SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia 1
Prodi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
2020
Desain Pelat dan Balok Beton
Oleh: Jafar, ST., MT., MURP.
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Teori Kekuatan Lentur
Desain Pelat dan Balok Beton – Pertemuan 2
2
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Sub Topik Bahasan
Page 3
a. Dasar Kekuatan Lentur Nominal
b. Distribusi Tegangan Persegi dari Whitney
c. Analisis Penampang Persegi bertulangan tarik
d. Keadaan Regangan berimbang
e. Rasio Tulangan maksimum
f. Rasio Tulangan minimum
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
DASAR KEKUATAN LENTUR NOMINAL
Page 4
• SEBELUM RETAK • SETELAH RETAK
Apabila bebannya bertambah maka, pada
balok terjadi deformasi dan regangan
tambahan yang menyebabkan timbulnya (atau
bertambahnya) retak lentur di sepanjang
bentang balok.
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
DASAR KEKUATAN LENTUR NOMINAL
Page 5
• RETAK • BETON BERTULANG
Pada kejadian momen lentur positif, ragangan tekan terjadi pada
bagian atas balok, dan pada bagian bawah tampang balok terjadi
regangan tarik.
Regangan –regangan ini menimbulkan tegangan tekan disebelah atas
dan tegangan tarik di bagian bawah, yang harus di tahan oleh balok.
Agar stabilitas terjamin, balok sebagai bagian sistem , harus mampu
menahan tegangan tekan dan tarik tsb.
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
ASUMSI UNTUK ANALISIS DAN
DESAIN PENAMPANG
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
ASUMSI UNTUK ANALISIS DAN DESAIN
PENAMPANG
Page 7
3. Regangan desak maks. untuk beton pada serat tepi desak ecu = 0,003
4. Distribusi tegangan desak beton dapat dianggap berbentuk:
parabola, trapesium atau empat persegi panjang (E.P.P)
garis netral
ecu = 0,003
Tepi desak
Digunakan
dalam:
ACI 318 dan
SNI
Parabola Trapesium E.P.P.
Bagian tarik beton diabaikan
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Regangan ec in [‰]
Tegangan
desak
s
c
[Mpa] Untuk perancangan penampang beton,
disederhanakan menjadi:
1. Parabola
1
2. Parabola + Garis Lurus
2
3. Gr.Lurus + Gr.Lurus → Trapesium
3
4. Blok empat psg. panjang
4
digunakan dlm ACI 318
dan SNI
fc´
0,85fc´
Reduksi 15%
a
c
utk memperhitungkan pengaruh beban jangka panjang
Penampang Beton
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Distribusi Tegangan Desak Beton Bentuk E.P.P
Page 9
Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
f´c  28 MPa → b1 = 0,85
f´c > 28 MPa → b1 = 0,85 – ((f’c-28)/7 )*0,05 atau
b1 = 0,85 – (f’c-28)*0,007 dan b1 
0,65
0,85f’c
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
6. Tegangan tarik baja dianggap elastis linier – plastis:
ES = 200 000 MPa
Regangan tarik baja es
fy
eu
Tegangan
tarik
baja
f
s
ey
es < ey → fs = es . Es
es  ey → fs = fy
ASUMSI UNTUK ANALISIS DAN DESAIN
PENAMPANG
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
ASUMSI UNTUK ANALISIS DAN DESAIN
PENAMPANG
Page 11
Beban yang terjadi pada struktur : a.l:
Beban gravitasi, beban2 lain, susut, beban
krn perubahan temperatur.
Menyebabkan adanya lentur dan
deformasi pada elemen struktur
Lentur pada balok merupakan
akibat dari adanya regangan yang
timbul karena adanya beban luar
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Analisis vs Desain
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Asumsi-asumsi PENAMPANG LENTUR DAN AKSIAL BERDASARKAN
SNI 2847-2013
Page 13
Dalam proses disain suatu balok beton bertulang dengan metode kekuatan
(Strength Design Method) atau yang dikenal pula dengan metode ultimit,
mengambil beberapa asumsi sebagai berikut :
• Regangan yang terjadi pada beton dan tulangan baja adalah sama
• Regangan pada beton berbanding lurus terhadap jaraknya ke sumbu netral
penampang
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Asumsi-asumsi PENAMPANG LENTUR DAN AKSIAL BERDASARKAN
SNI 2847-2013
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Asumsi-asumsi PENAMPANG LENTUR DAN AKSIAL BERDASARKAN
SNI 2847-2013
Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen
• Hubungan antara tegangan dan regangan tekan beton dapat dihitung berdasarkan kurva
pengujian tegangan-regangan, atau dapat diasumsikan berbentuk persegi empat, trapesium,
parabola atau bentuk lain yang dapat merepresentasikan kuat lentur dari penampang.
• Guna penyederhanaan dalam analisis maupun disain penampang beton, maka dalam SNI
2847:2013 pasal 10.2.7, diijinkan untuk menggunakan distribusi blok tegangan ekuivalen
berbentuk empat persegi panjang untuk perhitungan kuat lentur nominal.
• Model blok tegangan tersebut sering juga dikenal sebagai Blok Tegangan Whitney, yang
pertama kali diperkenalkan dalam jurnal ACI di tahun 1937.
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen
Blok tegangan tersebut didefinisikan sebagai berikut :
• tegangan tekan merata sebesar 0,85f /
c diasumsikan terdistribusi merata
pada daerah tekan ekuivalen yang dibatasi oleh tepi penampang dan
suatu garis lurus yang sejajar sumbu netral sejarak a = b1c dari serat beton
yang mengalami regangan tekan maksimum
• Jarak c dari serat dengan regangan tekan maksimum ke sumbu netral
harus diukur tegak lurus sumbu tersebut
• Faktor b1 dapat dihitung sebagai berikut :
• untuk kuat tekan beton, f /
c < 28 Mpa b1 = 0,85
• untuk 28 MPa < f /
c < 56 MPa
• Untuk f /
c lebih dari 56 Mpa b1 = 0,65
7
28
05
,
0
85
,
0
1
−

−
= c
f
b
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
REGANGAN PENAMPANG
Page 17
Ketentuan mengenai perencanaan beton bertulang biasa maupun beton prategang
dalam SNI 2847:2013 pasal 10.3, didasarkan pada konsep regangan yang terjadi
pada penampang beton dan tulangan baja. Secara umum ada 3 (tiga) macam jenis
penampang yang dapat didefinisikan :
• Kondisi regangan seimbang (balanced strain condition)
• Penampang dominasi tekan (compression controlled section)
• Penampang dominan tarik (tension controlled section)
Penampang lain yang berada di antara penampang dominan tekan dan dominan
tarik, dinamakan berada pada daerah transisi. Di samping itu ditambahkan pula
bahwa regangan tarik, et, pada kuat nominal di daerah transisi, tidak boleh
kurang dari 0,004 untuk setiap komponen struktur lentur tanpa beban aksial,
ataupun bila ada beban aksial tidak melebihi 0,10∙f /
c ∙Ag. Dengan Ag adalah luas
gross penampang beton.
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
REGANGAN PENAMPANG
Page 18
• Kondisi regangan seimbang (balanced strain condition/ BSC), terjadi pada
suatu penampang ketika tulangan baja tarik mencapai regangan luluh, ey,
sedangkan beton yang tertekan mencapai regangan ultimitnya sebesar
0,003. Penampang demikian dinamakan sebagai penampang seimbang.
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
REGANGAN PENAMPANG
Page 19
• Penampang dominasi tekan (compression
controlled section / CCS), terjadi apabila
regangan tulangan tarik terluar sama atau
kurang dari batasan regangan yang diijinkan,
sedangkan beton mencapai regangan ultimit
sebesar 0,003. Untuk tulangan baja dengan fy
= 400 MPa, maka batasan regangan tekan
tersebut adalah sama dengan 0,002. Kasus ini
pada umumnya terjadi pada komponen
struktur kolom yang menerima gaya aksial dan
momen lentur. KERUNTUHAN TERJADI
TIBA-TIBA.
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
REGANGAN PENAMPANG
Page 20
• Penampang dominan tarik
(tension controlled section /
TCS), terjadi ketika regangan
baja mencapai 0,005 atau
lebih, yang terjadi ketika
beton mencapai regangan
ultimitnya sebesar 0,003.
MEMPERLIHATKAN TANDA-
TANDA KERUNTUHAN.
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
REGANGAN PENAMPANG
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
BATASAN NILAI REGANGAN PENAMPANG
Page 22
Nilai f ditentukan berdasarkan regangan tarik pada serat terluar (net tensile
strain, et)
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Faktor Reduksi Kekuatan
Page 24
Kuat nominal dari suatu komponen struktur (baik yang memikul
lentur, beban aksial, geser maupun puntir), yang dihitung
berdasarkan kaidah – kaidah yang berlaku, harus dikalikan dengan
suatu faktor reduksi yang besarnya kurang dari satu.
Dalam SNI 2847:2019 digunakan beberapa nilai faktor reduksi
kekuatan, f, sebagai berikut :
• untuk penampang dominan tarik f = 0,90
• untuk penampang dominan tekan
dengan tulangan spiral f = 0,75
tulangan non-spiral f = 0,65
• untuk geser dan puntir f = 0,75
• untuk tumpu pada beton f = 0,65
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
GRAFIK NILAI
Page 26
Untuk komponen struktur lentur beton bertulang, nilai
et harus sama atau lebih besar daripada 0,004 !
f
Grafik ini berlaku untuk baja tulangan 420 MPa dan baja Prategang
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
GRAFIK NILAI
Page 27
Untuk komponen struktur lentur beton bertulang, nilai et
harus sama atau lebih besar daripada 0,004 !
f
Grafik ini berlaku untuk semua mutu baja tulangan, dengan
ccl
t e
e =
y
ccl e
e =
15
,
0
005
,
0
75
,
0
ccl
ccl
t
e
e
e
f
−
−
+
=
25
,
0
005
,
0
65
,
0
ccl
ccl
t
e
e
e
f
−
−
+
=
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia Page 31
1
b

= b
b c
a
b
f
f
A
a
c
y
sb
b /
85
,
0

=








+

=
y
y
c
b
f
f
f
600
600
85
,
0
/
1
b

C = T
0,85 f /
cabb = Asbfy
bd
Asb
b =

d
f
d
E
f
d
c
y
s
y
y
b
+
=
+
=
+
=
600
600
003
,
0
003
,
0
003
,
0
003
,
0
e
Momen nominal dari suatu balok
persegi bertulangan tunggal
dihitung dengan mengalikan nilai
C atau T pada Gambar dengan
jarak antara kedua gaya
RASIO TULANGAN BALANCE
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
RASIO TULANGAN MAKSIMUM
• SNI 2847:2013 pasal 10.3.5 mensyaratkan bahwa nilai et pada kondisi
kuat lentur nominal harus lebih besar atau sama dengan 0,004.
1
/
1
/
1 85
,
0
85
,
0 b

b
b c
y
b
c
y
sb
b
b
f
d
f
b
f
f
A
a
c =

=
=
1
/
85
,
0 b

c
y
f
d
f
c

=
b
b
c
c


=
d
c
d
c b
b


=
b
t
s
y
maks
E
f

e
 







+
+
=
003
,
0
/
003
,
0
C = T
0,85 f /
cabb = Asbfy
bd
Asb
b =

s
y
b
t
E
f
+
=
+ 003
,
0
003
,
0
003
,
0
003
,
0


e
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
RASIO TULANGAN MAKSIMUM
• et = 0,004 →fy =240 MPa →ρmaks =0,6 ρb
→fy =400 MPa →ρmaks =0,714 ρb
• et = 0,005 →fy =240 MPa →ρmaks =0,525 ρb
→fy =400 MPa →ρmaks =0,625 ρb
b
t
s
y
maks
E
f

e
 







+
+
=
003
,
0
/
003
,
0
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
Tulangan Minimum:
Page 34
Luas tulangan minimum As,min :
(dipilih nilai terbesar)
As,min = (1,4/fy).bw.d
Atau dapat dinyatakan dalam rasio tulangan
d
b
f
f
A w
y
c
s 

=
4
´
min
,
y
y
c
f
f
f 4
,
1
4
min 

=

Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia
(TERTUMPU
SEDERHANA)
Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia

More Related Content

Similar to DPBB - Pertemuan 2 - Teori Kekuatan Lentur.pdf

Perilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangPerilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangSaiful Hadi
 
05 perencanaan struktur beton
05   perencanaan struktur beton05   perencanaan struktur beton
05 perencanaan struktur betonbudiMekka
 
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptxANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptxDimasPrayuda9
 
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangBangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangAgus Gunawan
 
pengantar struktur kolom pada konstruksi beton
pengantar struktur kolom pada konstruksi betonpengantar struktur kolom pada konstruksi beton
pengantar struktur kolom pada konstruksi betonTeguhSipil1
 
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdfTotohHanafiah1
 
tarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdftarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdfYusufNugroho11
 
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUKMakalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUKLoeky Palakka
 
Seven jantri situmorang
Seven jantri situmorangSeven jantri situmorang
Seven jantri situmorangYudidNome
 
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptfdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptAlrifqi3
 
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.pptbab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.pptNirmayaIndiani
 
Chapter. Flexural Design.pdf
Chapter. Flexural Design.pdfChapter. Flexural Design.pdf
Chapter. Flexural Design.pdfJakaSembung28
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptdarmadi ir,mm
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptDitaLestari18
 
Modul 6-sesi-3-jembatan-komposit
Modul 6-sesi-3-jembatan-kompositModul 6-sesi-3-jembatan-komposit
Modul 6-sesi-3-jembatan-kompositFajar Tsani
 

Similar to DPBB - Pertemuan 2 - Teori Kekuatan Lentur.pdf (20)

Perilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangPerilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton Bertulang
 
05 perencanaan struktur beton
05   perencanaan struktur beton05   perencanaan struktur beton
05 perencanaan struktur beton
 
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptxANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
 
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangBangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
 
pengantar struktur kolom pada konstruksi beton
pengantar struktur kolom pada konstruksi betonpengantar struktur kolom pada konstruksi beton
pengantar struktur kolom pada konstruksi beton
 
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
 
Kolom
KolomKolom
Kolom
 
tarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdftarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdf
 
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUKMakalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK
 
Klom 2
Klom 2Klom 2
Klom 2
 
173213944 perencanaan-angkur
173213944 perencanaan-angkur173213944 perencanaan-angkur
173213944 perencanaan-angkur
 
Seven jantri situmorang
Seven jantri situmorangSeven jantri situmorang
Seven jantri situmorang
 
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptfdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
 
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.pptbab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
 
Part 5
Part 5Part 5
Part 5
 
Chapter. Flexural Design.pdf
Chapter. Flexural Design.pdfChapter. Flexural Design.pdf
Chapter. Flexural Design.pdf
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
 
09 e00115
09 e0011509 e00115
09 e00115
 
Modul 6-sesi-3-jembatan-komposit
Modul 6-sesi-3-jembatan-kompositModul 6-sesi-3-jembatan-komposit
Modul 6-sesi-3-jembatan-komposit
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

DPBB - Pertemuan 2 - Teori Kekuatan Lentur.pdf

  • 1. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia 1 Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia 2020 Desain Pelat dan Balok Beton Oleh: Jafar, ST., MT., MURP.
  • 2. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia Teori Kekuatan Lentur Desain Pelat dan Balok Beton – Pertemuan 2 2
  • 3. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia Sub Topik Bahasan Page 3 a. Dasar Kekuatan Lentur Nominal b. Distribusi Tegangan Persegi dari Whitney c. Analisis Penampang Persegi bertulangan tarik d. Keadaan Regangan berimbang e. Rasio Tulangan maksimum f. Rasio Tulangan minimum
  • 4. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia DASAR KEKUATAN LENTUR NOMINAL Page 4 • SEBELUM RETAK • SETELAH RETAK Apabila bebannya bertambah maka, pada balok terjadi deformasi dan regangan tambahan yang menyebabkan timbulnya (atau bertambahnya) retak lentur di sepanjang bentang balok.
  • 5. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia DASAR KEKUATAN LENTUR NOMINAL Page 5 • RETAK • BETON BERTULANG Pada kejadian momen lentur positif, ragangan tekan terjadi pada bagian atas balok, dan pada bagian bawah tampang balok terjadi regangan tarik. Regangan –regangan ini menimbulkan tegangan tekan disebelah atas dan tegangan tarik di bagian bawah, yang harus di tahan oleh balok. Agar stabilitas terjamin, balok sebagai bagian sistem , harus mampu menahan tegangan tekan dan tarik tsb.
  • 6. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia ASUMSI UNTUK ANALISIS DAN DESAIN PENAMPANG
  • 7. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia ASUMSI UNTUK ANALISIS DAN DESAIN PENAMPANG Page 7 3. Regangan desak maks. untuk beton pada serat tepi desak ecu = 0,003 4. Distribusi tegangan desak beton dapat dianggap berbentuk: parabola, trapesium atau empat persegi panjang (E.P.P) garis netral ecu = 0,003 Tepi desak Digunakan dalam: ACI 318 dan SNI Parabola Trapesium E.P.P. Bagian tarik beton diabaikan
  • 8. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia Regangan ec in [‰] Tegangan desak s c [Mpa] Untuk perancangan penampang beton, disederhanakan menjadi: 1. Parabola 1 2. Parabola + Garis Lurus 2 3. Gr.Lurus + Gr.Lurus → Trapesium 3 4. Blok empat psg. panjang 4 digunakan dlm ACI 318 dan SNI fc´ 0,85fc´ Reduksi 15% a c utk memperhitungkan pengaruh beban jangka panjang Penampang Beton
  • 9. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia Distribusi Tegangan Desak Beton Bentuk E.P.P Page 9 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB f´c  28 MPa → b1 = 0,85 f´c > 28 MPa → b1 = 0,85 – ((f’c-28)/7 )*0,05 atau b1 = 0,85 – (f’c-28)*0,007 dan b1  0,65 0,85f’c
  • 10. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia 6. Tegangan tarik baja dianggap elastis linier – plastis: ES = 200 000 MPa Regangan tarik baja es fy eu Tegangan tarik baja f s ey es < ey → fs = es . Es es  ey → fs = fy ASUMSI UNTUK ANALISIS DAN DESAIN PENAMPANG
  • 11. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia ASUMSI UNTUK ANALISIS DAN DESAIN PENAMPANG Page 11 Beban yang terjadi pada struktur : a.l: Beban gravitasi, beban2 lain, susut, beban krn perubahan temperatur. Menyebabkan adanya lentur dan deformasi pada elemen struktur Lentur pada balok merupakan akibat dari adanya regangan yang timbul karena adanya beban luar
  • 12. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia Analisis vs Desain
  • 13. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia Asumsi-asumsi PENAMPANG LENTUR DAN AKSIAL BERDASARKAN SNI 2847-2013 Page 13 Dalam proses disain suatu balok beton bertulang dengan metode kekuatan (Strength Design Method) atau yang dikenal pula dengan metode ultimit, mengambil beberapa asumsi sebagai berikut : • Regangan yang terjadi pada beton dan tulangan baja adalah sama • Regangan pada beton berbanding lurus terhadap jaraknya ke sumbu netral penampang
  • 14. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia Asumsi-asumsi PENAMPANG LENTUR DAN AKSIAL BERDASARKAN SNI 2847-2013
  • 15. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia Asumsi-asumsi PENAMPANG LENTUR DAN AKSIAL BERDASARKAN SNI 2847-2013 Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen • Hubungan antara tegangan dan regangan tekan beton dapat dihitung berdasarkan kurva pengujian tegangan-regangan, atau dapat diasumsikan berbentuk persegi empat, trapesium, parabola atau bentuk lain yang dapat merepresentasikan kuat lentur dari penampang. • Guna penyederhanaan dalam analisis maupun disain penampang beton, maka dalam SNI 2847:2013 pasal 10.2.7, diijinkan untuk menggunakan distribusi blok tegangan ekuivalen berbentuk empat persegi panjang untuk perhitungan kuat lentur nominal. • Model blok tegangan tersebut sering juga dikenal sebagai Blok Tegangan Whitney, yang pertama kali diperkenalkan dalam jurnal ACI di tahun 1937.
  • 16. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen Blok tegangan tersebut didefinisikan sebagai berikut : • tegangan tekan merata sebesar 0,85f / c diasumsikan terdistribusi merata pada daerah tekan ekuivalen yang dibatasi oleh tepi penampang dan suatu garis lurus yang sejajar sumbu netral sejarak a = b1c dari serat beton yang mengalami regangan tekan maksimum • Jarak c dari serat dengan regangan tekan maksimum ke sumbu netral harus diukur tegak lurus sumbu tersebut • Faktor b1 dapat dihitung sebagai berikut : • untuk kuat tekan beton, f / c < 28 Mpa b1 = 0,85 • untuk 28 MPa < f / c < 56 MPa • Untuk f / c lebih dari 56 Mpa b1 = 0,65 7 28 05 , 0 85 , 0 1 −  − = c f b
  • 17. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia REGANGAN PENAMPANG Page 17 Ketentuan mengenai perencanaan beton bertulang biasa maupun beton prategang dalam SNI 2847:2013 pasal 10.3, didasarkan pada konsep regangan yang terjadi pada penampang beton dan tulangan baja. Secara umum ada 3 (tiga) macam jenis penampang yang dapat didefinisikan : • Kondisi regangan seimbang (balanced strain condition) • Penampang dominasi tekan (compression controlled section) • Penampang dominan tarik (tension controlled section) Penampang lain yang berada di antara penampang dominan tekan dan dominan tarik, dinamakan berada pada daerah transisi. Di samping itu ditambahkan pula bahwa regangan tarik, et, pada kuat nominal di daerah transisi, tidak boleh kurang dari 0,004 untuk setiap komponen struktur lentur tanpa beban aksial, ataupun bila ada beban aksial tidak melebihi 0,10∙f / c ∙Ag. Dengan Ag adalah luas gross penampang beton.
  • 18. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia REGANGAN PENAMPANG Page 18 • Kondisi regangan seimbang (balanced strain condition/ BSC), terjadi pada suatu penampang ketika tulangan baja tarik mencapai regangan luluh, ey, sedangkan beton yang tertekan mencapai regangan ultimitnya sebesar 0,003. Penampang demikian dinamakan sebagai penampang seimbang.
  • 19. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia REGANGAN PENAMPANG Page 19 • Penampang dominasi tekan (compression controlled section / CCS), terjadi apabila regangan tulangan tarik terluar sama atau kurang dari batasan regangan yang diijinkan, sedangkan beton mencapai regangan ultimit sebesar 0,003. Untuk tulangan baja dengan fy = 400 MPa, maka batasan regangan tekan tersebut adalah sama dengan 0,002. Kasus ini pada umumnya terjadi pada komponen struktur kolom yang menerima gaya aksial dan momen lentur. KERUNTUHAN TERJADI TIBA-TIBA.
  • 20. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia REGANGAN PENAMPANG Page 20 • Penampang dominan tarik (tension controlled section / TCS), terjadi ketika regangan baja mencapai 0,005 atau lebih, yang terjadi ketika beton mencapai regangan ultimitnya sebesar 0,003. MEMPERLIHATKAN TANDA- TANDA KERUNTUHAN.
  • 21. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia REGANGAN PENAMPANG
  • 22. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia BATASAN NILAI REGANGAN PENAMPANG Page 22 Nilai f ditentukan berdasarkan regangan tarik pada serat terluar (net tensile strain, et)
  • 24. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia Faktor Reduksi Kekuatan Page 24 Kuat nominal dari suatu komponen struktur (baik yang memikul lentur, beban aksial, geser maupun puntir), yang dihitung berdasarkan kaidah – kaidah yang berlaku, harus dikalikan dengan suatu faktor reduksi yang besarnya kurang dari satu. Dalam SNI 2847:2019 digunakan beberapa nilai faktor reduksi kekuatan, f, sebagai berikut : • untuk penampang dominan tarik f = 0,90 • untuk penampang dominan tekan dengan tulangan spiral f = 0,75 tulangan non-spiral f = 0,65 • untuk geser dan puntir f = 0,75 • untuk tumpu pada beton f = 0,65
  • 25. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia GRAFIK NILAI Page 26 Untuk komponen struktur lentur beton bertulang, nilai et harus sama atau lebih besar daripada 0,004 ! f Grafik ini berlaku untuk baja tulangan 420 MPa dan baja Prategang
  • 26. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia GRAFIK NILAI Page 27 Untuk komponen struktur lentur beton bertulang, nilai et harus sama atau lebih besar daripada 0,004 ! f Grafik ini berlaku untuk semua mutu baja tulangan, dengan ccl t e e = y ccl e e = 15 , 0 005 , 0 75 , 0 ccl ccl t e e e f − − + = 25 , 0 005 , 0 65 , 0 ccl ccl t e e e f − − + =
  • 30. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia Page 31 1 b  = b b c a b f f A a c y sb b / 85 , 0  =         +  = y y c b f f f 600 600 85 , 0 / 1 b  C = T 0,85 f / cabb = Asbfy bd Asb b =  d f d E f d c y s y y b + = + = + = 600 600 003 , 0 003 , 0 003 , 0 003 , 0 e Momen nominal dari suatu balok persegi bertulangan tunggal dihitung dengan mengalikan nilai C atau T pada Gambar dengan jarak antara kedua gaya RASIO TULANGAN BALANCE
  • 31. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia RASIO TULANGAN MAKSIMUM • SNI 2847:2013 pasal 10.3.5 mensyaratkan bahwa nilai et pada kondisi kuat lentur nominal harus lebih besar atau sama dengan 0,004. 1 / 1 / 1 85 , 0 85 , 0 b  b b c y b c y sb b b f d f b f f A a c =  = = 1 / 85 , 0 b  c y f d f c  = b b c c   = d c d c b b   = b t s y maks E f  e          + + = 003 , 0 / 003 , 0 C = T 0,85 f / cabb = Asbfy bd Asb b =  s y b t E f + = + 003 , 0 003 , 0 003 , 0 003 , 0   e
  • 32. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia RASIO TULANGAN MAKSIMUM • et = 0,004 →fy =240 MPa →ρmaks =0,6 ρb →fy =400 MPa →ρmaks =0,714 ρb • et = 0,005 →fy =240 MPa →ρmaks =0,525 ρb →fy =400 MPa →ρmaks =0,625 ρb b t s y maks E f  e          + + = 003 , 0 / 003 , 0
  • 33. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia Tulangan Minimum: Page 34 Luas tulangan minimum As,min : (dipilih nilai terbesar) As,min = (1,4/fy).bw.d Atau dapat dinyatakan dalam rasio tulangan d b f f A w y c s   = 4 ´ min , y y c f f f 4 , 1 4 min   = 
  • 34. Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia (TERTUMPU SEDERHANA)