SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
LAPORAN KASUS
Oleh :
Wina Marlin
NIM. 02.34891.00084.09
Pembimbing :
dr. I. G. A. Sri M. Montessori, Sp. OG
Pendidikan Senior Clerkship
Laboratorium Ilmu Kebidanan dan Kandungan
1
RSUD A. W. Sjahranie Samarinda
SMF/ LAB OBSTETRI & GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah suatu penyakit yang secara luas dapat dicegah, yang
memiliki karakteristik dimana pertumbuhannya memakan waktu yang lama, lesi
prakanker secara bertahap berlanjut ke tahap yang dapat dikenali secara klinis
sebelum berkembang menjadi penyakit yang invasif. Proses penyakit ini hampir
selalu dapat disembuhkan bila terdeteksi sebelum terjadi progresi menjadi kanker
yang invasive. Namun bagaimanapun juga, kanker serviks invasive tetap menjadi
penyakit dengan angka morbiditas yang signifikan, dan penyebab utama kematian
wanita di seluruh dunia oleh kanker, walau insiden dan angka kematian kanker
serviks invasive telah menurun (terutama di negara dengan program skrining yang
baik).1
Diseluruh dunia kanker serviks menduduki posisi kedua dari semua
keganasan pada wanita, pada tahun 2002 terdapat 493.000 kasus baru dan 274.000
yang dicatat meninggal. Pada umumnya insiden lebih tinggi pada negara-negara
berkembang, dan negara-negara ini meberikan kontribusi sebanyak 83% dari
seluruh kasus yang dilaporkan.2
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada lapisan endometrium
(servik uterus), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan
pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang
senggama (vagina).1,2
Kanker serviks biasanya terjadi setelah masa menopause,
2
paling sering menyerang wanita berusia 50-60 tahun. 1,2
Biasanya menyerang
wanita dari kelas menengah kebawah dan mereka yang memiliki akses yang
memprihatikan pada perawatan medis rutin. Sehingga pada beberapa negara
berkembang sering terjadi kanker servik bahkan kanker ini merupakan sebab
utama kematian. Alasan lain karena ketidaktersediaan pemonitoran rutin di negara
tersebut.3
Dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas yang ditimbulkan,
maka pengetahuan tentang penyakit ini penting terutama pencegahan dan deteksi
dini agar dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitasnya terutama di
negara-negara berkembang terutama di Indonesia.
BAB II
KASUS
Anamnesa
Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Lambung Mangkurat Gg. 9 blok M
Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Pekerjaan : Koki
Status Kawin : Kawin
Suku : Dayak
Agama : Islam
Masuk Rumah Sakit : Tanggal 13 Januari 2009, pukul 18.59 wita dari IGD
Keluhan Utama : Keluar darah dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluar darah dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit, darah berwarna merah segar, jumlahnya hari pertama sebanyak ± 150 cc,
sedangkan hari kedua sebanyak ± 300 cc. Nyeri perut bagian bawah dan terasa
kram pada panggul (+), keputihan (+) berwarna putih dan encer, bau (-), nyeri saat
3
buang air kecil (-), gangguan BAB (-), riwayat trauma daerah panggul dan
kemaluan (-), badan lemas (+), sesak nafas (-), nyeri-nyeri tulang (-), pasien
didiagnosa menderita kanker leher rahim sejak ± 10 bulan yang lalu, setelah
dirawat dengan keluhan yang sama yaitu pendarahan jalan lahir.
Riwayat Penyakit Dahulu : (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki penyakit yang serupa, atau penyakit tumor
maupun kanker yang lain.
Riwayat Haid :
• Menarche : sejak usia 14 tahun, siklus haid 28-30 hari, lama haid 5 hari.
• Menopause : sejak usia 49 tahun
Riwayat Perkawinan :
Perkawinan 1 kali, dengan suami sekarang selama kurang lebih 34 tahun.
Riwayat obstetrik :
1. Jenis kelamin perempuan, lahir spontan, aterm, berat badan lahir ?, umur 29
tahun, hidup, lahir ditolong bidan
2. Jenis kelamin laki-laki, lahir spontan, aterm, berat badan lahir ?, umur 27
tahun, hidup, lahir ditolong bidan
3. Jenis kelamin laki-laki, lahir spontan, aterm, berat badan lahir 3100 gram,
umur 23 tahun, meninggal, lahir ditolong bidan
4. Jenis kelamin laki-laki, lahir spontan, aterm, letak sungsang, berat badan lahir
2500 gram, umur 23 tahun, hidup, lahir ditolong bidan
5. Jenis kelamin laki-laki, lahir spontan, aterm, berat badan lahir 3000 gram,
umur 20 tahun, hidup, lahir ditolong bidan
6. Abortus, usia kehamilan 2 bulan, di kuret di rumah sakit (18 tahun lalu)
7. Jenis kelamin perempuan, lahir spontan, aterm, berat badan lahir 3500 gram,
umur 16 tahun, hidup, lahir ditolong bidan
8. Jenis kelamin perempuan, lahir spontan, aterm, berat badan lahir ?, umur 14
tahun, hidup, lahir ditolong bidan
4
9. Jenis kelamin perempuan, lahir spontan, aterm, berat badan lahir 4000 gram,
umur 8 tahun, hidup, lahir ditolong bidan
Penyakit dan Operasi yang Pernah Dialami:
• Kuretase tahun 1990 atas indikasi abortus
• Kuretase tahun 2008 (bulan April) atas indikasi perdarahan dan dilakukan
pemeriksaan laboratorium patologi anatomi.
Kontrasepsi: (-)
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 80 x/menit
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Temperatur : 360
C
Berat badan : 72 Kg
Tinggi Badan : 156 cm
BMI : 29,6% (obesitas)
Keadaan Umum : Sakit sedang, tampak sesak, berkeringat seluruh tubuh,
tampak cemas, hanya dapat bicara kata perkata.
Kesadaran : Composmentis, GCS 15 E4V5M6
Kulit : dalam batas normal
Kepala : Conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterus (-/-), pupil isokor
(ø 2mm), refleks cahaya (+/+), pernafasan cuping hidung
(-), bibir sianosis (-)
Leher : JVP 5+2, tidak teraba pembesaran KGB
Dada :
- Paru
5
Inspeksi : Bentuk normal, gerak simetris, retraksi intercostal space
(-), retraksi otot bantu napas supraclavicular (-), ekspirasi
memanjang (-)
Palpasi : Pelebaran ICS (-), Fremitus vokal kanan=kiri, egofoni (-)
Perkusi : Hipersonor kiri&kanan
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-)
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Redup, batas jantung di ICS III parasternal line dextra,
ICS V midclavicular line sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal reguler, bising jantung (-)
Perut
Inspeksi : Cembung
Palpasi : soepel, korpus uteri tidak didapatkan pembesaran, nyeri
tekan (-)
Perkusi : : tympani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Anggota Gerak : Sianosis (-), anemis (-), edema (-), acral teraba hangat.
Pemeriksaan Ginekologik
Inspekulo : tampak massa inspekulo di portio, rapuh dan merah, ukuran 8cm x 7
cm x 5 cm.
Vaginal touche & rectal touche: teraba massa eksofilik, proses sampai dengan
dinding panggul kanan dan kiri, fluksus (+), penyebaran ke rektum (-)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
Hb : 6,8 mg/dl
Leukosit : 12.800 sel/mm3
HCT : 22,0 %
Trombosit : 320.000 sel/mm3
6
Bleeding time : 2 menit
Clotting time : 8 menit
GDS : 84 mg/dl
Ureum : 101 mg/dl
Hasil Patologi Anatomi tanggal 23-04-2008
Mikroskopik: potongan jaringan dilapisi dan mengandung sel-sel ganas, epithelial
berkeratin tersusun luas.
Kesimpulan: Cervix, Biopsi:
Keratinizing Epidermoid carcinoma Cervix invasive
Diagnosa : Ca Cervix Stadium IIIB + Anemia
Penatalaksanaan di IGD:
− IVFD Ringer laktat 20 tetes per menit
− Injeksi kalnex 3x1 ampul
− Amoxicillin injeksi 3x1 gr iv
− Sulfas Ferosus 2x1 tablet
− Cimetidin 3x1 ampul
Konsul dr.Sp.OG, advice :
− Perbaikan keadaan umum
− Transfusi PRC 2 kantong/ hari sampai Hb ≥ 10 g%
− Injeksi lasix 1 ampul iv sebelum transfusi
− Cek kimia darah lengkap
Prognosa : Dubia ad malam
Follow-up dan Penatalaksanaan
Date Subjective (S), Objective (O), Assessment
(A)
Planning therapy
14-1-09 S : perdarahan (-), badan lemas (+),
demam (-), pusing (-)
O : Compos mentis, HR: 88x/mnt, T:
36,70
C, BP: 120/70mmHg, RR: 20x/menit,
anemis (+/+), perdarahan (-), keputihan
(+) sedikit
− Transfusi PRC sampai
dengan Hb 10 gr%
− IVFD RL:D5%:NaCl
0,9% 2:2:1 24 tetes/menit
− Transamin tablet 3x1
7
A : Ca Cervix Stadium IIIB + Anemia − SF tablet 2x1
− EKG, Rontgen thorax, cek
laboratorium lengkap
15-1-09 S : perdarahan (-), badan lemas (+) kurang
O : Compos mentis, HR: 88x/menit,
T: 36,50
C, BP: 110/80mmHg, RR:
22x/menit, anemis (-/-)
Perdarahan (-), keputihan (+) kurang
A : Ca Cervix Stadium IIIB
Rujuk ke Surabaya untuk
operasi dan tindakan lebih
lanjut (pertimbangan)
Terapi lain lanjut
16-1-09 S : perdarahan (-), pusing (-), keputihan
(+) seperti susu, badan lemas (-)
O : Compos mentis, HR: 72x/menit,
T: 36,20
C, BP: 100/70mmHg, RR:
20x/menit, anemis (-/-), keputihan (+),
perdarahan (-)
A : Ca Cervix Stadium IIIB
Terapi lanjut
17-1-09 S : perdarahan (-), keputihan (+)
O : Compos mentis, HR: 84x/menit,
T: 36,20
C, BP: 110/70mmHg, RR:
20x/menit, anemis (-/-), keputihan (+),
perdarahan (-)
A : Ca Cervix Stadium IIIB
Pasien menolak di rujuk
KRS
Kontrol ke poli kandungan
Pemeriksaan Laboratorium
14-1-09 15-1-09 17-1-09
Hb: 7,1 gr%i
Leukosit: 9900 / mm3
Ht: 24,4%
Trombosit:195.000 /mm3
GDS: 159 mg/dl
SGOT: 13U.I
SGPT: 5 U.I
Bil. total : 0,4 mg/dl
Bil direct : 0,2 mg/dl
Bil indirect : 0,2 mg/dl
Prot. total : 6,3 mg/dl
Hb: 9,3 gr%i
Leukosit: 14.200 / mm3
Ht: 28,7%
Trombosit: 261.000 /mm3
Hb: 9,8 gr%i
Leukosit: 14.000 / mm3
Ht: 31,4%
Trombosit:282.000 /mm3
8
Albumin : 3,2 g/dl
Globulin : 2,8 g/dl
Cholesterol : 126 mg/dl
Asam urat : 6 mg/dl
Ureum : 20,6 mg/dl
Creatinin : 0,2 mg/dl
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Batasan
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya.1
Kanker yang terjadi pada lapisan
endometrium (servik uterus), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita
yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus)
dengan liang senggama (vagina).2
Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui, tetapi tampaknya penyakit
ini melibatkan peningkatan kadar estrogen. Salah satu fungsi estrogen yang
normal adalah merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah
besar estrogen yang disuntikkan kepada hewan percobaan di laboratorium
menyebabkan hiperplasia endometrium dan kanker.1,2
Beberapa faktor resiko dan
predisposisi yang menonjol, antara lain :
1. Usia
Kanker uterus terutama menyeranga wanita berusia 50 tahun keatas.1,2,3,4
2. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
9
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan
hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada
usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda
3. Jumlah kehamilan dan partus1,2,3
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.
Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat
karsinoma serviks.
4. Jumlah perkawinan1,2
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti
pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks
ini.
5. Infeksi virus1,2,3,4
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus
kondiloma akuminata diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks.
Umumnya 90%-100% dari keseluruhan invasive kanker serviks memiliki
keterkaitan pada infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
6. TerapiSulihHormon(TSH)1
TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah
osteoporosis dan mengurangi resiko penyakit jantung atau stroke.
Wanita yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko
yang lebih tinggi. Pemakaian estrogen dosis tinggi dan jangka panjang
tampaknya mempertinggi resiko ini.Wanita yang mengkonsumsi estrogen
dan progesteron memiliki resiko yang lebih rendah karena progesteron
melindungi rahim.2
7. Obesitas1
Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga
wanita yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya
kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker serviks
pada wanita obesitas.2
8. Diabetes (kencing manis)2
9. Hipertensi (tekanan darah tinggi)2
10
10. Tamoksifen Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah atau
mengobati kanker payudara memiliki resiko yang lebih tinggi. Resiko ini
tampaknya berhubungan dengan efek tamoksifen yang menyerupai
estrogen terhadap rahim. Keuntungan yang diperoleh dari tamoksifen lebih
besar daripada resiko terjadinya kanker lain, tetapi setiap wanita
memberikan reaksi yang berlainan.2
11. Ras1,2
Kanker serviks lebih sering ditemukan pada wanita kulit putih.2
12. Kanker kolorektal (mengenai kolon atau rektum)2
13. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun.2
14. Menopause setelah usia 52 tahun.2
15. Kemandulan.2
16. Penyakit ovarium polikista.2
17. Polip endometrium (pertumbuhan yang menonjol pada lapisan
endometrium).2
18. Sosial Ekonomi1,5
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah
mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan
kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas
tubuh.
19. Hygiene dan sirkumsisi1
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita
yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non
sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan
smegma.
20. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)1,3,4,5,7
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian
AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi
diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus
menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
11
Patofisiologi
Squamous cell carcinoma pada serviks secara khusus timbul pada
squamocolumnar junction dari lesi displastik yang telah ada sebelumnya, yang
pada kebanyakan kasus diawali dengan adanya infeksi HVP. Walaupun para
wanita telah bersih dari virus ini, namun bagi yang memiliki infeksi persisten
dapat menyebabkan perkembangan menjadi penyakit servik dispasia preinvasif.
Pada umumnya, progresi dari dysplasia menjadi kanker invasive membutuhkan
waktu beberapa tahun. Perubahan molecular yang terlibat dalam karsinogenesis
serviks kompleks dan tidak sepenuhnya dimengerti. Karsinogenesis diduga akibat
efek interaktif antara pengaruh lingkungan, imunitas host, dan variasi gen sel
somatik. HVP memegang peranan penting dalam perkembangan kanker serviks.
Beberapa bukti mendukung bahwa oncoprotein HVP meripakan komponen
kritikal yang meneruskan proliferasi sel kanker. 2
Klasifikasi Pertumbuhan Sel1,5
Mikroskopis
1. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat
terjadi pada dua pertiga epidermi hampir tdk dapat dibedakan dengan
karsinoma insitu.
2. Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan
epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh
didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan
endoserviks.
3. Stadium karsionoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel
meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma
sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik
dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
12
4. Stadium karsinoma invasif
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan
bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau
anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau
anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan
dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk
pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif
meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.
Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun
lesi berubah bentuk menjadi ulkus.
Makroskopis
1. Stadium preklinis : tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2. Stadium permulaan: sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3. Stadium setengah lanjut: telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir
porsio
4. Stadium lanjut: terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga
tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.
13
Manifestasi klinis
Pada beberapa penderita, tidak muncul gejala yang berarti (asimtomatis).
Namun beberapa gejala mengarah kepada infeksi HPV yang berkembang menjadi
kanker servik yang patut diwaspadai, gejalanya bisa berupa:
− Perdarahan rahim yang abnormal.2
− Siklus menstruasi yang abnormal.2
− Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami
− menstruasi).1,2,7
− Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause.2
− Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia
diatas 40 tahun).2
− Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul.2
− Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause).1,2,7
− Nyeri atau kesulitan dalam berkemih.2
− Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.2
− Pada keadaan lanjut gejala dapat berupa penurunan nafsu makan, berat badan,
fatigue, nyeri pelvis, punggung, dan tungkai, pembengkakan 1 tungkai,
14
perdarahan yang berat dari vagina, dan urin serta feces yang keluar dari
vagina, dan fraktur tulang.1
Pemeriksaan
− PapSmearTest.1,2,3,4,5
Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel rahim dan kemudian
diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi
dari sel tersebut. Perubahan sel-sel leher rahim yang terdeteksi secara dini akan
memungkinkan dilakukannya beberapa tindakan pengobatan sebelum sel-sel
tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker.1
Tes ini hanya memerlukan
waktu beberapa menit saja. Dalam keadaan berbaring terlentang, sebuah alat
yang dinamakan spekulum akan dimasukan kedalam liang senggama.3,4,5
− Kolposkopi.1,2,5
Koloskopi adalah suatu prosedur pemeriksaan rahim dan leher rahim. Dengan
memeriksa permukaan leher rahims, dokter akan menentukan penyebab
abnormalitas dari sel-sel leher rahims seperti yang dinyatakan dalam
pemeriksaan 'Pap Smear'.1
Dokter akan memasukkan suatu cairan kedalam
vagina dan memberi warna saluran leher rahim dengan suatu cairan yang
membuat permukaan leher rahim yang mengandung sel-sel yang abnormal
terwarnai. Kemudian dokter akan melihat kedalam saluran leher rahim melalui
sebuah alat yang disebut kolposkop. Kolposkop adalah suatu alat semacam
mikroskop binocular yang mempergunakan sinar yang kuat dengan
pembesaran yang tinggi.1
− Servikografi.5,8
Sebuah kamera khusus yang digunakan untuk mengambil gambar dari servik
setelah servik tersebut diberi asam asetat. Kemudian dibawa ke laboratorium
untuk dilihat apakah teridentifikasi kanker atau tidak.8
Stadium Keterangan
Karsinoma Pra-invasif
O Karsinoma in situ, karsinoma intraepitelial
15
Karsinoma invasif
I
Ia
Ib
Karsinoma terbatas pada serviks
Karsinoma invasif preklinis, yang hanya dapat didiagnosa secara
mikroskopik
Dapat terlihat secara klinis
Ib1 tumor primer diameter <4 cm
Ib2 tumor primer diameter >4 cm
II
IIa
Iib
Karsinoma meluas kebawah serviks tetapi tidak sampai ke
dinding panggul; melibatkan duapertiga atas vagina.
Tanpa adanya invasi ke parametrium
Perluasan ke parametrium tapi belum sampai ke dinding pelvis
III
IIIa
IIIb
Karsinoma meluas ke dinding panggul; melibatkan sepertiga
bawah vagina.
Belum meluas ke dinding pelvis
Meluas sampai dinding pelvis, dan atau menyebabkan disfungsi
ginjal atau hidronefrosis akibat invasi ke ureter
IVa
Ivb
Karsinoma meluas ke mukosa kandung kemih dan rektum.
Menyebar keluar pelvis dan atau metastase ke organ-organ yang
jauh
Tabel 1. Stadium karsinoma serviks (FIGO (Federation internationale de Gynecologic et
Obstetrique.dari Gusberg SB et al: Female genital cancer, new york, 1988,Churchill
Livingstone.))1,2,8
16
Manajemen & Penatalaksanaan
Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium,
pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor
serta usia dan keadaan umum penderita.
Metode pengobatan :
a. Metode pengobatan pada stadium awal
1. Pemanasan
Diathermy atau dengan sinar laser.1,3
17
2. Cone biopsi
Mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami
perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk
memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan.1,3
b. Metode pengobatan pada stadium Pre-kanker
1. Pembedahan.2,3,4
Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat sebanyak mungkin penyakit
ini bila memungkinkan. Terdapat beberapa jenis pembedahan yang berbeda
yang dapat dilakukan. Pada stadium awal Ia terkadang dapat hanya dengan
histerektomi (mengangkat uterus dan serviks). Stadium yang lebih lanjut
pada Ia dan Ib, dan kadang-kadang stadium IIa dapat dilakukan histerektomi
yang lebih luas bersama dengan lymphadenectomy (prosedur mengangkat
lymfonodi di pelvis). Tergantung dari luasnya penyakit, mungkin harus
dilakukan pengangkatan jaringan sekitar uterus, begitu juga dengan bagian
dari vagina dan tuba falopii. Stadium yang lebih tinggi biasanya diterapi
dengan radiasi dan kemoterapi.
2. Terapi penyinaran2,3,4
Terapi penyinaran merupakan terapi lkal, hanya menyerang sel-sel kanker
pada daerah yangdikenainya. Pada stadium I, II, dan III dilakukan terapi
penyinaran dan pembedahan.2
Penyinaran bisa dilakukan sebelum
pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan
(untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa).3
3. Kemoterapi (terapi hormonal)2,3,4
Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah sampainya
hormon ke sel kanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker.
Hormon bisa menempel pada reseptor hormon dan menyebabkan perubahan
di dalam jaringan rahim. Terdapat banyak macam obat-obat kemoterapi,
biasanya diberikan kombinasi selama beberapa seri dalam beberapa bulan.
Regimen yang paling sering digunakan adalah Cisplatin, obat lain juga yang
sering digunakan seperti 5-FU, hydroxyurea, Ifosfamide, dan Paclitaxel.
18
Tingkat Penatalaksanaan
0 Biopsi kerucut,Histeroktomi transvaginal
Ia Biopsi kerucut,Histeroktomi transvaginal
Ib, IIa Histeroktomi radikal dengan dengan limfadenoktomi panggul
dan evaluasi kelenjar limfa para aorta (bila terdapat metastatis
dilakukan radioterapi pasca pembedahan)
IIb, III, dan IV Histeroktomi transvaginal
Iva dan Ivb Radioterapi, Radiasi paliatif, kemoterapi
Tabel 2. Penatalaksanaan pengobatan kanker rahim tiap stadium.5
Pencegahan
1. Jauhi rokok.7
2. Penggunaan vaksin Gardasil yang dibuat dari virus like particles (VLPs)
capsid L1 dari HPV untuk mengurangi resiko terkena kanker rahim.6,7
3. Wanita-wanita yang memiliki faktor resiko terkena kanker rahim
sebaliknya lebih sering menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear.2
4. Jangan terlalu sering mencuci vagina dengan obat antiseptik tertentu tanpa
resep dari dokter ataupn dengan menaburi bedak talk.7
5. Diet rendah lemak.7
Prognosis
Prognosis setelah pengobatan kanker servik akan makin baik jika lesi
ditemukan dan diobati lebih dini. Tingkat harapan kesembuhan dapat mencapai
85% untuk stadium I, 50-60% untuk stadium II, 30% untuk stadium III, dan 5-
10% untuk stadium IV.9
Karsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak
memberikan respons terhadap pengobatan. 95% akan mengalami kematian dalam
2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histeroktomi dan memeiliki
resiko tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini
19
dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histeroktomi radikal terjadi 80%
rekurensi dalam 2 tahun.5
BAB IV
PEMBAHASAN
Keluhan utama yang membawa pasien datang ke rumah sakit adalah
keluar darah dari jalan lahir yang cukup banyak sehingga badan menjadi lemas di
luar siklus haid, dimana pasien telah menopause, hal ini sudah merupakan hal
yang mencurigakan pada seorang wanita dimana bila terjadi perdarahan
pervaginam di usia 50 tahun keatas, ditambah faktor resiko lain yang menjadi
predisposisi terjadinya kanker serviks menurut literatur terdapat pada pasien ini
dari anamnesa yaitu, usia pasien yang masih muda saat melakukan hubungan
seksual, yang mana pada pasien ini telah menikah pada usia 17 tahun, jumlah
kehamilan dan partus pada pasien ini termasuk grande multi para dimana pasien
telah mengandung sebanyak 9 kali dan telah melahirkan 8 kali dengan 1 kali
abortus. Faktor predisposisi lain yang ditemukan pada pasien ini saat anamnesa
adalah dari status sosial ekonomi, dimana pasien tergolong dalam sosial ekonomi
rendah, dibuktikan dengan asuransi kesehatan menggunakan jaminan kesehatan
masyarakat yang ditujukan bagi masyarakat miskin oleh pemerintah.
Lebih lanjut dari anamnesa, pada pasien ini didapatkan keluhan berupa
keluar keputihan atau cairan berwarna putih seperti susu dari vagina bila tidak
terjadi perdarahan, disertai rasa nyeri pada perut bagian bawah dan kram pada
panggul, keluhan yang dirasakan oleh pasien sesuai dengan literature, dimana
terdapat perdarahan pervagina yang abnormal diluar diklus menstruasi, keluar
cairan putih yang encer (pada wanita menopause), serta terdapat nyeri pada bagian
perut bawah dank ram panggul, walaupun tidak didapatkan gangguan saat buang
air kesil maupaun besar, namun hal ini telah mendukung untuk mengarahkan
diagnosa kepada kanker serviks dari anamnesa.
Pada pemeriksaan fisik, yang mendukung diagnosa kearah kanker serviks
pada pasien ini adalah dari pemeriksaan ginekologik, dimana pada pasien ini
20
didapatkan pada inspekulo : tampak massa inspekulo di portio, rapuh dan merah,
ukuran 8cm x 7 cm x 5 cm. Sedangkan vaginal touche & rectal touche: teraba
massa eksofilik, proses sampai dengan dinding panggul kanan dan kiri, fluksus
(+), penyebaran ke rektum (-). Dari pemeriksaan ini dan pemeriksaan fisik secara
umum, mendukung untuk menegakkan diagnosa serta stadium dari kanker serviks
pada pasien ini, dimana sesuai literatur menurut FIGO bila terjadi perluasan ke
dinding pelvis termasuk kedalam stadium IIIb tanpa disetai perluasan ke kandung
kemih, rektum, maupun metastase jauh. Pada pasien ini juga didapatkan anemia,
yang mana diakibatkan oleh perdarahan dan cukup banyak pervaginam, didukung
dengan pemeriksaan fisik terdapat konjungtiva anemis serta laboratorium yang
mendukung dengan hemoglobin 6,8 gr% saat masuk rumah sakit.
Pemeriksaan penunjang yang sangat mendukung diagnosa kanker serviks
pada pasien ini adalah hasil patologi anatomi, yang diperoleh dari sampel kuretase
yang dilakukan 10 bulan lalu atas indikasi perdarahan pervaginam, yang hasilnya
adalah Keratinizing Epidermoid carcinoma Cervix invasive.
Penatalaksanaan pada pasien ini di rumah sakit pada saat ini adalah hanya
untuk perbaikan keadaan umum, akibat perdarahan yang dialaminya. Pasien
belum pernah mendapat terapi yang tepat untuk penyakit yang dideritanya sejak
didiagnosa tahun 2008, selama ini pasien hanya mendapat terapi konservatif
dengan perbaikan keadaan umumnya saja, seharusnya sudah dari sejak awal
pasien ditangani secara tepat agar angka harapan hidupnya dapat lebih tinggi, dan
penyebaran tumor dapat ditekan. Saat ini pasien diddiagnosa dengan kanker
serviks stadium IIIb, dimana pada pasien ini selama perawatan di rumah sakit
dianjurkan untuk di rujuk ke rumah sakit yang lebih kompeten untuk penanganan
operasi pada pasien ini, hal ini telah sesuai dengan literatur karena penanganan
untuk kanker serviks stadium IIIb adalah dengan histerektomi transvaginal serta
dapat dikombinasi dengan pemberian kemoterapi sebelum atau sesudah operasi,
namun pasien tidak bersedia karena masalah biaya.
Prognosa pada pasien ini, yang datang dengan stadium yang telah lanjut
serta menolak dilakukan manajemen yang lebih sesuai untuk penyakitnya adalah
malam, dimana menurut literatur tingkat harapan kesembuhan bagi pasien kanker
21
serviks stadium III hanya 30%. Kanser serviks yang tidak diobati atau tidak
memberi respon terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam 2
tahun setelah timbulnya gejala.
BAB V
KESIMPULAN
Seorang wanita usia 51 tahun, datang dengan keluar darah dari jalan
lahir, warna merah segar dan jumlah yang banyak, disertai nyeri perut bagian
bawah, dan keluar keputihan bila tidak keluar darah, riwayat obstetri dengan 9
kali pemgandung, 8 kali melahirkan, dan 1 kali keguguran, pada pemeriksaan fisik
didapatkan anemis dan pemeriksaan ginekologik didapatkan inspekulo : tampak
massa inspekulo di portio, rapuh dan merah, ukuran 8cm x 7 cm x 5 cm.
Sedangkan vaginal touche & rectal touche: teraba massa eksofilik, proses sampai
dengan dinding panggul kanan dan kiri, fluksus (+), penyebaran ke rektum (-).
Dengan pemeriksaan penunjang histo patologi hasil kuret 10 bulan lalu atas
indikasi perdarahan pervaginam yaitu Keratinizing Epidermoid carcinoma Cervix
invasive. Pasien ini di diagnosa menderita kanker serviks stadium IIIb dan
hemoglobin 6,8 g% saat masuk, dengan penatalaksanaan perbaikan keadaan
umum dan anjuran untuk dirujuk ke rumah sakit yang labih kompeten untuk
dilakukan operasi histerektomi transvaginal. Prognosa pada pasien ini adalah
malam karena pasien menolak untuk dirujuk. Pasien keluar rumah sakit dengan
menyisakan keluhan keputihan dan hemoglobin saat keluar adalah 9,8 g% dan
dianjurkan untuk kontrol ke poli kandungan.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Saksouk FA. “Cervix, Cancer an Overview-Radiology”. .Department of
Radiology, Harper University Hospital, Wayne State University School of
Medicine. Februari 2008
2. Cunningham, et al. Williams Gynecology. USA. McGraw Hills Company.
2008. p 1285-1322
3. Winkjosastro H, et al. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2005
4. Febrianasari, Leilia. Cervical Cancer. Jogjakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia. 2007
5. Pazdur, et al, ”Cancer Management : A Multidiciplinary Approach”, The
Oncology Group, New York, 2003, hlm. 419-424
6. Christopher, Dolinsky. Cervical Cancer-The Basic. Abramson Cancer
Center of University of Pennsylvania-Oncolink. Februari 2008
7. Randa Bunga, S dkk. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu
Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Samarinda : RSUD A.Wahab
Sjahranie hal 93-95
8. Haller PB, Maletano JH, Bundy BN, et al. Clinical-Pathology study of Stage IIB,
III, and IVA Carcinoma of the Cervix: extended Diagnostic Evaluation for Para
Aortic Node Metastatic. Gynecologic oncology Group Study. Gynecol Oncol
38:435. 2001
23
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Math homework help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Algebra Help
https://www.homeworkping.com/
Calculus Help
https://www.homeworkping.com/
Accounting help
https://www.homeworkping.com/
Paper Help
https://www.homeworkping.com/
Writing Help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutor
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Math homework help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Algebra Help
https://www.homeworkping.com/
Calculus Help
https://www.homeworkping.com/
Accounting help
24
https://www.homeworkping.com/
Paper Help
https://www.homeworkping.com/
Writing Help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutor
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
25

More Related Content

What's hot

Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliAris Rahmanda
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1homeworkping7
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabieshomeworkping4
 
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan KesadaranRuang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan KesadaranAmelia Manatar
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaAnamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaPhil Adit R
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukJoni Iswanto
 
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminensMuhammad Abu Dzar
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 

What's hot (20)

Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
 
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan KesadaranRuang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaAnamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi buruk
 
Hepatoma lepas bangsal imam
Hepatoma lepas bangsal imamHepatoma lepas bangsal imam
Hepatoma lepas bangsal imam
 
Malpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisiMalpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisi
 
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 

Similar to 89502392 case-report-ca-cervix

177560597 89502392-case-report-ca-cervix-docx
177560597 89502392-case-report-ca-cervix-docx177560597 89502392-case-report-ca-cervix-docx
177560597 89502392-case-report-ca-cervix-docxhomeworkping10
 
Oligohydramnion (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Oligohydramnion  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Oligohydramnion  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Oligohydramnion (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Adeline Dlin
 
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)Adeline Dlin
 
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Adeline Dlin
 
TITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxTITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxresty79
 
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptLaporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptSanjaya Soebagio
 
Lapkas persalinan lama (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Lapkas persalinan lama (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Lapkas persalinan lama (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Lapkas persalinan lama (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
 
Ujian kasus kolesistitis ec kolelitiasis
Ujian kasus  kolesistitis ec kolelitiasisUjian kasus  kolesistitis ec kolelitiasis
Ujian kasus kolesistitis ec kolelitiasisfaniputri2
 
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Adeline Dlin
 
MR 030223 Hernia Inguinalis Inkerserata.pptx
MR 030223 Hernia Inguinalis Inkerserata.pptxMR 030223 Hernia Inguinalis Inkerserata.pptx
MR 030223 Hernia Inguinalis Inkerserata.pptxeverlychristian
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yabeequeen_30
 

Similar to 89502392 case-report-ca-cervix (20)

177560597 89502392-case-report-ca-cervix-docx
177560597 89502392-case-report-ca-cervix-docx177560597 89502392-case-report-ca-cervix-docx
177560597 89502392-case-report-ca-cervix-docx
 
Oligohydramnion (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Oligohydramnion  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Oligohydramnion  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Oligohydramnion (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
 
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
 
Cr kista ovarium fixxx
Cr kista ovarium fixxxCr kista ovarium fixxx
Cr kista ovarium fixxx
 
151709556 case
151709556 case151709556 case
151709556 case
 
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
 
TITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxTITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptx
 
fix.ppt
fix.pptfix.ppt
fix.ppt
 
belum di edit.pptx
belum di edit.pptxbelum di edit.pptx
belum di edit.pptx
 
file.pdf
file.pdffile.pdf
file.pdf
 
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptLaporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
 
Lapkas persalinan lama (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Lapkas persalinan lama (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Lapkas persalinan lama (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Lapkas persalinan lama (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Ujian kasus kolesistitis ec kolelitiasis
Ujian kasus  kolesistitis ec kolelitiasisUjian kasus  kolesistitis ec kolelitiasis
Ujian kasus kolesistitis ec kolelitiasis
 
Ppt blighted ovum
Ppt blighted ovumPpt blighted ovum
Ppt blighted ovum
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
Belajar i.pptx
 Belajar i.pptx Belajar i.pptx
Belajar i.pptx
 
malaria
malariamalaria
malaria
 
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
 
MR 030223 Hernia Inguinalis Inkerserata.pptx
MR 030223 Hernia Inguinalis Inkerserata.pptxMR 030223 Hernia Inguinalis Inkerserata.pptx
MR 030223 Hernia Inguinalis Inkerserata.pptx
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix ya
 

More from homeworkping4

242269855 dell-case-study
242269855 dell-case-study242269855 dell-case-study
242269855 dell-case-studyhomeworkping4
 
242266287 case-study-on-guil
242266287 case-study-on-guil242266287 case-study-on-guil
242266287 case-study-on-guilhomeworkping4
 
242259868 legal-research-cases
242259868 legal-research-cases242259868 legal-research-cases
242259868 legal-research-caseshomeworkping4
 
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtivahomeworkping4
 
241985748 plm-case-study
241985748 plm-case-study241985748 plm-case-study
241985748 plm-case-studyhomeworkping4
 
241946212 case-study-for-ocd
241946212 case-study-for-ocd241946212 case-study-for-ocd
241946212 case-study-for-ocdhomeworkping4
 
241941333 case-digest-statcon
241941333 case-digest-statcon241941333 case-digest-statcon
241941333 case-digest-statconhomeworkping4
 
241909563 impact-of-emergency
241909563 impact-of-emergency241909563 impact-of-emergency
241909563 impact-of-emergencyhomeworkping4
 
241905839 mpcvv-report
241905839 mpcvv-report241905839 mpcvv-report
241905839 mpcvv-reporthomeworkping4
 
241767629 ethics-cases
241767629 ethics-cases241767629 ethics-cases
241767629 ethics-caseshomeworkping4
 
241716493 separation-of-powers-cases
241716493 separation-of-powers-cases241716493 separation-of-powers-cases
241716493 separation-of-powers-caseshomeworkping4
 
241603963 drug-study-final
241603963 drug-study-final241603963 drug-study-final
241603963 drug-study-finalhomeworkping4
 
241573114 persons-cases
241573114 persons-cases241573114 persons-cases
241573114 persons-caseshomeworkping4
 
241566373 workshop-on-case-study
241566373 workshop-on-case-study241566373 workshop-on-case-study
241566373 workshop-on-case-studyhomeworkping4
 
241524597 succession-full-cases
241524597 succession-full-cases241524597 succession-full-cases
241524597 succession-full-caseshomeworkping4
 
241299249 pale-cases-batch-2
241299249 pale-cases-batch-2241299249 pale-cases-batch-2
241299249 pale-cases-batch-2homeworkping4
 
241262134 rubab-thesis
241262134 rubab-thesis241262134 rubab-thesis
241262134 rubab-thesishomeworkping4
 
241259161 citizenship-case-digests
241259161 citizenship-case-digests241259161 citizenship-case-digests
241259161 citizenship-case-digestshomeworkping4
 

More from homeworkping4 (20)

242269855 dell-case-study
242269855 dell-case-study242269855 dell-case-study
242269855 dell-case-study
 
242266287 case-study-on-guil
242266287 case-study-on-guil242266287 case-study-on-guil
242266287 case-study-on-guil
 
242259868 legal-research-cases
242259868 legal-research-cases242259868 legal-research-cases
242259868 legal-research-cases
 
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
 
241985748 plm-case-study
241985748 plm-case-study241985748 plm-case-study
241985748 plm-case-study
 
241946212 case-study-for-ocd
241946212 case-study-for-ocd241946212 case-study-for-ocd
241946212 case-study-for-ocd
 
241941333 case-digest-statcon
241941333 case-digest-statcon241941333 case-digest-statcon
241941333 case-digest-statcon
 
241909563 impact-of-emergency
241909563 impact-of-emergency241909563 impact-of-emergency
241909563 impact-of-emergency
 
241905839 mpcvv-report
241905839 mpcvv-report241905839 mpcvv-report
241905839 mpcvv-report
 
241767629 ethics-cases
241767629 ethics-cases241767629 ethics-cases
241767629 ethics-cases
 
241716493 separation-of-powers-cases
241716493 separation-of-powers-cases241716493 separation-of-powers-cases
241716493 separation-of-powers-cases
 
241603963 drug-study-final
241603963 drug-study-final241603963 drug-study-final
241603963 drug-study-final
 
241585426 cases-vii
241585426 cases-vii241585426 cases-vii
241585426 cases-vii
 
241573114 persons-cases
241573114 persons-cases241573114 persons-cases
241573114 persons-cases
 
241566373 workshop-on-case-study
241566373 workshop-on-case-study241566373 workshop-on-case-study
241566373 workshop-on-case-study
 
241524597 succession-full-cases
241524597 succession-full-cases241524597 succession-full-cases
241524597 succession-full-cases
 
241356684 citibank
241356684 citibank241356684 citibank
241356684 citibank
 
241299249 pale-cases-batch-2
241299249 pale-cases-batch-2241299249 pale-cases-batch-2
241299249 pale-cases-batch-2
 
241262134 rubab-thesis
241262134 rubab-thesis241262134 rubab-thesis
241262134 rubab-thesis
 
241259161 citizenship-case-digests
241259161 citizenship-case-digests241259161 citizenship-case-digests
241259161 citizenship-case-digests
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIHepySari1
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 

89502392 case-report-ca-cervix

  • 1. Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites LAPORAN KASUS Oleh : Wina Marlin NIM. 02.34891.00084.09 Pembimbing : dr. I. G. A. Sri M. Montessori, Sp. OG Pendidikan Senior Clerkship Laboratorium Ilmu Kebidanan dan Kandungan 1
  • 2. RSUD A. W. Sjahranie Samarinda SMF/ LAB OBSTETRI & GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2009 BAB I PENDAHULUAN Kanker serviks adalah suatu penyakit yang secara luas dapat dicegah, yang memiliki karakteristik dimana pertumbuhannya memakan waktu yang lama, lesi prakanker secara bertahap berlanjut ke tahap yang dapat dikenali secara klinis sebelum berkembang menjadi penyakit yang invasif. Proses penyakit ini hampir selalu dapat disembuhkan bila terdeteksi sebelum terjadi progresi menjadi kanker yang invasive. Namun bagaimanapun juga, kanker serviks invasive tetap menjadi penyakit dengan angka morbiditas yang signifikan, dan penyebab utama kematian wanita di seluruh dunia oleh kanker, walau insiden dan angka kematian kanker serviks invasive telah menurun (terutama di negara dengan program skrining yang baik).1 Diseluruh dunia kanker serviks menduduki posisi kedua dari semua keganasan pada wanita, pada tahun 2002 terdapat 493.000 kasus baru dan 274.000 yang dicatat meninggal. Pada umumnya insiden lebih tinggi pada negara-negara berkembang, dan negara-negara ini meberikan kontribusi sebanyak 83% dari seluruh kasus yang dilaporkan.2 Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada lapisan endometrium (servik uterus), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).1,2 Kanker serviks biasanya terjadi setelah masa menopause, 2
  • 3. paling sering menyerang wanita berusia 50-60 tahun. 1,2 Biasanya menyerang wanita dari kelas menengah kebawah dan mereka yang memiliki akses yang memprihatikan pada perawatan medis rutin. Sehingga pada beberapa negara berkembang sering terjadi kanker servik bahkan kanker ini merupakan sebab utama kematian. Alasan lain karena ketidaktersediaan pemonitoran rutin di negara tersebut.3 Dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas yang ditimbulkan, maka pengetahuan tentang penyakit ini penting terutama pencegahan dan deteksi dini agar dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitasnya terutama di negara-negara berkembang terutama di Indonesia. BAB II KASUS Anamnesa Identitas Pasien Nama : Ny. S Umur : 51 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jln. Lambung Mangkurat Gg. 9 blok M Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama Pekerjaan : Koki Status Kawin : Kawin Suku : Dayak Agama : Islam Masuk Rumah Sakit : Tanggal 13 Januari 2009, pukul 18.59 wita dari IGD Keluhan Utama : Keluar darah dari jalan lahir Riwayat Penyakit Sekarang : Keluar darah dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, darah berwarna merah segar, jumlahnya hari pertama sebanyak ± 150 cc, sedangkan hari kedua sebanyak ± 300 cc. Nyeri perut bagian bawah dan terasa kram pada panggul (+), keputihan (+) berwarna putih dan encer, bau (-), nyeri saat 3
  • 4. buang air kecil (-), gangguan BAB (-), riwayat trauma daerah panggul dan kemaluan (-), badan lemas (+), sesak nafas (-), nyeri-nyeri tulang (-), pasien didiagnosa menderita kanker leher rahim sejak ± 10 bulan yang lalu, setelah dirawat dengan keluhan yang sama yaitu pendarahan jalan lahir. Riwayat Penyakit Dahulu : (-) Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga pasien tidak memiliki penyakit yang serupa, atau penyakit tumor maupun kanker yang lain. Riwayat Haid : • Menarche : sejak usia 14 tahun, siklus haid 28-30 hari, lama haid 5 hari. • Menopause : sejak usia 49 tahun Riwayat Perkawinan : Perkawinan 1 kali, dengan suami sekarang selama kurang lebih 34 tahun. Riwayat obstetrik : 1. Jenis kelamin perempuan, lahir spontan, aterm, berat badan lahir ?, umur 29 tahun, hidup, lahir ditolong bidan 2. Jenis kelamin laki-laki, lahir spontan, aterm, berat badan lahir ?, umur 27 tahun, hidup, lahir ditolong bidan 3. Jenis kelamin laki-laki, lahir spontan, aterm, berat badan lahir 3100 gram, umur 23 tahun, meninggal, lahir ditolong bidan 4. Jenis kelamin laki-laki, lahir spontan, aterm, letak sungsang, berat badan lahir 2500 gram, umur 23 tahun, hidup, lahir ditolong bidan 5. Jenis kelamin laki-laki, lahir spontan, aterm, berat badan lahir 3000 gram, umur 20 tahun, hidup, lahir ditolong bidan 6. Abortus, usia kehamilan 2 bulan, di kuret di rumah sakit (18 tahun lalu) 7. Jenis kelamin perempuan, lahir spontan, aterm, berat badan lahir 3500 gram, umur 16 tahun, hidup, lahir ditolong bidan 8. Jenis kelamin perempuan, lahir spontan, aterm, berat badan lahir ?, umur 14 tahun, hidup, lahir ditolong bidan 4
  • 5. 9. Jenis kelamin perempuan, lahir spontan, aterm, berat badan lahir 4000 gram, umur 8 tahun, hidup, lahir ditolong bidan Penyakit dan Operasi yang Pernah Dialami: • Kuretase tahun 1990 atas indikasi abortus • Kuretase tahun 2008 (bulan April) atas indikasi perdarahan dan dilakukan pemeriksaan laboratorium patologi anatomi. Kontrasepsi: (-) Pemeriksaan Fisik Status generalis Tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg Frekuensi nadi : 80 x/menit Frekuensi nafas : 20 x/menit Temperatur : 360 C Berat badan : 72 Kg Tinggi Badan : 156 cm BMI : 29,6% (obesitas) Keadaan Umum : Sakit sedang, tampak sesak, berkeringat seluruh tubuh, tampak cemas, hanya dapat bicara kata perkata. Kesadaran : Composmentis, GCS 15 E4V5M6 Kulit : dalam batas normal Kepala : Conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterus (-/-), pupil isokor (ø 2mm), refleks cahaya (+/+), pernafasan cuping hidung (-), bibir sianosis (-) Leher : JVP 5+2, tidak teraba pembesaran KGB Dada : - Paru 5
  • 6. Inspeksi : Bentuk normal, gerak simetris, retraksi intercostal space (-), retraksi otot bantu napas supraclavicular (-), ekspirasi memanjang (-) Palpasi : Pelebaran ICS (-), Fremitus vokal kanan=kiri, egofoni (-) Perkusi : Hipersonor kiri&kanan Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-) - Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis tidak teraba Perkusi : Redup, batas jantung di ICS III parasternal line dextra, ICS V midclavicular line sinistra Auskultasi : S1S2 tunggal reguler, bising jantung (-) Perut Inspeksi : Cembung Palpasi : soepel, korpus uteri tidak didapatkan pembesaran, nyeri tekan (-) Perkusi : : tympani Auskultasi : Bising usus (+) normal Anggota Gerak : Sianosis (-), anemis (-), edema (-), acral teraba hangat. Pemeriksaan Ginekologik Inspekulo : tampak massa inspekulo di portio, rapuh dan merah, ukuran 8cm x 7 cm x 5 cm. Vaginal touche & rectal touche: teraba massa eksofilik, proses sampai dengan dinding panggul kanan dan kiri, fluksus (+), penyebaran ke rektum (-) Pemeriksaan Penunjang Laboratorium: Hb : 6,8 mg/dl Leukosit : 12.800 sel/mm3 HCT : 22,0 % Trombosit : 320.000 sel/mm3 6
  • 7. Bleeding time : 2 menit Clotting time : 8 menit GDS : 84 mg/dl Ureum : 101 mg/dl Hasil Patologi Anatomi tanggal 23-04-2008 Mikroskopik: potongan jaringan dilapisi dan mengandung sel-sel ganas, epithelial berkeratin tersusun luas. Kesimpulan: Cervix, Biopsi: Keratinizing Epidermoid carcinoma Cervix invasive Diagnosa : Ca Cervix Stadium IIIB + Anemia Penatalaksanaan di IGD: − IVFD Ringer laktat 20 tetes per menit − Injeksi kalnex 3x1 ampul − Amoxicillin injeksi 3x1 gr iv − Sulfas Ferosus 2x1 tablet − Cimetidin 3x1 ampul Konsul dr.Sp.OG, advice : − Perbaikan keadaan umum − Transfusi PRC 2 kantong/ hari sampai Hb ≥ 10 g% − Injeksi lasix 1 ampul iv sebelum transfusi − Cek kimia darah lengkap Prognosa : Dubia ad malam Follow-up dan Penatalaksanaan Date Subjective (S), Objective (O), Assessment (A) Planning therapy 14-1-09 S : perdarahan (-), badan lemas (+), demam (-), pusing (-) O : Compos mentis, HR: 88x/mnt, T: 36,70 C, BP: 120/70mmHg, RR: 20x/menit, anemis (+/+), perdarahan (-), keputihan (+) sedikit − Transfusi PRC sampai dengan Hb 10 gr% − IVFD RL:D5%:NaCl 0,9% 2:2:1 24 tetes/menit − Transamin tablet 3x1 7
  • 8. A : Ca Cervix Stadium IIIB + Anemia − SF tablet 2x1 − EKG, Rontgen thorax, cek laboratorium lengkap 15-1-09 S : perdarahan (-), badan lemas (+) kurang O : Compos mentis, HR: 88x/menit, T: 36,50 C, BP: 110/80mmHg, RR: 22x/menit, anemis (-/-) Perdarahan (-), keputihan (+) kurang A : Ca Cervix Stadium IIIB Rujuk ke Surabaya untuk operasi dan tindakan lebih lanjut (pertimbangan) Terapi lain lanjut 16-1-09 S : perdarahan (-), pusing (-), keputihan (+) seperti susu, badan lemas (-) O : Compos mentis, HR: 72x/menit, T: 36,20 C, BP: 100/70mmHg, RR: 20x/menit, anemis (-/-), keputihan (+), perdarahan (-) A : Ca Cervix Stadium IIIB Terapi lanjut 17-1-09 S : perdarahan (-), keputihan (+) O : Compos mentis, HR: 84x/menit, T: 36,20 C, BP: 110/70mmHg, RR: 20x/menit, anemis (-/-), keputihan (+), perdarahan (-) A : Ca Cervix Stadium IIIB Pasien menolak di rujuk KRS Kontrol ke poli kandungan Pemeriksaan Laboratorium 14-1-09 15-1-09 17-1-09 Hb: 7,1 gr%i Leukosit: 9900 / mm3 Ht: 24,4% Trombosit:195.000 /mm3 GDS: 159 mg/dl SGOT: 13U.I SGPT: 5 U.I Bil. total : 0,4 mg/dl Bil direct : 0,2 mg/dl Bil indirect : 0,2 mg/dl Prot. total : 6,3 mg/dl Hb: 9,3 gr%i Leukosit: 14.200 / mm3 Ht: 28,7% Trombosit: 261.000 /mm3 Hb: 9,8 gr%i Leukosit: 14.000 / mm3 Ht: 31,4% Trombosit:282.000 /mm3 8
  • 9. Albumin : 3,2 g/dl Globulin : 2,8 g/dl Cholesterol : 126 mg/dl Asam urat : 6 mg/dl Ureum : 20,6 mg/dl Creatinin : 0,2 mg/dl BAB III TINJAUAN PUSTAKA Batasan Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya.1 Kanker yang terjadi pada lapisan endometrium (servik uterus), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).2 Etiologi Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan peningkatan kadar estrogen. Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan kepada hewan percobaan di laboratorium menyebabkan hiperplasia endometrium dan kanker.1,2 Beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain : 1. Usia Kanker uterus terutama menyeranga wanita berusia 50 tahun keatas.1,2,3,4 2. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual 9
  • 10. Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda 3. Jumlah kehamilan dan partus1,2,3 Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks. 4. Jumlah perkawinan1,2 Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini. 5. Infeksi virus1,2,3,4 Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks. Umumnya 90%-100% dari keseluruhan invasive kanker serviks memiliki keterkaitan pada infeksi Human Papilloma Virus (HPV). 6. TerapiSulihHormon(TSH)1 TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah osteoporosis dan mengurangi resiko penyakit jantung atau stroke. Wanita yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko yang lebih tinggi. Pemakaian estrogen dosis tinggi dan jangka panjang tampaknya mempertinggi resiko ini.Wanita yang mengkonsumsi estrogen dan progesteron memiliki resiko yang lebih rendah karena progesteron melindungi rahim.2 7. Obesitas1 Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga wanita yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker serviks pada wanita obesitas.2 8. Diabetes (kencing manis)2 9. Hipertensi (tekanan darah tinggi)2 10
  • 11. 10. Tamoksifen Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah atau mengobati kanker payudara memiliki resiko yang lebih tinggi. Resiko ini tampaknya berhubungan dengan efek tamoksifen yang menyerupai estrogen terhadap rahim. Keuntungan yang diperoleh dari tamoksifen lebih besar daripada resiko terjadinya kanker lain, tetapi setiap wanita memberikan reaksi yang berlainan.2 11. Ras1,2 Kanker serviks lebih sering ditemukan pada wanita kulit putih.2 12. Kanker kolorektal (mengenai kolon atau rektum)2 13. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun.2 14. Menopause setelah usia 52 tahun.2 15. Kemandulan.2 16. Penyakit ovarium polikista.2 17. Polip endometrium (pertumbuhan yang menonjol pada lapisan endometrium).2 18. Sosial Ekonomi1,5 Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh. 19. Hygiene dan sirkumsisi1 Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma. 20. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)1,3,4,5,7 Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks. 11
  • 12. Patofisiologi Squamous cell carcinoma pada serviks secara khusus timbul pada squamocolumnar junction dari lesi displastik yang telah ada sebelumnya, yang pada kebanyakan kasus diawali dengan adanya infeksi HVP. Walaupun para wanita telah bersih dari virus ini, namun bagi yang memiliki infeksi persisten dapat menyebabkan perkembangan menjadi penyakit servik dispasia preinvasif. Pada umumnya, progresi dari dysplasia menjadi kanker invasive membutuhkan waktu beberapa tahun. Perubahan molecular yang terlibat dalam karsinogenesis serviks kompleks dan tidak sepenuhnya dimengerti. Karsinogenesis diduga akibat efek interaktif antara pengaruh lingkungan, imunitas host, dan variasi gen sel somatik. HVP memegang peranan penting dalam perkembangan kanker serviks. Beberapa bukti mendukung bahwa oncoprotein HVP meripakan komponen kritikal yang meneruskan proliferasi sel kanker. 2 Klasifikasi Pertumbuhan Sel1,5 Mikroskopis 1. Displasia Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermi hampir tdk dapat dibedakan dengan karsinoma insitu. 2. Stadium karsinoma insitu Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks. 3. Stadium karsionoma mikroinvasif. Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker. 12
  • 13. 4. Stadium karsinoma invasif Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri. 5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan. Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium. Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun lesi berubah bentuk menjadi ulkus. Makroskopis 1. Stadium preklinis : tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa 2. Stadium permulaan: sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum 3. Stadium setengah lanjut: telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio 4. Stadium lanjut: terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah. 13
  • 14. Manifestasi klinis Pada beberapa penderita, tidak muncul gejala yang berarti (asimtomatis). Namun beberapa gejala mengarah kepada infeksi HPV yang berkembang menjadi kanker servik yang patut diwaspadai, gejalanya bisa berupa: − Perdarahan rahim yang abnormal.2 − Siklus menstruasi yang abnormal.2 − Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami − menstruasi).1,2,7 − Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause.2 − Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun).2 − Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul.2 − Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause).1,2,7 − Nyeri atau kesulitan dalam berkemih.2 − Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.2 − Pada keadaan lanjut gejala dapat berupa penurunan nafsu makan, berat badan, fatigue, nyeri pelvis, punggung, dan tungkai, pembengkakan 1 tungkai, 14
  • 15. perdarahan yang berat dari vagina, dan urin serta feces yang keluar dari vagina, dan fraktur tulang.1 Pemeriksaan − PapSmearTest.1,2,3,4,5 Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut. Perubahan sel-sel leher rahim yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan dilakukannya beberapa tindakan pengobatan sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker.1 Tes ini hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Dalam keadaan berbaring terlentang, sebuah alat yang dinamakan spekulum akan dimasukan kedalam liang senggama.3,4,5 − Kolposkopi.1,2,5 Koloskopi adalah suatu prosedur pemeriksaan rahim dan leher rahim. Dengan memeriksa permukaan leher rahims, dokter akan menentukan penyebab abnormalitas dari sel-sel leher rahims seperti yang dinyatakan dalam pemeriksaan 'Pap Smear'.1 Dokter akan memasukkan suatu cairan kedalam vagina dan memberi warna saluran leher rahim dengan suatu cairan yang membuat permukaan leher rahim yang mengandung sel-sel yang abnormal terwarnai. Kemudian dokter akan melihat kedalam saluran leher rahim melalui sebuah alat yang disebut kolposkop. Kolposkop adalah suatu alat semacam mikroskop binocular yang mempergunakan sinar yang kuat dengan pembesaran yang tinggi.1 − Servikografi.5,8 Sebuah kamera khusus yang digunakan untuk mengambil gambar dari servik setelah servik tersebut diberi asam asetat. Kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilihat apakah teridentifikasi kanker atau tidak.8 Stadium Keterangan Karsinoma Pra-invasif O Karsinoma in situ, karsinoma intraepitelial 15
  • 16. Karsinoma invasif I Ia Ib Karsinoma terbatas pada serviks Karsinoma invasif preklinis, yang hanya dapat didiagnosa secara mikroskopik Dapat terlihat secara klinis Ib1 tumor primer diameter <4 cm Ib2 tumor primer diameter >4 cm II IIa Iib Karsinoma meluas kebawah serviks tetapi tidak sampai ke dinding panggul; melibatkan duapertiga atas vagina. Tanpa adanya invasi ke parametrium Perluasan ke parametrium tapi belum sampai ke dinding pelvis III IIIa IIIb Karsinoma meluas ke dinding panggul; melibatkan sepertiga bawah vagina. Belum meluas ke dinding pelvis Meluas sampai dinding pelvis, dan atau menyebabkan disfungsi ginjal atau hidronefrosis akibat invasi ke ureter IVa Ivb Karsinoma meluas ke mukosa kandung kemih dan rektum. Menyebar keluar pelvis dan atau metastase ke organ-organ yang jauh Tabel 1. Stadium karsinoma serviks (FIGO (Federation internationale de Gynecologic et Obstetrique.dari Gusberg SB et al: Female genital cancer, new york, 1988,Churchill Livingstone.))1,2,8 16
  • 17. Manajemen & Penatalaksanaan Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor serta usia dan keadaan umum penderita. Metode pengobatan : a. Metode pengobatan pada stadium awal 1. Pemanasan Diathermy atau dengan sinar laser.1,3 17
  • 18. 2. Cone biopsi Mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan.1,3 b. Metode pengobatan pada stadium Pre-kanker 1. Pembedahan.2,3,4 Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat sebanyak mungkin penyakit ini bila memungkinkan. Terdapat beberapa jenis pembedahan yang berbeda yang dapat dilakukan. Pada stadium awal Ia terkadang dapat hanya dengan histerektomi (mengangkat uterus dan serviks). Stadium yang lebih lanjut pada Ia dan Ib, dan kadang-kadang stadium IIa dapat dilakukan histerektomi yang lebih luas bersama dengan lymphadenectomy (prosedur mengangkat lymfonodi di pelvis). Tergantung dari luasnya penyakit, mungkin harus dilakukan pengangkatan jaringan sekitar uterus, begitu juga dengan bagian dari vagina dan tuba falopii. Stadium yang lebih tinggi biasanya diterapi dengan radiasi dan kemoterapi. 2. Terapi penyinaran2,3,4 Terapi penyinaran merupakan terapi lkal, hanya menyerang sel-sel kanker pada daerah yangdikenainya. Pada stadium I, II, dan III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan.2 Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa).3 3. Kemoterapi (terapi hormonal)2,3,4 Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah sampainya hormon ke sel kanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker. Hormon bisa menempel pada reseptor hormon dan menyebabkan perubahan di dalam jaringan rahim. Terdapat banyak macam obat-obat kemoterapi, biasanya diberikan kombinasi selama beberapa seri dalam beberapa bulan. Regimen yang paling sering digunakan adalah Cisplatin, obat lain juga yang sering digunakan seperti 5-FU, hydroxyurea, Ifosfamide, dan Paclitaxel. 18
  • 19. Tingkat Penatalaksanaan 0 Biopsi kerucut,Histeroktomi transvaginal Ia Biopsi kerucut,Histeroktomi transvaginal Ib, IIa Histeroktomi radikal dengan dengan limfadenoktomi panggul dan evaluasi kelenjar limfa para aorta (bila terdapat metastatis dilakukan radioterapi pasca pembedahan) IIb, III, dan IV Histeroktomi transvaginal Iva dan Ivb Radioterapi, Radiasi paliatif, kemoterapi Tabel 2. Penatalaksanaan pengobatan kanker rahim tiap stadium.5 Pencegahan 1. Jauhi rokok.7 2. Penggunaan vaksin Gardasil yang dibuat dari virus like particles (VLPs) capsid L1 dari HPV untuk mengurangi resiko terkena kanker rahim.6,7 3. Wanita-wanita yang memiliki faktor resiko terkena kanker rahim sebaliknya lebih sering menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear.2 4. Jangan terlalu sering mencuci vagina dengan obat antiseptik tertentu tanpa resep dari dokter ataupn dengan menaburi bedak talk.7 5. Diet rendah lemak.7 Prognosis Prognosis setelah pengobatan kanker servik akan makin baik jika lesi ditemukan dan diobati lebih dini. Tingkat harapan kesembuhan dapat mencapai 85% untuk stadium I, 50-60% untuk stadium II, 30% untuk stadium III, dan 5- 10% untuk stadium IV.9 Karsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan. 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histeroktomi dan memeiliki resiko tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini 19
  • 20. dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histeroktomi radikal terjadi 80% rekurensi dalam 2 tahun.5 BAB IV PEMBAHASAN Keluhan utama yang membawa pasien datang ke rumah sakit adalah keluar darah dari jalan lahir yang cukup banyak sehingga badan menjadi lemas di luar siklus haid, dimana pasien telah menopause, hal ini sudah merupakan hal yang mencurigakan pada seorang wanita dimana bila terjadi perdarahan pervaginam di usia 50 tahun keatas, ditambah faktor resiko lain yang menjadi predisposisi terjadinya kanker serviks menurut literatur terdapat pada pasien ini dari anamnesa yaitu, usia pasien yang masih muda saat melakukan hubungan seksual, yang mana pada pasien ini telah menikah pada usia 17 tahun, jumlah kehamilan dan partus pada pasien ini termasuk grande multi para dimana pasien telah mengandung sebanyak 9 kali dan telah melahirkan 8 kali dengan 1 kali abortus. Faktor predisposisi lain yang ditemukan pada pasien ini saat anamnesa adalah dari status sosial ekonomi, dimana pasien tergolong dalam sosial ekonomi rendah, dibuktikan dengan asuransi kesehatan menggunakan jaminan kesehatan masyarakat yang ditujukan bagi masyarakat miskin oleh pemerintah. Lebih lanjut dari anamnesa, pada pasien ini didapatkan keluhan berupa keluar keputihan atau cairan berwarna putih seperti susu dari vagina bila tidak terjadi perdarahan, disertai rasa nyeri pada perut bagian bawah dan kram pada panggul, keluhan yang dirasakan oleh pasien sesuai dengan literature, dimana terdapat perdarahan pervagina yang abnormal diluar diklus menstruasi, keluar cairan putih yang encer (pada wanita menopause), serta terdapat nyeri pada bagian perut bawah dank ram panggul, walaupun tidak didapatkan gangguan saat buang air kesil maupaun besar, namun hal ini telah mendukung untuk mengarahkan diagnosa kepada kanker serviks dari anamnesa. Pada pemeriksaan fisik, yang mendukung diagnosa kearah kanker serviks pada pasien ini adalah dari pemeriksaan ginekologik, dimana pada pasien ini 20
  • 21. didapatkan pada inspekulo : tampak massa inspekulo di portio, rapuh dan merah, ukuran 8cm x 7 cm x 5 cm. Sedangkan vaginal touche & rectal touche: teraba massa eksofilik, proses sampai dengan dinding panggul kanan dan kiri, fluksus (+), penyebaran ke rektum (-). Dari pemeriksaan ini dan pemeriksaan fisik secara umum, mendukung untuk menegakkan diagnosa serta stadium dari kanker serviks pada pasien ini, dimana sesuai literatur menurut FIGO bila terjadi perluasan ke dinding pelvis termasuk kedalam stadium IIIb tanpa disetai perluasan ke kandung kemih, rektum, maupun metastase jauh. Pada pasien ini juga didapatkan anemia, yang mana diakibatkan oleh perdarahan dan cukup banyak pervaginam, didukung dengan pemeriksaan fisik terdapat konjungtiva anemis serta laboratorium yang mendukung dengan hemoglobin 6,8 gr% saat masuk rumah sakit. Pemeriksaan penunjang yang sangat mendukung diagnosa kanker serviks pada pasien ini adalah hasil patologi anatomi, yang diperoleh dari sampel kuretase yang dilakukan 10 bulan lalu atas indikasi perdarahan pervaginam, yang hasilnya adalah Keratinizing Epidermoid carcinoma Cervix invasive. Penatalaksanaan pada pasien ini di rumah sakit pada saat ini adalah hanya untuk perbaikan keadaan umum, akibat perdarahan yang dialaminya. Pasien belum pernah mendapat terapi yang tepat untuk penyakit yang dideritanya sejak didiagnosa tahun 2008, selama ini pasien hanya mendapat terapi konservatif dengan perbaikan keadaan umumnya saja, seharusnya sudah dari sejak awal pasien ditangani secara tepat agar angka harapan hidupnya dapat lebih tinggi, dan penyebaran tumor dapat ditekan. Saat ini pasien diddiagnosa dengan kanker serviks stadium IIIb, dimana pada pasien ini selama perawatan di rumah sakit dianjurkan untuk di rujuk ke rumah sakit yang lebih kompeten untuk penanganan operasi pada pasien ini, hal ini telah sesuai dengan literatur karena penanganan untuk kanker serviks stadium IIIb adalah dengan histerektomi transvaginal serta dapat dikombinasi dengan pemberian kemoterapi sebelum atau sesudah operasi, namun pasien tidak bersedia karena masalah biaya. Prognosa pada pasien ini, yang datang dengan stadium yang telah lanjut serta menolak dilakukan manajemen yang lebih sesuai untuk penyakitnya adalah malam, dimana menurut literatur tingkat harapan kesembuhan bagi pasien kanker 21
  • 22. serviks stadium III hanya 30%. Kanser serviks yang tidak diobati atau tidak memberi respon terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbulnya gejala. BAB V KESIMPULAN Seorang wanita usia 51 tahun, datang dengan keluar darah dari jalan lahir, warna merah segar dan jumlah yang banyak, disertai nyeri perut bagian bawah, dan keluar keputihan bila tidak keluar darah, riwayat obstetri dengan 9 kali pemgandung, 8 kali melahirkan, dan 1 kali keguguran, pada pemeriksaan fisik didapatkan anemis dan pemeriksaan ginekologik didapatkan inspekulo : tampak massa inspekulo di portio, rapuh dan merah, ukuran 8cm x 7 cm x 5 cm. Sedangkan vaginal touche & rectal touche: teraba massa eksofilik, proses sampai dengan dinding panggul kanan dan kiri, fluksus (+), penyebaran ke rektum (-). Dengan pemeriksaan penunjang histo patologi hasil kuret 10 bulan lalu atas indikasi perdarahan pervaginam yaitu Keratinizing Epidermoid carcinoma Cervix invasive. Pasien ini di diagnosa menderita kanker serviks stadium IIIb dan hemoglobin 6,8 g% saat masuk, dengan penatalaksanaan perbaikan keadaan umum dan anjuran untuk dirujuk ke rumah sakit yang labih kompeten untuk dilakukan operasi histerektomi transvaginal. Prognosa pada pasien ini adalah malam karena pasien menolak untuk dirujuk. Pasien keluar rumah sakit dengan menyisakan keluhan keputihan dan hemoglobin saat keluar adalah 9,8 g% dan dianjurkan untuk kontrol ke poli kandungan. 22
  • 23. DAFTAR PUSTAKA 1. Saksouk FA. “Cervix, Cancer an Overview-Radiology”. .Department of Radiology, Harper University Hospital, Wayne State University School of Medicine. Februari 2008 2. Cunningham, et al. Williams Gynecology. USA. McGraw Hills Company. 2008. p 1285-1322 3. Winkjosastro H, et al. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2005 4. Febrianasari, Leilia. Cervical Cancer. Jogjakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. 2007 5. Pazdur, et al, ”Cancer Management : A Multidiciplinary Approach”, The Oncology Group, New York, 2003, hlm. 419-424 6. Christopher, Dolinsky. Cervical Cancer-The Basic. Abramson Cancer Center of University of Pennsylvania-Oncolink. Februari 2008 7. Randa Bunga, S dkk. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Samarinda : RSUD A.Wahab Sjahranie hal 93-95 8. Haller PB, Maletano JH, Bundy BN, et al. Clinical-Pathology study of Stage IIB, III, and IVA Carcinoma of the Cervix: extended Diagnostic Evaluation for Para Aortic Node Metastatic. Gynecologic oncology Group Study. Gynecol Oncol 38:435. 2001 23
  • 24. Homework Help https://www.homeworkping.com/ Math homework help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Algebra Help https://www.homeworkping.com/ Calculus Help https://www.homeworkping.com/ Accounting help https://www.homeworkping.com/ Paper Help https://www.homeworkping.com/ Writing Help https://www.homeworkping.com/ Online Tutor https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ Homework Help https://www.homeworkping.com/ Math homework help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Algebra Help https://www.homeworkping.com/ Calculus Help https://www.homeworkping.com/ Accounting help 24
  • 25. https://www.homeworkping.com/ Paper Help https://www.homeworkping.com/ Writing Help https://www.homeworkping.com/ Online Tutor https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ 25