SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1
MOTOR ASINKRON ROTOR SANGKAR
1. PERCOBAAN STATIS
Percobaan ini meliputi :
 Pembacaan plat nama (nama plate)
 Pengukuran tahanan belitan mesin asinkron
 Pengujian tahanan isolasi
1.1. Tujuan Umum Dan Khusus
a. Membiasakan diri dalam memperhatikan besaran nominnal mesin yang
diperbolehkan
b. Mencatat harga nominal mesin yang akan diuji coba
c. Membiasakan diri melakukan pengecekan mesin sebelum mesin diuji
coba atau dijalankan
d. Melakukan tindakan pengamanan awal terhadap mesin yang akan diuji
coba
e. Mengerti dan bisa melakukan pengukuran tahanan mesin asinkron
f. Mengukur tahanan-tahanan belitan mesin asinkron yang akan diuji coba
g. Mengukur besarnya tahanan isolasi antara terminal-terminal dan antara
terminal dengan badan mesin asinkron
1.2. Dasar Teori
Sebelum menjalankan mesin (melakukan percobaan), penting skali
untuk memeriksa dengan seksama harga-harga nominal dari sebuah mesin.
Data ini dicantumkan pada setiap mesin oleh pabrik pembuatannya. Dengn
demikian, setiap orang yang akan memakainya mengenal hal-hal penting
yang brehubungan dengan data atau nilai kerjanya. Harga nominal ini
merupakan hasil pengujian pabrik pembuatannya. Oleh karena itu, untuk
2
membuktikan edata yang diberikan pabrik, perlu dilakukan pengujian pada
mesin tersebut.
Untuk meyakinkan keamanan pada setiap mesin yang akan kita
jalankan, perlu sekali melihat apakah mesin itu masaih baik, ditinjau dari
segi isolasinya. Standar isolasi pada setiap peralatan listrik telah ditetapkan
dengan rekomendasi IEC.
Pada keperluan khusus, diperlukan sekali untuk mengetahui tahanan-
tahanan belitan mesin asinkron, seperti untuk mencari efesiensi
konvensional, torsi dan slip dalam keadaan berbeban, mencari sifat dari
kerja mesin itu. Cara mengukurnya, dapat menggunakan multimeter
(ohmmeter) atau dengan voltmeter-ampermeter.
1.3. Peralatan Yang Digunakan
1. mesin asinkron rotor sangkar 3 fasa
2. amperemeter dan voltmeter
3. multimeter (ohmmeter)
4. isolating testmeter atau megger
5. kabel
1.4. Langkah Percobaan
1. Mencatat data yang tercantum pada plat nama motor yang akan diuji
coba
2. Mengukur tahanan belitan stator (u1-u2, v1-v2 dan w1-w2) dengan
ohmmeter
3. Mengukur tahanan belitan stator (u1-u2, v1-v2 dan w1-w2) dengan
metode voltmeter-amperemeter seperti pada gambar 1.1
4. Mengukur tahanan isolasi antara belitan stator (u1-u2, v1-v2 dan w1-w2)
dan tahanan antarabelitan statorr dengan rangka mesin dengan
ohmmeter dan dengan isolating testmeter
3
1.5. Rangkaian Percobaan
Metode voltmeter amperemeter
A RS
V
W1
W2
V1U1
V2U2
Gambar 1.1 Rangkaian percobaan untuk pengukuran tahanan belitan motor.
4
2. PERCOBAAN DINAMIS
2.1 Tujuan Umum
a. Mengetahui cara kerja motor asinkron rotor sangkar
b. Dapat mengoperasikan motor asinkon rotor sangkar
c. Dapat menentukan rangkaian ekivalen motor asinkron
d. Dapat menganalisa pengaruh pembebanan terhadap putaran motor
asinkron rotor sangkar
2.2 Tujuan Khusus
1. Karakteristik beban nol : Io = f(Vo), Po = f(Vo), cos = f (Vo)
 Mengetahui pengaruh tegangan masukan terhadap arus, daya
faktor daya motor asinkron
 Mencari komponen arus magnetisasi kerugian mekanik (kerugian
gesekan bantalan dan udara dan kerugian besi)
2. Karakteristik hubungan singkat : Phs = f(Ihs), Vhs = f(Ihs), cos = f(Ihs)
pada s =1 (n=0)
 Mengetahui pengaruh arus hubungansingkat : terhadap daya,
tegangan dan faktor daya motor asinkron
 Mencari komponen rangkaian pengganti Xek dan Rek pada rangkaian
ekivalen motor asinkron dilihat dari sisi stator
 Mencari nilai arus hubungan singkat pada saat tegangan nominal
3. Mencari rangkaian ekivalen motor asinkron dengan data yang telah
diperoleh
4. Mencari karakteristik berbenaan motor asinkron : n = f(P)
5
2.3 Dasar Teori
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenataan bahwa arus rotor motor
ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibata adanya perbedaab relatif antara putaran rotor
dengan medan putaar (rotating magnetik field) yang dihasilkan oleh arus
stator. Belitan stator yang dihubungkan dengann sumber tegangan tiga
fase akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan keceptan
sinkron (ns = 120f/p, dimana f adalah frekuensi dan p adalah jumlah
kutub). Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-
konuktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan hukum
Lentz, rotorpun akan turut berputar mengikuti medan putar stator.
Perbedaaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip.
Bertambahnya beban akan memperbesar kopel motor, yangoeh
karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip
antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar.
Jadi bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Dikenal 2 tipe motor induksi, yaitu motor induksi dengan rotor sangkaar
dan motor induksi dengan rotor belitan. Kerja motor induksi seperti juga
kerja transformator adalah berdasarkan prinsip induksi electromagnet.
Oleh karena itu, motor induksi dinggap sebaagai transformator dengan
rangkaian sekunder yang berputar, sehingga rangkaian ekivalehnnya
hampir sama. Rangkaian ekivalen motor induksi dapat digambarkan
sebagai berikut :
6
I1
R1 X1 a R2 a R2
a R2 (1-S)/S
Rc XMn
Gambar 2.1. rangkaian ekivalen motor induksi
Karakteristik Beban Nol
Uji tanpa beban dilakuka dengan cara mensuplai motor sampai dengan
tegangan nominal dan membiarkan roto berputar tanpa torsi pengereman.
Dalamhal ini arus masukan digambarkan sebagai jumlah vektor arus
magenetisasi dan arus aktif yang disebabkan rugibesi (stator) dan rugi mekanik
(friksi dan angin). Daya masukan sama dengan jumlah semua rugi keadaan tanpa
beban, yaitu rugi tembaga stator, rugi besi dan rugimekanik (friksi dan angin).
Dengan mengukur arus beban nol (Io), tegangan beban nol (Vo) dan daya
pada kondisi beban nol (Po), maka cos beban nol dapat dihitung. Bentuk
karakteristik pada pengujian motor induksi tanpa yang berupa kurva Io = f(Vo), Po
= f(Vo) dan cos = f(Vo) dapat digambarkan seperti gambar 2.
Gambar2.2. karakteristik beban nol
I0, P0, CosØ
I0 P0
Cos Ø
V0
7
Dari data pegujian beban nol, maka parameter RC dan XM dapat dihitung dengan
persamaan :
RC = ;
0
0
2
P
V
XM =
0
2
0
2
0
2
0
PIV
V

Karakteristik Hubung Sigkat (Rotor Ditahan)
Apabila rotor di blok / ditahan, maka arus input hanya dibatasi oleh
impedansi ekivalen belitannya (resistansi dan reaktansi bocor). Oleh karena itu,
jika dalam kondisi ini motor disuplai dengan tegangan n ominal, maka akan
terjadi arus yang sangat tinggi yang secara teknis dapat mrusak belitan, sehingga
pada pengujian hubung singkat biasanya dilaksanakan dengan mensuplai motor
dengan tegangan yang diturunkan secukupnya sampai arustudak melebihi nilai
nominalnya. Besar-besaran pada saat tegangan nominal merupakan harga yang
dicari dan dihitung dengan menggunakan perbandingan arus dan tegangannya.
Hal ini dianggap bahwa apabila tegangan suplai bervariasi, reaktansi bocor dan
resistansi belitan tetap konstan.
Dari percobaan hubungan singkat diperoleh data : arus hubung singkat (Ihs),
tegangan hubungan singkat (Vhs) dan daya hubung singkat per fase (Phs), maka
parameter Rek = R1 + a2
R2 dan Xek = X1 + a2
X2 dapat dihitung dengan persamaan :
Rhsn= ;2
hs
hs
I
P
Xek= 2
222
hs
hshshs
I
PIV 
Dengan mengingat bahwa uji hubung singkat dilakukan dengan tegangan
yang diturunkan, maka harga arus hubung singkat dan daya hubung singkat pada
tegangan nominal (Ihsn dan Phsn) dapat dihitung dengan persamaan :
Ihsn = Ihs
hs
n
V
V
; Phsn = 3Vn Ihsn Cos  hs
8
Hasil pengujian dapat digambarkan karakteristik hubung singkat yang
berupa kurva daya ubung singkat (Phs), tegangan hubung singkat (Vhs) dan cos 
hs sebagai fungsi arus yang diserap (Ihs).
Gambar 2.3 karakteristik hubung singkat
Biasanya grafik tegangan adalah linier, grafik cos  hs adalah konstan dan
grafik daya adalah parabola. Daya ini merupakan kerugian, antara lain : kerugian
berupa panas dalam belitan stator rotor serta rugi tambahan dalam tembaga
rotor. Rugi tambahan dalam tembaga rotor disebabkan oleh frekuensi fluksi yang
tinggi yang memotongnya (sama dengan frekuensi suplai) yang menimbulkan
arus eddy dalam rotor itu sendiri. Oleh karena itu, daya berupa panas bertambah
besar kalau dibandingkan dengan daya hilang selama operasi normal ketika
frekuensi rotor sangat rendah.
Karakteristik Putaran vs Beban
Seperti motor-motor penggerak lainnya,penting sekali mengetahui adanya
karakteristik putaran fungsi dari beban. Sudah menjadi sifat mesin asinkron,
bahwa berputar motor itu akibat adanya slip antara medan stator dan rotor, slip
ini akan menjadi besar apabila beban bertambah.
Vhs, Phs, CosØ
Vhs
Phs
CosØ
Ihs
9
2.4 Peralatan Yang Digunakan
1. Mesin asinkron rotor sangkar 3 fase
2. Amperemeter dan voltmeter
3. Multimeter (ohmmeter)
4. Wattmeter dan trafo. Arus
5. Rpm meter
6. Regulator 3 fasa
7. Kabel
2.5 Langkah Percobaan
1. Mencari Karakteristik Beban Nol
 Membuat rangkaian percobaan untuk mencari karakteristik beban
nol.
 Membuat urutan kerjanya.
Tegangan diatur dari nol sampai tegangan nominal. Pengambilan data
dilakukan dari tegangan yang paling tinggi (tegangan nominal) dan
diturunkan secara bertahap.
 Mencatat hasil pengukuran kedalam tabel yang tersedia
2. Mencari Karakteristik Hubungan Singkat
 Membuat rangkaian percobaan unuk mencari karakteristik hubung
singkat
 Membuat urutan kerjanya
 Mencatat hasil pengukuran kedalam tabel yang tersedia
3. Mencari Karakteristik Pytaran vs Beban
 Membuat rangkaian percobaan untuk mencari karakteristik hubung
singkat.
 Membuat urutan kerjanya, dalam hal inimotor dibebani dengan
generator DC
 Mencatat hasilpengukuran kedalam tabel yang tersedia
10
11
RANGKAIAN PERCOBAAN MOTOR ASINKRON ROTOR SANGKAR
Gambar 2.4 Rangkaian Percobaan Motor Asinkron Rotor Sangkar
V
A
R
I
A
C
G
A
V
SUMBER DC
A
V
R
M
V
V
A
W
A
A
n
L1
L2
L3
N
12
1.8 TABEL HASIL PERCOBAAN
a. Percobaan Statis
Tabel 1.1 Pengukuran tahanan belitan stator dan rotor
No Terminal Nilai tahanan (Ω)
1 U1 – U2 1,4
2 V1 – V2 1,36
3 W1 – W2 1,5
Table 1.2 Pengukuran tahanan isolasi
No Terminal Nilai tahanan (Ω)
Dengan ohmmeter Dengan Megger
1 U1 – U2 ~ ~
2 V1 – V2 ~ ~
3 W1 – W2 ~ ~
4 U1 – Rangka Mesin ~ ~
5 V1 – Rangka Mesin ~ ~
6 W1 – Rangka Mesin ~ ~
Ket : ~ = (tak terhingga)
B. Percobaan Dinamis
Table 1.3 Percobaan beban nol
No
Tegangan Input (V) Arus
(A)
Daya (W)
Putaran
(rpm)Teg.fasa Teg.line
1 5 13 2 30 0
2 10 22 3,4 90 0
3 15 31 4,6 105 90
4 20 36 5,3 105 370
5 25 46 5,8 150 1330
6 30 52 3,5 150 270
13
Table 1.4 Percobaan hubung singkat (n=0)
No
Tegangan Input (V) Arus
(A)
Daya (W)
Teg.fasa Teg.line
1 3 9 1 30
2 6 13 2 30
3 11 19 3 30
4 15 27 4 60
5 18 33 5 60
6 22 41 6 90
Table 1.5 Percobaan berbeban
No
Motor Asinkron Generator DC
Beban
(Ω)
VL
(V)
Vp
(V)
I
(A)
P
(W)
N
(rpm)
Iex (A)
VL
(V)
IL
(A)
1 57 35 5,6 150 2500
0,2
2,3 ~ 0
2 56 34 8,7 150 880 69 0,18 415
3 56 34 8,7 175 770 60 0,2 348,5
4 56 34 8,8 175 670 54 0,22 280,1
5 56 34 8,8 175 570 45 0,24 213,5
6 56 34 8,9 200 530 39 0,26 191,4
7 56 34 9 200 499 36 0,26 170,1
8 55 34 9 200 440 33 0,27 157,6
9 54 34 9 200 420 30 0,27 139,4
10 55 34 9,1 200 390 27 0,28 130,6
14
1.9 ANALISA HASIL PERCOBAAN
Tanpa Beban
Sebagai contoh perhitungan diambil data Nomor 3:
Dik : I = 4,6 A
P = 105 W
V = 31 V
Dit : I = ........................?
Cos Ø = ...........................?
Penyelesaian :
I = 4,6 A
Cos Ø =
IV
P
L 3
=
6,4313
105

= 0,42
Dengan cara yang sama untuk analisa data selanjutnya
Tabel 1.7 Hasil analisa data percobaan tanpa beban
No V I
CosØ
P
(V) (A) (W)
1 13 2 0,66 30
2 22 3,4 0,69 90
3 31 4,6 0,42 105
4 36 5,3 0,31 105
5 46 5,8 0,32 150
6 52 3,5 0,47 150
15
Hubung singkat
Sebagai contoh perhitungan diambil data Nomor 3:
Dik : Ihs = 3 A Phs = 30 W
Vp = 11 Volt VL = 19 Volt
Dit : - Ihs = ..........................?
- Cos Ø = ..........................?
Penyelesaian :
 Ihs = 3 A
 Cos Ø =
hsL
hs
IV
P
3
=
3193
30

= 0.30
Dengan cara yang sama untuk analisa data selanjutnya
Tabel 1.6 Hasil analisa data percobaan hubung singkat
No V
(V)
Ihs
(A)
CosØ
P
(W)
1 9 1 1,92 30
2 13 2 0,66 30
3 19 3 0,30 30
4 27 4 0,32 60
5 33 5 0,20 60
6 41 6 0,21 90
16
Berbeban
Sebagai contoh perhitungan diambil data Nomor 3:
Dik : I = 8,7 A P = 175 W f = 50 Hz
Nr = 3050 rpm Vm = 270 V
Dit : Im =...........................? Cos Ø =..............................?
Nstator =...........................? Slip = ..........................?
Torsi = ..........................?
Penyelesaian :
Im = 5,6 A
Cos Ø =
mL IV
P
3
=
7,8563
175

= 0.20
Nstator =
p
f120
=
2
50120
= 3000 rpm
Slip (S) =
s
rs
n
nn 
=
3000
7703000
= 0,73
Torsi (T) =
rn
P


2
60
=
77014,32
17560


= 2,17 Nm
Tabel 2.9 Hasil analisa percobaan berbeban
No Vm
(V)
P
(W)
n
(Rpm)
T
(Nm)
CosØ
Slip
(S)
1 57 150 2500 0,57 0,27 0,16
2 56 150 880 1,62 0,17 0,70
3 56 175 770 2,17 0,20 0,73
4 56 175 670 2,49 0,20 0,77
5 56 175 570 2,93 0,20 0,81
6 56 200 530 3,60 0,23 0,82
7 56 200 490 3,89 0,22 0,83
8 55 200 440 4,34 0,23 0,85
9 54 200 420 4,54 0,23 0,86
10 55 200 390 4,89 0,23 0,87
17
1.10 GRAFIK
a. Karakteristik Tanpa Beban
Gambar 1.5 Karakteristik Tanpa Beban
b. Karakteristik Hubung Singkat
Gambar 1.6 Karakteristik Tanpa Beban
0
1
2
3
4
5
6
7
0 20 40 60
cospi,I(A),P(kW)
VL (Volt)
Karakteristik Tanpa Beban
cos pi=f(V)
I=f(V)
P=f(V)
Expon. (cos pi=f(V))
Expon. (I=f(V))
Expon. (P=f(V))
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 2 4 6 8
Vhs(V),PhS(W),cospi
Ihs (A)
Karakteristik Hubung Singkat
Vhs=f(Ihs)
Phs=f(Ihs)
cos pi=f(Ihs)
Expon. (Vhs=f(Ihs))
Expon. (Phs=f(Ihs))
Expon. (cos pi=f(Ihs))
18
c. Karakteristik Berbeban
Gambar 1.6 Karakteristik Berbeban
1.10 KESIMPULAN
1. Dari grafik karakteristik hubung singkat diperoleh bahwa semakin besar
Ihs maka Vhs dan Phs akan ikut membesar,dan juga nilai cos pi akan
semakin turun jika daya motor naik
2. Pada gambar karakteristik beban nol diperoleh hubungan antara V0
dengan I0, dan cos Ø. Dimana kenaikan V0 mengakibatkan I0 ikut
membesar, sedangkan terhadap cos Ø menurun dan Daya nilainya kecil
atau jarak intervalnya berdekatan jadi bisa dikatakan konstan.
3. Dengan bertanbambahnya beban maka putaran motor akan turun yang
mengakibantkan torsi ikut turun
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
0 50 100 150 200 250
Putarann,(rpm)
Daya P, (Watt)
Karakteristik Berbeban
n=f(P)
Expon. (n=f(P))

More Related Content

What's hot

Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnetahmad haidaroh
 
PPt Motor DC.pptx
PPt Motor DC.pptxPPt Motor DC.pptx
PPt Motor DC.pptxSetia33
 
Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)
Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)
Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)Hikmah Fatwa Nurodin
 
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptxKang Nabil
 
Laporan Proyek Pembuatan Adaptor
Laporan Proyek Pembuatan Adaptor Laporan Proyek Pembuatan Adaptor
Laporan Proyek Pembuatan Adaptor Siti Farida
 
Induktor dan transformator
Induktor dan transformatorInduktor dan transformator
Induktor dan transformatorBeny Abd
 
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor DayaPerhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor DayaYusrizal Azmi
 
Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase Hamid Abdillah
 
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikDebit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikAdy Purnomo
 
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cLaporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cRidwan Satria
 
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIKPEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor dayaSimon Patabang
 
Instalasi motor listrik
Instalasi motor listrikInstalasi motor listrik
Instalasi motor listrikDedi Wahyudin
 

What's hot (20)

Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
 
Contoh soal
Contoh soalContoh soal
Contoh soal
 
PPt Motor DC.pptx
PPt Motor DC.pptxPPt Motor DC.pptx
PPt Motor DC.pptx
 
MESIN LISTRIK.pptx
MESIN LISTRIK.pptxMESIN LISTRIK.pptx
MESIN LISTRIK.pptx
 
Makalah generator kelompok 04
Makalah generator kelompok 04Makalah generator kelompok 04
Makalah generator kelompok 04
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)
Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)
Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)
 
Motor induksi
Motor induksiMotor induksi
Motor induksi
 
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
 
Laporan Proyek Pembuatan Adaptor
Laporan Proyek Pembuatan Adaptor Laporan Proyek Pembuatan Adaptor
Laporan Proyek Pembuatan Adaptor
 
Induktor dan transformator
Induktor dan transformatorInduktor dan transformator
Induktor dan transformator
 
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor DayaPerhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
 
Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase
 
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikDebit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
 
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cLaporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
 
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIKPEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
 
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
 
Motor dc.
Motor dc.Motor dc.
Motor dc.
 
Instalasi motor listrik
Instalasi motor listrikInstalasi motor listrik
Instalasi motor listrik
 

Viewers also liked

Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)mocoz
 
Presentation motor ac. revisi
Presentation motor ac. revisiPresentation motor ac. revisi
Presentation motor ac. revisiDanangHenriW
 
Penyebab Kerusakan Motor Listrik
Penyebab Kerusakan Motor ListrikPenyebab Kerusakan Motor Listrik
Penyebab Kerusakan Motor ListrikRicky Bahar Syah
 
Tugas TTL transformator paralel
Tugas TTL transformator paralelTugas TTL transformator paralel
Tugas TTL transformator paralelhanung hermawan
 
03 bab 06 motor listrik dc
03 bab 06 motor listrik dc03 bab 06 motor listrik dc
03 bab 06 motor listrik dcEko Supriyadi
 
02 bab 05 motor listrik ac
02 bab 05 motor listrik ac02 bab 05 motor listrik ac
02 bab 05 motor listrik acEko Supriyadi
 
Teknik tenaga listrik transformator
Teknik tenaga listrik transformatorTeknik tenaga listrik transformator
Teknik tenaga listrik transformatoryusupade
 
04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrik04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrikEko Supriyadi
 
Klasifikasi sistem (System classification)
Klasifikasi sistem (System classification)Klasifikasi sistem (System classification)
Klasifikasi sistem (System classification)Kisworo Diniantoro
 
Motor asinkron
Motor asinkronMotor asinkron
Motor asinkronKevin Adit
 
pengantar motor listrik
pengantar motor listrikpengantar motor listrik
pengantar motor listrikAhan Hanjaya
 

Viewers also liked (20)

Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
 
Presentation motor ac. revisi
Presentation motor ac. revisiPresentation motor ac. revisi
Presentation motor ac. revisi
 
Motor 3 fasa
Motor 3 fasaMotor 3 fasa
Motor 3 fasa
 
Penyebab Kerusakan Motor Listrik
Penyebab Kerusakan Motor ListrikPenyebab Kerusakan Motor Listrik
Penyebab Kerusakan Motor Listrik
 
Tugas TTL transformator paralel
Tugas TTL transformator paralelTugas TTL transformator paralel
Tugas TTL transformator paralel
 
03 bab 06 motor listrik dc
03 bab 06 motor listrik dc03 bab 06 motor listrik dc
03 bab 06 motor listrik dc
 
Electronic Engine (Motor Electric)
Electronic Engine (Motor Electric)Electronic Engine (Motor Electric)
Electronic Engine (Motor Electric)
 
Magnet
MagnetMagnet
Magnet
 
02 bab 05 motor listrik ac
02 bab 05 motor listrik ac02 bab 05 motor listrik ac
02 bab 05 motor listrik ac
 
Teknik tenaga listrik transformator
Teknik tenaga listrik transformatorTeknik tenaga listrik transformator
Teknik tenaga listrik transformator
 
Makalah mesin-listrik
Makalah mesin-listrikMakalah mesin-listrik
Makalah mesin-listrik
 
Mesin ac ch4
Mesin ac ch4Mesin ac ch4
Mesin ac ch4
 
04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrik04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrik
 
Teknik listrik jilid 2
Teknik listrik jilid 2Teknik listrik jilid 2
Teknik listrik jilid 2
 
4.matriks dan relasi
4.matriks dan relasi4.matriks dan relasi
4.matriks dan relasi
 
Induction motor
Induction motorInduction motor
Induction motor
 
Klasifikasi sistem (System classification)
Klasifikasi sistem (System classification)Klasifikasi sistem (System classification)
Klasifikasi sistem (System classification)
 
Motor asinkron
Motor asinkronMotor asinkron
Motor asinkron
 
Kompresor
KompresorKompresor
Kompresor
 
pengantar motor listrik
pengantar motor listrikpengantar motor listrik
pengantar motor listrik
 

Similar to Motor asinkron rotor sangkar

PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATORPRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATORAndri Ebo
 
Instalas motor-listrik
Instalas motor-listrikInstalas motor-listrik
Instalas motor-listrikAryo Guno
 
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptxPPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptxAndriAbjar
 
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptxPengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptxnoval66
 
motor induksi
motor induksimotor induksi
motor induksiBatriAs1
 
Motor ac-sinkron
Motor ac-sinkronMotor ac-sinkron
Motor ac-sinkronNovia Putri
 
Bab 8 motor dc
Bab 8 motor dcBab 8 motor dc
Bab 8 motor dcamore1234
 
4.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik014.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik01Rianda Ecoel
 
2.2. Generator dc Karakteristik.ppt
2.2. Generator dc Karakteristik.ppt2.2. Generator dc Karakteristik.ppt
2.2. Generator dc Karakteristik.pptMasDoni4
 
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnetahmad haidaroh
 
174983 id-none
174983 id-none174983 id-none
174983 id-nonejaNAKKA
 
Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Mura Mura
 
4. KENDALI MOTOR DC.pptx
4. KENDALI MOTOR DC.pptx4. KENDALI MOTOR DC.pptx
4. KENDALI MOTOR DC.pptxFadhilMHanafi
 
Rev Karakteristik transistor
Rev Karakteristik transistorRev Karakteristik transistor
Rev Karakteristik transistorfatkhurouf
 
Revisi Karakteristik Transistor
Revisi Karakteristik Transistor Revisi Karakteristik Transistor
Revisi Karakteristik Transistor ryan_try
 
Paper motor listrik kipas angin
Paper motor listrik kipas anginPaper motor listrik kipas angin
Paper motor listrik kipas anginAiny El-adLha
 

Similar to Motor asinkron rotor sangkar (20)

3666400.ppt
3666400.ppt3666400.ppt
3666400.ppt
 
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATORPRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
 
Instalas motor-listrik
Instalas motor-listrikInstalas motor-listrik
Instalas motor-listrik
 
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptxPPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
 
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptxPengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
 
motor induksi
motor induksimotor induksi
motor induksi
 
Motor ac-sinkron
Motor ac-sinkronMotor ac-sinkron
Motor ac-sinkron
 
Bab 8 motor dc
Bab 8 motor dcBab 8 motor dc
Bab 8 motor dc
 
Bab 8 motor dc
Bab 8 motor dcBab 8 motor dc
Bab 8 motor dc
 
4.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik014.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik01
 
2.2. Generator dc Karakteristik.ppt
2.2. Generator dc Karakteristik.ppt2.2. Generator dc Karakteristik.ppt
2.2. Generator dc Karakteristik.ppt
 
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
 
174983 id-none
174983 id-none174983 id-none
174983 id-none
 
Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)
 
4. KENDALI MOTOR DC.pptx
4. KENDALI MOTOR DC.pptx4. KENDALI MOTOR DC.pptx
4. KENDALI MOTOR DC.pptx
 
Umum generator
Umum generatorUmum generator
Umum generator
 
Rev Karakteristik transistor
Rev Karakteristik transistorRev Karakteristik transistor
Rev Karakteristik transistor
 
Revisi Karakteristik Transistor
Revisi Karakteristik Transistor Revisi Karakteristik Transistor
Revisi Karakteristik Transistor
 
Paper motor listrik kipas angin
Paper motor listrik kipas anginPaper motor listrik kipas angin
Paper motor listrik kipas angin
 
mekatronika
mekatronikamekatronika
mekatronika
 

Motor asinkron rotor sangkar

  • 1. 1 MOTOR ASINKRON ROTOR SANGKAR 1. PERCOBAAN STATIS Percobaan ini meliputi :  Pembacaan plat nama (nama plate)  Pengukuran tahanan belitan mesin asinkron  Pengujian tahanan isolasi 1.1. Tujuan Umum Dan Khusus a. Membiasakan diri dalam memperhatikan besaran nominnal mesin yang diperbolehkan b. Mencatat harga nominal mesin yang akan diuji coba c. Membiasakan diri melakukan pengecekan mesin sebelum mesin diuji coba atau dijalankan d. Melakukan tindakan pengamanan awal terhadap mesin yang akan diuji coba e. Mengerti dan bisa melakukan pengukuran tahanan mesin asinkron f. Mengukur tahanan-tahanan belitan mesin asinkron yang akan diuji coba g. Mengukur besarnya tahanan isolasi antara terminal-terminal dan antara terminal dengan badan mesin asinkron 1.2. Dasar Teori Sebelum menjalankan mesin (melakukan percobaan), penting skali untuk memeriksa dengan seksama harga-harga nominal dari sebuah mesin. Data ini dicantumkan pada setiap mesin oleh pabrik pembuatannya. Dengn demikian, setiap orang yang akan memakainya mengenal hal-hal penting yang brehubungan dengan data atau nilai kerjanya. Harga nominal ini merupakan hasil pengujian pabrik pembuatannya. Oleh karena itu, untuk
  • 2. 2 membuktikan edata yang diberikan pabrik, perlu dilakukan pengujian pada mesin tersebut. Untuk meyakinkan keamanan pada setiap mesin yang akan kita jalankan, perlu sekali melihat apakah mesin itu masaih baik, ditinjau dari segi isolasinya. Standar isolasi pada setiap peralatan listrik telah ditetapkan dengan rekomendasi IEC. Pada keperluan khusus, diperlukan sekali untuk mengetahui tahanan- tahanan belitan mesin asinkron, seperti untuk mencari efesiensi konvensional, torsi dan slip dalam keadaan berbeban, mencari sifat dari kerja mesin itu. Cara mengukurnya, dapat menggunakan multimeter (ohmmeter) atau dengan voltmeter-ampermeter. 1.3. Peralatan Yang Digunakan 1. mesin asinkron rotor sangkar 3 fasa 2. amperemeter dan voltmeter 3. multimeter (ohmmeter) 4. isolating testmeter atau megger 5. kabel 1.4. Langkah Percobaan 1. Mencatat data yang tercantum pada plat nama motor yang akan diuji coba 2. Mengukur tahanan belitan stator (u1-u2, v1-v2 dan w1-w2) dengan ohmmeter 3. Mengukur tahanan belitan stator (u1-u2, v1-v2 dan w1-w2) dengan metode voltmeter-amperemeter seperti pada gambar 1.1 4. Mengukur tahanan isolasi antara belitan stator (u1-u2, v1-v2 dan w1-w2) dan tahanan antarabelitan statorr dengan rangka mesin dengan ohmmeter dan dengan isolating testmeter
  • 3. 3 1.5. Rangkaian Percobaan Metode voltmeter amperemeter A RS V W1 W2 V1U1 V2U2 Gambar 1.1 Rangkaian percobaan untuk pengukuran tahanan belitan motor.
  • 4. 4 2. PERCOBAAN DINAMIS 2.1 Tujuan Umum a. Mengetahui cara kerja motor asinkron rotor sangkar b. Dapat mengoperasikan motor asinkon rotor sangkar c. Dapat menentukan rangkaian ekivalen motor asinkron d. Dapat menganalisa pengaruh pembebanan terhadap putaran motor asinkron rotor sangkar 2.2 Tujuan Khusus 1. Karakteristik beban nol : Io = f(Vo), Po = f(Vo), cos = f (Vo)  Mengetahui pengaruh tegangan masukan terhadap arus, daya faktor daya motor asinkron  Mencari komponen arus magnetisasi kerugian mekanik (kerugian gesekan bantalan dan udara dan kerugian besi) 2. Karakteristik hubungan singkat : Phs = f(Ihs), Vhs = f(Ihs), cos = f(Ihs) pada s =1 (n=0)  Mengetahui pengaruh arus hubungansingkat : terhadap daya, tegangan dan faktor daya motor asinkron  Mencari komponen rangkaian pengganti Xek dan Rek pada rangkaian ekivalen motor asinkron dilihat dari sisi stator  Mencari nilai arus hubungan singkat pada saat tegangan nominal 3. Mencari rangkaian ekivalen motor asinkron dengan data yang telah diperoleh 4. Mencari karakteristik berbenaan motor asinkron : n = f(P)
  • 5. 5 2.3 Dasar Teori Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibata adanya perbedaab relatif antara putaran rotor dengan medan putaar (rotating magnetik field) yang dihasilkan oleh arus stator. Belitan stator yang dihubungkan dengann sumber tegangan tiga fase akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan keceptan sinkron (ns = 120f/p, dimana f adalah frekuensi dan p adalah jumlah kutub). Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor- konuktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan hukum Lentz, rotorpun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban akan memperbesar kopel motor, yangoeh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun. Dikenal 2 tipe motor induksi, yaitu motor induksi dengan rotor sangkaar dan motor induksi dengan rotor belitan. Kerja motor induksi seperti juga kerja transformator adalah berdasarkan prinsip induksi electromagnet. Oleh karena itu, motor induksi dinggap sebaagai transformator dengan rangkaian sekunder yang berputar, sehingga rangkaian ekivalehnnya hampir sama. Rangkaian ekivalen motor induksi dapat digambarkan sebagai berikut :
  • 6. 6 I1 R1 X1 a R2 a R2 a R2 (1-S)/S Rc XMn Gambar 2.1. rangkaian ekivalen motor induksi Karakteristik Beban Nol Uji tanpa beban dilakuka dengan cara mensuplai motor sampai dengan tegangan nominal dan membiarkan roto berputar tanpa torsi pengereman. Dalamhal ini arus masukan digambarkan sebagai jumlah vektor arus magenetisasi dan arus aktif yang disebabkan rugibesi (stator) dan rugi mekanik (friksi dan angin). Daya masukan sama dengan jumlah semua rugi keadaan tanpa beban, yaitu rugi tembaga stator, rugi besi dan rugimekanik (friksi dan angin). Dengan mengukur arus beban nol (Io), tegangan beban nol (Vo) dan daya pada kondisi beban nol (Po), maka cos beban nol dapat dihitung. Bentuk karakteristik pada pengujian motor induksi tanpa yang berupa kurva Io = f(Vo), Po = f(Vo) dan cos = f(Vo) dapat digambarkan seperti gambar 2. Gambar2.2. karakteristik beban nol I0, P0, CosØ I0 P0 Cos Ø V0
  • 7. 7 Dari data pegujian beban nol, maka parameter RC dan XM dapat dihitung dengan persamaan : RC = ; 0 0 2 P V XM = 0 2 0 2 0 2 0 PIV V  Karakteristik Hubung Sigkat (Rotor Ditahan) Apabila rotor di blok / ditahan, maka arus input hanya dibatasi oleh impedansi ekivalen belitannya (resistansi dan reaktansi bocor). Oleh karena itu, jika dalam kondisi ini motor disuplai dengan tegangan n ominal, maka akan terjadi arus yang sangat tinggi yang secara teknis dapat mrusak belitan, sehingga pada pengujian hubung singkat biasanya dilaksanakan dengan mensuplai motor dengan tegangan yang diturunkan secukupnya sampai arustudak melebihi nilai nominalnya. Besar-besaran pada saat tegangan nominal merupakan harga yang dicari dan dihitung dengan menggunakan perbandingan arus dan tegangannya. Hal ini dianggap bahwa apabila tegangan suplai bervariasi, reaktansi bocor dan resistansi belitan tetap konstan. Dari percobaan hubungan singkat diperoleh data : arus hubung singkat (Ihs), tegangan hubungan singkat (Vhs) dan daya hubung singkat per fase (Phs), maka parameter Rek = R1 + a2 R2 dan Xek = X1 + a2 X2 dapat dihitung dengan persamaan : Rhsn= ;2 hs hs I P Xek= 2 222 hs hshshs I PIV  Dengan mengingat bahwa uji hubung singkat dilakukan dengan tegangan yang diturunkan, maka harga arus hubung singkat dan daya hubung singkat pada tegangan nominal (Ihsn dan Phsn) dapat dihitung dengan persamaan : Ihsn = Ihs hs n V V ; Phsn = 3Vn Ihsn Cos  hs
  • 8. 8 Hasil pengujian dapat digambarkan karakteristik hubung singkat yang berupa kurva daya ubung singkat (Phs), tegangan hubung singkat (Vhs) dan cos  hs sebagai fungsi arus yang diserap (Ihs). Gambar 2.3 karakteristik hubung singkat Biasanya grafik tegangan adalah linier, grafik cos  hs adalah konstan dan grafik daya adalah parabola. Daya ini merupakan kerugian, antara lain : kerugian berupa panas dalam belitan stator rotor serta rugi tambahan dalam tembaga rotor. Rugi tambahan dalam tembaga rotor disebabkan oleh frekuensi fluksi yang tinggi yang memotongnya (sama dengan frekuensi suplai) yang menimbulkan arus eddy dalam rotor itu sendiri. Oleh karena itu, daya berupa panas bertambah besar kalau dibandingkan dengan daya hilang selama operasi normal ketika frekuensi rotor sangat rendah. Karakteristik Putaran vs Beban Seperti motor-motor penggerak lainnya,penting sekali mengetahui adanya karakteristik putaran fungsi dari beban. Sudah menjadi sifat mesin asinkron, bahwa berputar motor itu akibat adanya slip antara medan stator dan rotor, slip ini akan menjadi besar apabila beban bertambah. Vhs, Phs, CosØ Vhs Phs CosØ Ihs
  • 9. 9 2.4 Peralatan Yang Digunakan 1. Mesin asinkron rotor sangkar 3 fase 2. Amperemeter dan voltmeter 3. Multimeter (ohmmeter) 4. Wattmeter dan trafo. Arus 5. Rpm meter 6. Regulator 3 fasa 7. Kabel 2.5 Langkah Percobaan 1. Mencari Karakteristik Beban Nol  Membuat rangkaian percobaan untuk mencari karakteristik beban nol.  Membuat urutan kerjanya. Tegangan diatur dari nol sampai tegangan nominal. Pengambilan data dilakukan dari tegangan yang paling tinggi (tegangan nominal) dan diturunkan secara bertahap.  Mencatat hasil pengukuran kedalam tabel yang tersedia 2. Mencari Karakteristik Hubungan Singkat  Membuat rangkaian percobaan unuk mencari karakteristik hubung singkat  Membuat urutan kerjanya  Mencatat hasil pengukuran kedalam tabel yang tersedia 3. Mencari Karakteristik Pytaran vs Beban  Membuat rangkaian percobaan untuk mencari karakteristik hubung singkat.  Membuat urutan kerjanya, dalam hal inimotor dibebani dengan generator DC  Mencatat hasilpengukuran kedalam tabel yang tersedia
  • 10. 10
  • 11. 11 RANGKAIAN PERCOBAAN MOTOR ASINKRON ROTOR SANGKAR Gambar 2.4 Rangkaian Percobaan Motor Asinkron Rotor Sangkar V A R I A C G A V SUMBER DC A V R M V V A W A A n L1 L2 L3 N
  • 12. 12 1.8 TABEL HASIL PERCOBAAN a. Percobaan Statis Tabel 1.1 Pengukuran tahanan belitan stator dan rotor No Terminal Nilai tahanan (Ω) 1 U1 – U2 1,4 2 V1 – V2 1,36 3 W1 – W2 1,5 Table 1.2 Pengukuran tahanan isolasi No Terminal Nilai tahanan (Ω) Dengan ohmmeter Dengan Megger 1 U1 – U2 ~ ~ 2 V1 – V2 ~ ~ 3 W1 – W2 ~ ~ 4 U1 – Rangka Mesin ~ ~ 5 V1 – Rangka Mesin ~ ~ 6 W1 – Rangka Mesin ~ ~ Ket : ~ = (tak terhingga) B. Percobaan Dinamis Table 1.3 Percobaan beban nol No Tegangan Input (V) Arus (A) Daya (W) Putaran (rpm)Teg.fasa Teg.line 1 5 13 2 30 0 2 10 22 3,4 90 0 3 15 31 4,6 105 90 4 20 36 5,3 105 370 5 25 46 5,8 150 1330 6 30 52 3,5 150 270
  • 13. 13 Table 1.4 Percobaan hubung singkat (n=0) No Tegangan Input (V) Arus (A) Daya (W) Teg.fasa Teg.line 1 3 9 1 30 2 6 13 2 30 3 11 19 3 30 4 15 27 4 60 5 18 33 5 60 6 22 41 6 90 Table 1.5 Percobaan berbeban No Motor Asinkron Generator DC Beban (Ω) VL (V) Vp (V) I (A) P (W) N (rpm) Iex (A) VL (V) IL (A) 1 57 35 5,6 150 2500 0,2 2,3 ~ 0 2 56 34 8,7 150 880 69 0,18 415 3 56 34 8,7 175 770 60 0,2 348,5 4 56 34 8,8 175 670 54 0,22 280,1 5 56 34 8,8 175 570 45 0,24 213,5 6 56 34 8,9 200 530 39 0,26 191,4 7 56 34 9 200 499 36 0,26 170,1 8 55 34 9 200 440 33 0,27 157,6 9 54 34 9 200 420 30 0,27 139,4 10 55 34 9,1 200 390 27 0,28 130,6
  • 14. 14 1.9 ANALISA HASIL PERCOBAAN Tanpa Beban Sebagai contoh perhitungan diambil data Nomor 3: Dik : I = 4,6 A P = 105 W V = 31 V Dit : I = ........................? Cos Ø = ...........................? Penyelesaian : I = 4,6 A Cos Ø = IV P L 3 = 6,4313 105  = 0,42 Dengan cara yang sama untuk analisa data selanjutnya Tabel 1.7 Hasil analisa data percobaan tanpa beban No V I CosØ P (V) (A) (W) 1 13 2 0,66 30 2 22 3,4 0,69 90 3 31 4,6 0,42 105 4 36 5,3 0,31 105 5 46 5,8 0,32 150 6 52 3,5 0,47 150
  • 15. 15 Hubung singkat Sebagai contoh perhitungan diambil data Nomor 3: Dik : Ihs = 3 A Phs = 30 W Vp = 11 Volt VL = 19 Volt Dit : - Ihs = ..........................? - Cos Ø = ..........................? Penyelesaian :  Ihs = 3 A  Cos Ø = hsL hs IV P 3 = 3193 30  = 0.30 Dengan cara yang sama untuk analisa data selanjutnya Tabel 1.6 Hasil analisa data percobaan hubung singkat No V (V) Ihs (A) CosØ P (W) 1 9 1 1,92 30 2 13 2 0,66 30 3 19 3 0,30 30 4 27 4 0,32 60 5 33 5 0,20 60 6 41 6 0,21 90
  • 16. 16 Berbeban Sebagai contoh perhitungan diambil data Nomor 3: Dik : I = 8,7 A P = 175 W f = 50 Hz Nr = 3050 rpm Vm = 270 V Dit : Im =...........................? Cos Ø =..............................? Nstator =...........................? Slip = ..........................? Torsi = ..........................? Penyelesaian : Im = 5,6 A Cos Ø = mL IV P 3 = 7,8563 175  = 0.20 Nstator = p f120 = 2 50120 = 3000 rpm Slip (S) = s rs n nn  = 3000 7703000 = 0,73 Torsi (T) = rn P   2 60 = 77014,32 17560   = 2,17 Nm Tabel 2.9 Hasil analisa percobaan berbeban No Vm (V) P (W) n (Rpm) T (Nm) CosØ Slip (S) 1 57 150 2500 0,57 0,27 0,16 2 56 150 880 1,62 0,17 0,70 3 56 175 770 2,17 0,20 0,73 4 56 175 670 2,49 0,20 0,77 5 56 175 570 2,93 0,20 0,81 6 56 200 530 3,60 0,23 0,82 7 56 200 490 3,89 0,22 0,83 8 55 200 440 4,34 0,23 0,85 9 54 200 420 4,54 0,23 0,86 10 55 200 390 4,89 0,23 0,87
  • 17. 17 1.10 GRAFIK a. Karakteristik Tanpa Beban Gambar 1.5 Karakteristik Tanpa Beban b. Karakteristik Hubung Singkat Gambar 1.6 Karakteristik Tanpa Beban 0 1 2 3 4 5 6 7 0 20 40 60 cospi,I(A),P(kW) VL (Volt) Karakteristik Tanpa Beban cos pi=f(V) I=f(V) P=f(V) Expon. (cos pi=f(V)) Expon. (I=f(V)) Expon. (P=f(V)) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 2 4 6 8 Vhs(V),PhS(W),cospi Ihs (A) Karakteristik Hubung Singkat Vhs=f(Ihs) Phs=f(Ihs) cos pi=f(Ihs) Expon. (Vhs=f(Ihs)) Expon. (Phs=f(Ihs)) Expon. (cos pi=f(Ihs))
  • 18. 18 c. Karakteristik Berbeban Gambar 1.6 Karakteristik Berbeban 1.10 KESIMPULAN 1. Dari grafik karakteristik hubung singkat diperoleh bahwa semakin besar Ihs maka Vhs dan Phs akan ikut membesar,dan juga nilai cos pi akan semakin turun jika daya motor naik 2. Pada gambar karakteristik beban nol diperoleh hubungan antara V0 dengan I0, dan cos Ø. Dimana kenaikan V0 mengakibatkan I0 ikut membesar, sedangkan terhadap cos Ø menurun dan Daya nilainya kecil atau jarak intervalnya berdekatan jadi bisa dikatakan konstan. 3. Dengan bertanbambahnya beban maka putaran motor akan turun yang mengakibantkan torsi ikut turun 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 0 50 100 150 200 250 Putarann,(rpm) Daya P, (Watt) Karakteristik Berbeban n=f(P) Expon. (n=f(P))