Bab 6 membahas analisis situasi dan strategi bisnis menggunakan pendekatan SWOT dan matriks SFAS, serta strategi kompetitif dan kooperatif termasuk kolusi dan aliansi strategis.
1. BAB 6
Perumusan Strategi : Analisis
Situasi dan Strategi Bisnis
Kelompok 4 :
1. Ilham Kurniawan (122150079)
2. Kacung Abdullah (122150086)
3. Satria Adi Putera (122150141)
4. David Tandi (122121023)
2. Tujuan Pembahasan Bab 6
1. Mengenal informasi dan organisasi menggunakan SWOT
dan SFAS Matrix.
2. Mengenal competitive dan coorperative strategy yang
tersedia bagi perusahaan.
3. Mengjabarkan taktik competitive
4. Mengidentifikasikan tipe dasar atas strategi gabungan
Situational Analysis : SWOT Approach
• Analisis SWOT merupakan kegiatan menganalisis atas
situasi perusahaan yaitu : Strength, Weakness,
Opportunities, dan Threats.
3. Situational Analysis : SWOT Approach
Analisis SWOT merupakan kegiatan menganalisis atas
situasi perusahaan yaitu :
1. [S]trength
2. [W]eakness
3. [O]pportunities
4. [T]hreats.
4. SWOT
1. Strength ( Kekuatan)
Adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan
lain yang relatif tidak dimiliki oleh yang lain/pesaing dan
kebutuhan pasar yang semakin meningkat ingin dilayani oleh
perusahaan/organisasi.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Adalah keterbatasan atau kekuarangan dalam sumberdaya,
keterampilan, dan kapabilitas yang menghambat kinerja.
Misalnya, fasilitas, sumber daya keuaangan, kapabilitas
manajemen, keterampilan karyawan rendah, belum adanya divisi
pendidan bagi karyawan, jumlah karyawan yang terlalu besar
dan citra merupakan sumber kelemahan.
5. SWOT
3. Opportunities (Peluang)
Adalah situasi penting yang menguntungkan dalam
lingkungan organisasi/perusahaan. Kecenderungan-
kecenderungan penting merupakan peluang.
4. Threats (Ancaman)
Adalah situasi penting yang tidak menguntungkan
dalam lingkungan perusahaan.
6. • Tujuannya adalah untuk “memaksimumkan kekuatan
dan peluang yang dimiliki perusahaan” dan
“meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada
diperusahaan”
• Inti dari strategi adalah kesempatan dibagi dengan
capacity. Sebuah kesempatan dengan sendirinya
tidak memiliki nilai nyata kecuali sebuah perusahaan
memiliki kapasitas (yaitu, sumber daya) untuk
memanfaatkan kesempatan itu.
7. SWOT merupupakan langkah awal dalam memulai
analisis strategi. Ada beberapa kritikan dalam SWOT yaitu :
1. Mudah dalam memberikan opini merupakan weakness juga.
2. Menjadi virtual bahwa Opportunities merupakan Threat juga
3. Menggunakan single point
4. Tidak ada validated evaluation approach
SWOT dikembangkan pada 1970, dan menjadi yang
pertama dalam mengubah dari kebijakan bisnis menjadi strategi.
Pada suatu strategi kita perlu mengenal Strenght atas Weakness
kita dan mengambil Advantage atas Opportunities untuk
meminimalisasikan dampak ancaman untuk mengsukseskan
suatu perusahaan
8. Generating a Strategic Factors Analysis Summary Matrix
Pada SFAS matrix terbagi 6 kolom :
• Coloum 1 ( Strategy Factors ) : Mengidentifikasi mana Streght,
Weakness, Opportunities dan Threat.
• Coloum 2 ( Weight ) : Beban atas internal dan external strategis
factors
• Coloum 3 ( Rating ) : Menjadi Rating bagaimana manajemen
perusahaan merespon setiap factor strategis
• Coloum 4 ( Weighted score ) : Mengalikan Coloum 2 dengan Coloum
3 untuk mendapatkan score atas factor rate.
• Coloum 5 ( Duration ) : Mengidentifikasi short term ( < 1 thn ) ,
intermediate term ( 1 – 3 thn ), long term ( > 1 thn ).
• Coloum 6 ( Comments ) memberikan komen atas setiap strategi dan
nilainya harus 3.00
9. • Finding A Propitious Niche
Salah satu yang menjadi hasil dalam analisis strategi yaitu dapat mengidentifikasi
kedudukan yang sesuai dimana organisasi dapat berkompetisi untuk mendapatkan
advantage dari suatu kesempatan.
• Review and mission objective
Pemeriksaan kembali atas misi dan objective dalam suatu organisasi harus tercipta
sebelum adanya strategi lain yang dapat menjadi generated dan evaluated.
• Business Strategy
Strategi bisnis berfokus pada meningkatkan kompetisi pada suatu perusahaan atau
produk bisnis atau service dalam suatu segmen pasar atau industry yang spesifik yang
perusahaan tawarkan pada pasar.
Terdapat tiga generic competitive strategi yaitu :
• Cost Leadership, kemampuan perusahaan dalam mendesain, produksi suatu
produk
• Differentiation, kemampuan perusahaan dalam membuktikan keunikan dan nilai
lebih untuk pembeli dalam kualitas produk dan service.
• Focus, kemampuan perusahaan membuktikan kelebihannya pada suatu group dan
pasar.
10. Ada 2 varisai generic strategis :
• Ketika lower cost dan differentiation digabungkan maka akan menjadi cost
leadership dan differentiation.
• Ketika lower cost dan differentiation berfokus pada kesempatan di pasar
maka akan menjadi cost focus dan diffentiation focus.
• Cost leadership
Merupakan lower cost competitive strategy yang mengarah pada pasar yang
luas dan membutuhkan pembangunan yang agresive atas fasilitas skala
efisien, penurunan biaya atas suatu pengalaman, memperketat biaya dan
control overhead, meminimalisasi biaya service, meningkatkan penjualan, dan
iklan.
• Differentiation
Mengarah pada pasar yang luasdan mempengaruhi pada kreasi atas suatu
product atau sevice yang dapat menciptakan suatu perusahaan menjadi lebih
unik.
11. Cost Focus
Merupakan kompetisi low cost strategi yang berfokus
pada suatu buyer group atau geographical market dan
memiliki kemampuan untuk memberikan jasa pada
kesempatan yang ada. Pada cost focus maka
perusahaan melihat cost advantage pada target
segmennya. Sehingga pertumbuhan atas perusahaan
tergantung atas brand yang dimilikinya yang menjual
pada harga yang murah.
12. Differentiation Focus
Differentiation focus mirip seperti pada cost focus.
Tetapi pada strategi ini maka perusahaan melihat
perbedaan pada segmen pasarnya. Dan strategi ini
menjadi bernilai pada masyarakat yang percaya bahwa
perusahaan focus untuk memberikan suatu kebutuhan
khusus dibandingkan dengan competitornya.
13. Risk in Competitive Strategies
Tidak ada satupun strategi kopetitif yang dijamin akan
membuat suatu perusahaan akan berhasil, dan
perusahaan yang sudah melakukan salah satu strategi
kompetitif. Porter menyatakan bahwa mereka tidak
mampu mempertahankan strategi tersebut. Contohnya,
perusahaan yang melakukan strategi diferensiasi harus
memastikan bahwa kenaikan harga yang mereka buat
untuk peningkatan kualitas tidak akan melebihi harga
yang ditetapkan produk pesaing.
14. Issues in Competitive Strategies
Porter mengatakan bahwa jika suatu perusahaan ingin
berhasil, maka harus menerapkan salah satu strategi
kompetitif. Jika tidak maka perusahaan tersebut akan
“terhenti” di tengah-tengah persaingan pasar tanpa
adanya kemampuan bersaing. Perusahaan biasanya
cenderung berfoks pada salah satu strategi namun ada
kalanya kombinasi dari strategi tersebut bisa
mendatangkan keberhasilan. Contohnya adalah
perusahaan Toyota dan Honda. Kebanyakan
perusahaan menggunakan strategi focus dimana
mereka focus pada keinginan konsumen di suatu
segmen pasar tertentu
15. Industry Structure and Competitive Strategy
Strategi kompetitif porter mungkin berhasil untuk
segala jenis industry namun, akan lebih berhasil
tergantung jenis industrinya. Dalam fragmented
industry, Dimana perusahaan kecil dan menengah
bersaing untuk mendapatkan market share yang
sedikit, strategi focus lebih mendominasi. Biasanya tipe
industry ini tipikal untuk produk yang berada pada
tahap awal daur hidup produk.
16. Hypercompetition and Competitive Advantage Sustainability
Beberapa perusahaan yang bisa mempertahankan keunggulan
kompetitif mereka mengemukakan bahwa keunggulan tersebut
dapat terkikis seiring berjalannya waktu. D’Aveni menyatakan
bahwa sangat sulit untuk mempertahankan keunggulan
kompetitif tersebut. Stabilitas pasar teranacam oleh daur hidup
produk yang pendek, teknologi yang baru, dan pendatang baru
yang terus berdatangan. Oleh Karena itu perusahaan harus
terus-menerus meningkatkan keunggulan kompetitif mereka
tidak hanya dengan menurunkan biaya tetapi juga meningkatkan
nilai tambah produk dan jasanya.
17. Cooperative Strategies
Sebuah perusahaan menggunakan strategi persaingan
untuk mendapatkan keunggulan bersaing dalam suatu
industry dengan “bertarung” dengan perusahaan
lainnya. Tetapi itu bukanlah satu-satunya strategi yang
bisa digunakan. Sebuah perusahaan juga dapat
menggunakan strategi kerjasama dengan perusahaan
lain untuk mendapatkan keunggulan bersaing. Dua
bentuk umum dari strategi kerja-sama adalah collusion
(kolusi) dan alliance (persekutuan).
18. Collusion
Kolusi merupakan kerjasama aktif antara perusahaan-
perusahaan di dalam industry yang sama untuk mengurangi
barang yang beredar di pasaran dan menaikkan harga.
Praktek kolusi bisa secara eksplisit dimana perusahaan yang
bekerja sama melakukan komunikasi dan negosiasi
langsung, atau secara diam-diam dimana perusahaan yang
bekerja sama berkomunikasi secara tidak langsung melalui
signal-signal. Kolusi secara eksplisit merupakan tindakan
illegal di beberapa Negara dan dibeberpa asosiasi
perdagangan seperti Uni Eropa.
19. Kolusi diam-diam, menurut Barney, dapat sukses apabila :
1. Terdapat jumlah competitor yang sedikit
2. Jumlah biaya yang dimiliki oleh para perusahaan sama.
3. Satu perusahaan cenderung berperan sebagai price
leader
4. Terdapat budaya industry yang menerima kerja sama.
5. Penjualan yang didapat merupakan hasil dari pemesanan
kecil yang sering.
6. Perusahaan menghadapi kenaikan permintaan dengan
jumlah persediaan yang besar.
7. Terdapat high entry barrier bagi pendatang baru.
20. Strategic Alliance
Strategi persekutuan atau aliansi merupakan
perjanjian kerjasama dalam waktu panjang atau
lebih yang bertujuan untuk mendapatkan
keunggulan ekonomis.
Alasan-alasan dilakukan strategi persekutuan:
1. Mendapatkan/mempelajari kemampuan
yang baru
2. Mendapatkan akses ke pasar tertentu
3. Mengurangi risiko keuangan
4. Mengurangi risiko politik
21. 4 tipe strategi persekutuan perusahaan:
1. Mutual Service Consortia (MSC): kerjasama
antara perusahaan yang sejenis yang
menyatukan sumber daya mereka untuk
keunggulan yang terlalu mahal untuk
dikembakerjangkan secara sendiri-sendiri.
Interaksi antara perusahaan MSC sangat
jarang.
2. Joint Venture, kerjasama bisnis yang
dibentuk oleh dua organisasi atau lebih
untuk membuat entitas bisnis sendiri dan
mengalokasikan kepemilikan, tanggung
jawab operasional, dan risiko keuangan, dan
memberi upah pada masing-masing anggota
22. bersamaan dengan mempertahankan
identitas yang terpisah.
3. Liscensing Agreements, adalah perjanjian
dimana si pemilik lisensi memberikan
haknya kepada perusahaan lain di dalam
negara yang sama untuk menjual produknya.
4. Value-Chain Partnership, adalah
persekutuan yang kuat di mana perjanjian
membangun sebuah perjanjian jangka
panjang dengan pemasok atau distributor.
23. Faktor-faktor yang dapat menentukan
kesuksesan strategi persekutuan:
1. Mempunyai tujuan yang sama dan
kemampuan yang dapat saling melengkapi
2. Memudahkan untuk identifikasi risiko
perusahaan
3. Meminimalisasi konflik antar perusahaan