Sistem endokrin membantu tubuh dalam pengaturan homeostasis metabolisme melalui produksi dan sekresi hormon. Hormon-hormon ini berkomunikasi melalui sirkulasi darah atau secara lokal untuk mengontrol fungsi organ dan jaringan. Kelenjar-kelenjar endokrin utama meliputi kelenjar pituitari, tiroid, paratiroid, dan adrenal yang bekerja sama untuk mengontrol berbagai proses fisiologis seperti pertumbuhan, perkembangan, metabolisme
3. Endokrin merupakan suatu sistem
yang membantu tubuh dalam proses
pengaturan homeostasis metabolisme
baik itu metabolisme protein,
karbohidrat, lemak/lipid. Suatu bentuk
pengaturan tentunya ada
mekanismenya, yang mengendalikan,
siapa yang memproduksi, dan berupa
apa komponen – komponen yang
terlibat. Didalam sistem endokirn
dapat digambarkan sebagai berikut :
Anfis Endokrin 3
5. Anfis Endokrin 5
Makhluk hidup terus mengembangkan struktur dan
fungsinya yang kompleks. Integrasi ini dipengaruhi
oleh dua sistem Susunan Saraf Pusat dan Sistem
Endokrin.
Guyton
7. Anfis Endokrin 7
Makhluk hidup terus mengembangkan
struktur dan fungsinya yang kompleks.
Integrasi ini dipengaruhi oleh dua
sistem :
Susunan Saraf Pusat
Sistem Endokrin
9. Anfis Endokrin 9
FUNGSI SISTEM ENDOKRIN
Respon terhadap stress dan cedera
Pertumbuhan dan perkembangan
Reproduksi
Homeostasis ion
Metabolisme energi
11. Anfis Endokrin 11
Hormon terbagi dalam 2
golongan utama, yaitu :
Steroid dan Tironin, yang larut dalam lemak
Ciri utama hormon steroid adalah adanya
struktur multisiklik. Contoh : hormon
korteks adrenal dan hormon yang
diproduksi oleh gonad.
Polipeptida dan katekolamin, yang larut
dalam air
Contoh : insulin, Parathormon/Hormon
Paratiroid (PTH), hormon tropik dari
kelenjar hipofise (kecuali TSH dan
Gonadotropin), glukagon.
12. Anfis Endokrin 12
Selain itu, beberapa hormon tergolong
sebagai glikoprotein (suatu senyawa
gula dan protein), contohnya : TSH
dan Gonadotropin
14. Anfis Endokrin 14
BENTUK KOMUNIKASI
HORMONAL
Komunikasi Hormon Endokrin
Komunikasi Neuroendokrin
Komunikasi Parakrin
15. Anfis Endokrin 15
Komunikasi Hormon
Endokrin
Target Organ
Hormon disekresikan ke dalam aliran
darah untuk mencapai target organ yang
akan mempengaruhi aktivitas sel organ.
Kelenjar Hormon Target
Komunikasi juga terjadi antara dua
kelenjar endokrin, contoh : pituitari
anterior mensekresi beberapa hormon
tropin yang menstimulasi kelenajr
endokrin lain untuk mensekresikan
hormonnya sendiri (kelenjar hormon
target).
16. Anfis Endokrin 16
Komunikasi
Neuroendokrin
1. Akson dari saraf tertentu dalam
hipotalamus otak memperluas diri ke
pitutari posterior, mensekresi
Hormon (Mis : ADH) langsung ke
dalam aliran darah untuk mencapai
target organ (Mis : Ginjal)
17. Anfis Endokrin 17
Komunikasi
Neuroendokrin
2. Sel saraf hipotalamus mensekresi hormon
pengatur tertentu
sistem vascular portal khusus yang
menghubungkan hipotalamus dengan
kelenjar pituitari anterior dalam aliran
darah (Mis : hormon pertumbuhan dan
Prolaktin).
Kemudian hormon-hormon pituitari
anterior mencapai target organ masing-
masing seperti jaringan lemak dan kelenjar
susu
18. Anfis Endokrin 18
Komunikasi
Neuroendokrin
3. Hormon Pituitari (Mis : ACTH) disekresi sebagai
respon terhadap hormon hipotalamik (Mis : CRH).
Hormon dalam sirkulasi darah akan bertindak
sebagai stimulator hormon lain (Tropin) pada
beberapa kelenjar endokrin (misal Korteks
adrenal).
Korteks adrenal akan mengeluarkan target
hormon final (Mis : Kortisol melalui darah utuk
mencapai target organ yang dikehendaki, seperti :
hati)
19. Anfis Endokrin 19
Komunikasi
Neuroendokrin
4. Sekresi hormon dari kelenjar
endokrin langsung sebagai respon
atas kerja sistem saraf otonom.
Misalnya : hormon medula adrenal
dan pineal merupakan hasil kerja
sistem saraf simpatik
20. Anfis Endokrin 20
Komunikasi Parakrin
Bentuk lain komunikasi hormonal yaitu
komunikasi hormon jaringan atau lokal
Hormon ini berdifusi antar ruang interseluler
di dekatnya pada jaringan yang sama untuk
beraksi atas sel di dekatnya (efek parakrin)
atau sel yang sama (efek otokrin) darah
tidak lagi menjadi sarana transportasi jenis
hormon lokal ini, kecuali jika sel tersebut
adalah sel darah itu sendiri.
Contoh : Prostaglandin
23. Anfis Endokrin 23
Kontrol Umpan Balik
Umpan balik negatif (Feed back
Negative) Ekuilibrium
Homeostasis.
Peningkatan keluaran akan menurunkan
pemasukan
Umpan balik positif (Feed back Positive)
masukan Disekulibrium
(Siklus tak Berujung Pangkal)
24. Anfis Endokrin 24
Tingkat Regulasi
Hormonal
Regulasi Hormonal Sederhana
Pituitari sebagai kelenjar Induk
Otak dan Kontrol Endokrin
25. Anfis Endokrin 25
Regulasi Hormonal
Sederhana
Diatur oleh umpan balik negatif pada
kelenjar endokrin tunggal.
Sebuah hormon disekresikan oleh sel
kelenjar endokrin membuat efek dalam
darah.
Efek ini dideteksi oleh sel endokrin
menyebabkan perubahan banyaknya
sekresi hormon.
Contoh : Kenaikan kadar kalsium dalam
plasma menghambat pengeluaran hormon
paratiroid selanjutnya
26. Anfis Endokrin 26
Pituitari sebagai kelenjar
Induk
Pengaturan rumit dilakukan oleh
pituitari anterior dan satu kelenjar
targetnya.
Hormon tropik dari pituitari
merangsang sekresi hormon dari
kelenjar target.
Hormon kelenjar target membuat
efek umpan balik negatif terhadap
pituitari untuk menurunkan sekresi
tropin
27. Anfis Endokrin 27
Otak dan Kontrol
Endokrin
Termasuk kontrol oleh otak terhadap pituitari.
Neurohormon dari hipotalamus mengatur
tropin dari pituitari.
Tropin mengatur kelenjar target.
Umpan balik hormon ini berefek mengatur
pituitari dan hipotalamus sehingga mengontrol
tropin dan neurohormon.
Dengan cara ini, faktor lingkungan dan
aktivitas otak akan mengontrol sistem
endokrin dan sekresi hormon mengontrol
sistem saraf
36. Anfis Endokrin 36
Kelenjar Pituitari /
Hipofise
Kelenjar Pituitari/Hipofise terletak di
bagian otak bawah dan melekat pada
otak dengan perantaraan batang
pituitari.
Pituitari mempunyai tiga lobus :
Anterior, Posterior dan Intermedius.
37. Anfis Endokrin 37
Kelenjar Pituitari anterior
(Hipofise Anterior)
Hipofise Anterior disebut sebagai ”Master
of Gland”.
Yang termasuk hormon ini adalah :
– Thyroid Simulating Hormone (TSH) dan
Adenocorticotropin Hormone (ACTH)
– Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormone (LH)
– Prolaktin dan Growth Hormone (GH) = Hormon
pertumbuhan
– Beta-lipoprotein dan Beta-endorphin (fungsinya
masih dalam penelitian)
42. Anfis Endokrin 42
Hormon pertumbuhan akan membuat pemecahan
jaringan lemak, efek anabolik pada otot dan
tulang.
Kerja anabolik dan peningkat kerja pertumbuhan
dari GH diperantarai oleh somatomedin (suatu
hormon yang diproduksi oleh hati dan jaringan lain
sebagai respon dari GH).
GH yang berlebihan pada masa pertumbuhan
menyebabkan perumbuhan abnormal disebut
Gigantisme atau raksasa.
GROWTH HORMONE
43. Anfis Endokrin 43
GROWTH HORMONE
Jika sekresi berkurang atau hilang saat
kanak-kanak maka akan menyebabkan
dwarfisme atau kerdil (tubuh kecil, kepala
normal dan tidak menunjukkan retardasi
mental).
Jika sekresi GH berlebihan di masa dewasa
maka akan menyebabkan akromegali atau
pertumbuhan tulang yang melebar.
Gh tidak mempengaruhi pertumbuhan janin
(bekerja terutama pada umur 2-12 tahun)
44. Anfis Endokrin 44
Kelenjar Pituitari Posterior
(Hipofise Posterior)
Lobus Posterior Hipofise mensekresi dua hormon
: ADH dan Oksitosin.
Hipofise Posterior bukanlah kelenjar endokrin
karena tidak terdiri dari sel sekretori
sesungguhnya. Kelenjarnya merupakan
perluasan hipotalamus otak, terutama terdiri
atas serabut saraf dan akhiran saraf dari neuron
kedua nuklei hipotalamus.
Neuron ini mempunyai badan sel dalam
hipotalamus dan mengirimkan aksonnya ke
pituitari posterior melalui tangkai hipofise
45. Anfis Endokrin 45
Antidiuretic Hormone
(ADH/Vasopresin)
ADH berfungsi bagi pengaturan air
dalam tubuh.
Jika cairan dalam darah menurun
jumlahnya, maka ADH disekresikan
Saat osmolaritas darah naik sebagai
jawaban atas naiknya konsentrasi
sodium dalam plasma, maka ADH
akan dilepaskan
46. Anfis Endokrin 46
Antidiuretic Hormone
(ADH/Vasopresin)
Peningkatan sodium akan dirasakan oleh
neuron osmoreseptor khusus dalam
hipotalamus yang kemudian menstimulasi
neuron supraoptik untuk melepaskan ADH
dari pituitari posterior.
ADH akan bekerja paling utama pada
duktus Collecticus ginjal dengan cara
meningkatkan permeabilitas duktus
terhadap air.
Air mengalir secara osmosis dari duktus
ginjal ke plasma menurunkan osmolaritas
plasma.
47. Anfis Endokrin 47
Antidiuretic Hormone
(ADH/Vasopresin)
ADH juga disekresi saat
mekanoreseptor (reseptor volume)
dalam jantung dan reseptor tekanan
dalam vasa darah distimulasi sesudah
ada perdarahan dan manusia
kehilangan banyak darah.
Pasca hemorhagi, ADH akan
menyebabkan tekanan darah
meningkat (aksi vasopresin).
48. Anfis Endokrin 48
Oksitosin
Sel nuklei paraventrikular akan mensekresi
oksitosin bila distimulasi mekanoreseptor
sensorik dalam puting susu ibu dan servik
uteri sebagai bagian kerja arcus refleks
neurohormonal.
Saat proses melahirkan anak, oksitosin
bekerja membuat kontraksi keras pada
uterus, supaya janin terdorong keluar.
Selama masa laktasi oksitosin membuat
kontraksi mioepithelium kelenjar susu
sehingga ASI dikeluarkan.
51. Anfis Endokrin 51
Kelenjar Tiroid
Bentuk seperti kupu-kupu dan terletak pada leher
bagian bawah di sebelah anterior trakea
Terdiri dari 2 lobus lateral yang dihubungkan oleh
sebuah istmus
Panjang 5 cm,lebar 3 cm,berat 30 gr
Aliran darah sangat tinggi (5 ml/mnt/gram tiroid)
yaitu 5 kali aliran darah ke dalam hati
Kelenjar tiroid berbentuk seperti kupu-kupu,
terletak di leher di sebelah dean dan di samping
larink. Mensekresi Tiroksin (T4) dan Triodotironin
(T3).
52. Anfis Endokrin 52
Kelenjar Tiroid
Pada orang dewasa Tiroid :
– Meningkatkan BMR
– Produksi panas
– Mendorong sintesa protein
– Debar jantung, Kontraksi jantung dan
tekanan darah
– Mendorong efek katekolamin
53. Anfis Endokrin 53
Kelenjar Tiroid
Pada anak-anak Tiroid berfungsi :
– Menstimulasi pertumbuhan jaringan
tulang otot dan saraf
54. Anfis Endokrin 54
Kelenjar Tiroid
Jika makanan kekurangan iodium,
tiroid akan mengalami pembesaran
(hipertropi) dan menghasilkan goiter.
Goiter juga disebabkan oleh tiroid
yang hiperaktif.
Defisiensi tiroid pada waktu bayi akan
menyebabkan Kretinisme (dengan
retardasi mental, perut buncit,
mandibula kecil, lidah menjulur, tetap
berwajah kanak-kanak, dan gemuk)
57. Anatomi
Kelenjar paratiroid berjumlah 4
buah terletak dalam leher dan
tertanam di permukaan posterior
kelenjar tiroid
Kelenjar ini berukuran kecil dan
sulit dilihat shg dpt terangkat
tanpa sengaja sewaktu
tiroidektomi
58. FISIOLOGI
Kelenjar paratiroid menghasilkan
hormon yg disebut Parathormon
Parathormon mengatur
metabolisme kalsium dan fosfor
Peningkatan sekresi Parathormon
mengakibatkan absorbsi kalsium
di ginjal, intestinum, dan tulang
shg terjadi kenaikan kadar
kalsium dlm darah
59. Pengeluaran parathormon diatur oleh
kadar kalsium dlm darah
Peningkatan kalsium akan
mengakibatkan penurunan sekresi
parathormon (feed back mechanism)
Parathormon >>> mengakibatkan
kenaikan kadar kalsium serum
(akibatkan kematian), karena jika
produk kalsium dan fosfor meningkat
akan terjadi pengendapan kalsium
fosfat di berbagai organ tbh shg
menyebabkan kalsifikasi jaringan
60. PATOFISIOLOGI
PARATHORMON
Tulang Tubulus Ginjal
akt. Osteoklast reabsorbsi kalsium oleh tub. distal
akt.osteoblast reabsorbsi fosfat oleh tub. Proximal
Peningkatan kadar kalsium dan penurunan kadar fosfat
plasma
63. Terletak didalam jaringan
retroperitoneal yang menutupi kutub
atas ginjal (ada 2 buah organ
adrenal).
Masing –masing adrenal mempunyai 2
buah kelenjar yaitu:
– Kortek adrenal
– Medula adrenal
Anfis Endokrin 63
64. Anfis Endokrin 64
Kelenjar Kortex Adrenal
Menghasilkan Kortikosteroid
Korteks adrenal adalah sepasang kelenjar
yang masing-masing terletak di atas ginjal.
Setiap kelenjar terdiri dari dua kelenjar yang
terpisah, yang mempunyai perbedaan
struktur, asal embrionik dan sekresi hormon.
Bagian dalam disebut medula adrenal dan
bagian luar disebut korteks adrenal.
Bagian dalam menghasilkan epinefrin dan
bagian korteks menghasilkan steroid.
65. Anfis Endokrin 65
Korteks adrenal dibagi
menjadi 3 zona
Zona Glomerulosa (zona yang paling
luar)
Zona Fasikulata (zona tengah)
Zona Retikularis (zona paling dalam)
66. Anfis Endokrin 66
Zona Glomerulosa
Mensekresi hormon Aldosteron
Fungsi aldosteron :
– Mengatur garam-garam plasma :
natrium dan kalium
– Tekanan darah
– Volume darah
67. Anfis Endokrin 67
Penurunan sodium atau tekanan darah
Angiotensinogen (hati)
Rennin (JGA)
Angiotensin I
paru-paru
Angiotensin II
Vasokontriksi :Tekanan darah meningkat
Korteks adrenal melepaskan aldosteron
Aldosteron
Meningkatkan reabsorbsi sodium dan Air kemudian akan ikut meningkat
secara osmosis
Meningkatnya tekanan dan volume darah dan mengkompensasi
penurunan sodium.
68. Anfis Endokrin 68
Zona Fasikulata
Mensekresi glukokortikoid
Fungsi Glukokortikoid :
Mengatur metabolisme glukosa,
terutama pada masa stres (dingin,
kelaparan, hipotensi, perdarahan,
operasi, infeksi, nyeri karena luka,
fraktur, peradangan, aktivitas fisik
berat, dan trauma emosional).
69. Anfis Endokrin 69
stres (ketakutan, kerja fisik jangka pendek, penurunan
tekanan darah)
hipotalamus merangsang sistem saraf simpatis dan medula
adrenal
sekresi katekolamin
Kenaikan tekanan darah dan mobilisasi glukosa dan asam
lemak
Secara simultan hipotalamus mengeluarkan Corticotropin
releasing Hormone (CRH). CRH merangsang pelepasan
ACTH pada pituitari.
ACTH bekerja pada korteks adrenal menstimulasi sintesa dan
pelepasan kortisol.
71. Anfis Endokrin 71
Stress kronik (penyakit, kelaparan, nyeri)
pelepasan ACTH dan kortisol juga hipertropi adrenal
Kortisol membantu katekolamin memobilisasi asam lemak dan
gliserol dari sel lemak (otot, tulang, jar.limfe u/ katabolisme
protein)
Asam lemak digunakan oleh jantung dan hati.
Kortisol menstimulasi hati agar membentuk enzim
Glukoneogenesis(meningkatkan kerja glukagon dan GH)
Kortisol menurunkan ambilan glukosa oleh otot dan jaringan
perifer supaya glukosa digunakan oleh otak dan jantung.
72. Anfis Endokrin 72
Kortisol dalam dosis besar akan
menghambat simpton inflamasi (anti
inflamasi) yang disebabkan luka, alergi,
gangguan rematoid pada sendi. Kortisol
berlebihan juga dapat menyebabkan
hipertensi dan gangguan vaskuler serta
meningkatkan sekresi asam lambung.
Kortisol yang berlebihan juga bisa
menyebabkan Sindroma Cushing.
Penurunan sekresi kortisol menyebabkan
Penyakit Addison.
73. Anfis Endokrin 73
Zona Retikularis
Mensekresi hormon steroid seks terutama
androgen.
Androgen Adrenal adalah sumber utama hormon
sex steroid pada laki-laki dan perempuan
Androgen berfungsi dalam : libido, aktivitas
anabolik, pertumbuhan tulang dan otot
Selama pubertas androgen berlebihan pada
wanita menyebabkan maskulinisasi sedangkan
pada masa kanak-kanak menyebabkan
perkembangan precox dengan karakteristik laki-
laki (virilisme).
78. Pankreas terletak retroperitoneal di
belakang lambung.
Jaringan endokrin (pulau Langerhans)
dibedakan dalam :
– Sel Alfa (α) menghasilkan glukagon
– Sel Beta (β) menghasilkan insulin
– Sel delta (δ) menghasilkan polipeptida pankreas
Insulin dan glukagon mempunyai pengaruh
penting dalam mengatur kadar gula darah
Anfis Endokrin 78
79. Anfis Endokrin 79
Pankreas
Pakreas merupakan kelenjar endokrin dan
eksokrin.
Bagian eksokrin terdiri atas acini pankreas
dan duktus pankreas yang mensekresi
enzim dan bikarbonat untuk pencernaan
usus.
Bagian endokrin dari pankreas adalah
pulau-pulau langerhans terdiri atas satu
sampai dua pulau sel-sel tersebar di antara
bagian eksokrin.
Sel alfa menghasilkan glukagon, sel beta
menghasilkan insulin dan sel delta
menghasilkan somatostatin.
80. Anfis Endokrin 80
Insulin
Berfungsi :
Memfasilitasi transport glukosa melintasi
membran sel
Meningkatkan tersedianya glukosa dalam sel
Mendorong penggunaan glukosa
Disebut hormon Hipoglikemik
81. Transport Glukosa Ke
Dalam Sel
Makanan
Glukosa >>> Pankreas
Hormon insulin
Glukosa
Dibakar
Glikogen (disimpan)
82. Anfis Endokrin 82
Glukagon berfungsi :
Meningkatkan penggunaan karbohidrat
dengan memobilisasi dari tempat
penyimpanan (hati). Disebut hormon
Hiperglikemik.
Somatostatin bertindak sebagai hormon
lokal pada jaringan hormon. Kerjanya
menghambat sekresi insulin dan glukagon
85. Letak : dibelakang sternum, didepan
paru – paru dan jantung
Sangat penting untuk perkembangan
sistem limfatik
Kelenjar ini mempunyai 2 lapisan :
1. Kortek terbungkus sempurna dengan
limfosit
2. Medula menstimulasi sel limfosit untuk
membelah dan kemampuan untuk
mengenali dan menyerang benda asing.
88. Anfis Endokrin 88
Testis
Menghasilkan steroid laki-laki
Testoteron : memacu pertumbuhan dan
perkembang organ kelamin dan
perkembangan seks sekunder pada pria.
Produksi testoteron yang stabil akan :
Mempertahankan spermatogenesis
Meningkatkan aktivitas anabolik serta kekuatan otot
serta tulang
Meningkatkan produksi sel darah merah dalam
sumsum tulang merah
Meningkatkan libido dan sikap agresivitas normal