SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Aksioma Peluang

  Eni Sumarminingsih, S.Si, MM
Notasi dan Terminologi
 Ruang Contoh : Himpunan semua kemungkinan hasil suatu
   percobaan dan dilambangkan dengan huruf S
 Contoh
  Perhatikan percobaan pelemparan sebuah dadu bersisi enam.
   Bila kita tertarik pada bilangan yang muncul,
   ruang contohnya adalah S1 = {1,2,3,4,5,6}
   Bila kita tertarik pada apakah bilangan yang muncul genap atau
   ganjil
   ruang contohnya adalah S2 = {genap, ganjil}
  Sebuah percobaan pelemparan dua koin dan pengamatan pada
   sisi mana yang muncul,
   ruang contohnya adalah S ={GG, GA, AG, AA}. Dimana G
   melambangkan yang muncul adalah Gambar sedangkan A
   melambangkan yang muncul adalah Angka
 Kejadian : Suatu himpunan bagian dari ruang contoh
Contoh
 Kejadian terambilnya kartu hati dari seperangkat (52
  helai) kartu bridge dapat dinyatakan sebagai A =
  {hati} yang merupakan himpunan bagian dari ruang
  contoh S = {hati, sekop, klaver, wajik}. Kejadian B
  yaitu terambilnya kartu merah, B = {hati, wajik}
 Pada percobaan pelemparan 2 koin, E = {GG, GA}
  adalah kejadian bahwa pada koin pertama muncul
  Gambar. Sedangkan kejadian F = {GA, AA} adalah
  kejadian pada koin kedua muncul Angka
 Kejadian    Sederhana : adalah suatu
  kejadian yang dapat dinyatakan sebagai
  suatu himpunan yang hanya terdiri dari
  satu titik contoh.
 Kejadian majemuk : adalah suatu
  kejadian yang dapat dinyatakan sebagai
  gabungan dari beberapa kejadian
  sederhana
Contoh
 Pada contoh pelemparan dua koin dengan S
  ={GG, GA, AG, AA}, kejadian munculnya
  Gambar pada koin pertama dan Gambar pada
  koin kedua adalah kejadian sederhana yang
  dapat dilambangkan dengan A = {GG}.
  Kejadian munculnya Gambar pada koin
  pertama adalah kejadian majemuk yang dapat
  dilambangkan dengan B = {GG, GA}
Pengolahan Kejadian
  Irisan dua kejadian (A∩B) : adalah
   kejadian yang mengandung semua
   unsur persekutuan kejadian A dan
   kejadian B
  Gabungan dua kejadian (A∪B) :
   adalah kejadian yang mencakup semua
   unsur atau anggota A atau B atau
   keduanya
  Komplemen suatu kejadian (Ac) :
   adalah himpunan semua anggota S
   yang bukan anggota A
Contoh
 Misalkan A = {1,2,3,4,5} dan B = {2,4,6,8};
  maka A∩B = {2,4}
 Bila R adalah himpunan semua pembayar
  pajak dan S adalah himpunan semua orang
  yang berusia di atas 65 tahun,
  maka R∩S adalah himpunan semua
  pembayar pajak yang berusia di atas 65 tahun
 Jika A = {2,3,5,8} dan B = {3,6,8},
  maka A∪B = {2,3,5,6,8}
   Jika M = {x|3<x<9} dan N = {y|5<y<12},
    maka M∪N = {z|3<z<12}
   Misalkan S = {buku, anjing, rokok, uang logam, peta,
    perang}. Jika A = {anjing, perang, buku, rokok}
    maka Ac = {uang logam, peta}
   Misalkan K adalah kejadian terambilnya kartu merah
    dari seperangkat kartu bridge dan S adalah ruang
    contohnya yang berupa seluruh kartu tersebut.
    Maka Kc adalah kejadian terambilnya kartu bukan
    merah, yang berarti juga terambilnya kartu hitam.
 Dua kejadian A dan B dikatakan saling
 terpisah atau mutually exclusive bila
 A∩B = ∅, artinya A dan B tidak
 mempunyai unsur persekutuan
 Diagram  Venn : Representasi secara
 grafis untuk mengilustrasikan logical
 relations di antara kejadian – kejadian
Diagram Venn

  Bagian   yang diarsir : E∪F




  Bagian   yang diarsir E∩F
E   ⊂F




   Bagian yang diarsir Ec
Hukum – hukum operasi dari
gabungan, irisan dan komplemen

  Hukum     komutatif : A∪B = B∪A, A∩B =
   B∩A
  Hukum Asosiatif : (A∪B) ∪C = A∪(B
   ∪C), (A∩B)∩C=A∩(B∩C)
  Hukum Distributif : (A∪B) ∩C = (A∩C) ∪
   (B∩C), (A∩B) ∪C = (A∪C) ∩ (B∪C)
  Hukum De Morgan
         c                      c
   n
            n
                         n
                                     n
    Ei  =  Eic
                         Ei  =  Eic
                               
   i =1    i =1         i =1    i =1
Definisi Peluang dan Sifat – sifatnya

  Definisi       dalam term frekuensi relatif
                n( E )
   P( E ) = lim
           n→∞ n


 dengan P(E) = peluang kejadian E
 n(E) = banyaknya kejadian E
 n = banyak percobaan
 Definisi  berdasar pendekatan
  aksiomatik modern
 Misalkan sebuah percobaan dengan
  ruang contoh S. Untuk setiap kejadian E
  dari ruang contoh S diasumsikan P(E)
  terdefinisi dan memenuhi tiga aksioma
  berikut :
 Aksioma 1 : 0 ≤ P(E) ≤ 1
 Aksioma 2 : P(S) = 1
 Aksioma  3 : Untuk barisan kejadian yang
 saling lepas (mutually eksklusive) E1,
 E2, …( yaitu kejadian kejadian dimana
 Ei∩Ej = ∅ di mana i ≠ j),
  ∞        ∞
 P U Ei  = ∑P ( Ei )
  i =1  i =1
 dimana P(E) adalah peluang kejadian E
Contoh

   Dalam percobaan pelemparan koin, jika kita mengasumsikan
    bahwa peluang munculnya Gambar dan Angka sama besar,
    maka P({G}) = P({A}) = ½. Tetapi jika kita mengasumsikan
    bahwa koin tersebut tidak setimbang sehingga peluang
    munculnya Gambar adalah dua kali peluang muncul Angka,
    maka P({G}) = 2/3 dan P({A}) = 1/3

   Jika sebuah dadu bermata 6 dilemparkan dan misalkan peluang
    munculnya tiap sisi adalah sama, maka P({1}) = P({2}) = P({3}) =
    P({4}) = P({5}) = P({6}) = 1/6. Dari aksioma 3, kita akan dapat
    mengetahui peluang kejadian munculnya mata dadu genap
    adalah
    P({2,4,6}) = P({2}) + P({4}) + P({6}) = 1/6 + 1/6 + 1/6 = 3/6 = 1/2
Proposisi yang berkaian dengan
peluang
  Proposisi  1:
   P(Ec) = 1 – P(E)
  Proposisi 2

   Jika E ⊂ F, maka P(E) ≤ P(F)
  Proposisi 3 :

   P(E∪F)= P(E) + P(F) – P(E∩F)
Contoh
 Misalkan P = {a, i, u ,e ,o} dan R adalah {b, c, d, f, g},
  maka P∩R = ∅. P dan R adalah dua kejadian yang
  saling terpisah atau mutually exlusive.

   Pada percobaan pelemparan dadu bermata 6, A
    adalah kejadian munculnya mata dadu genap dan B
    adalah kejadian munculnya mata dadu 3.
    A dan B adalah dua kejadian yang mutually exclusive.
 Proposisi   4:        P(E1∪E2∪…∪En)
          = ∑P( E ) −∑P( E  E ) +... +
               n

                              i                     i1   i2
              i =1                    i1 <i2

             (−1) ∑ P( E ∩ E ∩ ... ∩ E ) +
                     r +1
                                               i1   i2        ir
                            i1 <i2 <...<ir


           …+(-1)n+1P(E1∩E2∩…∩En)
 Penjumlahan           P(Ei1∩Ei2∩…∩Eir)
  diambil dari semua himpunan bagian
  berukuran r yang mungkin dari himpunan
  {1,2,…,n}
 Diasumsikan   bahwa semua hasil dalam ruang
  contoh mempunyai peluang terjadi yang sama.
 Misalkan suatu percobaan dengan ruang
  contoh terbatas, S = {1,2,…,N}, maka
  diasumsikan
     P{1}= P{2}=…= P{N}
 sehingga P({i}) = 1/N
 dan P(E) = banyaknya titik dalam E/
  banyaknya titik dalam S
Contoh
 Dalam pelemparan dua koin, ruang contohnya adalah {GG, GA,
  AG, AA}. Sehingga masing – masing titik contoh memiliki peluang
  ¼ untuk terjadi. Peluang terjadinya kejadian A yaitu munculnya
  Gambar pada koin pertama 2/4 karena kejadian A mengandung
  dua titik contoh.

   Dalam kejadian pelemparan dua dadu, terdapat 36 titik contoh
    dalam ruung contohnya sehingga masing – masing titik contoh
    mempunyai peluang 1/36 untuk terjadi. Kejadian C yaitu kejadian
    penjumlahan mata dadu yang keluar adalah tujuh mengandung 6
    titik contoh yaitu (1,6), (2,5), (3,4), (4,3), (5,2) dan (6,1). Sehingga
    peluang kejadian C adalah 6/36 = 1/6.
 Definisi berdasar term ukuran
  keyakinan: peluang merupakan ukuran
  keyakinan seseorang pada pernyataan
  yang dinyatakan olehnya
 Bersifat sangat subyektif dan
  dipengaruhi oleh pengetahuan dan
  pengalaman orang yang menyatakan
  peluang tersebut
Soal - soal

 1. Sebuah koin dilempar tiga kali dan sisi
     apa yang muncul diamati (Gambar
     atau Angka)
      Daftarkan ruang contohnya.
      Daftarkan unsur yang menyusun kejadian
       A = kejadian muncul sedikitnya dua
       Gambar, kejadian B = kejadian muncul
       Gambar pada dua koin pertama dan C =
       kejadian muncul Angka pada pelemparan
       terakhir
2. Dari 5 orang laki – laki dan 4 orang
    perempuan akan dipilih 3 orang
    sebagai wakil dari suatu partai yang
    akan dikirim untuk menghadiri suatu
    konferensi. Berapa peluang yang
    terpilih adalah (a) ketiganya laki – laki
    (b) ketiganya perempuan dan (c) 1 laki
    – laki dan 2 perempuan

More Related Content

What's hot

Persamaan Diferensial
Persamaan DiferensialPersamaan Diferensial
Persamaan DiferensialDian Arisona
 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum Rossi Fauzi
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikAniklestari1997
 
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPADistribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPAMuhammad Arif
 
Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1ruslancragy8
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2unesa
 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Arvina Frida Karela
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuAnderzend Awuy
 

What's hot (20)

Persamaan Diferensial
Persamaan DiferensialPersamaan Diferensial
Persamaan Diferensial
 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPADistribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
 
Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11
 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
 
Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2
 
Sebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersamaSebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersama
 
Transformasi elementer
Transformasi elementerTransformasi elementer
Transformasi elementer
 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
Ring
RingRing
Ring
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
01 barisan-dan-deret
01 barisan-dan-deret01 barisan-dan-deret
01 barisan-dan-deret
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 

Viewers also liked

Statistika Konsep Peluang
Statistika Konsep PeluangStatistika Konsep Peluang
Statistika Konsep PeluangEko Mardianto
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaMarlyd Talakua
 
Soal ksm-propinsi-2013-ma-matematika
Soal ksm-propinsi-2013-ma-matematikaSoal ksm-propinsi-2013-ma-matematika
Soal ksm-propinsi-2013-ma-matematikaEni Mar'a Qoneta
 
Pedoman Ksm 2014
Pedoman Ksm 2014Pedoman Ksm 2014
Pedoman Ksm 2014marhenz66
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Soal ksm-matematika-mts-tingkat-provinsi-2014
Soal ksm-matematika-mts-tingkat-provinsi-2014Soal ksm-matematika-mts-tingkat-provinsi-2014
Soal ksm-matematika-mts-tingkat-provinsi-2014Nurul Azizah
 
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013andibutsiawan
 

Viewers also liked (10)

Pengantar Teori Peluang
Pengantar Teori PeluangPengantar Teori Peluang
Pengantar Teori Peluang
 
Statistika Konsep Peluang
Statistika Konsep PeluangStatistika Konsep Peluang
Statistika Konsep Peluang
 
Aksioma dan definisi
Aksioma dan definisiAksioma dan definisi
Aksioma dan definisi
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydya
 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
 
Soal ksm-propinsi-2013-ma-matematika
Soal ksm-propinsi-2013-ma-matematikaSoal ksm-propinsi-2013-ma-matematika
Soal ksm-propinsi-2013-ma-matematika
 
Pedoman Ksm 2014
Pedoman Ksm 2014Pedoman Ksm 2014
Pedoman Ksm 2014
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Soal ksm-matematika-mts-tingkat-provinsi-2014
Soal ksm-matematika-mts-tingkat-provinsi-2014Soal ksm-matematika-mts-tingkat-provinsi-2014
Soal ksm-matematika-mts-tingkat-provinsi-2014
 
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
 

Similar to Aksioma Peluang

Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstatLukman
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstatLukman
 
Peluang_Statistika
Peluang_StatistikaPeluang_Statistika
Peluang_StatistikaAhmadTeguh
 
STD BAB 7 ATURAN PENCACAHAN DAN PELUANG.pptx
STD BAB 7 ATURAN PENCACAHAN DAN PELUANG.pptxSTD BAB 7 ATURAN PENCACAHAN DAN PELUANG.pptx
STD BAB 7 ATURAN PENCACAHAN DAN PELUANG.pptxdindaspd2000
 
bahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.ppt
bahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.pptbahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.ppt
bahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.pptKholidYusuf4
 
ITP UNS SEMESTER 2 Teori peluang 1
ITP UNS SEMESTER 2 Teori peluang 1ITP UNS SEMESTER 2 Teori peluang 1
ITP UNS SEMESTER 2 Teori peluang 1Fransiska Puteri
 
Presentasi Materi Peluang
Presentasi Materi PeluangPresentasi Materi Peluang
Presentasi Materi Peluangermamagdalena
 
fdokumen.com_presentasi-materi-peluang.ppt
fdokumen.com_presentasi-materi-peluang.pptfdokumen.com_presentasi-materi-peluang.ppt
fdokumen.com_presentasi-materi-peluang.pptAugusSitumorang1
 
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANG
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANGMatematika Kelas 9 - BAB PELUANG
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANGnissayyo
 
Peluang XMIA1 Kelompok 4
Peluang XMIA1 Kelompok 4Peluang XMIA1 Kelompok 4
Peluang XMIA1 Kelompok 4Ferdi Pratama
 
Peluang suatu kejadian kelompok 7 ok
Peluang suatu kejadian kelompok 7 okPeluang suatu kejadian kelompok 7 ok
Peluang suatu kejadian kelompok 7 okAnha Anha
 
Probabilitas ppt version by alydyda
Probabilitas ppt version by alydydaProbabilitas ppt version by alydyda
Probabilitas ppt version by alydydaMarlyd Talakua
 
Aljabar peluang
Aljabar peluangAljabar peluang
Aljabar peluang1724143052
 

Similar to Aksioma Peluang (20)

Aksioma Peluang
Aksioma PeluangAksioma Peluang
Aksioma Peluang
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstat
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstat
 
Peluang_Statistika
Peluang_StatistikaPeluang_Statistika
Peluang_Statistika
 
peluang by
peluang by peluang by
peluang by
 
Materi Peluang
Materi PeluangMateri Peluang
Materi Peluang
 
peluang
peluangpeluang
peluang
 
STD BAB 7 ATURAN PENCACAHAN DAN PELUANG.pptx
STD BAB 7 ATURAN PENCACAHAN DAN PELUANG.pptxSTD BAB 7 ATURAN PENCACAHAN DAN PELUANG.pptx
STD BAB 7 ATURAN PENCACAHAN DAN PELUANG.pptx
 
Peluang SUPM.pptx
Peluang SUPM.pptxPeluang SUPM.pptx
Peluang SUPM.pptx
 
bahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.ppt
bahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.pptbahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.ppt
bahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.ppt
 
ITP UNS SEMESTER 2 Teori peluang 1
ITP UNS SEMESTER 2 Teori peluang 1ITP UNS SEMESTER 2 Teori peluang 1
ITP UNS SEMESTER 2 Teori peluang 1
 
Presentasi Materi Peluang
Presentasi Materi PeluangPresentasi Materi Peluang
Presentasi Materi Peluang
 
fdokumen.com_presentasi-materi-peluang.ppt
fdokumen.com_presentasi-materi-peluang.pptfdokumen.com_presentasi-materi-peluang.ppt
fdokumen.com_presentasi-materi-peluang.ppt
 
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANG
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANGMatematika Kelas 9 - BAB PELUANG
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANG
 
Peluang XMIA1 Kelompok 4
Peluang XMIA1 Kelompok 4Peluang XMIA1 Kelompok 4
Peluang XMIA1 Kelompok 4
 
Kaidah pencacahan dan peluang
Kaidah pencacahan dan peluangKaidah pencacahan dan peluang
Kaidah pencacahan dan peluang
 
Peluang suatu kejadian kelompok 7 ok
Peluang suatu kejadian kelompok 7 okPeluang suatu kejadian kelompok 7 ok
Peluang suatu kejadian kelompok 7 ok
 
12. peluang
12. peluang12. peluang
12. peluang
 
Probabilitas ppt version by alydyda
Probabilitas ppt version by alydydaProbabilitas ppt version by alydyda
Probabilitas ppt version by alydyda
 
Aljabar peluang
Aljabar peluangAljabar peluang
Aljabar peluang
 

Recently uploaded

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

Aksioma Peluang

  • 1. Aksioma Peluang Eni Sumarminingsih, S.Si, MM
  • 2. Notasi dan Terminologi Ruang Contoh : Himpunan semua kemungkinan hasil suatu percobaan dan dilambangkan dengan huruf S Contoh  Perhatikan percobaan pelemparan sebuah dadu bersisi enam. Bila kita tertarik pada bilangan yang muncul, ruang contohnya adalah S1 = {1,2,3,4,5,6} Bila kita tertarik pada apakah bilangan yang muncul genap atau ganjil ruang contohnya adalah S2 = {genap, ganjil}  Sebuah percobaan pelemparan dua koin dan pengamatan pada sisi mana yang muncul, ruang contohnya adalah S ={GG, GA, AG, AA}. Dimana G melambangkan yang muncul adalah Gambar sedangkan A melambangkan yang muncul adalah Angka
  • 3.  Kejadian : Suatu himpunan bagian dari ruang contoh Contoh  Kejadian terambilnya kartu hati dari seperangkat (52 helai) kartu bridge dapat dinyatakan sebagai A = {hati} yang merupakan himpunan bagian dari ruang contoh S = {hati, sekop, klaver, wajik}. Kejadian B yaitu terambilnya kartu merah, B = {hati, wajik}  Pada percobaan pelemparan 2 koin, E = {GG, GA} adalah kejadian bahwa pada koin pertama muncul Gambar. Sedangkan kejadian F = {GA, AA} adalah kejadian pada koin kedua muncul Angka
  • 4.  Kejadian Sederhana : adalah suatu kejadian yang dapat dinyatakan sebagai suatu himpunan yang hanya terdiri dari satu titik contoh.  Kejadian majemuk : adalah suatu kejadian yang dapat dinyatakan sebagai gabungan dari beberapa kejadian sederhana
  • 5. Contoh  Pada contoh pelemparan dua koin dengan S ={GG, GA, AG, AA}, kejadian munculnya Gambar pada koin pertama dan Gambar pada koin kedua adalah kejadian sederhana yang dapat dilambangkan dengan A = {GG}. Kejadian munculnya Gambar pada koin pertama adalah kejadian majemuk yang dapat dilambangkan dengan B = {GG, GA}
  • 6. Pengolahan Kejadian  Irisan dua kejadian (A∩B) : adalah kejadian yang mengandung semua unsur persekutuan kejadian A dan kejadian B  Gabungan dua kejadian (A∪B) : adalah kejadian yang mencakup semua unsur atau anggota A atau B atau keduanya  Komplemen suatu kejadian (Ac) : adalah himpunan semua anggota S yang bukan anggota A
  • 7. Contoh  Misalkan A = {1,2,3,4,5} dan B = {2,4,6,8}; maka A∩B = {2,4}  Bila R adalah himpunan semua pembayar pajak dan S adalah himpunan semua orang yang berusia di atas 65 tahun, maka R∩S adalah himpunan semua pembayar pajak yang berusia di atas 65 tahun  Jika A = {2,3,5,8} dan B = {3,6,8}, maka A∪B = {2,3,5,6,8}
  • 8. Jika M = {x|3<x<9} dan N = {y|5<y<12}, maka M∪N = {z|3<z<12}  Misalkan S = {buku, anjing, rokok, uang logam, peta, perang}. Jika A = {anjing, perang, buku, rokok} maka Ac = {uang logam, peta}  Misalkan K adalah kejadian terambilnya kartu merah dari seperangkat kartu bridge dan S adalah ruang contohnya yang berupa seluruh kartu tersebut. Maka Kc adalah kejadian terambilnya kartu bukan merah, yang berarti juga terambilnya kartu hitam.
  • 9.  Dua kejadian A dan B dikatakan saling terpisah atau mutually exclusive bila A∩B = ∅, artinya A dan B tidak mempunyai unsur persekutuan
  • 10.  Diagram Venn : Representasi secara grafis untuk mengilustrasikan logical relations di antara kejadian – kejadian
  • 11. Diagram Venn  Bagian yang diarsir : E∪F  Bagian yang diarsir E∩F
  • 12. E ⊂F  Bagian yang diarsir Ec
  • 13. Hukum – hukum operasi dari gabungan, irisan dan komplemen  Hukum komutatif : A∪B = B∪A, A∩B = B∩A  Hukum Asosiatif : (A∪B) ∪C = A∪(B ∪C), (A∩B)∩C=A∩(B∩C)  Hukum Distributif : (A∪B) ∩C = (A∩C) ∪ (B∩C), (A∩B) ∪C = (A∪C) ∩ (B∪C)  Hukum De Morgan c c  n  n n  n   Ei  =  Eic     Ei  =  Eic    i =1  i =1  i =1  i =1
  • 14. Definisi Peluang dan Sifat – sifatnya  Definisi dalam term frekuensi relatif n( E ) P( E ) = lim n→∞ n dengan P(E) = peluang kejadian E n(E) = banyaknya kejadian E n = banyak percobaan
  • 15.  Definisi berdasar pendekatan aksiomatik modern  Misalkan sebuah percobaan dengan ruang contoh S. Untuk setiap kejadian E dari ruang contoh S diasumsikan P(E) terdefinisi dan memenuhi tiga aksioma berikut :  Aksioma 1 : 0 ≤ P(E) ≤ 1  Aksioma 2 : P(S) = 1
  • 16.  Aksioma 3 : Untuk barisan kejadian yang saling lepas (mutually eksklusive) E1, E2, …( yaitu kejadian kejadian dimana Ei∩Ej = ∅ di mana i ≠ j), ∞  ∞ P U Ei  = ∑P ( Ei ) i =1  i =1 dimana P(E) adalah peluang kejadian E
  • 17. Contoh  Dalam percobaan pelemparan koin, jika kita mengasumsikan bahwa peluang munculnya Gambar dan Angka sama besar, maka P({G}) = P({A}) = ½. Tetapi jika kita mengasumsikan bahwa koin tersebut tidak setimbang sehingga peluang munculnya Gambar adalah dua kali peluang muncul Angka, maka P({G}) = 2/3 dan P({A}) = 1/3  Jika sebuah dadu bermata 6 dilemparkan dan misalkan peluang munculnya tiap sisi adalah sama, maka P({1}) = P({2}) = P({3}) = P({4}) = P({5}) = P({6}) = 1/6. Dari aksioma 3, kita akan dapat mengetahui peluang kejadian munculnya mata dadu genap adalah P({2,4,6}) = P({2}) + P({4}) + P({6}) = 1/6 + 1/6 + 1/6 = 3/6 = 1/2
  • 18. Proposisi yang berkaian dengan peluang  Proposisi 1: P(Ec) = 1 – P(E)  Proposisi 2 Jika E ⊂ F, maka P(E) ≤ P(F)  Proposisi 3 : P(E∪F)= P(E) + P(F) – P(E∩F)
  • 19. Contoh  Misalkan P = {a, i, u ,e ,o} dan R adalah {b, c, d, f, g}, maka P∩R = ∅. P dan R adalah dua kejadian yang saling terpisah atau mutually exlusive.  Pada percobaan pelemparan dadu bermata 6, A adalah kejadian munculnya mata dadu genap dan B adalah kejadian munculnya mata dadu 3. A dan B adalah dua kejadian yang mutually exclusive.
  • 20.  Proposisi 4: P(E1∪E2∪…∪En) = ∑P( E ) −∑P( E  E ) +... + n i i1 i2 i =1 i1 <i2 (−1) ∑ P( E ∩ E ∩ ... ∩ E ) + r +1 i1 i2 ir i1 <i2 <...<ir …+(-1)n+1P(E1∩E2∩…∩En)  Penjumlahan P(Ei1∩Ei2∩…∩Eir) diambil dari semua himpunan bagian berukuran r yang mungkin dari himpunan {1,2,…,n}
  • 21.  Diasumsikan bahwa semua hasil dalam ruang contoh mempunyai peluang terjadi yang sama.  Misalkan suatu percobaan dengan ruang contoh terbatas, S = {1,2,…,N}, maka diasumsikan  P{1}= P{2}=…= P{N}  sehingga P({i}) = 1/N  dan P(E) = banyaknya titik dalam E/ banyaknya titik dalam S
  • 22. Contoh  Dalam pelemparan dua koin, ruang contohnya adalah {GG, GA, AG, AA}. Sehingga masing – masing titik contoh memiliki peluang ¼ untuk terjadi. Peluang terjadinya kejadian A yaitu munculnya Gambar pada koin pertama 2/4 karena kejadian A mengandung dua titik contoh.  Dalam kejadian pelemparan dua dadu, terdapat 36 titik contoh dalam ruung contohnya sehingga masing – masing titik contoh mempunyai peluang 1/36 untuk terjadi. Kejadian C yaitu kejadian penjumlahan mata dadu yang keluar adalah tujuh mengandung 6 titik contoh yaitu (1,6), (2,5), (3,4), (4,3), (5,2) dan (6,1). Sehingga peluang kejadian C adalah 6/36 = 1/6.
  • 23.  Definisi berdasar term ukuran keyakinan: peluang merupakan ukuran keyakinan seseorang pada pernyataan yang dinyatakan olehnya  Bersifat sangat subyektif dan dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman orang yang menyatakan peluang tersebut
  • 24. Soal - soal 1. Sebuah koin dilempar tiga kali dan sisi apa yang muncul diamati (Gambar atau Angka)  Daftarkan ruang contohnya.  Daftarkan unsur yang menyusun kejadian A = kejadian muncul sedikitnya dua Gambar, kejadian B = kejadian muncul Gambar pada dua koin pertama dan C = kejadian muncul Angka pada pelemparan terakhir
  • 25. 2. Dari 5 orang laki – laki dan 4 orang perempuan akan dipilih 3 orang sebagai wakil dari suatu partai yang akan dikirim untuk menghadiri suatu konferensi. Berapa peluang yang terpilih adalah (a) ketiganya laki – laki (b) ketiganya perempuan dan (c) 1 laki – laki dan 2 perempuan