1. Pasien laki-laki berusia 6 tahun dengan keluhan lenting-lenting di seluruh tubuh sejak 1 hari. 2. Status general baik dengan status dermatologi menunjukkan lesi berupa makula, vesikel dan krusta di seluruh tubuh. 3. Diagnosis kerja varicella didukung anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Varicella
1. 1
Get Homework/Assignment Done
Homeworkping.com
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
STATUS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT HUSADA JAKARTA
Nama :Vincensia Priska Priscylla Babay
NIM :11-2012-086
Dr. Pembimbing :dr. Hendrik Kunta Adjie,Sp. KK
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. R
Jenis kelamin : Laki-laki
2. 2
Usia : 6 tahun
Alamat : Jl. Dwiwarna 2 no 24, Karang Anyar – Jakarta Pusat
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
II. ANAMNESIS
Aloanamnesisdilakukanpada tanggal16 January 2014, Jam11.30 WIB
Keluhan utama: lenting-lenting yang berisi cairan jernih sejak 1 hari yang lalu
Keluhan tambahan: gatal pada lenting-lenting tersebut
Riwayat perjalanan penyakit:
Pasiendatang kePoliklinikKulitdan KelaminRS Husadadengan keluhantimbul
lenting-lenting diseluruh tubuh sejak 1 hari yang lalu. Awalnya pasien mengeluh demam
disertai batuk pilek sejak 1 hari sebelumnya. Keesokan harinya, pasien mengatakan timbul
bintik-bintik merah di dada dan punggungnya kemudian menjadi lenting-lenting yang
berisi cairan lalu menyebar ke seluruh tubuh. Pasien juga mengatakan gatal pada daerah
lenting tersebut. Oleh karena itu, pasien menggaruk sehingga lentingan itu pecah dan
menjadi kehitaman.
Pasien tidak pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya tetapi ia mengatakan
teman sekelasnya menderita penyakit yang sama sekitar 10 hari yang lalu. Pasien juga
belum pernah berobat sebelumnya.
Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat darah tinggi : tidak ada
Riwayat kencing manis : tidak ada
Riwayat asma : tidak ada
Riwayat maag : tidak ada
Riwayat alergi makanan dan obat : tidak ada
III. STATUS GENERALISATA
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Status Gizi : Baik
3. 3
Suhu : 37,8 ˚C
Tekanan darah : Tidak dilakukan
Frekuensi nadi : 80x/menit
Berat badan : 20 kg
Tinggi badan : 110 cm
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Gigi : Dalam batas normal
THT : Dalam batas normal
KGB : Tidak membesar
IV. STATUS DERMATOLOGI
Distribusi : Generalisata
Lokasi : Di daerah badan, muka dan ekstremitas
Efloresensi : Polimorfik, tampak lesi berupa makula eritematosa terdiri dari
vesikel berdinding tipis dan seperti tetesan air berukuran milier dan
lentikuler serta krusta kehitaman.
4. 4
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Tzanck
VI. RESUME
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun datang dengan keluhan timbul lenting-
lenting diseluruh tubuh sejak 1 hari yang lalu. Awalnya pasien mengeluh demam disertai
batuk pilek sejak 1 hari sebelumnya. Keesokan harinya, pasien mengatakan timbul bintik-
bintik merah di dada dan punggungnya kemudian menjadi lenting-lenting yang berisi
cairan lalu menyebar ke seluruh tubuh. Pasien juga mengatakan gatal pada daerah lenting
tersebut. Oleh karena itu, pasien menggaruk sehingga lentingan itu pecah dan menjadi
kehitaman. Pasien mengatakan teman sekelasnya mengalami penyakit yang sama sekitar
10 hari yang lalu. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Dari
pemeriksaanfisikdidapatkanstatusgeneralisdalam batasnormal dengangizibaik.
Daripemeriksaanstatus dermatologididapatkan:
Distribusi : Generalisata
Lokasi : Di daerah badan, muka dan ekstremitas
Efloresensi : Polimorfik, tampak lesi berupa makula eritematosa terdiri dari
vesikel berdinding tipis dan seperti tetesan air berukuran milier dan
lentikuler serta krusta kehitaman.
VII. DIAGNOSIS KERJA
Varicella
VIII. DIAGNOSIS BANDING
Herpes zoster
Variola
IX. PENATALAKSANAAN
1. Non Medikamentosa
Hindari garukan dan memecahkan vesikel
5. 5
Istirahat yang cukup
Jaga kebersihan kulit
Makan makanan bergizi
Pasien diperbolehkan mandi
2. Medikamentosa
Sistemik
R/ Acyclovir tab 400 mg no XX
S 4 dd 1 tab
R/ Loratadin tab10 mg no III
S 1 dd ½ tab
R/ Paracetamol tab 500 mg no X
S 3 dd ½ tab
Topikal
Lesi yang belum pecah
R/ Salisil talk 2% fl no I
S u e 2 dd
Lesi yang sudah pecah
R/ Mupirocin oint tb no I
S u e 2dd
X. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad funtionam : ad bonam
6. 6
Ad sanationam : ad bonam
VARISELA
Definisi
Variselaadalahinfeksiakutprimerolehvirus varisela-zoster(V-Zvirus) yangmenyerang
kulitdanmukosa, secara klinisterdapatgejalakelainankulitpolimorf,terutamaberlokasidi
bagiansentraltubuh. Disebutjuga cacarairatauchickenpox.
Etiologi
Varicella disebabkan oleh Varicella Zooster Virus (VZV) yang termasuk kelompok Herpes
Virus dengan diameter kira-kira 150 – 200 nm. Inti virus disebut capsid yang berbentuk
icosahedral, terdiri dari protein dan DNA yang mempunyai rantai ganda yaitu rantai pendek (S)
7. 7
dan rantai panjang (L) dan merupakan suatu garis dengan berat molekul 100 juta dan disusun dari
162 capsomer. Lapisan ini bersifat infeksius.
Varicella Zoster Virus dapat menyebabkan varicella dan herpes zoster. Kontak pertama
dengan virus ini akan menyebabkan varicella, oleh karena itu varicella dikatakan infeksi akut
primer, sedangkan bila penderita varicella sembuh atau dalam bentuk laten dan kemudian terjadi
serangan kembali maka yang akan muncul adalah Herpes Zoster.
Gambar 1. Virus Varisela Zoster
Epidemiologi
Sebelum pengenalan vaksin pada tahun 1995, varisella merupakan penyakit infeksi paling
sering pada anak-anak di USA.Kebanyakan anak terinfeksi pada umur 15 tahun, dengan persentasi
dibawah 5% pada orang dewasa. Epidemik Varicella terjadi pada musim dingin dan musim semi,
tercatat lebih dari 4 juta kasus, 11.000 rawat inap, dan 100 kematian tiap tahunnya. Varicella
merupakan penyakit serius dengan persentasi komplikasi dan kematian tinggi pada balita, dewasa,
dan dengan orang imun yang terkompromi. Pada rumah tangga, persentasi penularan dari virus ini
berkisar 65%-86%
Manusia merupakan host alami yang diketahui untuk VZV, dimana dikaitkan dengan dua
bentuk kesakitan- yang bentuk primer sebagai varisela (chickenpox) dan bentuk sekunder sebagai
herpes zoster. VZV merupakan infeksi yang sangat menular dan menyebar biasanya dari oral
udara atau sekresi respirasi atau terkadang melalui transfer langsung dari lesi kulit melalui
8. 8
transmisi fetomaternal. Serangan sekunder meningkat pada kontak rumah yang rentan melebihi
85%.
Meskipun infeksi primer asimptomatik adalah jarang, studi serologis mendukung bahwa
reinfeksi subklinis adalah sering.Jarangnya, pasien dengan imunokompeten dapat mengalami
episode kedua dari varicella. Varisela sering terjadi pada musim dingin dan musim semi, lebih
sering timbul pada usia sebelum sekolah dan anak usia sekolah kurang dari usia 10 tahun dengan
insidensi tertinggi pada kelompok usia 3-6 tahun. Disamping prevalensi varisela pada anak-anak,
beberapa orang pada iklim tertentu dapat mengenai orang dewasa tanpa adanya paparan.
Patofisiologi
VZVmerupakaninfeksiyangsangatmenulardan menyebarbiasanyadarioraludaradan
sekresirespirasiatau transferlangsung darilesikulit. VirusVZVmasuktubuh melaluimukosa
salurannafasatasatauorofaring.Pada lokasi masuk,terjadireplikasi virusdan
menyebarmelaluipembuluhdarahdanlimfe(viremiapertama).Virusberkembangbiakdi
selretikuloendotelial.Satuminggukemudian,virus mulaimenyebarmelaluipembuluhdarah
sehingga timbulgejalaprodromal.Lesikulit tidak munculbersamaan, sesuai dengan siklus
viremia.Padakeadaannormal,siklus berakhirselepas3 hariakibatadanyaimunitashumoral
danselularspesifik.Bilaresponimunmengalamikegagalandalam mengatasireplikasivirus, penyulit
atau komplikasi akan terjadi.
Pembentukanlesi pada kulitakibat infeksi dari kapilerendotelialpada lapisanpapil dermis
menyebarkeselepitelpadadermis, folikelkulit,glandulasebasea dan terjadipembengkakan.Lesi
pertamaditandaidenganadanyamakula yangberkembangcepat menjadipapula,vesikel
danakhirnyamenjadikrusta.Jaranglesiyangmenetapdalambentukmakuladanpapula saja. Vesikel ini
akan berada pada lapisan sel bawah kulit.
Manifestasi klinis
Masa
inkubasiberlangsungselama14hingga21hari.Padapermulaannya,penderitaakanmerasasedikitdema
m,pilek,cepatmerasalelah,lesu,danlemah.Gejala-gejalainikhas untukinfeksi virus.Pada
kasusyanglebihberat,bisa didapatkannyeri sendi,sakitkepaladan pusing.Padaanakyang
9. 9
lebihdewasa, kelainankulitdidahuluiolehdemam2-3hari
sebelumnya,mengiggil,malaise,nyerikepala,nyeripunggung dan nyeri tenggorokan.
Satuatauduaharikemudian,munculerupsikulityang khas.Kelainankulitlebihjelaspada
bagianbadanyangtertutupdanjarangditemukanpada telapakkaki dantangan.Munculnya erupsi
pada kulitdiawali dengan bintik-bintikberwarna kemerahan (makula),yangkemudian
berubahmenjadipapula(penonjolankecilpada kulit).Papulakemudianberubahlagi menjadi
vesikel(gelembungkecilberisicairanjernih)denganbentuk khasberupatetesanembun (tear
drops).Cairandalamgelembungtersebutmenjadikeruh(pustula)akibatsebukansel
radang.Lesimengeringdimulaidaribagiantengahhinggaakhirnyaterbentukkrusta.
Bila tidak terjadiinfeksi,biasanyapustulakanmengeringtanpameninggalkanbekas.Krusta
akanlepas dalamwaktu1-3 minggubergantungdalamnyakelainankulit. Perubahaninihanyaterjadi
dalam waktu8-12 jam. Gambaran vesikelkhas, berdinding tipis dan berbentuk tetesan
embun.Sementaraproses iniberlangsung, timbulvesikelbaru sehinggatimbulgambaran
polimorfiyaituterdapatsemua tingkatlesikulitdalamwaktubersamaanpada satu area.
Kelainankulitpadamulanyatimbuldibadan,menyebarsecarasentrifugalke wajahdan
ekstrimitassertadapatmenyerangselaputlendirmata,mulutdansaluranpernafasanatas.Pada infeksi
sekunder, kelenjar getah bening regional membesar. Penyakit ini biasanya
disertairasagatalsehingga dapatditemukanbekas garukan.
Lesikulitterbataspada lapisanepidermis,tidakmenembusmembranbasalkulit,sehingga
tidakmenimbulkanbekas.Vesikeldapatjuga timbulpadamukosa mulut,mukosa hidung,
faring,laring,trakea,salurancernadan konjungtiva.
10. 10
Gambar 2. Gejala klinis varisela
Diagnosis
Diagnosisdapatditegakansecaraklinisdengan gambarandanperkembanganlesikulityang khas,
terutamadiketahuiadakontak2-3 minggu sebelumnya.Gambarankhas termasuk:
Munculsetelahmasa prodromalyang singkatdan ringan
Lesiberkelompokterutamadibagiansentral
Perubahanlesiyangcepatdari makula,vesikel,pustuldan krusta
Terdapatsemua tingkatanlesikulitdalamwaktubersamaanpada daerahyang sama
Umumnyapemeriksaanlaboratoriumtidakdiperlukanlagi.Pada 3 haripertamaakanterjadi
leukopeniayangdiikutidenganleukositosis.Dapat
dilakukanpercobaanTzanckdengancaramembuatsediaanhapusyangdiwarnaidenganGiemsa.Baha
ndiambildari kerokandasar vesikeldan akanditemuaknseldatiaberintibanyak.
Diagnosis Banding
1. Herpes zoster
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster
menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah
infeksi primer atau infeksi varisela. Infeksi ini menyerang orang tua, tetapidapat juga
dijumpaipada dewasa muda dananak-anak. Daerah yang sering terkena adalah daerah
torakal dan sebelum timbul gejala kulit, terdapat gejala prodromal baik sistemik
(demam, pusing, malese) maupun lokal (nyeri otot-tulang, gatal,
11. 11
pegal).Lesiditandaidenganvesikelyangsangat sakitpadakulitdanmukosa yangmenyebar
unilateral.Lesi pada mukosadimulai dengan makula eritematous, vesikel berkelompok
dengan dasar kulit eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan jernih, kemudian
menjadi keruh (berwarna abu-abu), dapat menjadi pustul dan krusta.
Gambar 3. Herpes zoster
2. Variola
Variola adalah infeksi virus poks yang disertai keadaan umum yang buruk. Penyakit ini
memberi gambaran monomorf dan penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh yaitu
telapak tangan dan telapak kaki. Masa inkubasi 2-3 minggu, terdapat 4 stadium:
Stadium inkubasi erupsi (prodromal)
Terdapat nyeri kepala, nyeri tulang dan nyeri sendi disertai demam tinggi,
menggil lemas, dan muntah-muntah, yang berlangsung selama 3-4 hari.
Stadium makulo-papular
Timbul makula-makula eritematosa yang cepat menjadi papul-papul, terutama di
muka dan ekstremitas, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Pada stadium
ini suhu tubuh normal kembali dan penderita merasa sehat kembali dan tidak
timbul lesi baru.
12. 12
Stadium vesiko-pustulosa
Dalam waktu 5-10 hari timbul vesikel-vesikel yang kemudia menjadi pustul-
pustul dan pada saat ini suhu tubuh meningkat lagi.
Stadium resolusi
Stadium ini berlangsung dalam waktu 2 minggu, timbul krusta-krusta dan suhu
tubuh mulai menurun. Kemudian krusta-krusta lepas dan meninggalkan
sikatriks-sikatriks yang atrofi.
Gambar 4. Variola
Penatalaksanaan
Karenaumumnyabersifatringan,kebanyakanpenderitatidakmemerlukanterapikhusus
selainistirahatdan pemberianasupancairanyang cukup.Yang justruseringmenjadimasalah
adalahrasagatalyang menyertaierupsi.Bilatidakditahan-tahan,jarikitatentuingin segera
menggaruknya.Masalahnya,bilasampaitergarukhebat,dapattimbuljaringanparut pada bekas
gelembungyang pecah.
Non medikamentosa
Hindari garukan dan memecahkan vesikel
Istirahat yang cukup
Jaga kebersihan kulit
Makan makanan bergizi
13. 13
Pasien diperbolehkan mandi
Medikamentosa
Antiviral
Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari
(dosis anak: 20 mg/kgBB maximal 800 mg, 4 kali sehari selama 5 hari)
Valasiklovir 3 x 1000 mg/hari selama 7 hari
Famsiklovir 3 x 200 mg/hari selama 7 hari
Antihistamin: untuk mengurangi gatal dapat diberikan dipenhidramin dengan dosis 25-50
mg/kgBB/4jam untuk dewasa, anak-anak: 5 mg/kgBB/dosis. Atau juga dapat diberikan
loratadin 10 mg/ hari untuk dewasa dan untuk anak-anak 2-12 tahun (< 30 kg): 5mg/hari.
Antipiretik: dapat diberikan golongan asetaminophen dengan dosis dewasa: 500-650 mg 3
kali sehari, anak-anak: 10-15 mg/kgBB 3 kali sehari. Sebaiknya jangan menggunakan
antipiretik golongan aspirin karena dapat menimbukan Reye Syndrome.
Bedak basah atau kering mengandung salisil 2% atau mentol 2% untuk mengurangi gatal.
Komplikasi
Variseladapatmenimbulkanberbagaikomplikasi,tetapiumumnya padakulit,pada susunan
sarafpusat,atausistempenafasanyang dijumpai.Komplikasiyangpalingseringdijumpai pada
kulitadalahsebagaiakibat infeksi sekunderolehbakteristaphylococcusataupun
streptococcus.Bisajugadijumpaihemorhagicvaricella.Padasusunansarafpusat,
komplikasibisaberupaencephalitis,Reye’ssyndromedan Guillain-Barre Syndrome.Komplikasi
pada saluran pernafasan termasuk infeksi virus dan bakteri pneumoni, infeksi saluran napas
terutama otitis media.
Pencegahan
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin.Kepada orang yang belum pernah mendapatkan
vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita
gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin
14. 14
varicella-zoster.Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan. Selain
itu menghindari kontak langsung dengan penderita sangat penting.
Terdapat 2 macam vaksin yang dapat diberikan, yaitu:
1. Imunisasi pasif
Menggunakan VZIG (Varicella Zoster Imminoglobulin)
Pemberiannya dalam waktu 3 hari (kurang dari 96 jam) setelah terpajan VZV, pada
anak-anak yang imunokompeten terbukti mencegah varicella sedangkan pada anak
imunokompromais pemberian VZIG dapat meringankan gejala varicella
VZIG dapat diberikan pada, yaitu:
Anak-anak yang berusia < 15 tahun yang belum pernah menderita varicella
atau herpes zoster
Usia pubertas > 15 tahun yang belum pernah menderita
Varicella atau herpes zoster dan tidak mempunyai antibodi terhadap HZV
Bayi yang baru lahir, dimana ibunya menderita varicella dalam kurun
waktu 5 hari sebelum atau 48 jam setelah melahirkan
Bayi premature dan bayo berusia ≤ 14 hari yang ibunya belum pernah
menderita varicella atau herpes zoster.
Anak-anak yang menderita leukaemia atau lymphoma yang belum pernah
menderita varicella.
Dosis: 125 U/ 10 kgBB
Dosis minumum: 125 U dan dosis maksimal: 652 U.
Pemberian secara IM
Perlindungan hanya bersifat sementara.
2. Imunisasi aktif
Vaksinnya menggunakan vaksin varicella virus (Oka strain) dan kekebalan yang
didapat dapat bertahan hingga 10 tahun.
Daya proteksi melawan varicella berkisar antara 71-100%
15. 15
Vaksin efektif jika diberikan pada umur ≥ 1 tahun dan direkomendasikan diberikan
pada usia 12-18 bulan
Anak yang berusia ≤ 13 tahun yang tidak menderita varicella direkomendasikan
diberikan dosis tunggal dan anak lebih tua diberikan dalam 2 dosis (masing-masing
0,5 ml) dengan jarak 4-8 minggu.
Pemberian secara subkutan
Efek samping: kadang-kadang dapat timbul demam ataupun reaksi lokal seperti
ruam makulopapular atau vesikel, terjadi pada 3-5% anak-anak dan timbul 20-21
hari setelah pemberian pada lokasi penyuntikan.
Vaksin varicella: Varivax
Tidak boleh diberikan pada wanita hamil oleh karena dapat menyebabkan
terjadinya kongenital varicella
Prognosis
Dengan perawatan yang teliti dan memperhatikan higiene memberikan prognosis yang baik dan
jaringan parut yang timbul sangat sedikit.
16. 16
Daftar Pustaka
1. Djuanda A,Hamzah M,Aisah S.IlmuPenyakitKulitdanKelamin.Edisi
keV.PenerbitKedokteranUniversitasIndonesia. Jakarta: 2007. Hal 110-118
2. Murtiastutik D,Ervianty E,Agusni I,Suyoso S.AtlasKelainanKulit.Edisike II.
FakultasKedokteranUniversitasAirlangga. Surabaya: 2007. Hal 63-68
3. Siregar RS. Atlas Berwarna Penyakit Kulit. Edisi ke II. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta 2004. Hal 80-90
4. Frieden I J, Penny N S. Varicella Zoster Infection. In: Pediatric Dermatology,
second edition, Vol 2. Churchill Livingstone, New York: 1995. Page 1272-72
5. Oxman N M, Alani R. Varicella and Herpes Zoster. In Fitzpatrick T B, Eisen A Z
editor. Dermatology in General Medicine, 4th edition, Vol 2. McGraw-Hill: 1993.
Page 2543-67
6. Varicella. 19 January 2014 diundah dari URL :
http://www.cdc.gov/vaccines/pubs/vis/downloads/vis-varicella.pdf