinoma Sel Squamosa • Penyebab pasti dari kanker masih belum jelas, • Diduga virus seperti Herpes Simplex Virus dan Papilloma Virus • Penyebab yang multifaktorial • Adanya faktor pendukung dapat merangsang terjadinya kanker. Antara lain dikelompokkan atas : •Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari restorasi, gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu. •Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara penggunaannya, tembakau, agen fisik, radiasi ionisasi, virus, sinar matahari. •Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetik
  • 33. Permeriksaan & Penatalaksanaan Karsinoma Sel Squamosa Lidah Pemeriksaan Patologi • Pemeriksaan mikroskopis dibutuhkan untuk mendiagnosis displasia atau atipia yang menggambarkan kisaran abnormalitas selular, termasuk perubahan ukuran sel Pemeriksaan Radiologi • Computed Tomography (CT), • Magneting Resonanse imaging (MRI) • Ultra Sonografi Secara umum perawatan kanker mulut biasanya dilakukan dengan pembedahan dan radioterapi. Lesi kecil
  • 34. Gangguan pada pengecapan Beberapa gangguan pada pengecapan tersebut dapat berupa • Ageusia, merupakan kehilangan kemampuan untuk mengecap. • Hipogeusia, merupakan penurunan kemampuan untuk mengecap. • Disgeusia, merupakan adanya persepsi rasa pada mulut, di mana tidak terdapat molekul yang merangsang sel kecap. Disgeusia ini biasanya disertai dengan sindrom mulut terbakar, dan biasanya terdapat pada orang usia tua.
  • 35. Gangguan pada pengecapan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: • Lesi pada mukosa, kuncup kecap, saraf kecap, maupun saraf kranialis yang menghantarkan impuls kecap • Gangguan pada mulut, seperti infeksi mulut, inflamasi, dan mukositis yang disebabkan radiasi. Radiasi tersebut menyebabkan kelainan pada mikrovili kuncup kecap. • Kebersihan mulut yang kurang terjaga, yang menyebabkan infeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit. Hal ini kebanyakan menyebabkan hipogeusia. • Usia tua, di mana terdapat penurunan fungsi dari kanal ion dan reseptor kecap. • Neoplasma pada kepala dan leher Gangguan pada pengecapan (II)
  • 36. Gangguan pada pengecapan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: • Penggunaan prostetik palatum, yang menyebabkan penurunan sensitivitas terhadap pengecapan • Pembedahan pada lidah, kemoterapi, dan pembedahan pada korda timpani yang menyebabkan disgeusia • Gangguan nutrisi • Gangguan endokrin, yang menurunkan sensitivitas terhadap rasa • Kelainan genetik • Kerusakan pada sistem saraf pusat, seperti pada multiple sclerosis, paralisis wajah, dan lesi talamus