SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Distibusi Binomial, Poisson, Distribusi Normal dan
Aplikasinya
Disusun Oleh : Kelompok 4
Nama : Aisyah Turidho (06081281520073)
: Reno Sutriono (06081381520044)
: M. Rizky Tama Putra (06081381419045)
Mata Kuliah : Statistika Dasar
Dosen : Prof. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si
: Puji Astuti, S.Pd., M.Sc
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Matematika
Universitas Sriwijaya Palembang
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
DISTIBUSI BINOMIAL, POISSON, DISTRIBUSI NORMAL DAN APLIKASINYA.........1
A. Distribusi Binomial..........................................................................................................1
B. Distribusi Poisson............................................................................................................ 2
C. Distribusi Normal............................................................................................................ 4
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
DAFTAR PUSTAKA
DISTIBUSI BINOMIAL, POISSON, DISTRIBUSI NORMAL DAN
APLIKASINYA
A. Distribusi Binomial
Dalam berbgai percobaan dimana variabel yang sedang diteliti adalah tingkat nominal
maka hanya ada 2 kemungkinan nilai atau hasil dari variabel tersebut. Misalnya
Salesmen pandai atau tidak pandai menjual barang dagangan, anak yang baru lahir
kedua lelaki atau perempuan, dan petani berhasil atau gagal panen padi di tahun ini.
Sampel yang melibatkan variabel yang dapat diwakili oleh probabilitas teoritis
distribusi disebut distribusi binomial, dikatakan binomial karena terdapat dua hasil
yang mungkin.
Jika pada tiap percobaan dalam eksperimen, 𝑃( 𝐴) = πœ‹ harganya tetap maka
percobaan yang berulang-ulang itu dinamakan percobaan Bernoulli. Jika dilakukan
percobaan tersebut sebanyak 𝑁 kali, 𝑋 diantaranya menghasilkan peristiwa A dan
sisanya ( 𝑁 βˆ’ 𝑋) peristiwa 𝐴̅. 𝑃( 𝐴) = πœ‹ maka 1 βˆ’ πœ‹ = 𝑃(𝐴̅), peluang terjadinya
peristiwa A sebanyak 𝑋 = π‘₯ kali diantara 𝑁 , dihitung dengan cara berikut:
𝑝( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) = (
𝑁
𝑛
) πœ‹ π‘₯ (1 βˆ’ πœ‹) π‘βˆ’π‘₯
Dimana n = banyaknya kejadian yang dikehendakai dan x = kejadian yang diharapkan
Dengan π‘₯ = 0,1,2,3, … ., 𝑁 ; 0 < πœ‹ < 1 maka didapat cara mencari koefisien binom:
(
𝑁
π‘₯
) =
𝑁!
π‘₯! (𝑁 βˆ’ π‘₯)!
Distribusi binomial mempunyai parameter, diantaranya ialah rata-rata πœ‡ dan
simpangan baku 𝜎, rumusnya yaitu:
πœ‡ = π‘πœ‹
𝜎 = βˆšπ‘πœ‹(1 βˆ’ πœ‹)
Contoh Soal:
Misal dalam suatu rumah sakit terdapat 4 orang yang medonorkan darahnya, dalam
populasi tersebut ada 2 kemungkinan yaitu orang yang bertipe darah O dan bukan
darah O, dimana peluang orang bertipe darah O adalah 0,4 dan peluang yang bertipe
darah bukan O adalah 0,6. Tentukan peluang 3 orang yang bertipe darah O dari 4
orang itu?
Penyelesaian:
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu dengan membuat kemungkinan tipe dara dari
4 pendonor itu, dilambangkan O yang bertipe darah O dan N yang bertipe darah
bukan O.
Banyak Yang
Bertipe Darah O
Hasil yang Mungkin
0 NNNN
1 ONNN, NONN, NNON, NNNO
2 OONN, ONON, ONNO, NOON, NONO, NNOO
3 NOOO, ONOO, OONO, OOON
4 OOOO
𝑝(3) = 𝑃( 𝑁𝑂𝑂𝑂 βˆͺ 𝑂𝑁𝑂𝑂 βˆͺ 𝑂𝑂𝑁𝑂 βˆͺ 𝑂𝑂𝑂𝑁)
𝑝(3) = 𝑃( 𝑁𝑂𝑂𝑂) + 𝑃( 𝑂𝑁𝑂𝑂) + 𝑃( 𝑂𝑂𝑁𝑂)+ 𝑃( 𝑂𝑂𝑂𝑁)
𝑝(3) = (0,6)(0,4)3
+ (0,4)(0,6)(0,4)2
+ (0,4)2(0,6)(0,4)+ (0,4)3(0,6)
𝑝(3) = 4 (0,4)3
(0,6)
𝑝(3) = 0,1536
Atau bisa juga diselesaikan dengan menggunakan rumus distribusi binomial:
𝑝( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) = (
𝑁
𝑛
) πœ‹ π‘₯
(1 βˆ’ πœ‹) π‘βˆ’π‘₯
𝑝(3) = (
4
3
) (0,4)3
(0,6)
𝑝(3) = [
4!
3! (4 βˆ’ 3)!
](0,4)3
(0,6)
𝑝(3) = 4 (0,4)3
(0,6)
B. Distribusi Poisson
Distribusi poisson adalah kemungkinan model yang tepat untuk jenis percobaan
tertentu. Variabel acak diskrit X dikatakan mempunyai distribusi poisson jika fungsi
peluangnya berbentuk:
𝑝( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) =
π‘’βˆ’πœ† πœ† π‘₯
π‘₯!
Dengan π‘₯ = 1,2,3, …, sedangkan 𝑒 = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘› = 2,7183 dan
πœ† ( π‘‘π‘–π‘π‘Žπ‘π‘Ž π‘™π‘Žπ‘šπ‘‘π‘Ž) = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘. Untuk harga π‘’βˆ’πœ†
dapat dicari dengan
menggunakan kalkulator atau dengan melihat daftar harga π‘’βˆ’πœ†
yang dapat anda lihat
dari berbagai sumber di internet. Distribusi poisson mempunyai parameter:
πœ‡ = 𝝀
𝜎 = βˆšπœ†
Distribusi poisson sering digunakan untuk menentukan peluang sebuah peristiwa yang
dalam area kesempatan tertentu diharapkan terjadinya sangat jarang. Contoh: dalam
tempo setiap 5 menit, operator telepon banyak menerima permintaan nomor untuk
disambungkan, diharapkan jarang sekali terjadi salah sambung.
Distribusi poisson dapat pula dianggap sebagai pendekatan kepada distribusi
binomial. Jika dalam distribusi binomial, N cukup besar sedangkan πœ‹ = peluang
terjadinya peristiwa A, sangat dekat kepada nol sedemikian πœ† = 𝑁𝑝 tetap maka
distribusi binomial didekati oleh distribusi poisson. Untuk penggunaannya, sering
dilakukan pendekatan ini jika 𝑁 β‰₯ 50 sedangkan 𝑁𝑝 < 5.
Contoh soal:
Dalam suatu Posyandu terdapat program suntik vaksin anti campak. Peluang
seseorang akan mendapat reaksi buruk setelah disuntik besarnya 0,0005. Dari 4000
orang yang disuntik, tentukan peluang yang mendapat reaksi buruk:
a. Tidak ada
b. Ada 2 orang
c. Lebih dari 2 orang
d. Tentukan ada berapa orang diharapkan yang akan mendapat reaksi buruk
Penyelesaian:
a. Dengan menggunakan pendekatan distribusi poisson kepada distribusi binomial,
maka πœ† = 𝑁𝑝 = 4000 Γ— 0,0005 = 2. Jika X = banyak orang yang mendapat
reaksi buruk akibat suntikan itu, maka:
𝑝(0) =
π‘’βˆ’2
20
0!
= 0,1353
b. X = 2 sehingga:
𝑝(2) =
π‘’βˆ’2
22
2!
= 0,2706
c. X = 3, 4, 5, ...
Tetapi 𝑝(0) + 𝑝(1) + 𝑝(2)+ 𝑝(3) + β‹― = 1 , maka
𝑝(3) + 𝑝(4) + β‹― = 1 βˆ’ 𝑝(0) βˆ’ 𝑝(1)βˆ’ 𝑝(2)
𝑝(1) =
π‘’βˆ’2
21
1!
= 0,2706
𝑝(3) + 𝑝(4) + β‹― = 1 βˆ’ 0,1353 βˆ’ 0,2706 βˆ’ 0,2706 = 0,3235
d. πœ† = 𝑁𝑝 = 4000 Γ— 0,0005 = 2
C. Distribusi Normal
Distribusi yang paling penting dan banyak digunakan semua distribusi kontinu adalah
distribusi normal. Distribusi normal disebut juga distribusi gauss, distribusi normal
berasal dari distribusi dengan peubah acak kontinu. Persamaan distribusi gauss adalah
sebagai berikut:
𝑓( π‘₯) =
1
𝜎 √2πœ‹
𝑒
βˆ’
1
2
(
π‘₯βˆ’ πœ‡
𝜎
)
2
dimana πœ‹ = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘¦π‘Ž π‘ π‘Žπ‘šπ‘Ž π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 3,1416
𝑒 = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘¦π‘Ž π‘ π‘Žπ‘šπ‘Ž π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 2,7183
πœ‡ = π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘–π‘‘π‘’ π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– π‘π‘œπ‘π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘–
𝜎 = π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘› π‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘π‘Žπ‘˜π‘’ π‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– π‘π‘œπ‘π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘–
π‘₯ = π‘π‘’π‘’π‘π‘Žβ„Ž π‘˜π‘œπ‘›π‘‘π‘–π‘›π‘’ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘Žπ‘’π‘Ÿπ‘Žβ„Ž ( π‘—π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘’π‘Žπ‘›) π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘¦π‘Ž βˆ’ ∞ < π‘₯ < ∞
Sifat distribusi normal:
a. Grafiknya selalu teletak diatas sumbu x selalu terletak diatas sumbu x
b. Bentuk grafiknya simetris terhadap π‘₯ = πœ‹
c. Mean, median dan modus sama untuk sebuah kurva normal yaitu tercapai pada
πœ‡ =
0,3989
𝜎
d. Grafiknya asymtotis teradap sumbu x
e. Luas daerah grafik sama dengan satu satuan persegi
Berikut contoh kasus untuk dua buah kurva normal:
ο‚· Rata-ratanya sama sedangkan simpangan bakunya berbeda. Simpangan baku
mempengaruhi bentuk kurva normal, semakin besar nilai simpangan baku maka
kurvanya semakin rendah (platikurtik) dan sebaliknya semakin kecil nilai
simpangan baku maka kurvanya semakin tinggi (leptokurtik)
ο‚· Rata-ratanya berbeda, simpangan bakunya sama
ο‚· Rata-rata dan simpangan bakunya berbeda
Untuk pemakaian yang lebih praktis telah dibuat daftar distribusi normal baku.
Distribusi normal baku posisinya memiliki kaitan dengan rata-rata dan menggunakan
simpangan baku sebagai unit pengukurannya. Distribusi normal memiliki nilai rata-
rata πœ‡ = 0 dan simpangan baku 𝜎 = 1.
Persamaannya yaitu sebagai berikut:
𝑓( 𝑧) =
1
√2πœ‹
𝑒
βˆ’
1
2
𝑧2
dengan daerah interval z adalah βˆ’βˆž < 𝑧 < ∞
Untuk distribusi populasi,
𝑧 =
π‘₯ βˆ’ πœ‡
𝜎
Untuk distribusi sampel,
𝑧 =
π‘₯ βˆ’ π‘₯Μ…
𝑆𝐡
Contoh (1):
Tabel dibawah ini menggambarkan bagaimana menggunakan tabel distribusi normal
baku untuk menemukan daerah di bawah kurva normal baku antara 𝑧 = 0 dan 𝑧 =
1,65
𝜎 = 1
Kurva menunjukkan area yang sesuai sebagai berbayang wilayah di bawah kurva.
Nilai 1,65 dapat ditulis sebagai 1,6 + 0,05, dan dengan menempatkan 1,6 di bawah
kolom berlabel z dan kemudian bergerak ke kanan 1,6 sampai Anda datang di bawah
0,05 kolom Anda menemukan area 0,4505. Ini adalah daerah yang ditunjukkan pada
kurva dibawah ini. Misal daerah ini dinyatakan sebagai P (0 < 𝑧 < 1,65) = 0,4505.
Untuk daerah di bawah kurva normal baku antara 𝑧 = βˆ’1,65 dan 𝑧 =
0 direpresentasikan sebagai P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) dan ditunjukkan pada kurna dibawah
ini. Oleh karena simetri maka P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) = P(0 < 𝑧 < 1,65), kita tahu bahwa
P(0 < 𝑧 < 1,65) = 0,4505 dan oleh karena itu, P(1,65 < 𝑧 < 0) =0,4505.
Contoh (2):
Untuk daerah di bawah kurva normal normal antara 𝑧 = βˆ’1,65 dan 𝑧 = 1,65
diwakili oleh P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) dan ditunjukkan pada kurva dibawah ini.
Probabilitas P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) dinyatakan sebagai P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) =
P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) + P(0 < 𝑧 < 1,65). Dari contoh sebelumnya kita ketahui nilai
P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) dan P(0 < 𝑧 < 1,65) dan jumlah kedua nilai P tersebut sama
dengan 0,9010. Oleh karena itu, P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) = 0,9010.
Contoh (3):
Probabilitas dari peristiwa 𝑧 < 1,96 diwakili oleh P(𝑧 < 1,96) dan ditunjukkan pada
kurva dibawah ini.
Daerah yang ditunjukkan pada kurva diatas, dibagi menjadi 2 bagian seperti yang
ditunjukkan pada kurva dibawah ini, Daerah yang lebih gelap dari dua daerah itu
sama dengan P(𝑧 < 0) = 0,5 karena daerah itu merupakan setengah dari total luas
daerah. Daerah yang lebih terang dari dua daerah itu dinyatakan dalam P(0 < 𝑧 <
1,96) dan nilainya dapat dilihat pada daftar distribusi normal baku yang dapat anda
cari di internet atau sumber manapun, nilainya yaitu 0,4750. Jumlah dari dua daerah
tersebut adalah 0,5 + 0,4750 = 0,9750. Jadi, P(𝑧 < 1,96) = P(𝑧 < 0) + P(0 < 𝑧 <
1,96) = 0,5 + 0,4750 = 0,9750.
Perhatikan kurva dibawah ini, daerah dibawah z dapat dinyatakan 𝑧 > 1,96 dan
probabilitasnya dwakilkan P(𝑧 > 1,96). Untuk mengitung nilai P maka gunakan
konsep komplemen suatu kejadian. Komplemen dari P(𝑧 > 1,96) adalah P(𝑧 <
1,96). P(𝑧 > 1,96) + P(𝑧 < 1,96) = 1, dari contoh diatas dapat dilihat bahwa P(𝑧 <
1,96) = 0,9750. Jadi, P(𝑧 > 1,96) = 1 βˆ’ P( 𝑧 < 1,96) = 1 βˆ’ 0,9750 = 0,250
Contoh Soal:
15% dari tamatan SMA merupakan hasil PMDK. Sampel acak yang berukuran 600
tamatan SMA telah digunakan. Tentukan nilai kemungkinan yang akan terdapat:
a. Paling sedikit 70 orang dan paling banyak 80 sebagai basil PMDK.
b. Lebih besar atau sama dengan 100 orang yang memperoleh PMDK.
Penyelesaian:
a. x terletak antara : (70 βˆ’ 0,5) < π‘₯ < (80 + 0,5) atau 69,5 < π‘₯ < 80,5
πœ‡ = 0,15 Γ— 600 = 90
𝜎 = √600 Γ— 0,15 Γ— 0,85 = 8,75
𝑧1 =
69,5βˆ’90
8,75
= βˆ’2,34 atau 𝑧2 =
80,5βˆ’90
8,75
= βˆ’1,09
Untuk luas daerah maka lihat tabel F yang dapat Anda cari dari berbagai sumber, baik
dari internet maupun buku. Luas daerah π‘§βˆ’2,34 = 0,4904 dan luas daerah π‘§βˆ’1,09 =
0,3621. Luas daerah antara π‘§βˆ’2,34 dan π‘§βˆ’1,09 = 0,4904 βˆ’ 0,3621 = 0,1283. Maka
nilai kemungkinan terdapat paling sedikit 70 orang dan paling banyak 80 orang
sebagai hasil PMDK ada 0,1283.
b. Lebih besar atau sama dengan 100 artinya π‘₯ β‰₯ 99,5
1,09
0,1379
𝑧 β‰₯
99,5 βˆ’ 90
8,75
= 1,09
Luas daerah 𝑧1,09 = 0,3621 maka banyak siswa
yang termasuk PMDK lebih besar atau sama
dengan 100 adalah 0,50 βˆ’ 0,3621 = 0,1379
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
DAFTAR PUSTAKA
Coladarci, T.; Cobb, C. D.; Minium, E. W.; & Clarke, R. B. (2004). Fundamentals of
Statistical Reasoning in Education. Edisi 3. United State of America: Library of
Congress Cataloging-in-Publication Data. Hlm. 88 dan 90
Dowdy, S.; Weardon, S.; & Chilko, D. (2004). Statistics for Research. Edisi 3. Canada:
Wiley Interscience.Hlm. 49-50 dan 81
Herrhyanto, N., & Hamid, H. A. (2007). Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Hlm.
7.3-7.4 dan 7.13
Sthepens, L. J. (1998). Schaums's Outline of Theory and Problems of Beginning Statistics.
United state of America: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.Hlm.
115-120
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Edisi 6. Bandung: Tarsito. Hlm. 130-136

More Related Content

What's hot

persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
Faried Doank
Β 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Fajar Istiqomah
Β 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
yuni dwinovika
Β 
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Roudlotul Jannah
Β 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
haqiemisme
Β 

What's hot (20)

Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )
Β 
Distribusi normal dan aplikasinya
Distribusi normal dan aplikasinyaDistribusi normal dan aplikasinya
Distribusi normal dan aplikasinya
Β 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
Β 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
Β 
Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitasAnalisis sensitivitas
Analisis sensitivitas
Β 
Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)
Β 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
Β 
Distribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrikDistribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrik
Β 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Β 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
Β 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
Β 
Makalah Uji Normalitas
Makalah Uji Normalitas Makalah Uji Normalitas
Makalah Uji Normalitas
Β 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
Β 
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Β 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Β 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Β 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Β 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
Β 
Statistik Dasar
Statistik Dasar Statistik Dasar
Statistik Dasar
Β 
DISTRIBUSI SAMPLING & TEOREMA NILAI TENGAH
DISTRIBUSI SAMPLING & TEOREMA NILAI TENGAHDISTRIBUSI SAMPLING & TEOREMA NILAI TENGAH
DISTRIBUSI SAMPLING & TEOREMA NILAI TENGAH
Β 

Similar to Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal

Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal pptDistribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Aisyah Turidho
Β 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9
Vina R Ipina
Β 
statistika pertemuan 7.pptx
statistika pertemuan 7.pptxstatistika pertemuan 7.pptx
statistika pertemuan 7.pptx
Laily14
Β 
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptxK6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
TriOktariana2
Β 
Distribusi binomial dan poisson baru
Distribusi binomial dan poisson baruDistribusi binomial dan poisson baru
Distribusi binomial dan poisson baru
ratuilma
Β 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
Ellin Juniarti
Β 
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptxSLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
rajazulvan1
Β 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
pras192
Β 
DISTRIBUSI_probabilitas,normal_dan_sampling.pptx
DISTRIBUSI_probabilitas,normal_dan_sampling.pptxDISTRIBUSI_probabilitas,normal_dan_sampling.pptx
DISTRIBUSI_probabilitas,normal_dan_sampling.pptx
YogaHidayat4
Β 

Similar to Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal (20)

Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) editPertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Β 
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal pptDistribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Β 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9
Β 
Distribusi Populasi
Distribusi PopulasiDistribusi Populasi
Distribusi Populasi
Β 
statistika pertemuan 7.pptx
statistika pertemuan 7.pptxstatistika pertemuan 7.pptx
statistika pertemuan 7.pptx
Β 
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdfDISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
Β 
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdfDISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
Β 
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptxK6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
Β 
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusiDistribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Β 
Distribusi binomial dan poisson baru
Distribusi binomial dan poisson baruDistribusi binomial dan poisson baru
Distribusi binomial dan poisson baru
Β 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
Β 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
Β 
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptxSLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
Β 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
Β 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
Β 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
Β 
Statistika dasar Pertemuan 8
 Statistika dasar Pertemuan 8 Statistika dasar Pertemuan 8
Statistika dasar Pertemuan 8
Β 
Normalitas & homogenitas
Normalitas & homogenitasNormalitas & homogenitas
Normalitas & homogenitas
Β 
2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf
2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf
2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf
Β 
DISTRIBUSI_probabilitas,normal_dan_sampling.pptx
DISTRIBUSI_probabilitas,normal_dan_sampling.pptxDISTRIBUSI_probabilitas,normal_dan_sampling.pptx
DISTRIBUSI_probabilitas,normal_dan_sampling.pptx
Β 

More from Aisyah Turidho

Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Aisyah Turidho
Β 
Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Aisyah Turidho
Β 
rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
Aisyah Turidho
Β 
lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
Aisyah Turidho
Β 
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
Aisyah Turidho
Β 
Prota dan prosem SMP kelas 9
Prota dan prosem SMP kelas 9Prota dan prosem SMP kelas 9
Prota dan prosem SMP kelas 9
Aisyah Turidho
Β 
RPP operasi bilangan berpangkat
RPP operasi bilangan berpangkatRPP operasi bilangan berpangkat
RPP operasi bilangan berpangkat
Aisyah Turidho
Β 
Silabus Perpangkatan dan bentuk akar
Silabus Perpangkatan dan bentuk akarSilabus Perpangkatan dan bentuk akar
Silabus Perpangkatan dan bentuk akar
Aisyah Turidho
Β 
Laporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan JagungLaporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan Jagung
Aisyah Turidho
Β 
Cara membuat srikaya gula merah
Cara membuat srikaya gula merahCara membuat srikaya gula merah
Cara membuat srikaya gula merah
Aisyah Turidho
Β 
Cara Membuat Kripik Tela
Cara Membuat Kripik TelaCara Membuat Kripik Tela
Cara Membuat Kripik Tela
Aisyah Turidho
Β 
Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"
Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"
Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"
Aisyah Turidho
Β 
Makalah uji hipotesis
Makalah uji hipotesis Makalah uji hipotesis
Makalah uji hipotesis
Aisyah Turidho
Β 
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Aisyah Turidho
Β 
soal dan pembahasan trigonometri
soal dan pembahasan trigonometrisoal dan pembahasan trigonometri
soal dan pembahasan trigonometri
Aisyah Turidho
Β 
makalah uji hipotesis dua rata rata
makalah uji hipotesis dua rata rata makalah uji hipotesis dua rata rata
makalah uji hipotesis dua rata rata
Aisyah Turidho
Β 

More from Aisyah Turidho (20)

Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi
Β 
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Β 
Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Β 
Lkpd spltv
Lkpd spltvLkpd spltv
Lkpd spltv
Β 
Sejarah perkembangan matematika
Sejarah perkembangan matematikaSejarah perkembangan matematika
Sejarah perkembangan matematika
Β 
rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
Β 
lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
Β 
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
Β 
Prota dan prosem SMP kelas 9
Prota dan prosem SMP kelas 9Prota dan prosem SMP kelas 9
Prota dan prosem SMP kelas 9
Β 
RPP operasi bilangan berpangkat
RPP operasi bilangan berpangkatRPP operasi bilangan berpangkat
RPP operasi bilangan berpangkat
Β 
Silabus Perpangkatan dan bentuk akar
Silabus Perpangkatan dan bentuk akarSilabus Perpangkatan dan bentuk akar
Silabus Perpangkatan dan bentuk akar
Β 
Laporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan JagungLaporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan Jagung
Β 
Cara membuat srikaya gula merah
Cara membuat srikaya gula merahCara membuat srikaya gula merah
Cara membuat srikaya gula merah
Β 
Cara Membuat Kripik Tela
Cara Membuat Kripik TelaCara Membuat Kripik Tela
Cara Membuat Kripik Tela
Β 
Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"
Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"
Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"
Β 
Makalah uji hipotesis
Makalah uji hipotesis Makalah uji hipotesis
Makalah uji hipotesis
Β 
Uji Hipotesis ppt
Uji Hipotesis pptUji Hipotesis ppt
Uji Hipotesis ppt
Β 
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Β 
soal dan pembahasan trigonometri
soal dan pembahasan trigonometrisoal dan pembahasan trigonometri
soal dan pembahasan trigonometri
Β 
makalah uji hipotesis dua rata rata
makalah uji hipotesis dua rata rata makalah uji hipotesis dua rata rata
makalah uji hipotesis dua rata rata
Β 

Recently uploaded

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
rizalhabib4
Β 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
Β 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
Β 

Recently uploaded (20)

Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Β 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Β 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Β 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Β 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
Β 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Β 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Β 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
Β 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Β 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
Β 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Β 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
Β 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
Β 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Β 

Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal

  • 1. Distibusi Binomial, Poisson, Distribusi Normal dan Aplikasinya Disusun Oleh : Kelompok 4 Nama : Aisyah Turidho (06081281520073) : Reno Sutriono (06081381520044) : M. Rizky Tama Putra (06081381419045) Mata Kuliah : Statistika Dasar Dosen : Prof. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si : Puji Astuti, S.Pd., M.Sc Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Matematika Universitas Sriwijaya Palembang 2016
  • 2. DAFTAR ISI DAFTAR ISI...............................................................................................................................i DISTIBUSI BINOMIAL, POISSON, DISTRIBUSI NORMAL DAN APLIKASINYA.........1 A. Distribusi Binomial..........................................................................................................1 B. Distribusi Poisson............................................................................................................ 2 C. Distribusi Normal............................................................................................................ 4 LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 DAFTAR PUSTAKA
  • 3. DISTIBUSI BINOMIAL, POISSON, DISTRIBUSI NORMAL DAN APLIKASINYA A. Distribusi Binomial Dalam berbgai percobaan dimana variabel yang sedang diteliti adalah tingkat nominal maka hanya ada 2 kemungkinan nilai atau hasil dari variabel tersebut. Misalnya Salesmen pandai atau tidak pandai menjual barang dagangan, anak yang baru lahir kedua lelaki atau perempuan, dan petani berhasil atau gagal panen padi di tahun ini. Sampel yang melibatkan variabel yang dapat diwakili oleh probabilitas teoritis distribusi disebut distribusi binomial, dikatakan binomial karena terdapat dua hasil yang mungkin. Jika pada tiap percobaan dalam eksperimen, 𝑃( 𝐴) = πœ‹ harganya tetap maka percobaan yang berulang-ulang itu dinamakan percobaan Bernoulli. Jika dilakukan percobaan tersebut sebanyak 𝑁 kali, 𝑋 diantaranya menghasilkan peristiwa A dan sisanya ( 𝑁 βˆ’ 𝑋) peristiwa 𝐴̅. 𝑃( 𝐴) = πœ‹ maka 1 βˆ’ πœ‹ = 𝑃(𝐴̅), peluang terjadinya peristiwa A sebanyak 𝑋 = π‘₯ kali diantara 𝑁 , dihitung dengan cara berikut: 𝑝( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) = ( 𝑁 𝑛 ) πœ‹ π‘₯ (1 βˆ’ πœ‹) π‘βˆ’π‘₯ Dimana n = banyaknya kejadian yang dikehendakai dan x = kejadian yang diharapkan Dengan π‘₯ = 0,1,2,3, … ., 𝑁 ; 0 < πœ‹ < 1 maka didapat cara mencari koefisien binom: ( 𝑁 π‘₯ ) = 𝑁! π‘₯! (𝑁 βˆ’ π‘₯)! Distribusi binomial mempunyai parameter, diantaranya ialah rata-rata πœ‡ dan simpangan baku 𝜎, rumusnya yaitu: πœ‡ = π‘πœ‹ 𝜎 = βˆšπ‘πœ‹(1 βˆ’ πœ‹) Contoh Soal: Misal dalam suatu rumah sakit terdapat 4 orang yang medonorkan darahnya, dalam populasi tersebut ada 2 kemungkinan yaitu orang yang bertipe darah O dan bukan darah O, dimana peluang orang bertipe darah O adalah 0,4 dan peluang yang bertipe darah bukan O adalah 0,6. Tentukan peluang 3 orang yang bertipe darah O dari 4 orang itu? Penyelesaian: Hal pertama yang harus dilakukan yaitu dengan membuat kemungkinan tipe dara dari 4 pendonor itu, dilambangkan O yang bertipe darah O dan N yang bertipe darah bukan O.
  • 4. Banyak Yang Bertipe Darah O Hasil yang Mungkin 0 NNNN 1 ONNN, NONN, NNON, NNNO 2 OONN, ONON, ONNO, NOON, NONO, NNOO 3 NOOO, ONOO, OONO, OOON 4 OOOO 𝑝(3) = 𝑃( 𝑁𝑂𝑂𝑂 βˆͺ 𝑂𝑁𝑂𝑂 βˆͺ 𝑂𝑂𝑁𝑂 βˆͺ 𝑂𝑂𝑂𝑁) 𝑝(3) = 𝑃( 𝑁𝑂𝑂𝑂) + 𝑃( 𝑂𝑁𝑂𝑂) + 𝑃( 𝑂𝑂𝑁𝑂)+ 𝑃( 𝑂𝑂𝑂𝑁) 𝑝(3) = (0,6)(0,4)3 + (0,4)(0,6)(0,4)2 + (0,4)2(0,6)(0,4)+ (0,4)3(0,6) 𝑝(3) = 4 (0,4)3 (0,6) 𝑝(3) = 0,1536 Atau bisa juga diselesaikan dengan menggunakan rumus distribusi binomial: 𝑝( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) = ( 𝑁 𝑛 ) πœ‹ π‘₯ (1 βˆ’ πœ‹) π‘βˆ’π‘₯ 𝑝(3) = ( 4 3 ) (0,4)3 (0,6) 𝑝(3) = [ 4! 3! (4 βˆ’ 3)! ](0,4)3 (0,6) 𝑝(3) = 4 (0,4)3 (0,6) B. Distribusi Poisson Distribusi poisson adalah kemungkinan model yang tepat untuk jenis percobaan tertentu. Variabel acak diskrit X dikatakan mempunyai distribusi poisson jika fungsi peluangnya berbentuk: 𝑝( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) = π‘’βˆ’πœ† πœ† π‘₯ π‘₯! Dengan π‘₯ = 1,2,3, …, sedangkan 𝑒 = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘› = 2,7183 dan πœ† ( π‘‘π‘–π‘π‘Žπ‘π‘Ž π‘™π‘Žπ‘šπ‘‘π‘Ž) = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘. Untuk harga π‘’βˆ’πœ† dapat dicari dengan menggunakan kalkulator atau dengan melihat daftar harga π‘’βˆ’πœ† yang dapat anda lihat dari berbagai sumber di internet. Distribusi poisson mempunyai parameter: πœ‡ = 𝝀 𝜎 = βˆšπœ† Distribusi poisson sering digunakan untuk menentukan peluang sebuah peristiwa yang dalam area kesempatan tertentu diharapkan terjadinya sangat jarang. Contoh: dalam tempo setiap 5 menit, operator telepon banyak menerima permintaan nomor untuk disambungkan, diharapkan jarang sekali terjadi salah sambung.
  • 5. Distribusi poisson dapat pula dianggap sebagai pendekatan kepada distribusi binomial. Jika dalam distribusi binomial, N cukup besar sedangkan πœ‹ = peluang terjadinya peristiwa A, sangat dekat kepada nol sedemikian πœ† = 𝑁𝑝 tetap maka distribusi binomial didekati oleh distribusi poisson. Untuk penggunaannya, sering dilakukan pendekatan ini jika 𝑁 β‰₯ 50 sedangkan 𝑁𝑝 < 5. Contoh soal: Dalam suatu Posyandu terdapat program suntik vaksin anti campak. Peluang seseorang akan mendapat reaksi buruk setelah disuntik besarnya 0,0005. Dari 4000 orang yang disuntik, tentukan peluang yang mendapat reaksi buruk: a. Tidak ada b. Ada 2 orang c. Lebih dari 2 orang d. Tentukan ada berapa orang diharapkan yang akan mendapat reaksi buruk Penyelesaian: a. Dengan menggunakan pendekatan distribusi poisson kepada distribusi binomial, maka πœ† = 𝑁𝑝 = 4000 Γ— 0,0005 = 2. Jika X = banyak orang yang mendapat reaksi buruk akibat suntikan itu, maka: 𝑝(0) = π‘’βˆ’2 20 0! = 0,1353 b. X = 2 sehingga: 𝑝(2) = π‘’βˆ’2 22 2! = 0,2706 c. X = 3, 4, 5, ... Tetapi 𝑝(0) + 𝑝(1) + 𝑝(2)+ 𝑝(3) + β‹― = 1 , maka 𝑝(3) + 𝑝(4) + β‹― = 1 βˆ’ 𝑝(0) βˆ’ 𝑝(1)βˆ’ 𝑝(2) 𝑝(1) = π‘’βˆ’2 21 1! = 0,2706 𝑝(3) + 𝑝(4) + β‹― = 1 βˆ’ 0,1353 βˆ’ 0,2706 βˆ’ 0,2706 = 0,3235 d. πœ† = 𝑁𝑝 = 4000 Γ— 0,0005 = 2
  • 6. C. Distribusi Normal Distribusi yang paling penting dan banyak digunakan semua distribusi kontinu adalah distribusi normal. Distribusi normal disebut juga distribusi gauss, distribusi normal berasal dari distribusi dengan peubah acak kontinu. Persamaan distribusi gauss adalah sebagai berikut: 𝑓( π‘₯) = 1 𝜎 √2πœ‹ 𝑒 βˆ’ 1 2 ( π‘₯βˆ’ πœ‡ 𝜎 ) 2 dimana πœ‹ = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘¦π‘Ž π‘ π‘Žπ‘šπ‘Ž π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 3,1416 𝑒 = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘¦π‘Ž π‘ π‘Žπ‘šπ‘Ž π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 2,7183 πœ‡ = π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘–π‘‘π‘’ π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– π‘π‘œπ‘π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘– 𝜎 = π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘› π‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘π‘Žπ‘˜π‘’ π‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– π‘π‘œπ‘π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘– π‘₯ = π‘π‘’π‘’π‘π‘Žβ„Ž π‘˜π‘œπ‘›π‘‘π‘–π‘›π‘’ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘Žπ‘’π‘Ÿπ‘Žβ„Ž ( π‘—π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘’π‘Žπ‘›) π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘¦π‘Ž βˆ’ ∞ < π‘₯ < ∞ Sifat distribusi normal: a. Grafiknya selalu teletak diatas sumbu x selalu terletak diatas sumbu x b. Bentuk grafiknya simetris terhadap π‘₯ = πœ‹ c. Mean, median dan modus sama untuk sebuah kurva normal yaitu tercapai pada πœ‡ = 0,3989 𝜎 d. Grafiknya asymtotis teradap sumbu x e. Luas daerah grafik sama dengan satu satuan persegi
  • 7. Berikut contoh kasus untuk dua buah kurva normal: ο‚· Rata-ratanya sama sedangkan simpangan bakunya berbeda. Simpangan baku mempengaruhi bentuk kurva normal, semakin besar nilai simpangan baku maka kurvanya semakin rendah (platikurtik) dan sebaliknya semakin kecil nilai simpangan baku maka kurvanya semakin tinggi (leptokurtik) ο‚· Rata-ratanya berbeda, simpangan bakunya sama ο‚· Rata-rata dan simpangan bakunya berbeda
  • 8. Untuk pemakaian yang lebih praktis telah dibuat daftar distribusi normal baku. Distribusi normal baku posisinya memiliki kaitan dengan rata-rata dan menggunakan simpangan baku sebagai unit pengukurannya. Distribusi normal memiliki nilai rata- rata πœ‡ = 0 dan simpangan baku 𝜎 = 1. Persamaannya yaitu sebagai berikut: 𝑓( 𝑧) = 1 √2πœ‹ 𝑒 βˆ’ 1 2 𝑧2 dengan daerah interval z adalah βˆ’βˆž < 𝑧 < ∞ Untuk distribusi populasi, 𝑧 = π‘₯ βˆ’ πœ‡ 𝜎 Untuk distribusi sampel, 𝑧 = π‘₯ βˆ’ π‘₯Μ… 𝑆𝐡 Contoh (1): Tabel dibawah ini menggambarkan bagaimana menggunakan tabel distribusi normal baku untuk menemukan daerah di bawah kurva normal baku antara 𝑧 = 0 dan 𝑧 = 1,65 𝜎 = 1
  • 9. Kurva menunjukkan area yang sesuai sebagai berbayang wilayah di bawah kurva. Nilai 1,65 dapat ditulis sebagai 1,6 + 0,05, dan dengan menempatkan 1,6 di bawah kolom berlabel z dan kemudian bergerak ke kanan 1,6 sampai Anda datang di bawah 0,05 kolom Anda menemukan area 0,4505. Ini adalah daerah yang ditunjukkan pada kurva dibawah ini. Misal daerah ini dinyatakan sebagai P (0 < 𝑧 < 1,65) = 0,4505. Untuk daerah di bawah kurva normal baku antara 𝑧 = βˆ’1,65 dan 𝑧 = 0 direpresentasikan sebagai P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) dan ditunjukkan pada kurna dibawah ini. Oleh karena simetri maka P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) = P(0 < 𝑧 < 1,65), kita tahu bahwa P(0 < 𝑧 < 1,65) = 0,4505 dan oleh karena itu, P(1,65 < 𝑧 < 0) =0,4505. Contoh (2): Untuk daerah di bawah kurva normal normal antara 𝑧 = βˆ’1,65 dan 𝑧 = 1,65 diwakili oleh P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) dan ditunjukkan pada kurva dibawah ini. Probabilitas P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) dinyatakan sebagai P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) = P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) + P(0 < 𝑧 < 1,65). Dari contoh sebelumnya kita ketahui nilai P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 0) dan P(0 < 𝑧 < 1,65) dan jumlah kedua nilai P tersebut sama dengan 0,9010. Oleh karena itu, P(βˆ’1,65 < 𝑧 < 1,65) = 0,9010.
  • 10. Contoh (3): Probabilitas dari peristiwa 𝑧 < 1,96 diwakili oleh P(𝑧 < 1,96) dan ditunjukkan pada kurva dibawah ini. Daerah yang ditunjukkan pada kurva diatas, dibagi menjadi 2 bagian seperti yang ditunjukkan pada kurva dibawah ini, Daerah yang lebih gelap dari dua daerah itu sama dengan P(𝑧 < 0) = 0,5 karena daerah itu merupakan setengah dari total luas daerah. Daerah yang lebih terang dari dua daerah itu dinyatakan dalam P(0 < 𝑧 < 1,96) dan nilainya dapat dilihat pada daftar distribusi normal baku yang dapat anda cari di internet atau sumber manapun, nilainya yaitu 0,4750. Jumlah dari dua daerah tersebut adalah 0,5 + 0,4750 = 0,9750. Jadi, P(𝑧 < 1,96) = P(𝑧 < 0) + P(0 < 𝑧 < 1,96) = 0,5 + 0,4750 = 0,9750. Perhatikan kurva dibawah ini, daerah dibawah z dapat dinyatakan 𝑧 > 1,96 dan probabilitasnya dwakilkan P(𝑧 > 1,96). Untuk mengitung nilai P maka gunakan konsep komplemen suatu kejadian. Komplemen dari P(𝑧 > 1,96) adalah P(𝑧 < 1,96). P(𝑧 > 1,96) + P(𝑧 < 1,96) = 1, dari contoh diatas dapat dilihat bahwa P(𝑧 < 1,96) = 0,9750. Jadi, P(𝑧 > 1,96) = 1 βˆ’ P( 𝑧 < 1,96) = 1 βˆ’ 0,9750 = 0,250
  • 11. Contoh Soal: 15% dari tamatan SMA merupakan hasil PMDK. Sampel acak yang berukuran 600 tamatan SMA telah digunakan. Tentukan nilai kemungkinan yang akan terdapat: a. Paling sedikit 70 orang dan paling banyak 80 sebagai basil PMDK. b. Lebih besar atau sama dengan 100 orang yang memperoleh PMDK. Penyelesaian: a. x terletak antara : (70 βˆ’ 0,5) < π‘₯ < (80 + 0,5) atau 69,5 < π‘₯ < 80,5 πœ‡ = 0,15 Γ— 600 = 90 𝜎 = √600 Γ— 0,15 Γ— 0,85 = 8,75 𝑧1 = 69,5βˆ’90 8,75 = βˆ’2,34 atau 𝑧2 = 80,5βˆ’90 8,75 = βˆ’1,09 Untuk luas daerah maka lihat tabel F yang dapat Anda cari dari berbagai sumber, baik dari internet maupun buku. Luas daerah π‘§βˆ’2,34 = 0,4904 dan luas daerah π‘§βˆ’1,09 = 0,3621. Luas daerah antara π‘§βˆ’2,34 dan π‘§βˆ’1,09 = 0,4904 βˆ’ 0,3621 = 0,1283. Maka nilai kemungkinan terdapat paling sedikit 70 orang dan paling banyak 80 orang sebagai hasil PMDK ada 0,1283. b. Lebih besar atau sama dengan 100 artinya π‘₯ β‰₯ 99,5 1,09 0,1379 𝑧 β‰₯ 99,5 βˆ’ 90 8,75 = 1,09 Luas daerah 𝑧1,09 = 0,3621 maka banyak siswa yang termasuk PMDK lebih besar atau sama dengan 100 adalah 0,50 βˆ’ 0,3621 = 0,1379
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Coladarci, T.; Cobb, C. D.; Minium, E. W.; & Clarke, R. B. (2004). Fundamentals of Statistical Reasoning in Education. Edisi 3. United State of America: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. Hlm. 88 dan 90 Dowdy, S.; Weardon, S.; & Chilko, D. (2004). Statistics for Research. Edisi 3. Canada: Wiley Interscience.Hlm. 49-50 dan 81 Herrhyanto, N., & Hamid, H. A. (2007). Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Hlm. 7.3-7.4 dan 7.13 Sthepens, L. J. (1998). Schaums's Outline of Theory and Problems of Beginning Statistics. United state of America: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.Hlm. 115-120 Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Edisi 6. Bandung: Tarsito. Hlm. 130-136