Teks tersebut membahas tentang perilaku struktur beton pra-tegang, yang memiliki tegangan awal akibat gaya tarik pada kabel pra-tegang. Ada dua metode penarikan kabel, yaitu pre-tension dan post-tension. Dibahas pula analisis tegangan elastis pada beton akibat beban kerja menggunakan beberapa metode seperti beban kombinasi, kopel internal, dan load balancing.
2. Pendahuluan
Seperti pada struktur beton bertulang, struktur beton
prategang harus memenuhi syarat :
Kondisi servis (serviceability)
Kondisi Ultimate
Kondisi Servis
Perbedaan antara beton bertulang dan pra tegang,
antara lain :
1) Beton Pra Tegang mempunyai tegangan awal (Po)
berupa gaya tekan akibat reaksi tegangan tarik pada
kabel pra tegang. Terdapat dua metoda penarikan kabel
yaitu Pre-Tension (Pra-Tarik) dan Post-Tension (Pasca-
Tarik).
5. Akibat Po, retak dalam kondisi beban kerja dapat dihindari,
sehingga penampang beton secara untuh dapat digunakan
sehingga dimensi lebih kecil dibanding beton bertulang. Sebagai
perkiraan tinggi penampang balok beton bertulang 1/12 sampai
dengan 1/10 bentang sedangkan balok beton prategang 1/22
sampai dengan 1/20 bentang.
Untuk penampang yang sama deformasi beton prategang lebih
kecil dibandingkan dengan deformasi beton bertulang. Hal ini
disebabkan oleh momen Inersia beton prategang menggunakan
I gross (utuh) sedangkan momen Inersia beton bertulang
menggunakan I efektif < I gross.
Beton pra tegang harus menggunakan beton dengan mutu baik
fc ≥ 30 Mpa
Kabel/Tendon harus dibuat dari baja mutu tinggi fy ≥1000 Mpa
Beton Prategang sangat efektif dan ekonomis untuk struktur
dengan bentang panjang L ≥ 40 meter dibandingkan dengan
beton bertulang biasa.
Pendahuluan
13. Pendahuluan
Tendon Berbentuk Parabola (Banyak Digunakan Dalam Praktis)
Pers. Parabola = y = 4e
2
L
x
L
x
(1)
L
x
L
e
dx
dy 2
1
4
(2)
p
L
e
dx
y
d
2
2
2
8
(3)
untuk x = 0 dan x = L; =
L
e
dx
dy 4
(5)
P cos = P untuk arah x ; sedangkan arah y : Psin = P tan = P =
L
Pe
4
17. Pendahuluan
Untuk daerah tarik (serat atas)
(8)
Untuk Tekan (serat bawah)
I
PeY
A
P
fb
(9)
Akibat beban luar, terjadi momen luar = M
I
PeY
A
P
ft
I
My
I
Pey
A
P
f
18. x
e
Pendahuluan
Analisis Dengan Kopel Internal
Momen luar (M) diganti internal couple = Pl, dengan
menganalisis penampang seperti beton bertulang dimana
gaya prategang tarik P bekerja pada kabel dan gaya tekan
P pada beton maka tegangan yang terjadi:
I
y
Px
A
P
ftop
)
(
; dimana x = ( e
)
I
y
Px
A
P
fbottom
)
(
19. Pendahuluan
Analisis dengan “Load Balancing”
Analisis ini biasanya digunakan untuk tendon melengkung
(tendon Parabolis) sebagai berikut :
Bila beban merata w>wp maka beban “unbalanced” wub =
(w-wp) menyebabkan momen unbalance Mub yang harus
dipikul struktur sebagai berikut :
ftop =
I
y
M
A
P ub
fbottom =
I
y
M
A
P ub
20. Pendahuluan
Contoh Perhitungan Tegangan pada beton akibat beban
pra-tegang dengan menggunakan beberapa metoda:
A = 220 x 103
mm; P = 1760 KN
I = 20.000 x 106 mm4
Check tegangan ditengah bentang
21. I. Cara Beban Kombinasi
P = 1760 KN; Pe = 1760 x 250 x 10-3
= 440 KN m
M = KNm
x
WL
540
8
12
30
8
2
2
Akibat P :
ft = fb = - MPa
x
x
A
P
0
,
8
10
220
10
1760
3
3
Akibat Pe :
ft = MPa
x
x
x
I
yt
Pe
67
,
10
10
000
.
20
485
)
10
440
(
)
(
6
6
fb = - MPa
x
x
x
I
yb
Pe
13
.
9
10
000
.
20
415
)
10
440
(
)
(
6
6
Akibat M
ft = - MPa
x
x
x
I
Myt
10
.
13
10
000
.
20
485
10
540
6
6
fb = MPa
x
x
x
I
Myb
21
,
11
10
000
.
20
415
10
540
6
6
23. Pendahuluan
I. Cara Kopel Internal
mm
x
x
P
M
P
M 8
,
306
10
1760
10
540
3
6
mm
e
x 8
,
56
250
8
,
306
KNm
x
x
Px
M 100
10
8
,
56
1760 3
ft = 6
6
3
3
10
000
.
20
485
10
100
10
220
10
1760
x
x
x
x
x
I
My
A
P t
= -10, 43 MPa
fb = 6
6
3
3
10
000
.
20
415
10
100
10
220
10
1760
x
x
x
x
x
I
My
A
P b
= -5,92 MPa
24. Pendahuluan
I. Cara “Load Balancing”
Akibat pra tegang wp
m
KN
x
x
x
L
Pe
wP 4
,
24
000
.
12
250
10
1760
8
8
2
3
2
Unbalanced load wub = w -wp = 30,0 – 24,4 = 5,55
m
KN
Mub = KNm
x
x
L
wub 100
12
55
,
5
8
1
8
1 2
2
ft = MPa
I
Yt
M
A
P ub
43
,
10
fb = MPa
I
Y
M
A
P b
ub
92
,
5
25. Pendahuluan
Alternatif formula untuk tegangan akibat gaya prategang saja:
f =
I
MY
A
P
padahal: M= Pe dan r2
= jari-jari girasi = I/A; sehingga persamaan dapat
ditulis:
f = )
1
( 2
r
eY
A
P