Dokumen tersebut membahas kasus seorang perempuan umur 49 tahun yang didiagnosis menderita nefrolithiasis di ginjal kanan berdasarkan gejala nyeri pinggang kanan dan hasil pemeriksaan USG abdomen. Pasien juga didiagnosis hipertensi berdasarkan pemeriksaan tekanan darah. Dokumen tersebut juga membahas hubungan antara nefrolithiasis dengan hipertensi secara fisiologis.
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
OPTIMASI NEFROLITHIASIS
1. Oleh: ATIKA BUDIMAN (111 2017 2082)
Pembimbing : dr. Muh. Rasyidi Juhamran, Sp.PD, FINASIM
DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
2.
3. Batu ginjal merupakan
keadaan tidak normal di dalam
ginjal, dan mengandung komponen
kristal serta matriks organik
NEFROLITHIASIS batu kalsium, batu
kalsium oksalat, atau
kalsium fosfat
Pembentukan batu di dalam tubulus
ginjal atau sistem kolektivus, meskipun
batu juga sering ditemukan di ureter
atau kandung kemih.
Batu asam urat ditemukan
pada 5–10%
5% batu adalah struvite,
sedangkan batu sistin jarang
terjadi, angka kejadian sekitar
1%
•Sja’bani M. Batu Saluran Kemih. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6. Diedit oleh Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam
AF. Jakarta: Interna Publishing; 2014. hal. 2121-7
•Steddon S, Ashman N, Chesser A, et al. Nephrolithiasis. In: Oxford Handbook of Nephrology and Hypertension. 2nd Ed. New York: Oxford University Press;
2014. 716 p.
4. umur 55-64
tahun (1,3%)
Batu ginjal merupakan
penyebab terbanyak
kelainan di
saluran kemih
Amerika Serikat
meningkat dari 3,8% pada
akhir 1970 hingga 8,8% pada
akhir tahun 2000
angka kejadian rata-rata
sebesar 0,6% di seluruh
Indonesia.
Sulawesi Selatan = 0,5%
< •Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013. [online]. Available from: URL: http://labdata.litbang.depkes.go.id/riset-badan-
litbangkes/menu-riskesnas/menu-riskesdas
7. ANAMNESIS
• Seorang perempuan umur 49 tahun, Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, datang
ke RS Bhayangkara dengan keluhan nyeri pinggang sebelah kanan yang
dirasakan hilang timbul sudah sejak 1 bulan terakhir namun dirasakan tiba-tiba
memberat kurang lebih sejak 6 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit ketika
pasien sedang di mobil berangkat dari kota Bulukumba. Nyeri terasa menjalar ke
bawah pada daerah perut kanan bawah. Keluhan yang sama pernah dirasakan
beberapa bulan lalu namun pasien tidak berobat. Ada mual, ada muntah
frekuensi 1 kali, isi sisa makanan, tidak ada lendir dan darah.
8. Tidak ada demam. Tidak ada batuk, tidak ada sesak dan nyeri
dada. Pasien juga merasa lemas dan nafsu makan menurun. BAK
warna kuning, tidak berpasir dan tidak nyeri saat berkemih. BAB
warna coklat konsistensi padat kesan biasa.
Pasien tidak memiliki riwayat keluhan yang sama dalam
keluarga. Riwayat trauma pada daerah perut tidak ada. Riwayat
penyakit yang lain tidak diketahui. Riwayat kebiasaan merokok
dan minum alkohol tidak ada.
9. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Sakit sedang / Gizi cukup/ Compos Mentis
• Status kesadaran
• Kuantitatif : GCS 15 (E4M6V5)
• Kualitatif : Compos Mentis
• Tekanan Darah : 170/90mmHg
• Nadi : 84x/menit, reguler, kuat angkat
• Pernapasan : 20 x/menit, reguler, tipe thoracoabdomial
• Suhu : 36,7 0C (Axilla)
10. Kepala
• Bentuk : normocephal, rambut hitam
dan tidak mudah dicabut
• Ekspresi : meringis
• Simetris wajah : simetris
Mata
• Eksoptalmus/enoptalmus : (-)
• Gerakan : segala arah
• Tekanan bola mata : tdk diperiksa
• Kelopak mata : edema palpebra (-)
• Konjungtiva : anemis (-/-)
• Sklera : ikterus (-/-)
• Kornea : jernih
• Pupil : bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm
THT
• Telinga : bentuk normal, simetris,
lubang lapang, serumen (-/-)
• Hidung : bentuk normal, sekret (-/-)
• Bibir : normal, sianosis (-), pucat (-)
• Tonsil : T1-T1 hiperemis (-)
• Faring : hiperemis (-)
• Palatum : Ikterus (-)
• Lidah : kotor(-), tremor(-)
• Mukosa mulut : stomatitis (-)
• Leher : simetris, pembesaran KGB
tidak ada,
11. Thoraks
Inspeksi
• Bentuk : simetris kiri dan kanan
• Sela iga dalam batas normal
• Pembuluh darah tidak ada kelainan
• Sela iga : tidak ada retraksi
Palpasi
• Tidak ada nyeri tekan
• Fremitus raba sama kuat kiri & kanan
Perkusi
• Sonor kedua lapangan paru
• Batas paru hepar : ics vi anterior, linea
midclavicula
Auskultasi
• Bunyi nafas : vesikuler
• Bunyi tambahan : ronchi -/- wheezing -/-
Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Thrill tidak teraba
• Perkusi : batas jantung kanan ICS
IV line parasternalis dextra, batas
kiri jantung ICS V linea
midclavicularis sinistra
• Auskultasi : S1/S2 murni reguler,
murmur tidak ada.
12. Abdomen
• Inspeksi : bentuk datar, tidak distensi, ikut gerak napas
• Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal.
• Palpasi : Nyeri tekan hipokondrium dextra,
Hepar dan Lien tidak teraba.
• Perkusi : Timpani
• Lain–lain : Nyeri ketok Costovertebra Dextra(+), Sinistra (-)
Ektremitas
• Akral teraba hangat, turgor kulit baik. Edema pretibial dan dorsum pedis (-).
14. KIMIA URIN HASIL RUJUKAN
Urobilinogen Normal Normal <= 1mg/dL
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Eritirosit Negatif Negatif
Protein +/-` Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bj 1,020 1,015-1,035
pH 6,5 4,5-8,0
SEDIMEN URIN HASIL RUJUKAN
Epitel 8-10 <10/LPB
Leukosit 4-6 0-5/LPB
Eritrosit 6-8 0-5/LPB
15. Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
SGOT 18 L 37/ P 31 u/L
SGPT 26 L 42/ P 32 u/L
Ureum 30 10-50
Creatinin 1,01 L 0,6-2/ P 0,5-1,2
GDS 122 100-140
Cholesterol 240 <200
16. USG Abdomen
•Batu pada bagian tengah ginjal kanan, uk ±1,1cm. Pelvisrenis
dan prox ureter kanan dilatasi
•Ginjal kiri normal, tidak ada batu atau tanda bendungan
•Hepar, GB, Pancreas dan Lien normal
•Buli-buli normal
•Kesan : Pelvicocaliectasis Dextra dan Nefrolith Dextra
19. Nefrolithiasis
merupakan salah
satu masalah
urologis yang paling
sering ditemukan
Karakteristik umur
yang paling tinggi
55-64 tahun dan
jenis kelamin laki-
laki lebih banyak
dilaporkan seorang perempuan
umur 49 tahun telah didiagnosis
Nefrolithiasis dextra
•Sja’bani M. Batu Saluran Kemih. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6. Diedit oleh Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF.
Jakarta: Interna Publishing; 2014. hal. 2121-7
•Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. [online]. Available from: URL:
http://labdata.litbang.depkes.go.id/riset-badan-litbangkes/menu-riskesnas/menu-riskesdas
20. keluhan utama pasien berupa nyeri
pinggang kanan yang hilang timbul sejak 1
bulan terakhir namun tiba-tiba memberat
kurang lebih 6 jam sebelum masuk rumah
sakit
NYERI KOLIK
rasa nyeri yang timbul akibat dari
obstruksi ureter. Rasa sakit ini
disebabkan oleh spasme ureter di
sekitar batu yang menyebabkan
obstruksi dan distensi ureter,
pelvicalyceal sistem, dan kapsul ginjal
Onset mendadak dri
nyeri pinggang
Pada sudut
costovertebral, lateral
otot sacrospinosus dan
di bawah costa XII
Dapat menjalar ke
panggul, selangkangan
dan testis/labia majora
Mual dan muntah sering
terjadi
Adanya hematuria
•Bultitude M, Rees J. Management of Renal Colic. [online]. 2012 Sep 1. [cited 2018 Nov 5]. Available from: URL: https://www.bmj.com/content/345/bmj.e549
•Thurtle D, Biers S. et al. Renal Colic. In: Emergency Urology. 1st Ed. United Kingdom: Gutenberg Press; 2017. 27-30 p.
21. Pada pasien ini didapatkan adanya
hipertensi (170/90 mmHg)
Batu ginjal mengenai pasien
hipertensi secara tidak proporsional
dibandingkan dengan individu
normotensif
Di sisi lain, beberapa data prospektif
menunjukkan bahwa riwayat
nefrolitiasis terkait dengan
kecenderungan yang lebih besar
untuk mengalami hipertensi
22. kemungkinan hubungan kejadian hipertensi
dengan pembentukan batu pada ginjal
perubahan metabolisme
kalsium
ciri-ciri sindrom metabolik
yaitu resistensi insulin
mungkin menjadi
mekanisme patofisiologi
yang umum
PGK mungkin menjadi
faktor lain yang memiliki
hubungan terhadap
nefrolithiasis dan
hipertensi
Episode batu berulang
Obstruksi saluran kemih
Vasokontriksi ginjal dan penurunan aliran
darah glomerulus
iskemia medula bagian luar, dengan masuknya leukosit
dan pembentukan reaksi oksidatif lokal
timbulnya reabsorpsi natrium
Salt-sensitive hypertension
•Obligado SH, Goldfarb DS. The Association of Nephrolithiasis with Hypertension and Obesitity. [online]. March 2008. [cited 2018 Nov 22]. Available from:
URL: https://academic.oup.com/ajh/article/21/3/257/102080
•Shang W, Li Y, et all. Nephrolithiasis and Risk of Hypertension: a Meta-analysis of Observational Studies. [online]. 2017 Nov 29. [cited 2018 Nov 22].
Available from: https://bmcnephrol.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12882-017-0762-8
23. Pada kasus ini didapatkan pada pemeriksaan
fisik abdomen terdapat nyeri tekan regio
hipokondrium dextra. Didapatkan nyeri ketok
pada costovertebra kanan, kiri tidak ada.
Observasi rutin suhu, heart rate, pernapasan, tekanan darah dan urin output.
Pemeriksaan abdomen terutama untuk mengecualikan penyebab nyeri lainnya
Meninjau apakah terdapat fitur AKI / uraemia (misalnya mual,muntah, kelelahan, kram
otot, pruritus, perubahan keadaan mental, atau perubahan visual)
Nyeri ketok costovertebra dan edema ekstremitas bawah sebagai tanda kondisi sistemik
lain seperti gout atau hiperparatiroid
PEMERIKSAAN
FISIK
•Curhan, GC. Nephrolithiasis. In: Harrison’s principles of Internal Medicine. 19th Ed. Kasper LD, Hauser SL, Lameson JL, editor. New York: McGraw Hill
Education; 2015. 1866-71
•Thurtle D, Biers S. et al. Renal Colic. In: Emergency Urology. 1st Ed. United Kingdom: Gutenberg Press; 2017. 27-30 p.
24. Setiap pasien gawat darurat dengan batu
saluran kemih membutuhkan pemeriksaan
urin dan darah disamping pemeriksaan
radiologi.
Pemeriksaan pH, berat jenis air kemih,
sedimen air kemih untuk menentukan
hematuri, leukosituria, kristaluria.
Pada kasus ini, hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan dalam batas normal.
Berat jenis, pH, dan biokimia urin lainnya dalam batas normal. Pemeriksaan
ureum dan creatinin dalam batas normal juga menunjukkan fungsi ginjal masih
dalam batas normal. Pemeriksaan urinalisis didapatkan hasil sedimen urin Epitel
8-10/LPB; Leukosit 4-6/LPB; Eritrosit 6-8/LPB. Hasil sedimen eritrosit 6-8/LPB
didefinisikan sebagai hematuria mikroskopik. Hal ini menjadi petanda adanya
batu saluran kemih.
25. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan
radiologis berupa USG Abdomen yang
didapatkan kesan Pelvocaliectasis Dextra dan
Nefrolith Dextra. Batu pada bagian tengah
ginjal kanan ukuran ±1,1 cm, pelvis renis dan
proximal ureter kanan dilatasi. Ginjal kiri
normal, tidak ada batu atau tanda bendungan.
Hepar, gallbladder, pankreas, lien, dan buli-buli
dalam batas normal
Ultrasound (US) harus digunakan sebagai
alat pencitraan diagnostik utama.
Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi
batu yang terletak di kaliks, pelvis,
pyeloureteric dan vesicoureteric
junction serta pada pasien dengan
dilatasi saluran kemih bagian atas
Batu saluran kemih pada pemeriksaan
USG akan tampak sebagai fokus
echogenic terang disertai acoustic
shadow
•Turk C, Neisius A, Petrik A. et al. EAU Guidelines on Urolithiasis. [online]. 2017 March. [cited 2018 Nov 6].
Available from: URL: https://uroweb.org/wp-content/uploads/EAU-Guidelines-on-Urolithiasis_2017_10-
05V2.pdf
•Barozzi L, Capannelli D, Kidney Stones. In: Atlas of Ultrasnonography in Urology, Andrology, and
Nephrology. Martion P, Galosi AB, editor. Switzerland: Springer International Publishing; 2017. 67-71 p.
26. Pemeriksaan radiografi lain yaitu dengan foto abdomen biasa.
Dapat menunjukkan ukuran, bentuk dan posisi, membedakan batu kalsifikasi
densitas tinggi dan rendah.
27. Pada kasus ini diberikan terapi farmakologis berupa resusitasi cairan Ringer
Laktat, injeksi Santagesic (Metimazole Sodium), injeksi Ketorolac, injeksi Ranitidin,
Ulsidex (Sucralfat). Terapi oral yang diberikan berupa Amlodipin 5 mg, Co
amoxiclav, Anvomer. Pasien kemudian diusul untuk dikonsultasikan ke spesialis
urologi.
Berdasarkan EAU Guideline on Urolithiasis,
Nyeri kolik OAINS
Memiliki efek analgesik
yang lebih baik daripada
opioid
28. Dengan hidrasi dan manajemen nyeri, batu lebih kecil dari 5 mm akan keluar
secara spontan pada sekitar 90% pasien. Batu 1 cm memiliki kemungkinan
kurang dari 10 persen untuk keluar tanpa tindakan intervensi.
Penggunaan Alpha1-adrenergik blocker (Tamsulosin) dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya pengeluaran batu secara spontan.
Namun, tindakan intervensi segera dengan stent ureter atau perkutan
nefrostomi diperlukan jika pasien menunjukkan tanda dan gejala obstruksi
serta sepsis.
Pilihan tindakan bedah antara antara lain Extracorporeal Shock Wave
Lithotripsy, Ureteroscopic Stone Extraction, dan Percutaneous Nephrolithotomy
•Pietrow PL, Karellas MK. Medical Management of Common Urinary Calculi. [online]. 2006 July 1. [cited 2018 Nov 5]. Available from: URL:
htttp://www.aafp.org/afp
29. Episode awal batu teratasi
Evaluasi koleksi urin 24 jam
Menentukan volume urin, pH dan kadar
kalsium, kreatinin, natirum, fosfat,
oksalat, sitrat, asam urat dan kadar cystin
Mengidentifikasi etiologi yang
mendasari
Algoritma Penatalaksanaan Nefrolithiasis
30. Dilaporkan satu kasus nefrolithiasis dextra berdasarkan gejala, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang, dengan perawatan dan terapi farmakologis
yang adekuat berupa resusitasi cairan Ringer Laktat, injeksi Santagesic
(Metimazole Sodium), injeksi Ketorolac, injeksi Ranitidin, Ulsidex (Sucralfat).
Terapi oral yang diberikan berupa Amlodipin 5 mg, Co amoxiclav, Anvomer.
Setelah dirawat selama 3 hari di rumah sakit, pasien dapat dipulangkan dengan
prognosis baik. Kemudian diusulkan untuk dikonsultasikan ke spesialis urologi.
31. 1. Sja’bani M. Batu Saluran Kemih. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6. Diedit oleh Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M,
Setiyohadi B, Syam AF. Jakarta: Interna Publishing; 2014. hal. 2121-7
2. Steddon S, Ashman N, Chesser A, et al. Nephrolithiasis. In: Oxford Handbook of Nephrology and Hypertension. 2nd Ed. New York: Oxford
University Press; 2014. 716 p.
3. Curhan, GC. Nephrolithiasis. In: Harrison’s principles of Internal Medicine. 19th Ed. Kasper LD, Hauser SL, Lameson JL, editor. New York:
McGraw Hill Education; 2015. 1866-71
4. Asplin JR, Coe FL, Favus MJ. Nephrolithiasis. In: Harrison’s Nephrology and Acid Base Disorders. 2nd Ed. Jameson JL, Loscalzo J, editor. United
States: McGraw Hill Education; 2013. 95-101 p.
5. Prochaska M, Curhan GC. Nephrolithiasis. In: National Kidney Foudation’s Primer on Kidney Diseases. 7th Ed. Gilbert J, Weiner DE, editor.
Philadelphia: Elsevier; 2014. 420-6 p.
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. [online]. Available from: URL:
http://labdata.litbang.depkes.go.id/riset-badan-litbangkes/menu-riskesnas/menu-riskesdas
7. Pietrow PL, Karellas MK. Medical Management of Common Urinary Calculi. [online]. 2006 July 1. [cited 2018 Nov 5]. Available from: URL:
htttp://www.aafp.org/afp
8. Bultitude M, Rees J. Management of Renal Colic. [online]. 2012 Sep 1. [cited 2018 Nov 5]. Available from: URL:
https://www.bmj.com/content/345/bmj.e5499
9. Thurtle D, Biers S. et al. Renal Colic. In: Emergency Urology. 1st Ed. United Kingdom: Gutenberg Press; 2017. 27-30 p.
10. Obligado SH, Goldfarb DS. The Association of Nephrolithiasis with Hypertension and Obesitity. [online]. March 2008. [cited 2018 Nov 22].
Available from: URL: https://academic.oup.com/ajh/article/21/3/257/102080
11. Shang W, Li Y, et all. Nephrolithiasis and Risk of Hypertension: a Meta-analysis of Observational Studies. [online]. 2017 Nov 29. [cited 2018 Nov
22]. Available from: https://bmcnephrol.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12882-017-0762-8
12. Turk C, Neisius A, Petrik A. et al. EAU Guidelines on Urolithiasis. [online]. 2017 March. [cited 2018 Nov 6]. Available from: URL:
https://uroweb.org/wp-content/uploads/EAU-Guidelines-on-Urolithiasis_2017_10-05V2.pdf
13. Barozzi L, Capannelli D, Kidney Stones. In: Atlas of Ultrasnonography in Urology, Andrology, and Nephrology. Martion P, Galosi AB, editor.
Switzerland: Springer International Publishing; 2017. 67-71 p.