SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Agung Pangestu N I0113003
Ely Jauharotus S I0113030
Muhammad Rizqi A I0113091
Sebastianus Kristanto N I0113119
Trisunan Giri P I0113133
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2015

 Jalan terletak di kecamatan Jumantono
Karanganyar, yang menghubungkan antara desa
Banjarsari ke Kedungdowo
 Jalan yang digunakan adalah jalan Kolektor
3B, dengan lebar jalan 7 meter. (2 Jalur 2 arah)
Kriteria Jalan

DESAIN PERKERASAN LENTUR

 Data lalu lintas pada tahun 1996 sebagai berikut
1. Mobil penumpang (1+1) = 1100 Kendaraan
2. Bus 8 ton (3+5) = 300 Kendaraan
3. Truk 2 as 10 ton (4+6) = 70 Kendaraan
4. Truk 2 as 13 ton (5+8) = 25 Kendaraan
5. Truk 3 as 20 ton (6+7+7) = 10 Kendaraan
 Pertumbuhan lalu lintas selama pelaksanaan = 5%
 Jalan dibuka tahun 2000
 Perkembangan lalu lintas = 6%
 Umur rencana jalan 20 tahun
 Curah hujan > 900 mm/thn
 Kelandaian jalan <6%
 Data CBR = 4 5 6 7 8 9 10 5 4 8
 Jenis Perkerasan yang digunakan :
1. Laston
2. Batu pecah
3. Sirtu
Metode Analisa Komponen

Dari grafik CBR di atas, didapatkan CBR yang mewakili
adalah 4,7%

Menghitung LHR ( Lintas Harian Rata-Rata)
1. LHR pada tahun 2000 (awal umur rencana):
2. LHR pada tahun 2020 (akhir umur rencana):
LHR pada awal umur rencana jalan (LHR 2000)
mobil penumpang 2 ton( 1+1) =1100 x (1+0.05)^4 1,337.0569
bus 8 ton (3+5) =300 x (1+0.05)^4 364.6519
Truk 2 as 10 ton (4+6) =70 x (1+0.05)^4 85.0854
Truk 3 as 13 ton (5+8) =25 x (1+0.05)^4 30.3877
Truk 2 as 20ton (6+7,7) =10 x (1+0.05)^4 12.1551
LHR pada tahun ke 20 (tahun 2020)
mobil penumpang 2 ton( 1+1) =1337,06 x (1+0.06)^20 4,288.12
bus 8 ton (3+5) =364,65 x (1+0.06^20 1,169.49
Truk 2 as 10 ton (4+6) =85,08 x (1+0.06)^20 272.88
Truk 2 as 13 ton (5+8) =30,38 x (1+0.06)^20 97.46
Truk 3 as 20ton (6+7,7) =12,15 x (1+0.06)^20 38.98

Menentukan Angka Ekivalen
Menentukan LEP
Untuk jalan 2 jalur 2 arah, koefisien distribusi kendaraan (C) kendaraan ringan
maupun berat sebesar 0,5 (Daftar II koefisien distribusi kendaraan (C) NSPM
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM)
angka ekivalen beban sumbu [E)
mobil penumpang 2 ton( 1+1) 0.0002+0.0002= 0.0004
bus 8 ton (3+5) 0.0183+0.141= 0.1593
Truk 2 as 10 ton (4+6) 0.0577+0.2923= 0.3500
Truk 2 as 13 ton (5+8) 0.141+0.923= 1.0640
Truk 3 as 20ton (6+7,7) 0.2923+0.745= 1.0373
mobil penumpang 2 ton( 1+1) 0,5 x 1337.06 x 0,0004= 0.27
bus 8 ton (3+5) 0,5 x 364.65 x 0,1593= 29.04
Truk 2 as 10 ton (4+6) 0,5 x 85.08 x 0,35= 14.89
Truk 3 as 13 ton (5+8) 0,5 x 30.39 x 1,06= 16.17
Truk 2 as 20ton (6+7,7) 0,5 x 12.16 x 1,0373= 6.30
LEP 66.67 npelaksanaaawalLHRadalahandipergunakyangLHR:ctt
jalanmelintasiyangkendaraanjenisj
kendaraandistribusikoefisienC
kendaraanmasing-masingekivalenangkaE:dimana
CjxEjxLHRj
n
1i




LEP

Menentukan LEA
Menentukan LET
akhirLHRadalahandipergunakyangLHR:catatan
Rencana,UR
jalanmelintasiyangkendaraanjenisj
kendaraandistribusikoefisienC
kendaraanmasing-masingekivalenangkaE:dimana
CjxEjxi)(1LHRj
n
1j
UR
Umur
LEA




 
mobil penumpang 2 ton( 1+1) = 0.86
bus 8 ton (3+5) = 93.15
Truk 2 as 10 ton (4+6) = 47.75
Truk 2 as 13 ton (5+8) = 51.85
Truk 3 as 20ton (6+7+7) = 20.22
LEA 213.83
LET = (LEP+LEA)/2
140.2497856

Menentukan LER
Mencari ITP
CBR tanah dasar = 4,7%
IP = 2
FR = 1,5
DDT = 4,5
ITP = 8,6 (nomogram 4) Ipo = (3,9-3,5)
LER = LET x UR/10
=280.4995711


Penentuan nilai a (koefisien kekuatan relatif)
- Lapisan permukaan : Laston, MS 744 a1 = 0,40
- Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A a2 = 0,14
- Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B a3 = 0,12

Menetapkan Tebal Perkerasan
Penentuan nilai D menggunakan tebal minimum daftar VII
D1 = 7,5 cm
D2= 20 cm
D3=?
D3 = 23,33cm
D3= 24 cm
ITP = a1 x D1 +a2 x D2 +a3 x D3
8.6=0.4X7.5+0.14X20+0.12XD3

 Gambar Hasil Desain
24 cm (SIRTU)

Kriteria Jalan
 Jalan terletak di kecamatan Jumantono
Karanganyar, yang menghubungkan antara desa
Banjarsari ke Kedungdowo
 Jalan yang digunakan adalah jalan Kolektor
3B, dengan lebar jalan 7 meter. (2 Jalur 2 Arah)
 Mempunyai 2 jalur 2 arah  Faktor DL = 100%
 Kecepatan rencananya 80 km/jam
 Dengan VLHR 1600
Metode Manual

Jenis
Perkerasan Elemen Perkerasan
Umur Rencana
(tahun)
Perkerasan lentur lapisan aspal dan lapisan berbutir dan CTB 20
pondasi jalan
40
semua lapisan perkerasan untuk area yang tidak
diijinkan sering ditinggikan akibat pelapisan
ulang, misal : jalan perkotaan, underpass,
jembatan, terowongan.
Cement Treated Based
Perkerasan
Kaku
lapis pondasiatas, lapis pondasi bawah, lapis
beton semen, dan pondasi jalan.
Jalan tanpa penutup Semua elemen Minimum 10
Tabel Umur Rencana Perkerasan Jalan Baru

 umur rencana jalan 20 tahun
 Klasifikasi kendaraan yeng melewati jalan tersebut :
1. Bus kecil
2. Bus besar
3. Truk 2 sumbu ringan
4. Truk 2 sumbu kargo sedang
5. Truk 3 sumbu ringan


Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i) Minimum
untuk desain
2011 – 2020 > 2021 – 2030
arteri dan perkotaan (%) 5 4
Kolektor rural (%) 3,5 2,5
Jalan desa (%) 1 1

 Di dapat CESA 4
i = 3,5 %
Ur = 20 tahun
R = (1+0.01i)ur-1
0.01i
R = 28.2797
Jenis Kendaraan LHRT VDF4 VDF4/hari
1 1100 0.3 330
2 300 1.0 300
3 70 0.8 56
4 25 0.7 17.5
5 10 7.6 76
Total 779,5

 Menentukan TM (trafic multiplier)
TM = 1,9
didapat VDF5 = VDF4 x TM
= 1481,05
 Didapat ESA20 = VDF5 x 365 x R
= 15.287.532
 Tipe perkerasan jalan
AC WC modifikasi atau SMA modifikasi dengan CTB
(pangkat 5)

Pemilihan Jenis
Perkerasan

Kondisi Tanah
Kondisi tanah dasar normal, dengan ciri-
ciri nilai CBR 4,7% dan dapat dipadatkan
secara mekanis. Desain ini meliputi
perkerasan diatas timbunan, galian atau
tanah asli.

Metode A untuk tanah
normal
Tanah pada kondisi A1,
yaitu:
Tanah dasar bersifat
lempung kepasiran

-Nilai CBR sebesar 4,7%  5%
-Prosedur desain pondasi : A
-Deskripsi struktur pondasi jalan : Perbaikan tanah dasar meliputi bahan
stabilitas kapur atau timbunan pilihan (pemadatan berlapis <= 200 mm tebal
lepas)
-Tebal minimum peningkatan tanah dasar 100 mm.


 Struktur perkerasan
F4 dengan ketebalan lapisan perkerasan
No Lapis Perkerasan Tebal (mm)
1 AC WC 40
2 AC BC 135
3 CTB 150
4 LPA KELAS A 150

Desain Perkerasan Lentur opsi biaya
minimum termasuk CTB)1


ANALISIS KOMPONEN (Pd T-
14-2003)

Perhitungan Tebal Pelat
Beton Semen
Data dan Parameter Perencanaan :
 CBR : 4,7%
 Fcf : 4 Mpa (f’c = 285 kg/cm2 , silinder)
 Bahan pondasi bawah : stabilitas
 Mutu baja tulangan : BJTU 39 (fy : 3900kg/cm2) untuk BMDT dan BJTU 24 (fy : 2400
kg/cm2) untuk BBDT
 µ : 1,3
 Bahu jalan : ya
 Ruji (dowel) : ya
 Data lalu-lintas harian rata- rata :
- Mobil Penumpang : 1100 buah/hari
- Bus : 300 buah/hari
- Truk 2as kecil : 70 buah/hari
- Truk 2as besar : 25 buah/hari
- Truk 3 as : 10 buah/hari
- I : 6 % per tahun
- UR : 40 th

Perhitungan Tebal Pelat
Beton Semen
 Direncanakan perkerasan beton semen untuk 2 lajur 2 arah
untuk Jalan Kolektor
 Perencanaan meliputi :
Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan
(BBTT)
Perkerasan beton bersambung dengan tulangan
(BBDT)
Perkerasan beton menerus dengan tulangan (
BMDT)

Langkah-langkah perhitungan tebal
pelat
A. Analisis lalu-lintas
RD = roda depan, RB = roda belakang, RGD = roda gandeng depan, RGB = roda gandeng belakang, BS = beban
sumbu, JS = jumlah sumbu, STRT = sumbu tunggal roda tunggal
STRG = sumbu tungga roda ganda, STdRG = sumbu tandem roda ganda
Jenis
Kendaraan
Konfigurasi beban sumbu (ton) Jml. Kend
(bh)
Jml. Sumbu
Per Kend
(bh)
Jml. Sumbu
(bh)
STRT STRG STdRG
RD RB RGD RGB BS (ton) JS (ton) BS (ton) JS (ton) BS (ton) JS (ton)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
MP 1 1 - - 1100 - - - - - - - -
Bus 3 5 - - 300 2 600 3 300 5 300 - -
Truk 2as Kecil 2 4 - - 70 2
140
2 70 - - - -
4 70 - - - -
Truk 2as Besar 5 8 - - 25 2 50 5 25 8 25 - -
Truk 3as Td 6 14 - - 10 2 20 6 10 - - 14 10
Total 810 475 325 10

Keterangan Analisis
Lalu-lintas
 MP : mobil penumpang dimana beban sumbu adalah 2 ton, kemudian di distribusi ke roda depan 1 ton dan
roda belakang 1 ton (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
 Untuk bus 2as dan truk 3as pembagian konfigurasi beban sumbunya sama, menyesuaikan beban sumbu
masing-masing kendaraan (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
 Untuk truk gandeng distribus beben sumbu di bagi pada empat roda, yakni roda depan 6 ton, roda belakang
14 ton, roda gandeng depan dan belakang masing-masing 5 ton. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman
Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
 Jumlah kendaraan di ketahui dari data yang ada
 Jumlah sumbu per kendaraan, untuk mobil tidak ada ; untuk bus dan truk 3 as yakni 2 sumbu, kecuali truk
gandeng 4 sumbu. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
 Jumlah sumbu kendaraan diperoleh dari perkalian antara jumlah kendaraan dan jumlah sumbu per kendaraan
 Beban Sumbu (BS) untuk jenis STRT di ambil dari konfigurasi beban depan, kecuali truk 2 as (roda depan
& roda belakang) dan truk gandeng (roda depan, roda gandeng depan, dan roda gandeng belakang)
 Jumlah sumbu (JS) untuk STRT,STRG,STdRG yakni jumlah kendaraan yang ada berdasarkan data
 Beban sumbu (BS) untuk STRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis kendaraan bus
dan truk 2 as besar
 Beban sumbu (BS) untuk STdRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis truk gandeng

Perhitungan Jumlah Sumbu
Kendaraan Niaga (JKSN)
 JKSN = 365 x JSKNH x R
= 365 x 810 x 154,8
= 4,58 x 107
 JKSN Rencana = 0,5 x 4,58 x 107
= 2,29 x 107
Keterangan :
 R : factor pertumbuhan lalu-lintas berdasarkan Umur Rencana (UR)
dan laju pertumbuhan per tahun (i) → (table 3 factor pertumbuhan
lalu-lintas Pd T-14-2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan
jalan beton semen)
 Angka 0,5 pada perhitungan JKSN Rencana merupakan factor
koefisien distribusi dari perencanaan jalan 2 lajur 2 arah (Pd T-14-
2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)

B. Repitisi Sumbu Yang Terjadi
Perhitungan Repitisi Sumbu Rencana
Jenis Sumbu
Beban Sumbu
(ton)
Jumlah Sumbu Proporsi Beban Proporsi Sumbu
Lalu-lintas
Rencana
Repitisi yang
terjadi
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
[7] = [4] x [5] x
[6]
STRT 6 10 0,02 0,58 2,29 x 107 2,7 x 105
5 25 0,05 0,58 2,29 x 107 6,7 x 105
4 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105
3 300 0,63 0,58 2,29 x 107 83 x 105
2 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105
Total 475 1,00
STRG 8 25 0,08 0,4 2,29 x 107 7,3 x 105
5 300 0,92 0,4 2,29 x 107 84 x 105
Total 1080 1,00
STdRG 14 10 1,00 0,012 2,29 x 107 2,7 x 105
Total 10 1,00
Komulatif 224,4 x 105

Keterangan Perhitungan
Repitisi Yang Terjadi
 Jumlah sumbu : akumulasi dari jumlah sumbu masing-
masing konfigurasi beban sumbu kendaraan yang
beratnya sama
 Proporsi Beban : Jumlah sumbu masing-masing
beban/total jumlah sumbu (STRT/STRG/STdRG)
 Proporsi Sumbu : Jumlah total sumbu
(STRT/STRG/STdRG) dibagi total jumlah sumbu
(STRT+STRG+STdRG)
 Lalu lintas rencana : JKSN Rencana
 Repitisi yang terjadi : Proporsi beban x Proporsi sumbu x
Lalu-lintas rencana

Perhitungan Tebal Pelat Beton
 Sumber data beban : Hasil survey
 Jenis perkerasan : BBTT dengan ruji
 Jenis bahu : beton
 Umur rencana : 40 tahun
 JSK : 2,29 x 107
 Faktor keamanan beban : 1 (tabel 4 Pd T-14-2003
tentang pedoman
perencanaan perkerasan jalan beton semen)
 f’cf umur 28 hari : 4 Mpa
 Jenis & tebal lapisan pondasi : Stabilisasi semen 15 cm
 CBR tanah dasar : 4,7%
 CBR efektif : 27%
 Tebal taksiran pelat beton : 15 cm
(diambil nilai minimum (150 mm) karena data yang ada tidak ada di
dalam grafik)

Kesimpulan
Berdasarkan Analisis – analaisis di
atas, persen rusak fatik lebih kecil
(mendekati) 100% maka tebal pelat
di ambil 15 cm.

CARA MANUAL

Perhitungan nilai pengali
pertumbuhan lalu lintas
(R)
 Untuk desain perkerasan kaku, umur rencana
ditentukan (UR) = 40 tahun
 dengan i = 2,5%, maka:
 R = {[(1+0.01*i)^UR]-1}/(0.01*i)
= {[(1+0.01*2.5)^40]-1}/(0.01*2.5)
= 84,5503

Nilai ESA 40 tahun
 VDF5 = 1481,05
(dari perencanaan perkerasan lentur)
 ESA 40 = VDF5 x 365 x R
= 1481,05 x 365 x 84,5503
= 45.706.476

Faktor Distribusi Lajur
Jumlah lajur setiap arah yang direncanakan
berjumlah 1, sehingga faktor distribusi
lajurnya sebesar 100%.

ESA 40 tahun
sebesar
45.706.476
sehingga
dapat
ditentukan tipe
perkerasan
yaitu
perkerasan
kaku dengan
lalu lintas
rendah (desa
dan daerah
perkotaan)

Menentukan seksi-seksi subgrade
yang seragam dan daya dukung
subgrade

Kondisi Tanah
Kondisi tanah dasar normal, dengan ciri-ciri
nilai CBR 4,7% dan dapat dipadatkan secara
mekanis. Desain ini meliputi perkerasan diatas
timbunan, galian atau tanah asli.

 CBR tanah dasar : 4,7
 Kelas kekuatan tanah dasar : SG5
 Prosedur desain pondasi : A
 Deskripsi struktur pondasi jalan : Perbaikan tanah dasar
meliputi bahan stabilitas kapur atau timbunan pilihan
(pemadatan berlapis <= 200 mm tebal lepas)
 Tebal minimum peningkatan tanah dasar 100mm.

Lapisan drainase dan
lapisan subbase
Koefisien drainase ‘m’ untuk tebal lapis berbutir
(lihat Tabel 8.1 halaman 31).
Dengan kondisi lapangan : Diatas permukaan
tanah dengan drainase sub soil, medan datar.
Terkadang drainase sub soil dibawah.
Didapat nilai ‘m’ untuk desain sebesar 1.

Jenis Sambungan dan
Bahu Jalan

Kesimpulan
Sambungan : Dowel
Bahu Jalan : Beton
Ketebalan Lapis Perkerasan :
 Tebal Pelat Beton : 305mm
 Lapis Pondasi LMC : 150 mm
 Lapis Pondasi Agregat kelas A : 150 mm

Perkerasan Lentur vs.
Kaku
Karakteristik Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku
Penyaluran Gaya
Perawatan Mudah, rutin (berkala) Tidak perlu perawatan
khusus
Keawetan - +
Waktu Konstruksi Cepat Lama
Biaya Mahal Murah

Rekapitulasi Hasil Perhitungan
Jenis Perkerasan Analisis Komponen Cara Manual
Perkerasan Lentur D1= 7,5 cm (Laston)
D2= 20 cm (Batu pecah)
D3= 24 cm (Sirtu)
AC WC = 40mm
AC BC = 135 mm
CTB = 150 mm
LPA Kelas A = 150 mm
Perkerasan Kaku Tebal Beton= 15 cm Tebal Pelat Beton : 305mm
Lapis Pondasi LMC : 150 mm
Lapis Pondasi Agregat kelas A
: 150 mm
Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa dengan
metode analisis komponen perkerasan lentur
didapatkan tebal yang cukup efisien, tetapi mengingat
perawatan yang cukup mahal dan UR yang relatif kecil,
maka lebih baik dipilih dengan perkerasan kaku dari
hasil perhitungan dengan Analisis komponen dengan
tebal 15 cm, karena biaya perawatan lebih kecil dan
juga UR yang lebih panjang.
Kesimpulan

More Related Content

What's hot

Excel Perhitungan Beton 4
Excel Perhitungan Beton 4Excel Perhitungan Beton 4
Excel Perhitungan Beton 4Fairuz Tito
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanterbott
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2Aryo Bimantoro
 
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Bimo Radifan A
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10noussevarenna
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaRafi Perdana Setyo
 
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarModul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarMOSES HADUN
 
Hand out struktur beton i
Hand out struktur beton iHand out struktur beton i
Hand out struktur beton iwina athfi
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)afifsalim
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPSumarno Feriyal
 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatanAgus Tri
 
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Agus Budi Prasetyo
 
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenPd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenSyukri Ghazali
 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaIrham AF I
 
Cth smbungan baut
Cth smbungan bautCth smbungan baut
Cth smbungan bautFuji Antjo
 

What's hot (20)

Excel Perhitungan Beton 4
Excel Perhitungan Beton 4Excel Perhitungan Beton 4
Excel Perhitungan Beton 4
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
 
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarModul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
 
Hand out struktur beton i
Hand out struktur beton iHand out struktur beton i
Hand out struktur beton i
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
 
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
 
Preliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisiPreliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisi
 
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenPd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
 
Cth smbungan baut
Cth smbungan bautCth smbungan baut
Cth smbungan baut
 

Similar to JALAN KERAS

PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015Herizki Trisatria
 
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015Herizki Trisatria
 
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkkDesain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkkDian Rahmawati
 
Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakueniwijayanti
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA Ayuismoyosofiana
 
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)Avivatun Niswah
 
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan RayaPerencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan RayaAvivatun Niswah
 
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...Debora Elluisa Manurung
 
Hitungan perkerasan
Hitungan perkerasanHitungan perkerasan
Hitungan perkerasanGedek1
 
Contoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanContoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanFahreza Lukman
 
Desain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalanDesain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalanRaenaldo LA
 
Desain Perkerasan Kaku dan Lentur - Teknik Sipil UNS Surakarta
Desain Perkerasan Kaku dan Lentur - Teknik Sipil UNS SurakartaDesain Perkerasan Kaku dan Lentur - Teknik Sipil UNS Surakarta
Desain Perkerasan Kaku dan Lentur - Teknik Sipil UNS SurakartaTsani Rakhmawati
 
687 slide jalan raya ii (2) 13-rigid-pavement
687 slide jalan raya ii (2) 13-rigid-pavement687 slide jalan raya ii (2) 13-rigid-pavement
687 slide jalan raya ii (2) 13-rigid-pavementIST (Univ of Lisbon)
 
Desain Perkerasan Kaku Kelompok 2
Desain Perkerasan Kaku Kelompok 2Desain Perkerasan Kaku Kelompok 2
Desain Perkerasan Kaku Kelompok 2agil bayu
 
Tebal Perkerasan MAK-1.ppt
Tebal Perkerasan MAK-1.pptTebal Perkerasan MAK-1.ppt
Tebal Perkerasan MAK-1.pptHalloFriends
 

Similar to JALAN KERAS (20)

PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
 
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
 
Desain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalanDesain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalan
 
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkkDesain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
 
Desain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalanDesain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalan
 
Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kaku
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
 
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
 
Modul 7 PPJ.pdf
Modul 7 PPJ.pdfModul 7 PPJ.pdf
Modul 7 PPJ.pdf
 
PDT
PDTPDT
PDT
 
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan RayaPerencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
 
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
 
Hitungan perkerasan
Hitungan perkerasanHitungan perkerasan
Hitungan perkerasan
 
Contoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanContoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan Jalan
 
Desain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalanDesain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalan
 
Desain Perkerasan Kaku dan Lentur - Teknik Sipil UNS Surakarta
Desain Perkerasan Kaku dan Lentur - Teknik Sipil UNS SurakartaDesain Perkerasan Kaku dan Lentur - Teknik Sipil UNS Surakarta
Desain Perkerasan Kaku dan Lentur - Teknik Sipil UNS Surakarta
 
687 slide jalan raya ii (2) 13-rigid-pavement
687 slide jalan raya ii (2) 13-rigid-pavement687 slide jalan raya ii (2) 13-rigid-pavement
687 slide jalan raya ii (2) 13-rigid-pavement
 
menghitung LER.pptx
menghitung LER.pptxmenghitung LER.pptx
menghitung LER.pptx
 
Desain Perkerasan Kaku Kelompok 2
Desain Perkerasan Kaku Kelompok 2Desain Perkerasan Kaku Kelompok 2
Desain Perkerasan Kaku Kelompok 2
 
Tebal Perkerasan MAK-1.ppt
Tebal Perkerasan MAK-1.pptTebal Perkerasan MAK-1.ppt
Tebal Perkerasan MAK-1.ppt
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (9)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

JALAN KERAS

  • 1. Agung Pangestu N I0113003 Ely Jauharotus S I0113030 Muhammad Rizqi A I0113091 Sebastianus Kristanto N I0113119 Trisunan Giri P I0113133 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta 2015
  • 2.   Jalan terletak di kecamatan Jumantono Karanganyar, yang menghubungkan antara desa Banjarsari ke Kedungdowo  Jalan yang digunakan adalah jalan Kolektor 3B, dengan lebar jalan 7 meter. (2 Jalur 2 arah) Kriteria Jalan
  • 4.   Data lalu lintas pada tahun 1996 sebagai berikut 1. Mobil penumpang (1+1) = 1100 Kendaraan 2. Bus 8 ton (3+5) = 300 Kendaraan 3. Truk 2 as 10 ton (4+6) = 70 Kendaraan 4. Truk 2 as 13 ton (5+8) = 25 Kendaraan 5. Truk 3 as 20 ton (6+7+7) = 10 Kendaraan  Pertumbuhan lalu lintas selama pelaksanaan = 5%  Jalan dibuka tahun 2000  Perkembangan lalu lintas = 6%  Umur rencana jalan 20 tahun  Curah hujan > 900 mm/thn  Kelandaian jalan <6%  Data CBR = 4 5 6 7 8 9 10 5 4 8  Jenis Perkerasan yang digunakan : 1. Laston 2. Batu pecah 3. Sirtu Metode Analisa Komponen
  • 5.  Dari grafik CBR di atas, didapatkan CBR yang mewakili adalah 4,7%
  • 6.  Menghitung LHR ( Lintas Harian Rata-Rata) 1. LHR pada tahun 2000 (awal umur rencana): 2. LHR pada tahun 2020 (akhir umur rencana): LHR pada awal umur rencana jalan (LHR 2000) mobil penumpang 2 ton( 1+1) =1100 x (1+0.05)^4 1,337.0569 bus 8 ton (3+5) =300 x (1+0.05)^4 364.6519 Truk 2 as 10 ton (4+6) =70 x (1+0.05)^4 85.0854 Truk 3 as 13 ton (5+8) =25 x (1+0.05)^4 30.3877 Truk 2 as 20ton (6+7,7) =10 x (1+0.05)^4 12.1551 LHR pada tahun ke 20 (tahun 2020) mobil penumpang 2 ton( 1+1) =1337,06 x (1+0.06)^20 4,288.12 bus 8 ton (3+5) =364,65 x (1+0.06^20 1,169.49 Truk 2 as 10 ton (4+6) =85,08 x (1+0.06)^20 272.88 Truk 2 as 13 ton (5+8) =30,38 x (1+0.06)^20 97.46 Truk 3 as 20ton (6+7,7) =12,15 x (1+0.06)^20 38.98
  • 7.  Menentukan Angka Ekivalen Menentukan LEP Untuk jalan 2 jalur 2 arah, koefisien distribusi kendaraan (C) kendaraan ringan maupun berat sebesar 0,5 (Daftar II koefisien distribusi kendaraan (C) NSPM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM) angka ekivalen beban sumbu [E) mobil penumpang 2 ton( 1+1) 0.0002+0.0002= 0.0004 bus 8 ton (3+5) 0.0183+0.141= 0.1593 Truk 2 as 10 ton (4+6) 0.0577+0.2923= 0.3500 Truk 2 as 13 ton (5+8) 0.141+0.923= 1.0640 Truk 3 as 20ton (6+7,7) 0.2923+0.745= 1.0373 mobil penumpang 2 ton( 1+1) 0,5 x 1337.06 x 0,0004= 0.27 bus 8 ton (3+5) 0,5 x 364.65 x 0,1593= 29.04 Truk 2 as 10 ton (4+6) 0,5 x 85.08 x 0,35= 14.89 Truk 3 as 13 ton (5+8) 0,5 x 30.39 x 1,06= 16.17 Truk 2 as 20ton (6+7,7) 0,5 x 12.16 x 1,0373= 6.30 LEP 66.67 npelaksanaaawalLHRadalahandipergunakyangLHR:ctt jalanmelintasiyangkendaraanjenisj kendaraandistribusikoefisienC kendaraanmasing-masingekivalenangkaE:dimana CjxEjxLHRj n 1i     LEP
  • 8.  Menentukan LEA Menentukan LET akhirLHRadalahandipergunakyangLHR:catatan Rencana,UR jalanmelintasiyangkendaraanjenisj kendaraandistribusikoefisienC kendaraanmasing-masingekivalenangkaE:dimana CjxEjxi)(1LHRj n 1j UR Umur LEA       mobil penumpang 2 ton( 1+1) = 0.86 bus 8 ton (3+5) = 93.15 Truk 2 as 10 ton (4+6) = 47.75 Truk 2 as 13 ton (5+8) = 51.85 Truk 3 as 20ton (6+7+7) = 20.22 LEA 213.83 LET = (LEP+LEA)/2 140.2497856
  • 9.  Menentukan LER Mencari ITP CBR tanah dasar = 4,7% IP = 2 FR = 1,5 DDT = 4,5 ITP = 8,6 (nomogram 4) Ipo = (3,9-3,5) LER = LET x UR/10 =280.4995711
  • 10.
  • 11.  Penentuan nilai a (koefisien kekuatan relatif) - Lapisan permukaan : Laston, MS 744 a1 = 0,40 - Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A a2 = 0,14 - Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B a3 = 0,12
  • 12.  Menetapkan Tebal Perkerasan Penentuan nilai D menggunakan tebal minimum daftar VII D1 = 7,5 cm D2= 20 cm D3=? D3 = 23,33cm D3= 24 cm ITP = a1 x D1 +a2 x D2 +a3 x D3 8.6=0.4X7.5+0.14X20+0.12XD3
  • 13.   Gambar Hasil Desain 24 cm (SIRTU)
  • 14.  Kriteria Jalan  Jalan terletak di kecamatan Jumantono Karanganyar, yang menghubungkan antara desa Banjarsari ke Kedungdowo  Jalan yang digunakan adalah jalan Kolektor 3B, dengan lebar jalan 7 meter. (2 Jalur 2 Arah)  Mempunyai 2 jalur 2 arah  Faktor DL = 100%  Kecepatan rencananya 80 km/jam  Dengan VLHR 1600 Metode Manual
  • 15.  Jenis Perkerasan Elemen Perkerasan Umur Rencana (tahun) Perkerasan lentur lapisan aspal dan lapisan berbutir dan CTB 20 pondasi jalan 40 semua lapisan perkerasan untuk area yang tidak diijinkan sering ditinggikan akibat pelapisan ulang, misal : jalan perkotaan, underpass, jembatan, terowongan. Cement Treated Based Perkerasan Kaku lapis pondasiatas, lapis pondasi bawah, lapis beton semen, dan pondasi jalan. Jalan tanpa penutup Semua elemen Minimum 10 Tabel Umur Rencana Perkerasan Jalan Baru
  • 16.   umur rencana jalan 20 tahun  Klasifikasi kendaraan yeng melewati jalan tersebut : 1. Bus kecil 2. Bus besar 3. Truk 2 sumbu ringan 4. Truk 2 sumbu kargo sedang 5. Truk 3 sumbu ringan
  • 17.
  • 18.  Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i) Minimum untuk desain 2011 – 2020 > 2021 – 2030 arteri dan perkotaan (%) 5 4 Kolektor rural (%) 3,5 2,5 Jalan desa (%) 1 1
  • 19.   Di dapat CESA 4 i = 3,5 % Ur = 20 tahun R = (1+0.01i)ur-1 0.01i R = 28.2797 Jenis Kendaraan LHRT VDF4 VDF4/hari 1 1100 0.3 330 2 300 1.0 300 3 70 0.8 56 4 25 0.7 17.5 5 10 7.6 76 Total 779,5
  • 20.   Menentukan TM (trafic multiplier) TM = 1,9 didapat VDF5 = VDF4 x TM = 1481,05  Didapat ESA20 = VDF5 x 365 x R = 15.287.532  Tipe perkerasan jalan AC WC modifikasi atau SMA modifikasi dengan CTB (pangkat 5)
  • 22.  Kondisi Tanah Kondisi tanah dasar normal, dengan ciri- ciri nilai CBR 4,7% dan dapat dipadatkan secara mekanis. Desain ini meliputi perkerasan diatas timbunan, galian atau tanah asli.
  • 23.  Metode A untuk tanah normal Tanah pada kondisi A1, yaitu: Tanah dasar bersifat lempung kepasiran
  • 24.  -Nilai CBR sebesar 4,7%  5% -Prosedur desain pondasi : A -Deskripsi struktur pondasi jalan : Perbaikan tanah dasar meliputi bahan stabilitas kapur atau timbunan pilihan (pemadatan berlapis <= 200 mm tebal lepas) -Tebal minimum peningkatan tanah dasar 100 mm.
  • 25.
  • 26.   Struktur perkerasan F4 dengan ketebalan lapisan perkerasan No Lapis Perkerasan Tebal (mm) 1 AC WC 40 2 AC BC 135 3 CTB 150 4 LPA KELAS A 150
  • 27.  Desain Perkerasan Lentur opsi biaya minimum termasuk CTB)1
  • 28.
  • 29.
  • 31.  Perhitungan Tebal Pelat Beton Semen Data dan Parameter Perencanaan :  CBR : 4,7%  Fcf : 4 Mpa (f’c = 285 kg/cm2 , silinder)  Bahan pondasi bawah : stabilitas  Mutu baja tulangan : BJTU 39 (fy : 3900kg/cm2) untuk BMDT dan BJTU 24 (fy : 2400 kg/cm2) untuk BBDT  µ : 1,3  Bahu jalan : ya  Ruji (dowel) : ya  Data lalu-lintas harian rata- rata : - Mobil Penumpang : 1100 buah/hari - Bus : 300 buah/hari - Truk 2as kecil : 70 buah/hari - Truk 2as besar : 25 buah/hari - Truk 3 as : 10 buah/hari - I : 6 % per tahun - UR : 40 th
  • 32.  Perhitungan Tebal Pelat Beton Semen  Direncanakan perkerasan beton semen untuk 2 lajur 2 arah untuk Jalan Kolektor  Perencanaan meliputi : Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan (BBTT) Perkerasan beton bersambung dengan tulangan (BBDT) Perkerasan beton menerus dengan tulangan ( BMDT)
  • 33.  Langkah-langkah perhitungan tebal pelat A. Analisis lalu-lintas RD = roda depan, RB = roda belakang, RGD = roda gandeng depan, RGB = roda gandeng belakang, BS = beban sumbu, JS = jumlah sumbu, STRT = sumbu tunggal roda tunggal STRG = sumbu tungga roda ganda, STdRG = sumbu tandem roda ganda Jenis Kendaraan Konfigurasi beban sumbu (ton) Jml. Kend (bh) Jml. Sumbu Per Kend (bh) Jml. Sumbu (bh) STRT STRG STdRG RD RB RGD RGB BS (ton) JS (ton) BS (ton) JS (ton) BS (ton) JS (ton) [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] MP 1 1 - - 1100 - - - - - - - - Bus 3 5 - - 300 2 600 3 300 5 300 - - Truk 2as Kecil 2 4 - - 70 2 140 2 70 - - - - 4 70 - - - - Truk 2as Besar 5 8 - - 25 2 50 5 25 8 25 - - Truk 3as Td 6 14 - - 10 2 20 6 10 - - 14 10 Total 810 475 325 10
  • 34.  Keterangan Analisis Lalu-lintas  MP : mobil penumpang dimana beban sumbu adalah 2 ton, kemudian di distribusi ke roda depan 1 ton dan roda belakang 1 ton (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)  Untuk bus 2as dan truk 3as pembagian konfigurasi beban sumbunya sama, menyesuaikan beban sumbu masing-masing kendaraan (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)  Untuk truk gandeng distribus beben sumbu di bagi pada empat roda, yakni roda depan 6 ton, roda belakang 14 ton, roda gandeng depan dan belakang masing-masing 5 ton. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)  Jumlah kendaraan di ketahui dari data yang ada  Jumlah sumbu per kendaraan, untuk mobil tidak ada ; untuk bus dan truk 3 as yakni 2 sumbu, kecuali truk gandeng 4 sumbu. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)  Jumlah sumbu kendaraan diperoleh dari perkalian antara jumlah kendaraan dan jumlah sumbu per kendaraan  Beban Sumbu (BS) untuk jenis STRT di ambil dari konfigurasi beban depan, kecuali truk 2 as (roda depan & roda belakang) dan truk gandeng (roda depan, roda gandeng depan, dan roda gandeng belakang)  Jumlah sumbu (JS) untuk STRT,STRG,STdRG yakni jumlah kendaraan yang ada berdasarkan data  Beban sumbu (BS) untuk STRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis kendaraan bus dan truk 2 as besar  Beban sumbu (BS) untuk STdRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis truk gandeng
  • 35.  Perhitungan Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JKSN)  JKSN = 365 x JSKNH x R = 365 x 810 x 154,8 = 4,58 x 107  JKSN Rencana = 0,5 x 4,58 x 107 = 2,29 x 107 Keterangan :  R : factor pertumbuhan lalu-lintas berdasarkan Umur Rencana (UR) dan laju pertumbuhan per tahun (i) → (table 3 factor pertumbuhan lalu-lintas Pd T-14-2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)  Angka 0,5 pada perhitungan JKSN Rencana merupakan factor koefisien distribusi dari perencanaan jalan 2 lajur 2 arah (Pd T-14- 2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)
  • 36.  B. Repitisi Sumbu Yang Terjadi Perhitungan Repitisi Sumbu Rencana Jenis Sumbu Beban Sumbu (ton) Jumlah Sumbu Proporsi Beban Proporsi Sumbu Lalu-lintas Rencana Repitisi yang terjadi [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] = [4] x [5] x [6] STRT 6 10 0,02 0,58 2,29 x 107 2,7 x 105 5 25 0,05 0,58 2,29 x 107 6,7 x 105 4 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105 3 300 0,63 0,58 2,29 x 107 83 x 105 2 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105 Total 475 1,00 STRG 8 25 0,08 0,4 2,29 x 107 7,3 x 105 5 300 0,92 0,4 2,29 x 107 84 x 105 Total 1080 1,00 STdRG 14 10 1,00 0,012 2,29 x 107 2,7 x 105 Total 10 1,00 Komulatif 224,4 x 105
  • 37.  Keterangan Perhitungan Repitisi Yang Terjadi  Jumlah sumbu : akumulasi dari jumlah sumbu masing- masing konfigurasi beban sumbu kendaraan yang beratnya sama  Proporsi Beban : Jumlah sumbu masing-masing beban/total jumlah sumbu (STRT/STRG/STdRG)  Proporsi Sumbu : Jumlah total sumbu (STRT/STRG/STdRG) dibagi total jumlah sumbu (STRT+STRG+STdRG)  Lalu lintas rencana : JKSN Rencana  Repitisi yang terjadi : Proporsi beban x Proporsi sumbu x Lalu-lintas rencana
  • 38.  Perhitungan Tebal Pelat Beton  Sumber data beban : Hasil survey  Jenis perkerasan : BBTT dengan ruji  Jenis bahu : beton  Umur rencana : 40 tahun  JSK : 2,29 x 107  Faktor keamanan beban : 1 (tabel 4 Pd T-14-2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)  f’cf umur 28 hari : 4 Mpa  Jenis & tebal lapisan pondasi : Stabilisasi semen 15 cm  CBR tanah dasar : 4,7%  CBR efektif : 27%  Tebal taksiran pelat beton : 15 cm (diambil nilai minimum (150 mm) karena data yang ada tidak ada di dalam grafik)
  • 39.  Kesimpulan Berdasarkan Analisis – analaisis di atas, persen rusak fatik lebih kecil (mendekati) 100% maka tebal pelat di ambil 15 cm.
  • 41.  Perhitungan nilai pengali pertumbuhan lalu lintas (R)  Untuk desain perkerasan kaku, umur rencana ditentukan (UR) = 40 tahun  dengan i = 2,5%, maka:  R = {[(1+0.01*i)^UR]-1}/(0.01*i) = {[(1+0.01*2.5)^40]-1}/(0.01*2.5) = 84,5503
  • 42.  Nilai ESA 40 tahun  VDF5 = 1481,05 (dari perencanaan perkerasan lentur)  ESA 40 = VDF5 x 365 x R = 1481,05 x 365 x 84,5503 = 45.706.476
  • 43.  Faktor Distribusi Lajur Jumlah lajur setiap arah yang direncanakan berjumlah 1, sehingga faktor distribusi lajurnya sebesar 100%.
  • 44.  ESA 40 tahun sebesar 45.706.476 sehingga dapat ditentukan tipe perkerasan yaitu perkerasan kaku dengan lalu lintas rendah (desa dan daerah perkotaan)
  • 45.  Menentukan seksi-seksi subgrade yang seragam dan daya dukung subgrade
  • 46.  Kondisi Tanah Kondisi tanah dasar normal, dengan ciri-ciri nilai CBR 4,7% dan dapat dipadatkan secara mekanis. Desain ini meliputi perkerasan diatas timbunan, galian atau tanah asli.
  • 47.   CBR tanah dasar : 4,7  Kelas kekuatan tanah dasar : SG5  Prosedur desain pondasi : A  Deskripsi struktur pondasi jalan : Perbaikan tanah dasar meliputi bahan stabilitas kapur atau timbunan pilihan (pemadatan berlapis <= 200 mm tebal lepas)  Tebal minimum peningkatan tanah dasar 100mm.
  • 48.  Lapisan drainase dan lapisan subbase Koefisien drainase ‘m’ untuk tebal lapis berbutir (lihat Tabel 8.1 halaman 31). Dengan kondisi lapangan : Diatas permukaan tanah dengan drainase sub soil, medan datar. Terkadang drainase sub soil dibawah. Didapat nilai ‘m’ untuk desain sebesar 1.
  • 50.  Kesimpulan Sambungan : Dowel Bahu Jalan : Beton Ketebalan Lapis Perkerasan :  Tebal Pelat Beton : 305mm  Lapis Pondasi LMC : 150 mm  Lapis Pondasi Agregat kelas A : 150 mm
  • 51.  Perkerasan Lentur vs. Kaku Karakteristik Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku Penyaluran Gaya Perawatan Mudah, rutin (berkala) Tidak perlu perawatan khusus Keawetan - + Waktu Konstruksi Cepat Lama Biaya Mahal Murah
  • 52.  Rekapitulasi Hasil Perhitungan Jenis Perkerasan Analisis Komponen Cara Manual Perkerasan Lentur D1= 7,5 cm (Laston) D2= 20 cm (Batu pecah) D3= 24 cm (Sirtu) AC WC = 40mm AC BC = 135 mm CTB = 150 mm LPA Kelas A = 150 mm Perkerasan Kaku Tebal Beton= 15 cm Tebal Pelat Beton : 305mm Lapis Pondasi LMC : 150 mm Lapis Pondasi Agregat kelas A : 150 mm
  • 53. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa dengan metode analisis komponen perkerasan lentur didapatkan tebal yang cukup efisien, tetapi mengingat perawatan yang cukup mahal dan UR yang relatif kecil, maka lebih baik dipilih dengan perkerasan kaku dari hasil perhitungan dengan Analisis komponen dengan tebal 15 cm, karena biaya perawatan lebih kecil dan juga UR yang lebih panjang. Kesimpulan