Abstract— Rekonstruksi model tiga dimensi (3D) dapat digunakan untuk tujuan navigasi, dan aplikasi virtual reality. Namun, saat ini model 3D juga digunakan sebagai upaya untuk mitigasi bencana seperti perencanaan evakuasi kebakaran dan gempa bumi. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk 3D model bangunan menggunakan gambar panorama 720 derajat. Penilaian akurasi menggunakan akurasi aerial triangulasi, akurasi digitasi sudut dan juga mengambil data terrestrial laser scanning (TLS) untuk membandingkan dan mengukur ground control points (GCPs) menggunakan total station untuk analisa akurasi. Kamera Spherical Garmin VIRB 360 digunakan untuk mengambil video pada 30 fps dengan ukuran gambar 3840 x 2178. Video yang sudah didapatkan akan di ekstrak ke dalam bentuk gambar statis yang berurutan dengan interval 1.23 detik. Gambar panorama yang sudah terbentuk diolah menggunakan Agisoft Photoscan Pro untuk pemodelan 3D. Penilaian akurasi posisi menggunakan GCPs didalam Photoscan Pro. Hasil dense point cloud akan di bandingkan dengan data TLS didalam software CloudCompare. Hasil penelitian yang pertama adalah akurasi posisi 3D (RMSE) setelah SfM adalah 18.9 cm, selain itu perbedaan jarak 3D antara dense point cloud yang dihasilkan dengan data TLS adalah 3.47 cm. Model rekonstruksi bangunan didapatkan menggunakan point cloud dengan memproses didalam Autodesk Revit sehingga dapat digunakan sebagai upaya untuk perencanaan mitigasi bencana.
Kata Kunci—3D Model Rekonstruksi, Gambar Panorama, Fotogrammetri Jarak Dekat.
Presentasi Pemetaan Digital untuk Materi Ajar Diklat Pengukuran, Pemetaan, dan GIS, Balai Diklat PU Wilayah 3 Yogyakarta 7-11 Oktober 2014
Slide Credits
1. Komang Sri Hartini, Pusat Pengolahan Data Kementerian PU
2. Arif Aditya, Badan Informasi Geospasial
3. SOKKIA Technical Team Indonesia
4. Soma Tranggana, Badan Informasi Geospasial
Abstract— Rekonstruksi model tiga dimensi (3D) dapat digunakan untuk tujuan navigasi, dan aplikasi virtual reality. Namun, saat ini model 3D juga digunakan sebagai upaya untuk mitigasi bencana seperti perencanaan evakuasi kebakaran dan gempa bumi. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk 3D model bangunan menggunakan gambar panorama 720 derajat. Penilaian akurasi menggunakan akurasi aerial triangulasi, akurasi digitasi sudut dan juga mengambil data terrestrial laser scanning (TLS) untuk membandingkan dan mengukur ground control points (GCPs) menggunakan total station untuk analisa akurasi. Kamera Spherical Garmin VIRB 360 digunakan untuk mengambil video pada 30 fps dengan ukuran gambar 3840 x 2178. Video yang sudah didapatkan akan di ekstrak ke dalam bentuk gambar statis yang berurutan dengan interval 1.23 detik. Gambar panorama yang sudah terbentuk diolah menggunakan Agisoft Photoscan Pro untuk pemodelan 3D. Penilaian akurasi posisi menggunakan GCPs didalam Photoscan Pro. Hasil dense point cloud akan di bandingkan dengan data TLS didalam software CloudCompare. Hasil penelitian yang pertama adalah akurasi posisi 3D (RMSE) setelah SfM adalah 18.9 cm, selain itu perbedaan jarak 3D antara dense point cloud yang dihasilkan dengan data TLS adalah 3.47 cm. Model rekonstruksi bangunan didapatkan menggunakan point cloud dengan memproses didalam Autodesk Revit sehingga dapat digunakan sebagai upaya untuk perencanaan mitigasi bencana.
Kata Kunci—3D Model Rekonstruksi, Gambar Panorama, Fotogrammetri Jarak Dekat.
Presentasi Pemetaan Digital untuk Materi Ajar Diklat Pengukuran, Pemetaan, dan GIS, Balai Diklat PU Wilayah 3 Yogyakarta 7-11 Oktober 2014
Slide Credits
1. Komang Sri Hartini, Pusat Pengolahan Data Kementerian PU
2. Arif Aditya, Badan Informasi Geospasial
3. SOKKIA Technical Team Indonesia
4. Soma Tranggana, Badan Informasi Geospasial
Sistem informasi geografis dan pengolahan data spasial
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
1. 18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi dan waktu kegiatan adalah sebagai berikut :
3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan pada Universitas Muslim Indonesi (UMI)
Makassar Jl. Urip Sumoharjo km.5, Panaikang, Kec. Panakkukang, Kota Makassar.
Yang terbagi atas tiga rencana sebaran BM dan CP, Lokasi pertama berada di
sekitar areal pelataran parkir Fakultas Teknik dan lokasi kedua berada di sekitar
areal parkiran Fakultas Ekonomi dan lokasi ketiga berapa di taman sebelah utara
masjid Umar Bin Khattab
Gambar 3.1
Lokasi Kampus Universitas Muslim Indonesia
(Sumber: petatematikindo)
Universitas
Muslim Indonesia
2. 19
Gambar 3.2
Rencana Pemasangan BM dan CP
(Sumber:GoogleEarth)
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama ± 1 bulan mulai dari bulan Februari hingga
Maret, terhitung dimulai dari tahapan persiapan, pengambilan data, hingga
pengolahan data.
3.2 Alat dan Software yang digunakan
Adapun alat dan software yang digunakan adalah sebagai berikut :
3.2.1 Alat yang digunakan
Adapun alat – alat yang digunakan dalam Survey lokasi kelancaran
kegiatan:
3. 20
1) Receiver Trimble R10
Gambar 3.3 Receiver Geodetik Trimble R10
Receiver Trimble R10 adalah bagian dari unit alat GPS trimble R10 yang
berfungsi sebagai pemancar dan penerima sinyal dari satelit. Adapun sinyal yang
diterima, kemudian diteruskan ke Base Data Receiver yang digunakan untuk
mengolah data pengukuran sebagai acuan untuk menghasilkan koordniat.
2) Controller
Gambar 3.4 Controller GPS Geodetik
Controller adalah bagian dari unit alat GPS Trimble R10 yang berfungsi
untuk mengatur sistem atau sebagai pengontrol Receiver Trimble R10 pada tahap
pengukuran.
4. 21
3) Jalon
Gambar 3.5 Jalon
Pada saat melakukan pengukuran, jalon berfungsi sebagai tiang penyangga
rover yang melakukan tracking dan meneriman sinyal dari Receiver Trimble R10
dalam pelaksanaan metode Statik
4) Tripod / Statif kaki 3
Gambar 3.6 Trimble Tripod
Pada saat melakukan pengukuran, Trimble Tripod berfungsi sebagai tiang
penyangga rover yang melakukan meneriman sinyal dari Receiver Trimble R10
dalam pelaksanaan Statik Survey ataupun untuk mendirikan gps geodetik yang
berfungsi sebagai base nantinya.
5. 22
5) Cetakan Banch Mark
Gambar 3.7 Cetakan dan hasil Banch Mark (BM)
Bench Mark adalah penanda koordinat yang terbuat dari beton yang dibentuk
sedemikian rupa sesuai dengan perencanaan. Oleh karena itu, Cetakan Bench Mark
dibutuhkan sebagai wadah pada saat pembuatan Bench Mark.
6) Cetakan Center Point
Gambar 3.8 Pipa Pvc untuk Center Point (CP)
Center Point adalah penanda koordinat yang terbuat dari beton yang dibentuk
sedemikian rupa sesuai dengan perencanaan. Oleh karena itu, Cetakan Bench Mark
dibutuhkan sebagai wadah pada saat pembuatan Center Point.
6. 23
3.2.2 Software Pengolahan Data
Beberapa Software yang digunakan untuk menunjang pada saat pengolahan
data sebagai berikut :
1) Perangkat lunak pengolah data :
-Microsoft excel
-Microsoft Word
-Trimble Business Center
-AutoCad Civil 3D
-Autodesk AutoCad 2016
2) Perangkat lunak pemetaan :
-ArcMap 10.7
-Surfer 15
3.3 Bagan Alir Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian yang dimaksudkan ialah gambaran umum tahapan
penelitian yang telah dilakukan sepanjang penelitian ini dilakukan dapat dilihat di
bagan alir pada Gambar 3.10
7. 24
Bulan : Februari
Pekan : 2
Durasi: 1 pekan
Bulan: Februari
Pekan : 3
Durasi 1 pekan
Bulan : Februari
Pekan : 4
Durasi 2 Pekan
Bulan: Maret
Pekan : 2
Durasi 1 pekan
Bulan : Maret
Pekan : 3
Durasi 1 pekan
Gambar 3.9 Diagram Bagan Alir Penelitian
Mulai
Studi Pustaka
dan Pembuatan
Proposal
Pengukuran dengan
GPS Geodetik
Selesai
Persiapan
Analisis Data
Penyusunan Laporan
Alat :
Laptop
Alat :
Laptop
Print
Alat :
Trimble R10
BM, CP
Rompi
Kamera
Software :
TBC
Civil 3D
Surfer 15
Arcgis 10.7
Alat :
Laptop
Print
8. 25
3.4 Tahapan Penelitian
Tahapan – tahapan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
3.4.1 Tahap Studi Pustaka
Pada tahapan ini kami mencari beberapa jurnal dari hasil penelitian
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain dan terkait dengan Tugas Akhir
kami. Tujuannya untuk mendapatkan landasan teori dan referensi serta membantu
memperluas pengetahuan tentang apa yang akan diteliti.
Jurnal yang kami gunakan sebagai referensi meliputi :
1) (Dimas Bagus, M. Awaluddin, Bandi Sasmito) “Analisis Pengukuran
Penampang Memanjang dan Penampang Melintang dengan GNSS Metode
RTK-NTRIP”.
2) (Muhammad Taufan M. dan Muhammad Ramadhan) “Pemanfaatan
Teknologi Total Station dan GPS Geodetik dengan Metode Real Time
Kinematic – Countinously Operating Reference Stasiun (Studi Kasus
Jembatan Flyover Makassar KM.4)”
3) (Yuda Witjarnoko) “Pemetaan Topografi Menggunakan GPS-Geodetik
dengan Metode RTK (Real Time Kinematik) di Desa Tanjung Jati Kecamatan
Kamal Kabupaten Bangkalan”.
3.4.2 Tahap Persiapan
Tahap ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Persiapan Administrasi
Sebelum melaksanakan pengambilan data dilapangan, terlebih dahulu kami
9. 26
mempersiapkan administrasi penunjang untuk melakukan pengukuran. Adapun
administrasi tersebut ialah:
a. Surat izin permohonan kegiatan pelaksaan pengukuran di wilayah kampus
Universitas Muslim Indonesia
2) Persiapan Pengukuran
Sebelum melaksanakan pengukuran di lapangan, terlebih dahulu kami
membekali diri dengan teknik-teknik pemasangan dan penggunaan serta keamanan
alat. Selain itu juga mempersiapkan alat-alat penunjang seperti patok dan kebutuhan
lainnya.
3.4.3 Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini meliputi kegiatan pengumpulan data primer dan pengumpulan
data sekunder sebagai berikut :
1) Pengumpulan Data Primer
Untuk tahapan pengumpulan data primer kami hanya menerapkan 1 tahapan
yaitu pengukuran dengan metode Statik Survey dari titik SRGI (Sistem Refrensi
Geopasial Indonesia) yang tersebar dalam zona wilayah Makassar
a) Statik Survey
Pengukuran statik Survey berfungsi untuk mengetahui dan mendapatkan
koordinat dan elevasi pada titik yang akan menjadi base nantinya. Dimana baseini
berfungsi sebagai titik ikat atau sebagai acuan koordinat dan elevasi untuk
melakukan pengatan. Pengukuran ini dilakukan dengan mendirikan alat
10. 27
pada titik B.I.G dan kedua base rencana. Berikut adalah langkah-langkah dalam
pengambilan data statik Survey.
- Menyetel alat diatas titik B.I.G, base 1, dan base 2. Dngan mendirikan
jalon setinggi 2 meter yeng telah dirangkaikan dengan GPS Geodetik.
- Dengan waktu yang bersamaan ketiga GPS ditempat yang berbeda
tersebut dinyalakan dengan menekan tombol power yang ada pada alat
- Setelah 2 jam alat kembali dimatikan secara bersamaan, dengan menekan
tombol power.
- Hal yang sama dilakukan pada tiap base dititik yang berbeda dengan titik
B.I.G yang tetap.
Tabel 3.1 ProsedurPengamatanTipikaldenganGPSGeodetik
Panjang Baseline
(Jarak antara pilar KKOP
dengan titik ikat)
Lama Pengamatan Tipikal
Satu Frekuensi Dua Frekuensi
1 – 3 km 15 menit 10 menit
3 – 5 km 20 menit 15 menit
5 – 10 km 30 menit 20 menit
10 – 20 km 2 jam 1 jam
20 – 100 km 4 jam 2 jam
100 – 200 km 6 jam 3 jam
200 – 500 km 12 jam 6 jam
> 500 km 24 jam 12 jam
(Sumber: Pengamatan GPS geodetik Pilar Batas B.I.G dulu Bakosurtanal)
11. 28
2) Pengumpulan Data Sekunder
Data yang kami maksud disini adalah data yang bersumber dari data – data
yang didapatkan bersumber dari data Badan Informasi Geospasial (BIG), yang
terdiri dari peta area, peta saluran dan beberapa data areal layanan area.
3.4.4 Tahap Analisis Data
Dari data-data yang didapatkan melalui pengukuran menggunakan alat ukur
GPS Geodetik Statik Survey secara otomatis terekam dalam controller tersebut
dengan format file (.T04) untuk hasil pengukuran
1) Trimble Business Center (TBC)
Masukkan data pengukuran pada software ini, untuk data hasil pengukuran
base dilakukan koreksi berupa proces baselines agar menghasilkan koordinat yang
akurat pada tiap-tiap base yang mengacu pada koordinat dititik BIG yang berada
pada SDN Batangkaluku , JL.Poros Sungguminasa-Malino, Gowa. Untuk koordinat
BIG sendiri kami lakukan pengikatan koordinat pada 2 titik berdasarkan daerah
terdekat yang dapat kami jangkau yakni pada desa Borisallo, Kecamatan Parangloe
dan pada desa Mandale, Kecamatan Bajeng, koordinat ini bersumber dari SRGI
dengan kode titik TTG.0044 dan TTG.0056 dengan koordinat dan elevasi seperti
pada Gambar 3.10.
13. 30
Kemudian didapatlah koordinat pada titik BIG, setelah itu lakukan kembali
proces baselines pada tiap-tiap base yang lain dengan mengacu pada koordinat titik
di BIG sehingga akan didapatkan nilai x, y, dan z tiap base.
Sedangkan data hasil RTK pada Trimble Business Center dilakukan
penginputan koordinat pada masing-masing basenya dan secara terotomatis hasil
pengukuran RTK bergeser menyesuaikan titik koordinat yang sebenarnya. Maka
hasil yang di dapatkan juga sama yakni nilai x, y, dan z pada detail pengukuran
yang tersebar atas 3 lokasi pengamatan yg ada di kampus UMI.
2) Microsoft Office Excel
Data yang ditampilan pada software ini berupa nama point, koordinat,serta
elevasi dari hasil pengukuran. Setelah data ditampilkan, save as data dengan format
(.csv), tujuannya agar bisa diinput dan ditampilkan kedalam Autocad Civil 3D.
3) Surfer 15
Data pada Ms. Excel dengan format file (.csv) atau (.xls) diinput ke dalam
software ini, data yang diinput harus bertahap dan terbagi-bagi khususnya untuk
areal pengukuran diinput perpetak supaya dapat menghasilkan kontur perpetaknya.
Maka langkah yang diambil selanjutnya yaitu mengekspor data dengan
format file (.xls) atau (.csv) tersebut menjadi (.grd). Kemudian pada menu Home
pilih contour dan open data dengan format file (.grd) tadi. Sehingga akan tampil
peta lokasi hasil pengukuran seperti pada Gambar 4.4.
Setelah itu tampilkan titik-titik hasil pengukuran, arah jatuhnya air, dan
batas area pengukuran dengan cara klik kanan pada simbol map, lalu Add to Map,
pilih Post untuk menampilkan titik pengukuran, pilih 1-Grid Vector untuk
menampilkan arah aliran air dan pilih Base untuk menampilkan luas area
14. 31
pengukuran dari hasil digitasi yang dilakukan pada software Autocad 2016.
Ekspor data yang dihasilkan pada Surfer 15 kedalam format file (.shp), agar
bisa ditampilkan pada software ArcMap 10.7.
4) Autodesk Autocad 2016
Pada software ini dilakukan digitasi luas area pada masing-masing area
menggunakan perintah polyline dan klik tiap point terluar hasil pengukuran yang
dianggap sebagai batas area atau lahan dari pada area tersebut, kemudian untuk
saluran dibuatkan garis asnya juga dengan menggunakan perintah polyline. Setelah
itu save as dengan format file (.dxf) agar bisa di tampilkan ke dalam software Surfer
15.
5) ArcMap 10.7
Lakukan penginputan data sebagai hasil akhir daripada penelitian, mulai dari
memasukkan data sekunder yang didapatkan yakni peta area Universitas Muslim Indonesia
yang berformat (.shp) lalu kemudian input data hasil ekspor dari software Surfer 15 tadi.
Maka akan muncul peta lokasi penentuan BM dan CP dengan membandingkan data hasil
pengukuran yang didapat.