SlideShare a Scribd company logo
1 of 128
SISTEM SARAF
 Termasuk sistem pengendali
 Merupakan rangkaian organ yang kompleks membentuk
sistem terdiri dari jaringan saraf. Jaringan saraf tersebar
di seluruh jaringan tubuh.
 Sistem informasi yang terintegrasi, berfungsi menerima
data, mengolahnya, menentukan respon dan memberi
perintah ke setiap organ tubuh untuk melakukan
tindakan yang penting demi keadaan homeostasis
Homeostasis : Pengaturan ketenangan internal dan pemelihara-
an kondisi dalam tubuh meskipun terjadi perubahan pada
lingkungan sekitarnya.
Tanpa sistem saraf manusia tidak mampu
berkomunikasi, berinteraksi, beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan (internal & eksternal)
 Stimulus
Setiap perubahan yang terjadi di luar dan di
dalam tubuh yang memicu pengiriman pesan ke
sistem saraf
Mis: huruf  mata
3 FUNGSI SISTEM SARAF
• Fungsi kewaspadaan
Membantu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di
sekitar untuk disampaikan ke alat indera. Pada alat indera
terdapat saraf sensorik yang befungsi khusus sebagai
penginput data
• Fungsi intergrasi
Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar,
interpretasi oleh CNS, mengatur informasi dan
mengintegrasikan dengan informasi yang telah ada untuk
menentukan jenis respon yang akan diberikan
• Fungsi koordinasi
Setelah dari otak informasi yang sudah terintegrasi untuk
mengirimkan pesan/perintah pada otot2 dan kelenjar2,
menghasilkan gerak dan sekresi terorganisasi
NERVOUS SYSTEM
Central NS Peripheral NS
Brain Spinal cord
Forebrain
Midbrain
Hindbrain
Cerebrum Limbic
system
Thalamus
Hypothalamus
Reticular
Formation
(extend to
midbrain)
Somatic NS Autonomic NS
Afferent nerves
Parasymphahetic
Symphathetic
Efferent nerves
Cerebelum
Pons
Medulla
SISTEM SARAF
 Sistem saraf sebagai jalur utama informasi biologis,
bertanggung jawab mengendalikan seluruh proses
biologi dan gerakan tubuh dan dapat menerima
informasi dan menginterpretasinya melalui sinyal
elektrik di dalam sistem
 Terdiri atas sistem saraf pusat (CNS) dan sistem saraf
perifer (PNS).
 CNS merupakan tempat proses berlangsung dan PNS
bekerja mendeteksi dan mengirimkan impuls
elektrokimia yang digunakan pada sistem saraf
 PNS terdiri dari saraf2 yang membawa impuls antara
CNS dengan otot, kelenjar, kulit dan organ2 lain
SISTEM SARAF
 CNS merupakan pusat sistem saraf, dimana bagiannya
memproses informasi yang diterima oleh PNS
 CNS terdiri atas otak dan tulang belakang. Bertanggung
jawab menerima dan menginterpretasi sinyal dari PNS
dan dan mengirimkan sinyal itu kembali, baik sadar
maupun tidak sadar.
• Otak dan sumsum tlg belakang merupakan CNS,
sedangkan saraf sensorik dan saraf motorik membentuk
PNS
• PNS terdiri dari organ indera (mata, telinga, saraf
peraba, perasa, penciuman)
• Sistem saraf somatik dan otonomik merupakan bagian
dari saraf motorik
• Sistem saraf berperan seperti sistem telepon. Informasi
ditransmisikan dari dan ke otak, otak menerima
informasi dari saraf sensorik dan dikirimkan ke saraf
motorik.
• Informasi dari lingkungan sekeliling diterima oleh saraf
sensorik lalu dikirimkan ke otak. Pada waktu yang sama
informasi ttg tubuh kita (mis.lapar) diterima oleh saraf
motorik dan dikirimkan ke otak
• Informasi disampaikan oleh sel2 saraf: neuron
SISTEM SARAF
OTAK & SUMSUM TL BELAKANG
OTAK
Merupakan pusat kendali tubuh
Bobot + 2% dari total BB (+1-1,5 kg)
Memerlukan 20% dari oksigen dalam tubuh
Terdiri dari batang otak, serebrum, serebelum
Terdapat jaringan kelabu (gray matter) dan putih (white
matter)
SUMSUM TL BELAKANG
Panjang + 45 cm
Garis tengah + 12 mm
Terdapat jaringan kelabu dan putih
OTAK
Pokok Bahasan
 JARINGAN PELINDUNG
 Meninges
 Sistem Ventrikulus
 STRUKTUR OTAK UTAMA
 Forebrain
 Midbrain
 Hindbrain
 SUMSUM TULANG BELAKANG
JARINGAN PELINDUNG
MENINGES
SISTEM VENTRIKULUS
MENINGES
 DURAMATER
 Dura=hard=keras
 Mater=mother=ibu
 Lapisan paling luar yang tebal, keras dan fleksibel tetapi
tidak dapat direnggangkan
 ARACHNOID MEMBRAN
 Arakhe=spider
 Jaringan tengah yang bentuknya seperti jaring laba-laba
 Sifatnya lembut dan berongga-rongga
 Letaknya di bawah duramater
MENINGES
 PIAMATER
 Pious=small=kecil
 Mater=mother=ibu
 Jaringan pelindung paling bawah dan paling dekat
dengan otak dan sumsum tulang belakang
 Mengandung pembuluh darah
 Subarachnoid space = rongga yang dipenuhi cairan
cerebrospinal
SISTEM VENTRIKULUS
 Ventrikel lateral
 berpasangan, ruang terbesar, berhubungan dengan
ventrikel ketiga
 Ventrikel ketiga
 terletak di otak bagian tengah dihubungkan ke ventrikel
keempat melalui cerebral aquaduct
 Ventrikel keempat
 Berhubungan dengan central kanal pada ujung caudal
melalui cerebral aquaduct
SISTEM VENTRIKULUS
SISTEM VENTRIKULUS
 Ventrikulus adalah ruangan-ruangan yang
berhubungan satu sama lain yang berisi cairan
cerebrospinal
 Cairan cerebrospinal  pelindung otak
 Otak dapat mengapung dan sehingga beratnya yg
sekitar 1400 g  80 g
 Mengurangi tekanan pd bagian bawah otak yg
dipengaruhi oleh gravitasi
Gray Matter - White Matter
 Gray Matter – bagian SSP yang mengandung serabut
saraf yang tidak bermyelin – sel saraf korteks
serebral, bag dalam sumsum tlg belakang
 White Matter – bagian SSP yang mengandung
serabut saraf (akson) yang bermyelin (warna putih) -
lapisan dalam serebrum
CAIRAN SEREBROSPINAL
 Disekresi oleh pleksus
khoroid ke ventrikel2 di
otak
 Cairan bening/seperti air
 Sebagai penahan
goncangan
 Tempat pertukaran nutrien
antara darah dan sistem
saraf
 Digunakan untuk deteksi
penyakit meningitis
Cairan Serebrospinal
 CSF  konsentrasi dari darah dan plasma darah
 Diproduksi oleh choroid pleksus yang terdapat
dalam keempat ventrikel
 Sirkulasi CSF:
 Ventrikel lateral  ventrikel ketiga  cerebral aquaduct
 ventrikel keempat  subarachnoid (melindungi
CNS)  diabsorbsi ke superior sagital sinus 
duramater  pembuluh jugular
 Volume CSF = 125 ml
 Daya tahan = 3 jam
STRUKTUR UTAMA OTAK
 FOREBRAIN
 MIDBRAIN
 HINDBRAIN
STRUKTUR UTAMA OTAK
FOREBRAIN
 Telencephalon
 Hemisphere kanan dan hemisphere kiri 
Otak besar (cerebrum)
 Dilapisi oleh cerebral korteks, yg terdiri dari:
 Basal ganglia
 Sistem limbik
 Diencephalon
 Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan
mengelilingi ventrikel ketiga
 Dua struktur utama:
 Thalamus
 Hipothalamus
TELENCEPHALON
 Bagian terbesar dari otak manusia  kompleks
 Mengatur gerakan tidak disadari; menginterpretasikan
input sensoris; mediator proses belajar
 Hemisfer dilapisi cerebral cortex  soma sel 
gray mater (keabu-abuan)
 Lapisan di bawahnya terdiri dari akson yg
bermielin sehingga berwarna putih
 Jaringan cerebral berlipat-lipat  luas  75 cm2
 Ketebalan  3 mm
 Bentuk tsb  mengurangi ruang yg dibutuhkan
tanpa mengurangi volumenya
 Lipatan-lipatan cortex:
 Jurang lipatan  fissure (dalam)
 Jurang lipatan  sulkus (dangkal)
 Punggung gelombang  gyrus
 Commisure  longitudinal fissure yang tidak terputus
dan dihubungkan oleh traktus (saluran)
 Corpus callosum  commisure yg terbesar
 Fissure:
 Central fissure
 Lateral fissure  gyrus superior temporal
Gyrus precentral
Gyrus
postcentral
Mengatur
fungsi
motorik
Menerima
input dr
reseptor
sensoris
auditory
Otak Besar/Cerebrum
LOBUS
 Fissure-fissure utama membagi cortex menjadi 4
lobus:
 Lobus frontalis
 Lobus parietalis
 Lobus temporalis
 Lobus oksipitalis
 Central fissure  lobus frontalis – lobus parietalis
 Lateral fissure  lobus temporal – lobus frontalis
dan parietalis
LOBUS
LOBUS
 Lobus frontalis
 Fungsi: perencanaan, penghentian dan pengontrolan gerak tubuh
 Lobus parietalis
 Fungsi: Primary somatosensoris cortex  informasi indera somatis
(peraba) spt: tekanan, sentuhan, getaran dan temperatur
 Lobus oksipitalis
 Fungsi: Primary visual cortex  menerima informasi-informasi
visual (indera pengelihatan)
 Lobus temporalis
 Fungsi: Primary audio cortex  menerima informasi audio (indera
pendengaran)
Sistem Limbic
 Terdiri dari:
 Limbic cortex
 Satu set struktur interkoneksi
 Fungsi  proses perilaku bermotivasi
 Makan; menghindari bahaya; berkelahi; perilaku
seksual
 Emosi; perilaku belajar
 Struktur utama:
 Hippocampus
 Amygdala
Basal Ganglia Kumpulan subcortical nuclei yg terletak pada anterior
dari ventrikel lateral
 Terlibat dalam proses pengendalian gerakan
 Terdiri dari:
 Globus pallidus
 Putamen
 Caudate
 Amiygdala STRIATUM
DIENCEPHALON
 Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan
mengelilingi ventrikel ketiga
 Dua struktur utama:
 Thalamus
 Hipothalamus
 Thalamos = ruangan di dalam
 Letaknya di bagian dorsal diencephalon dan
melingkupi dua sisi otak (sisi ventrikel ketiga)
 Terdiri dari dua lobus thalamus
 Keduanya dihubungkan oleh massa intermedia
 Fungsi: menerima input saraf yang menuju
cerebral cortex
 Projection fibers  membantu mengirim berita
(melalui sinaps) ke cortex
 Struktur thalamus berdasarkan jenis kumpulan sel
sarafnya:
 Lateral geniculate nuclei  visual
 Medial geniculate nuclei  auditory
 Ventral posterior nuclei  somatosensoris
THALAMUS
HIPOTHALAMUS
 Hypo = kurang
 Ukuran = 1/10 ukuran thalamus
 Fungsi: mengontrol sistem saraf otonom dan sistem
endokrin
 Peran penting dalam pengaturan perilaku bermotivasi
 Strukturnya kompleks:
 Nuclei dan saluran jaringan
 Kelenjar pitutary yang melepaskan hormon
 Sistem endokrin dalam tubuh diatur oleh hormon yg
diproduksi hipotalamus
 Hormon yg diproduksi oleh anterior pituitary gland
(master gland)  mengatur kelenjar endokrin lain
 Contoh: hormon gonadotropic  menstimulasi gonads  hormon
seksual
 Hormon yg diproduksi oleh posterior pituitary gland
 Contoh: hormon oxytoxin  menstimulasi aliran ASI dan kontraksi
uterus saat melahirkan
MIDBRAIN
 MESENCEPHALON
 Mengelilingi cerebral aquaduct
 Struktur utama:
 Tectum (atap); terletak di bagian dorsal mesencephalon
 Superior colliculi (fungsi visual)
 Inferior colliculi (fungsi auditori)
 Tegmentum (pelindung); terletak di bawah tectum
 Reticular formation  informasi sensoris
 Periaquaductal gray mater  mengontrol gerakan
 Red nucleus  informasi motorik
HINDBRAIN
 METENCEPHALON
 Pons = bridge = jembatan
 Mengatur tidur dan terjaga dari tidur
 Cerrebelum (otak kecil)
 Peran penting dalam sensorimotorik
 Keseimbangan/kestabilan  rusak  tidak stabil dalam berdiri
atau berjalan (gerakan cenderung tergesa-gesa)
 Gerakan koordinasi  motorik halus. Ct: pianis
 MYELENCEPHALON
 Letak: paling ujung posterior (caudal) dari otak
 Berbatasan dengan ujung rostral tulang belakang
 Medulla oblongata
 Traktus yang membawa sinyal ke otak dan tubuh
 Reticular formation
 Mengatur fungsi organ-organ vital seperti:
 Sistem kardiovaskular; respirasi; gerakan otot kepala
SUMSUM TULANG BELAKANG
 Berbentuk silindris dengan ketebalan seukuran
jari kelingking manusia dewasa
 Fungsi utama:
 mendistribusikan perintah saraf-saraf motorik ke organ-
organ gerak seperti kelenjar endokrin dan otot
 Mengontrol gerak refleks
 Terdiri dari:
 Cervical (leher)  7 ruas tulang
 Thoraric (dada)  12 ruas tulang
 Lumbar (punggung bawah)  5 ruas tulang
 Sacral (panggul)  5 ruas tulang
 Coccygeal (ekor)  1 ruas tulang
Medula
Spinalis
SUMSUM TULANG BELAKANG
 Sumsum tulang belakang terletak di tengah rongga
ruas-ruas tulang belakang (spinal foramen)
 Panjang sumsum tulang belakang  2/3 panjang ruas
tulang belakang
 1/3 bagian  akar saraf-saraf tulang belakang  cauda
equina
SUMSUM TULANG BELAKANG
 Sumsum tulang belakang:
 Substansi grisea (abu-abu)  soma sel
 Substans alba (putih)  kumpulan akson
 Keempat ‘lengan’ seperti huruf H disebut dengan tanduk
dorsal (2) dan tanduk ventral (2)
 Ada 31 ruas  satu pasang saraf tulang belakang
 Jadi, ada 62 kumpulan saraf tulang belakang
 Dorsal root (akar dorsal)
 Ventral root (akar ventral)
 Struktur:
 Akar dorsal  saraf sensoris  aferen
 Akar ventral  saraf motorik  eferen
Otak mengendalikan bagaimana tubuh manusia
bekerja.
Gerakan sadar : Otak  SS somatik (mengendalikan
bisep, trisep dan otot2 sadar lainnya
Gerakan tidak sadar : mis detak jantung. Jika olah
raga otak bekerja  SS otonom meningkatkan detak
jantung lebih cepat.
OTAK
SUMSUM TULANG BELAKANG
 = Medula spinalis
 Berawal dari medula oblongata ke arah kaudal
mll foramen magnum, berakhir diantara
vertebra L1 dan L2
 Penghubung otak dengan seluruh
tubuh/perifer (PNS)
 Berperan langsung dalam proses/
gerak refleks
 Mengandung 31 psg saraf spinal
SUMSUM TULANG BELAKANG
 Serviks
 Thoraks
 Lumbal
 Sakral
 Koksigeal
 Penebalan serviks +
lumbal
 Kauda equina
 Konus medullaris
 Filum terminale
Lengkung refleks
Refleks
• Cepat, otonom, respon yang tidak disadari
• Hasil dari reflex arcs/lengkung refleks – jalur saraf terpendek
SUMSUM TULANG BELAKANG
4 jenis serabut saraf
1. Sensorik somatik – “body senses”
 sentuhan, tekanan, suhu, keseimbangan
2. Sensorik viseral – “organ senses”
 Rasa sakit, suhu di dalam organ
 C/ mual, lapar, kram
3. Motorik somatik – “body movement”
 Kontraksi sadar otot rangka
4. Motorik viseral – “organ movement”
 Kontraksi otot2 polos, kelenjar
 = sistem saraf otonom
Substansi abu2/gray matter (1)
• Gray Matter
– Bentuk huruf “H” di
lapisan dalam
– Kanal tengah = pada gray
commissure
– Tanduk posterior/dorsal
– Tanduk anterior/ventral
• Terdiri atas
– Badan sel
– Akson tak bermyelin
– Dendrit
– Saraf glia
 Tanduk posterior = mengandung interneuron, menghantarkan
informasi dari badan sel di luar sumsum tulang ke sumsum
tulang
 Akar dorsal mengandung serabut sensorik
 Sensorik somatik
 Sensorik viseral
 Ganglia akar dorsal - mengembang di akar dorsal, tempat
interneuron melewatinya
 Tanduk anterior = mengandung badan sel saraf motorik yang
mengirimkan impuls dari akson sumsum tulang ke otot dan
kelenjar
 Akar ventral mengandung
 Motorik viseral
 Motorik somatik
Substansi abu2/gray matter (2)
Substansi putih/white matter (2)
 Mengelilingi substansi
kelabu/gray matter
 Membentuk kolom
putih
 Funiculus posterior
 Funiculus anterior
 Funiculus lateral
 Terdiri atas
 Akson bermyelin
 Akson tanpa myelin
Substansi putih/white matter (2)
 Fungsi : memungkinkan komunikasi diantara
sumsum tulang dan antara otak + sumsum tulang
 2 tipe utama serabut saraf :
 Serabut saraf menaik/ascending : membawa informasi
sensorik dari tubuh ke otak
 c/ sentuhan, tekanan, rasa sakit dan suhu
 Serabut saraf menurun/descending: membawa
informasi motorik dari otak ke sumsum tulang
 c/ mengendalikan ketelitian, gerakan terlatih
= menulis, menjaga keseimbangan, melakukan
gerakan
SISTEM SARAF PERIFER
 31 pasang saraf spinal (serabut motorik,
sensorik menyebar pada ekstremitas &
dinding tubuh)
 12 pasang saraf kranial (serabut motorik saja,
sensorik saja, atau campuran keduanya
menyebar di daerah leher & kepala)
Saraf Spinal
 Tiap pasang saraf terletak pada segmen tertentu
(serviks, toraks, lumbar, dll.)
 Tiap pasang saraf diberi nomor sesuai tulang
belakang di atasnya :
 8 pasang saraf spinal serviks; C1-C8
 12 pasang saraf spinal toraks; T1-T12
 5 pasang saraf spinal lumbar; L1-L5
 5 pasang saraf spinal sakral; S1-S5
 1 pasang saraf spinal koksigeal; C0
31 pasang saraf spinal (1)
31 pasang saraf spinal (2)
Saraf kranial (1)
 Saraf kranial I: olfaktorius
 Saraf kranial II: optikus
 Saraf kranial III: okulomotorius
 Saraf kranial IV : trokhlearis
 Saraf kranial V: trigeminalis
 Saraf kranial VI: abdusens
 Saraf kranial VII: fasialis
 Saraf kranial VIII: vestibulokohlear
 Saraf kranial IX: glosofaringeal
 Saraf kranial X : vagus
 Saraf kranial XI : asesorius
 Saraf kranial XII: hipoglosus
Saraf kranial (2)
 I (olfaktorius) = serabut sensorik, menerima &
menghantar impuls pada sensasi penciuman
 II (optikus) = transmisi impuls dari dan ke retina
mata
 III (okulomotorius), IV (trokhlearis), VI (abdusens) =
serabut motorik mensuplai otot ekstrinsik mata.
 III (okulomotorius) = mensuplai serabut otonom otot
siliaris intrinsik & otot sfingter iris
 V (trigeminalis) = saraf kranial terbesar, serabut
campuran
 VII (fasialis) = serabut motorik & sensorik
mempersarafi otot wajah, kelenjar ludah & lakrimal
Saraf kranial (3)
 VIII (vestibulokohlear) = saraf sensorik terdistribusi di
telinga dalam dan mempersarafi pendengaran &
keseimbangan
 IX (glosofaringeal) = saraf campuran, mempersarafi
lidah & farings
 X (vagus) = serabut campuran, terdistribusi paling
luas, mensuplai farings, larings, organ dalaman di
rongga leher, dada & abdomen
 XI (asesorius) = bergabung dan terdistribusi dengan
serabut vagus
 XII (hipoglosus) = saraf motorik, mensuplai otot
intrinsil dan ekstrinsik lidah
Distribusi saraf2 kranial
Susunan sistem saraf
Sistem saraf terdiri dari neuron/sel saraf & sel glia
 Sel saraf berfungsi menghantarkan impuls, dari
lingkungan atau dalam tubuh, diolah & respon akan
disampaikan ke sel saraf atau organ lainnya. Tidak
dapat membelah
 Sel2 glia merupakan sel pendukung pada otak dan
sumsum tulang belakang, mengisi ruangan di antara
sel2 saraf, tidak mengkonduksi impuls listrik.
Pada sel2 saraf, sel glia ini membentuk mielin bagi
akson sehingga mempengaruhi kecepatan
penghantaran impuls dari saraf. Dapat membelah.
NEURON/SEL SARAF
 Merupakan satuan dasar sistem saraf
 Mempunyai ciri struktur tertentu yang membedakan
dengan sel tubuh lainnya
 Pada bagian tengah neuron ada serabut tipis menjulur :
Akson melalui serabut inilah neuron melaksanakan
fungsinya
 Fungsi serabut/akson : menyampaikan isyarat ke & dari
otak, serta sumsum tlg belakang
 Isyarat disampaikan dari neuron ke neuron lain
disebelahnya melalui sinapsis
 Pasokan energi untuk neuron berasal dari penguraian
oksidatif glukosa dan benda2 keton
Jenis neuron
Sensorik/
aferen
Motorik/
eferen
Interneuron
NEURON
NEURON
 Interneuron/neuron penyambung – neuron yang
berada di dalam CNS – menggerakkan isyarat
antar neuron
 Neuron aferen = neuron sensorik, mengirim
impuls dari sistem perifer ke dalam CNS
 Neuron eferen = neuron motorik - sel saraf yang
membawa sinyal dari CNS ke sel-sel dalam sistem
perifer (otot, kelenjar)
Penghantaran impuls
 Sinyal kimia  neurotransmiter
Adrenalin, noradrenalin, dopamin, asetilkolin
 Sinyal listrik
Potensial aksi  sel saraf untuk menghantarkan
impuls sepanjang akson
Spinal
Cord
Brain
Sensory
Neuron
Neuron sensorik/aferen
 Input : Dari organ sensorik ke otak dan sumsum tl belakang
 Saraf penglihatan , pendengaran, rasa, bau adalah kranial,
bukan spinal
Spinal
Cord
Brain
Sensory
Neuron
Motor
Neuron
Neuron motorik/eferen
 Output : dari otak dan sumsum tulang belakang
ke otot dan kelenjar
Interneurons
 Interneurons membawa informasi antara sel2 saraf,
hanya ditemukan di otak dan sumsum belakang
NEURON
Jenis neuron
1. Neuron unipolar : mempunyai 1 kaki pada soma
 berkembang menjadi bipolar dengan 2 kaki
2. Neuron bipolar : mempunyai 2 kaki (ada di
retina, mukosa penciuman, telinga dalam &
alat pengecap)
3. Neuron multipolar : mempunyai 1 kaki panjang
dan banyak kaki pendek. Somanya terdapat di
bagian tengan zat abu2 sistem saraf tulang
belakang
Akson
 Serabut panjang pada sel
saraf/neuron yang bekerja
membawa keluar pesan
(efferent)
 Neuron2 mengirim impuls
listrik dari dalam sel melalui
akson ke sel sasaran/target
 Setiap sel saraf memiliki 1
akson, panjang + 20 cm
• Struktur menyerupai
tabung & bercabang di
ujung akhir 
berhubungan dengan
dendrit sel lain
Selaput myelin
 Lapisan lemak berwarna
putih melapisi akson
 Sebagai isolator elektrik
 Tidak semua sel
mengandung myelin
 Fungsi : meningkatkan
kecepatan sinyal saraf
akson
Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (1)
 Neuron2 berkomunikasi melalui sinyal :
potensial aksi
Potensial aksi : muatan listrik yang
dihasilkan o/ perubahan keseimbangan kimia
dari cairan di dalam & sekeliling neuron 
bergantung pada pergerakan ion2 bag luar dan
bag dalam sel
 Jika potensial aksi terjadi pada neuron 
pesan molekular dikirimkan ke neuron di
sebelahnya
 Terjadi jika impuls yang masuk adalah
depolarisasi yang mencapai ambang tertentu
 pada pangkal akson timbul potensial aksi 
sel terstimulasi
 Potensial diteruskan  ujung neuron mem-
bebaskan neurotransmiter
Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (2)
 Neuron membawa informasi ke neuron lain atau
ke otot
 Terjadinya komunikasi antara sel-sel saraf
dengan sel efektor diperantarai oleh sinaps (-is)
Sinaps terdiri atas:
 Ujung saraf
 Membran pasca-sinaptik sel yang kontak
 Celah sinapsis yang terletak di antara keduanya
Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (3)
Gerakan impuls
Membran sel semipermeabel
Cell Membrane at rest
Na+ Cl-K+
Na+
Cl-
K+ A-
Outside of Cell
Inside of Cell
Potassium (K+)
can pass through
to equalize its
concentration
Sodium and
Chloride
cannot pass
through
Result - inside is
negative relative
to outside
- 70 mV
Potensial istirahat
 Pada kondisi istirahat, akson mengandung cairan bermuatan negatif,
sedangkan disekelilingnya ion positif  polarisasi
 Potensial di bagian dalam -65 sampai -70 mV
 Muatan ke daerah dendrit lebih positif
 Jika potensial istirahat meningkat melampaui ambang suatu potensial aksi
mulai berjalan dr badan sel ke akson
Depolarisasi mengawali PA
 Jika terjadi stimulasi, PA membuka pintu aksonmembran  ion
muatan + (Na+) masuk ke akson  depolarisasi
 Bagian dalam sel dg cepat berubah menjadi lebih positif
dibandingkan bag. luar
Repolarisasi
 Berlanjut sampai nilai ambang tercapai  impuls dihantarkan dari
akson ke dendrit neuron berikutnya  kembali ke posisi istirahat
 Sth depolarisasi ion K+ bergerak keluar, menjaga kondisi di dalam
menjadi bertegangan negatif  repolarisasi
Hiperpolarisasi
 Repolarisasi mengakibatkan tegangan di bawah potensial istirahat
 Sel saraf pada saat ini tidak menghasilkan potensial aksi lagi
 Disebut periode refraktori
Bagaimana jalannya impuls?
 Impuls mencapai akson akhir/terminal 
prasinapsis akhir
 Potensial aksi mencapai terminal
 Neurotransmiter dilepaskan ke celah sinaps
 Neurotransmiter berikatan dengan membran
pascasinaps
 Impuls melintasi sinaps dengan bantuan
neurotransmiter  menuju reseptor di dendrit
 pintu/kanal terbuka
Neurotransmiter (1)
 Suatu senyawa kimia endogen yang
menyampaikan, memperkuat, memodulasi
sinyal antara neuron dengan sel lainnya
 Berada pada vesikel sinaps yang berkelompok di
bawah membran presinaps dari sinaps &
dilepaskan ke celah sinaps  yang berikatan dg
reseptor di bagian pascasinaps
 Pelepasannya biasanya diikuti dg sampainya
potensial aksi pada sinaps
Neurotransmiter (2)
 Ujung saraf mensintesis neurotransmiter khas u/
neuron yang bersangkutan  disimpan dalam
vesikel
 Pada saat potensial aksi terjadi, ion Ca2+
ekstrasel  ke akson  neurotransmiter
dibebaskan ke celah sinapsis
 Neurotransmiter berdifusi mengaktifkan reseptor
neurotransmiter pd membran pascasinaps sel yang
berkontak
Transmisi melalui celah sinapsis
 Potensial aksi neuron prasinapsis mencapai ujung
terminal  vesikel bergerak ke ujung aksi
(bantuan dari gerakan ion Ca2+)  transmiter
dibebaskan, kontak dengan membran
pascasinapsis  permeabilitas berubah
Jika permeabilitas thdp ion Na+ meningkat,
potensial istirahat menjadi kurang –
 Jika nilai ambang tercapai  terjadi potensial
aksi pada neuron pascasinapsis  impuls
ditransmisikan
Transmisi melalui celah sinapsis
Penerimaan impuls oleh saraf aferen/sensorik
 Neuron kolinergik
 Asetilkolin
 Berperan pada pengendalian sistem motorik
 Neuron dopaminergik
 Dopamin
 Berperan pada gerakan dan kerja obat antipsikotik
 Neuron nor adrenergik
 Nor adrenalin
 Berperan pada regulasi TD dan kerja obat antidepresan
 Neuron adrenergik
 Adrenalin
 Berperan = nor adrenergik
Penerimaan impuls oleh saraf aferen/sensorik
 Neuron gabaergik
 GABA (asam g–aminobutirat)
 Ada pada CNS, sebagai neuron inhibitorik
 Berperan pada regulasi motorik
 Neuron serotoninergik
 Serotonin
 Tidak banyak terdapat di CNS
 Serotonin dibentuk dari asam amino triptofan
Penerimaan impuls oleh saraf aferen/sensorik
Penerusan impuls melalui saraf efferen
• Mengatur hubungan antara bagian dalam tubuh (tegangan otot,
TD) dengan lingkungan (gerakan tertentu) melalui serabut
motorik dan viseral
• Yang berperan:
– Serabut eferen kolinergik
• Motoneuron  mempersarafi otot skelet ( kontraksi) &
mrp serabut kolinergik
• Neuron pasca-ganglion parasimpatis Mrp serabut
kolinergik yang mempersarafi berbagai organ
• Neuron praganglion simpatis & parasimpatis
– Neuron eferen nor adrenergik  merupakan serabut
kolinergik. Reseptor asetilkolin merupakan reseptor nikotinik
Fast excitatory transmission
Na+
Na+
Ca2+
Ca2+
Na+
Na+
-70mV
Excitatory
postsynaptic
potential (EPSP)
Fast inhibitory transmission
Na+
Na+
Ca2+
Ca2+
Cl-
Cl-
-70mV
Inhibitory
postsynaptic
potential (IPSP)
Slow inhibitory transmission
Na+
Na+
Ca2+
Ca2+
-70mV
Slow IPSP
K+
K+
Slow excitatory transmission
Na+
Na+
Ca2+
Ca2+
-70mV
Slow EPSP
x
x
SISTEM SARAF OTONOM
 Memegang peran penting dalam pengaturan keadaan
konstan dalam tubuh, memberikan perubahan dalam
tubuh yang sesuai
 Kerja tidak sadar (berbeda dengan SS somatik)
 Menggunakan 2 kelompok neuron motorik untuk
menstimulasi efektor.
 Neuron preganglionik  muncul dari CNS ke ganglion
tubuh, bersinapsis dengan
 Neuron pascaganglionik  menuju organ efektor
(otot jantung, otot polos, atau kelenjar).
SISTEM SARAF OTONOM
 Mengendalikan fungsi motorik viseral
 Tidak dengan mudah dikendalikan dg kehendak
 Terdiri dari sistem saraf simpatis & parasimpatis
 berbeda anatomi maupun fungsinya
SISTEM SARAF OTONOM
 Pada umumnya organ dalaman tubuh/viseral
dipersarafi oleh kedua sistem saraf tsb.
 Stimulasi SS simpatis biasanya akan menghasilkan efek
berlawanan dengan stimulasi SS parasimpatis.
 Bila satu sistem merintangi fungsi tertentu, sistem
lain justru menstimulasinya
 Aktivasi simpatis : vasokonstriksi, naiknya kerja
jantung, TD, sirkulasi darah, kadar glukosa sel,
dilatasi pupil, bronkhus dan naiknya aktivitas mental
SISTEM SARAF OTONOM
 Parasimpatis : berperan dalam pencernaan, eliminasi
& pada pembaruan suplai energi
 Sistem simpatis = sistem adrenergik
Stimulasi sistem ini akan menimbulkan reaksi yang
meningkatkan penggunaan zat2 oleh tubuh (aktif &
perlu energi)
 Sistem parasimpatis = sistem asetilkolin
Stimulasi pada sistem ini, timbul efek dengan tujuan
menghemat penggunaan zat2 & mengumpulkan
energi
 Ada keseimbangan antara keduanya
Sistem saraf simpatis
 Terletak di depan kolumna vertebra, berhubungan dengan sumsum
tulang belakang melalui serabut saraf
 Tersusun dari ganglion2 pada daerah :
 3 psg ganglion servikal
 11 psg ganglion torakal
 4 psg ganglion lumbal
 4 psg ganglion sakral
 1 psg ganglion koksigen
 Sering disebut sistem saraf torakolumbar
 Fungsi :
 Mempersarafi otot-otot jantung, otot tak sadar pembuluh
darah, organ2 dalam (lambung, pankreas, usus), serabut
motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut motorik
otot tak sadar pada kulit
 Mempertahankan tonus semua otot termasuk otot tak sadar
Sistem saraf parasimpatis
 Disebut sistem saraf kraniosakral
 Terbagi menjadi 2 bagian
 Saraf otonom kranial: ke-3 (okulomotorius),7
(fasialis),9 (glosofaringeal),10 (vagus)
 Saraf otonom sakral : ke-2, 3, 4  membentuk
urat saraf pada organ dalam pelvis & bersama2
SS simpatis membentuk pleksus yang
mempengaruhi kolon, rektum dan kdg kemih
SISTEM SARAF OTONOM
 Sistem asetilkolin
 Rest, digest or repose
 Saat tubuh tidak aktif
 Mis. Digesti, ekskresi,
urinasi
 Menyimpan energi
 Segmen spinal
kraniosakral (CN III, VII,
IX, X & S2-4)
 Sistem adrenergik
 Fight, Flight or Fright
 Saat tubuh aktif
 Mis. Berkeringat nafas
dalam , peningkatan
denyut jantung
 Menggunakan energi
 Segmen spinal
torakolumbal (T1-L2)
Parasimpatis Simpatis
SISTEM SARAF OTONOM
 Serabut preganglionik
panjang/pascaganglionik
pendek
 “D” division : Digestion,
defecation & diuresis
 Serabut praganglionik
pendek/ pasca ganglionik
panjang
 “E” division : Exercise,
excitement, emergency &
embarrassment
Parasimpatis Simpatis
Neurotransmiter pada SS Otonom
• Neurotransmiter neuron simpatik praganglionik :
asetilkolin (Ach)  menstimulasi potensial aksi
neuron pascaganglionik
• Neurotransmiter yang dilepaskan oleh neuron simpatik
pascaganglionik : noradrenalin/norepinefrin
• Neurotransmiter pada seluruh neuron praganglionik
dan sebagian besar neuron pascaganglionik
parasimpatik  asetilkolin (ACh)
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects
Eye (Iris) Stimulates constrictor
muscles. Pupil
constriction
Stimulates dilator
muscles. Pupil dilates.
Eye (Ciliary muscle) Stimulates. Lens
accommodates – allows
for close vision
No innervation.
Salivary Glands Watery secretion Mucous secretion
Sweat Glands No innervation Stimulates sweating in
large amounts
(Cholinergic)
Gallbladder Stimulates smooth
muscle to contract and
expel bile
Inhibits gallbladder
smooth muscle
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects
Cardiac Muscle Decreases HR Increases HR and force of
contraction
Coronary Blood Vessels Constricts Dilates
Urinary Bladder; Urethra Contracts bladder
smooth muscle; relaxes
urethral sphincter
Relaxes bladder smooth
muscle; contracts
urethral sphincter
Lungs Contracts bronchiole
(small air passage)
smooth muscle
Dilates bronchioles
Digestive Organs Increases peristalsis and
enzyme/mucus secretion
Decreases glandular and
muscular activity
Liver No innervation No innervation (indirect
effect)
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects
Kidney No innervation Releases the enzyme
renin which acts to
increase BP
Penis Vasodilates penile
arteries. Erection
Smooth muscle
contraction. Ejaculation.
Vagina; Clitoris Vasodilation. Erection Vaginal reverse peristalsis
Blood Coagulation No effect Increases coagulation
rate
Cellular Metabolism No effect Increases metabolic rate
Adipose Tissue No effect Stimulates fat breakdown
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects
Mental Activity No innervation Increases alertness
Blood Vessels Little effect Constricts most blood
vessels and increases BP.
Exception – dilates blood
vessels serving skeletal
muscle fibers
(cholinergic)
Uterus Depends on stage of the
cycle
Depends on stage of the
cycle
Endocrine Pancreas Stimulates insulin
secretion
Inhibits insulin secretion
Quiz
Pilih 10 soal untuk dijawab
1. Apakah yang dimaksud sistem saraf pusat? Sebutkan fungsinya
2. Apakah yang dimaksud dengan mielin?
3. Apakah fungsi hipotalamus?
4. Berapakah jumlah saraf spinal? Saraf kranial?
5. Apakah neurotransmiter ? Apakah peran/fungsinya?
6. Apa yang dimaksud sistem saraf otonom?
7. Apa peran sistem saraf otonom
8. Terbagi menjadi sistem saraf apa sajakah SS otonom?
9. Apakah yang dimaksud dengan potensial aksi?
10. Apakah yang dimaksud dengan gerak refleks ?
11. Apa yang dimaksud dengan sinaps ?
12. Apakah yang dimaksud dengan akson dan sel glia ?
TUGAS
 Merangkum tentang anatomi persyarafan
 Menggambar otak dan bagiannya
 Menggambar syaraf dan bagiannya
 Mencatat jenis syaraf dan fungsinya
 Cat : mhs semua masuk ke perpustakaan semua
absensi diserahkan ke mas ferry untuk diabsensi

More Related Content

What's hot

6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepalaasih gahayu
 
Gis156 slide tanatologi
Gis156 slide tanatologiGis156 slide tanatologi
Gis156 slide tanatologiifarahmayanti
 
Extrapiramidalis
ExtrapiramidalisExtrapiramidalis
ExtrapiramidalisMelda RD
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinaliselmakrufi
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafCatur Rini
 
perkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafperkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafREISA Class
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okfikri asyura
 
BENJOLAN PADA PAYUDARA
BENJOLAN PADA PAYUDARABENJOLAN PADA PAYUDARA
BENJOLAN PADA PAYUDARAAenzu Fm's
 
Tes Cerebellum
Tes CerebellumTes Cerebellum
Tes CerebellumRidwan
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGfikri asyura
 
Sistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-SpesifikSistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-Spesifikmey9
 
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Nur Aini
 
ppt Sistem otot rangka manusia
ppt Sistem otot rangka manusiappt Sistem otot rangka manusia
ppt Sistem otot rangka manusiawillyam alfrado
 
Sistem limfatik
Sistem limfatikSistem limfatik
Sistem limfatikSurya Aldy
 

What's hot (20)

6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
 
Osteologi
OsteologiOsteologi
Osteologi
 
Kul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi KesehatanKul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi Kesehatan
 
Gis156 slide tanatologi
Gis156 slide tanatologiGis156 slide tanatologi
Gis156 slide tanatologi
 
Extrapiramidalis
ExtrapiramidalisExtrapiramidalis
Extrapiramidalis
 
Thalasemia
Thalasemia Thalasemia
Thalasemia
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-saraf
 
perkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafperkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syaraf
 
Anatomi Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi Fisiologi Sistem SarafAnatomi Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi Fisiologi Sistem Saraf
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi ok
 
BENJOLAN PADA PAYUDARA
BENJOLAN PADA PAYUDARABENJOLAN PADA PAYUDARA
BENJOLAN PADA PAYUDARA
 
Tes Cerebellum
Tes CerebellumTes Cerebellum
Tes Cerebellum
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
 
Sistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-SpesifikSistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-Spesifik
 
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
 
ppt Sistem otot rangka manusia
ppt Sistem otot rangka manusiappt Sistem otot rangka manusia
ppt Sistem otot rangka manusia
 
Sampling dan-besar-sampel
Sampling dan-besar-sampelSampling dan-besar-sampel
Sampling dan-besar-sampel
 
Sistem limfatik
Sistem limfatikSistem limfatik
Sistem limfatik
 
SISTEM HORMON
SISTEM HORMON SISTEM HORMON
SISTEM HORMON
 

Similar to Anatomi persyarafan

Fisiologi persarafan
Fisiologi persarafanFisiologi persarafan
Fisiologi persarafanADRYAN LANGIT
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem saModul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sasuher lambang
 
Otak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakangOtak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakangInten Aja Deh
 
Anatomi persyarafan
Anatomi persyarafanAnatomi persyarafan
Anatomi persyarafanmateri-x2
 
Sistem Saraf (pptx version)
Sistem Saraf (pptx version)Sistem Saraf (pptx version)
Sistem Saraf (pptx version)Agung Anggoro
 
1. anfis persyarafan.ppt
1. anfis persyarafan.ppt1. anfis persyarafan.ppt
1. anfis persyarafan.pptfiranasir1
 
Sistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusiaSistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusiaSiti Jubaedah
 
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem PersarafanAnatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafanpjj_kemenkes
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppttugas10
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.pptZoldyk09
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf pjj_kemenkes
 
Presentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafPresentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafNina Nhinut
 
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem PersarafanAnatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafanpjj_kemenkes
 

Similar to Anatomi persyarafan (20)

Fisiologi persarafan
Fisiologi persarafanFisiologi persarafan
Fisiologi persarafan
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem saModul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
 
Otak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakangOtak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakang
 
Anatomi persyarafan
Anatomi persyarafanAnatomi persyarafan
Anatomi persyarafan
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Sistem Saraf (pptx version)
Sistem Saraf (pptx version)Sistem Saraf (pptx version)
Sistem Saraf (pptx version)
 
Sistem Saraf
Sistem SarafSistem Saraf
Sistem Saraf
 
1. anfis persyarafan.ppt
1. anfis persyarafan.ppt1. anfis persyarafan.ppt
1. anfis persyarafan.ppt
 
Sistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusiaSistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusia
 
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem PersarafanAnatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
 
Anatomi persyarafan
Anatomi persyarafanAnatomi persyarafan
Anatomi persyarafan
 
sistem syaraf
 sistem syaraf  sistem syaraf
sistem syaraf
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
 
Presentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafPresentasi sistem saraf
Presentasi sistem saraf
 
Anatomi dan Fisiologi
Anatomi dan Fisiologi Anatomi dan Fisiologi
Anatomi dan Fisiologi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem PersarafanAnatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan
 
Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
 
Regulasi
RegulasiRegulasi
Regulasi
 

More from materi-x2

SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptxSISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptxmateri-x2
 
Pemberian obat topikal
Pemberian obat topikalPemberian obat topikal
Pemberian obat topikalmateri-x2
 
Pemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteralPemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteralmateri-x2
 
Konsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksiKonsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksimateri-x2
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomialmateri-x2
 
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)materi-x2
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarmateri-x2
 
Anfis endokrin
Anfis endokrinAnfis endokrin
Anfis endokrinmateri-x2
 
Anatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskulerAnatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskulermateri-x2
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safetymateri-x2
 
Anatomi penciuman
Anatomi penciumanAnatomi penciuman
Anatomi penciumanmateri-x2
 
Analisis diskriptif
Analisis diskriptifAnalisis diskriptif
Analisis diskriptifmateri-x2
 
Transportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratTransportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratmateri-x2
 
Anatomi pengecapan
Anatomi pengecapanAnatomi pengecapan
Anatomi pengecapanmateri-x2
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaranmateri-x2
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaranmateri-x2
 
Anfis integumen
Anfis integumenAnfis integumen
Anfis integumenmateri-x2
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi matamateri-x2
 
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis IlmiahKajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiahmateri-x2
 

More from materi-x2 (20)

SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptxSISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
 
Pemberian obat topikal
Pemberian obat topikalPemberian obat topikal
Pemberian obat topikal
 
Pemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteralPemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteral
 
Konsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksiKonsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksi
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomial
 
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benar
 
Bidai
Bidai Bidai
Bidai
 
Anfis endokrin
Anfis endokrinAnfis endokrin
Anfis endokrin
 
Anatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskulerAnatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskuler
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
Anatomi penciuman
Anatomi penciumanAnatomi penciuman
Anatomi penciuman
 
Analisis diskriptif
Analisis diskriptifAnalisis diskriptif
Analisis diskriptif
 
Transportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratTransportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat darurat
 
Anatomi pengecapan
Anatomi pengecapanAnatomi pengecapan
Anatomi pengecapan
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaran
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaran
 
Anfis integumen
Anfis integumenAnfis integumen
Anfis integumen
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis IlmiahKajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
 

Recently uploaded

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 

Recently uploaded (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 

Anatomi persyarafan

  • 1.
  • 2. SISTEM SARAF  Termasuk sistem pengendali  Merupakan rangkaian organ yang kompleks membentuk sistem terdiri dari jaringan saraf. Jaringan saraf tersebar di seluruh jaringan tubuh.  Sistem informasi yang terintegrasi, berfungsi menerima data, mengolahnya, menentukan respon dan memberi perintah ke setiap organ tubuh untuk melakukan tindakan yang penting demi keadaan homeostasis Homeostasis : Pengaturan ketenangan internal dan pemelihara- an kondisi dalam tubuh meskipun terjadi perubahan pada lingkungan sekitarnya.
  • 3. Tanpa sistem saraf manusia tidak mampu berkomunikasi, berinteraksi, beradaptasi terhadap perubahan lingkungan (internal & eksternal)  Stimulus Setiap perubahan yang terjadi di luar dan di dalam tubuh yang memicu pengiriman pesan ke sistem saraf Mis: huruf  mata
  • 4. 3 FUNGSI SISTEM SARAF • Fungsi kewaspadaan Membantu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar untuk disampaikan ke alat indera. Pada alat indera terdapat saraf sensorik yang befungsi khusus sebagai penginput data • Fungsi intergrasi Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar, interpretasi oleh CNS, mengatur informasi dan mengintegrasikan dengan informasi yang telah ada untuk menentukan jenis respon yang akan diberikan • Fungsi koordinasi Setelah dari otak informasi yang sudah terintegrasi untuk mengirimkan pesan/perintah pada otot2 dan kelenjar2, menghasilkan gerak dan sekresi terorganisasi
  • 5. NERVOUS SYSTEM Central NS Peripheral NS Brain Spinal cord Forebrain Midbrain Hindbrain Cerebrum Limbic system Thalamus Hypothalamus Reticular Formation (extend to midbrain) Somatic NS Autonomic NS Afferent nerves Parasymphahetic Symphathetic Efferent nerves Cerebelum Pons Medulla
  • 6. SISTEM SARAF  Sistem saraf sebagai jalur utama informasi biologis, bertanggung jawab mengendalikan seluruh proses biologi dan gerakan tubuh dan dapat menerima informasi dan menginterpretasinya melalui sinyal elektrik di dalam sistem  Terdiri atas sistem saraf pusat (CNS) dan sistem saraf perifer (PNS).  CNS merupakan tempat proses berlangsung dan PNS bekerja mendeteksi dan mengirimkan impuls elektrokimia yang digunakan pada sistem saraf  PNS terdiri dari saraf2 yang membawa impuls antara CNS dengan otot, kelenjar, kulit dan organ2 lain
  • 7. SISTEM SARAF  CNS merupakan pusat sistem saraf, dimana bagiannya memproses informasi yang diterima oleh PNS  CNS terdiri atas otak dan tulang belakang. Bertanggung jawab menerima dan menginterpretasi sinyal dari PNS dan dan mengirimkan sinyal itu kembali, baik sadar maupun tidak sadar. • Otak dan sumsum tlg belakang merupakan CNS, sedangkan saraf sensorik dan saraf motorik membentuk PNS • PNS terdiri dari organ indera (mata, telinga, saraf peraba, perasa, penciuman)
  • 8. • Sistem saraf somatik dan otonomik merupakan bagian dari saraf motorik • Sistem saraf berperan seperti sistem telepon. Informasi ditransmisikan dari dan ke otak, otak menerima informasi dari saraf sensorik dan dikirimkan ke saraf motorik. • Informasi dari lingkungan sekeliling diterima oleh saraf sensorik lalu dikirimkan ke otak. Pada waktu yang sama informasi ttg tubuh kita (mis.lapar) diterima oleh saraf motorik dan dikirimkan ke otak • Informasi disampaikan oleh sel2 saraf: neuron SISTEM SARAF
  • 9.
  • 10. OTAK & SUMSUM TL BELAKANG OTAK Merupakan pusat kendali tubuh Bobot + 2% dari total BB (+1-1,5 kg) Memerlukan 20% dari oksigen dalam tubuh Terdiri dari batang otak, serebrum, serebelum Terdapat jaringan kelabu (gray matter) dan putih (white matter) SUMSUM TL BELAKANG Panjang + 45 cm Garis tengah + 12 mm Terdapat jaringan kelabu dan putih
  • 11. OTAK
  • 12. Pokok Bahasan  JARINGAN PELINDUNG  Meninges  Sistem Ventrikulus  STRUKTUR OTAK UTAMA  Forebrain  Midbrain  Hindbrain  SUMSUM TULANG BELAKANG
  • 14. MENINGES  DURAMATER  Dura=hard=keras  Mater=mother=ibu  Lapisan paling luar yang tebal, keras dan fleksibel tetapi tidak dapat direnggangkan  ARACHNOID MEMBRAN  Arakhe=spider  Jaringan tengah yang bentuknya seperti jaring laba-laba  Sifatnya lembut dan berongga-rongga  Letaknya di bawah duramater
  • 15. MENINGES  PIAMATER  Pious=small=kecil  Mater=mother=ibu  Jaringan pelindung paling bawah dan paling dekat dengan otak dan sumsum tulang belakang  Mengandung pembuluh darah  Subarachnoid space = rongga yang dipenuhi cairan cerebrospinal
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19. SISTEM VENTRIKULUS  Ventrikel lateral  berpasangan, ruang terbesar, berhubungan dengan ventrikel ketiga  Ventrikel ketiga  terletak di otak bagian tengah dihubungkan ke ventrikel keempat melalui cerebral aquaduct  Ventrikel keempat  Berhubungan dengan central kanal pada ujung caudal melalui cerebral aquaduct
  • 21. SISTEM VENTRIKULUS  Ventrikulus adalah ruangan-ruangan yang berhubungan satu sama lain yang berisi cairan cerebrospinal  Cairan cerebrospinal  pelindung otak  Otak dapat mengapung dan sehingga beratnya yg sekitar 1400 g  80 g  Mengurangi tekanan pd bagian bawah otak yg dipengaruhi oleh gravitasi
  • 22. Gray Matter - White Matter  Gray Matter – bagian SSP yang mengandung serabut saraf yang tidak bermyelin – sel saraf korteks serebral, bag dalam sumsum tlg belakang  White Matter – bagian SSP yang mengandung serabut saraf (akson) yang bermyelin (warna putih) - lapisan dalam serebrum
  • 23. CAIRAN SEREBROSPINAL  Disekresi oleh pleksus khoroid ke ventrikel2 di otak  Cairan bening/seperti air  Sebagai penahan goncangan  Tempat pertukaran nutrien antara darah dan sistem saraf  Digunakan untuk deteksi penyakit meningitis
  • 24. Cairan Serebrospinal  CSF  konsentrasi dari darah dan plasma darah  Diproduksi oleh choroid pleksus yang terdapat dalam keempat ventrikel  Sirkulasi CSF:  Ventrikel lateral  ventrikel ketiga  cerebral aquaduct  ventrikel keempat  subarachnoid (melindungi CNS)  diabsorbsi ke superior sagital sinus  duramater  pembuluh jugular  Volume CSF = 125 ml  Daya tahan = 3 jam
  • 25. STRUKTUR UTAMA OTAK  FOREBRAIN  MIDBRAIN  HINDBRAIN
  • 27. FOREBRAIN  Telencephalon  Hemisphere kanan dan hemisphere kiri  Otak besar (cerebrum)  Dilapisi oleh cerebral korteks, yg terdiri dari:  Basal ganglia  Sistem limbik  Diencephalon  Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga  Dua struktur utama:  Thalamus  Hipothalamus
  • 28. TELENCEPHALON  Bagian terbesar dari otak manusia  kompleks  Mengatur gerakan tidak disadari; menginterpretasikan input sensoris; mediator proses belajar  Hemisfer dilapisi cerebral cortex  soma sel  gray mater (keabu-abuan)  Lapisan di bawahnya terdiri dari akson yg bermielin sehingga berwarna putih  Jaringan cerebral berlipat-lipat  luas  75 cm2  Ketebalan  3 mm  Bentuk tsb  mengurangi ruang yg dibutuhkan tanpa mengurangi volumenya
  • 29.  Lipatan-lipatan cortex:  Jurang lipatan  fissure (dalam)  Jurang lipatan  sulkus (dangkal)  Punggung gelombang  gyrus  Commisure  longitudinal fissure yang tidak terputus dan dihubungkan oleh traktus (saluran)  Corpus callosum  commisure yg terbesar
  • 30.  Fissure:  Central fissure  Lateral fissure  gyrus superior temporal Gyrus precentral Gyrus postcentral Mengatur fungsi motorik Menerima input dr reseptor sensoris auditory
  • 32.
  • 33. LOBUS  Fissure-fissure utama membagi cortex menjadi 4 lobus:  Lobus frontalis  Lobus parietalis  Lobus temporalis  Lobus oksipitalis  Central fissure  lobus frontalis – lobus parietalis  Lateral fissure  lobus temporal – lobus frontalis dan parietalis
  • 34. LOBUS
  • 35. LOBUS  Lobus frontalis  Fungsi: perencanaan, penghentian dan pengontrolan gerak tubuh  Lobus parietalis  Fungsi: Primary somatosensoris cortex  informasi indera somatis (peraba) spt: tekanan, sentuhan, getaran dan temperatur  Lobus oksipitalis  Fungsi: Primary visual cortex  menerima informasi-informasi visual (indera pengelihatan)  Lobus temporalis  Fungsi: Primary audio cortex  menerima informasi audio (indera pendengaran)
  • 36.
  • 37.
  • 38. Sistem Limbic  Terdiri dari:  Limbic cortex  Satu set struktur interkoneksi  Fungsi  proses perilaku bermotivasi  Makan; menghindari bahaya; berkelahi; perilaku seksual  Emosi; perilaku belajar  Struktur utama:  Hippocampus  Amygdala
  • 39. Basal Ganglia Kumpulan subcortical nuclei yg terletak pada anterior dari ventrikel lateral  Terlibat dalam proses pengendalian gerakan  Terdiri dari:  Globus pallidus  Putamen  Caudate  Amiygdala STRIATUM
  • 40.
  • 41. DIENCEPHALON  Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga  Dua struktur utama:  Thalamus  Hipothalamus
  • 42.
  • 43.  Thalamos = ruangan di dalam  Letaknya di bagian dorsal diencephalon dan melingkupi dua sisi otak (sisi ventrikel ketiga)  Terdiri dari dua lobus thalamus  Keduanya dihubungkan oleh massa intermedia  Fungsi: menerima input saraf yang menuju cerebral cortex  Projection fibers  membantu mengirim berita (melalui sinaps) ke cortex  Struktur thalamus berdasarkan jenis kumpulan sel sarafnya:  Lateral geniculate nuclei  visual  Medial geniculate nuclei  auditory  Ventral posterior nuclei  somatosensoris THALAMUS
  • 44. HIPOTHALAMUS  Hypo = kurang  Ukuran = 1/10 ukuran thalamus  Fungsi: mengontrol sistem saraf otonom dan sistem endokrin  Peran penting dalam pengaturan perilaku bermotivasi  Strukturnya kompleks:  Nuclei dan saluran jaringan  Kelenjar pitutary yang melepaskan hormon  Sistem endokrin dalam tubuh diatur oleh hormon yg diproduksi hipotalamus  Hormon yg diproduksi oleh anterior pituitary gland (master gland)  mengatur kelenjar endokrin lain  Contoh: hormon gonadotropic  menstimulasi gonads  hormon seksual  Hormon yg diproduksi oleh posterior pituitary gland  Contoh: hormon oxytoxin  menstimulasi aliran ASI dan kontraksi uterus saat melahirkan
  • 45.
  • 46.
  • 47. MIDBRAIN  MESENCEPHALON  Mengelilingi cerebral aquaduct  Struktur utama:  Tectum (atap); terletak di bagian dorsal mesencephalon  Superior colliculi (fungsi visual)  Inferior colliculi (fungsi auditori)  Tegmentum (pelindung); terletak di bawah tectum  Reticular formation  informasi sensoris  Periaquaductal gray mater  mengontrol gerakan  Red nucleus  informasi motorik
  • 48.
  • 49. HINDBRAIN  METENCEPHALON  Pons = bridge = jembatan  Mengatur tidur dan terjaga dari tidur  Cerrebelum (otak kecil)  Peran penting dalam sensorimotorik  Keseimbangan/kestabilan  rusak  tidak stabil dalam berdiri atau berjalan (gerakan cenderung tergesa-gesa)  Gerakan koordinasi  motorik halus. Ct: pianis  MYELENCEPHALON  Letak: paling ujung posterior (caudal) dari otak  Berbatasan dengan ujung rostral tulang belakang  Medulla oblongata  Traktus yang membawa sinyal ke otak dan tubuh  Reticular formation  Mengatur fungsi organ-organ vital seperti:  Sistem kardiovaskular; respirasi; gerakan otot kepala
  • 50. SUMSUM TULANG BELAKANG  Berbentuk silindris dengan ketebalan seukuran jari kelingking manusia dewasa  Fungsi utama:  mendistribusikan perintah saraf-saraf motorik ke organ- organ gerak seperti kelenjar endokrin dan otot  Mengontrol gerak refleks  Terdiri dari:  Cervical (leher)  7 ruas tulang  Thoraric (dada)  12 ruas tulang  Lumbar (punggung bawah)  5 ruas tulang  Sacral (panggul)  5 ruas tulang  Coccygeal (ekor)  1 ruas tulang
  • 52.
  • 53. SUMSUM TULANG BELAKANG  Sumsum tulang belakang terletak di tengah rongga ruas-ruas tulang belakang (spinal foramen)  Panjang sumsum tulang belakang  2/3 panjang ruas tulang belakang  1/3 bagian  akar saraf-saraf tulang belakang  cauda equina
  • 54.
  • 55. SUMSUM TULANG BELAKANG  Sumsum tulang belakang:  Substansi grisea (abu-abu)  soma sel  Substans alba (putih)  kumpulan akson  Keempat ‘lengan’ seperti huruf H disebut dengan tanduk dorsal (2) dan tanduk ventral (2)  Ada 31 ruas  satu pasang saraf tulang belakang  Jadi, ada 62 kumpulan saraf tulang belakang  Dorsal root (akar dorsal)  Ventral root (akar ventral)  Struktur:  Akar dorsal  saraf sensoris  aferen  Akar ventral  saraf motorik  eferen
  • 56.
  • 57. Otak mengendalikan bagaimana tubuh manusia bekerja. Gerakan sadar : Otak  SS somatik (mengendalikan bisep, trisep dan otot2 sadar lainnya Gerakan tidak sadar : mis detak jantung. Jika olah raga otak bekerja  SS otonom meningkatkan detak jantung lebih cepat. OTAK
  • 58. SUMSUM TULANG BELAKANG  = Medula spinalis  Berawal dari medula oblongata ke arah kaudal mll foramen magnum, berakhir diantara vertebra L1 dan L2  Penghubung otak dengan seluruh tubuh/perifer (PNS)  Berperan langsung dalam proses/ gerak refleks  Mengandung 31 psg saraf spinal
  • 59. SUMSUM TULANG BELAKANG  Serviks  Thoraks  Lumbal  Sakral  Koksigeal  Penebalan serviks + lumbal  Kauda equina  Konus medullaris  Filum terminale
  • 60. Lengkung refleks Refleks • Cepat, otonom, respon yang tidak disadari • Hasil dari reflex arcs/lengkung refleks – jalur saraf terpendek
  • 62. 4 jenis serabut saraf 1. Sensorik somatik – “body senses”  sentuhan, tekanan, suhu, keseimbangan 2. Sensorik viseral – “organ senses”  Rasa sakit, suhu di dalam organ  C/ mual, lapar, kram 3. Motorik somatik – “body movement”  Kontraksi sadar otot rangka 4. Motorik viseral – “organ movement”  Kontraksi otot2 polos, kelenjar  = sistem saraf otonom
  • 63. Substansi abu2/gray matter (1) • Gray Matter – Bentuk huruf “H” di lapisan dalam – Kanal tengah = pada gray commissure – Tanduk posterior/dorsal – Tanduk anterior/ventral • Terdiri atas – Badan sel – Akson tak bermyelin – Dendrit – Saraf glia
  • 64.  Tanduk posterior = mengandung interneuron, menghantarkan informasi dari badan sel di luar sumsum tulang ke sumsum tulang  Akar dorsal mengandung serabut sensorik  Sensorik somatik  Sensorik viseral  Ganglia akar dorsal - mengembang di akar dorsal, tempat interneuron melewatinya  Tanduk anterior = mengandung badan sel saraf motorik yang mengirimkan impuls dari akson sumsum tulang ke otot dan kelenjar  Akar ventral mengandung  Motorik viseral  Motorik somatik Substansi abu2/gray matter (2)
  • 65. Substansi putih/white matter (2)  Mengelilingi substansi kelabu/gray matter  Membentuk kolom putih  Funiculus posterior  Funiculus anterior  Funiculus lateral  Terdiri atas  Akson bermyelin  Akson tanpa myelin
  • 66. Substansi putih/white matter (2)  Fungsi : memungkinkan komunikasi diantara sumsum tulang dan antara otak + sumsum tulang  2 tipe utama serabut saraf :  Serabut saraf menaik/ascending : membawa informasi sensorik dari tubuh ke otak  c/ sentuhan, tekanan, rasa sakit dan suhu  Serabut saraf menurun/descending: membawa informasi motorik dari otak ke sumsum tulang  c/ mengendalikan ketelitian, gerakan terlatih = menulis, menjaga keseimbangan, melakukan gerakan
  • 67. SISTEM SARAF PERIFER  31 pasang saraf spinal (serabut motorik, sensorik menyebar pada ekstremitas & dinding tubuh)  12 pasang saraf kranial (serabut motorik saja, sensorik saja, atau campuran keduanya menyebar di daerah leher & kepala)
  • 68. Saraf Spinal  Tiap pasang saraf terletak pada segmen tertentu (serviks, toraks, lumbar, dll.)  Tiap pasang saraf diberi nomor sesuai tulang belakang di atasnya :  8 pasang saraf spinal serviks; C1-C8  12 pasang saraf spinal toraks; T1-T12  5 pasang saraf spinal lumbar; L1-L5  5 pasang saraf spinal sakral; S1-S5  1 pasang saraf spinal koksigeal; C0
  • 69. 31 pasang saraf spinal (1)
  • 70. 31 pasang saraf spinal (2)
  • 71. Saraf kranial (1)  Saraf kranial I: olfaktorius  Saraf kranial II: optikus  Saraf kranial III: okulomotorius  Saraf kranial IV : trokhlearis  Saraf kranial V: trigeminalis  Saraf kranial VI: abdusens  Saraf kranial VII: fasialis  Saraf kranial VIII: vestibulokohlear  Saraf kranial IX: glosofaringeal  Saraf kranial X : vagus  Saraf kranial XI : asesorius  Saraf kranial XII: hipoglosus
  • 72. Saraf kranial (2)  I (olfaktorius) = serabut sensorik, menerima & menghantar impuls pada sensasi penciuman  II (optikus) = transmisi impuls dari dan ke retina mata  III (okulomotorius), IV (trokhlearis), VI (abdusens) = serabut motorik mensuplai otot ekstrinsik mata.  III (okulomotorius) = mensuplai serabut otonom otot siliaris intrinsik & otot sfingter iris  V (trigeminalis) = saraf kranial terbesar, serabut campuran  VII (fasialis) = serabut motorik & sensorik mempersarafi otot wajah, kelenjar ludah & lakrimal
  • 73. Saraf kranial (3)  VIII (vestibulokohlear) = saraf sensorik terdistribusi di telinga dalam dan mempersarafi pendengaran & keseimbangan  IX (glosofaringeal) = saraf campuran, mempersarafi lidah & farings  X (vagus) = serabut campuran, terdistribusi paling luas, mensuplai farings, larings, organ dalaman di rongga leher, dada & abdomen  XI (asesorius) = bergabung dan terdistribusi dengan serabut vagus  XII (hipoglosus) = saraf motorik, mensuplai otot intrinsil dan ekstrinsik lidah
  • 75. Susunan sistem saraf Sistem saraf terdiri dari neuron/sel saraf & sel glia  Sel saraf berfungsi menghantarkan impuls, dari lingkungan atau dalam tubuh, diolah & respon akan disampaikan ke sel saraf atau organ lainnya. Tidak dapat membelah  Sel2 glia merupakan sel pendukung pada otak dan sumsum tulang belakang, mengisi ruangan di antara sel2 saraf, tidak mengkonduksi impuls listrik. Pada sel2 saraf, sel glia ini membentuk mielin bagi akson sehingga mempengaruhi kecepatan penghantaran impuls dari saraf. Dapat membelah.
  • 76. NEURON/SEL SARAF  Merupakan satuan dasar sistem saraf  Mempunyai ciri struktur tertentu yang membedakan dengan sel tubuh lainnya  Pada bagian tengah neuron ada serabut tipis menjulur : Akson melalui serabut inilah neuron melaksanakan fungsinya  Fungsi serabut/akson : menyampaikan isyarat ke & dari otak, serta sumsum tlg belakang  Isyarat disampaikan dari neuron ke neuron lain disebelahnya melalui sinapsis  Pasokan energi untuk neuron berasal dari penguraian oksidatif glukosa dan benda2 keton
  • 78. NEURON  Interneuron/neuron penyambung – neuron yang berada di dalam CNS – menggerakkan isyarat antar neuron  Neuron aferen = neuron sensorik, mengirim impuls dari sistem perifer ke dalam CNS  Neuron eferen = neuron motorik - sel saraf yang membawa sinyal dari CNS ke sel-sel dalam sistem perifer (otot, kelenjar)
  • 79. Penghantaran impuls  Sinyal kimia  neurotransmiter Adrenalin, noradrenalin, dopamin, asetilkolin  Sinyal listrik Potensial aksi  sel saraf untuk menghantarkan impuls sepanjang akson
  • 80. Spinal Cord Brain Sensory Neuron Neuron sensorik/aferen  Input : Dari organ sensorik ke otak dan sumsum tl belakang  Saraf penglihatan , pendengaran, rasa, bau adalah kranial, bukan spinal
  • 81. Spinal Cord Brain Sensory Neuron Motor Neuron Neuron motorik/eferen  Output : dari otak dan sumsum tulang belakang ke otot dan kelenjar
  • 82. Interneurons  Interneurons membawa informasi antara sel2 saraf, hanya ditemukan di otak dan sumsum belakang
  • 83.
  • 84. NEURON Jenis neuron 1. Neuron unipolar : mempunyai 1 kaki pada soma  berkembang menjadi bipolar dengan 2 kaki 2. Neuron bipolar : mempunyai 2 kaki (ada di retina, mukosa penciuman, telinga dalam & alat pengecap) 3. Neuron multipolar : mempunyai 1 kaki panjang dan banyak kaki pendek. Somanya terdapat di bagian tengan zat abu2 sistem saraf tulang belakang
  • 85.
  • 86. Akson  Serabut panjang pada sel saraf/neuron yang bekerja membawa keluar pesan (efferent)  Neuron2 mengirim impuls listrik dari dalam sel melalui akson ke sel sasaran/target  Setiap sel saraf memiliki 1 akson, panjang + 20 cm • Struktur menyerupai tabung & bercabang di ujung akhir  berhubungan dengan dendrit sel lain
  • 87. Selaput myelin  Lapisan lemak berwarna putih melapisi akson  Sebagai isolator elektrik  Tidak semua sel mengandung myelin  Fungsi : meningkatkan kecepatan sinyal saraf akson
  • 88. Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (1)  Neuron2 berkomunikasi melalui sinyal : potensial aksi Potensial aksi : muatan listrik yang dihasilkan o/ perubahan keseimbangan kimia dari cairan di dalam & sekeliling neuron  bergantung pada pergerakan ion2 bag luar dan bag dalam sel  Jika potensial aksi terjadi pada neuron  pesan molekular dikirimkan ke neuron di sebelahnya
  • 89.  Terjadi jika impuls yang masuk adalah depolarisasi yang mencapai ambang tertentu  pada pangkal akson timbul potensial aksi  sel terstimulasi  Potensial diteruskan  ujung neuron mem- bebaskan neurotransmiter Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (2)
  • 90.  Neuron membawa informasi ke neuron lain atau ke otot  Terjadinya komunikasi antara sel-sel saraf dengan sel efektor diperantarai oleh sinaps (-is) Sinaps terdiri atas:  Ujung saraf  Membran pasca-sinaptik sel yang kontak  Celah sinapsis yang terletak di antara keduanya Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (3)
  • 92. Membran sel semipermeabel Cell Membrane at rest Na+ Cl-K+ Na+ Cl- K+ A- Outside of Cell Inside of Cell Potassium (K+) can pass through to equalize its concentration Sodium and Chloride cannot pass through Result - inside is negative relative to outside - 70 mV
  • 93. Potensial istirahat  Pada kondisi istirahat, akson mengandung cairan bermuatan negatif, sedangkan disekelilingnya ion positif  polarisasi  Potensial di bagian dalam -65 sampai -70 mV  Muatan ke daerah dendrit lebih positif  Jika potensial istirahat meningkat melampaui ambang suatu potensial aksi mulai berjalan dr badan sel ke akson
  • 94. Depolarisasi mengawali PA  Jika terjadi stimulasi, PA membuka pintu aksonmembran  ion muatan + (Na+) masuk ke akson  depolarisasi  Bagian dalam sel dg cepat berubah menjadi lebih positif dibandingkan bag. luar
  • 95. Repolarisasi  Berlanjut sampai nilai ambang tercapai  impuls dihantarkan dari akson ke dendrit neuron berikutnya  kembali ke posisi istirahat  Sth depolarisasi ion K+ bergerak keluar, menjaga kondisi di dalam menjadi bertegangan negatif  repolarisasi
  • 96. Hiperpolarisasi  Repolarisasi mengakibatkan tegangan di bawah potensial istirahat  Sel saraf pada saat ini tidak menghasilkan potensial aksi lagi  Disebut periode refraktori
  • 97. Bagaimana jalannya impuls?  Impuls mencapai akson akhir/terminal  prasinapsis akhir  Potensial aksi mencapai terminal  Neurotransmiter dilepaskan ke celah sinaps  Neurotransmiter berikatan dengan membran pascasinaps  Impuls melintasi sinaps dengan bantuan neurotransmiter  menuju reseptor di dendrit  pintu/kanal terbuka
  • 98. Neurotransmiter (1)  Suatu senyawa kimia endogen yang menyampaikan, memperkuat, memodulasi sinyal antara neuron dengan sel lainnya  Berada pada vesikel sinaps yang berkelompok di bawah membran presinaps dari sinaps & dilepaskan ke celah sinaps  yang berikatan dg reseptor di bagian pascasinaps  Pelepasannya biasanya diikuti dg sampainya potensial aksi pada sinaps
  • 99. Neurotransmiter (2)  Ujung saraf mensintesis neurotransmiter khas u/ neuron yang bersangkutan  disimpan dalam vesikel  Pada saat potensial aksi terjadi, ion Ca2+ ekstrasel  ke akson  neurotransmiter dibebaskan ke celah sinapsis  Neurotransmiter berdifusi mengaktifkan reseptor neurotransmiter pd membran pascasinaps sel yang berkontak
  • 100. Transmisi melalui celah sinapsis  Potensial aksi neuron prasinapsis mencapai ujung terminal  vesikel bergerak ke ujung aksi (bantuan dari gerakan ion Ca2+)  transmiter dibebaskan, kontak dengan membran pascasinapsis  permeabilitas berubah Jika permeabilitas thdp ion Na+ meningkat, potensial istirahat menjadi kurang –  Jika nilai ambang tercapai  terjadi potensial aksi pada neuron pascasinapsis  impuls ditransmisikan
  • 102. Penerimaan impuls oleh saraf aferen/sensorik  Neuron kolinergik  Asetilkolin  Berperan pada pengendalian sistem motorik  Neuron dopaminergik  Dopamin  Berperan pada gerakan dan kerja obat antipsikotik  Neuron nor adrenergik  Nor adrenalin  Berperan pada regulasi TD dan kerja obat antidepresan  Neuron adrenergik  Adrenalin  Berperan = nor adrenergik
  • 103. Penerimaan impuls oleh saraf aferen/sensorik  Neuron gabaergik  GABA (asam g–aminobutirat)  Ada pada CNS, sebagai neuron inhibitorik  Berperan pada regulasi motorik  Neuron serotoninergik  Serotonin  Tidak banyak terdapat di CNS  Serotonin dibentuk dari asam amino triptofan Penerimaan impuls oleh saraf aferen/sensorik
  • 104. Penerusan impuls melalui saraf efferen • Mengatur hubungan antara bagian dalam tubuh (tegangan otot, TD) dengan lingkungan (gerakan tertentu) melalui serabut motorik dan viseral • Yang berperan: – Serabut eferen kolinergik • Motoneuron  mempersarafi otot skelet ( kontraksi) & mrp serabut kolinergik • Neuron pasca-ganglion parasimpatis Mrp serabut kolinergik yang mempersarafi berbagai organ • Neuron praganglion simpatis & parasimpatis – Neuron eferen nor adrenergik  merupakan serabut kolinergik. Reseptor asetilkolin merupakan reseptor nikotinik
  • 105.
  • 110. SISTEM SARAF OTONOM  Memegang peran penting dalam pengaturan keadaan konstan dalam tubuh, memberikan perubahan dalam tubuh yang sesuai  Kerja tidak sadar (berbeda dengan SS somatik)  Menggunakan 2 kelompok neuron motorik untuk menstimulasi efektor.  Neuron preganglionik  muncul dari CNS ke ganglion tubuh, bersinapsis dengan  Neuron pascaganglionik  menuju organ efektor (otot jantung, otot polos, atau kelenjar).
  • 111. SISTEM SARAF OTONOM  Mengendalikan fungsi motorik viseral  Tidak dengan mudah dikendalikan dg kehendak  Terdiri dari sistem saraf simpatis & parasimpatis  berbeda anatomi maupun fungsinya
  • 112. SISTEM SARAF OTONOM  Pada umumnya organ dalaman tubuh/viseral dipersarafi oleh kedua sistem saraf tsb.  Stimulasi SS simpatis biasanya akan menghasilkan efek berlawanan dengan stimulasi SS parasimpatis.  Bila satu sistem merintangi fungsi tertentu, sistem lain justru menstimulasinya  Aktivasi simpatis : vasokonstriksi, naiknya kerja jantung, TD, sirkulasi darah, kadar glukosa sel, dilatasi pupil, bronkhus dan naiknya aktivitas mental
  • 113. SISTEM SARAF OTONOM  Parasimpatis : berperan dalam pencernaan, eliminasi & pada pembaruan suplai energi  Sistem simpatis = sistem adrenergik Stimulasi sistem ini akan menimbulkan reaksi yang meningkatkan penggunaan zat2 oleh tubuh (aktif & perlu energi)  Sistem parasimpatis = sistem asetilkolin Stimulasi pada sistem ini, timbul efek dengan tujuan menghemat penggunaan zat2 & mengumpulkan energi  Ada keseimbangan antara keduanya
  • 114. Sistem saraf simpatis  Terletak di depan kolumna vertebra, berhubungan dengan sumsum tulang belakang melalui serabut saraf  Tersusun dari ganglion2 pada daerah :  3 psg ganglion servikal  11 psg ganglion torakal  4 psg ganglion lumbal  4 psg ganglion sakral  1 psg ganglion koksigen  Sering disebut sistem saraf torakolumbar  Fungsi :  Mempersarafi otot-otot jantung, otot tak sadar pembuluh darah, organ2 dalam (lambung, pankreas, usus), serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut motorik otot tak sadar pada kulit  Mempertahankan tonus semua otot termasuk otot tak sadar
  • 115. Sistem saraf parasimpatis  Disebut sistem saraf kraniosakral  Terbagi menjadi 2 bagian  Saraf otonom kranial: ke-3 (okulomotorius),7 (fasialis),9 (glosofaringeal),10 (vagus)  Saraf otonom sakral : ke-2, 3, 4  membentuk urat saraf pada organ dalam pelvis & bersama2 SS simpatis membentuk pleksus yang mempengaruhi kolon, rektum dan kdg kemih
  • 116. SISTEM SARAF OTONOM  Sistem asetilkolin  Rest, digest or repose  Saat tubuh tidak aktif  Mis. Digesti, ekskresi, urinasi  Menyimpan energi  Segmen spinal kraniosakral (CN III, VII, IX, X & S2-4)  Sistem adrenergik  Fight, Flight or Fright  Saat tubuh aktif  Mis. Berkeringat nafas dalam , peningkatan denyut jantung  Menggunakan energi  Segmen spinal torakolumbal (T1-L2) Parasimpatis Simpatis
  • 117. SISTEM SARAF OTONOM  Serabut preganglionik panjang/pascaganglionik pendek  “D” division : Digestion, defecation & diuresis  Serabut praganglionik pendek/ pasca ganglionik panjang  “E” division : Exercise, excitement, emergency & embarrassment Parasimpatis Simpatis
  • 118. Neurotransmiter pada SS Otonom • Neurotransmiter neuron simpatik praganglionik : asetilkolin (Ach)  menstimulasi potensial aksi neuron pascaganglionik • Neurotransmiter yang dilepaskan oleh neuron simpatik pascaganglionik : noradrenalin/norepinefrin • Neurotransmiter pada seluruh neuron praganglionik dan sebagian besar neuron pascaganglionik parasimpatik  asetilkolin (ACh)
  • 119.
  • 120.
  • 121. Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects Eye (Iris) Stimulates constrictor muscles. Pupil constriction Stimulates dilator muscles. Pupil dilates. Eye (Ciliary muscle) Stimulates. Lens accommodates – allows for close vision No innervation. Salivary Glands Watery secretion Mucous secretion Sweat Glands No innervation Stimulates sweating in large amounts (Cholinergic) Gallbladder Stimulates smooth muscle to contract and expel bile Inhibits gallbladder smooth muscle
  • 122. Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects Cardiac Muscle Decreases HR Increases HR and force of contraction Coronary Blood Vessels Constricts Dilates Urinary Bladder; Urethra Contracts bladder smooth muscle; relaxes urethral sphincter Relaxes bladder smooth muscle; contracts urethral sphincter Lungs Contracts bronchiole (small air passage) smooth muscle Dilates bronchioles Digestive Organs Increases peristalsis and enzyme/mucus secretion Decreases glandular and muscular activity Liver No innervation No innervation (indirect effect)
  • 123. Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects Kidney No innervation Releases the enzyme renin which acts to increase BP Penis Vasodilates penile arteries. Erection Smooth muscle contraction. Ejaculation. Vagina; Clitoris Vasodilation. Erection Vaginal reverse peristalsis Blood Coagulation No effect Increases coagulation rate Cellular Metabolism No effect Increases metabolic rate Adipose Tissue No effect Stimulates fat breakdown
  • 124. Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects Mental Activity No innervation Increases alertness Blood Vessels Little effect Constricts most blood vessels and increases BP. Exception – dilates blood vessels serving skeletal muscle fibers (cholinergic) Uterus Depends on stage of the cycle Depends on stage of the cycle Endocrine Pancreas Stimulates insulin secretion Inhibits insulin secretion
  • 125.
  • 126.
  • 127. Quiz Pilih 10 soal untuk dijawab 1. Apakah yang dimaksud sistem saraf pusat? Sebutkan fungsinya 2. Apakah yang dimaksud dengan mielin? 3. Apakah fungsi hipotalamus? 4. Berapakah jumlah saraf spinal? Saraf kranial? 5. Apakah neurotransmiter ? Apakah peran/fungsinya? 6. Apa yang dimaksud sistem saraf otonom? 7. Apa peran sistem saraf otonom 8. Terbagi menjadi sistem saraf apa sajakah SS otonom? 9. Apakah yang dimaksud dengan potensial aksi? 10. Apakah yang dimaksud dengan gerak refleks ? 11. Apa yang dimaksud dengan sinaps ? 12. Apakah yang dimaksud dengan akson dan sel glia ?
  • 128. TUGAS  Merangkum tentang anatomi persyarafan  Menggambar otak dan bagiannya  Menggambar syaraf dan bagiannya  Mencatat jenis syaraf dan fungsinya  Cat : mhs semua masuk ke perpustakaan semua absensi diserahkan ke mas ferry untuk diabsensi