Laporan kasus ini membahas kasus blighted ovum pada seorang wanita usia 32 tahun gravida ke-3. Pasien mengeluh keluar darah dari vagina selama 4 hari. USG menunjukkan kehamilan usia 10 minggu tanpa adanya janin. Pasien kemudian menjalani dilatasi dan kuretase.
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Ppt blighted ovum
1. LAPORAN KASUS
BLIGHTED OVUM
Disusun oleh:
Febri Yudha Adhi Kurniawan 114170022
Pembimbing :
dr. Anwar Sandi Wibowo, Sp.OG.
Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT
KANDUNGAN
RSUD Waled Kabupaten Cirebon
Periode 24 September – 26 November 2018
2. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Su
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gebang, Babakan, Cirebon
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Masuk RS : 24 September 2018
Suami : Tn. Sa
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : Buruh
3. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Keluar darah dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G3P2A0 gravida 12-13 minggu datang ke IGD Kebidanan RSUD Waled pukul 17.00 dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 4 hari yang lalu. Darah yang keluar berwarna merah segar
awalnya sedikit sedikit (flek) namun 2 hari SMRS mulai banyak. Pasien mengakui dapat mengganti
>5kali celana dalam dan pembalut perhari. Darah keluar tanpa penyebab. Keluhan mulas-mulas pada
perut dibagian bawah. Keluhan keluar gumpalan daging disangkal. Keluhan demam disangkal, keluhan
pusing dan lemas(+). BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Pasien saat ini mengetahui hamil anak ketiga usia kehamilan sekitar ± 3bulan, dan mengaku terakhir
haid 18 Juni 2018, kemudian memeriksakan urin dengan testpack hasilnya positif. Keluhan mual
muntah saat ini diakui oleh pasien. Selain itu pasien mengatakan perutnya terasa membesar,
payudara membesar, menegang dan puting menghitam. Pasien sempat USG pada tanggal 24/9/2018
di dr.Haris dengan hasil G2P1A0 usia kehamilan 9-10 minggu dengan blighted ovum.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
◦ Keluhan serupa sebelumnya disangkal
◦ Riwayat keguguran disangkal
Riwayat Keluarga
Riwayat yang sama disangkal
Riwayat Pemeriksaan ANC
Pemeriksaan ANC (+) di bidan swasta sebanyak 3 kali
Suntik TT 1 kali
HPHT : 11-06-2018
HTP : 18-03-2018
USG : di dr.Haris Sp.OG
Hasil : Gestasi (+), fetal pole (-), DJJ (-), Uk 9-10 minggu , ketuban (+)
5. Riwayat Obstetrik
• Anak I : Jenis Kelamin laki-laki, hidup, Usia 12 tahun, BBL 2600 gram, lahir ditolong paraji, lahir
spontan
• Anak II: Jenis Kelamin laki-laki , hidup, Usia 5 tahun BBL 2800 gram, lahir ditolong paraji, lahir
spontan
• Riwayat abortus (-)
• Riwayat kuretase (-)
• Riwayat infeksi nifas (-)
Riwayat Menstruasi
Riwayat Penggunaan Kontrasepsi : Penggunaan KB (+) suntik 3 bulan selama 5 tahun III.
- menarche : usia 16 tahun
- siklus : 28 hari
- durasi : 7 hari
- banyak : 2-3x ganti pembalut dalam sehari
- dismenore : disangkal
- HPHT : 11-06-2018
- TP : 18-03-2019
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pasien tampak sakit sedang
Kesadaran
Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 94x/menit
Frekuensi Napas : 20x/menit
Suhu : 36,6˚C
Status gizi : BB 75 kg
7. Status interna
Mata : Conjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Discharge(-), epitaksis (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher : JVP 5±2 , pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks:
Inspeksi: dinding dada simetris (+), ictus cordis terlihat di ICS VI linea axilaris anterior.
Palpasi: ictus cordis teraba di ICS VI linea axilaris anterior, kuat angkat (+), fremitus taktil
simetris, nyeri tekan (-)
Perkusi: sonor seluruh lapang paru,
batas kiri jantung : ICS VI linea axilaris anterior .
batas kanan : ICS V linea parasternalis dekstra.
batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi:
Pulmo : vbs +/+, Rh -/-, wh -/-
Cor : Bj I = II reguler, murmur (-), gallop (-)
8. Status Obstetrik
Pemeriksaan luar
Inspeksi : Besar sesuai kehamilan, striae gravidarum (-), bercak perdarahan (+)
Palpasi :
Leopold I : TFU tidak teraba
Leopold II : (-)
Leopold III : (-)
Leopold IV : (-)
HIS : (-)
DJJ : (-)
Pemeriksaan dalam: v/v tidak ada kelainan, portio kuncup, tidak teraba sisa jaringan
Pemeriksaan In spekulo : Tampak darah kehitaman keluar dari ostium uteri eksternum
9. RESUME
Pasien G3P2A0 gravida 12-13 minggu dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 4 hari yang lalu berwarna merah
segar awalna sedikit sedikit (flek) namun 2 hari SMRS mulai banyak. Pasien mengakui dapat mengganti >5kali celana
dalam dan pembalut perhari. Darah keluar tanpa penyebab. Keluhan mulas-mulas pada perut dibagian bawah.
Pasien saat ini mengetahui hamil anak ketiga usia kehamilan sekitar ± 3bulan, dan mengaku terakhir haid 18 Juni 2018,
kemudian memeriksakan urin dengan testpack hasilnya positif. Keluhan mual muntah saat ini diakui oleh pasien. Selain
itu pasien mengatakan perutnya terasa membesar, payudara membesar, menegang dan puting menghitam. Pasien
sempat USG pada tanggal 24/9/2018 di dr.Haris dengan hasil G2P1A0 usia kehamilan 9-10 minggu dengan blighted
ovum.
Menikah I kali lamanya 18 tahun. Pemeriksaan ANC (+) di bidan swasta sebanyak 2 kali. Suntik TT 1 kali. HPHT: 11-06-
2018 , HTP: 7-3-2018. Anak I: Jenis Kelamin laki-laki, hidup, usia 12 tahun, BBL 2600 gram, lahir ditolong paraji. Anak II:
Jenis kelamin laki-laki, hidup, usia 5 tahun, BBL 2800 gram, lahir ditolong paraji. Menarche pada usia 16 tahun, siklus
haid teratur, lamanya ± 5-7 hari. Jumlah darah yang keluar 2-3 kali pembalut perhari, nyeri haid (-).
Penggunaan KB (+) suntik 3 bulan selama 5 tahun. TFU tidak teraba. Pemeriksaan dalam: v/v tidak ada kelainan, Ø
kuncup, porsio tebal lunak, tidak teraba sisa jaringan. Pemeriksaan In spekulo: Tampak darah kehitaman keluar dari
ostium uteri eksternum. PP test: (+)
10. Pemeriksaan Penunjang
PP test : (+)
USG : fetal pole (-), DJJ (-), UK 10 minggu, Ketuban (+), Kantung gestasi (+) Kesan Blighted
Ovum
Laboratorium : (darah rutin)
- Hemoglobin : 14,5 g/dL
- Leukosit : 7,0 / mm3
- Hematokrit : 42 %
- Trombosit : 318 mm3
- Eritrosit : 4,96 mm3
- Gol. Darah : B
- Resesus (Rh) : Positive
- Tes kehamilan : (+)
- Urin lengkap : dalam batas normal
11. Diagnosa Kerja
G3P2A0 gravida 11 minggu, perdarahan trimester pertama e.c Blighted Ovum
Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
Lidocaine 1x2 amp
Kaltrofen supp 1x1
b. Non-medikamentosa:
Dilatasi dan Kuretase
Pukul 9.30 25 September 2018:
Dilakukan dilatasi dengan menggunakan ukuran disesuaikan:
Telah dilakukan kuretase a/i blighted ovum
Sondase ± 8 cm, anteflexsi, jaringan ± 50 ml, perdarahan 35 ml.
Dx: post kuretase a/I blighted ovum
Th/ Cefadroxil 3x500mg
Asam Mefenamat 3x500mg
Diagnosis Akhir
P2A1 Post Kuretase e.c Blighted Ovum
12. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebab utama abortus spontan pada kehamilan trimester pertama adalah blighted ovum,
terhitung sebesar 50% dari semua kejadian abortus pada kehamilan trimester pertama.
Diperkirakan kejadian blighted ovum salah satunya diakibatkan oleh adanya infeksi TORCH
(Toxoplasma, Rubella, Citomegalovirus, Herpes Simpleks).
Blighted ovum merupakan suatu kelainan pada kehamilan yang baru terdeteksi setelah
berkembangnya ultrasonografi, yang pada mulanya diperkirakan sebagai abortus biasa.
Diperkirakan di seluruh dunia blighted ovum merupakan 60% dari penyebab kasus
keguguran, di ASEAN mencapai 51%, di Indonesia ditemukan 37% dari setiap 100 kehamilan
(WHO, 2012).
13. Definisi Blighted Ovum
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita dalam keadaan hamil tetapi tidak ada
janin di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya, juga merasakan gejala-
gejala kehamilan.
Blighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika ovum yang telah dibuahi
menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel berkembang
membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri.
14. Etiologi
a. Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sperma.
Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol,
rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis
b. Faktor Genetik
Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab sekitar 50% dari keguguran
trimester pertama disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang buruk.
Kelainan struktur kromosom pada pria bisa berdampak pada rendahnya konsentrasi sperma, infertilitas, dan bisa
mengurangi peluang kehamilan dan terjadi keguguran.
c. Kelainan Anatomi
Kelainan kongenital termasuk fusi duktus Mulleri yang inkomplit atau defek resorpsi septum, paparan
diethylstilbestrol (DES) dan kelainan servik uterus. Pada paparan diethylstilbestrol (DES) intra uterine dapat
menyebabkan kelainan uterus, yang paling sering adalah hipoplasia yang dapat menyebabkan abortus pada
trimester pertama dan kedua, serviks inkompeten dan persalinan prematurus.
15. Patofisiologi
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun
akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat
berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan.
Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta
menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini
akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai
pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim.
16.
17. Gambaran Histopatologi
Didapatkan adanya gambaran infark yang luas dan nekrosis pada plasenta wanita yang mengalami
abortus yang disebabkan antifosfolipid antibodi. antifosfolipid antibodi (aPL) dengan adanya trombosis
plasenta pada abortus menyebabkan infark dan menimbulkan kematian fetus.
Didapatkan adanya gambaran vaskulopati desidua yang nekrotik pada pasien dengan aPL. Ciri-cirinya
adalah nekrosis fibrinoid, atherosis pembuluh desidua (infiltrasi dinding pembuluh darah oleh sel-sel
dengan sitoplasma yang jernih atau foamy cytoplasm) dan inti yang menebal.
Gambar Perbandingan Gambaran Histologi Kehamilan Normal dengan Abnormal
Pada gambar A tampak ovum normal berimplantasi pada usia 11-12 hari, sedangkan pada gambar B tampak
konsepsi abnormal, dengan tropoblas defektif dengan lacuna yang membesar dan kantung korion yang kosong,
dan akan meluruh
18. Gejala dan Tanda
Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Pada awalnya,
wanita merasakan gejala-gejala hamil. Blighted ovum terjadi di kehamilan yang
sangat dini, pada umumnya pasien datang ke dokter karena keluhan berupa
bercak pendarahan di usia kehamilan kurang lebih 6-8 minggu. Selanjutnya,
pertumbuhan plasenta berhenti dan kadar hormon HCG kembali turun, dan
akhirnya gejala kehamilan menghilang biasanya terjadi setelah usia kehamilan 3
bulan. Pada saat tersebut, wanita akan merasa tidak nyaman di perut, atau
keluar bercak perdarahan dari vagina.
Pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis blighted ovum adalah sebagai
berikut:
Mengukur HCG level dengan gravindex test,
Pemeriksaan denyut jantung janin,
USG transvaginal atau USG abdominal
19. Tatalaksana
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan
hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalis untuk memastikan apa
penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka maka
dapat diobati agar tidak terjadi kejadian berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat
dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan
Penatalaksanaan post kuretase : 3,7
Pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri pasca tindakan jika
diperlukan.
Anjurkan untuk mobilisasi bertujuan untuk mengurangi nyeri.
Memberikan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi pasca tindakan
20. Komplikasi Kuretase
a. Perforasi
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan kemungkinan terjadinya perforasi dinding
uterus yang dapat menjurus ke rongga peritoneum, ke ligatum latum, atau ke
kandung kencing.
b. Luka Pada serviks uteri
Apabila terjadi luka pada ostium uteri internum, maka akibat yang segera timbul
adalah perdarahan yang memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan vagina
c. Perlekatan dalam kavum uteri
Sisa-sisa hasil konsepsi harus dikeluarkan, tetapi jaringan miometrium jangan sampai
terkerok, karena hal itu dapat menyebabkan terjadinya perlekatan dinding kavum uteri
di beberapa tempat
d. Perdarahan
21. Kesimpulan
Blighted ovum adalah kegagalan perkembangan hasil fertilisasi ovum ditahap awal atau 6-
7 minggu usia kehamilan, dimana hasil pemeriksaan penunjang ditemukan kantung
kehamilan tanpa ada embrio dalam kantung kehamilan. Dalam banyak kasus blighted
ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan dapat melakukan tes genetika dan
konseling jika terjadi keguguran berulang di awal kehamilan.
22. DAFTAR PUSTAKA
◦ Winkjosastro, H. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono, 2008
◦ Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham FG. First trimester abortion. In:
Williams Gynecology 22nd ed. New York: McGraw- Hill, 2008.
◦ Porter FT, Branch DW, Scott JR. Early pregnancy loss. In: Danforth’s Obstetric and Gynecology 10th ed. New
York: Lippincott Williams & Wilkins, 2009.
◦ Kashevarova et al. Pathogenetic effects early human embryo development. Prague : ESHRE Annual, 2006.
◦ WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas KEsehatan Dasar dan Rujukan. Edisi 1. Jakarta,
Indonesia. 2013
◦ Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ. In: William’s Obstetrics. Ed 21. The Mc Graw-Hill Companies. New York,
2001
◦ Saifuddin AB, dkk. Dalam : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama
cetakan kedua. JNPKKR-POGI -Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2002
◦ Mansjoer A, dkk. Kelainan Dalam Kehamilan. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2001; 260-265.
◦ Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryogenic Pregnancy.
http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted %20ovum.pdf
◦ Hatasaka HH: Recurrent miscarriage: epidemiologic factors, definitions and incidence. In: Clin obstet gynecol 37;
1994; 625-634
◦ Byrne JLB, Ward K: Genetic factors in recurrent abortion. In: Clin obstet gynecol 37; 1994; 693-704
◦ Hunt JS, Roby KF: Implantation factors. In: Clin obstet gynecol 37; 1994; 635-645
◦ Brent RL, Beckman DA: The contributional of environmental teratogens to embryonic and fetal loss. In: Clin
obstet gynecol 37; 1994; 646-664