SlideShare a Scribd company logo
A. DATA UMUM JEMBATAN
1. Data geometri jembatan
a. Jenis jembatan : Rangka baja (Warren Truss)
b. Lebar jembatan : 8 m
c. Lebar lantai jembatan : 6 m
d. Lebar lantai trotoar : 1 m (kiri dan Kanan)
e. Lebar segmen : 5 m
f. Tinggi Segmen : 7 m
g. Tebal plat lantai : 0,2 m
2. Data Profil Baja
a. Mutu Baja : BJ 55 (fu = 550 MPa dan fy = 410 MPa)
b. Gelagar Melintang : profil IWF 700.300.13.24
c. Batang Diagonal (web) : profil IWF 400.400.13.21
d. Gelagar memanjang : profil IWF 400.400.13.21
e. Gelagar memanjang tegah : profil IWF 300.300.10.15
f. Bracing Atas : profil IWF 300.300.10.15
g. Ikatan angin : profil L 200.200.20
Tabel 1. Penampang profil baja IWF 800.300.14.26
H = 700 mm
B = 300 mm
t1 = 14 mm
t2 = 26 mm
r = 28 mm
A = 235,5 cm2
Ix = 201000 cm4
Iy = 10800 cm4
Zx = 5760 cm3
Tabel 2. Penampang profil baja IWF 400.400.13.21
H = 400 mm
B = 400 mm
t1 = 13 mm
t2 = 21 mm
r = 22 mm
A = 218,7 cm2
Ix = 66600 cm4
Iy = 22400 cm4
Zx = 3330 cm3
Tabel 3. Penampang profil baja IWF 300.300.10.15
H = 300 mm
B = 300 mm
t1 = 10 mm
t2 = 15 mm
r = 18 mm
A = 119,8 cm2
Ix = 20400 cm4
Iy = 6750 cm4
Zx = 1360 cm3
Zy = 450 cm3
Tabel 4. Penampang profil baja L 130.130.9.9
H = 200 mm
B = 200 mm
t1 = 20 mm
t2 = 20 mm
A = 76 cm2
Ix = 2820 cm4
Iy = 2820 cm4
B. PEMBEBANAN
Perhitungan pembebanan berdasarkan SNI 1725 : 2016 “Pembebanan Untuk Jembatan”, sedangkan
untuk beban gempa berdasarkan SNI 2833 : 2016 “Perencanaan Jembatan Terhadap Beban Gempa”.
1. Beban Mati Tambahan (DL)
Beban mati adalah beban yang terdiri dari berat masing – masing bagian struktural dan elemen–
elemen non-strukturalnya. Beban mati yang berasal dari bagian jembatan yang sifatnya tetap disebut
beban mati berat sendiri, sedangkan beban mati yang berasal dari bagian jembatan yang sifatnya
bisa dihilangkan atau sementara disebut beban mati tambahan.
Pada program SAP2000, berat sendiri struktur sudah diperhitungkan secara otomatis, sehingga
tidak perlu melakukan input beban ke SAP. Beban mati tambahan, nilainya ditentukan tergantung
dari jenis material yang digunakan dan nilai beban mati tambahan harus diinput secara manual ke
dalam program SAP2000. Perhitungan beban mati tambahan jembatan dapat dilihat pada Tabel 6
dibawah ini:
Tabel 6. Perhitungan Beban Mati Tambahan
No Jenis Beban Mati
Tambahan
Tebal
(m)
Bj
(kN/m3)
W
(kN/m2)
1 Lap. Aspal & overlay 0,05 22 1,10
2 Railing, light, dll 0,1 0,10
3 Air Hujan 0,05 10 0,50
Q DL pada lantai jembatan 1,70
2. Beban Hidup (LL)
Beban hidup adalah semua berat benda yang melintas pada jembatan, yaitu berat kendaraan
Trailer yang melewati jembatan dan juga berat pejalan kaki yang melewati jembatan.
a. Beban Lajur (D)
Beban kendaraan yang berupa beban lajur (D) terdiri dari beban terbagi rata (Uniformly
Distributed Load) UDL dan beban garis (Knife Edge Load) KEL seperti pada Gambar 1. UDL
mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya bergantung pada panjang bentang L yang dibebani
lalu-lintas seperti Gambar 2 atau dinyatakan dengan rumus:
q = 9,0 kPa untuk L ≤ 30 m
q = 9,0 (0,5 + 15/L) kPa untuk L > 30 m
Gambar 1. Beban lajur D
L = 40 m ; maka q = 9,0 (0,5 + 15/40) = 7,88 kN/m
KEL mempunyai intensitas p = 49,0 kN/m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut:
DLA = 0,4 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0,4 – 0,0025 (L – 50) untuk 50 m < L < 90 m
DLA = 0,3 untuk L  90 m
Jarak antar gelagar (s) = 1,5 m
L = 40 m ; maka DLA = 0,4
Q TD = q . s = 7,88 x 1,5 = 11,82 kN/m
P TD = (1 + DLA) p . s = (1 + 0,4) 49 x 1,5 = 102,9 kN
Gambar 2. Distribusi beban lajur pada gelagar jembatan
b. Beban Kendaraan
Beban hidup yang diperhitungkan adalah beban pejalan kaki dan beban bergerak
(kendaraan). Beban kendaraan yang diperhitungkan adalah truk Sesuai SNI 1725-2016 pasal
8.4.1 seperti ditunjukan pada gambar 3.
Gambar 3. Distribusi Beban Kendaraan Rencana
c. Gaya Rem
Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang,
dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah
memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan:
H TB = 250 untuk L ≤ 80 m
H TB = 250 + 2,5 (L – 80) untuk 80 m < L < 180 m
H TB = 500 untuk L  180 m
Gambar 4. Distribusi gaya rem
Panjang gelagar (L) = 40 m
Gaya rem (H TB) = 250 kN
Jumlah gelagar (n) = 7 buah
Jarak gelagar (s) = 1,5 m
Gaya rem = H TB/n = 250/7 = 35,71 kN
Jumlah joint pada gelagar = 9 joint
Maka gaya rem yang bekerja pada joint gelagar = 35,71/9 = 3,97 kN
d. Beban Hidup Pejalan Kaki
Semua komponen trotoar yang lebih dari 600 mm harus direncanakan untuk memikul
beban pejalan kaki dengan intensitas 5 kPa dan dianggap bekerja secara bersamaan dengan
beban kendaraan pada masing – masing lajur kendaraan. Jika trotoar dapat dinaiki maka beban
pejalan kaki tidak perlu dianggap bekerja secara bersamaan dengan beban kendaraan.Trotoar
pada jembatan jalan raya direncanakan mampu memikul beban sebagai berikut:
A = luas bidang trotoar yang dibebani pejalan kaki (m²).
Beban hidup merata pada trotoar:
Untuk A ≤ 10 m² q = 5 kPa
Untuk 10 m2
< A ≤ 100 m2
q = 5 – 0,033 x (A - 10) kPa
Untuk A > 100 m2 q = 2 kPa
Panjang bentang, L = 40 m
Lebar trotoar, bt = 1 m
Luas bidang trotoar, A = bt x L = 1 x 40 = 40 m²
Beban pada trotoar, Qp = 5 – 0,033 x (A - 10 )
= 5 – 0,033 x (40 - 10) = 4 kN/m2
3. Beban Angin (EW)
Tekanan angin yang diasumsikan disebabkan oleh angin rencana dengan kecepatan dasar (VB)
sebesar 90 hingga 126 km/jam. Beban angin harus diasumsikan terdistribusi secara merata pada
permukaan yang terekspos oleh angin. Luas area yang diperhitungkan adalah luas area dari semua
komponen, termasuk sistem lantai dan railing yang diambil tegak lurus terhadap arah angin. Arah
ini harus divariasikan untuk mendapatkan pengaruh yang paling berbahaya terhadap struktur
jembatan atau komponen-komponennya. (Sumber : SNI 1725-2016 Pasal 9.6 Hal 55).
Perencana dapat menggunakan kecepatan rencana dasar yang berbeda untuk kombinasi
pembebanan yang tidak melibatkan kondisi beban angin yang bekerja pada kendaraan. Arah angin
rencana harus diasumsikan horizontal. Tekanan angin rencana dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut:
𝑃𝐷 = 𝑃𝐵 (
𝑉 𝐷𝑍
𝑉 𝐵
)
2
Dengan,
PB = tekanan angin dasar
Tabel 7. Tekanan angin dasar
Komponen bangunan
atas
Angin tekan (MPa) Angin hisap (MPa)
Rangka, kolom, dan
pelengkung
0,0024 0,0012
Balok 0,0024 N/A
Permukaan datar 0,0019 N/A
Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4,4 kN/m pada bidang tekan dan 2,2
kN/mm pada bidang hisap pada struktur rangka dan pelengkung, serta tidak kurang dari 4,4 kN/mm
pada balok atau gelagar.
a. Tekanan angin horizontal (VDZ)
VDZ = 2,5 VO (
V10
VB
) ln (
Z
ZO
)
Vo = 13,2 km/jam (Tabel 28 hal 56)
Zo = 70 mm (Tabel 28 hal 56)
VDZ = 2,5 𝑥 13,2 (
90
90
) ln (
10000
70
) = 163,74 km/jam
b. Beban angin (EWs)
1) Angin Tekan
PD = PB (
VDZ
VB
)
2
= 0,0024 (
163,74
90
)
2
= 0,008 kN/mm = 8 kN/m > 4,4 kN/m
2) Angin Hisap
PD = PB (
VDZ
VB
)
2
= 0,0012 (
163,74
90
)
2
= 0,004 kN/mm = 4 kN/m > 2,2 kN/m
Hasil perhitungan tekanan angin rencana kurang dari 4,4 kN/m, maka beban angin yang
digunakan adalah sebesar 4,4 kN/m pada bidang tekan, dan 2,2 kN/mm pada bidang hisap.
c. Beban angin perjoit rangka jembatan
1) Beban angin tekan
Beban angin tekan = EWs tekan . L = 8 kN/m x 40 m = 320 kN
Jumlah joint rangka (n) = 17 joint
Beban angin tekan perjoint rangka = 320 kN / 17 = 18,82 kN
2) Beban angin hisap
Beban angin hisab = EWs hisap . L = 4 kN/m x 40 m = 160 kN
Jumlah joint rangka (n) = 17 joint
Beban angin hisap perjoint rangka = 160 kN / 17 = 9,41 kN
4. Beban Gempa (EQ)
Jembatan harus direncanakan agar memiliki kemungkinan kecil rintuh namun dapat mengalami
kerusakan yang signifikan dan gangguan terhadap pelayanan akibat gempa dengan kemungkinan
terlampaui 7% dalam 75 tahun. Beban gempa diambil sebagai gaya horizontal yang ditentukan
berdasarkan perkalian antara koefisien respon elastik (Csm) dengan berat struktur ekivalen yang
kemudian dimodofikasi dengan faktor respon (R) dengan formulasi sebagai berikut:
Eq = (Csm / R) x Wt
Dimana:
Eq : Gaya gempa horizontal statis (kN)
Csm : Koefisien respons gempa elastik pada moda getar ke-m
R : Faktor modifikasi respons
Wt : Berat total struktur (kN)
Perhitungan gempa menggunakan SNI 2833-2016 tetang perancangan jembatan terhadap beban
gempa dengan peta gempa 2010. Perhitungan gempa secara statik ekivalen.
Lokasi = Yogyakarta
Jenis Tanah = Tanah Sedang (SD)
a. Menentukan parameter percepatan gempa
Percepatan puncak di batuan dasar (PGA)
PGA = 0,5 g (Gambar 1 hal 11)
Respon spektra percepatan 0,2 detik di batuan dasar (Ss)
Ss = 1,5 g (Gambar 2 hal 12)
Respon spektra percepatan 1 detik di batuan dasar (S1)
S1 = 0,5 g (Gambar 3 hal 13)
b. Menentukan faktor situs
Fakor amplifikasi untuk PGA dan periode 0,2 detik
FPGA = 1,0 (Tabel 3 hal 16)
Fa = 1,0 (Tabel 3 hal 16)
Fakor amplifikasi untuk periode 1 detik
Fv = 1,5 (Tabel 4 hal 16)
c. Gempa statik ekivalen
As = FPGA x PGA = 1,0 x 0,5 = 0,5 g
SDS = Fa x Ss = 1,0 x 1,5 = 1,5 g
SD1 = Fv x S1 = 1,5 x 0,5 = 0,75 g
Waktu getar alami struktur (T)
Ts = SD1/ SDS = 0,75 / 1,5 = 0,5 s
T0 = 0,2 Ts = 0,2 x 0,5 = 0,1 s
Periode alami dari SAP 2000 (T) = 0,42 s (To ≤ T ≤ Ts)
Ketentuan:
Jika T < To , maka Csm = (SDS – As) (T/To) + As
Jika To ≤ T ≤ Ts, maka Csm = SDS
Jika T > TS, maka Csm = SD1/T
Koefisien respon gempa elastik (Csm)
Karena To = 0,1 s ≤ T = 0,35 s ≤ Ts = 0,5 s, maka:
Csm = SDs = 1,5
Berat struktur (Wt)
Wt = 2411,5 kN
Faktor modifikasi respon (R)
R = 1,5 (Tabel 6 hal 19)
Beban gempa statik ekivalen pada sruktur (EQ)
EQ = (Csm/R) Wt
= (1,5/1,5) 2411,5 = 2411,5 kN
C. Kombinasi Pembebanan
Kombinasi beban adalah penjumlahan jenis beban kerja yang diperkirakan dapat berkerja
bersamaan dengan jenis beban lain dalam waktu yang sama. Kombinasi beban yang digunakan untuk
analisis struktur Jembatan adalah seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Kombinasi Beban
No Kombinasi Beban Keterangan
1 1,4DL Beban mati berat sendiri (DL)
2 1,2DL + 1,6LL Beban mati berat sendiri(DL) + Beban
hidup (LL)
3 1,2DL + 1LL + 1EQX + 0,3EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah
sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah
sumbu-y (EQY)
4 1,2DL + 1LL + 1EQX – 0,3EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah
sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah
sumbu-y (EQY)
5 1,2DL + 1LL – 1EQX + 0,3EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah
sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah
sumbu-y (EQY)
6 1,2DL + 1LL – 1EQX – 0,3EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah
sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah
sumbu-y (EQY)
7 1,2DL + 1LL + 0,3EQX + 1EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah
sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah
sumbu-y (EQY)
8 1,2DL + 1LL + 0,3EQX - 1EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah
sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah
sumbu-y (EQY)
9 1,2DL + 1LL – 0,3EQX + 1EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah
sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah
sumbu-y (EQY)
10 1,2DL + 1LL – 0,3EQX - 1EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah
sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah
sumbu-y (EQY)
11 1,2DL + 1LL + 1,6WL Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban angin (WL)
12 1,2DL + 1LL – 1,6WL Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) – Beban angin (WL)

More Related Content

What's hot

perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
pratamadika3
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
wildan grenadi
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautJunaida Wally
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaperkasa45
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
Nurul Angreliany
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
ironsand2009
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
noussevarenna
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Afret Nobel
 
1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan
eidhy setiawan eidhy Edy
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
Gunawan Sulistyo
 
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
algifakhri bagus maulana
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
Yusrizal Mahendra
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
Iqbal Pratama
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
Aristo Amir
 
Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
Christian indrajaya, ST, MT
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
Leticia Freidac
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Harry Calbara
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
WSKT
 

What's hot (20)

perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhana
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
 
1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000
 
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
 

Similar to Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)

Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwall
tanchul
 
54678070 sarjito-bridge
54678070 sarjito-bridge54678070 sarjito-bridge
54678070 sarjito-bridge
raka suryawardana
 
Voided slab
Voided slabVoided slab
Voided slab
Sulli Hwang
 
Bab iii perencanaan kuda
Bab iii perencanaan kudaBab iii perencanaan kuda
Bab iii perencanaan kuda
tovan juniantara
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptx
GentaPermata2
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
Sari Baiti Syamsul
 
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girderPerhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
janahsiti
 
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
GentaPermata2
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
Cut Nawalul Azka
 
Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasi
alpian nur
 
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Debora Elluisa Manurung
 
Konstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan trussKonstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan truss
Mughny Halim
 
25. perhitungan struktur underpass
25. perhitungan struktur underpass25. perhitungan struktur underpass
25. perhitungan struktur underpass
Rasinanda
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
darmadi ir,mm
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
Joko Tole
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
dodi rahmawan
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
DitaLestari18
 
01.desain stvg
01.desain stvg01.desain stvg
01.desain stvg
Firmansyah Kusasi
 
sway column.pdf
sway column.pdfsway column.pdf
sway column.pdf
FIONICITRAEFFENDI
 
Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
fahrulazis5
 

Similar to Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) (20)

Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwall
 
54678070 sarjito-bridge
54678070 sarjito-bridge54678070 sarjito-bridge
54678070 sarjito-bridge
 
Voided slab
Voided slabVoided slab
Voided slab
 
Bab iii perencanaan kuda
Bab iii perencanaan kudaBab iii perencanaan kuda
Bab iii perencanaan kuda
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptx
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girderPerhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
 
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
 
Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasi
 
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
 
Konstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan trussKonstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan truss
 
25. perhitungan struktur underpass
25. perhitungan struktur underpass25. perhitungan struktur underpass
25. perhitungan struktur underpass
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
 
01.desain stvg
01.desain stvg01.desain stvg
01.desain stvg
 
sway column.pdf
sway column.pdfsway column.pdf
sway column.pdf
 
Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
 

More from NitaMewaKameliaSiman

Kesimpulan print
Kesimpulan printKesimpulan print
Kesimpulan print
NitaMewaKameliaSiman
 
Kupdf.net buku alat-berat
Kupdf.net buku alat-beratKupdf.net buku alat-berat
Kupdf.net buku alat-berat
NitaMewaKameliaSiman
 
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
 Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
NitaMewaKameliaSiman
 
Konstruksi jalan raya
Konstruksi jalan rayaKonstruksi jalan raya
Konstruksi jalan raya
NitaMewaKameliaSiman
 
Kp 1994 tahun 2018
Kp 1994 tahun 2018Kp 1994 tahun 2018
Kp 1994 tahun 2018
NitaMewaKameliaSiman
 
Step baut
Step bautStep baut
Analisis ukuran butir fix
Analisis ukuran butir fixAnalisis ukuran butir fix
Analisis ukuran butir fix
NitaMewaKameliaSiman
 
186024212 tabel-baja-lengkap
186024212 tabel-baja-lengkap186024212 tabel-baja-lengkap
186024212 tabel-baja-lengkap
NitaMewaKameliaSiman
 
186024212 tabel-baja-lengkap
186024212 tabel-baja-lengkap186024212 tabel-baja-lengkap
186024212 tabel-baja-lengkap
NitaMewaKameliaSiman
 

More from NitaMewaKameliaSiman (9)

Kesimpulan print
Kesimpulan printKesimpulan print
Kesimpulan print
 
Kupdf.net buku alat-berat
Kupdf.net buku alat-beratKupdf.net buku alat-berat
Kupdf.net buku alat-berat
 
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
 Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
 
Konstruksi jalan raya
Konstruksi jalan rayaKonstruksi jalan raya
Konstruksi jalan raya
 
Kp 1994 tahun 2018
Kp 1994 tahun 2018Kp 1994 tahun 2018
Kp 1994 tahun 2018
 
Step baut
Step bautStep baut
Step baut
 
Analisis ukuran butir fix
Analisis ukuran butir fixAnalisis ukuran butir fix
Analisis ukuran butir fix
 
186024212 tabel-baja-lengkap
186024212 tabel-baja-lengkap186024212 tabel-baja-lengkap
186024212 tabel-baja-lengkap
 
186024212 tabel-baja-lengkap
186024212 tabel-baja-lengkap186024212 tabel-baja-lengkap
186024212 tabel-baja-lengkap
 

Recently uploaded

COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
AzrilAld
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
muhhaekalsn
 

Recently uploaded (10)

COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
 

Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4. A. DATA UMUM JEMBATAN 1. Data geometri jembatan a. Jenis jembatan : Rangka baja (Warren Truss) b. Lebar jembatan : 8 m c. Lebar lantai jembatan : 6 m d. Lebar lantai trotoar : 1 m (kiri dan Kanan) e. Lebar segmen : 5 m f. Tinggi Segmen : 7 m g. Tebal plat lantai : 0,2 m 2. Data Profil Baja a. Mutu Baja : BJ 55 (fu = 550 MPa dan fy = 410 MPa) b. Gelagar Melintang : profil IWF 700.300.13.24 c. Batang Diagonal (web) : profil IWF 400.400.13.21 d. Gelagar memanjang : profil IWF 400.400.13.21 e. Gelagar memanjang tegah : profil IWF 300.300.10.15 f. Bracing Atas : profil IWF 300.300.10.15 g. Ikatan angin : profil L 200.200.20 Tabel 1. Penampang profil baja IWF 800.300.14.26 H = 700 mm B = 300 mm t1 = 14 mm t2 = 26 mm r = 28 mm A = 235,5 cm2 Ix = 201000 cm4 Iy = 10800 cm4 Zx = 5760 cm3 Tabel 2. Penampang profil baja IWF 400.400.13.21 H = 400 mm B = 400 mm t1 = 13 mm t2 = 21 mm r = 22 mm A = 218,7 cm2 Ix = 66600 cm4 Iy = 22400 cm4 Zx = 3330 cm3
  • 5. Tabel 3. Penampang profil baja IWF 300.300.10.15 H = 300 mm B = 300 mm t1 = 10 mm t2 = 15 mm r = 18 mm A = 119,8 cm2 Ix = 20400 cm4 Iy = 6750 cm4 Zx = 1360 cm3 Zy = 450 cm3 Tabel 4. Penampang profil baja L 130.130.9.9 H = 200 mm B = 200 mm t1 = 20 mm t2 = 20 mm A = 76 cm2 Ix = 2820 cm4 Iy = 2820 cm4 B. PEMBEBANAN Perhitungan pembebanan berdasarkan SNI 1725 : 2016 “Pembebanan Untuk Jembatan”, sedangkan untuk beban gempa berdasarkan SNI 2833 : 2016 “Perencanaan Jembatan Terhadap Beban Gempa”. 1. Beban Mati Tambahan (DL) Beban mati adalah beban yang terdiri dari berat masing – masing bagian struktural dan elemen– elemen non-strukturalnya. Beban mati yang berasal dari bagian jembatan yang sifatnya tetap disebut beban mati berat sendiri, sedangkan beban mati yang berasal dari bagian jembatan yang sifatnya bisa dihilangkan atau sementara disebut beban mati tambahan. Pada program SAP2000, berat sendiri struktur sudah diperhitungkan secara otomatis, sehingga tidak perlu melakukan input beban ke SAP. Beban mati tambahan, nilainya ditentukan tergantung dari jenis material yang digunakan dan nilai beban mati tambahan harus diinput secara manual ke dalam program SAP2000. Perhitungan beban mati tambahan jembatan dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini:
  • 6. Tabel 6. Perhitungan Beban Mati Tambahan No Jenis Beban Mati Tambahan Tebal (m) Bj (kN/m3) W (kN/m2) 1 Lap. Aspal & overlay 0,05 22 1,10 2 Railing, light, dll 0,1 0,10 3 Air Hujan 0,05 10 0,50 Q DL pada lantai jembatan 1,70 2. Beban Hidup (LL) Beban hidup adalah semua berat benda yang melintas pada jembatan, yaitu berat kendaraan Trailer yang melewati jembatan dan juga berat pejalan kaki yang melewati jembatan. a. Beban Lajur (D) Beban kendaraan yang berupa beban lajur (D) terdiri dari beban terbagi rata (Uniformly Distributed Load) UDL dan beban garis (Knife Edge Load) KEL seperti pada Gambar 1. UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya bergantung pada panjang bentang L yang dibebani lalu-lintas seperti Gambar 2 atau dinyatakan dengan rumus: q = 9,0 kPa untuk L ≤ 30 m q = 9,0 (0,5 + 15/L) kPa untuk L > 30 m Gambar 1. Beban lajur D L = 40 m ; maka q = 9,0 (0,5 + 15/40) = 7,88 kN/m KEL mempunyai intensitas p = 49,0 kN/m Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut: DLA = 0,4 untuk L ≤ 50 m DLA = 0,4 – 0,0025 (L – 50) untuk 50 m < L < 90 m DLA = 0,3 untuk L  90 m Jarak antar gelagar (s) = 1,5 m L = 40 m ; maka DLA = 0,4 Q TD = q . s = 7,88 x 1,5 = 11,82 kN/m P TD = (1 + DLA) p . s = (1 + 0,4) 49 x 1,5 = 102,9 kN
  • 7. Gambar 2. Distribusi beban lajur pada gelagar jembatan b. Beban Kendaraan Beban hidup yang diperhitungkan adalah beban pejalan kaki dan beban bergerak (kendaraan). Beban kendaraan yang diperhitungkan adalah truk Sesuai SNI 1725-2016 pasal 8.4.1 seperti ditunjukan pada gambar 3. Gambar 3. Distribusi Beban Kendaraan Rencana c. Gaya Rem Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan: H TB = 250 untuk L ≤ 80 m H TB = 250 + 2,5 (L – 80) untuk 80 m < L < 180 m H TB = 500 untuk L  180 m Gambar 4. Distribusi gaya rem
  • 8. Panjang gelagar (L) = 40 m Gaya rem (H TB) = 250 kN Jumlah gelagar (n) = 7 buah Jarak gelagar (s) = 1,5 m Gaya rem = H TB/n = 250/7 = 35,71 kN Jumlah joint pada gelagar = 9 joint Maka gaya rem yang bekerja pada joint gelagar = 35,71/9 = 3,97 kN d. Beban Hidup Pejalan Kaki Semua komponen trotoar yang lebih dari 600 mm harus direncanakan untuk memikul beban pejalan kaki dengan intensitas 5 kPa dan dianggap bekerja secara bersamaan dengan beban kendaraan pada masing – masing lajur kendaraan. Jika trotoar dapat dinaiki maka beban pejalan kaki tidak perlu dianggap bekerja secara bersamaan dengan beban kendaraan.Trotoar pada jembatan jalan raya direncanakan mampu memikul beban sebagai berikut: A = luas bidang trotoar yang dibebani pejalan kaki (m²). Beban hidup merata pada trotoar: Untuk A ≤ 10 m² q = 5 kPa Untuk 10 m2 < A ≤ 100 m2 q = 5 – 0,033 x (A - 10) kPa Untuk A > 100 m2 q = 2 kPa Panjang bentang, L = 40 m Lebar trotoar, bt = 1 m Luas bidang trotoar, A = bt x L = 1 x 40 = 40 m² Beban pada trotoar, Qp = 5 – 0,033 x (A - 10 ) = 5 – 0,033 x (40 - 10) = 4 kN/m2 3. Beban Angin (EW) Tekanan angin yang diasumsikan disebabkan oleh angin rencana dengan kecepatan dasar (VB) sebesar 90 hingga 126 km/jam. Beban angin harus diasumsikan terdistribusi secara merata pada permukaan yang terekspos oleh angin. Luas area yang diperhitungkan adalah luas area dari semua komponen, termasuk sistem lantai dan railing yang diambil tegak lurus terhadap arah angin. Arah ini harus divariasikan untuk mendapatkan pengaruh yang paling berbahaya terhadap struktur jembatan atau komponen-komponennya. (Sumber : SNI 1725-2016 Pasal 9.6 Hal 55). Perencana dapat menggunakan kecepatan rencana dasar yang berbeda untuk kombinasi pembebanan yang tidak melibatkan kondisi beban angin yang bekerja pada kendaraan. Arah angin rencana harus diasumsikan horizontal. Tekanan angin rencana dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
  • 9. 𝑃𝐷 = 𝑃𝐵 ( 𝑉 𝐷𝑍 𝑉 𝐵 ) 2 Dengan, PB = tekanan angin dasar Tabel 7. Tekanan angin dasar Komponen bangunan atas Angin tekan (MPa) Angin hisap (MPa) Rangka, kolom, dan pelengkung 0,0024 0,0012 Balok 0,0024 N/A Permukaan datar 0,0019 N/A Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4,4 kN/m pada bidang tekan dan 2,2 kN/mm pada bidang hisap pada struktur rangka dan pelengkung, serta tidak kurang dari 4,4 kN/mm pada balok atau gelagar. a. Tekanan angin horizontal (VDZ) VDZ = 2,5 VO ( V10 VB ) ln ( Z ZO ) Vo = 13,2 km/jam (Tabel 28 hal 56) Zo = 70 mm (Tabel 28 hal 56) VDZ = 2,5 𝑥 13,2 ( 90 90 ) ln ( 10000 70 ) = 163,74 km/jam b. Beban angin (EWs) 1) Angin Tekan PD = PB ( VDZ VB ) 2 = 0,0024 ( 163,74 90 ) 2 = 0,008 kN/mm = 8 kN/m > 4,4 kN/m 2) Angin Hisap PD = PB ( VDZ VB ) 2 = 0,0012 ( 163,74 90 ) 2 = 0,004 kN/mm = 4 kN/m > 2,2 kN/m Hasil perhitungan tekanan angin rencana kurang dari 4,4 kN/m, maka beban angin yang digunakan adalah sebesar 4,4 kN/m pada bidang tekan, dan 2,2 kN/mm pada bidang hisap. c. Beban angin perjoit rangka jembatan 1) Beban angin tekan Beban angin tekan = EWs tekan . L = 8 kN/m x 40 m = 320 kN Jumlah joint rangka (n) = 17 joint Beban angin tekan perjoint rangka = 320 kN / 17 = 18,82 kN
  • 10. 2) Beban angin hisap Beban angin hisab = EWs hisap . L = 4 kN/m x 40 m = 160 kN Jumlah joint rangka (n) = 17 joint Beban angin hisap perjoint rangka = 160 kN / 17 = 9,41 kN 4. Beban Gempa (EQ) Jembatan harus direncanakan agar memiliki kemungkinan kecil rintuh namun dapat mengalami kerusakan yang signifikan dan gangguan terhadap pelayanan akibat gempa dengan kemungkinan terlampaui 7% dalam 75 tahun. Beban gempa diambil sebagai gaya horizontal yang ditentukan berdasarkan perkalian antara koefisien respon elastik (Csm) dengan berat struktur ekivalen yang kemudian dimodofikasi dengan faktor respon (R) dengan formulasi sebagai berikut: Eq = (Csm / R) x Wt Dimana: Eq : Gaya gempa horizontal statis (kN) Csm : Koefisien respons gempa elastik pada moda getar ke-m R : Faktor modifikasi respons Wt : Berat total struktur (kN) Perhitungan gempa menggunakan SNI 2833-2016 tetang perancangan jembatan terhadap beban gempa dengan peta gempa 2010. Perhitungan gempa secara statik ekivalen. Lokasi = Yogyakarta Jenis Tanah = Tanah Sedang (SD) a. Menentukan parameter percepatan gempa Percepatan puncak di batuan dasar (PGA) PGA = 0,5 g (Gambar 1 hal 11) Respon spektra percepatan 0,2 detik di batuan dasar (Ss) Ss = 1,5 g (Gambar 2 hal 12) Respon spektra percepatan 1 detik di batuan dasar (S1) S1 = 0,5 g (Gambar 3 hal 13) b. Menentukan faktor situs Fakor amplifikasi untuk PGA dan periode 0,2 detik FPGA = 1,0 (Tabel 3 hal 16) Fa = 1,0 (Tabel 3 hal 16) Fakor amplifikasi untuk periode 1 detik Fv = 1,5 (Tabel 4 hal 16)
  • 11. c. Gempa statik ekivalen As = FPGA x PGA = 1,0 x 0,5 = 0,5 g SDS = Fa x Ss = 1,0 x 1,5 = 1,5 g SD1 = Fv x S1 = 1,5 x 0,5 = 0,75 g Waktu getar alami struktur (T) Ts = SD1/ SDS = 0,75 / 1,5 = 0,5 s T0 = 0,2 Ts = 0,2 x 0,5 = 0,1 s Periode alami dari SAP 2000 (T) = 0,42 s (To ≤ T ≤ Ts) Ketentuan: Jika T < To , maka Csm = (SDS – As) (T/To) + As Jika To ≤ T ≤ Ts, maka Csm = SDS Jika T > TS, maka Csm = SD1/T Koefisien respon gempa elastik (Csm) Karena To = 0,1 s ≤ T = 0,35 s ≤ Ts = 0,5 s, maka: Csm = SDs = 1,5 Berat struktur (Wt) Wt = 2411,5 kN Faktor modifikasi respon (R) R = 1,5 (Tabel 6 hal 19) Beban gempa statik ekivalen pada sruktur (EQ) EQ = (Csm/R) Wt = (1,5/1,5) 2411,5 = 2411,5 kN C. Kombinasi Pembebanan Kombinasi beban adalah penjumlahan jenis beban kerja yang diperkirakan dapat berkerja bersamaan dengan jenis beban lain dalam waktu yang sama. Kombinasi beban yang digunakan untuk analisis struktur Jembatan adalah seperti pada Tabel 8. Tabel 8. Kombinasi Beban No Kombinasi Beban Keterangan 1 1,4DL Beban mati berat sendiri (DL) 2 1,2DL + 1,6LL Beban mati berat sendiri(DL) + Beban hidup (LL) 3 1,2DL + 1LL + 1EQX + 0,3EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
  • 12. Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah sumbu-y (EQY) 4 1,2DL + 1LL + 1EQX – 0,3EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah sumbu-y (EQY) 5 1,2DL + 1LL – 1EQX + 0,3EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah sumbu-y (EQY) 6 1,2DL + 1LL – 1EQX – 0,3EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah sumbu-y (EQY) 7 1,2DL + 1LL + 0,3EQX + 1EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah sumbu-y (EQY) 8 1,2DL + 1LL + 0,3EQX - 1EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah sumbu-y (EQY) 9 1,2DL + 1LL – 0,3EQX + 1EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah sumbu-y (EQY) 10 1,2DL + 1LL – 0,3EQX - 1EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) + Beban gempa arah sumbu-y (EQY) 11 1,2DL + 1LL + 1,6WL Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup (LL) + Beban angin (WL) 12 1,2DL + 1LL – 1,6WL Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup (LL) – Beban angin (WL)