berdasarkan pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan proyek konstruksi dalam bidang teknik jalan, pemeliharaan jalan, struktur badan jalan, dan lapisan muka jalan. adapun lampiran-lampiran dalam presntasi ini adalah berupa gambar kerja, peta tofografi, dan photo-photo saat pelaksanaan pekerjaan pembangunan badan jalan. presentasi ini adalah diperuntukkan sebagai contoh dalam pembuatan presntasi dengan sertifikasi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 (tujuh). subtansi yang dibahas adalah bagaimana cara menyusun project overview/ Project Charter, Survey Pendahuluan (Reconnaissance Survey), data primer dan data sekunder, RAB (RENCANA ANGGARAN BIAYA) SCHEDULE PEKERJAAN, GAMBAR KERJA DAN METODE KERJA, SERTA STRUKTUR BAWAH DAN ATAS JALAN. kemudian sarana prasarana bangunan pelengkap jalan. pre construction meeting (PCM) , pelaksanaan K3, laporan-laporan pelaksanaan kegiatan. Terkait status lahan yang menjadi trase jalan ada sebagian yang dimiliki perusahaan kelapa sawit. Dalam pelaksanaan pekerjaan, status lahan harus dipastikan sudah tidak bermasalah dengan pihak mana pun sehingga pekerjaan dapat berlangsung sesuai dengan time schedule yang dibuat oleh kontaktor pelaksana.

1. UJI KOMPETENSI
FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /
KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA
Skema Sertifikasi : Ahli Muda Teknik Jalan
Kualifikasi : Ahli Jenjang 7
Nama Asesi : Mohamad Asfiansyah
NIK Asesi : 6473021704830003
Tgl. Asesmen : 04 Agustus 2023
TUK : P3SM Kalimantan Utara
Nama Asesor : Ir. Boedi Hartono, ST, IPM
Wahyu Alfiadi, ST

2. REKONTRUKSI JALAN MASJID (TRANS KUJAU SP 2)
Project Overview/Project Charter
• Paket Kegiatan Pengawasan Rekonstruksi Jalan Masjid (Transmigrasi Kujau SP
2) ini merupakan lingkup kegiatan pada program Pengembangan Wilayah
Strategis dan Cepat Tumbuh pada Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tana Tidung Bidang Bina
Marga.
Survei Pendahuluan
(Reconnaissance Survey)
meliputi:
Melakukan persiapan survei;
Melakukan survei lapangan;
Melakukan pemrosesan data hasil
survei;

3. REKONTRUKSI JALAN MASJID (TRANS KUJAU SP 2)
Data Sekunder
Data Sekunder adalah
data yang akan diperoleh
dengan cara meminta dan
mengumpulkan data dari
Instansi – Instansi resmi yang
terkait. Dalam hal ini, Dinas
Pekerjaan Umum Penataan
Ruang Perumahan Dan
Kawasan Permukiman Bidang
Bina.
Data Primer
Data primer merupakan data yang
diperoleh langsung dari lokasi
pekerjaan adalah ruas Jalan Masjid
(Trans Kujau SP 2). Data – data
tersebut didapatkan dengan
melakukan survei dan pengawasan
langsung di lokasi agar tidak
menyebabkan terjadinya perbedaan
data pekerjaan.
Data Primer dan Sekunder

4. Rencana Anggaran Biaya ( R A B )

5. Skedul Pekerjaan

6. GAMBAR KERJA REKONTRUKSI JALAN MASJID (TRANS KUJAU SP 2)
Gambar Lay Out & Long Section
0 15 30 45 60
1
5
1 : 600
LEGENDA :
KODE LEMBAR
No. Lembar
Jumlah Lembar
- SKALA
Tanggal :
SHOP DRAWING
PUNJUL SIDI WALUYO ST
HARIADI, ST
MUHAMAD HASBI, ST
KONSULTAN
SUPERVISI
PEJABAT PELAKSANA
TEKNIS KEGIATAN
DIGAMBAR
R E V I S I
CATATAN :
NO. TGL.
KONSULTAN :
KONTRAKTOR :
Gambar Cross Section

7. REKONTRUKSI JALAN MASJID (TRANS KUJAU SP 2)
Metode Kerja :
a. Pembersihan lokasi:
lahan existing untuk pekerjaan jalan masih tanah asli,maka perlu di bersihkan dari rumput-rumput juga matrial yang
menggannggu lainnya.
b. Timbunan:
Matrial yang digunankan untuk tanah timbunan menggunakan timbunan tanah biasa
c. Pemadatan:
tanah timbunan yang baru di hamparkan segera di padatkan dengan alat pemadat (Tundem roller),atau yang
lainnya.selanjutnya di adakan uji tes CBR kepadatannya (60-70 %)
d. Agregat B:
Material fondasi Bawah ( Sub base ) dan di padatkan dan selanjutnya di di lakukan test CBR yang antara angka (70 %-
80%)
e. Agregat A :
Material fondasi atas (base Cuose) dan di padatkan sampai memenuhi angka test cbr (80%-100%)
f. Lapis Resap pengikat (Prime coat)
g. Laston (aspal AC-Base)
h. Uji ketebalan Aspal dengan cara di core
Struktur bawah dan atas jalan

8. REKONTRUKSI JALAN MASJID (TRANS KUJAU SP 2)
Bangunan pelengkap jalan adalah
suatu bangunan atau bagian dari
suatu struktur jalan yang akan
memberikan rasa kenyamanan
dan keamanan bagi para
pengguna jalan.
Jenis-jenis bangunan pelengkap jalan:
• rambu jalan,
• patok pengarah,
• patok kilometer,
• marka jalan,
• gorong-gorong,
• saluran
• tembok penahan tanah serta jembatan sederhana dengan
bentang kurang dari 6 meter.
Bangunan Pelengkap
Jalan

9. REKONTRUKSI JALAN MASJID (TRANS KUJAU SP 2)
Menerapkan
Pelaksanaan K3
dilingkungan kerja
(Proyek)
Pelaksanaan K3
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Mingguan
3. Laporan Bulan
4. Laporan Akhir
5. Foto Dokumentasi,
6. Back Up Data
Pre Construction Meeting (PCM)
PCM (Pre Construction Meeting) atau Rapat
pra konstruksi atau rapat persiapan
pelaksanaan adalah rapat yang membahas
keseluruhan pelaksanaan pekerjaan
termasuk menyatukan pengertian terhadap
seluruh isi Dokumen Kontrak dan membuat
kesepakatan atas hal-hal yang belum
terdapat dalam dokumen kontrak
Laporan – laporan
Pelaksanaan Kegiatan

10. FOTO DOKUMENTASI REKONTRUKSI JALAN MASJID (TRANS KUJAU SP 2)
Kondisi 0 %
Penghamparan
Agregat
Saluran
Pengaspalan

11. FOTO DOKUMENTASI REKONTRUKSI JALAN MASJID (TRANS KUJAU SP 2)
Pemadatan Aspal Kondisi 100 %
Sand cone dan Test Pit
untuk memeriksa Quantity dan
Quality. Hal-hal yang dilakukan
pemeriksaan meliputi :
Tebal,lebar dan Panjang penanganan.
“Pengecekan dilapangan dilakukan
untuk mengetahui Mutu Pekerjaan

12. FOTO DOKUMENTASI REKONTRUKSI JALAN MASJID (TRANS KUJAU SP 2)
Mengukur Suhu Aspal
Suhu merupakan salah satu faktor yang paling
berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan aspal. Salah satu
dampak yang terjadi apabila suhu tidak sesuai dengan
spesifikasi saat penghamparan adalah ikatan antar agregat
dengan aspal tidak akan maksimal sehingga bisa
mengakibatkan aspal cepat rusak.
Core Drilling
metode yang ideal untuk mengambil sampel
inti (core sampling) dari proses pengaspalan
jalan yang telah selesai

13. • Permasalahan:
Terkait status lahan yang menjadi trase jalan ada sebagian yang dimiliki
perusahaan kelapa sawit.
• Penyelesaiaanya:
Konsultan Pengawas melakukan pendampingan bersama dengan Dinas
terkait dan kontraktor pelaksana melakukan sosialisasi ke pihak perusahaan
untuk menyelesaikan permasalahan sengketa lahan tersebut.
• Kesimpulan :
Dalam pelaksanaan pekerjaan, status lahan harus dipastikan sudah tidak
bermasalah dengan pihak mana pun sehingga pekerjaan dapat berlangsung
sesuai dengan time schedule yang dibuat oleh kontaktor pelaksana.