SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
UJI Normalitas dan
Homogenitas
Created By:
Aisyah Turidho (06081281520073)
Reno Sutriono (06081381520044)
M. Rizky Tama Putra (06081381419045)
Uji Normalitas
Cara menentukan data distribusi normal
atau tidak diantaranya:
1. Grafik Ogive
2. Tingkat kemiringan
3. Uji Chi-Kuadrat
4. Uji Liliefor
Dll
Statistik
Deskriptif
Statistik
Induktif
Uji Chi-Kuadrat
Hipotesis:
𝐻0:Tidak ada perbedaan distribusi frekuensi populasi
𝐻1: Ada perbedaan distribusi frekuensi populasi
Pengujian:
𝑋2
=
𝑖=1
π‘˜
𝑂𝑖 βˆ’ 𝐸𝑖
2
𝐸𝑖
Dimana:
𝑂𝑖=frekuensi observasi/pengamatan ke-i,
𝐸𝑖= frekuensi harapan ke i
k = jumlah kelas/kelompok
𝐻0 ditolak jika π‘‹β„Žπ‘–π‘‘.
2
> 𝑋 𝛼
2 dengan derajat bebas(db)
𝑑𝑏 = π‘˜ βˆ’ 1
Contoh Kasus
Di suatu lokasi M-KRPL, diintroduksikan 3 jenis
benih cabai rawit, yaitu cabai rawit hibrida
(Bhaskara) dan dua cabai rawit lokal
(Karanganyar dan Boyolali). Setelah diberikan
penjelasan tentang karakter masing-masing
jenis cabai, peserta M-KRPL dipersilahkan
memilih jenis cabai yang disukai dan berapa
jumlah yang dinginkan setiap jenisnya untuk
ditanam di pekarangan masing-masing. Benih
cabai rawit akan segera dikirim sesuai jumlah
yang dipesan.
Lanjutan Contoh Kasus
Rumusan masalah:
Apakah penjelasan tentang karakter mempengaruhi jumlah
benih tiga varietas yang dipesan peserta?
Hipotesis:
𝐻0: Tidak ada perbedaan distribusi frekuensi antar jenis cabai
rawit
𝐻1: Terdapat perbedaan distribusi frekuensi antar jenis cabai
rawit
Hasil analisis:
Hasil pencatatan menunjukkan bahwa cabai rawit lokal
Boyolali merupakan varietas yang paling banyak dipilih oleh
peserta, sementara cabai rawit lokal Karanganyar sedikit
dipilih
Lanjutan Contoh Kasus
Tabel Pemesanan Cabai Rawit Lokasi M-KRPL
No. Jenis Cabai Rawit Frekunesi
yang
diperoleh
Frekuensi
yang
diharapkan
1 Cabai rawit Hibrida
Bhaskara
155 150
2 Cabai rawit lokal
Karanganyar
125 150
3 Cabai rawit lokal
Boyolali
170 150
Lanjutan Contoh Kasu
𝑋2 =
155 βˆ’ 150 2 + 125 βˆ’ 150 2 + 170 βˆ’ 150 2
150
𝑋2
=
1050
150
= 7
db = 3 βˆ’ 1 =2 dan dengan 𝛼=0,05 berarti 𝑋 𝛼
2
= 5,991
(lih. Tabel chi-kuadrat)
7 > 5,991 οƒ  π‘‹β„Žπ‘–π‘‘.
2
> 𝑋 𝛼
2
maka keputusannya 𝐻0 harus ditolak dan 𝐻1 harus
diterima.
Uji Liliefor
Untuk melakukan uji normalitas dengan cara ini
maka:
β€’ Menentukan taraf signifikansi (𝛼) yaitu misalkan
pada 𝛼 = 5% (0,05) dengan hipotesis yang akan
diuji:
𝐻0 = Data berdistribusi normal, melawan
𝐻1 = Data tidak berdistribusi normal
Dengan kriteria pengujian:
Jika 𝐿 𝑂 = πΏβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” < 𝐿 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ terima 𝐻0
Jika 𝐿 𝑂 = πΏβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐿 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ tolak 𝐻0
Lanjutan Uji Liliefors
β€’ Lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut;
(1) Data pengamatan π‘Œ1, π‘Œ2, π‘Œ3, ... , π‘Œπ‘› dijadikan bilangan
baku 𝑍1, 𝑍2, 𝑍3, ... , 𝑍 𝑛 dengan menggunakan rumus :
𝑍𝑖 =
(π‘Œπ‘– βˆ’ π‘Œ)
𝑠
(2)Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan
daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang
𝐹 𝑍𝑖 = 𝑃(𝑍 ≀ 𝑍𝑖)
Lanjutan Uji Liliefors
(3) Hitung proporsi 𝑍1, 𝑍2, 𝑍3, ... , 𝑍 𝑛 yang lebi kecil atau sama
dengan Z. Jika proporsi ini dinyatakan dengan S(𝑍𝑖) maka:
𝑆 𝑍𝑖 =
π‘π‘Žπ‘›π‘¦π‘Žπ‘˜π‘›π‘¦π‘Ž 𝑍1, 𝑍2, 𝑍3, . . . , 𝑍 𝑛
𝑛
(4) Hitung 𝐹 𝑍𝑖 βˆ’ 𝑆(𝑍𝑖) dan tentukan harga mutlaknya
(5) Harga mutlak yang paling besar sebagai harga 𝐿 𝑂 atau
πΏβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”
β€’ Untuk menerima atau menolak hipotesis nol (𝐻0),
bandingkan 𝐿 𝑂 dengan 𝐿 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ yang didapat dari tabel
liliefors untuk taraf nyata(signifikansi) yang dipilih.
Contoh Soal
Lakukan uji normalitas dari hasil pengumpulan
data suatu sampel berikut :
2 3 4 2 4 3 5 4
5 5 6 6 6 5 5 9
6 6 8 8 8 8 9 9
Penyelesaian
Tabel Deskriptif
No Yi fi fiYi ( Yi – Y )2 Fi ( Yi – Y )2
1 2 2 4 13,4 26,9
2 3 2 6 7,1 14,2
3 4 3 12 2,8 8,3
4 5 5 25 0,4 2,2
5 6 5 30 0,1 0,6
6 8 4 32 5,4 21,8
7 9 3 27 11,1 33,3
Jumlah 24 136 107,3
Lanjutan Penyelesaian
β€’ Sehingga didapat, mean = π‘Œ = 𝑓i
–
Yi
𝑓i
= 5,7
β€’ simpangan baku = s =
𝑓 𝑖(π‘Œ 𝑖 βˆ’π‘Œ)2
π‘›βˆ’1
= 2,2
β€’ Selanjutnya, lakukan konversi setiap nilai
mentah Yi menjadi nilai baku Zi, dan
selanjutnya tentukan nilai LO
Lanjutan Penyelesaian
Tabel Uji Lilliefors
No Yi fi fkuartil ≀
Zi Ztabel F I z I S I z I I FIZI – SIZI I
1 2 2 2 -1,70 0,4554 0,0446 0,0833 0.0387
2 3 2 4 -1,23 0,3907 0,1093 0,1667 0,0574
3 4 3 7 -0,77 0,2794 0,2206 0,2917 0,0711
4 5 5 12 -0,31 0,1217 0,3783 0,5000 0,1217
5 6 5 17 -0,15 0,0596 0,5596 0,7083 0,1487
6 8 4 21 1,08 0,3599 0,8599 0,8750 0,0151
7 9 3 24 1,54 0,4382 0,9382 1,0000 0,0618
24
Lanjutan Pembahasan
Dari hasil perhitungan dalam tabel tersebut
didapat LO = 0,1487; sedangkan dari tabel
Lilliefors untuk dan n=24 didapat nilai Llabel =
0,173. Karena nilai LO < L maka H0 diterima
disimpulkan β€œ data atau sampel berdistribusi
normal”.
Uji Homogenitas
Homogen οƒ  syarat uji statistik inferensial
parametrik
Terknik Pengujiannya antara lain:
1. Uji F (Fisher)
2. Uji Bartlett
Dll
Uji F (Fisher)
Uji Fisher dapat digunakan untuk menguji
ada/tidaknya perbedaan proporsi dari dua buah
populasi, yang hanya memiliki dua kategori,
berdasarkan proporsi dua sampel tidak
berpasangan.
Hipotesis
β€’ H0 : p1 = p2
β€’ H1 : p1 > p2
Lanjutan Uji F (Fisher)
Pengujian
Susun data ke dalam masing-masing sel seperti
pada tabel berikut:
Contoh Tabel Silang 2 x 2 dalam Uji F
Lanjutan Uji F (Fisher)
Keterangan:
A, B, C, D menunjukkan frekuensi sampel yang masuk
dalam suatu kategori,
n = total sampel pada dua kelompok. Untuk
menghitung nilai p:
p =
(A+B)! (C+D)! (A+C)! (B+D)!
n!A!B!C!D!
Nilai p selanjutnya dibandingkan dengan taraf uji (𝛼).
Nilai p adalah untuk uji satu arah. Untuk pengujian
dua arah nilai p dikalikan 2. Jika nilai p ternyata < 𝛼 ,
maka terima H1 dan tolak H0.
Contoh Kasus
Pada tahun 2013, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian membangun setidaknya 2
percontohan KRPL di setiap kota/kabupaten.
Pelaksanaan KRPL diharapkan tidak membentuk
lembaga baru tetapi memmanfaatkan lembaga yang
sudah ada di lokasi agar alih teknologi kepada
peserta dapat lebih cepat dilakukan. Peneliti ingin
mengetahui apakah pelaksanaan KRPL di perkotaan
dan perdesaan telah memanfaatkan lembaga ada di
lokasi. Untuk itu dilakukan pendataan di 79 lokasi
yang terdiri dari 19 lokasi di perkotaan dan 60 lokasi
di KRPL perdesaan Jawa Tengah.
Lanjutan Contoh Kasus
Rumusan masalah
Adakah perbedaan dalam pemanfaatan lembaga eksisting
dalam pelaksanaan program KRPL di perkotaan dan
perdesaan?
Hipotesis
β€’ H0 : Proporsi pemanfaatan lembaga eksisting dalam
pelaksanaan program KRPL di perkotaan dan
perdesaan Jawa Tengah tidak berbeda
β€’ H1 : Proporsi pemanfaatan lembaga eksisting dalam
pelaksanaan program KRPL di perkotaan lebih kecil
dibandingkan dengan di perdesaan Jawa Tengah
Lanjutan Contoh Kasus
Pemanfaatan lembaga eksisting dalam pelaksanaan KRPL di
perkotaan dan perdesaan Jawa Tengah
Lanjutan Kasus
𝑃 =
19! 60! 67! 12!
79! 13! 6! 54! 6!
= 0,027
Perhitungan dengan uji Fisher diperoleh nilai P = 0,027.
Nilai p tersebut lebih kecil dari taraf uji (𝛼= 0,05) yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada taraf uji 5%, H1 diterima
atau proporsi pemanfaatan lembaga eksisting dalam
pelaksanaan program KRPL di perkotaan lebih kecil
dibandingkan dengan di perdesaan Jawa Tengah.
Uji Bartlett
Untuk melakukan pengujian ini kita misalkan
sampel berukuran n1, n2, ... , nk dengan data Yij (i
= 1,2,3...,k dan j = 1, 2, 3, ..., nk) dari sampel-
sampel itu hitung variannya.
Dari Populasi Ke
1 2 .... k
π‘Œ11
π‘Œ12
.
.
π‘Œ1𝑛1
π‘Œ21
π‘Œ22
.
.
π‘Œ2𝑛2
......
......
......
π‘Œπ‘˜1
π‘Œπ‘˜2
.
.
π‘Œπ‘˜π‘› π‘˜
Lanjutan Uji Bartlet
Tabel Penolong Uji Bartlett
H0 = 𝜎1
2
= 𝜎2
2
= β‹― 𝜎 π‘˜
2
Sampel ke db Si
2 Log Si
2 (db) Log Si
2
1
2
.
.
k
𝑛1 βˆ’ 1
𝑛2 βˆ’ 1
.
.
𝑛 π‘˜ βˆ’ 1
𝑆1
2
𝑆2
2
.
.
𝑆 π‘˜
2
log 𝑆1
2
log 𝑆2
2
.
.
log 𝑆 π‘˜
2
(𝑛1 βˆ’ 1) log 𝑆1
2
(𝑛2 βˆ’ 1) log 𝑆2
2.
.
(𝑛 π‘˜ βˆ’ 1)log 𝑆 π‘˜
2
𝑑𝑏
- -
db LogSi
2
Lanjutan Uji Bartlett
Dari daftar diatas hitung harga-harga yang diperlukan
yaitu:
𝑆2 =
𝑛𝑖 βˆ’ 1 𝑆𝑖
2
𝑛𝑖 βˆ’ 1
𝐡 = (log 𝑆2) 𝑛𝑖 βˆ’ 1
β€’ Untuk uji bartlet gunakan statistik chi-kuadrat dengan
rumus:
𝑋2 = (ln 10) {𝐡 βˆ’ 𝑛𝑖 βˆ’ 1 log 𝑆𝑖
2
}
Lanjutan Uji Bartlett
Dengan taraf nyata 𝛼, hipotesis ditolak jika 𝑿 𝟐
β‰₯
𝑿 πŸβˆ’πœΆ π’Œβˆ’πŸ
𝟐
dimana 𝑋 1βˆ’π›Ό π‘˜βˆ’1
2
didapat sari
daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang
(1 βˆ’ 𝛼) dan 𝑑𝑏 = (π‘˜ βˆ’ 1)
Contoh Soal
Diketahui perbandingan keuangan antara
Pemerintah Pusat (X1), Propinsi (X2) dan
Kabupaten/Kota (X3), di wilayah CJDW seperti
tabel berikut:
Tabel Nilai Varians
Nilai
Varians
Sampel
Jenis Variabel: Perbandingan Keuangan
Pusat
(X1)
Propinsi
(X2)
Kabupaten/Kota
(X3)
S2 37,934 51,760 45,612
n 65 65 65
Langkah Penyelesaian
β€’ Buat tabel uji bartlet
Tabel Uji Bartlet
Sampel db = (𝑛 βˆ’ 1) 𝑆𝑖
2
π‘™π‘œπ‘” 𝑆𝑖
2
𝑑𝑏 π‘™π‘œπ‘” 𝑆𝑖
2
1 = (X1) 64 37,934 1,58 101,12
2 = (X2) 64 51,760 1,71 109,44
3 = (X3) 64 45,612 1,66 106,24
Jumlah = 3
( 𝑛𝑖
- -
𝑑𝑏 π‘™π‘œπ‘” 𝑆𝑖
2
= 316
Lanjutan Langkah Penyelesaian
β€’ Hitung varians gabungan dari ketiga sampel
tersebut
𝑆2
=
𝑛1. 𝑆1
2
+ 𝑛2. 𝑆2
2
+ 𝑛3. 𝑆3
2
𝑛1 + 𝑛2 + 𝑛3
𝑆2 =
64 . 37,934 + 64 . 51,760 + (64 . 45,612)
64 + 64 + 64
𝑠2
=
8659,584
192
= 45,102
Lanjutan Langkah Penyelesaian
β€’ Menghitung π‘™π‘œπ‘” 𝑆2
= log 45,102 = = 1,6542
β€’ Menghitung nilai 𝐡 = π‘™π‘œπ‘” 𝑆2
. ( 𝑛𝑖 βˆ’
Lanjutan Langkah Penyelesaian
β€’ Bandingkan π‘‹β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”
2
dengan π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
2
, untuk 𝛼 = 0,05
dan derajat kebebasan (db) = π‘˜ βˆ’ 1 = 3 βˆ’ 1 = 2, maka
π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
2
= 5,991. Dengan kriteria pengujian sebagai
berikut:
Jika : π‘‹β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”
2
β‰₯ π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
2
, tidak homogen
Jika: π‘‹β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”
2
≀ π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
2
, homogen
1,863 < 5,991 berarti π‘‹β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”
2
< π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
2
, maka nilai
varians-variansnya homogen
Kesimpulan:analisis uji komparatif dapat dilanjutkan
Any
Questions
???

More Related Content

What's hot

Distribusi multinomial
Distribusi multinomialDistribusi multinomial
Distribusi multinomial
MarwaElshi
Β 
UJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI TUJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI T
Sity Rofi'ah
Β 
Analisis varian satu jalan krukal wallis
Analisis varian satu jalan krukal wallisAnalisis varian satu jalan krukal wallis
Analisis varian satu jalan krukal wallis
BAIDILAH Baidilah
Β 
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
RindyArini
Β 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
matematikaunindra
Β 
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
Β 
Distribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Distribusi Binomial Negatif dan GeometrikDistribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Distribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Ge Grace
Β 
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Aisyah Turidho
Β 

What's hot (20)

Distribusi multinomial
Distribusi multinomialDistribusi multinomial
Distribusi multinomial
Β 
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Β 
Bab 7 anova
Bab 7 anovaBab 7 anova
Bab 7 anova
Β 
Statistika UJI NORMALITAS
Statistika UJI NORMALITASStatistika UJI NORMALITAS
Statistika UJI NORMALITAS
Β 
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOKRANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
Β 
Variabel Dummy
Variabel DummyVariabel Dummy
Variabel Dummy
Β 
UJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI TUJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI T
Β 
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)
Β 
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSSUJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
Β 
Analisis varian satu jalan krukal wallis
Analisis varian satu jalan krukal wallisAnalisis varian satu jalan krukal wallis
Analisis varian satu jalan krukal wallis
Β 
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Β 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
Β 
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Β 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
Β 
Pengendalian Kualitas Statistik #2
Pengendalian Kualitas Statistik #2Pengendalian Kualitas Statistik #2
Pengendalian Kualitas Statistik #2
Β 
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Β 
Distribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Distribusi Binomial Negatif dan GeometrikDistribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Distribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Β 
Uji Kruskal Wallis
Uji Kruskal WallisUji Kruskal Wallis
Uji Kruskal Wallis
Β 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
Β 
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Β 

Similar to Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)

Makalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitasMakalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitas
Aisyah Turidho
Β 
Anreg-Anava2-Pertemuan 3-4.pptx
Anreg-Anava2-Pertemuan 3-4.pptxAnreg-Anava2-Pertemuan 3-4.pptx
Anreg-Anava2-Pertemuan 3-4.pptx
JoperhanPasbon
Β 
Chap5 an reg&korelasi
Chap5 an reg&korelasiChap5 an reg&korelasi
Chap5 an reg&korelasi
Ir. Zakaria, M.M
Β 

Similar to Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas) (20)

tugas7b.pdf
tugas7b.pdftugas7b.pdf
tugas7b.pdf
Β 
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Β 
Makalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitasMakalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitas
Β 
tugas7b.pptx
tugas7b.pptxtugas7b.pptx
tugas7b.pptx
Β 
Normalitas & homogenitas
Normalitas & homogenitasNormalitas & homogenitas
Normalitas & homogenitas
Β 
Power point statistik anava
Power point statistik anavaPower point statistik anava
Power point statistik anava
Β 
Anreg-Anava2-Pertemuan 3-4.pptx
Anreg-Anava2-Pertemuan 3-4.pptxAnreg-Anava2-Pertemuan 3-4.pptx
Anreg-Anava2-Pertemuan 3-4.pptx
Β 
Uji normalitas dan uji homogenitas
Uji normalitas dan uji homogenitasUji normalitas dan uji homogenitas
Uji normalitas dan uji homogenitas
Β 
Uji kolmogorov & chi square
Uji kolmogorov & chi squareUji kolmogorov & chi square
Uji kolmogorov & chi square
Β 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
Β 
Metode Statistika nonparametrik pada dua kelompok sampel.pdf
Metode Statistika nonparametrik pada dua kelompok sampel.pdfMetode Statistika nonparametrik pada dua kelompok sampel.pdf
Metode Statistika nonparametrik pada dua kelompok sampel.pdf
Β 
Rancangan acak kelompok (RAK)
Rancangan acak kelompok (RAK)Rancangan acak kelompok (RAK)
Rancangan acak kelompok (RAK)
Β 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
Β 
8. uji normalitas dan homogenitas
8. uji normalitas dan homogenitas8. uji normalitas dan homogenitas
8. uji normalitas dan homogenitas
Β 
estimasi permintaan
estimasi permintaanestimasi permintaan
estimasi permintaan
Β 
Chap5 an reg&korelasi
Chap5 an reg&korelasiChap5 an reg&korelasi
Chap5 an reg&korelasi
Β 
Uji hipotesis rata rata
Uji hipotesis rata rataUji hipotesis rata rata
Uji hipotesis rata rata
Β 
Minggu 4
Minggu 4Minggu 4
Minggu 4
Β 
Metode Statistika non parametrik pada dua kelompok sampel.pptx
Metode Statistika non parametrik pada dua kelompok sampel.pptxMetode Statistika non parametrik pada dua kelompok sampel.pptx
Metode Statistika non parametrik pada dua kelompok sampel.pptx
Β 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
Β 

More from reno sutriono

More from reno sutriono (20)

8.3.8 Rpp lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 Rpp lingkaran (reno sutriono)8.3.8 Rpp lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 Rpp lingkaran (reno sutriono)
Β 
8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)
Β 
8.3.8 lembar kerja peserta didik soal lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 lembar kerja peserta didik soal lingkaran (reno sutriono)8.3.8 lembar kerja peserta didik soal lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 lembar kerja peserta didik soal lingkaran (reno sutriono)
Β 
8.3.8 lembar kerja peserta didik prosedural lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 lembar kerja peserta didik prosedural lingkaran (reno sutriono)8.3.8 lembar kerja peserta didik prosedural lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 lembar kerja peserta didik prosedural lingkaran (reno sutriono)
Β 
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
Β 
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Β 
Silabus
SilabusSilabus
Silabus
Β 
Prota dan prosem
Prota dan prosemProta dan prosem
Prota dan prosem
Β 
Rpp
RppRpp
Rpp
Β 
Modul soal trigonometri
Modul soal trigonometriModul soal trigonometri
Modul soal trigonometri
Β 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)
Β 
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan)
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan)Pertemuan 7 (ukuran kemiringan)
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan)
Β 
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poison, normal)
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poison, normal)Pertemuan 10 (distribusi binomial, poison, normal)
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poison, normal)
Β 
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Β 
Pertemuan 4 (daftar distribusi frekuensi)
Pertemuan 4 (daftar distribusi frekuensi)Pertemuan 4 (daftar distribusi frekuensi)
Pertemuan 4 (daftar distribusi frekuensi)
Β 
Pertemuan 5 (ukuran pemusatan dan letak data)
Pertemuan 5 (ukuran pemusatan dan letak data)Pertemuan 5 (ukuran pemusatan dan letak data)
Pertemuan 5 (ukuran pemusatan dan letak data)
Β 
Pertemuan 2 (konsep awal)
Pertemuan 2 (konsep awal)Pertemuan 2 (konsep awal)
Pertemuan 2 (konsep awal)
Β 
Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)
Β 
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) editPertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Β 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Β 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
Β 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
Β 

Recently uploaded (20)

contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
Β 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Β 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Β 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
Β 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Β 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Β 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
Β 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Β 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Β 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Β 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Β 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
Β 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
Β 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Β 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Β 

Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)

  • 1. UJI Normalitas dan Homogenitas Created By: Aisyah Turidho (06081281520073) Reno Sutriono (06081381520044) M. Rizky Tama Putra (06081381419045)
  • 2. Uji Normalitas Cara menentukan data distribusi normal atau tidak diantaranya: 1. Grafik Ogive 2. Tingkat kemiringan 3. Uji Chi-Kuadrat 4. Uji Liliefor Dll Statistik Deskriptif Statistik Induktif
  • 3. Uji Chi-Kuadrat Hipotesis: 𝐻0:Tidak ada perbedaan distribusi frekuensi populasi 𝐻1: Ada perbedaan distribusi frekuensi populasi Pengujian: 𝑋2 = 𝑖=1 π‘˜ 𝑂𝑖 βˆ’ 𝐸𝑖 2 𝐸𝑖 Dimana: 𝑂𝑖=frekuensi observasi/pengamatan ke-i, 𝐸𝑖= frekuensi harapan ke i k = jumlah kelas/kelompok 𝐻0 ditolak jika π‘‹β„Žπ‘–π‘‘. 2 > 𝑋 𝛼 2 dengan derajat bebas(db) 𝑑𝑏 = π‘˜ βˆ’ 1
  • 4. Contoh Kasus Di suatu lokasi M-KRPL, diintroduksikan 3 jenis benih cabai rawit, yaitu cabai rawit hibrida (Bhaskara) dan dua cabai rawit lokal (Karanganyar dan Boyolali). Setelah diberikan penjelasan tentang karakter masing-masing jenis cabai, peserta M-KRPL dipersilahkan memilih jenis cabai yang disukai dan berapa jumlah yang dinginkan setiap jenisnya untuk ditanam di pekarangan masing-masing. Benih cabai rawit akan segera dikirim sesuai jumlah yang dipesan.
  • 5. Lanjutan Contoh Kasus Rumusan masalah: Apakah penjelasan tentang karakter mempengaruhi jumlah benih tiga varietas yang dipesan peserta? Hipotesis: 𝐻0: Tidak ada perbedaan distribusi frekuensi antar jenis cabai rawit 𝐻1: Terdapat perbedaan distribusi frekuensi antar jenis cabai rawit Hasil analisis: Hasil pencatatan menunjukkan bahwa cabai rawit lokal Boyolali merupakan varietas yang paling banyak dipilih oleh peserta, sementara cabai rawit lokal Karanganyar sedikit dipilih
  • 6. Lanjutan Contoh Kasus Tabel Pemesanan Cabai Rawit Lokasi M-KRPL No. Jenis Cabai Rawit Frekunesi yang diperoleh Frekuensi yang diharapkan 1 Cabai rawit Hibrida Bhaskara 155 150 2 Cabai rawit lokal Karanganyar 125 150 3 Cabai rawit lokal Boyolali 170 150
  • 7. Lanjutan Contoh Kasu 𝑋2 = 155 βˆ’ 150 2 + 125 βˆ’ 150 2 + 170 βˆ’ 150 2 150 𝑋2 = 1050 150 = 7 db = 3 βˆ’ 1 =2 dan dengan 𝛼=0,05 berarti 𝑋 𝛼 2 = 5,991 (lih. Tabel chi-kuadrat) 7 > 5,991 οƒ  π‘‹β„Žπ‘–π‘‘. 2 > 𝑋 𝛼 2 maka keputusannya 𝐻0 harus ditolak dan 𝐻1 harus diterima.
  • 8. Uji Liliefor Untuk melakukan uji normalitas dengan cara ini maka: β€’ Menentukan taraf signifikansi (𝛼) yaitu misalkan pada 𝛼 = 5% (0,05) dengan hipotesis yang akan diuji: 𝐻0 = Data berdistribusi normal, melawan 𝐻1 = Data tidak berdistribusi normal Dengan kriteria pengujian: Jika 𝐿 𝑂 = πΏβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” < 𝐿 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ terima 𝐻0 Jika 𝐿 𝑂 = πΏβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐿 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ tolak 𝐻0
  • 9. Lanjutan Uji Liliefors β€’ Lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut; (1) Data pengamatan π‘Œ1, π‘Œ2, π‘Œ3, ... , π‘Œπ‘› dijadikan bilangan baku 𝑍1, 𝑍2, 𝑍3, ... , 𝑍 𝑛 dengan menggunakan rumus : 𝑍𝑖 = (π‘Œπ‘– βˆ’ π‘Œ) 𝑠 (2)Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang 𝐹 𝑍𝑖 = 𝑃(𝑍 ≀ 𝑍𝑖)
  • 10. Lanjutan Uji Liliefors (3) Hitung proporsi 𝑍1, 𝑍2, 𝑍3, ... , 𝑍 𝑛 yang lebi kecil atau sama dengan Z. Jika proporsi ini dinyatakan dengan S(𝑍𝑖) maka: 𝑆 𝑍𝑖 = π‘π‘Žπ‘›π‘¦π‘Žπ‘˜π‘›π‘¦π‘Ž 𝑍1, 𝑍2, 𝑍3, . . . , 𝑍 𝑛 𝑛 (4) Hitung 𝐹 𝑍𝑖 βˆ’ 𝑆(𝑍𝑖) dan tentukan harga mutlaknya (5) Harga mutlak yang paling besar sebagai harga 𝐿 𝑂 atau πΏβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” β€’ Untuk menerima atau menolak hipotesis nol (𝐻0), bandingkan 𝐿 𝑂 dengan 𝐿 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ yang didapat dari tabel liliefors untuk taraf nyata(signifikansi) yang dipilih.
  • 11. Contoh Soal Lakukan uji normalitas dari hasil pengumpulan data suatu sampel berikut : 2 3 4 2 4 3 5 4 5 5 6 6 6 5 5 9 6 6 8 8 8 8 9 9
  • 12. Penyelesaian Tabel Deskriptif No Yi fi fiYi ( Yi – Y )2 Fi ( Yi – Y )2 1 2 2 4 13,4 26,9 2 3 2 6 7,1 14,2 3 4 3 12 2,8 8,3 4 5 5 25 0,4 2,2 5 6 5 30 0,1 0,6 6 8 4 32 5,4 21,8 7 9 3 27 11,1 33,3 Jumlah 24 136 107,3
  • 13. Lanjutan Penyelesaian β€’ Sehingga didapat, mean = π‘Œ = 𝑓i – Yi 𝑓i = 5,7 β€’ simpangan baku = s = 𝑓 𝑖(π‘Œ 𝑖 βˆ’π‘Œ)2 π‘›βˆ’1 = 2,2 β€’ Selanjutnya, lakukan konversi setiap nilai mentah Yi menjadi nilai baku Zi, dan selanjutnya tentukan nilai LO
  • 14. Lanjutan Penyelesaian Tabel Uji Lilliefors No Yi fi fkuartil ≀ Zi Ztabel F I z I S I z I I FIZI – SIZI I 1 2 2 2 -1,70 0,4554 0,0446 0,0833 0.0387 2 3 2 4 -1,23 0,3907 0,1093 0,1667 0,0574 3 4 3 7 -0,77 0,2794 0,2206 0,2917 0,0711 4 5 5 12 -0,31 0,1217 0,3783 0,5000 0,1217 5 6 5 17 -0,15 0,0596 0,5596 0,7083 0,1487 6 8 4 21 1,08 0,3599 0,8599 0,8750 0,0151 7 9 3 24 1,54 0,4382 0,9382 1,0000 0,0618 24
  • 15. Lanjutan Pembahasan Dari hasil perhitungan dalam tabel tersebut didapat LO = 0,1487; sedangkan dari tabel Lilliefors untuk dan n=24 didapat nilai Llabel = 0,173. Karena nilai LO < L maka H0 diterima disimpulkan β€œ data atau sampel berdistribusi normal”.
  • 16. Uji Homogenitas Homogen οƒ  syarat uji statistik inferensial parametrik Terknik Pengujiannya antara lain: 1. Uji F (Fisher) 2. Uji Bartlett Dll
  • 17. Uji F (Fisher) Uji Fisher dapat digunakan untuk menguji ada/tidaknya perbedaan proporsi dari dua buah populasi, yang hanya memiliki dua kategori, berdasarkan proporsi dua sampel tidak berpasangan. Hipotesis β€’ H0 : p1 = p2 β€’ H1 : p1 > p2
  • 18. Lanjutan Uji F (Fisher) Pengujian Susun data ke dalam masing-masing sel seperti pada tabel berikut: Contoh Tabel Silang 2 x 2 dalam Uji F
  • 19. Lanjutan Uji F (Fisher) Keterangan: A, B, C, D menunjukkan frekuensi sampel yang masuk dalam suatu kategori, n = total sampel pada dua kelompok. Untuk menghitung nilai p: p = (A+B)! (C+D)! (A+C)! (B+D)! n!A!B!C!D! Nilai p selanjutnya dibandingkan dengan taraf uji (𝛼). Nilai p adalah untuk uji satu arah. Untuk pengujian dua arah nilai p dikalikan 2. Jika nilai p ternyata < 𝛼 , maka terima H1 dan tolak H0.
  • 20. Contoh Kasus Pada tahun 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian membangun setidaknya 2 percontohan KRPL di setiap kota/kabupaten. Pelaksanaan KRPL diharapkan tidak membentuk lembaga baru tetapi memmanfaatkan lembaga yang sudah ada di lokasi agar alih teknologi kepada peserta dapat lebih cepat dilakukan. Peneliti ingin mengetahui apakah pelaksanaan KRPL di perkotaan dan perdesaan telah memanfaatkan lembaga ada di lokasi. Untuk itu dilakukan pendataan di 79 lokasi yang terdiri dari 19 lokasi di perkotaan dan 60 lokasi di KRPL perdesaan Jawa Tengah.
  • 21. Lanjutan Contoh Kasus Rumusan masalah Adakah perbedaan dalam pemanfaatan lembaga eksisting dalam pelaksanaan program KRPL di perkotaan dan perdesaan? Hipotesis β€’ H0 : Proporsi pemanfaatan lembaga eksisting dalam pelaksanaan program KRPL di perkotaan dan perdesaan Jawa Tengah tidak berbeda β€’ H1 : Proporsi pemanfaatan lembaga eksisting dalam pelaksanaan program KRPL di perkotaan lebih kecil dibandingkan dengan di perdesaan Jawa Tengah
  • 22. Lanjutan Contoh Kasus Pemanfaatan lembaga eksisting dalam pelaksanaan KRPL di perkotaan dan perdesaan Jawa Tengah
  • 23. Lanjutan Kasus 𝑃 = 19! 60! 67! 12! 79! 13! 6! 54! 6! = 0,027 Perhitungan dengan uji Fisher diperoleh nilai P = 0,027. Nilai p tersebut lebih kecil dari taraf uji (𝛼= 0,05) yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada taraf uji 5%, H1 diterima atau proporsi pemanfaatan lembaga eksisting dalam pelaksanaan program KRPL di perkotaan lebih kecil dibandingkan dengan di perdesaan Jawa Tengah.
  • 24. Uji Bartlett Untuk melakukan pengujian ini kita misalkan sampel berukuran n1, n2, ... , nk dengan data Yij (i = 1,2,3...,k dan j = 1, 2, 3, ..., nk) dari sampel- sampel itu hitung variannya. Dari Populasi Ke 1 2 .... k π‘Œ11 π‘Œ12 . . π‘Œ1𝑛1 π‘Œ21 π‘Œ22 . . π‘Œ2𝑛2 ...... ...... ...... π‘Œπ‘˜1 π‘Œπ‘˜2 . . π‘Œπ‘˜π‘› π‘˜
  • 25. Lanjutan Uji Bartlet Tabel Penolong Uji Bartlett H0 = 𝜎1 2 = 𝜎2 2 = β‹― 𝜎 π‘˜ 2 Sampel ke db Si 2 Log Si 2 (db) Log Si 2 1 2 . . k 𝑛1 βˆ’ 1 𝑛2 βˆ’ 1 . . 𝑛 π‘˜ βˆ’ 1 𝑆1 2 𝑆2 2 . . 𝑆 π‘˜ 2 log 𝑆1 2 log 𝑆2 2 . . log 𝑆 π‘˜ 2 (𝑛1 βˆ’ 1) log 𝑆1 2 (𝑛2 βˆ’ 1) log 𝑆2 2. . (𝑛 π‘˜ βˆ’ 1)log 𝑆 π‘˜ 2 𝑑𝑏 - - db LogSi 2
  • 26. Lanjutan Uji Bartlett Dari daftar diatas hitung harga-harga yang diperlukan yaitu: 𝑆2 = 𝑛𝑖 βˆ’ 1 𝑆𝑖 2 𝑛𝑖 βˆ’ 1 𝐡 = (log 𝑆2) 𝑛𝑖 βˆ’ 1 β€’ Untuk uji bartlet gunakan statistik chi-kuadrat dengan rumus: 𝑋2 = (ln 10) {𝐡 βˆ’ 𝑛𝑖 βˆ’ 1 log 𝑆𝑖 2 }
  • 27. Lanjutan Uji Bartlett Dengan taraf nyata 𝛼, hipotesis ditolak jika 𝑿 𝟐 β‰₯ 𝑿 πŸβˆ’πœΆ π’Œβˆ’πŸ 𝟐 dimana 𝑋 1βˆ’π›Ό π‘˜βˆ’1 2 didapat sari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1 βˆ’ 𝛼) dan 𝑑𝑏 = (π‘˜ βˆ’ 1)
  • 28. Contoh Soal Diketahui perbandingan keuangan antara Pemerintah Pusat (X1), Propinsi (X2) dan Kabupaten/Kota (X3), di wilayah CJDW seperti tabel berikut: Tabel Nilai Varians Nilai Varians Sampel Jenis Variabel: Perbandingan Keuangan Pusat (X1) Propinsi (X2) Kabupaten/Kota (X3) S2 37,934 51,760 45,612 n 65 65 65
  • 29. Langkah Penyelesaian β€’ Buat tabel uji bartlet Tabel Uji Bartlet Sampel db = (𝑛 βˆ’ 1) 𝑆𝑖 2 π‘™π‘œπ‘” 𝑆𝑖 2 𝑑𝑏 π‘™π‘œπ‘” 𝑆𝑖 2 1 = (X1) 64 37,934 1,58 101,12 2 = (X2) 64 51,760 1,71 109,44 3 = (X3) 64 45,612 1,66 106,24 Jumlah = 3 ( 𝑛𝑖 - - 𝑑𝑏 π‘™π‘œπ‘” 𝑆𝑖 2 = 316
  • 30. Lanjutan Langkah Penyelesaian β€’ Hitung varians gabungan dari ketiga sampel tersebut 𝑆2 = 𝑛1. 𝑆1 2 + 𝑛2. 𝑆2 2 + 𝑛3. 𝑆3 2 𝑛1 + 𝑛2 + 𝑛3 𝑆2 = 64 . 37,934 + 64 . 51,760 + (64 . 45,612) 64 + 64 + 64 𝑠2 = 8659,584 192 = 45,102
  • 31. Lanjutan Langkah Penyelesaian β€’ Menghitung π‘™π‘œπ‘” 𝑆2 = log 45,102 = = 1,6542 β€’ Menghitung nilai 𝐡 = π‘™π‘œπ‘” 𝑆2 . ( 𝑛𝑖 βˆ’
  • 32. Lanjutan Langkah Penyelesaian β€’ Bandingkan π‘‹β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” 2 dengan π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ 2 , untuk 𝛼 = 0,05 dan derajat kebebasan (db) = π‘˜ βˆ’ 1 = 3 βˆ’ 1 = 2, maka π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ 2 = 5,991. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika : π‘‹β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” 2 β‰₯ π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ 2 , tidak homogen Jika: π‘‹β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” 2 ≀ π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ 2 , homogen 1,863 < 5,991 berarti π‘‹β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” 2 < π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ 2 , maka nilai varians-variansnya homogen Kesimpulan:analisis uji komparatif dapat dilanjutkan