SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Distibusi Binomial, Poisson, Distribusi Normal dan
Aplikasinya
Disusun Oleh : Kelompok 4
Nama : Aisyah Turidho (06081281520073)
: Reno Sutriono (06081381520044)
: M. Rizky Tama Putra (06081381419045)
Mata Kuliah : Statistika Dasar
Dosen : Prof. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si
: Puji Astuti, S.Pd., M.Sc
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Matematika
Universitas Sriwijaya Palembang
Tahun Ajaran 2016/2017
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................i
DISTIBUSI BINOMIAL,POISSON, DISTRIBUSI NORMAL DAN APLIKASINYA.................... 1
A. Distribusi Binomial..........................................................................................................1
B. Distribusi Poisson............................................................................................................ 2
C. Distribusi Normal............................................................................................................ 4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 10
1
DISTIBUSI BINOMIAL, POISSON, DISTRIBUSI NORMAL DAN
APLIKASINYA
A. Distribusi Binomial
Dalam berbgai percobaan dimana variabel yang sedang diteliti adalah tingkat nominal
maka hanya ada 2 kemungkinan nilai atau hasil dari variabel tersebut. Misalnya
Salesmen pandai atau tidak pandai menjual barang dagangan, anak yang baru lahir
kedua lelaki atau perempuan, dan petani berhasil atau gagal panen padi di tahun ini.
Sampel yang melibatkan variabel yang dapat diwakili oleh probabilitas teoritis
distribusi disebut distribusi binomial, dikatakan binomial karena terdapat dua hasil
yang mungkin.
Jika pada tiap percobaan dalam eksperimen, 𝑃( 𝐴) = πœ‹ harganya tetap maka
percobaan yang berulang-ulang itu dinamakan percobaan Bernoulli. Jika dilakukan
percobaan tersebut sebanyak 𝑁 kali, 𝑋 diantaranya menghasilkan peristiwa A dan
sisanya ( 𝑁 βˆ’ 𝑋) peristiwa 𝐴̅. 𝑃( 𝐴) = πœ‹ maka 1 βˆ’ πœ‹ = 𝑃(𝐴̅), peluang terjadinya
peristiwa A sebanyak 𝑋 = π‘₯ kali diantara 𝑁 , dihitung dengan cara berikut:
𝑝( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) = (
𝑁
𝑛
) πœ‹ π‘₯ (1 βˆ’ πœ‹) π‘βˆ’π‘₯
Dimana n = banyaknya kejadian yang dikehendakai dan x = kejadian yang diharapkan
Dengan π‘₯ = 0,1,2,3, … ., 𝑁 ; 0 < πœ‹ < 1 maka didapat cara mencari koefisien binom:
(
𝑁
π‘₯
) =
𝑁!
π‘₯! (𝑁 βˆ’ π‘₯)!
Distribusi binomial mempunyai parameter, diantaranya ialah rata-rata πœ‡ dan
simpangan baku 𝜎, rumusnya yaitu:
πœ‡ = π‘πœ‹
𝜎 = βˆšπ‘πœ‹(1 βˆ’ πœ‹)
Contoh Soal:
Misal dalam suatu rumah sakit terdapat 4 orang yang medonorkan darahnya, dalam
populasi tersebut ada 2 kemungkinan yaitu orang yang bertipe darah O dan bukan
darah O, dimana peluang orang bertipe darah O adalah 0,4 dan peluang yang bertipe
darah bukan O adalah 0,6. Tentukan peluang 3 orang yang bertipe darah O dari 4
orang itu?
Penyelesaian:
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu dengan membuat kemungkinan tipe dara dari
4 pendonor itu, dilambangkan O yang bertipe darah O dan N yang bertipe darah
bukan O.
2
Banyak Yang
Bertipe Darah O
Hasil yang Mungkin
0 NNNN
1 ONNN, NONN, NNON, NNNO
2 OONN, ONON, ONNO, NOON, NONO, NNOO
3 NOOO, ONOO, OONO, OOON
4 OOOO
𝑝(3) = 𝑃( 𝑁𝑂𝑂𝑂 βˆͺ 𝑂𝑁𝑂𝑂 βˆͺ 𝑂𝑂𝑁𝑂 βˆͺ 𝑂𝑂𝑂𝑁)
𝑝(3) = 𝑃( 𝑁𝑂𝑂𝑂) + 𝑃( 𝑂𝑁𝑂𝑂) + 𝑃( 𝑂𝑂𝑁𝑂)+ 𝑃( 𝑂𝑂𝑂𝑁)
𝑝(3) = (0,6)(0,4)3
+ (0,4)(0,6)(0,4)2
+ (0,4)2(0,6)(0,4)+ (0,4)3(0,6)
𝑝(3) = 4 (0,4)3
(0,6)
𝑝(3) = 0,1536
Atau bisa juga diselesaikan dengan menggunakan rumus distribusi binomial:
𝑝( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) = (
𝑁
𝑛
) πœ‹ π‘₯
(1 βˆ’ πœ‹) π‘βˆ’π‘₯
𝑝(3) = (
4
3
) (0,4)3
(0,6)
𝑝(3) = [
4!
3! (4 βˆ’ 3)!
](0,4)3
(0,6)
𝑝(3) = 4 (0,4)3
(0,6)
B. Distribusi Poisson
Distribusi poisson adalah kemungkinan model yang tepat untuk jenis percobaan
tertentu. Variabel acak diskrit X dikatakan mempunyai distribusi poisson jika fungsi
peluangnya berbentuk:
𝑝( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) =
π‘’βˆ’πœ† πœ† π‘₯
π‘₯!
Dengan π‘₯ = 1,2,3, …, sedangkan 𝑒 = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘› = 2,7183 dan
πœ† ( π‘‘π‘–π‘π‘Žπ‘π‘Ž π‘™π‘Žπ‘šπ‘‘π‘Ž) = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘. Untuk harga π‘’βˆ’πœ†
dapat dicari dengan
menggunakan kalkulator atau dengan melihat daftar harga π‘’βˆ’πœ†
yang dapat anda lihat
dari berbagai sumber di internet. Distribusi poisson mempunyai parameter:
πœ‡ = 𝝀
𝜎 = βˆšπœ†
Distribusi poisson sering digunakan untuk menentukan peluang sebuah peristiwa yang
dalam area kesempatan tertentu diharapkan terjadinya sangat jarang. Contoh: dalam
tempo setiap 5 menit, operator telepon banyak menerima permintaan nomor untuk
disambungkan, diharapkan jarang sekali terjadi salah sambung.
3
Distribusi poisson dapat pula dianggap sebagai pendekatan kepada distribusi
binomial. Jika dalam distribusi binomial, N cukup besar sedangkan πœ‹ = peluang
terjadinya peristiwa A, sangat dekat kepada nol sedemikian πœ† = 𝑁𝑝 tetap maka
distribusi binomial didekati oleh distribusi poisson. Untuk penggunaannya, sering
dilakukan pendekatan ini jika 𝑁 β‰₯ 50 sedangkan 𝑁𝑝 < 5.
Contoh soal:
Dalam suatu Posyandu terdapat program suntik vaksin anti campak. Peluang
seseorang akan mendapat reaksi buruk setelah disuntik besarnya 0,0005. Dari 4000
orang yang disuntik, tentukan peluang yang mendapat reaksi buruk:
a. Tidak ada
b. Ada 2 orang
c. Lebih dari 2 orang
d. Tentukan ada berapa orang diharapkan yang akan mendapat reaksi buruk
Penyelesaian:
a. Dengan menggunakan pendekatan distribusi poisson kepada distribusi binomial,
maka πœ† = 𝑁𝑝 = 4000 Γ— 0,0005 = 2. Jika X = banyak orang yang mendapat
reaksi buruk akibat suntikan itu, maka:
𝑝(0) =
π‘’βˆ’2
20
0!
= 0,1353
b. X = 2 sehingga:
𝑝(2) =
π‘’βˆ’2
22
2!
= 0,2706
c. X = 3, 4, 5, ...
Tetapi 𝑝(0) + 𝑝(1) + 𝑝(2)+ 𝑝(3) + β‹― = 1 , maka
𝑝(3) + 𝑝(4) + β‹― = 1 βˆ’ 𝑝(0) βˆ’ 𝑝(1)βˆ’ 𝑝(2)
𝑝(1) =
π‘’βˆ’2
21
1!
= 0,2706
𝑝(3) + 𝑝(4) + β‹― = 1 βˆ’ 0,1353 βˆ’ 0,2706 βˆ’ 0,2706 = 0,3235
d. πœ† = 𝑁𝑝 = 4000 Γ— 0,0005 = 2
4
C. Distribusi Normal
Distribusi yang paling penting dan banyak digunakan semua distribusi kontinu adalah
distribusi normal. Distribusi normal disebut juga distribusi gauss, distribusi normal
berasal dari distribusi dengan peubah acak kontinu. Persamaan distribusi gauss adalah
sebagai berikut:
𝑓( π‘₯) =
1
𝜎 √2πœ‹
𝑒
βˆ’
1
2
(
π‘₯βˆ’ πœ‡
𝜎
)
2
dimana πœ‹ = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘¦π‘Ž π‘ π‘Žπ‘šπ‘Ž π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 3,1416
𝑒 = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘¦π‘Ž π‘ π‘Žπ‘šπ‘Ž π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 2,7183
πœ‡ = π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘–π‘‘π‘’ π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– π‘π‘œπ‘π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘–
𝜎 = π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘› π‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘π‘Žπ‘˜π‘’ π‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– π‘π‘œπ‘π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘–
π‘₯ = π‘π‘’π‘’π‘π‘Žβ„Ž π‘˜π‘œπ‘›π‘‘π‘–π‘›π‘’ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘Žπ‘’π‘Ÿπ‘Žβ„Ž ( π‘—π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘’π‘Žπ‘›) π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘¦π‘Ž βˆ’ ∞ < π‘₯ < ∞
Sifat distribusi normal:
a. Grafiknya selalu teletak diatas sumbu x selalu terletak diatas sumbu x
b. Bentuk grafiknya simetris terhadap π‘₯ = πœ‹
c. Mean, median dan modus sama untuk sebuah kurva normal yaitu tercapai pada
πœ‡ =
0,3989
𝜎
d. Grafiknya asymtotis teradap sumbu x
e. Luas daerah grafik sama dengan satu satuan persegi
5
Berikut contoh kasus untuk dua buah kurva normal:
ο‚· Rata-ratanya sama sedangkan simpangan bakunya berbeda. Simpangan baku
mempengaruhi bentuk kurva normal, semakin besar nilai simpangan baku maka
kurvanya semakin rendah (platikurtik) dan sebaliknya semakin kecil nilai
simpangan baku maka kurvanya semakin tinggi (leptokurtik)
ο‚· Rata-ratanya berbeda, simpangan bakunya sama
ο‚· Rata-rata dan simpangan bakunya berbeda
6
Untuk pemakaian yang lebih praktis telah dibuat daftar distribusi normal baku.
Distribusi normal baku posisinya memiliki kaitan dengan rata-rata dan menggunakan
simpangan baku sebagai unit pengukurannya. Distribusi normal memiliki nilai rata-
rata πœ‡ = 0 dan simpangan baku 𝜎 = 1.
Persamaannya yaitu sebagai berikut:
𝑓( 𝑧) =
1
√2πœ‹
𝑒
βˆ’
1
2
𝑧2
dengan daerah interval z adalah βˆ’βˆž < 𝑧 < ∞
Untuk distribusi populasi,
𝑧 =
π‘₯ βˆ’ πœ‡
𝜎
Untuk distribusi sampel,
𝑧 =
π‘₯ βˆ’ π‘₯Μ…
𝑆𝐡
Contoh (1):
Tabel dibawah ini menggambarkan bagaimana menggunakan tabel distribusi normal
baku untuk menemukan daerah di bawah kurva normal baku antara 𝑧 = 0 dan 𝑧 =
1,65
𝜎 = 1
7
Kurva menunjukkan area yang sesuai sebagai berbayang wilayah di bawah kurva.
Nilai 1,65 dapat ditulis sebagai 1,6 + 0,05, dan dengan menempatkan 1,6 di bawah
kolom berlabel z dan kemudian bergerak ke kanan 1,6 sampai Anda datang di bawah
0,05 kolom Anda menemukan area 0,4505. Ini adalah daerah yang ditunjukkan pada
kurva dibawah ini. Misal daerah ini dinyatakan sebagai P (0 < 𝑧 < 1,65) = 0,4505.
Untuk daerah di bawah kurva normal baku antara 𝑧 = βˆ’1,65 dan 𝑧 =
0 direpresentasikan sebagai P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) dan ditunjukkan pada kurna dibawah
ini. Oleh karena simetri maka P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) = P(0 < 𝑧 < 1,65), kita tahu bahwa
P(0 < 𝑧 < 1,65) = 0,4505 dan oleh karena itu, P(1,65 < 𝑧 < 0) =0,4505.
Contoh (2):
Untuk daerah di bawah kurva normal normal antara 𝑧 = βˆ’1,65 dan 𝑧 = 1,65
diwakili oleh P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) dan ditunjukkan pada kurva dibawah ini.
Probabilitas P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) dinyatakan sebagai P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) =
P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) + P(0 < 𝑧 < 1,65). Dari contoh sebelumnya kita ketahui nilai
P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) dan P(0 < 𝑧 < 1,65) dan jumlah kedua nilai P tersebut sama
dengan 0,9010. Oleh karena itu, P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) = 0,9010.
8
Contoh (3):
Probabilitas dari peristiwa 𝑧 < 1,96 diwakili oleh P(𝑧 < 1,96) dan ditunjukkan pada
kurva dibawah ini.
Daerah yang ditunjukkan pada kurva diatas, dibagi menjadi 2 bagian seperti yang
ditunjukkan pada kurva dibawah ini, Daerah yang lebih gelap dari dua daerah itu
sama dengan P(𝑧 < 0) = 0,5 karena daerah itu merupakan setengah dari total luas
daerah. Daerah yang lebih terang dari dua daerah itu dinyatakan dalam P(0 < 𝑧 <
1,96) dan nilainya dapat dilihat pada daftar distribusi normal baku yang dapat anda
cari di internet atau sumber manapun, nilainya yaitu 0,4750. Jumlah dari dua daerah
tersebut adalah 0,5 + 0,4750 = 0,9750. Jadi, P(𝑧 < 1,96) = P(𝑧 < 0) + P(0 < 𝑧 <
1,96) = 0,5 + 0,4750 = 0,9750.
Perhatikan kurva dibawah ini, daerah dibawah z dapat dinyatakan 𝑧 > 1,96 dan
probabilitasnya dwakilkan P(𝑧 > 1,96). Untuk mengitung nilai P maka gunakan
konsep komplemen suatu kejadian. Komplemen dari P(𝑧 > 1,96) adalah P(𝑧 <
1,96). P(𝑧 > 1,96) + P(𝑧 < 1,96) = 1, dari contoh diatas dapat dilihat bahwa P(𝑧 <
1,96) = 0,9750. Jadi, P(𝑧 > 1,96) = 1 βˆ’ P( 𝑧 < 1,96) = 1 βˆ’ 0,9750 = 0,250
9
Contoh Soal:
15% dari tamatan SMA merupakan hasil PMDK. Sampel acak yang berukuran 600
tamatan SMA telah digunakan. Tentukan nilai kemungkinan yang akan terdapat:
a. Paling sedikit 70 orang dan paling banyak 80 sebagai basil PMDK.
b. Lebih besar atau sama dengan 100 orang yang memperoleh PMDK.
Penyelesaian:
a. x terletak antara : (70 βˆ’ 0,5) < π‘₯ < (80 + 0,5) atau 69,5 < π‘₯ < 80,5
πœ‡ = 0,15 Γ— 600 = 90
𝜎 = √600 Γ— 0,15 Γ— 0,85 = 8,75
𝑧1 =
69,5βˆ’90
8,75
= βˆ’2,34 atau 𝑧2 =
80,5βˆ’90
8,75
= βˆ’1,09
Untuk luas daerah maka lihat tabel F yang dapat Anda cari dari berbagai sumber, baik
dari internet maupun buku. Luas daerah π‘§βˆ’2,34 = 0,4904 dan luas daerah π‘§βˆ’1,09 =
0,3621. Luas daerah antara π‘§βˆ’2,34 dan π‘§βˆ’1,09 = 0,4904 βˆ’ 0,3621 = 0,1283. Maka
nilai kemungkinan terdapat paling sedikit 70 orang dan paling banyak 80 orang
sebagai hasil PMDK ada 0,1283.
b. Lebih besar atau sama dengan 100 artinya π‘₯ β‰₯ 99,5
1,09
0,1379
𝑧 β‰₯
99,5 βˆ’ 90
8,75
= 1,09
Luas daerah 𝑧1,09 = 0,3621 maka banyak siswa
yang termasuk PMDK lebih besar atau sama
dengan 100 adalah 0,50 βˆ’ 0,3621 = 0,1379
10
DAFTAR PUSTAKA
Coladarci, T.; Cobb, C. D.; Minium, E. W.; & Clarke, R. B. (2004). Fundamentals of
Statistical Reasoning in Education. Edisi 3. United State of America: Library of
Congress Cataloging-in-Publication Data. Hlm. 88 dan 90
Dowdy, S.; Weardon, S.; & Chilko, D. (2004). Statistics for Research. Edisi 3. Canada:
Wiley Interscience.Hlm. 49-50 dan 81
Herrhyanto, N., & Hamid, H. A. (2007). Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Hlm.
7.3-7.4
Sthepens, L. J. (1998). Schaums's Outline of Theory and Problems of Beginning Statistics.
United state of America: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.Hlm.
115-120
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Edisi 6. Bandung: Tarsito. Hlm. 130-136

More Related Content

What's hot

Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksRochimatulLaili
Β 
Analisis kompleks
Analisis kompleksAnalisis kompleks
Analisis kompleksUHN
Β 
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normalMakalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normalAisyah Turidho
Β 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialSilvia_Al
Β 
Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)jayamartha
Β 
Distribusi Bernouli dan Poisson
Distribusi Bernouli dan PoissonDistribusi Bernouli dan Poisson
Distribusi Bernouli dan Poissonsilvia kuswanti
Β 
5. rantai-markov-diskrit
5. rantai-markov-diskrit5. rantai-markov-diskrit
5. rantai-markov-diskrittsucil
Β 
Matematika teknik 01-definisi pd
Matematika teknik 01-definisi pdMatematika teknik 01-definisi pd
Matematika teknik 01-definisi pdel sucahyo
Β 
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal pptDistribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal pptAisyah Turidho
Β 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangArif Windiargo
Β 
Distribusi probabilitas-diskrit-poisson
Distribusi probabilitas-diskrit-poissonDistribusi probabilitas-diskrit-poisson
Distribusi probabilitas-diskrit-poissonNarwan Ginanjar
Β 
Metode maximum likelihood
Metode maximum likelihoodMetode maximum likelihood
Metode maximum likelihoodririn12
Β 
Makalah Optimasi Numerik
Makalah Optimasi NumerikMakalah Optimasi Numerik
Makalah Optimasi NumerikFitri Kurniawati
Β 
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuDistribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuArning Susilawati
Β 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaKelinci Coklat
Β 
Aksioma peluang
Aksioma peluangAksioma peluang
Aksioma peluangikhsanguntur
Β 

What's hot (20)

Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
Β 
DISTRIBUSI SAMPLING & TEOREMA NILAI TENGAH
DISTRIBUSI SAMPLING & TEOREMA NILAI TENGAHDISTRIBUSI SAMPLING & TEOREMA NILAI TENGAH
DISTRIBUSI SAMPLING & TEOREMA NILAI TENGAH
Β 
Analisis kompleks
Analisis kompleksAnalisis kompleks
Analisis kompleks
Β 
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normalMakalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Β 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Β 
Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)
Β 
Distribusi Bernouli dan Poisson
Distribusi Bernouli dan PoissonDistribusi Bernouli dan Poisson
Distribusi Bernouli dan Poisson
Β 
5. rantai-markov-diskrit
5. rantai-markov-diskrit5. rantai-markov-diskrit
5. rantai-markov-diskrit
Β 
Matematika teknik 01-definisi pd
Matematika teknik 01-definisi pdMatematika teknik 01-definisi pd
Matematika teknik 01-definisi pd
Β 
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Β 
Akt 7-asuransi-jiwa
Akt 7-asuransi-jiwaAkt 7-asuransi-jiwa
Akt 7-asuransi-jiwa
Β 
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal pptDistribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Β 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Β 
Distribusi probabilitas-diskrit-poisson
Distribusi probabilitas-diskrit-poissonDistribusi probabilitas-diskrit-poisson
Distribusi probabilitas-diskrit-poisson
Β 
Metode maximum likelihood
Metode maximum likelihoodMetode maximum likelihood
Metode maximum likelihood
Β 
Stat d3 7
Stat d3 7Stat d3 7
Stat d3 7
Β 
Makalah Optimasi Numerik
Makalah Optimasi NumerikMakalah Optimasi Numerik
Makalah Optimasi Numerik
Β 
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuDistribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Β 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
Β 
Aksioma peluang
Aksioma peluangAksioma peluang
Aksioma peluang
Β 

Similar to DISTRIBUSI BINOMIAL, POISSON, NORMAL DAN APLIKASINYA

Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalAYU Hardiyanti
Β 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Vina R Ipina
Β 
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptxK6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptxTriOktariana2
Β 
statistika pertemuan 7.pptx
statistika pertemuan 7.pptxstatistika pertemuan 7.pptx
statistika pertemuan 7.pptxLaily14
Β 
Distribusi Populasi
Distribusi PopulasiDistribusi Populasi
Distribusi PopulasiLevina Lme
Β 
Distribusi binomial dan poisson baru
Distribusi binomial dan poisson baruDistribusi binomial dan poisson baru
Distribusi binomial dan poisson baruratuilma
Β 
Makalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitasMakalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitasAisyah Turidho
Β 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataRani Nooraeni
Β 
Distribusi probabilitas
Distribusi  probabilitasDistribusi  probabilitas
Distribusi probabilitasindrayani2002
Β 
Distribusi probabilitas
Distribusi  probabilitasDistribusi  probabilitas
Distribusi probabilitasindrayani2002
Β 
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusiDistribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusiprofkhafifa
Β 
Normalitas & homogenitas
Normalitas & homogenitasNormalitas & homogenitas
Normalitas & homogenitasAYU Hardiyanti
Β 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normalEllin Juniarti
Β 
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two PopulationsAPG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two PopulationsRani Nooraeni
Β 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poissonpras192
Β 

Similar to DISTRIBUSI BINOMIAL, POISSON, NORMAL DAN APLIKASINYA (20)

Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
Β 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9
Β 
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptxK6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
Β 
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdfDISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
Β 
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdfDISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
Β 
statistika pertemuan 7.pptx
statistika pertemuan 7.pptxstatistika pertemuan 7.pptx
statistika pertemuan 7.pptx
Β 
Distribusi Populasi
Distribusi PopulasiDistribusi Populasi
Distribusi Populasi
Β 
Statistika dasar Pertemuan 8
 Statistika dasar Pertemuan 8 Statistika dasar Pertemuan 8
Statistika dasar Pertemuan 8
Β 
Distribusi binomial dan poisson baru
Distribusi binomial dan poisson baruDistribusi binomial dan poisson baru
Distribusi binomial dan poisson baru
Β 
Makalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitasMakalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitas
Β 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
Β 
Distribusi probabilitas
Distribusi  probabilitasDistribusi  probabilitas
Distribusi probabilitas
Β 
Distribusi probabilitas
Distribusi  probabilitasDistribusi  probabilitas
Distribusi probabilitas
Β 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
Β 
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusiDistribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Β 
Normalitas & homogenitas
Normalitas & homogenitasNormalitas & homogenitas
Normalitas & homogenitas
Β 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
Β 
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two PopulationsAPG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
Β 
Materi p3 distribusi normal
Materi p3 distribusi normalMateri p3 distribusi normal
Materi p3 distribusi normal
Β 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
Β 

More from reno sutriono

8.3.8 Rpp lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 Rpp lingkaran (reno sutriono)8.3.8 Rpp lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 Rpp lingkaran (reno sutriono)reno sutriono
Β 
8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)reno sutriono
Β 
8.3.8 lembar kerja peserta didik soal lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 lembar kerja peserta didik soal lingkaran (reno sutriono)8.3.8 lembar kerja peserta didik soal lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 lembar kerja peserta didik soal lingkaran (reno sutriono)reno sutriono
Β 
8.3.8 lembar kerja peserta didik prosedural lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 lembar kerja peserta didik prosedural lingkaran (reno sutriono)8.3.8 lembar kerja peserta didik prosedural lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 lembar kerja peserta didik prosedural lingkaran (reno sutriono)reno sutriono
Β 
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...reno sutriono
Β 
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )reno sutriono
Β 
Prota dan prosem
Prota dan prosemProta dan prosem
Prota dan prosemreno sutriono
Β 
Modul soal trigonometri
Modul soal trigonometriModul soal trigonometri
Modul soal trigonometrireno sutriono
Β 
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)reno sutriono
Β 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)reno sutriono
Β 
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan)
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan)Pertemuan 7 (ukuran kemiringan)
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan)reno sutriono
Β 
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))reno sutriono
Β 
Pertemuan 4 (daftar distribusi frekuensi)
Pertemuan 4 (daftar distribusi frekuensi)Pertemuan 4 (daftar distribusi frekuensi)
Pertemuan 4 (daftar distribusi frekuensi)reno sutriono
Β 
Pertemuan 5 (ukuran pemusatan dan letak data)
Pertemuan 5 (ukuran pemusatan dan letak data)Pertemuan 5 (ukuran pemusatan dan letak data)
Pertemuan 5 (ukuran pemusatan dan letak data)reno sutriono
Β 
Pertemuan 2 (konsep awal)
Pertemuan 2 (konsep awal)Pertemuan 2 (konsep awal)
Pertemuan 2 (konsep awal)reno sutriono
Β 
Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)reno sutriono
Β 
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)reno sutriono
Β 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)reno sutriono
Β 

More from reno sutriono (20)

8.3.8 Rpp lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 Rpp lingkaran (reno sutriono)8.3.8 Rpp lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 Rpp lingkaran (reno sutriono)
Β 
8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)
Β 
8.3.8 lembar kerja peserta didik soal lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 lembar kerja peserta didik soal lingkaran (reno sutriono)8.3.8 lembar kerja peserta didik soal lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 lembar kerja peserta didik soal lingkaran (reno sutriono)
Β 
8.3.8 lembar kerja peserta didik prosedural lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 lembar kerja peserta didik prosedural lingkaran (reno sutriono)8.3.8 lembar kerja peserta didik prosedural lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 lembar kerja peserta didik prosedural lingkaran (reno sutriono)
Β 
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
Β 
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Β 
Silabus
SilabusSilabus
Silabus
Β 
Prota dan prosem
Prota dan prosemProta dan prosem
Prota dan prosem
Β 
Rpp
RppRpp
Rpp
Β 
Modul soal trigonometri
Modul soal trigonometriModul soal trigonometri
Modul soal trigonometri
Β 
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Β 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)
Β 
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan)
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan)Pertemuan 7 (ukuran kemiringan)
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan)
Β 
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Β 
Pertemuan 4 (daftar distribusi frekuensi)
Pertemuan 4 (daftar distribusi frekuensi)Pertemuan 4 (daftar distribusi frekuensi)
Pertemuan 4 (daftar distribusi frekuensi)
Β 
Pertemuan 5 (ukuran pemusatan dan letak data)
Pertemuan 5 (ukuran pemusatan dan letak data)Pertemuan 5 (ukuran pemusatan dan letak data)
Pertemuan 5 (ukuran pemusatan dan letak data)
Β 
Pertemuan 2 (konsep awal)
Pertemuan 2 (konsep awal)Pertemuan 2 (konsep awal)
Pertemuan 2 (konsep awal)
Β 
Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)
Β 
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Β 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Β 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
Β 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
Β 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Β 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
Β 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
Β 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
Β 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
Β 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
Β 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
Β 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Β 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Β 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
Β 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Β 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
Β 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
Β 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
Β 

DISTRIBUSI BINOMIAL, POISSON, NORMAL DAN APLIKASINYA

  • 1. Distibusi Binomial, Poisson, Distribusi Normal dan Aplikasinya Disusun Oleh : Kelompok 4 Nama : Aisyah Turidho (06081281520073) : Reno Sutriono (06081381520044) : M. Rizky Tama Putra (06081381419045) Mata Kuliah : Statistika Dasar Dosen : Prof. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si : Puji Astuti, S.Pd., M.Sc Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Matematika Universitas Sriwijaya Palembang Tahun Ajaran 2016/2017
  • 2. i DAFTAR ISI DAFTAR ISI.................................................................................................................................i DISTIBUSI BINOMIAL,POISSON, DISTRIBUSI NORMAL DAN APLIKASINYA.................... 1 A. Distribusi Binomial..........................................................................................................1 B. Distribusi Poisson............................................................................................................ 2 C. Distribusi Normal............................................................................................................ 4 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 10
  • 3. 1 DISTIBUSI BINOMIAL, POISSON, DISTRIBUSI NORMAL DAN APLIKASINYA A. Distribusi Binomial Dalam berbgai percobaan dimana variabel yang sedang diteliti adalah tingkat nominal maka hanya ada 2 kemungkinan nilai atau hasil dari variabel tersebut. Misalnya Salesmen pandai atau tidak pandai menjual barang dagangan, anak yang baru lahir kedua lelaki atau perempuan, dan petani berhasil atau gagal panen padi di tahun ini. Sampel yang melibatkan variabel yang dapat diwakili oleh probabilitas teoritis distribusi disebut distribusi binomial, dikatakan binomial karena terdapat dua hasil yang mungkin. Jika pada tiap percobaan dalam eksperimen, 𝑃( 𝐴) = πœ‹ harganya tetap maka percobaan yang berulang-ulang itu dinamakan percobaan Bernoulli. Jika dilakukan percobaan tersebut sebanyak 𝑁 kali, 𝑋 diantaranya menghasilkan peristiwa A dan sisanya ( 𝑁 βˆ’ 𝑋) peristiwa 𝐴̅. 𝑃( 𝐴) = πœ‹ maka 1 βˆ’ πœ‹ = 𝑃(𝐴̅), peluang terjadinya peristiwa A sebanyak 𝑋 = π‘₯ kali diantara 𝑁 , dihitung dengan cara berikut: 𝑝( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) = ( 𝑁 𝑛 ) πœ‹ π‘₯ (1 βˆ’ πœ‹) π‘βˆ’π‘₯ Dimana n = banyaknya kejadian yang dikehendakai dan x = kejadian yang diharapkan Dengan π‘₯ = 0,1,2,3, … ., 𝑁 ; 0 < πœ‹ < 1 maka didapat cara mencari koefisien binom: ( 𝑁 π‘₯ ) = 𝑁! π‘₯! (𝑁 βˆ’ π‘₯)! Distribusi binomial mempunyai parameter, diantaranya ialah rata-rata πœ‡ dan simpangan baku 𝜎, rumusnya yaitu: πœ‡ = π‘πœ‹ 𝜎 = βˆšπ‘πœ‹(1 βˆ’ πœ‹) Contoh Soal: Misal dalam suatu rumah sakit terdapat 4 orang yang medonorkan darahnya, dalam populasi tersebut ada 2 kemungkinan yaitu orang yang bertipe darah O dan bukan darah O, dimana peluang orang bertipe darah O adalah 0,4 dan peluang yang bertipe darah bukan O adalah 0,6. Tentukan peluang 3 orang yang bertipe darah O dari 4 orang itu? Penyelesaian: Hal pertama yang harus dilakukan yaitu dengan membuat kemungkinan tipe dara dari 4 pendonor itu, dilambangkan O yang bertipe darah O dan N yang bertipe darah bukan O.
  • 4. 2 Banyak Yang Bertipe Darah O Hasil yang Mungkin 0 NNNN 1 ONNN, NONN, NNON, NNNO 2 OONN, ONON, ONNO, NOON, NONO, NNOO 3 NOOO, ONOO, OONO, OOON 4 OOOO 𝑝(3) = 𝑃( 𝑁𝑂𝑂𝑂 βˆͺ 𝑂𝑁𝑂𝑂 βˆͺ 𝑂𝑂𝑁𝑂 βˆͺ 𝑂𝑂𝑂𝑁) 𝑝(3) = 𝑃( 𝑁𝑂𝑂𝑂) + 𝑃( 𝑂𝑁𝑂𝑂) + 𝑃( 𝑂𝑂𝑁𝑂)+ 𝑃( 𝑂𝑂𝑂𝑁) 𝑝(3) = (0,6)(0,4)3 + (0,4)(0,6)(0,4)2 + (0,4)2(0,6)(0,4)+ (0,4)3(0,6) 𝑝(3) = 4 (0,4)3 (0,6) 𝑝(3) = 0,1536 Atau bisa juga diselesaikan dengan menggunakan rumus distribusi binomial: 𝑝( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) = ( 𝑁 𝑛 ) πœ‹ π‘₯ (1 βˆ’ πœ‹) π‘βˆ’π‘₯ 𝑝(3) = ( 4 3 ) (0,4)3 (0,6) 𝑝(3) = [ 4! 3! (4 βˆ’ 3)! ](0,4)3 (0,6) 𝑝(3) = 4 (0,4)3 (0,6) B. Distribusi Poisson Distribusi poisson adalah kemungkinan model yang tepat untuk jenis percobaan tertentu. Variabel acak diskrit X dikatakan mempunyai distribusi poisson jika fungsi peluangnya berbentuk: 𝑝( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) = π‘’βˆ’πœ† πœ† π‘₯ π‘₯! Dengan π‘₯ = 1,2,3, …, sedangkan 𝑒 = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘› = 2,7183 dan πœ† ( π‘‘π‘–π‘π‘Žπ‘π‘Ž π‘™π‘Žπ‘šπ‘‘π‘Ž) = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘. Untuk harga π‘’βˆ’πœ† dapat dicari dengan menggunakan kalkulator atau dengan melihat daftar harga π‘’βˆ’πœ† yang dapat anda lihat dari berbagai sumber di internet. Distribusi poisson mempunyai parameter: πœ‡ = 𝝀 𝜎 = βˆšπœ† Distribusi poisson sering digunakan untuk menentukan peluang sebuah peristiwa yang dalam area kesempatan tertentu diharapkan terjadinya sangat jarang. Contoh: dalam tempo setiap 5 menit, operator telepon banyak menerima permintaan nomor untuk disambungkan, diharapkan jarang sekali terjadi salah sambung.
  • 5. 3 Distribusi poisson dapat pula dianggap sebagai pendekatan kepada distribusi binomial. Jika dalam distribusi binomial, N cukup besar sedangkan πœ‹ = peluang terjadinya peristiwa A, sangat dekat kepada nol sedemikian πœ† = 𝑁𝑝 tetap maka distribusi binomial didekati oleh distribusi poisson. Untuk penggunaannya, sering dilakukan pendekatan ini jika 𝑁 β‰₯ 50 sedangkan 𝑁𝑝 < 5. Contoh soal: Dalam suatu Posyandu terdapat program suntik vaksin anti campak. Peluang seseorang akan mendapat reaksi buruk setelah disuntik besarnya 0,0005. Dari 4000 orang yang disuntik, tentukan peluang yang mendapat reaksi buruk: a. Tidak ada b. Ada 2 orang c. Lebih dari 2 orang d. Tentukan ada berapa orang diharapkan yang akan mendapat reaksi buruk Penyelesaian: a. Dengan menggunakan pendekatan distribusi poisson kepada distribusi binomial, maka πœ† = 𝑁𝑝 = 4000 Γ— 0,0005 = 2. Jika X = banyak orang yang mendapat reaksi buruk akibat suntikan itu, maka: 𝑝(0) = π‘’βˆ’2 20 0! = 0,1353 b. X = 2 sehingga: 𝑝(2) = π‘’βˆ’2 22 2! = 0,2706 c. X = 3, 4, 5, ... Tetapi 𝑝(0) + 𝑝(1) + 𝑝(2)+ 𝑝(3) + β‹― = 1 , maka 𝑝(3) + 𝑝(4) + β‹― = 1 βˆ’ 𝑝(0) βˆ’ 𝑝(1)βˆ’ 𝑝(2) 𝑝(1) = π‘’βˆ’2 21 1! = 0,2706 𝑝(3) + 𝑝(4) + β‹― = 1 βˆ’ 0,1353 βˆ’ 0,2706 βˆ’ 0,2706 = 0,3235 d. πœ† = 𝑁𝑝 = 4000 Γ— 0,0005 = 2
  • 6. 4 C. Distribusi Normal Distribusi yang paling penting dan banyak digunakan semua distribusi kontinu adalah distribusi normal. Distribusi normal disebut juga distribusi gauss, distribusi normal berasal dari distribusi dengan peubah acak kontinu. Persamaan distribusi gauss adalah sebagai berikut: 𝑓( π‘₯) = 1 𝜎 √2πœ‹ 𝑒 βˆ’ 1 2 ( π‘₯βˆ’ πœ‡ 𝜎 ) 2 dimana πœ‹ = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘¦π‘Ž π‘ π‘Žπ‘šπ‘Ž π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 3,1416 𝑒 = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘¦π‘Ž π‘ π‘Žπ‘šπ‘Ž π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 2,7183 πœ‡ = π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘–π‘‘π‘’ π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– π‘π‘œπ‘π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘– 𝜎 = π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘› π‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘π‘Žπ‘˜π‘’ π‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– π‘π‘œπ‘π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘– π‘₯ = π‘π‘’π‘’π‘π‘Žβ„Ž π‘˜π‘œπ‘›π‘‘π‘–π‘›π‘’ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘Žπ‘’π‘Ÿπ‘Žβ„Ž ( π‘—π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘’π‘Žπ‘›) π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘¦π‘Ž βˆ’ ∞ < π‘₯ < ∞ Sifat distribusi normal: a. Grafiknya selalu teletak diatas sumbu x selalu terletak diatas sumbu x b. Bentuk grafiknya simetris terhadap π‘₯ = πœ‹ c. Mean, median dan modus sama untuk sebuah kurva normal yaitu tercapai pada πœ‡ = 0,3989 𝜎 d. Grafiknya asymtotis teradap sumbu x e. Luas daerah grafik sama dengan satu satuan persegi
  • 7. 5 Berikut contoh kasus untuk dua buah kurva normal: ο‚· Rata-ratanya sama sedangkan simpangan bakunya berbeda. Simpangan baku mempengaruhi bentuk kurva normal, semakin besar nilai simpangan baku maka kurvanya semakin rendah (platikurtik) dan sebaliknya semakin kecil nilai simpangan baku maka kurvanya semakin tinggi (leptokurtik) ο‚· Rata-ratanya berbeda, simpangan bakunya sama ο‚· Rata-rata dan simpangan bakunya berbeda
  • 8. 6 Untuk pemakaian yang lebih praktis telah dibuat daftar distribusi normal baku. Distribusi normal baku posisinya memiliki kaitan dengan rata-rata dan menggunakan simpangan baku sebagai unit pengukurannya. Distribusi normal memiliki nilai rata- rata πœ‡ = 0 dan simpangan baku 𝜎 = 1. Persamaannya yaitu sebagai berikut: 𝑓( 𝑧) = 1 √2πœ‹ 𝑒 βˆ’ 1 2 𝑧2 dengan daerah interval z adalah βˆ’βˆž < 𝑧 < ∞ Untuk distribusi populasi, 𝑧 = π‘₯ βˆ’ πœ‡ 𝜎 Untuk distribusi sampel, 𝑧 = π‘₯ βˆ’ π‘₯Μ… 𝑆𝐡 Contoh (1): Tabel dibawah ini menggambarkan bagaimana menggunakan tabel distribusi normal baku untuk menemukan daerah di bawah kurva normal baku antara 𝑧 = 0 dan 𝑧 = 1,65 𝜎 = 1
  • 9. 7 Kurva menunjukkan area yang sesuai sebagai berbayang wilayah di bawah kurva. Nilai 1,65 dapat ditulis sebagai 1,6 + 0,05, dan dengan menempatkan 1,6 di bawah kolom berlabel z dan kemudian bergerak ke kanan 1,6 sampai Anda datang di bawah 0,05 kolom Anda menemukan area 0,4505. Ini adalah daerah yang ditunjukkan pada kurva dibawah ini. Misal daerah ini dinyatakan sebagai P (0 < 𝑧 < 1,65) = 0,4505. Untuk daerah di bawah kurva normal baku antara 𝑧 = βˆ’1,65 dan 𝑧 = 0 direpresentasikan sebagai P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) dan ditunjukkan pada kurna dibawah ini. Oleh karena simetri maka P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) = P(0 < 𝑧 < 1,65), kita tahu bahwa P(0 < 𝑧 < 1,65) = 0,4505 dan oleh karena itu, P(1,65 < 𝑧 < 0) =0,4505. Contoh (2): Untuk daerah di bawah kurva normal normal antara 𝑧 = βˆ’1,65 dan 𝑧 = 1,65 diwakili oleh P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) dan ditunjukkan pada kurva dibawah ini. Probabilitas P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) dinyatakan sebagai P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) = P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) + P(0 < 𝑧 < 1,65). Dari contoh sebelumnya kita ketahui nilai P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) dan P(0 < 𝑧 < 1,65) dan jumlah kedua nilai P tersebut sama dengan 0,9010. Oleh karena itu, P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) = 0,9010.
  • 10. 8 Contoh (3): Probabilitas dari peristiwa 𝑧 < 1,96 diwakili oleh P(𝑧 < 1,96) dan ditunjukkan pada kurva dibawah ini. Daerah yang ditunjukkan pada kurva diatas, dibagi menjadi 2 bagian seperti yang ditunjukkan pada kurva dibawah ini, Daerah yang lebih gelap dari dua daerah itu sama dengan P(𝑧 < 0) = 0,5 karena daerah itu merupakan setengah dari total luas daerah. Daerah yang lebih terang dari dua daerah itu dinyatakan dalam P(0 < 𝑧 < 1,96) dan nilainya dapat dilihat pada daftar distribusi normal baku yang dapat anda cari di internet atau sumber manapun, nilainya yaitu 0,4750. Jumlah dari dua daerah tersebut adalah 0,5 + 0,4750 = 0,9750. Jadi, P(𝑧 < 1,96) = P(𝑧 < 0) + P(0 < 𝑧 < 1,96) = 0,5 + 0,4750 = 0,9750. Perhatikan kurva dibawah ini, daerah dibawah z dapat dinyatakan 𝑧 > 1,96 dan probabilitasnya dwakilkan P(𝑧 > 1,96). Untuk mengitung nilai P maka gunakan konsep komplemen suatu kejadian. Komplemen dari P(𝑧 > 1,96) adalah P(𝑧 < 1,96). P(𝑧 > 1,96) + P(𝑧 < 1,96) = 1, dari contoh diatas dapat dilihat bahwa P(𝑧 < 1,96) = 0,9750. Jadi, P(𝑧 > 1,96) = 1 βˆ’ P( 𝑧 < 1,96) = 1 βˆ’ 0,9750 = 0,250
  • 11. 9 Contoh Soal: 15% dari tamatan SMA merupakan hasil PMDK. Sampel acak yang berukuran 600 tamatan SMA telah digunakan. Tentukan nilai kemungkinan yang akan terdapat: a. Paling sedikit 70 orang dan paling banyak 80 sebagai basil PMDK. b. Lebih besar atau sama dengan 100 orang yang memperoleh PMDK. Penyelesaian: a. x terletak antara : (70 βˆ’ 0,5) < π‘₯ < (80 + 0,5) atau 69,5 < π‘₯ < 80,5 πœ‡ = 0,15 Γ— 600 = 90 𝜎 = √600 Γ— 0,15 Γ— 0,85 = 8,75 𝑧1 = 69,5βˆ’90 8,75 = βˆ’2,34 atau 𝑧2 = 80,5βˆ’90 8,75 = βˆ’1,09 Untuk luas daerah maka lihat tabel F yang dapat Anda cari dari berbagai sumber, baik dari internet maupun buku. Luas daerah π‘§βˆ’2,34 = 0,4904 dan luas daerah π‘§βˆ’1,09 = 0,3621. Luas daerah antara π‘§βˆ’2,34 dan π‘§βˆ’1,09 = 0,4904 βˆ’ 0,3621 = 0,1283. Maka nilai kemungkinan terdapat paling sedikit 70 orang dan paling banyak 80 orang sebagai hasil PMDK ada 0,1283. b. Lebih besar atau sama dengan 100 artinya π‘₯ β‰₯ 99,5 1,09 0,1379 𝑧 β‰₯ 99,5 βˆ’ 90 8,75 = 1,09 Luas daerah 𝑧1,09 = 0,3621 maka banyak siswa yang termasuk PMDK lebih besar atau sama dengan 100 adalah 0,50 βˆ’ 0,3621 = 0,1379
  • 12. 10 DAFTAR PUSTAKA Coladarci, T.; Cobb, C. D.; Minium, E. W.; & Clarke, R. B. (2004). Fundamentals of Statistical Reasoning in Education. Edisi 3. United State of America: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. Hlm. 88 dan 90 Dowdy, S.; Weardon, S.; & Chilko, D. (2004). Statistics for Research. Edisi 3. Canada: Wiley Interscience.Hlm. 49-50 dan 81 Herrhyanto, N., & Hamid, H. A. (2007). Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Hlm. 7.3-7.4 Sthepens, L. J. (1998). Schaums's Outline of Theory and Problems of Beginning Statistics. United state of America: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.Hlm. 115-120 Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Edisi 6. Bandung: Tarsito. Hlm. 130-136