2, sm, ali nico gerard doan, vision and company mission, longterm objective, corporate culture, corporate governance dan the agency theory, universitas mercu buana, 2018.pdf
Dokumen tersebut merangkum tentang visi dan misi perusahaan, tujuan jangka panjang, budaya perusahaan, tata kelola perusahaan, dan teori keagenan. Visi dan misi perusahaan digunakan untuk mengarahkan perusahaan pada masa depan, sedangkan tujuan jangka panjang berfokus pada profitabilitas, produktivitas, dan posisi kompetitif. Budaya perusahaan mempengaruhi kinerja perusahaan, sementara tata
Corporate culture and good corporate governance (gcg) by riki ardoni
Similar to 2, sm, ali nico gerard doan, vision and company mission, longterm objective, corporate culture, corporate governance dan the agency theory, universitas mercu buana, 2018.pdf
Vision and Company Mission, Long Term Objective, Corporate Culture, Corporate...Alfrianty Sauran
Similar to 2, sm, ali nico gerard doan, vision and company mission, longterm objective, corporate culture, corporate governance dan the agency theory, universitas mercu buana, 2018.pdf (20)
Vision and Company Mission, Long Term Objective, Corporate Culture, Corporate...
2, sm, ali nico gerard doan, vision and company mission, longterm objective, corporate culture, corporate governance dan the agency theory, universitas mercu buana, 2018.pdf
1. Magister Management Universitas Mercu Buana, 2018
Executive Summary Strategic Management
Nama : Ali Nico Gerard Doan
NIM : 55117120035
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
“Vision and Company Mission, Longterm Objective, Corporate Culture, Corporate
Governance dan The Agency Theory”
I. Vision and Company Mission
Sederhananya Visi merupakan sebuah mimpi besar yang menjadi jiwa dari lahirnya bisnis atau
usaha. Visi yang baik, sebaiknya dapat menggunakan kaidah SMART Goals seperti berikut ini :
Specific : memiliki fokus area yang jelas
Measurable : dapat diukur
Achievable : dapat atau mungkin untuk dicapai
Relevant : relevan dengan kondisi dan kebutuhan saat ini
Time bound : target waktu yang jelas
Misi perusahaan adalah tindakan untuk mewujudkan visi perusahaan. Misi perusahaan
menjelaskan mengapa perusahaan harus ada, apa yang dilakukan, dan bagaimana melakukannya.
Adapun perumusan misi perusahaan dapat dilakukan dengan cara berikut ini :
Melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan
Menyelaraskan kegiatan proses utama dengan sumber daya yang ada, untuk memungkinkan
perusahaan melaksanakan kegiatannya lebih baik dan dengan seefesien mungkin
Menentukan lingkungan yang sangat berguna untuk menentukan apakah misi
organisasiperusahaan tidak bertentangan secara internal dan eksternal
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya Visi dan Misi yang jelas di setiap perusahaan
antara lain :
Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai perusahaan.
Memiliki orientasi pada masa depan perusahaan.
Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaan
Menentukan arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas
Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi perusahaan
II. Longterm Objective
Tujuan jangka panjang merupakan hasil yang diharapkan dari pelaksanaan strategis tertentu,
Strategi merupakan serangkaian tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan
jangka panjang. Kerangka waktu untuk tujuan dan strategis harus konsisten, umumnya antara dua
sampai lima tahun.
Tujuan jangka panjang diperlukan pada tingkat korporat, devisi, dan fungsional dalam sebuah
organisasi. Tujuan tetsebut penting sebagai alat ukur kinerja kinerja manajerial. Untuk mencapai
kemakmuran jangka panjang, para perencana strategis umumnya menetapkan perencana jangka
panjang dalam tujuh bidang, yaitu :
2. Magister Management Universitas Mercu Buana, 2018
Profitabilitas
Kemampuan dari suatu perusahaan untuk beroperasi dalam jangka panjang bergantung pada
tingkat laba yang memadai. Perusahaan yang dikelola secara strategis pada umumnya memiliki
tujuan laba, yang dinyatakan dalam bentuk laba persaham.
Produktivitas
Para manager strategis secara terus mencoba meningkatkan produktivitas sistem mereka.
Perusahaan yang dapat memperbaiki hubungan input-output pada umumnya dapat
meningkatkan profitabilitas. Dengan demikian perusahaan-perusahaan hampir selalu
menyatakan suatu tujuan produktivitas. Tujuan produktivitas yang umum digunakan adalah
jumlah barang yang diproduksi atau jumlah jasa yang diberikan per unit input.
Posisi Kompetitif
Salah satu ukuran keberhasilan perusahaan adalah dominasi relatifnya di pasar. Perusahaan-
perusahaan yang lebih besar pada umumnya menetapkan tujuan dalam hal posisi konpetitif,
sering kali menggunakan penjualan total atau pangsa pasar sebagai ukuran posisi kompetitifnya.
Pengembangan Karyawan
Karyawan menghargai pendidikan dan pelatihan, sebagian karena hal tersebut mengarah pada
kompensasi dan jaminan kerja yang lebih tinggi. Menyajikan peluang semacam itu sering kali
meningkatkan produktivitas dan mengurangi perputaran karyawan. Oleh karena itu para
pembuat keputusan strategis sering kali memasukan tujuan pengembangan karyawan kedalam
rencana jangka panjang.
Hubungan dengan Karyawan
Apakah terikat dengan kontrak serikat pekerja atau tidak perusahaan-perusahaan secara aktif
mencoba untuk menggembangkan hubungan baik dengan karyawan. Bahkan langkah-langkah
proaktif dalam mengantisipasi kebutuhan dan harapan karyawan merupakan karakteristik dari
para manajer strategis. Para manajer strategis yakin bahwa produktivitas hubungan dengan
loyalitas karyawan dan apresiasi atas perhatian manajer terhadap kesejahteraan karyawan.
Kepemimpinan Teknologi
Perusahan harus memutuskan apakah akan menjadi pemimpin atau hanya jadi pengikut di pasar.
Setiap pendekatan dapat berhasil, tetapi masing-masing membutuhkan postur strategi yang
berbeda. Oleh karena itu banyak perusahaan menyatakan suatu tujuan berkaitan dengan
kepemimpinan teknologi.
Tanggung Jawab kepada Masyarakat
Para manajer memahami tanggung jawab mereka terhadap pelanggan dan masyarakat secara
umum. Bahkan banyak perusahaan mencoba untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya
melampaui persyaratan pemerintah. Perusahaan-perusahaan tersebut bukan hanya bekerja
untuk mengembangkan reputasi sebagai produsen dari produk dan jasa dengan harga yang
layak, melainkan menjadi warganegara yang bertanggung jawab.
III. Corporate Culture
Corporate culture atau budaya kerja adalah sebuah nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang
dalam suatu organisasi, menjadi dasar cara berpikir, berperilaku dan bertindak dari seluruh insan
organisasi, dan diturunkan dari satu generasi ke generasi.
Kemajuan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh budaya perusahaan yang tertanam dalam
diri setiap karyawan dari level atas hingga level bawah. Budaya perusahaan dapat juga diartikan
sebagai nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota-anggota di dalam suatu kelompok dan cenderung untuk
menetap bahkan apabila anggota kelompok telah berganti. Budaya menggambarkan pola perilaku
atau gaya kerja di suatu perusahaan yang secara otomatis dianjurkan oleh karyawan senior untuk
diikuti oleh karyawan yang baru, yang antara lain meliputi : peraturan-peraturan pokok perusahaan,
nilai-nilai dasar perusahaan. motto perusahaan. kinerja seseorang agar sukses diperusahaan, sikap
dan perilaku karyawan yang diinginkan perusahaan. kesalahan yang tidak dapat dimaafkan
3. Magister Management Universitas Mercu Buana, 2018
perusahaan. mitos, simbol, upacara sebagai ciri esensial perusahaan. asumsi dasar pekerjaan, sifat,
dan hubungan kerja.
Budaya perusahaan yang baik akan mendorong individu-individu menciptakan value atau sistem
nilai dengan menerima, mendukung, dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik. Tata kelola
perusahaan yang baik diperlukan untuk memastikan bahwa manajemen perusahaan berjalan dengan
baik. Manajemen diperlukan oleh organisasi untuk menciptakan nilai secara efisien. Organisasi ada
untuk menghasilkan nilai bagi lingkungannya sehingga dapat tetap eksis dan survive
IV. Corporate Governance
Tata kelola perusahaan adalah adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan
institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau
korporasi. Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan
(stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata
kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan
lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta
masyarakat luas.
Perusahaan yang melakukan peningkatan pada kualitas GCG menunjukan peningkatan penilaian
pasar, sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan kualitas GCG, cenderung menunjukan
penurunan pada penilaian pasar (Cheung, 2011)
Prinsip Corporate governance dari OECD (Organization for Economic Cooperation and
Development) didasarkan pada empat standar utama yang mencakup accountability, transparency,
responsibility dan fairness.
Accountability
Framework corporate governance harus memberi kepastian dalam panduan strategis
perusahaan, pengawasan manajemen secara efektif oleh direksi, dan tanggung jawab dewan
pada perusahaan serta pemegang saham.
Transparency
Framework corporate governance harus mampu memastikan kalau pelaporan secara berkala
dan akurat dibuat untuk semua hal signifikan yang berhubungan dengan perusahaan termasuk
situasi keuangan, kinerja, kepemilikan dan tatakelola perusahaan.
Responsibility
Framework corporate governance harus memahami hak dari stakeholder seperti ditatapkan
dalam peraturan dan mendorong kerjasama aktif antara perusahaan dan stakeholder dalam
menciptakan kesejahteraan, pekerjaan dan daya tahan keuangan perusahaan. Prinsip ini
mengakui kalau perusahaan harus diatur oleh perudangan dan regulasi di Negara dimana
mereka beroperasi.
Fairness
Konsep fairness dapat dibedakan ke dalam dua jenis yang berbeda, yaitu : harus melindungi hak
pemilik saham, dan harus memastikan perlakuan yang sesuai terhadap semua shareholder,
termasuk shareholder minoritas dan asing. Semua shareholder harus memiliki peluang untuk
memperoleh ganti rugi yang sesuai terhadap pelanggaran hak mereka.
V. The Agency Theory
Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai
prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang
saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka pihak
manejemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham.
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal)
memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi
wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak
4. Magister Management Universitas Mercu Buana, 2018
tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen
akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal.
Menurut Eisenhard (1989), teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) buah asumsi yaitu :
Asumsi tentang sifat manusia
Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan
diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak
menyukai risiko (risk aversion)
Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria
produktivitas, dan adanya Asymmetric Information (AI) antara prinsipal dan agen.
Asumsi tentang informasi
Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa
diperjual belikan
Referensi :
Karinov. (8 Juni 2018). Contoh Visi dan Misi Perusahaan. Diperoleh dari
https://karinov.co.id/contoh-visi-dan-misi-perusahaan/
Visi dan Misi Perusahaan. (10 April 2012) Diperoleh dari
http://sharaarief.blogspot.com/2012/04/visi-dan-misi-perusahaan.html
Tujuan dan Strategis Jangka Panjang (26 Juni 2016). Diperoleh dari
http://alomet.co.id/artikel/detail/127/tujuan-dan-strategi-jangka-panjang
https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_kelola_perusahaan
Good Corporate Governance. (20 Juni 2017). Diperoleh dari
https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/good-corporate-governance-gcg/
Membangun Tata Kelola Perusahaan menurut prinsip-prinsip GCG. (30 April 2007). Diperoleh dari
https://businessenvironment.wordpress.com/2007/04/30/membangun-tatakelola-perusahaan-
menurut-prinsip-prinsip-gcg/
Signalling Theory & Agent Theory. (18 April 2015). Diperoleh dari
http://muhammadrinaldi01.blogspot.com/2015/04/
Ichsan, Randy. (12 Januari 2013). Teori Keagenan. Diperoleh dari
https://bungrandhy.wordpress.com/2013/01/12/teori-keagenan-agency-theory/
Setiawati, Yuli. (25 November 2012). Agency Theory. Diperoleh dari
http://yulinistibarcelonista.blogspot.com/