SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN
PRAKTIKUM VII
PENGARUH PERENDAMAN BIJI TIMUN
(Cucumis sativus) DALAM AIR TERHADAP
PERKECAMBAHAN
Fauziah Khoirun Nisa
17030244003
Biologi 2017 D
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018/2019
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum dengan topik “Pengaruh Perendaman
Biji Timun (Cucumis sativus) Dalam Air Terhadap Perkecambahan” adalah
bagaimana pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap perkecambahan biji
timun?
B. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pada “Pengaruh Perendaman Biji Timun (Cucumis
sativus) Dalam Air Terhadap Perkecambahan” berdasarkan rumusan masalah di
atas adalah mengetahui pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap
perkecambahan biji timun.
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dibuat hipotesis sebagai
berikut:
Hipotesis a (Ha) : Lama perendaman mempengaruhi perkecambahan timun.
Hipotesis nol (H0) : Lama perendaman tidak mempengaruhi perkecambahan
timun.
D. Kajian Pustaka
Perkecambahan (germinasi) merupakan suatu proses keluarnya bakal
tanaman (tunas) dari lembaga yang disertai dengan terjadinya mobilisasi cadangan
makanan dari jaringan penyimpanan atau keping biji ke bagian vegetatif (sumbu
pertumbuhan embrio atau lembaga). Proses perkecambahan dipengaruhi oleh
kondisi tempat dikecambahkan. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh
adalah: air, gas, suhu, dan cahaya. Temperatur optimum untuk perkecambahan
adalah 34°C (Astawan, 2009).
Benih yang tak diberi perlakuan akan berkecambah dalam waktu 4 bulan.
Penempatan benih dalam media yang lembap dan di bawah sinar matahari yang
hangat dapat mempercepat proses perkecambahan. Pemecahan kulit biji dan
merendamnya semalaman dalam air mungkin juga mempercepat perkecambahan
(Krisnawati, dkk., 2011).
Sutopo, (2002) menyatakan bahwa perendaman dalam air dapat
memudahkan penyerapan air oleh benih, sehingga kulit benih menjadi lisis dan
lemah, selain itu juga dapat digunakan untuk pencucian benih sehingga benih
terbebas dari patogen yang menghambat perkecambahan benih. Untuk
mempertahankan daya perkecambahan yang tinggi, biji yang kurang baik
kualitasnya biasanya direndam dalam air (Elevitch dan Manner, 2006).
Permulaan fase perkecambahan ini ditandai dengan penghisapan air atau
imbibisi. Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang
hidrofilik, yang menyebabkan zat tersebut mengembang setelah menyerap air.
Kata imbibisi berasal dari kata Latin imbibere yang berarti “menyelundup”.
Proses imbibisi yang terjadi pada biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan
menyebabkan pengembangan embrio dan endosperma. Hal ini menyebabkan
pecah atau robeknya kulit biji. Selain itu, air memberikan fasilitas untuk
masuknya oksigen ke dalam biji. Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel
untuk gas, tetapi apabila dinding sel mengalami imbibisi, maka gas akan masuk ke
dalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air,
maka suplai oksigen meningkat kepada sel-sel hidup sehingga memungkinkan
lebih aktifnya pernafasan. Sehingga di dalam proses imbibisi ditimbulkan panas.
Sebaliknya CO2 yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah keluar
secara difusi. Peristiwa imbibisi pada hakekatnya tidak lain adalah suatu proses
difusi. Sel-sel biji kering mempunyai nilai osmosis tinggi, sehingga molekul-
molekul air berdifusi ke dalam sel biji kering. Peristiwa imbibisi juga hekekatnya
adalah peristiwa osmosis. Dinding sel-sel kulit biji kering adalah permeabel untuk
molekul-molekul air. Sehingga molekul air dengan mudahnya melewati pori yang
ada pada dinding sel tersebut (Advinda, 2018).
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Manipulasi : Lama perendaman biji timun (Cucumis sativus).
2. Variabel Kontrol : Kecepatan perkecambahan biji timun (Cucumis
sativus).
3. Variabel Respon : Jumlah biji timun (Cucumis sativus) yang
berkecambah, media tanaman, dan penyiraman.
F. Definisi Operasional Variabel
Variabel manipulasi yaitu lama perendaman biji timun (Cucumis sativus)
pada 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam dan 0 jam. Kedua, variabel kontrol yaitu
kecepatan perkecambahan biji timun (Cucumis sativus) dihitung dengan rumus
IKP (indeks kecepatan perkecambahan). Dan terakhir variabel respon yaitu
jumlah biji timun (Cucumis sativus) yang berkecambah pada hari ke-7, medium
tanaman berupa kapas secukupnya, dan penyiraman dengan air setiap hari
sebanyak 5 ml.
G. Alat dan Bahan
Biji timun (250 biji, masing-masing perlakuan 50 biji), air suling 5 ml per
cawan petri, cawan petri 5 buah, kapas secukupnya, dan gelas kimia (Beaker
glass) 1 buah.
H. Rancangan Percobaan
1. Rendam biji
timun (4 jam,3
jam,2 jam,1 jam,
0 jam) masing-
masing 50 biji.
2. Tanam pada
cawan petri yang
sudah dialasi
kapas yang diberi
air.
3. Tutup cawan
petri kemudian
simpan di tempat
gelap.
4. Hari pertama
pengamatan
dihitung saat
penanaman biji
pada cawan petri.
5. Amati setiap
hari berapa
jumlah biji yang
berkecambah
selama 7 hari.
6. Pisahkan biji
yang sudah
berkecambah dan
hitung.
7. Buat tabel
presentase
perkecambahan,
indeks kecepatan
perkecambahan
8. Hitung
presentase
perkecambahan
dengan rumus.
9. Hitung Indeks
kecepatan
perkecambahan
(IKP) dengan
rumus.
Langkah Kerja
1. Rendam biji timun selama 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam, dan tanpa direndam
masing-masing 50 biji.
2. Tanam dalam waktu yang bersamaan pada cawan petri yang sudah dialasi
kapas yang diberi air 5 ml.
3. Tutup cawan petri kemudian simpan di tempat gelap dan amati setiap hari
berapa jumlah biji yang berkecambah selama 7 hari. Pisahkan biji yang
sudah berkecambah dan sudah dilakukan perhitungan.
4. Hari pertama pengamatan dihitung saat penanaman biji pada cawan petri.
5. Buat tabel presentase perkecambahan dan indeks kecepatan
perkecambahan dari hasil pengamatan.
6. Presentase perkecambahan= Jumlah biji yang berkecambah x 100%
Jumlah keseluruhan biji
Indeks kecepatan perkecambahan (IKP)= X1 + X2 + X3 + … + Xn
1 2 3 n
J. Rancangan Tabel Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi kecambah
Waktu
Perendaman
(Jam)
Jumlah Kecambah pada Hari Ke- Presentase
Perkecambahan
(%)
IKP
1 2 3 4 5 6 7
0 0 0 0 1 2 13 9 50 4,09
1 0 0 0 3 7 11 5 52 4,69
2 0 0 0 3 12 15 2 64 5,93
3 0 0 0 3 7 14 4 58 5,05
4 0 0 0 5 9 18 6 76 6,90
Presentase:
0 jam = 25 x 100% = 50%
50
1 jam = 26 x 100% = 52%
50
2 jam = 32 x 100% = 64%
50
3 jam = 28 x 100% = 58%
50
4 jam = 38 x 100% = 76%
50
IKP (Indeks Kecepatan Perkecambahan):
0 jam = 0 + 0 + 0 + 1 + 2 + 13 + 9 = 4,09
1 2 3 4 5 6 7
1 jam = 0 + 0 + 0 + 3 + 7 + 11 + 5 = 4,69
1 2 3 4 5 6 7
2 jam = 0 + 0 + 0 + 3 + 12 + 15 + 2 = 5,93
1 2 3 4 5 6 7
3 jam = 0 + 0 + 0 + 3 + 7 + 14 + 4 = 5,05
1 2 3 4 5 6 7
4 jam = 0 + 0 + 0 + 5 + 9 + 18 + 6 = 6,90
1 2 3 4 5 6 7
Gambar 1. Grafik presentase perkecambahan biji timun (Cucumis sativus)
50% 52%
64%
58%
76%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam
P
r
e
s
e
n
t
a
s
e
Perlakuan
PresentasePerkecambahanBiji Timun
(%)
Presentase Perkecambahan
Biji Timun (%)
Gambar 2. Grafik indeks kecepatan perkecambahan (Cucumis sativus)
K. Rencana Analisis Data
Berdasarkan tabel, jumlah biji timun (Cucumis sativus) yang berkecambah
semakin banyak pada perlakuan waktu perendaman yang lebih lama. Hal ini dapat
dilihat pada presentase perkecambahan dan IKP (indeks kecepatan
perkecambahan). Dan dapat dilihat pada grafik, perlakuan 0 jam, 1 jam, 2 jam
terus meningkat baik presentase perkecambahan atau IKP nya. Namun pada
perlakuan 3 jam mengalami penurunan jumlah biji yang berkecambah sehingga
menurunkan presentase perkecambahan dan juga IKP nya. Tapi pada perlakuan 4
jam meningkat lagi seperti perlakuan sebelum 3 jam.
Pada waktu perendaman 0 jam, total biji timun yang berkecambah sampai
hari ke-7 adalah 25 dengan presentase perkecambahan 50% dan IKP 4,09. Pada
perlakuan 1 jam jumlah biji yang berkecambah meningkat sebesar 26, presentase
perkecambahan 52%, dan IKP 4,69. Perlakuan 3 jam jumlah biji yang
berkecambah meningkat lagi menjadi 32, presentase perkecambahan 64%, dan
IKP 5,93. Namun pada waktu perendaman 3 jam, jumlah biji yang berkecambah
menurun menjadi 28, presentase perkecambahan sebesar 58%, dan IKP menurun
menjadi 5,05. Sedangkan pada waktu perendaman 4 jam meningkat kembali
jumlah biji timun yang berkecambah menjadi 38, presentase perkecambahan
menjadi 76%, dan IKP meningkat menjadi 6,90.
4.09
4.69
5.93
5.05
6.90
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam
I
K
P
Perlakuan
Indeks Kecepatan PerkecambahanBiji
Timun
Indeks Kecepatan
Perkecambahan Biji Timun
L. Hasil Analisis Data
Perendaman biji timun (Cucumis sativus) sangat mempengaruhi cepat
lambat pertumbuhan kecambah, sebab air dapat mempengaruhi lapisan kulit dari
biji yang menyebabkan pertumbuhan akar menjadi lebih cepat dibandingkan
dengan biji yang tidak direndam sebelumnya. Biji timun (Cucumis sativus) yang
direndam dalam waktu yang lebih lama menghasilkan kecambah yang lebih cepat
dibandingkan dengan biji yang direndam dalam waktu yang lebih singkat.
Hal ini disebabkan oleh karena permulaan fase perkecambahan ini ditandai
dengan penghisapan air (imbibisi) kemudian terjadi pelunakan kulit biji sehingga
terjadi hidratasi protoplasma. Jadi jika memperoleh banyak air, maka air diserap
untuk pelunakan kulit biji sehingga dapat menunjang proses pertumbuhan
kecambah yang lebih cepat.
Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji.
Perkecambahan dapat terjadi pabila kandungan air dalam biji semakin tinggi
karena masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses
imbibisi sudah optimal, dimulailah perkecambahan, atau dapat diartikan sebagai
dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang
(Dwidjoseputro, 1991).
Biji dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama
terjadinya proses perkecambahan. Perkembangan benih diperngaruhi oleh faktor
dalam (internal) dan faktor luar (eksternal), faktor tersebut seperti keadaan biji,
permeabiltas kulit biji, dan tersedianya air di sekeliling biji. Jika ketiga faktor
tersebut tidak mendukung biji untuk melakukan perkecambahan, maka biji
memiliki kemampuan untuk mengundurkan fase perkecambahannya yang disebut
dengan dormansi. Peranan hormon tumbuh di dalam biji yang mengalami
dormansi adalah dapat menstimulasi sintesis ribonuklease, amilase, dan protease
di dalam biji (Lovless, 1987).
M. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin lama perendaman pada
biji timun (Cucumis sativus) maka semakin cepat pula perkecambahan bijinya.
N. Daftar Pustaka
Advinda, Linda. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Deepublish.
Astawan, Made. 2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang Dan Biji-bijian. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Dwidjoseputro. 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
Elevitch C.R., H.I. Manner, 2006. Species Profiles for Pacific Island
Agroforestry: Artocarpus heterophyllus (jackfruit). In: Traditional Trees
of Pacific Islands: their culture, environment and use (C.R. Elevitch, ed.),
www.traditionaltree.org, 1–17.
Krisnawati, Haruni, Maarit Kallio, Markku Kanninen. 2011. Aleurites moluccana
(L.) Willd.: Ekologi, Silvikultur dan Produktivitas. Bogor: Center of
International Forestry Research
Lovless, R.A. 1987. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.
Jakarta: Gramedia.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih (edisi revisi). Fakultas Pertanian Univ
Brawijaya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
O. Lampiran
Gambar 3. Perendaman Gambar 4. Media tanam Gambar 5. Penanaman
4, 3, 2, 1 jam dengan kapas pada cawan petri
Gambar 6. Muncul akar Gambar 7. Hari ke-7 Gambar 8. Kecambah

More Related Content

What's hot

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI RiaAnggun
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahUNESA
 
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...aris trea
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaUNESA
 
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fLaporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fRiaAnggun
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambahSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Maedy Ripani
 
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Malikul Mulki
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisDhiarrafii Bintang Matahari
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanikhsan saputra
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaNor Hidayati
 
laporan praktikum fistum
laporan praktikum fistumlaporan praktikum fistum
laporan praktikum fistumchristian tabun
 

What's hot (20)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
 
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
 
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fLaporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
 
Induksi pembungaan (7)
Induksi pembungaan (7)Induksi pembungaan (7)
Induksi pembungaan (7)
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewan
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
 
laporan praktikum fistum
laporan praktikum fistumlaporan praktikum fistum
laporan praktikum fistum
 
Laporan peng. labor
Laporan peng. laborLaporan peng. labor
Laporan peng. labor
 

Similar to TIMUN PERKECAMBAHAN

Pengaruh Nutrisi Bagi Kecambah
Pengaruh Nutrisi Bagi KecambahPengaruh Nutrisi Bagi Kecambah
Pengaruh Nutrisi Bagi KecambahRahmayani Astuti
 
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapangpengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapangPekaLogo
 
Luas persinggungan antara benih dan air tanah prodben mkalah fix
Luas persinggungan antara benih dan air tanah prodben mkalah fixLuas persinggungan antara benih dan air tanah prodben mkalah fix
Luas persinggungan antara benih dan air tanah prodben mkalah fixUnzila Illa Ika
 
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1Nuruliswati
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikumputrisagut
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeErnalia Rosita
 
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxKhilalAdit
 
Laporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiLaporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiWaidatin Azizah
 
Air dan kacang hijau
Air dan kacang hijauAir dan kacang hijau
Air dan kacang hijaucemux
 
perhitungan sampling.pptx
perhitungan sampling.pptxperhitungan sampling.pptx
perhitungan sampling.pptxARIFSPi
 
Nabila Farah Huda_1 TB_03.06.21.0201_Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan B...
Nabila Farah Huda_1 TB_03.06.21.0201_Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan B...Nabila Farah Huda_1 TB_03.06.21.0201_Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan B...
Nabila Farah Huda_1 TB_03.06.21.0201_Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan B...NabilaFarah7
 
Laporan pengamatan pertumbuhan pada kecambah
Laporan pengamatan pertumbuhan pada kecambahLaporan pengamatan pertumbuhan pada kecambah
Laporan pengamatan pertumbuhan pada kecambahLifia Citra Ramadhanti
 

Similar to TIMUN PERKECAMBAHAN (20)

Ppt kecambah fiks
Ppt kecambah fiksPpt kecambah fiks
Ppt kecambah fiks
 
Pengaruh Nutrisi Bagi Kecambah
Pengaruh Nutrisi Bagi KecambahPengaruh Nutrisi Bagi Kecambah
Pengaruh Nutrisi Bagi Kecambah
 
HANA,PINTA,NURUL
HANA,PINTA,NURULHANA,PINTA,NURUL
HANA,PINTA,NURUL
 
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapangpengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
 
Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologiLaporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
 
Acara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekbenAcara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekben
 
Makalah_24 Laporan perkecambahan kel 3
Makalah_24 Laporan perkecambahan kel 3Makalah_24 Laporan perkecambahan kel 3
Makalah_24 Laporan perkecambahan kel 3
 
Tugas Perkecambahan
Tugas PerkecambahanTugas Perkecambahan
Tugas Perkecambahan
 
Luas persinggungan antara benih dan air tanah prodben mkalah fix
Luas persinggungan antara benih dan air tanah prodben mkalah fixLuas persinggungan antara benih dan air tanah prodben mkalah fix
Luas persinggungan antara benih dan air tanah prodben mkalah fix
 
Makalah_57 Makalah laporan praktikum
Makalah_57 Makalah laporan praktikumMakalah_57 Makalah laporan praktikum
Makalah_57 Makalah laporan praktikum
 
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
 
2.0 jsu
2.0 jsu2.0 jsu
2.0 jsu
 
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
 
Laporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiLaporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasi
 
Air dan kacang hijau
Air dan kacang hijauAir dan kacang hijau
Air dan kacang hijau
 
perhitungan sampling.pptx
perhitungan sampling.pptxperhitungan sampling.pptx
perhitungan sampling.pptx
 
Nabila Farah Huda_1 TB_03.06.21.0201_Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan B...
Nabila Farah Huda_1 TB_03.06.21.0201_Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan B...Nabila Farah Huda_1 TB_03.06.21.0201_Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan B...
Nabila Farah Huda_1 TB_03.06.21.0201_Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan B...
 
Laporan pengamatan pertumbuhan pada kecambah
Laporan pengamatan pertumbuhan pada kecambahLaporan pengamatan pertumbuhan pada kecambah
Laporan pengamatan pertumbuhan pada kecambah
 

More from UNESA

PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaPPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaUNESA
 
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryPPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryUNESA
 
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025UNESA
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3UNESA
 
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealMakalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealUNESA
 
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriPPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriUNESA
 
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriLaporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriUNESA
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
PPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: PoliploidPPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: PoliploidUNESA
 
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy WeinbergPPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy WeinbergUNESA
 
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralMakalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralUNESA
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...UNESA
 
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...UNESA
 
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksMakalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksUNESA
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerUNESA
 
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan TerlarutLaporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan TerlarutUNESA
 
PPT Ekologi: Fauna Tanah
PPT Ekologi: Fauna TanahPPT Ekologi: Fauna Tanah
PPT Ekologi: Fauna TanahUNESA
 
LKM Biologi Sel: Kloroplas
LKM Biologi Sel: KloroplasLKM Biologi Sel: Kloroplas
LKM Biologi Sel: KloroplasUNESA
 

More from UNESA (20)

PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaPPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
 
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryPPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
 
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
 
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealMakalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
 
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriPPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
 
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriLaporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
PPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: PoliploidPPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: Poliploid
 
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy WeinbergPPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
 
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralMakalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
 
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
 
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksMakalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
 
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan TerlarutLaporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
 
PPT Ekologi: Fauna Tanah
PPT Ekologi: Fauna TanahPPT Ekologi: Fauna Tanah
PPT Ekologi: Fauna Tanah
 
LKM Biologi Sel: Kloroplas
LKM Biologi Sel: KloroplasLKM Biologi Sel: Kloroplas
LKM Biologi Sel: Kloroplas
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 

TIMUN PERKECAMBAHAN

  • 1. LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN PRAKTIKUM VII PENGARUH PERENDAMAN BIJI TIMUN (Cucumis sativus) DALAM AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN Fauziah Khoirun Nisa 17030244003 Biologi 2017 D JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2018/2019
  • 2. A. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum dengan topik “Pengaruh Perendaman Biji Timun (Cucumis sativus) Dalam Air Terhadap Perkecambahan” adalah bagaimana pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap perkecambahan biji timun? B. Tujuan Percobaan Tujuan percobaan pada “Pengaruh Perendaman Biji Timun (Cucumis sativus) Dalam Air Terhadap Perkecambahan” berdasarkan rumusan masalah di atas adalah mengetahui pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap perkecambahan biji timun. C. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: Hipotesis a (Ha) : Lama perendaman mempengaruhi perkecambahan timun. Hipotesis nol (H0) : Lama perendaman tidak mempengaruhi perkecambahan timun. D. Kajian Pustaka Perkecambahan (germinasi) merupakan suatu proses keluarnya bakal tanaman (tunas) dari lembaga yang disertai dengan terjadinya mobilisasi cadangan makanan dari jaringan penyimpanan atau keping biji ke bagian vegetatif (sumbu pertumbuhan embrio atau lembaga). Proses perkecambahan dipengaruhi oleh kondisi tempat dikecambahkan. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh adalah: air, gas, suhu, dan cahaya. Temperatur optimum untuk perkecambahan adalah 34°C (Astawan, 2009). Benih yang tak diberi perlakuan akan berkecambah dalam waktu 4 bulan. Penempatan benih dalam media yang lembap dan di bawah sinar matahari yang hangat dapat mempercepat proses perkecambahan. Pemecahan kulit biji dan merendamnya semalaman dalam air mungkin juga mempercepat perkecambahan (Krisnawati, dkk., 2011).
  • 3. Sutopo, (2002) menyatakan bahwa perendaman dalam air dapat memudahkan penyerapan air oleh benih, sehingga kulit benih menjadi lisis dan lemah, selain itu juga dapat digunakan untuk pencucian benih sehingga benih terbebas dari patogen yang menghambat perkecambahan benih. Untuk mempertahankan daya perkecambahan yang tinggi, biji yang kurang baik kualitasnya biasanya direndam dalam air (Elevitch dan Manner, 2006). Permulaan fase perkecambahan ini ditandai dengan penghisapan air atau imbibisi. Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik, yang menyebabkan zat tersebut mengembang setelah menyerap air. Kata imbibisi berasal dari kata Latin imbibere yang berarti “menyelundup”. Proses imbibisi yang terjadi pada biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperma. Hal ini menyebabkan pecah atau robeknya kulit biji. Selain itu, air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam biji. Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel untuk gas, tetapi apabila dinding sel mengalami imbibisi, maka gas akan masuk ke dalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air, maka suplai oksigen meningkat kepada sel-sel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya pernafasan. Sehingga di dalam proses imbibisi ditimbulkan panas. Sebaliknya CO2 yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah keluar secara difusi. Peristiwa imbibisi pada hakekatnya tidak lain adalah suatu proses difusi. Sel-sel biji kering mempunyai nilai osmosis tinggi, sehingga molekul- molekul air berdifusi ke dalam sel biji kering. Peristiwa imbibisi juga hekekatnya adalah peristiwa osmosis. Dinding sel-sel kulit biji kering adalah permeabel untuk molekul-molekul air. Sehingga molekul air dengan mudahnya melewati pori yang ada pada dinding sel tersebut (Advinda, 2018). E. Variabel Penelitian 1. Variabel Manipulasi : Lama perendaman biji timun (Cucumis sativus). 2. Variabel Kontrol : Kecepatan perkecambahan biji timun (Cucumis sativus). 3. Variabel Respon : Jumlah biji timun (Cucumis sativus) yang berkecambah, media tanaman, dan penyiraman.
  • 4. F. Definisi Operasional Variabel Variabel manipulasi yaitu lama perendaman biji timun (Cucumis sativus) pada 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam dan 0 jam. Kedua, variabel kontrol yaitu kecepatan perkecambahan biji timun (Cucumis sativus) dihitung dengan rumus IKP (indeks kecepatan perkecambahan). Dan terakhir variabel respon yaitu jumlah biji timun (Cucumis sativus) yang berkecambah pada hari ke-7, medium tanaman berupa kapas secukupnya, dan penyiraman dengan air setiap hari sebanyak 5 ml. G. Alat dan Bahan Biji timun (250 biji, masing-masing perlakuan 50 biji), air suling 5 ml per cawan petri, cawan petri 5 buah, kapas secukupnya, dan gelas kimia (Beaker glass) 1 buah. H. Rancangan Percobaan 1. Rendam biji timun (4 jam,3 jam,2 jam,1 jam, 0 jam) masing- masing 50 biji. 2. Tanam pada cawan petri yang sudah dialasi kapas yang diberi air. 3. Tutup cawan petri kemudian simpan di tempat gelap. 4. Hari pertama pengamatan dihitung saat penanaman biji pada cawan petri. 5. Amati setiap hari berapa jumlah biji yang berkecambah selama 7 hari. 6. Pisahkan biji yang sudah berkecambah dan hitung. 7. Buat tabel presentase perkecambahan, indeks kecepatan perkecambahan 8. Hitung presentase perkecambahan dengan rumus. 9. Hitung Indeks kecepatan perkecambahan (IKP) dengan rumus.
  • 5. Langkah Kerja 1. Rendam biji timun selama 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam, dan tanpa direndam masing-masing 50 biji. 2. Tanam dalam waktu yang bersamaan pada cawan petri yang sudah dialasi kapas yang diberi air 5 ml. 3. Tutup cawan petri kemudian simpan di tempat gelap dan amati setiap hari berapa jumlah biji yang berkecambah selama 7 hari. Pisahkan biji yang sudah berkecambah dan sudah dilakukan perhitungan. 4. Hari pertama pengamatan dihitung saat penanaman biji pada cawan petri. 5. Buat tabel presentase perkecambahan dan indeks kecepatan perkecambahan dari hasil pengamatan. 6. Presentase perkecambahan= Jumlah biji yang berkecambah x 100% Jumlah keseluruhan biji Indeks kecepatan perkecambahan (IKP)= X1 + X2 + X3 + … + Xn 1 2 3 n J. Rancangan Tabel Pengamatan Tabel 1. Hasil pengamatan pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi kecambah Waktu Perendaman (Jam) Jumlah Kecambah pada Hari Ke- Presentase Perkecambahan (%) IKP 1 2 3 4 5 6 7 0 0 0 0 1 2 13 9 50 4,09 1 0 0 0 3 7 11 5 52 4,69 2 0 0 0 3 12 15 2 64 5,93 3 0 0 0 3 7 14 4 58 5,05 4 0 0 0 5 9 18 6 76 6,90 Presentase: 0 jam = 25 x 100% = 50% 50 1 jam = 26 x 100% = 52% 50 2 jam = 32 x 100% = 64% 50
  • 6. 3 jam = 28 x 100% = 58% 50 4 jam = 38 x 100% = 76% 50 IKP (Indeks Kecepatan Perkecambahan): 0 jam = 0 + 0 + 0 + 1 + 2 + 13 + 9 = 4,09 1 2 3 4 5 6 7 1 jam = 0 + 0 + 0 + 3 + 7 + 11 + 5 = 4,69 1 2 3 4 5 6 7 2 jam = 0 + 0 + 0 + 3 + 12 + 15 + 2 = 5,93 1 2 3 4 5 6 7 3 jam = 0 + 0 + 0 + 3 + 7 + 14 + 4 = 5,05 1 2 3 4 5 6 7 4 jam = 0 + 0 + 0 + 5 + 9 + 18 + 6 = 6,90 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 1. Grafik presentase perkecambahan biji timun (Cucumis sativus) 50% 52% 64% 58% 76% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam P r e s e n t a s e Perlakuan PresentasePerkecambahanBiji Timun (%) Presentase Perkecambahan Biji Timun (%)
  • 7. Gambar 2. Grafik indeks kecepatan perkecambahan (Cucumis sativus) K. Rencana Analisis Data Berdasarkan tabel, jumlah biji timun (Cucumis sativus) yang berkecambah semakin banyak pada perlakuan waktu perendaman yang lebih lama. Hal ini dapat dilihat pada presentase perkecambahan dan IKP (indeks kecepatan perkecambahan). Dan dapat dilihat pada grafik, perlakuan 0 jam, 1 jam, 2 jam terus meningkat baik presentase perkecambahan atau IKP nya. Namun pada perlakuan 3 jam mengalami penurunan jumlah biji yang berkecambah sehingga menurunkan presentase perkecambahan dan juga IKP nya. Tapi pada perlakuan 4 jam meningkat lagi seperti perlakuan sebelum 3 jam. Pada waktu perendaman 0 jam, total biji timun yang berkecambah sampai hari ke-7 adalah 25 dengan presentase perkecambahan 50% dan IKP 4,09. Pada perlakuan 1 jam jumlah biji yang berkecambah meningkat sebesar 26, presentase perkecambahan 52%, dan IKP 4,69. Perlakuan 3 jam jumlah biji yang berkecambah meningkat lagi menjadi 32, presentase perkecambahan 64%, dan IKP 5,93. Namun pada waktu perendaman 3 jam, jumlah biji yang berkecambah menurun menjadi 28, presentase perkecambahan sebesar 58%, dan IKP menurun menjadi 5,05. Sedangkan pada waktu perendaman 4 jam meningkat kembali jumlah biji timun yang berkecambah menjadi 38, presentase perkecambahan menjadi 76%, dan IKP meningkat menjadi 6,90. 4.09 4.69 5.93 5.05 6.90 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam I K P Perlakuan Indeks Kecepatan PerkecambahanBiji Timun Indeks Kecepatan Perkecambahan Biji Timun
  • 8. L. Hasil Analisis Data Perendaman biji timun (Cucumis sativus) sangat mempengaruhi cepat lambat pertumbuhan kecambah, sebab air dapat mempengaruhi lapisan kulit dari biji yang menyebabkan pertumbuhan akar menjadi lebih cepat dibandingkan dengan biji yang tidak direndam sebelumnya. Biji timun (Cucumis sativus) yang direndam dalam waktu yang lebih lama menghasilkan kecambah yang lebih cepat dibandingkan dengan biji yang direndam dalam waktu yang lebih singkat. Hal ini disebabkan oleh karena permulaan fase perkecambahan ini ditandai dengan penghisapan air (imbibisi) kemudian terjadi pelunakan kulit biji sehingga terjadi hidratasi protoplasma. Jadi jika memperoleh banyak air, maka air diserap untuk pelunakan kulit biji sehingga dapat menunjang proses pertumbuhan kecambah yang lebih cepat. Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji. Perkecambahan dapat terjadi pabila kandungan air dalam biji semakin tinggi karena masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah optimal, dimulailah perkecambahan, atau dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang (Dwidjoseputro, 1991). Biji dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkembangan benih diperngaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal), faktor tersebut seperti keadaan biji, permeabiltas kulit biji, dan tersedianya air di sekeliling biji. Jika ketiga faktor tersebut tidak mendukung biji untuk melakukan perkecambahan, maka biji memiliki kemampuan untuk mengundurkan fase perkecambahannya yang disebut dengan dormansi. Peranan hormon tumbuh di dalam biji yang mengalami dormansi adalah dapat menstimulasi sintesis ribonuklease, amilase, dan protease di dalam biji (Lovless, 1987). M. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin lama perendaman pada biji timun (Cucumis sativus) maka semakin cepat pula perkecambahan bijinya.
  • 9. N. Daftar Pustaka Advinda, Linda. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: Deepublish. Astawan, Made. 2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang Dan Biji-bijian. Jakarta: Penebar Swadaya. Dwidjoseputro. 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia. Elevitch C.R., H.I. Manner, 2006. Species Profiles for Pacific Island Agroforestry: Artocarpus heterophyllus (jackfruit). In: Traditional Trees of Pacific Islands: their culture, environment and use (C.R. Elevitch, ed.), www.traditionaltree.org, 1–17. Krisnawati, Haruni, Maarit Kallio, Markku Kanninen. 2011. Aleurites moluccana (L.) Willd.: Ekologi, Silvikultur dan Produktivitas. Bogor: Center of International Forestry Research Lovless, R.A. 1987. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta: Gramedia. Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih (edisi revisi). Fakultas Pertanian Univ Brawijaya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. O. Lampiran Gambar 3. Perendaman Gambar 4. Media tanam Gambar 5. Penanaman 4, 3, 2, 1 jam dengan kapas pada cawan petri Gambar 6. Muncul akar Gambar 7. Hari ke-7 Gambar 8. Kecambah