SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN EKOLOGI
PADATAN TERLARUT
Oleh Kelompok 2 Angkatan 2017:
Rizki Kurniawan 17030204059
M. Wierdan Syafriliansah 17030244054
Rony Afif Hidayat 17030244030
Dita Vebian Eka Putri 17030204006
Rana Husna Fahtiana N.A. 17030204007
Devi Nur Melati Fitriasari 17030204056
Zulfa Samawati 17030204058
Hayatin Nufus 17030204005
Shinta Nadya Mega Ariesta 17030204009
Fauziah Khoirun Nisa 17030244003
Anisya Eka Juniar 17030244005
Ajheng Rizki Ramadhania 17030244036
Nur Fitriana 17030244038
Annisa Arifatuz Zuhriyah 17030244029
Nurmaida Claudia Purba 17030244072
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan pelarut yang baik, sehingga air di alam tidak pernah murni
akan tetapi selalu mengandung berbagai zat terlarut maupun zat tidak terlarut
serta mengandung mikroorganisme. Kandungan berbagai zat maupun
mikroorganisme yang terdapat di dalam air melebihi ambang batas yang
diperbolehkan, kualitas air akan terganggu, sehingga tidak bisa digunakan
untuk berbagai keperluan baik untuk air minum, mandi, mencuci atau
keperluan lainya (Undang-Undang No.23 Tahun 1997).
Jika kita tinjau dari segi kualitas, air bersih yang digunakan harus
memenuhi syarat secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Menurut Sutrisno dan
Suciastuti (2002), persyaratan secara fisik meliputi air harus jernih, tidak
berwarna, tidak berasa/tawar, tidak berbau, temperatur normal dan tidak
mengandung zat padatan (dinyatakan dengan TS, TSS dan TDS). Persyaratan
secara kimia meliputi derajat keasaman, kandungan oksigen, bahan organik
(dinyatakan dengan BOD, COD, dan TOC), mineral atau logam, nutrien/hara,
kesadahan dan sebagainya (Kusnaedi, 2002). Adapun Penilaian kualitas
perairan secara biologi dapat menggunakan organisme sebagai indikator
(Sutjianto, 2003).
Kandungan material padatan di perairan dapat diukur berdasarkan padatan
terlarut total (Total Dissolve Solid (TDS) dan padatan tersuspensi total (Total
Suspended Solid (TSS). TDS mengandung berbagai zat terlarut (baik itu zat
organik, anorganik, stsu material lainnya) dengan diameter < 10-3 μm yang
terdapat pada sebuah larutan yang terlarut dalam air (Mukhtasor, 2007).
Nybakken (1992) menyatakan bahwa pembentukan endapan juga mendapat
pengaruh dari laut, karena air laut juga mengandung cukup banyak materi
tersuspensi.
B. Rumusan Masalah
Dalam praktikum kali ini, masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengetahui padatan terlarut pada air laut di Pantai Bama,
Baluran Situbondo pada pagi dan siang?
2. Berapa jumlah padatan terlarut di Pantai Bama, Baluran Situbondo pada
pagi dan siang?
C. Tujuan
Praktikum ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui padatan terlarut pada air laut di Pantai Bama, Baluran
Situbondo pada pagi dan siang?
2. Berapa jumlah padatan terlarut di Pantai Bama, Baluran Situbondo pada
pagi dan siang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelarutan zat padat dalam air atau disebut sebagai total Dissolved solid
(TDS) adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di
dalam air. Sebagai contoh adalah air permukaan apabila diamati setelah turun
hujan akan mengakibatkan air sungai maupun kolam kelihatan keruh yang
disebabkan oleh larutnya partikel tersuspensi didalam air, sedangkan pada
musim kemarau air kelihatan berwarna hijau karena adanya ganggang di
dalam air. Konsentrasi kelarutan zat padat ini dalam keadaan normal sangat
rendah, sehingga tidak kelihatan oleh mata telanjang (Situmorang, 2007).
Padatan terlarut adalah padatan-padatan yang mempunyai ukuran lebih
kecil daripada padatan tersuspensi.Padatan ini terdiri senyawa-senyawa
anorganik dan organik yang larut air, mineral dan garam-garamnya. Sebagai
contoh, air buangan pabrik gula biasanya mengandung berbagai jenis gula
yang larut, sedangkan air buangan industri kimia sering mengandung mineral-
mineral seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenic (As), cadmium (Cd),
Khromium (Cr), Nikel (Ni), Cl2, serta garam-garam kalsium dan magnesium
yang mempengaruhi kesadahan air. Selain itu air buangan juga sering
mengandung sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air
buangan rumah tangga dan industri pencucian (Fardiaz, 1992).
Padatan terendap biasanya terdiri dari pasir dan lumpur. Berbeda dengan
tanah liat yang tidak dapat mengendap dengan sendirinya, lumpur merupakan
padatan yang dapat mengendap dengan sendirinya terutama jika airnya tidak
terguncang (Fardiaz, 1992).
PadatanTerlarut Total (Total Dissolved Solid atau TDS) adalah bahan-
bahan terlarut (diameter < 10-6mm) dan koloid (diameter 10-6 -10-3mm) yang
berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring
pada kertas sarng berdiameter 0,45μm (Rao, 1992).
TDS biasanya disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa ion-ion yang
biasanya ditemukan di perairan. Adapun ion-ion yang terdapat di perairan
ditunjukan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 1. Ion-ion yang biasa ditemukan di perairan
Major Ion (Ion Utama) Secondary Ion (Ion Sekunder)
(1,0 –1.000 mg/liter) (0,01 –10,0 mg/liter)
Sodium (Na)
Kalsium (Ca)
Magnesium (Mg)
Bikarbonat (HCO3)
Sulfat (SO4)
Klorida (Cl)
Besi (Fe)
Strontium (Sr)
Kalium (K)
Karbonat (CO3)
Nitrat (NO3)
Fluorida (F)
Boron (Br)
Silika (SiO2)
Sumber : Todd, 1970.
Analisa total padatan terlarut merupakan pengukuran kualitatif dari jumlah
ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu,
pengujian tidak memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang
spesifik. Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut digunakan sebagai uji
indikator untuk menentukan kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut
total dapat mencakup semua kation dan anion terlarut (Oram, 2010).
Total zat padat terlarut biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik,
dan gas terlarut. Bila total zat padat terlarut bertambah maka kesadahan akan
naik pula. Selanjutnya efek padatan terlarut ataupun padatan terhadap
kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalahtersebut (Slamet,
1994).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yang
bersifat kuantitatif karena data yang diambil dan didapatkan berupa angka
yang akan digunakan untuk menganalisis hasil percobaan.
B. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di pesisir pantai Pantai Bama, Baluran Situbondo
pada pukul 06:00 dan 11:00 WIB.
C. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan yaitu:
1. Botol aqua 1,5 liter 3 buah
2. Kertas Saring Secukupnya
3. Corong plastik 1 buah
4. Timbangan analitik 1 buah
Bahan yang digunakan yaitu:
1. Air laut Secukupnya
D. Rancangan Percobaan
1. Menentukan
luas area
(stasiun) tempat
diambilnya air
laut.
2. Menyiapkan
alat-alat yang
diperlukan.
3. Mengambil air
laut pada botol
aqua 1,5 liter
pagi hari, 3 kali
pengulangan.
4. Menyaring air
laut
menggunakan
corong diberi
kertas saring.
5. Letakkan
padatan terlarut
beserta kertas
saring kedalam
plastik PP.
6. Lakukan
seperti pada
langkah (1-5),
namun pada sore
hari.
E. Langkah Kerja
1. Menentukan luas area (stasiun) tempat diambilnya air laut.
2. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan.
3. Mengambil air laut pada botol aqua 1,5 liter pagi hari, 3 kali
pengulangan.
4. Menyaring air laut menggunakan corong diberi kertas saring
5. Letakkan padatan terlarut beserta kertas saring kedalam plastik PP.
6. Lakukan seperti pada langkah (1-5), namun pada sore hari.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 2. Padatan terlarut di Pantai Bama Baluran Situbondo Jawa timur
Waktu Pengambilan Jumlah padatan terlarut
Pagi
0,7232 – 0,5 = 0,2232 gram
0,7230 – 0,5 = 0,2230 gram
0,7144 – 0,5 = 0,2144 gram
Siang
0,6850 – 0,5 = 0,1850 gram
0,7114 – 0,5 = 0,2114 gram
0,6798 – 0,5 = 0,1798 gram
B. Pembasan
Padatan terlarut di Pantai Bama, Baluran Situbondo saat pagi pengulangan
(1) memiliki massa 0,2232 gram, padatan terlarut pagi pengulangan (2)
memiliki massa 0,2230 gram, dan padatan terlarut pagi pengulangan (3)
memiliki massa 0,2144 gram. Sedangkan pada padatan terlarut siang
pengulangan (1) memiliki massa 0,1850 gram, padatan terlarut siang
pengulangan (2) memiliki massa 0,2114 gram, dan padatan terlarut siang
penulangan (3) memiliki massa 0,1798 gram.
Jumlah padatan terlarut dapat mempengaruhi tingkat kecerahan air laut di
Pantai Bama. Semakin tinggi nilai padatan terlarut, maka semakin rendah
tingkat kecerahan dan begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilai padatan
terlarut, maka semakin tinggi tingkat kecerahan air laut. Berdasarkan data
kelompok kami, nilai padatan terlarut tergolong rendah sehingga tingkat
kecerahan di Pantai Bama tergolong baik.
Hasil pengukuran kualitas perairan di lokasi sampling dapat dilihat pada
Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa suhu perairan di Pantai Bama, Baluran
Situbondo pada stasiun 2 mempunyai rata-rata suhu 20,53°C saat pagi dan
29°C saat siang. Sesuai dengan pernyataan Effendi (2003), kisaran temperatur
yang baik bagi kehidupan organisme perairan adalah antara 18-30°C.
Nilai rata-rata pH di Pantai Bama, Baluran Situbondo adalah 6,67 dan 8
pada saat siang. Pada pagi hari, pH air laut cenderung asam, sedangkan pada
saat sore hari cenderung basa. Perairan dengan pH<4 merupakan perairan
yang sangat asam dapat menyebabkan kematian makhluk hidup, sedangkan
pH>9,5 merupakan perairan yang sangat basa yang dapat menyebabkan
kematian dan mengurangi produktivitas perairan. Perairan laut maupun pesisir
memiliki pH relatif lebih stabil dan berada dalam kisaran yang sempit,
biasanya berkisar antara 7,7–8,4 pH karena dipengaruhi kapasitas penyangga
(buffer) yaitu adanya garam-garam karbonat dan bikarbonat yang
dikandungnya (Boyd, 1982; Nybakken, 1992).
Menurut Asmadi dan Suharno (2012), perubahan yang dapat ditimbulkan
dengan parameter fisik dalam air limbah yaitu padatan, kekeruhan, bau,
temperatur, dan warna. Padatan akan menimbulkan pendangkalan pada badan
air dan menimbulkan tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun
bagi makhluk hidup lain. Semakin keruh air semakin tinggi hantar listrik dan
semakin banyak padatan yang tertimbun.
Total padatan terlarut merupakan ukuran zat terlarut dalam air (baik zat
organik maupun anorganik). Material-material yang tergolong dapat larut
dalam air seperti karbonat, bikarbonat, klorida, sulfat, fosfat, nitrat, kalsium,
magnesium, natrium, ion-ion organik, dan ion-ion lainnya. Kandungan total
padatan terlarut meliputi zat terlarut (zat organik maupun zat anorganik)
misalnya gula, asam dan garam, sehingga semakin tinggi penambahan larutan
garam maka akan semakin tinggi nilai total padatan terlarut yang terbaca
(Pamungkas, 2016).
Menurut Fardiaz (1992), total padatan terlarut merupakan bahan-bahan
terlarut dalam air. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan
organik yang terlarut dalam air, mineral dan garam-garamnya. Penyebab
utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum
dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul
sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air.
Ion yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium,
magnesium, bikarbonat, karbonat dan klorida. Bahan kimia dapat berupa
kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan molekul. Sumber utama
untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah
tangga, dan industri. Perubahan dalam konsentrasi TDS dapat berbahaya
karena akan menyebabkan perubahan salinitas, perubahan komposisi ion-ion,
dan toksisitas masing-masing ion. Perubahan salinitas dapat menganggu
keseimbangan biota air, biodiversitas, menimbulkan spesies yang kurang
toleran, dan menyebabkan toksisitas yang tinggi pada tahapan hidup suatu
organisme (Weber-Scannel and Duffy, 2007).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jumlah padatan terlarut di Pantai Bama Baluran Situbondo pada saat pagi
lebih banyak dibandingkan saat siang. Padatan terlarut pagi (1) memiliki
massa 0,2232 gram, padatan terlarut pagi (2) memiliki massa 0,2230 gram,
dan padatan terlarut pagi (3) memiliki massa 0,2144 gram. Sedangkan pada
padatan terlarut siang (1) memiliki massa 0,1850 gram, padatan terlarut siang
(2) memiliki massa 0,2114 gram, dan padatan terlarut pagi (3) memiliki massa
0,1798 gram.
B. Saran
Saran penulis untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian
kualitatif untuk mengetahui kandungan mineral dalam air laut di Pantai Bama,
Baluran Situbondo agar bisa diketahui ion dan padatan apa saja yang bisa
mempengaruhi TDS atau padatan terlarut.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi dan Suharno. 2012. Dasar–Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Bilotta, G.S., R.E. Brazier. 2008. Understanding the influence of suspended solids
on water quality and aquatic biota. Water Research. 42. 2849-2861.
Boyd, C.E. 1982. Water Quality in Warmwater Fish Pond. Forth Printing.
Alabama, USA: Agricultural Experiment Station, Auburn University.
318p.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Karsinus.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hal: 21-
23, 185.
Kusnaedi. (2002). Mengolah Air Gambut dan Air Kotor untuk Air Minum.
Jakarta: Swadaya.
Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan laut. Jakarta: Penerbit PT. Pradnya
Paramita. 322 hal.
Nybakken J W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT
Gramedia.
Oram, B. 2014. Total Dissolved Solid and Water Quality. Retrieved April 2015,
24, from Water Research Center: http://www.water-
research.net/index.php/water-treatment/tools/total-dissolved-solids
Pamungkas, B.T. 2016. Pembuatan Nira Kelapa Fermentasi dengan Metode
Moromi untuk Pensubstitusi Kecap Asin. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian
Bogor
Rao, C.S. 1992. Environmental Pollution Control Engineering. New Delhi: Wiley
Eastern Limited.
Situmorang, M. 2007. Kimia Lingkungan. Medan : FMIPA-UNIMED.
Slamet, J. S.1994. Kesehatan Lingkungan. Bandung : Gadjah Mada University
Press.
Sujianto, R. 2003. Biodiversitas Plankton sebagai Indikator Kualitas Perairan.
Makassar: FMIPA UNHAS
Sutrisno, T., & Suciastuti, E. (2002). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta:
Rineka Cipta
Todd, D. K. 1970. The water encyclopedia. Water Information Center, Port
Washington. New York.
Undang-Undang No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Weber-Scannell, P.K., L.K. Duffy. 2007. Effect of Total Dissolved Solids on
Aquatic Organisms: A Review of Literature and Rrecommendation for
Salmonid Species. American Journal of Environmental Sciences. 3(1).1-6.

More Related Content

What's hot

Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetriRani Ye
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutNurmalina Adhiyanti
 
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanSatop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanAgataMelati
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairMina Audina
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAgres Tarigan
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...Muhamad Imam Khairy
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniaji indras
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 

What's hot (20)

Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
 
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanSatop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Gc ms
Gc msGc ms
Gc ms
 
Sieving
SievingSieving
Sieving
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Counting Chamber
Counting ChamberCounting Chamber
Counting Chamber
 

Similar to Laporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut

18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdfFriscaZofanoraPramah1
 
Kajian masalah deterjen
Kajian masalah deterjenKajian masalah deterjen
Kajian masalah deterjenFuji Ama
 
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIPENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIyohananda eka putri
 
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjeEutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjebahriah imam
 
laporan-hasil-penelitian-geografi_compress (2).pdf_20240128_164542_0000.pptx
laporan-hasil-penelitian-geografi_compress (2).pdf_20240128_164542_0000.pptxlaporan-hasil-penelitian-geografi_compress (2).pdf_20240128_164542_0000.pptx
laporan-hasil-penelitian-geografi_compress (2).pdf_20240128_164542_0000.pptxfirdaamalia69
 
Perubahan iklim dan penipisan ozon
Perubahan iklim dan penipisan ozonPerubahan iklim dan penipisan ozon
Perubahan iklim dan penipisan ozonLinda Rosita
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanPT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 

Similar to Laporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut (20)

Air Dalam Industri
Air Dalam IndustriAir Dalam Industri
Air Dalam Industri
 
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
 
Kajian masalah deterjen
Kajian masalah deterjenKajian masalah deterjen
Kajian masalah deterjen
 
Makalah pencemaran air
Makalah pencemaran airMakalah pencemaran air
Makalah pencemaran air
 
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIPENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
 
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjeEutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
 
Air
AirAir
Air
 
Makalah air
Makalah airMakalah air
Makalah air
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
Pencemaran
PencemaranPencemaran
Pencemaran
 
laporan-hasil-penelitian-geografi_compress (2).pdf_20240128_164542_0000.pptx
laporan-hasil-penelitian-geografi_compress (2).pdf_20240128_164542_0000.pptxlaporan-hasil-penelitian-geografi_compress (2).pdf_20240128_164542_0000.pptx
laporan-hasil-penelitian-geografi_compress (2).pdf_20240128_164542_0000.pptx
 
Kecambah
KecambahKecambah
Kecambah
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Perubahan iklim dan penipisan ozon
Perubahan iklim dan penipisan ozonPerubahan iklim dan penipisan ozon
Perubahan iklim dan penipisan ozon
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
 
Pkm muhammad iqram tanoto copy (2)
Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)
Pkm muhammad iqram tanoto copy (2)
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
1 elmu aer
1   elmu aer1   elmu aer
1 elmu aer
 
Pklh pelabuhan
Pklh pelabuhanPklh pelabuhan
Pklh pelabuhan
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 

More from UNESA

PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaPPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaUNESA
 
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryPPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryUNESA
 
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025UNESA
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3UNESA
 
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealMakalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealUNESA
 
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriPPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriUNESA
 
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriLaporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriUNESA
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
PPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: PoliploidPPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: PoliploidUNESA
 
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy WeinbergPPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy WeinbergUNESA
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...UNESA
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahUNESA
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaUNESA
 
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralMakalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralUNESA
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...UNESA
 
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...UNESA
 
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksMakalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksUNESA
 

More from UNESA (20)

PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaPPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
 
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryPPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
 
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
 
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealMakalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
 
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriPPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
 
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriLaporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
PPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: PoliploidPPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: Poliploid
 
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy WeinbergPPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
 
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralMakalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
 
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
 
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksMakalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
 

Recently uploaded

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

Laporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN EKOLOGI PADATAN TERLARUT Oleh Kelompok 2 Angkatan 2017: Rizki Kurniawan 17030204059 M. Wierdan Syafriliansah 17030244054 Rony Afif Hidayat 17030244030 Dita Vebian Eka Putri 17030204006 Rana Husna Fahtiana N.A. 17030204007 Devi Nur Melati Fitriasari 17030204056 Zulfa Samawati 17030204058 Hayatin Nufus 17030204005 Shinta Nadya Mega Ariesta 17030204009 Fauziah Khoirun Nisa 17030244003 Anisya Eka Juniar 17030244005 Ajheng Rizki Ramadhania 17030244036 Nur Fitriana 17030244038 Annisa Arifatuz Zuhriyah 17030244029 Nurmaida Claudia Purba 17030244072 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2019
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan pelarut yang baik, sehingga air di alam tidak pernah murni akan tetapi selalu mengandung berbagai zat terlarut maupun zat tidak terlarut serta mengandung mikroorganisme. Kandungan berbagai zat maupun mikroorganisme yang terdapat di dalam air melebihi ambang batas yang diperbolehkan, kualitas air akan terganggu, sehingga tidak bisa digunakan untuk berbagai keperluan baik untuk air minum, mandi, mencuci atau keperluan lainya (Undang-Undang No.23 Tahun 1997). Jika kita tinjau dari segi kualitas, air bersih yang digunakan harus memenuhi syarat secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Menurut Sutrisno dan Suciastuti (2002), persyaratan secara fisik meliputi air harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa/tawar, tidak berbau, temperatur normal dan tidak mengandung zat padatan (dinyatakan dengan TS, TSS dan TDS). Persyaratan secara kimia meliputi derajat keasaman, kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan dengan BOD, COD, dan TOC), mineral atau logam, nutrien/hara, kesadahan dan sebagainya (Kusnaedi, 2002). Adapun Penilaian kualitas perairan secara biologi dapat menggunakan organisme sebagai indikator (Sutjianto, 2003). Kandungan material padatan di perairan dapat diukur berdasarkan padatan terlarut total (Total Dissolve Solid (TDS) dan padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid (TSS). TDS mengandung berbagai zat terlarut (baik itu zat organik, anorganik, stsu material lainnya) dengan diameter < 10-3 μm yang terdapat pada sebuah larutan yang terlarut dalam air (Mukhtasor, 2007). Nybakken (1992) menyatakan bahwa pembentukan endapan juga mendapat pengaruh dari laut, karena air laut juga mengandung cukup banyak materi tersuspensi.
  • 3. B. Rumusan Masalah Dalam praktikum kali ini, masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Bagaimana cara mengetahui padatan terlarut pada air laut di Pantai Bama, Baluran Situbondo pada pagi dan siang? 2. Berapa jumlah padatan terlarut di Pantai Bama, Baluran Situbondo pada pagi dan siang? C. Tujuan Praktikum ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui padatan terlarut pada air laut di Pantai Bama, Baluran Situbondo pada pagi dan siang? 2. Berapa jumlah padatan terlarut di Pantai Bama, Baluran Situbondo pada pagi dan siang.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kelarutan zat padat dalam air atau disebut sebagai total Dissolved solid (TDS) adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di dalam air. Sebagai contoh adalah air permukaan apabila diamati setelah turun hujan akan mengakibatkan air sungai maupun kolam kelihatan keruh yang disebabkan oleh larutnya partikel tersuspensi didalam air, sedangkan pada musim kemarau air kelihatan berwarna hijau karena adanya ganggang di dalam air. Konsentrasi kelarutan zat padat ini dalam keadaan normal sangat rendah, sehingga tidak kelihatan oleh mata telanjang (Situmorang, 2007). Padatan terlarut adalah padatan-padatan yang mempunyai ukuran lebih kecil daripada padatan tersuspensi.Padatan ini terdiri senyawa-senyawa anorganik dan organik yang larut air, mineral dan garam-garamnya. Sebagai contoh, air buangan pabrik gula biasanya mengandung berbagai jenis gula yang larut, sedangkan air buangan industri kimia sering mengandung mineral- mineral seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenic (As), cadmium (Cd), Khromium (Cr), Nikel (Ni), Cl2, serta garam-garam kalsium dan magnesium yang mempengaruhi kesadahan air. Selain itu air buangan juga sering mengandung sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah tangga dan industri pencucian (Fardiaz, 1992). Padatan terendap biasanya terdiri dari pasir dan lumpur. Berbeda dengan tanah liat yang tidak dapat mengendap dengan sendirinya, lumpur merupakan padatan yang dapat mengendap dengan sendirinya terutama jika airnya tidak terguncang (Fardiaz, 1992). PadatanTerlarut Total (Total Dissolved Solid atau TDS) adalah bahan- bahan terlarut (diameter < 10-6mm) dan koloid (diameter 10-6 -10-3mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring pada kertas sarng berdiameter 0,45μm (Rao, 1992).
  • 5. TDS biasanya disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa ion-ion yang biasanya ditemukan di perairan. Adapun ion-ion yang terdapat di perairan ditunjukan dalam tabel dibawah ini : Tabel 1. Ion-ion yang biasa ditemukan di perairan Major Ion (Ion Utama) Secondary Ion (Ion Sekunder) (1,0 –1.000 mg/liter) (0,01 –10,0 mg/liter) Sodium (Na) Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Bikarbonat (HCO3) Sulfat (SO4) Klorida (Cl) Besi (Fe) Strontium (Sr) Kalium (K) Karbonat (CO3) Nitrat (NO3) Fluorida (F) Boron (Br) Silika (SiO2) Sumber : Todd, 1970. Analisa total padatan terlarut merupakan pengukuran kualitatif dari jumlah ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu, pengujian tidak memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang spesifik. Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua kation dan anion terlarut (Oram, 2010). Total zat padat terlarut biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila total zat padat terlarut bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya efek padatan terlarut ataupun padatan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalahtersebut (Slamet, 1994).
  • 6. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yang bersifat kuantitatif karena data yang diambil dan didapatkan berupa angka yang akan digunakan untuk menganalisis hasil percobaan. B. Waktu dan Tempat Praktikum dilaksanakan di pesisir pantai Pantai Bama, Baluran Situbondo pada pukul 06:00 dan 11:00 WIB. C. Alat dan Bahan Alat yang diperlukan yaitu: 1. Botol aqua 1,5 liter 3 buah 2. Kertas Saring Secukupnya 3. Corong plastik 1 buah 4. Timbangan analitik 1 buah Bahan yang digunakan yaitu: 1. Air laut Secukupnya D. Rancangan Percobaan 1. Menentukan luas area (stasiun) tempat diambilnya air laut. 2. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan. 3. Mengambil air laut pada botol aqua 1,5 liter pagi hari, 3 kali pengulangan. 4. Menyaring air laut menggunakan corong diberi kertas saring. 5. Letakkan padatan terlarut beserta kertas saring kedalam plastik PP. 6. Lakukan seperti pada langkah (1-5), namun pada sore hari.
  • 7. E. Langkah Kerja 1. Menentukan luas area (stasiun) tempat diambilnya air laut. 2. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan. 3. Mengambil air laut pada botol aqua 1,5 liter pagi hari, 3 kali pengulangan. 4. Menyaring air laut menggunakan corong diberi kertas saring 5. Letakkan padatan terlarut beserta kertas saring kedalam plastik PP. 6. Lakukan seperti pada langkah (1-5), namun pada sore hari.
  • 8. BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Tabel 2. Padatan terlarut di Pantai Bama Baluran Situbondo Jawa timur Waktu Pengambilan Jumlah padatan terlarut Pagi 0,7232 – 0,5 = 0,2232 gram 0,7230 – 0,5 = 0,2230 gram 0,7144 – 0,5 = 0,2144 gram Siang 0,6850 – 0,5 = 0,1850 gram 0,7114 – 0,5 = 0,2114 gram 0,6798 – 0,5 = 0,1798 gram B. Pembasan Padatan terlarut di Pantai Bama, Baluran Situbondo saat pagi pengulangan (1) memiliki massa 0,2232 gram, padatan terlarut pagi pengulangan (2) memiliki massa 0,2230 gram, dan padatan terlarut pagi pengulangan (3) memiliki massa 0,2144 gram. Sedangkan pada padatan terlarut siang pengulangan (1) memiliki massa 0,1850 gram, padatan terlarut siang pengulangan (2) memiliki massa 0,2114 gram, dan padatan terlarut siang penulangan (3) memiliki massa 0,1798 gram. Jumlah padatan terlarut dapat mempengaruhi tingkat kecerahan air laut di Pantai Bama. Semakin tinggi nilai padatan terlarut, maka semakin rendah tingkat kecerahan dan begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilai padatan terlarut, maka semakin tinggi tingkat kecerahan air laut. Berdasarkan data kelompok kami, nilai padatan terlarut tergolong rendah sehingga tingkat kecerahan di Pantai Bama tergolong baik. Hasil pengukuran kualitas perairan di lokasi sampling dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa suhu perairan di Pantai Bama, Baluran Situbondo pada stasiun 2 mempunyai rata-rata suhu 20,53°C saat pagi dan 29°C saat siang. Sesuai dengan pernyataan Effendi (2003), kisaran temperatur yang baik bagi kehidupan organisme perairan adalah antara 18-30°C.
  • 9. Nilai rata-rata pH di Pantai Bama, Baluran Situbondo adalah 6,67 dan 8 pada saat siang. Pada pagi hari, pH air laut cenderung asam, sedangkan pada saat sore hari cenderung basa. Perairan dengan pH<4 merupakan perairan yang sangat asam dapat menyebabkan kematian makhluk hidup, sedangkan pH>9,5 merupakan perairan yang sangat basa yang dapat menyebabkan kematian dan mengurangi produktivitas perairan. Perairan laut maupun pesisir memiliki pH relatif lebih stabil dan berada dalam kisaran yang sempit, biasanya berkisar antara 7,7–8,4 pH karena dipengaruhi kapasitas penyangga (buffer) yaitu adanya garam-garam karbonat dan bikarbonat yang dikandungnya (Boyd, 1982; Nybakken, 1992). Menurut Asmadi dan Suharno (2012), perubahan yang dapat ditimbulkan dengan parameter fisik dalam air limbah yaitu padatan, kekeruhan, bau, temperatur, dan warna. Padatan akan menimbulkan pendangkalan pada badan air dan menimbulkan tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun bagi makhluk hidup lain. Semakin keruh air semakin tinggi hantar listrik dan semakin banyak padatan yang tertimbun. Total padatan terlarut merupakan ukuran zat terlarut dalam air (baik zat organik maupun anorganik). Material-material yang tergolong dapat larut dalam air seperti karbonat, bikarbonat, klorida, sulfat, fosfat, nitrat, kalsium, magnesium, natrium, ion-ion organik, dan ion-ion lainnya. Kandungan total padatan terlarut meliputi zat terlarut (zat organik maupun zat anorganik) misalnya gula, asam dan garam, sehingga semakin tinggi penambahan larutan garam maka akan semakin tinggi nilai total padatan terlarut yang terbaca (Pamungkas, 2016). Menurut Fardiaz (1992), total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral dan garam-garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air.
  • 10. Ion yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium, magnesium, bikarbonat, karbonat dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan molekul. Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah tangga, dan industri. Perubahan dalam konsentrasi TDS dapat berbahaya karena akan menyebabkan perubahan salinitas, perubahan komposisi ion-ion, dan toksisitas masing-masing ion. Perubahan salinitas dapat menganggu keseimbangan biota air, biodiversitas, menimbulkan spesies yang kurang toleran, dan menyebabkan toksisitas yang tinggi pada tahapan hidup suatu organisme (Weber-Scannel and Duffy, 2007).
  • 11. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Jumlah padatan terlarut di Pantai Bama Baluran Situbondo pada saat pagi lebih banyak dibandingkan saat siang. Padatan terlarut pagi (1) memiliki massa 0,2232 gram, padatan terlarut pagi (2) memiliki massa 0,2230 gram, dan padatan terlarut pagi (3) memiliki massa 0,2144 gram. Sedangkan pada padatan terlarut siang (1) memiliki massa 0,1850 gram, padatan terlarut siang (2) memiliki massa 0,2114 gram, dan padatan terlarut pagi (3) memiliki massa 0,1798 gram. B. Saran Saran penulis untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian kualitatif untuk mengetahui kandungan mineral dalam air laut di Pantai Bama, Baluran Situbondo agar bisa diketahui ion dan padatan apa saja yang bisa mempengaruhi TDS atau padatan terlarut.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Asmadi dan Suharno. 2012. Dasar–Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Bilotta, G.S., R.E. Brazier. 2008. Understanding the influence of suspended solids on water quality and aquatic biota. Water Research. 42. 2849-2861. Boyd, C.E. 1982. Water Quality in Warmwater Fish Pond. Forth Printing. Alabama, USA: Agricultural Experiment Station, Auburn University. 318p. Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Karsinus. Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hal: 21- 23, 185. Kusnaedi. (2002). Mengolah Air Gambut dan Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta: Swadaya. Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan laut. Jakarta: Penerbit PT. Pradnya Paramita. 322 hal. Nybakken J W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT Gramedia. Oram, B. 2014. Total Dissolved Solid and Water Quality. Retrieved April 2015, 24, from Water Research Center: http://www.water- research.net/index.php/water-treatment/tools/total-dissolved-solids Pamungkas, B.T. 2016. Pembuatan Nira Kelapa Fermentasi dengan Metode Moromi untuk Pensubstitusi Kecap Asin. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor Rao, C.S. 1992. Environmental Pollution Control Engineering. New Delhi: Wiley Eastern Limited.
  • 13. Situmorang, M. 2007. Kimia Lingkungan. Medan : FMIPA-UNIMED. Slamet, J. S.1994. Kesehatan Lingkungan. Bandung : Gadjah Mada University Press. Sujianto, R. 2003. Biodiversitas Plankton sebagai Indikator Kualitas Perairan. Makassar: FMIPA UNHAS Sutrisno, T., & Suciastuti, E. (2002). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta Todd, D. K. 1970. The water encyclopedia. Water Information Center, Port Washington. New York. Undang-Undang No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Weber-Scannell, P.K., L.K. Duffy. 2007. Effect of Total Dissolved Solids on Aquatic Organisms: A Review of Literature and Rrecommendation for Salmonid Species. American Journal of Environmental Sciences. 3(1).1-6.