2. IDENTITAS PASIEN
– Nama : Ny. T
– Umur : 64 Th
– Jenis Kelamin : Wanita
– Pekerjaan : Tidak tahu
– Alamat : Bawen
– Tanggal Masuk : 22 Agustus 2017
3. ANAMNESIS
– Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan pasien
tanggal 23 Agustus 2017, pukul 12.00
Keluhan Utama
BAB cair sebanyak ± 2 kali dalam sehari
4. BAB Cair disertai dengan
demam (+), mual dan muntah
(+) 5 kali seperti makanan
yang dimakan dan cairan,
setiap muntah sekitar ¼ gelas.,
BAB cair (lendir (-), darah (-
), ampas (+) ), serta perut
terasa nyeri.
Pasien juga merasakan
sesak di dadanya, sesak di
sertai batuk(+) jarang,
sesak saat tidak
beraktifitas, sesak di
pengaruhi posisi, pasien
lebih nyaman bila posisi
Nyeri pada bagian ulu hati,
nyeri tidak menjalar sampai
ke punggung,
Pasien sering bolak-balik
kamar mandi , pasien
merasakan haus terus
menerus walaupun sudah
banyak minum, pasien
juga selalu merasa lapar
sepanjang hari.
RPS
5. ANAMNESIS
– Riwayat Penyakit Dahulu
– Riwayat hipertensi disangkal
– Riwayat sakit DM (+)
– Riwayat alergi obat dan alergi makanan disangkal
6. ANAMNESIS
– Riwayat Penyakit Keluarga
– Riwayat keluhan yang sama :disangkal
– Riwayat hipertensi : disangkal
– Riwayat DM : disangkal
– Riwayat penyakit jantung :disangkal
– Riwayat penyakit ginjal :disangkal
– Riwayat penyakit liver :disangkal
– Riwayat alergi :disangkal
7. PEMERIKSAAN FISIK
– Keadaan umum : Tampak sakit sedang
– Kesadaran : Compos mentis
VITAL SIGN
– TD = 124/66 mmHg
– Nadi = 97 kali/menit
– R = 20 kali/menit
– S = 37,30C
8. PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA
– Bentuk
– Normal, simetris
– Rambut
– Hitam, lurus, distribusi merata,
tidak mudah dicabut
– Muka
– Bulat, simetris
– Mata
– Konjungtiva ananemis, sklera
anikterik, reflek cahaya (+/+)
– Telinga
– Liang telinga lapang, serumen (-
), sekret (-)
– Hidung :
– septum tidak deviasi,
pernapasan cuping hidung (-
),sekret (-)
– Mulut
– Bibir tidak kering, sianosis (-),
lidah tidak kotor, gusi tidak ada
perdarahan, faring tidak
hiperemis
– Hidung
– Bentuk normal, septum di
tengah, tidak deviasi
– Mulut
– Bibir tidak sianosis, lidah tidak
kotor, tidak hiperemis
9. PEMERIKSAAN FISIK
– LEHER
– Trakhea : Di tengah
– KGB : Tidak membesar
– JVP : Tidak meningkat
– THORAKS
– Bentuk : Normal,
simetris
– Retraksi suprasternal : (-)
– Retraksi interkostal : (-)
10. PEMERIKSAAN FISIK
JANTUNG
– Inspeksi :
– Iktus kordis tidak terlihat
– Palpasi :
– Iktus kordis teraba sela iga IV garis
midlavikula kiri
– Perkusi :
– Batas atas sela iga II garis parasternal
kiri- Batas kanan sela iga IV garis
parasternal kanan- Batas kiri sela iga IV
garis midklavikula
– Auskultasi
– Bunyi jantung I – II normal, takikardi,
murmur (-), gallop (-)
PARU
– Inspeksi
– Bentuk dan pergerakan hemitoraks kiri
sama dengan kanan
– Palpasi :
– Fremitus taktil dan vokal hemitoraks
kiri sama dengan kanan
– Perkusi :
– Sonor
– Auskultasi :
– Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
11. PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
– Inspeksi
– Perut cekung simetris ,vena kolateral (-)
caput Medussae (-), umbilikus tidak
menonjol
– Palpasi :
– Nyeri tekan abdomen (+) epigastrium
– Tidak ada pembesaran hepar
– Tidak ada pembesaran lien
– Perkusi
– Shifting dullnes (-), timpani (+)
– Auskultasi
– Bising usus (+) normal
EKSTREMITAS
– Superior
– Hangat
– Tremor (-)
– Eritema palmaris (-/-)
– Sianosis (-/-)
– Clubbing finger (-/-)
– edema (-/-)
– Inferior
– Hangat
– edema (-/-)
– Sianosis (-/-)
17. Tata Laksana
– Inf RL 12 tpm
– Inj. Novorapid 3x 8U
– Inj. Ranitidin 1A/12jam
– Infus Metronidzole 500mg/8jam
– Digoxin 1 x ½ tab
– ISDN 3 x 5 mg
– CPG 1 x 1
– KSR 1 x 1
– Candesartan 1 x 8mg
18. FOLLOW UP
Tanggal Follow Up Terapi
23 Agustus 2017
Pasien datang dari instalasi gawat darurat
RSUD Ambarawa sadar diantar oleh
keluarganya dengan keluhan BAB cair
sebanyak ±2 kali sejak tadi pagi dengan
konsistensi cair, warna kekuningan, lendir (-),
darah (-), ampas (+) dan setiap BAB sekitar
1/4 gelas. Selain itu os juga mengeluh nyeri
perut (+), mual (+), muntah (+) 5 kali seperti
makanan yang dimakan dan cairan, setiap
muntah sekitar ¼ gelas. Mules (+), pusing (-)
dan BAK lancar.
KU : Lemas, CM
TD : 124/66 mmHg
Nadi : 97 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 37,80C
Inf RL 12 tpm
Inj. Novorapid 4U/jam
Inj. Ranitidin 1A/12jam
Inj. Furosemid 1-0-0
Candesartan 1x8mg
Digoxin 2x1/2 tab
ISDN 3x5mg
KSR 1x1
CPG 1x1
Aspilet 1x1
PL : cek FL
19. 24 Agustus 2017
Hasil FL
Warna : coklat
merah
Konsist : cair
Lendir : -
Leukosit : Penuh
Erirosit :Penuh
Amuba : +
Bakteri : -
Os mengeluh BAB sebanyak 1 kali tadi
malam konsistensi cair dan berwarna
Coklat Kemerahan, Lendir (+), Ampas (+),
Darah (+), mual (+), muntah (-), pusing
(+), lidah terasa pahit (+), perut mules
(+), lemas (+), Perut terasa melilit.
KU : Lemas, CM
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 70 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 360C
Inf RL 12 tpm
Inj. Novorapid 3x8U
Inj. Ranitidin 1A/12jam
Digoxin 1x1/2 tab
ISDN 3x5mg
CPG 1x1
KSR 1x1
Candesartan 1x8mg
+ Infus metronidazole
500mg/8jam
20. 25 Agustus 2017
Os mengeluh BAB sebanyak 1 kali
tadi malam konsistensi cair dan
berwarna Coklat Kemerahan, Lendir
(+), Ampas (+), Darah (+), mual (+),
muntah (-), pusing (+), lidah terasa
pahit (+), perut mules (+), lemas
(+), Perut terasa melilit.
KU : Sedang, CM
TD : 111/72 mmHg
Nadi : 71 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 370C
Inf RL 12 tpm
Inj. Novorapid 3x8U
Inj. Ranitidin
1A/12jam
Inj. metronidazole
500mg/8jam
Digoxin 1x1/2 tab
ISDN 3x5mg
CPG 1x1
KSR 1x1
Candesartan 1x8mg
+ BLPL
24. Umumnya disebabkan:
1. Kondisi sosial ekonomi & kultural yang
kurang menunjang perilaku kesehatan.
2. Higiene individu
3. Sanitasi lingkungan hidup
4. Menggunakan pupuk dari tinja manusia
25. Distribusi Geografik :
Di daerah tropik dan beriklim
sedang
Daur hidup :
1. Stadium Trofozoit
2. Stadium Kista
26.
27. Daur Hidup
– Kista matang tertelan tiba di lambung, utuh rongga terminal
usus halus dalam bentuk kista dicerna terjadi ekskistasi &
keluar st.trofozoit masuk rongga usus besar, 1 kista
mengandung 4 inti terbentuk 8 buah trofozoit
– Trofozoit bersifat patogen dan menginvasi jaringan usus besar
–merusak jaringan, aliran darah ke hati, paru, otak, kulit &
vagina
– Kista bersifat tidak patogen tapi merupakan stadium yang
infektif
28.
29. Patologi
90% individu yang terinfeksi asimptomatis & dapat
mengeliminasi parasit tsbt 10% individu yg asimptomatik
dapat menjadi simptomatik diare didahului dengan kontak
st.trofozoit dgn sel epitel kolon
st.trofozoit memasuki submukosa dgn menembus
lap.muskularis mukosa bersarang di submukosa merusak >
di mukosa luka Ulkus amoeba seperti botol dapat melebar
ke lateral sepanjang sumbu usus ulkus saling berhubungan
& terbentuk sinus-sinus di bawah mukosa
30. St.trofozoit E.histolytica ditemukan dalam jumlah besar di
dasar & di dd ulkus
Dengan peristaltik usus, st.trofozoit dikeluarkan bersama isi
ulkus ke rongga usus menyerang lagi mukosa usus yg sehat
atau dikeluarkan bersama tinja – tinja disentri yg
bercampur lendir & darah
32. I. Amebiasis Intestinal
– A. Amebiasis kolon akut
Gejala klinis :
Nyeri perut
Diare cair berlendir berdarah
Frekuensi 10 x/hari
Demam pada 1/3 penderita
Tidak nafsu makan
BB turun
– B. Amebiasis kolon menahun
Gejala tidak begitu jelas al :
Rasa tidak enak di perut
Diare
Obstipasi (sembelit)
Radang usus besar dengan
ulkus menggaung disebut
Colitis Ulcerosa Amebik
33. II. Amebiasis Ekstratestinal
• Abses hati manifestasi sering ditemukan. Gejala timbul 2-4
minggu : demam, batuk, & nyeri perut kuadran kanan atas.
• Permukaan diafragma hati terinfeksi nyeri pleura kanan
atau nyeri menjalar s/d bahu kanan.
• Gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, kejang otot
perut, kembung, diare, konstipasi.
• Fase subakut : BB turun, demam, nyeri abdomen yg difus
• Komplikasi abses hati : penjalaran langsung ke pleura,
pericardium, abses aorta, amebiasis urogenitalis
34. Pencegahan Amoebiasis
– Kebersihan perorangan
1. Mencuci tangan setelah BAB dan sebelum makan
– Kebersihan lingkungan
1. Masak air sampai mendidih sebelum diminum
2. BAB di jamban
3. Tidak menggunakan tinja manusia sebagai pupuk
4. Menutup makanan dengan baik agar tidak dihinggapi lalat
dan lipas
5. Membuang sampah ditempat sampah yg tertutup
37. Pembahasan
– Penegakkan diagnosis dimulai dari anamnesis.
– Pada anamnesis didapatkan pasien ini bab cair sebanyak
sebanyak ± 2 kali sejak tadi pagi dengan konsistensi cair,
warna kekuningan disertai lendir dan setiap BAB sekitar 1/4
gelas.
– Selain itu os juga mengeluh nyeri perut, mual, muntah 5
kali seperti makanan yang dimakan dan cairan, setiap
muntah sekitar ¼ gelas. Perut terasa mulas.
38. – Adanya gejala perubahan pola defekasi (menjadi cair
disertai lendir) disebabkan adanya infeksi terutama pada
usus besar (colon) oleh suatu mikroorganisme yang
menyebabkan gangguan peristaltik usus. Untuk
menentukan mikroorganisme yang menginfeksi maka
dilakukan pemeriksaan tambahan yaitu pemeriksaan feses
pasien.
39. – Dari hasil pemeriksaan feses, didapatkan adanya lendir,
leukosit yang meningkat (PENUH), amoeba dan bakteri positif.
– Hal ini menunjukkan etiologi dari infeksi yang dialami pasien
adalah Entamoeba histolytica. E.histolytica merupakan
protozoa usus, sering hidup sebagai mikroorganisme komensal
(apatogen) di usus besar manusia.
– Apabila kondisi memungkinkan dapat berubah menjadi
pathogen dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan
menembus dinding usus sehingga menimbulkan ulserasi.
40. – Pada pasien ini dapat digolongkan dalam disentri ameba
ringan karena ditemukan diare <4-5 kali, nyeri perut,
demam dan badan terasa lemas.
– Pada infeksi amoebiasis biasanya ditemukan tropozoit di
dalam lumen usus besar, maka diberikan metronidazol.
Metronidazol merupakan obat pilihan, karena efektif
terhadap bentuk histolytica dan bentuk kista.
41. Kesimpulan
– Amoebiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh
protozoa anaerobik, yaitu Entamoeba histolitica dengan
atau tanpa gejala klinik.
– Prevalensi Entamoeba histolytica di berbagai daerah di
Indonesia berkisar antara 10 – 18 %.
– Dengan diagnosis dan pengobatan dini yang tepat, serta
kepekaan ameba terhadap obat yang diberikan. Pada
umumnya prognosis Amoebiasis adalah baik terutama yang
tanpa komplikasi.
Editor's Notes
Emetin Hidroklorida.
Dosis maksimum adalah 0,1 gram sehari, diberikan selama 4–6 hari. Emetin dan dehidroemetin efektif untuk pengobatan abses hati (amoebiasis hati).
Klorokuin
Dosis untuk orang dewasa adalah 1 gram sehari selama 2 hari, kemudian 500 mg sehari selama 2 sampai 3 minggu
Antibiotik
Tetrasiklin dan eritomisin bekerja secara tidak langsung sebagai amebisid dengan mempengaruhi flora usus. Peromomisin bekerja langsung pada amoeba. Dosis yang dianjurkan adalah 25 mg/kg bb/hari selama 5 hari, diberikan secara terbagi.
Metronidazol (Nitraomidazol).
. Dosis untuk orang dewasa adalah 2 gram sehari selama 3 hari berturut-turut dan diberikan secara terbagi.