SlideShare a Scribd company logo
1 of 85
MEKANIKA TEKNIK II
1. MEKANIKA BAHAN
2. ANALISIS STRUKTUR RANGKA STATIS
TERTENTU
MEKANIKA BAHAN
• Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu manganalisis
tegangan, regangan, dan deformasi pada
suatu elemen struktur
Cakupan materi:
• Pengantar mata kuliah Mekanika Bahan
• Tegangan dan Regangan Normal
• Diagram Tegangan- Regangan
• Elastisitas Linear, Hukum Hooke, dan Rasio Poisson
• Tegangan dan Regangan Geser
• Hubungan Tegangan-Regangan, Modulus Geser dan
Poissons Ratio
• Perubahan Panjang Batang Akibat Beban Aksial
• Analisis Penampang:
– Luas
– Titik berat
– Momen Inersia
– Teorema Sumbu Sejajar
Why Mechanics of Material?
• Suatu struktur, apapun bentuknya (jembatan,
gedung, menara, dll), jika dikenai beban maka
struktur tersebut akan mengalami tegangan
dan deformasi (regangan dan perpindahan).
Untuk dapat mengetahui kedua besaran
tersebut maka perlu penguasaan tentang
materi Mekanika Bahan
Beberapa istilah dalam Mekanika Bahan :
• Tegangan
• Regangan
• Deformasi
perubahan panjang jika dibebani
Tegangan adalah besaran gaya
per satuan luas yang dialami
material pembentuk struktur
akibat beban-beban yang
bekerja
besaran yang menunjukkan sejauh
mana bangunan akan melentur atau
mengalami displacement akibat
beban yang bekerja
Modelisasi Struktur Bangunan
• Analisa mekanik dilakukan berdasar pada model
matematik dari suatu struktur, bukan pada struktur
yang sesunggguhnya.
Sebagai penyederhanaan perlu diambil beberapa
asumsi, misalnya:
– Penampang yang semula rata akan tetap rata sesudah
struktur dikenakan beban
– Perletakan diasumsikan terjadi pada satu titik
• Hasil analisis dari suatu model matematik akan
mengandung kekurangan atau kesalahan, sehingga
perlu adanya faktor keamanan struktur (Safety
Factor=SF) sebagai kompensasi dari kesalahan
tersebut.
Penyederhanaan pola beban
• Semua gaya yang bekerja pada struktur
yang sesungguhnya sebenarnya adalah
berupa beban merata. Namun untuk
penyederhanaan beban tersebut
diasumsikan sebagai beban titik
Contoh :
• Roda kendaraan di
jembatan
• Telapak kaki manusia di
lantai bangunan
Ketentuan tanda positif (+) dan Negatif (-)
Gaya adalah besaran vektor sehingga selalu dikaitkan
dengan arah.
Ketentuan tanda :
• Untuk tegangan normal :
P
P P
P
(-) berarti tekan
(+) berarti tarik
(+) (-)
NFD
(Normal Force Diagram)
• Untuk tegangan geser :
(-) untuk arah menuju tumpuan
(+)
P
R = P
SFD
(SHEAR FORCE DIAGRAM)
(+) untuk arah keluar dari tumpuan
(Q)
P
R=P/2 + 3/4Q R=P/2 + 1/4Q
½ L
½ L
(+)
(-)
Untuk Putaran Sudut
(+) Putaran sudut kelengkungan berlawanan
dengan putaran jarum jam
(-) Putaran sudut kelengkungan searah
dengan putaran jarum jam
+
-
TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL
P
P
Batang Prismatis yang mengalami beban aksial tarik
P
P
m
n
Potongan Melintang
P
P
Tegangan Normal
A
Luas Penampang
A
p


Tegangan Normal =
L
P
P
L+δ
L

 
Batang Prismatis sebelum dan sesudah dibebani
Regangan Normal =
• Jika batang tersebut mengalami tarik, maka
regangannya disebut regangan tarik, yang
menunjukkan perpanjangan bahan.
Sedangkan jika batang mengalami tekan,
maka regangannya disebut regangan tekan
dan batang tersebut memendek.
• Diketahui: P = 50 kN = 50000 N
d = 30 cm
L = 150 cm
 = 0,5 mm = 0, 05 cm
• Luas penampang kolom (A) =
A = ¼ π d2
= ¼ x π x 302
= 706,858 cm2 = 70685,8 mm2
• Sehingga tegangan tekan tiang adalah:
σ = - P/A = 50000 / 706,858 = 70,736 N/cm2
atau
σ = - P/A = 50000 / 70685,8 =
0,70736N/mm2 = 0,70736 MPa
• Regangan tekan tiang adalah:
 =  / L = 0,05 cm / 150 cm = 3,33 x 10-4
50
KN
150
cm
Latihan
• Diketahui:
 = 1 mm = 0, 1 cm
• Berapa Tegangan dan Regangan
yang terjadi?
100 KN
200
cm
D1 = 30 cm
D2 = 20 cm
DIAGRAM TEGANGAN – REGANGAN
• Diagram tegangan-regangan : diagram yang
menggambarkan hubungan antara regangan
dan tegangan yang terjadi akibat pembebanan
yang dialami oleh suatu material
Uji tarik baja
Diagram Tegangan Regangan Baja
Fy
Daerah plastis
y p
Regangan
Tegangan Daerah elastis
B
A C
D
O
Titik A: Batas Proporsional
Titik B: Titik Luluh (Fy)
Titik D: Tegangan Ultimit (Fu)
Daerah O-A: Daerah Elastis
Sempurna
Daerah B-C: Daerah Plastis
Sempurna
Daerah C-D: Strain Hardening
Kemiringan Garis O-A : E =
Modulus Elastisitas Bahan
• Kondisi elastis: kondisi dimana bahan mempunyai
kemampuan untuk kembali ke bentuk awalnya
setelah diberikan pembebanan dan pelepasan
beban
• Kondisi plastis: kondisi dimana suatu bahan
mengalami deformasi (perubahan bentuk) ketika
diberikan beban dan setelah beban dilepaskan
bahan tidak dapat kembali ke bentuk awalnya
y = 34991x + 0.4657
0.0E+00
1.0E+01
2.0E+01
3.0E+01
4.0E+01
5.0E+01
6.0E+01
0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03 2.0E-03 2.5E-03 3.0E-03
0,5a
40%
Linear (40%)
Diagram Tegangan Regangan Beton
Modulus Elastisitas: Kemiringan kurva di daerah elastis (40% Tegangan Max)
Elastisitas Linear, Hukum Hooke,
dan Rasio Poisson
Elastisitas Linear: JIka suatu bahan berperilaku elastis dan juga
mempunyai hubungan linear antara tegangan dan regangan
Hubungan Linear (hukum Hooke) : σ = E. 
σ = Tegangan
E = Modulus Elastisitas = Modulus Young
 = Regangan
Elastic Behaviour
E





E
E = Modulus Elastisitas = Modulus Young
• Rasio Poisson (n): Rasio regangan lateral ’
terhadap regangan aksial 
P
P
P
P

’
n



n



'
'
Untuk Batang Tarik : Regangan aksial adalah positif dan regangan lateral negatif
Untuk Batang Tekan: Regangan aksial adalah negatif dan regangan lateral positif
Contoh
σ = - P/A
= 50000 / 706,858
= 70,736 N/cm2
atau
σ = - P/A
= 50000 / 70685,8
= 0,70736N/mm2
= 0,70736 MPa
 =  / L
= 0,05 cm / 150 cm
= 3,33 x 10-4
50
KN
150
cm σ = E. 
E= σ/ 
= 0,70736/(3,33 x 10-4)
= 2124,204 N/mm2
= 8.0 k
Diketahui:
Lo = 80 cm
L = 0,8 mm
d0 = 15 cm
d = -0,015 mm
Ditanyakan:
Rasio Poisson (n)?
P
P
P
P

’
Penyelesaian:
 = L / Lo
= 0,8 / 800
= 0,001
’ = d / d0
= -0,015 / 150
= -0,0001
Rasio Poisson (n) =
n= -’/ 
= 0,0001 / 0,001
= -0,1
Tegangan dan Regangan Geser
• Tegangan Geser
A
V


 = Tegangan geser rata-rata
V = Gaya Geser Total
A = Luas Penampang melintang
• Regangan Geser (g) = perubahan bentuk
dari elemen yang mengalami geser
(g)
(g)
Hukum Hooke Untuk Geser
 = G. g
 = Tegangan Geser
G = Modulus Elastisitas Geser
g  Regangan geser
Hubungan antara Modulus Elastisitas Geser dan
Modulus Elastisitas Linear :
)
1
(
2 n


E
G
G = Modulus Elastisitas Geser
E = Modulus Elastisitas Linear
n = Poisson Ratio
Contoh :
Baja struktural mempunyai sifat mekanika :
Modulus elastisitas linear = 210000 MPa
Ratio Poisson = 0,3
Berapa Modulus Geser Baja?
)
1
(
2 n


E
G
Jawab!
E = 210000 Mpa = 210000 N/mm2
n = 0,3
Mpa
G 80769
)
3
,
0
1
(
2
210000



Perubahan Panjang Batang Akibat Beban Aksial
• σ =E. 
A
p


L

 
EA
PL


Contoh:
• Diketahui: P = 50 kN = 50000 N
d = 30 cm
L = 150 cm
E = 2124,204 N/mm2
A = ¼ π d2
= 706,858 cm2
= 70685,8 mm2
Berapa perubahan panjang yang terjadi?
50
KN
150
cm
mm
EA
PL
5
,
0
8
,
70685
.
204
,
2124
1500
.
50000




Contoh
Perubahan Panjang Batang Yang Tidak
Seragam



n
i Ai
Ei
Li
Ni
1 .
.

Ni = Gaya Aksial Internal pada segmen i
Li = Panjang Segmen i
Ei = Modulus Elastisitas Sedmen i
Ai = Luas Penampang Segmen i
L1
L2
E1
E2
N1
N2
Latihan
Diketahui:
N1 = 50 KN
N2 = 75 KN
L1 = 150 cm
L2 = 200 cm
E1 = 20000 MPa
E2 = 25000 MPa
A1 = 100 cm2
A2 = 150 cm2
Hitung Defleksi total!
L1
L2
E1
E2
N1
N2
TUGAS II
Diketahui :
Luas penampang kolom 1 = 11000 mm2
Luas penampang kolom 2 = 3900 mm2
Modulus Elastisitas Bahan = 210000
MPa
Tentukan:
a. Penurunan kolom akibat beban P1
dan P2
b. Berapa beban tambahan P0 yang
dapat diletakkan di puncak kolom
(titik C) jika penurunan yg terjadi
tidak boleh lebih dari 4,0 mm?
3,75 m
B
A
P1=400 KN
P2=720 KN
C
3,75 m
1.
Diketahui:
Lua batang = 15 cm2
E = 17000 MPa
Tentukan:
a. Peralihan di ujung bebas
batang
b. Berapa P3 jika peralihan di titik
D dikehendaki setengah dari
harga semula!
50 cm 50 cm 50 cm
P1 = 30 KN P2 = 30 KN P3 = 50 KN
A B C D
2.
ANALISIS PENAMPANG
A. Posisi Titik Berat (Centroid)
B. Momen Inersia
C. Teorema Sumbu Sejajar
Titik Berat Penampang





 n
i
n
i
Ai
Ai
xi
1
1
.





 n
i
n
i
Ai
Ai
xi
1
1
.
y




 n
i
n
i
Ai
Ai
yi
y
1
1
.
z
o
Centroidal
Axis
y
n
Example:
z
o
Centroidal
Axis
200
10
20
125
120
60
(Dimensions in mm)
y mm
6
.
89

 
20
120
10
200
1
y




 
 
000
,
144
000
,
250
400
,
4
1
y 

400
,
4
000
,
344
 mm
55
.
89

m
10
6
.
89 3



  
 125
10
200    
60
20
120 

20
2
2
1,5
gne
10
20
Letak garis netral
Yne = ____________________________
20x2x1 + 1,5x20x12 + 10x2x23
20x2 + 1,5x20 + 10x2
Yne = 9,55 cm
20
20
2
2
1,5
18
1,5
Yne
A1 = 2x20x2 + 1,5x20 = 110 cm2
A2 = 18x1,5 = 27 cm2
AT = 110 + 27 = 137 cm2
Yne = = 14,51 cm
110x12 + 27x24,75
137
________________
TUGAS III
Tentukan pusat berat area berikut:
a/2 a/2
a/2
a/2
x
y
1. 2.
360 mm
30 mm
30 mm
180 mm
30 mm
30 mm
120 mm
3.
60 cm
40 cm
10 cm
10 cm
Momen Inersia

 dA
y
Ix 2

 dA
x
Iy 2
Dengan x dan y adalah koordinat elemen luas differensial A
x
y
o
x’
y’
A
Contoh:
 





2
2
2
'
d
d
x y
b
y
I 
2
d
2
d
3
3
y
b









12
bd3

y
y’
2
d
2
d
2
b
2
b
o
y
x
 





2
2
2
'
b
b
y x
d
x
I 
2
2
3
3
b
b
x
d









12
3
db

x
‘
x
2
d
2
d
2
b
2
b
o
y
x
y
y’
o
y
n
b
d  

 


d
z y
b
y
dA
y
I
0
2
2
' 
d
y
b
0
3
3







3
3
bd

Teorema Sumbu Sejajar
y
z
o
n y
Definisi:
2
z
n y
A
I
I 

Teorema sumbu sejajar
memberikan hubungan antara
momen inersia terhadap sumbu
berat dan momen inersia
terhadap sumbu lain yang sejajar
 
 

d
0
2
n y
b
'
y
I 
Contoh:
y’
y
2
d
2
d
2
b
2
b
d
0
3
3
y
b 






3
bd3

12
3
bd
Ix 

n
y
2
y
A
I
I n
x 

  
2
3
2
d
bd
3
bd








x
o
y
Example: (Dimensions in mm)
x
y
o
200
10
20
120
89.6
30.4
89.6
20
20
30.4
200
10
1
2
3
3
3
1
,
bd
Ix 
  
3
6
.
89
20
3
 4
6
mm
10
79
.
4 

3
3
2
,
bd
Ix 
  
3
4
.
30
20
3
 4
6
mm
10
19
.
0 

2
3
3
,
12
y
A
bd
Ix 

     2
3
4
.
35
10
200
12
10
200



4
6
mm
10
28
.
3 

2
y
A
I
I x
n 

• What is Ix?
35.4
Example: (Dimensions in mm)
x
y
o
200
10
20
120
89.6
30.4
89.6
20
20
30.4
200
10
35.4
1
2
3
3
,
2
,
1
, x
x
x
x I
I
I
I 


4
6
10
26
.
8 mm
Ix 

 4
6
m
10
26
.
8 


2
y
A
I
I x
n 

• What is Ix?
20
2
2
1,5
gn
10
20
Letak garis netral
Yne = ____________________________
20x2x1 + 1,5x20x12 + 10x2x23
20x2 + 1,5x20 + 10x2
Yne = 9,55 cm
_____________________________________
Ix =
20x9,553+10x14,453–18,5x7,553–8,5x12,453
3
Ix = 7742,2 cm4
gn
20
2
2
1,5
10
20
3
3
bd

Iz
9,55
20
20
2
2
1,5
18
1,5
Yne
A1 = 2x20x2 + 1,5x20 = 110 cm2
A2 = 18x1,5 = 27 cm2
AT = 110 + 27 = 137 cm2
Yne = = 14,51 cm
110x12 + 27x24,75
137
________________
Ix = (20x14,513 - 18,5x12,513 + 20x9,493
-18,5x7,49)/3 + 18x1,53/12 + 27x10,242
= 14236 cm4
20
20
2
2
1,5
18
1,5
Yne
2
z
n y
A
I
I 

TUGAS IV
• Tentukan momen inersia Ic
terhadap sumbu yang melalui
pusat berat dan sejajar dengan
sumbu x
a/2 a/2
a/2
a/2
x
y
1.
• Tentukan Posisi Titik berat (C) dan
momen inersia Ic terhadap sumbu yang
melalui pusat berat dan sejajar dengan
sumbu x, jika diketahui:
a = 60 cm c = 20 cm
b = 10 cm
2.
a/2 a/2
b b
c
b
y
x
C
Lenturan Murni Balok
Application to a Bar
Normal Force:
Fn
Fn
Shear Force:
Ft
Ft
Bending Moment:
Mt
Mt
x
x
Mxz Mxz
x




C
T
d
M M
x
y
Mxz Mxz
Balok
x (Tarik)
x (Tekan)
x=0
(i) Bending Moment, Mxz
(ii) Geometry penampang
x TIDAK SERAGAM/TIDAK SAMA
disepanjang kedalaman penampang balok
x TERGANTUNG PADA:
Tegangan yang diakibatkan oleh gaya lentur bersifat:
1  _______
M c1
Ix


C
T
Dengan c = jarak titik yang ditinjau
dari sumbu balok
“Happy” Beam is + “Sad” Beam is -
x
y
Mxz=Bending Moment
+ (POSITIVE)
Perjanjian Tanda: Qxy=Shear Force
Mxz
Mxz
Qxy Qxy
- x
+ x
Penampang Komposit
Struktur komposit: struktur yang terdiri lebih dari
satu jenis material
Contoh: struktur gabungan dari Baja-Beton,
Baja-Kayu, Kayu-Beton, dll.
Perhitungan Pusat Berat Penampang Komposit
Contoh:
150
250
10
Balok komposit, bagian atas dari
kayu dengan Ew=10000 MPa;
Bagian bawah dari baja dengan
Es=200000 MPa. Bila balok
menahan momen lentur sebesar
30KN.m, berapakah tegangan
maksimum dalam baja dan kayu?
[ mm ]
150
n=Es/Ew = 200000/10000 = 20
Cara 1:
Lebar pelat baja transformasi = 150 x 20 = 3 000 mm
Titik berat penampang transformasi =
m
mm
x
x
x
x
x
x
y
183
,
0
183
)
3000
10
(
)
250
150
(
)
255
3000
10
(
)
125
250
150
(






250
10
3000
183
gn
4
6
4
6
2
3
2
3
10
478
10
478
72
3000
10
12
10
3000
)
58
250
150
(
12
)
250
150
(
m
x
mm
x
x
x
x
x
x
x
I







In = Ix + Ay2
3000
183
gn
(183-125)=58
gn
(250-183+5)=72
150
250
10
Tegangan maksimum dalam kayu adalah :
MPa
x
x
x
I
Mc
w 5
,
11
10
478
183
10
3
max
)
( 6
7




Momen (M)=30 KNm = 30x1000x1000 = 3 x 107Nmm
Tegangan maksimum dalam baja adalah :
MPa
x
x
x
I
Mc
n
n w
s 5
,
96
10
478
77
10
3
20
max
)
( 6
7



 

n=Es/Ew = 200000/10000 = 20
Cara 2:
Lebar balok kayu transformasi = 150 / 20 = 7,5 mm
Titik berat penampang transformasi =
mm
x
x
x
x
x
x
y
77
)
10
150
(
)
250
5
,
7
(
)
5
10
150
(
)
135
250
5
,
7
(





150
250
10
7,5
77
gn
4
6
4
6
2
3
2
3
10
9
,
23
10
9
,
23
72
10
150
12
10
150
)
58
250
5
,
7
(
12
)
250
5
,
7
(
m
x
mm
x
x
x
x
x
x
x
I







In = Ix + Ay2
250
10
7,5
77
gn
7,5
gn
72
58
150
Tegangan maksimum dalam baja adalah :
MPa
x
x
x
I
Mc
s 5
,
96
10
9
,
23
77
10
3
max
)
( 6
7




Momen (M)=30 KNm = 30x1000x1000 = 3 x 107Nmm
Tegangan maksimum dalam kayu adalah :
MPa
x
x
x
I
Mc
n
n
s
w 5
,
11
10
478
183
10
3
20
1
1
max
)
( 6
7






LATIHAN
Tentukan posisi titik berat dan
besarnya momen inersia dari
penampang komposit berikut!
1500
150
500
300
Diketahui:
Lapis atas : kayu dengan E = 10000 MPa
Lapis bawah: beton dengan E = 15000 MPa
SEKIAN
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to MEKANIKA_BAHAN

Laporan Resmi Praktikum Tensile Test
Laporan Resmi Praktikum Tensile TestLaporan Resmi Praktikum Tensile Test
Laporan Resmi Praktikum Tensile TestRichoOdys
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikkaatteell
 
Chapter. Flexural Design.pdf
Chapter. Flexural Design.pdfChapter. Flexural Design.pdf
Chapter. Flexural Design.pdfJakaSembung28
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)MOSES HADUN
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptdarmadi ir,mm
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptDitaLestari18
 
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxGentaPermata2
 
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegarSoal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegarRenny Aniwarna
 
statika struktur"partikel" teknik mesin
statika struktur"partikel" teknik mesinstatika struktur"partikel" teknik mesin
statika struktur"partikel" teknik mesinRudi Wicaksana
 
kinematika-i.ppt
kinematika-i.pptkinematika-i.ppt
kinematika-i.pptSeventhE16
 
Laporan modulus puntir
Laporan modulus puntirLaporan modulus puntir
Laporan modulus puntirdedeknurhuda
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxGentaPermata2
 
Sifat mekanika zat baru by Sarah Maulina
Sifat mekanika zat  baru by Sarah MaulinaSifat mekanika zat  baru by Sarah Maulina
Sifat mekanika zat baru by Sarah MaulinaSarah Maulina
 
Slide-TSP205-Mek-Bahan-TSP-205-P9-10-11.pdf
Slide-TSP205-Mek-Bahan-TSP-205-P9-10-11.pdfSlide-TSP205-Mek-Bahan-TSP-205-P9-10-11.pdf
Slide-TSP205-Mek-Bahan-TSP-205-P9-10-11.pdfarif492169
 
Presentasi 1 menerapkan ilmu statika dan tegangan
Presentasi 1 menerapkan ilmu statika dan teganganPresentasi 1 menerapkan ilmu statika dan tegangan
Presentasi 1 menerapkan ilmu statika dan teganganMOHAMMAD YASIN, M.Pd
 
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdfTotohHanafiah1
 

Similar to MEKANIKA_BAHAN (20)

kuliah kolom panjang
kuliah kolom panjangkuliah kolom panjang
kuliah kolom panjang
 
Laporan Resmi Praktikum Tensile Test
Laporan Resmi Praktikum Tensile TestLaporan Resmi Praktikum Tensile Test
Laporan Resmi Praktikum Tensile Test
 
Teori pascatarik
Teori pascatarikTeori pascatarik
Teori pascatarik
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
 
Chapter. Flexural Design.pdf
Chapter. Flexural Design.pdfChapter. Flexural Design.pdf
Chapter. Flexural Design.pdf
 
dinamika gerak
dinamika gerakdinamika gerak
dinamika gerak
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
 
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
 
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegarSoal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
 
statika struktur"partikel" teknik mesin
statika struktur"partikel" teknik mesinstatika struktur"partikel" teknik mesin
statika struktur"partikel" teknik mesin
 
kinematika-i.ppt
kinematika-i.pptkinematika-i.ppt
kinematika-i.ppt
 
Laporan modulus puntir
Laporan modulus puntirLaporan modulus puntir
Laporan modulus puntir
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptx
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
Sifat mekanika zat baru by Sarah Maulina
Sifat mekanika zat  baru by Sarah MaulinaSifat mekanika zat  baru by Sarah Maulina
Sifat mekanika zat baru by Sarah Maulina
 
Slide-TSP205-Mek-Bahan-TSP-205-P9-10-11.pdf
Slide-TSP205-Mek-Bahan-TSP-205-P9-10-11.pdfSlide-TSP205-Mek-Bahan-TSP-205-P9-10-11.pdf
Slide-TSP205-Mek-Bahan-TSP-205-P9-10-11.pdf
 
Presentasi 1 menerapkan ilmu statika dan tegangan
Presentasi 1 menerapkan ilmu statika dan teganganPresentasi 1 menerapkan ilmu statika dan tegangan
Presentasi 1 menerapkan ilmu statika dan tegangan
 
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
 

Recently uploaded

MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 

Recently uploaded (8)

MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 

MEKANIKA_BAHAN

  • 1. MEKANIKA TEKNIK II 1. MEKANIKA BAHAN 2. ANALISIS STRUKTUR RANGKA STATIS TERTENTU
  • 2. MEKANIKA BAHAN • Standar Kompetensi: Mahasiswa mampu manganalisis tegangan, regangan, dan deformasi pada suatu elemen struktur
  • 3. Cakupan materi: • Pengantar mata kuliah Mekanika Bahan • Tegangan dan Regangan Normal • Diagram Tegangan- Regangan • Elastisitas Linear, Hukum Hooke, dan Rasio Poisson • Tegangan dan Regangan Geser • Hubungan Tegangan-Regangan, Modulus Geser dan Poissons Ratio • Perubahan Panjang Batang Akibat Beban Aksial • Analisis Penampang: – Luas – Titik berat – Momen Inersia – Teorema Sumbu Sejajar
  • 4. Why Mechanics of Material? • Suatu struktur, apapun bentuknya (jembatan, gedung, menara, dll), jika dikenai beban maka struktur tersebut akan mengalami tegangan dan deformasi (regangan dan perpindahan). Untuk dapat mengetahui kedua besaran tersebut maka perlu penguasaan tentang materi Mekanika Bahan
  • 5. Beberapa istilah dalam Mekanika Bahan : • Tegangan • Regangan • Deformasi perubahan panjang jika dibebani Tegangan adalah besaran gaya per satuan luas yang dialami material pembentuk struktur akibat beban-beban yang bekerja besaran yang menunjukkan sejauh mana bangunan akan melentur atau mengalami displacement akibat beban yang bekerja
  • 6. Modelisasi Struktur Bangunan • Analisa mekanik dilakukan berdasar pada model matematik dari suatu struktur, bukan pada struktur yang sesunggguhnya. Sebagai penyederhanaan perlu diambil beberapa asumsi, misalnya: – Penampang yang semula rata akan tetap rata sesudah struktur dikenakan beban – Perletakan diasumsikan terjadi pada satu titik • Hasil analisis dari suatu model matematik akan mengandung kekurangan atau kesalahan, sehingga perlu adanya faktor keamanan struktur (Safety Factor=SF) sebagai kompensasi dari kesalahan tersebut.
  • 7. Penyederhanaan pola beban • Semua gaya yang bekerja pada struktur yang sesungguhnya sebenarnya adalah berupa beban merata. Namun untuk penyederhanaan beban tersebut diasumsikan sebagai beban titik
  • 8. Contoh : • Roda kendaraan di jembatan • Telapak kaki manusia di lantai bangunan
  • 9. Ketentuan tanda positif (+) dan Negatif (-) Gaya adalah besaran vektor sehingga selalu dikaitkan dengan arah. Ketentuan tanda : • Untuk tegangan normal : P P P P (-) berarti tekan (+) berarti tarik (+) (-) NFD (Normal Force Diagram)
  • 10. • Untuk tegangan geser : (-) untuk arah menuju tumpuan (+) P R = P SFD (SHEAR FORCE DIAGRAM) (+) untuk arah keluar dari tumpuan (Q) P R=P/2 + 3/4Q R=P/2 + 1/4Q ½ L ½ L (+) (-)
  • 11. Untuk Putaran Sudut (+) Putaran sudut kelengkungan berlawanan dengan putaran jarum jam (-) Putaran sudut kelengkungan searah dengan putaran jarum jam + -
  • 12. TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL P P Batang Prismatis yang mengalami beban aksial tarik P P m n Potongan Melintang
  • 14. L P P L+δ L    Batang Prismatis sebelum dan sesudah dibebani Regangan Normal =
  • 15. • Jika batang tersebut mengalami tarik, maka regangannya disebut regangan tarik, yang menunjukkan perpanjangan bahan. Sedangkan jika batang mengalami tekan, maka regangannya disebut regangan tekan dan batang tersebut memendek.
  • 16. • Diketahui: P = 50 kN = 50000 N d = 30 cm L = 150 cm  = 0,5 mm = 0, 05 cm • Luas penampang kolom (A) = A = ¼ π d2 = ¼ x π x 302 = 706,858 cm2 = 70685,8 mm2 • Sehingga tegangan tekan tiang adalah: σ = - P/A = 50000 / 706,858 = 70,736 N/cm2 atau σ = - P/A = 50000 / 70685,8 = 0,70736N/mm2 = 0,70736 MPa • Regangan tekan tiang adalah:  =  / L = 0,05 cm / 150 cm = 3,33 x 10-4 50 KN 150 cm
  • 17. Latihan • Diketahui:  = 1 mm = 0, 1 cm • Berapa Tegangan dan Regangan yang terjadi? 100 KN 200 cm D1 = 30 cm D2 = 20 cm
  • 18. DIAGRAM TEGANGAN – REGANGAN • Diagram tegangan-regangan : diagram yang menggambarkan hubungan antara regangan dan tegangan yang terjadi akibat pembebanan yang dialami oleh suatu material
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28. Diagram Tegangan Regangan Baja Fy Daerah plastis y p Regangan Tegangan Daerah elastis B A C D O Titik A: Batas Proporsional Titik B: Titik Luluh (Fy) Titik D: Tegangan Ultimit (Fu) Daerah O-A: Daerah Elastis Sempurna Daerah B-C: Daerah Plastis Sempurna Daerah C-D: Strain Hardening Kemiringan Garis O-A : E = Modulus Elastisitas Bahan
  • 29. • Kondisi elastis: kondisi dimana bahan mempunyai kemampuan untuk kembali ke bentuk awalnya setelah diberikan pembebanan dan pelepasan beban • Kondisi plastis: kondisi dimana suatu bahan mengalami deformasi (perubahan bentuk) ketika diberikan beban dan setelah beban dilepaskan bahan tidak dapat kembali ke bentuk awalnya
  • 30. y = 34991x + 0.4657 0.0E+00 1.0E+01 2.0E+01 3.0E+01 4.0E+01 5.0E+01 6.0E+01 0.0E+00 5.0E-04 1.0E-03 1.5E-03 2.0E-03 2.5E-03 3.0E-03 0,5a 40% Linear (40%) Diagram Tegangan Regangan Beton Modulus Elastisitas: Kemiringan kurva di daerah elastis (40% Tegangan Max)
  • 31. Elastisitas Linear, Hukum Hooke, dan Rasio Poisson Elastisitas Linear: JIka suatu bahan berperilaku elastis dan juga mempunyai hubungan linear antara tegangan dan regangan Hubungan Linear (hukum Hooke) : σ = E.  σ = Tegangan E = Modulus Elastisitas = Modulus Young  = Regangan
  • 32.
  • 33. Elastic Behaviour E      E E = Modulus Elastisitas = Modulus Young
  • 34. • Rasio Poisson (n): Rasio regangan lateral ’ terhadap regangan aksial  P P P P  ’ n    n    ' ' Untuk Batang Tarik : Regangan aksial adalah positif dan regangan lateral negatif Untuk Batang Tekan: Regangan aksial adalah negatif dan regangan lateral positif
  • 35. Contoh σ = - P/A = 50000 / 706,858 = 70,736 N/cm2 atau σ = - P/A = 50000 / 70685,8 = 0,70736N/mm2 = 0,70736 MPa  =  / L = 0,05 cm / 150 cm = 3,33 x 10-4 50 KN 150 cm σ = E.  E= σ/  = 0,70736/(3,33 x 10-4) = 2124,204 N/mm2
  • 36.
  • 38. Diketahui: Lo = 80 cm L = 0,8 mm d0 = 15 cm d = -0,015 mm Ditanyakan: Rasio Poisson (n)? P P P P  ’ Penyelesaian:  = L / Lo = 0,8 / 800 = 0,001 ’ = d / d0 = -0,015 / 150 = -0,0001 Rasio Poisson (n) = n= -’/  = 0,0001 / 0,001 = -0,1
  • 39. Tegangan dan Regangan Geser • Tegangan Geser A V    = Tegangan geser rata-rata V = Gaya Geser Total A = Luas Penampang melintang • Regangan Geser (g) = perubahan bentuk dari elemen yang mengalami geser (g) (g)
  • 40. Hukum Hooke Untuk Geser  = G. g  = Tegangan Geser G = Modulus Elastisitas Geser g  Regangan geser
  • 41. Hubungan antara Modulus Elastisitas Geser dan Modulus Elastisitas Linear : ) 1 ( 2 n   E G G = Modulus Elastisitas Geser E = Modulus Elastisitas Linear n = Poisson Ratio
  • 42. Contoh : Baja struktural mempunyai sifat mekanika : Modulus elastisitas linear = 210000 MPa Ratio Poisson = 0,3 Berapa Modulus Geser Baja? ) 1 ( 2 n   E G Jawab! E = 210000 Mpa = 210000 N/mm2 n = 0,3 Mpa G 80769 ) 3 , 0 1 ( 2 210000   
  • 43. Perubahan Panjang Batang Akibat Beban Aksial • σ =E.  A p   L    EA PL  
  • 44. Contoh: • Diketahui: P = 50 kN = 50000 N d = 30 cm L = 150 cm E = 2124,204 N/mm2 A = ¼ π d2 = 706,858 cm2 = 70685,8 mm2 Berapa perubahan panjang yang terjadi? 50 KN 150 cm mm EA PL 5 , 0 8 , 70685 . 204 , 2124 1500 . 50000    
  • 46.
  • 47. Perubahan Panjang Batang Yang Tidak Seragam    n i Ai Ei Li Ni 1 . .  Ni = Gaya Aksial Internal pada segmen i Li = Panjang Segmen i Ei = Modulus Elastisitas Sedmen i Ai = Luas Penampang Segmen i L1 L2 E1 E2 N1 N2
  • 48. Latihan Diketahui: N1 = 50 KN N2 = 75 KN L1 = 150 cm L2 = 200 cm E1 = 20000 MPa E2 = 25000 MPa A1 = 100 cm2 A2 = 150 cm2 Hitung Defleksi total! L1 L2 E1 E2 N1 N2
  • 49. TUGAS II Diketahui : Luas penampang kolom 1 = 11000 mm2 Luas penampang kolom 2 = 3900 mm2 Modulus Elastisitas Bahan = 210000 MPa Tentukan: a. Penurunan kolom akibat beban P1 dan P2 b. Berapa beban tambahan P0 yang dapat diletakkan di puncak kolom (titik C) jika penurunan yg terjadi tidak boleh lebih dari 4,0 mm? 3,75 m B A P1=400 KN P2=720 KN C 3,75 m 1.
  • 50. Diketahui: Lua batang = 15 cm2 E = 17000 MPa Tentukan: a. Peralihan di ujung bebas batang b. Berapa P3 jika peralihan di titik D dikehendaki setengah dari harga semula! 50 cm 50 cm 50 cm P1 = 30 KN P2 = 30 KN P3 = 50 KN A B C D 2.
  • 51. ANALISIS PENAMPANG A. Posisi Titik Berat (Centroid) B. Momen Inersia C. Teorema Sumbu Sejajar
  • 52. Titik Berat Penampang       n i n i Ai Ai xi 1 1 .       n i n i Ai Ai xi 1 1 . y      n i n i Ai Ai yi y 1 1 . z o Centroidal Axis
  • 53. y n Example: z o Centroidal Axis 200 10 20 125 120 60 (Dimensions in mm) y mm 6 . 89    20 120 10 200 1 y         000 , 144 000 , 250 400 , 4 1 y   400 , 4 000 , 344  mm 55 . 89  m 10 6 . 89 3        125 10 200     60 20 120  
  • 54. 20 2 2 1,5 gne 10 20 Letak garis netral Yne = ____________________________ 20x2x1 + 1,5x20x12 + 10x2x23 20x2 + 1,5x20 + 10x2 Yne = 9,55 cm
  • 55. 20 20 2 2 1,5 18 1,5 Yne A1 = 2x20x2 + 1,5x20 = 110 cm2 A2 = 18x1,5 = 27 cm2 AT = 110 + 27 = 137 cm2 Yne = = 14,51 cm 110x12 + 27x24,75 137 ________________
  • 56. TUGAS III Tentukan pusat berat area berikut: a/2 a/2 a/2 a/2 x y 1. 2. 360 mm 30 mm 30 mm 180 mm 30 mm 30 mm 120 mm
  • 57. 3. 60 cm 40 cm 10 cm 10 cm
  • 58. Momen Inersia   dA y Ix 2   dA x Iy 2 Dengan x dan y adalah koordinat elemen luas differensial A x y o x’ y’ A
  • 59. Contoh:        2 2 2 ' d d x y b y I  2 d 2 d 3 3 y b          12 bd3  y y’ 2 d 2 d 2 b 2 b o y x        2 2 2 ' b b y x d x I  2 2 3 3 b b x d          12 3 db  x ‘ x 2 d 2 d 2 b 2 b o y x
  • 60. y y’ o y n b d        d z y b y dA y I 0 2 2 '  d y b 0 3 3        3 3 bd 
  • 61. Teorema Sumbu Sejajar y z o n y Definisi: 2 z n y A I I   Teorema sumbu sejajar memberikan hubungan antara momen inersia terhadap sumbu berat dan momen inersia terhadap sumbu lain yang sejajar
  • 62.      d 0 2 n y b ' y I  Contoh: y’ y 2 d 2 d 2 b 2 b d 0 3 3 y b        3 bd3  12 3 bd Ix   n y 2 y A I I n x      2 3 2 d bd 3 bd         x o y
  • 63. Example: (Dimensions in mm) x y o 200 10 20 120 89.6 30.4 89.6 20 20 30.4 200 10 1 2 3 3 3 1 , bd Ix     3 6 . 89 20 3  4 6 mm 10 79 . 4   3 3 2 , bd Ix     3 4 . 30 20 3  4 6 mm 10 19 . 0   2 3 3 , 12 y A bd Ix        2 3 4 . 35 10 200 12 10 200    4 6 mm 10 28 . 3   2 y A I I x n   • What is Ix? 35.4
  • 64. Example: (Dimensions in mm) x y o 200 10 20 120 89.6 30.4 89.6 20 20 30.4 200 10 35.4 1 2 3 3 , 2 , 1 , x x x x I I I I    4 6 10 26 . 8 mm Ix    4 6 m 10 26 . 8    2 y A I I x n   • What is Ix?
  • 65. 20 2 2 1,5 gn 10 20 Letak garis netral Yne = ____________________________ 20x2x1 + 1,5x20x12 + 10x2x23 20x2 + 1,5x20 + 10x2 Yne = 9,55 cm _____________________________________ Ix = 20x9,553+10x14,453–18,5x7,553–8,5x12,453 3 Ix = 7742,2 cm4 gn 20 2 2 1,5 10 20 3 3 bd  Iz 9,55
  • 66. 20 20 2 2 1,5 18 1,5 Yne A1 = 2x20x2 + 1,5x20 = 110 cm2 A2 = 18x1,5 = 27 cm2 AT = 110 + 27 = 137 cm2 Yne = = 14,51 cm 110x12 + 27x24,75 137 ________________ Ix = (20x14,513 - 18,5x12,513 + 20x9,493 -18,5x7,49)/3 + 18x1,53/12 + 27x10,242 = 14236 cm4 20 20 2 2 1,5 18 1,5 Yne 2 z n y A I I  
  • 67. TUGAS IV • Tentukan momen inersia Ic terhadap sumbu yang melalui pusat berat dan sejajar dengan sumbu x a/2 a/2 a/2 a/2 x y 1. • Tentukan Posisi Titik berat (C) dan momen inersia Ic terhadap sumbu yang melalui pusat berat dan sejajar dengan sumbu x, jika diketahui: a = 60 cm c = 20 cm b = 10 cm 2. a/2 a/2 b b c b y x C
  • 68. Lenturan Murni Balok Application to a Bar Normal Force: Fn Fn Shear Force: Ft Ft Bending Moment: Mt Mt
  • 70. x y Mxz Mxz Balok x (Tarik) x (Tekan) x=0 (i) Bending Moment, Mxz (ii) Geometry penampang x TIDAK SERAGAM/TIDAK SAMA disepanjang kedalaman penampang balok x TERGANTUNG PADA: Tegangan yang diakibatkan oleh gaya lentur bersifat:
  • 71. 1  _______ M c1 Ix   C T Dengan c = jarak titik yang ditinjau dari sumbu balok
  • 72. “Happy” Beam is + “Sad” Beam is - x y Mxz=Bending Moment + (POSITIVE) Perjanjian Tanda: Qxy=Shear Force Mxz Mxz Qxy Qxy - x + x
  • 73. Penampang Komposit Struktur komposit: struktur yang terdiri lebih dari satu jenis material Contoh: struktur gabungan dari Baja-Beton, Baja-Kayu, Kayu-Beton, dll.
  • 74.
  • 75.
  • 76.
  • 77. Perhitungan Pusat Berat Penampang Komposit Contoh: 150 250 10 Balok komposit, bagian atas dari kayu dengan Ew=10000 MPa; Bagian bawah dari baja dengan Es=200000 MPa. Bila balok menahan momen lentur sebesar 30KN.m, berapakah tegangan maksimum dalam baja dan kayu? [ mm ]
  • 78. 150 n=Es/Ew = 200000/10000 = 20 Cara 1: Lebar pelat baja transformasi = 150 x 20 = 3 000 mm Titik berat penampang transformasi = m mm x x x x x x y 183 , 0 183 ) 3000 10 ( ) 250 150 ( ) 255 3000 10 ( ) 125 250 150 (       250 10 3000 183 gn
  • 80. Tegangan maksimum dalam kayu adalah : MPa x x x I Mc w 5 , 11 10 478 183 10 3 max ) ( 6 7     Momen (M)=30 KNm = 30x1000x1000 = 3 x 107Nmm Tegangan maksimum dalam baja adalah : MPa x x x I Mc n n w s 5 , 96 10 478 77 10 3 20 max ) ( 6 7      
  • 81. n=Es/Ew = 200000/10000 = 20 Cara 2: Lebar balok kayu transformasi = 150 / 20 = 7,5 mm Titik berat penampang transformasi = mm x x x x x x y 77 ) 10 150 ( ) 250 5 , 7 ( ) 5 10 150 ( ) 135 250 5 , 7 (      150 250 10 7,5 77 gn
  • 83. Tegangan maksimum dalam baja adalah : MPa x x x I Mc s 5 , 96 10 9 , 23 77 10 3 max ) ( 6 7     Momen (M)=30 KNm = 30x1000x1000 = 3 x 107Nmm Tegangan maksimum dalam kayu adalah : MPa x x x I Mc n n s w 5 , 11 10 478 183 10 3 20 1 1 max ) ( 6 7      
  • 84. LATIHAN Tentukan posisi titik berat dan besarnya momen inersia dari penampang komposit berikut! 1500 150 500 300 Diketahui: Lapis atas : kayu dengan E = 10000 MPa Lapis bawah: beton dengan E = 15000 MPa