SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
OLEH:
LA RAEDA GARUDA (Q1A1 17 092)
MUH. FEBIL SARDANI (Q1A1 17 107)
JURUSN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BIOKIMIA PANGAN LANJUT
“Tempe”
 Bahan Baku
Memproduksi tempe menggunakan bahan baku pokok yaitu kedelai (Glycine
max). Jenis kedelai terdiri atas 4 macam, kedelai kuning, kedelai hitam, kedelai coklat
dan kedelai hijau. Para pengrajin tempe biasanya memakai kedelai kuning sebagai
bahan baku utama.
Gambar : Kacang Kedela
Syarat mutu kedelai untuk memproduksi tempe kualitas pertama adalah
sebagai berikut :
· Bebas dari sisa tanaman (kulit palang, potongan batang atau ranting, batu, kerikil,
tanah atau biji-bijian)
· Biji kedelai tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit
· Biji kedelai tidak memar
· Kulit biji kedeleai tidak keriput.
PRODUKSI TEMPE
Fermentasi tempe menggunakan kapang Rhizopus oryzae. Warna putih pada
tempeh disebabkan oleh miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Tekstur
kompak juga disebabkan oleh miselia jamur yang menghubungkan biji-biji kedelai tersebut.
Jamur yang tumbuh pada kedelai tersebut menghasilkan enzim-enzim yang mampu
menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah
dicerna oleh manusia.
Proses fermentasi berlangsung kurang lebih 2 hari yang ditandai tumbuhnya
miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat.
Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa
dan aroma khas.
Gambar : Ragi Tempe
PEMBUATAN TEMPE
 Kedelai dan Ragi Tempe
Gambar 1 : Kedelai dan Ragi tempe
 Cuci bersih kedelai dengan air
Gambar 2 : Proses Pencucia kedelai
 Rebus kedelai dengan air selama 30 menit
Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji
kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk
melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam pada tahap
perendaman.
Gambar 3 : proses perebusan kedelai
 Rendam sebentar, remas-remas lalu rendam dalam air
Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi
dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat
dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas
kulit biji.
Gambar 4 : Prose pengupasan kedelai
Gambar 5. Proses Perendaman
 Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin
dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam.
Bakteri dan kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi.
Gambar 6 : Proses pencucian akhir kedelai
 Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum
dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati
(disebut usar; digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung
(terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus
murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia).
Gambar 7 : Proses perataan dan pemisahan air rendaman pada kedeli
Gambar 8 : Penambahan ragi tempe (Rhizopus oryzae) pada kedelai
 Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran inokulum pada
permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur
merata sebelum pembungkusan; atau (2) inokulum dapat dicampurkan
langsung pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan.
Gambar 9 : Proses pengemasan
Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam
wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan
(misalnya daun pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan
memungkinkan masuknya udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk
tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya diberi lubang-lubang
dengan cara ditusuk-tusuk.
Gambar 11 : Proses pembuatan lubang ventilasi
Gambar 10 : Pembungkusan tempe
 Taruh di atas rak agar ada sirkulasi udara waktu fermentasi
 Letakan di tempat yang hangatnya stabil
Biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses
fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-
biji kedelai, menyatukannya menjadi tempe.
Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20 °C–37 °C selama 18–36 jam.
Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang menggunakan
banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses tradisional
menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi sampai 36
jam.
 Dalam 36 jam, tempe siap diolah
PROSES BIOKIMIA PADA TEMPE
Selama proses pembuatan tempe terjadi perubahan materi, yaitu
perubahan fisika dan kimia yaitu:
Perubahan fisika ditandai dengan perubahan wujud atau fase zat yang
umumnya bersifat sementara dan struktur molekulnya tetap.
Perubahan kimia adalah perubahan materi yang menghasilkan zat yang
jenisnya baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia.
METABOLISME
(KONDISI AEROB FAKULTATIF)
 KEDELAI
Protein
Mikroba
Protease
Asam Amino
(Larut Air)
Karbohidrat Amilase Glikosa Glikolisis
Asam
Piruvat
Lipid Lipase Gliserol + Asam Lemak
Asetil
KOA
TCA
Energi
METABOLISME
Dimanfaatkan
mikroba supaya
bertambah banyak.
Keterangan :
 Selanjutnya energi-energi tersebut akan dimanfaatkan oleh mikroba sehingga jadi banyak
yang menyikat kedelai. Sehingga menghasilkan produk tempe.
Energi
Adanya perubahan suhu, yaitu selama proses inkubasi tempe . Perubahan
kimia yang terjadi pada proses pembuatan tempe adalah pada saat inkubasi. Pada
saat itu terjadilah reaksi fermentasi. Proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur
Rhizopus sp menghasilkan energi.
Energi tersebut sebagian ada yang dilepaskan oleh jamur Rhizopus sp
sebagai energi panas. Energi panas itulah yang menyebabkan perubahan suhu
selama proses inkubasi tempe.
Selain terjadi perubahan suhu, selama proses inkubasi tempe juga terjadi
perubahan warna, dan munculnya titik- titik air yang dapat diamati pada
permukaan dalam plastik pembungkus tempe.
Pada awal pengamatan, kedelai pada tempe seperti berselimut kapas
yang putih. Tetapi dengan bertambahnya masa inkubasi, mulai muncul warna
hitam pada permukaan.
Perubahan warna ini menunjukkan adanya reaksi kimia pada proses
inkubasi. Jamur Rhizopus sp tergolong makhluk hidup. Oleh karena itu ia juga
melakukan respirasi. Respirasi merupakan reaksi kimia atau perubahan kimia.
Salah satu zat yang dilepaskan dari peristiwa respirasi adalah gas karbondioksida
dan uap air.
Uap air itulah yang menyebabkan permukaan dalam plastik pembungkus
tempe basah oleh titik-titik air. Sebuah reaksi kimia tidak selalu menunjukkan
seluruh ciri reaksi tersebut. Kadang, reaksi tersebut hanya menunjukkan salah satu
atau beberapa ciri saja (Sutikno, 2009).
Fermentasi merupakan tahap terpenting dalam proses pembuatan tempe.
Menurut hasil penelitian pada tahap fermentasi terjadi penguraian karbohidrat,
lemak, protein dan senyawa-senyawa lain dalam kedelai menjadi molekul-molekul
yang lebih kecil sehingga mudah dimafaatkan tubuh.
Pada proses fermentasi kedelai menjadi tempe terjadi aktivitas enzim amilolitik,
lipolitik dan proteolitik, yang diproduksi oleh kapang Rhizopus sp.
Pada proses pembuatan tempe, sedikitnya terdapat empat genus rhizopus yang
dapat digunakan. Rhizopus oligosporus merupakan genus utama, kemudian
Rhizopus oryzae merupakan genus lainnya yang digunakan pada pembuatan tempe
Indonesia.
Produsen tempe di Indonesia tidak menggunakan inokulum berupa
biakan murni kapang Rhizopus sp., namun menggunakan inokulum dalam bentuk
bubuk yang disebut laru atau inokulum biakan kapang pada daun waru yang
disebut usar.
Penelitian ini dipelajari aktivitas enzim-enzim a-amilase, lipase dan
protease pada proses fermentasi kedelai menjadi tempe menggunakan biakan
murni rhizopus oligosporus, rhizopus oryzae dan laru.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas
yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Siklus Glikolisis
 Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe adalah
sebagai berikut:
1. Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang
terlalu cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga
dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu
apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka
sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang
satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
2. Uap air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini
disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk
pertumbuhannya.
3. Suhu
Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat
mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu,
maka pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu
diperhatikan.
4. Keaktifan Laru
Untuk membuat tempe dibutuhkan inokulum atau laru tempe atau
ragi tempe. Laru tempe dapat dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya
bentuk tepung atau yang menempel pada daun waru dan dikenal dengan
nama Usar.
Laru dalam bentuk tepung dibuat dengan cara menumbuhkan spora
kapang pada bahan, dikeringkan dan kemudian ditumbuk. Bahan yang akan
digunakan untuk sporulasi dapat bermacam-macam seperti tepung terigu,
beras, jagung, atau umbi-umbian.
Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempe adalah kapang jenis
Rhizopus oligosporus, atau kapang dari jenis R. oryzae.
Masing-masing varietas dari kapang Rhizopus berbeda reaksi biokimianya,
hal ini terutama disebabkan adanya perbedaan dari enzim yang dihasilkan. Pektinase
hanya disintesa oleh R. arrhizus dan R. stolonifer. Sedangkan enzim amilase disintesa
oleh R. oligosporus dan R. oryzae tetapi tidak disintesa oleh R. arrhizus.
Selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan baik fisik
maupun kimianya. Protein kedelai dengan adanya aktivitas proteolitik kapang akan
diuraikan menjadi asan-asam amino, sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami
peningkatan. Dengan adanya peningkatan dari nitrogen terlarut maka pH juga akan
mengalami peningkatan.
Nilai pH untuk tempe yang baik berkisar antara 6,3 sampai 6,5. Kedelai yang
telah difermentasi menjadi tempe akan lebih mudah dicerna. Selama proses
fermentasi karbohidrat dan protein akan dipecah oleh kapang menjadi bagian-bagian
yang lebih mudah larut, mudah dicerna dan ternyata bau langu dari kedelai juga akan
hilang.
Tempe fermentasi

More Related Content

What's hot

Teknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de cocoTeknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de cocoNuruliswati
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi lombkTBK
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirAgnescia Sera
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBABilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBAYokhebed Fransisca
 
Teknologi Fermentasi pada Brem
Teknologi Fermentasi pada BremTeknologi Fermentasi pada Brem
Teknologi Fermentasi pada BremNuruliswati
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
Laporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vcoLaporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vcoPoetra Chebhungsu
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoTeknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoNuruliswati
 
Laporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutLaporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutU Lhia Estrada
 

What's hot (20)

Teknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de cocoTeknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de coco
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBABilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
 
Teknologi Fermentasi pada Brem
Teknologi Fermentasi pada BremTeknologi Fermentasi pada Brem
Teknologi Fermentasi pada Brem
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Sentrifugasi
SentrifugasiSentrifugasi
Sentrifugasi
 
Laporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vcoLaporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vco
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoTeknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
 
Laporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutLaporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarut
 
Uji Vitamin E
Uji Vitamin EUji Vitamin E
Uji Vitamin E
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 

Similar to Tempe fermentasi

Teknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeTeknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeNuruliswati
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeErnalia Rosita
 
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptxbioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptxwinnygardiani
 
Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Anisa Mu'asomah
 
Teknologi Fermentasi pada tempe
Teknologi Fermentasi pada tempeTeknologi Fermentasi pada tempe
Teknologi Fermentasi pada tempeNuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada tempe
Teknologi Fermentasi pada tempeTeknologi Fermentasi pada tempe
Teknologi Fermentasi pada tempeNuruliswati
 
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxklpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxAgathaHaselvin
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi Anisa II
 
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)Fathmasari
 
Rancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape SingkongRancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape SingkongIswi Haniffah
 
Metabolisme Mikroba Pada Tempe
Metabolisme Mikroba Pada TempeMetabolisme Mikroba Pada Tempe
Metabolisme Mikroba Pada TempeNuruliswati
 
Tapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungTapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungSilvi Natalia
 
makalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempemakalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempeAncela Rebeka
 

Similar to Tempe fermentasi (20)

Teknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeTeknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempe
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
 
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptxbioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
 
Pembuatan Tempe
Pembuatan TempePembuatan Tempe
Pembuatan Tempe
 
Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe
 
Ppt.pembuatan tempe
Ppt.pembuatan tempePpt.pembuatan tempe
Ppt.pembuatan tempe
 
Teknologi Fermentasi pada tempe
Teknologi Fermentasi pada tempeTeknologi Fermentasi pada tempe
Teknologi Fermentasi pada tempe
 
Teknologi Fermentasi pada tempe
Teknologi Fermentasi pada tempeTeknologi Fermentasi pada tempe
Teknologi Fermentasi pada tempe
 
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxklpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi
 
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
 
Tugas pembuatan tempe
Tugas pembuatan tempeTugas pembuatan tempe
Tugas pembuatan tempe
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
 
Rancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape SingkongRancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape Singkong
 
Bioteknologi Dengan Fungi
Bioteknologi Dengan FungiBioteknologi Dengan Fungi
Bioteknologi Dengan Fungi
 
Metabolisme Mikroba Pada Tempe
Metabolisme Mikroba Pada TempeMetabolisme Mikroba Pada Tempe
Metabolisme Mikroba Pada Tempe
 
Laporan 6
Laporan 6Laporan 6
Laporan 6
 
Tapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungTapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagung
 
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptxPPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
 
makalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempemakalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempe
 

More from Nuruliswati

Teknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada TahuTeknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada TahuNuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada Dangke
Teknologi Fermentasi pada DangkeTeknologi Fermentasi pada Dangke
Teknologi Fermentasi pada DangkeNuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuNuruliswati
 
Teknologi fermentasi kecap
Teknologi fermentasi kecapTeknologi fermentasi kecap
Teknologi fermentasi kecapNuruliswati
 
Fermentasi Asam laktat
Fermentasi Asam laktat Fermentasi Asam laktat
Fermentasi Asam laktat Nuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada Mocaf
Teknologi Fermentasi pada MocafTeknologi Fermentasi pada Mocaf
Teknologi Fermentasi pada MocafNuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada Kecap
Teknologi Fermentasi pada KecapTeknologi Fermentasi pada Kecap
Teknologi Fermentasi pada KecapNuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada Oncom
Teknologi Fermentasi pada OncomTeknologi Fermentasi pada Oncom
Teknologi Fermentasi pada OncomNuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada YoghurtTeknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada YoghurtNuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada Khimci
Teknologi Fermentasi pada KhimciTeknologi Fermentasi pada Khimci
Teknologi Fermentasi pada KhimciNuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada YoghurtTeknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada YoghurtNuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada DonatTeknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada DonatNuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada VCO
Teknologi Fermentasi pada VCOTeknologi Fermentasi pada VCO
Teknologi Fermentasi pada VCONuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuNuruliswati
 
Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)
Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)
Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)Nuruliswati
 
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi PutihProses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi PutihNuruliswati
 
Metabolisme Mikroba Pada Kimchi
Metabolisme Mikroba Pada KimchiMetabolisme Mikroba Pada Kimchi
Metabolisme Mikroba Pada KimchiNuruliswati
 
Metabolisme Mikroba Pada Kabuto
Metabolisme Mikroba Pada KabutoMetabolisme Mikroba Pada Kabuto
Metabolisme Mikroba Pada KabutoNuruliswati
 
Metabolisme Mikroba Pada Tauco
Metabolisme Mikroba  Pada TaucoMetabolisme Mikroba  Pada Tauco
Metabolisme Mikroba Pada TaucoNuruliswati
 

More from Nuruliswati (20)

Teknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada TahuTeknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada Tahu
 
Teknologi Fermentasi pada Dangke
Teknologi Fermentasi pada DangkeTeknologi Fermentasi pada Dangke
Teknologi Fermentasi pada Dangke
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada Keju
 
Teknologi fermentasi kecap
Teknologi fermentasi kecapTeknologi fermentasi kecap
Teknologi fermentasi kecap
 
Fermentasi Asam laktat
Fermentasi Asam laktat Fermentasi Asam laktat
Fermentasi Asam laktat
 
Teknologi Fermentasi pada Mocaf
Teknologi Fermentasi pada MocafTeknologi Fermentasi pada Mocaf
Teknologi Fermentasi pada Mocaf
 
Teknologi Fermentasi pada Kecap
Teknologi Fermentasi pada KecapTeknologi Fermentasi pada Kecap
Teknologi Fermentasi pada Kecap
 
Teknologi Fermentasi pada Oncom
Teknologi Fermentasi pada OncomTeknologi Fermentasi pada Oncom
Teknologi Fermentasi pada Oncom
 
Teknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada YoghurtTeknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada Yoghurt
 
Teknologi Fermentasi pada Khimci
Teknologi Fermentasi pada KhimciTeknologi Fermentasi pada Khimci
Teknologi Fermentasi pada Khimci
 
Teknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada YoghurtTeknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada Yoghurt
 
Teknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada DonatTeknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada Donat
 
Teknologi Fermentasi pada VCO
Teknologi Fermentasi pada VCOTeknologi Fermentasi pada VCO
Teknologi Fermentasi pada VCO
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada Keju
 
Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)
Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)
Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)
 
Biokimia pangan
Biokimia panganBiokimia pangan
Biokimia pangan
 
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi PutihProses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
 
Metabolisme Mikroba Pada Kimchi
Metabolisme Mikroba Pada KimchiMetabolisme Mikroba Pada Kimchi
Metabolisme Mikroba Pada Kimchi
 
Metabolisme Mikroba Pada Kabuto
Metabolisme Mikroba Pada KabutoMetabolisme Mikroba Pada Kabuto
Metabolisme Mikroba Pada Kabuto
 
Metabolisme Mikroba Pada Tauco
Metabolisme Mikroba  Pada TaucoMetabolisme Mikroba  Pada Tauco
Metabolisme Mikroba Pada Tauco
 

Tempe fermentasi

  • 1. OLEH: LA RAEDA GARUDA (Q1A1 17 092) MUH. FEBIL SARDANI (Q1A1 17 107) JURUSN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2019 BIOKIMIA PANGAN LANJUT “Tempe”
  • 2.  Bahan Baku Memproduksi tempe menggunakan bahan baku pokok yaitu kedelai (Glycine max). Jenis kedelai terdiri atas 4 macam, kedelai kuning, kedelai hitam, kedelai coklat dan kedelai hijau. Para pengrajin tempe biasanya memakai kedelai kuning sebagai bahan baku utama. Gambar : Kacang Kedela Syarat mutu kedelai untuk memproduksi tempe kualitas pertama adalah sebagai berikut : · Bebas dari sisa tanaman (kulit palang, potongan batang atau ranting, batu, kerikil, tanah atau biji-bijian) · Biji kedelai tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit · Biji kedelai tidak memar · Kulit biji kedeleai tidak keriput. PRODUKSI TEMPE
  • 3.
  • 4.
  • 5. Fermentasi tempe menggunakan kapang Rhizopus oryzae. Warna putih pada tempeh disebabkan oleh miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Tekstur kompak juga disebabkan oleh miselia jamur yang menghubungkan biji-biji kedelai tersebut. Jamur yang tumbuh pada kedelai tersebut menghasilkan enzim-enzim yang mampu menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Proses fermentasi berlangsung kurang lebih 2 hari yang ditandai tumbuhnya miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Gambar : Ragi Tempe
  • 6.
  • 7.
  • 8. PEMBUATAN TEMPE  Kedelai dan Ragi Tempe Gambar 1 : Kedelai dan Ragi tempe  Cuci bersih kedelai dengan air Gambar 2 : Proses Pencucia kedelai
  • 9.  Rebus kedelai dengan air selama 30 menit Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam pada tahap perendaman. Gambar 3 : proses perebusan kedelai
  • 10.  Rendam sebentar, remas-remas lalu rendam dalam air Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji. Gambar 4 : Prose pengupasan kedelai
  • 11. Gambar 5. Proses Perendaman
  • 12.  Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Bakteri dan kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi. Gambar 6 : Proses pencucian akhir kedelai
  • 13.  Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar; digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia). Gambar 7 : Proses perataan dan pemisahan air rendaman pada kedeli Gambar 8 : Penambahan ragi tempe (Rhizopus oryzae) pada kedelai
  • 14.  Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan; atau (2) inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan. Gambar 9 : Proses pengemasan
  • 15. Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan (misalnya daun pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan memungkinkan masuknya udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk. Gambar 11 : Proses pembuatan lubang ventilasi Gambar 10 : Pembungkusan tempe
  • 16.  Taruh di atas rak agar ada sirkulasi udara waktu fermentasi  Letakan di tempat yang hangatnya stabil
  • 17. Biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji- biji kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20 °C–37 °C selama 18–36 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam.
  • 18.  Dalam 36 jam, tempe siap diolah
  • 19. PROSES BIOKIMIA PADA TEMPE Selama proses pembuatan tempe terjadi perubahan materi, yaitu perubahan fisika dan kimia yaitu: Perubahan fisika ditandai dengan perubahan wujud atau fase zat yang umumnya bersifat sementara dan struktur molekulnya tetap. Perubahan kimia adalah perubahan materi yang menghasilkan zat yang jenisnya baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia.
  • 21.  KEDELAI Protein Mikroba Protease Asam Amino (Larut Air) Karbohidrat Amilase Glikosa Glikolisis Asam Piruvat Lipid Lipase Gliserol + Asam Lemak Asetil KOA TCA Energi METABOLISME Dimanfaatkan mikroba supaya bertambah banyak. Keterangan :  Selanjutnya energi-energi tersebut akan dimanfaatkan oleh mikroba sehingga jadi banyak yang menyikat kedelai. Sehingga menghasilkan produk tempe. Energi
  • 22. Adanya perubahan suhu, yaitu selama proses inkubasi tempe . Perubahan kimia yang terjadi pada proses pembuatan tempe adalah pada saat inkubasi. Pada saat itu terjadilah reaksi fermentasi. Proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur Rhizopus sp menghasilkan energi. Energi tersebut sebagian ada yang dilepaskan oleh jamur Rhizopus sp sebagai energi panas. Energi panas itulah yang menyebabkan perubahan suhu selama proses inkubasi tempe. Selain terjadi perubahan suhu, selama proses inkubasi tempe juga terjadi perubahan warna, dan munculnya titik- titik air yang dapat diamati pada permukaan dalam plastik pembungkus tempe. Pada awal pengamatan, kedelai pada tempe seperti berselimut kapas yang putih. Tetapi dengan bertambahnya masa inkubasi, mulai muncul warna hitam pada permukaan.
  • 23. Perubahan warna ini menunjukkan adanya reaksi kimia pada proses inkubasi. Jamur Rhizopus sp tergolong makhluk hidup. Oleh karena itu ia juga melakukan respirasi. Respirasi merupakan reaksi kimia atau perubahan kimia. Salah satu zat yang dilepaskan dari peristiwa respirasi adalah gas karbondioksida dan uap air. Uap air itulah yang menyebabkan permukaan dalam plastik pembungkus tempe basah oleh titik-titik air. Sebuah reaksi kimia tidak selalu menunjukkan seluruh ciri reaksi tersebut. Kadang, reaksi tersebut hanya menunjukkan salah satu atau beberapa ciri saja (Sutikno, 2009).
  • 24. Fermentasi merupakan tahap terpenting dalam proses pembuatan tempe. Menurut hasil penelitian pada tahap fermentasi terjadi penguraian karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa lain dalam kedelai menjadi molekul-molekul yang lebih kecil sehingga mudah dimafaatkan tubuh. Pada proses fermentasi kedelai menjadi tempe terjadi aktivitas enzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik, yang diproduksi oleh kapang Rhizopus sp. Pada proses pembuatan tempe, sedikitnya terdapat empat genus rhizopus yang dapat digunakan. Rhizopus oligosporus merupakan genus utama, kemudian Rhizopus oryzae merupakan genus lainnya yang digunakan pada pembuatan tempe Indonesia.
  • 25. Produsen tempe di Indonesia tidak menggunakan inokulum berupa biakan murni kapang Rhizopus sp., namun menggunakan inokulum dalam bentuk bubuk yang disebut laru atau inokulum biakan kapang pada daun waru yang disebut usar. Penelitian ini dipelajari aktivitas enzim-enzim a-amilase, lipase dan protease pada proses fermentasi kedelai menjadi tempe menggunakan biakan murni rhizopus oligosporus, rhizopus oryzae dan laru.
  • 26. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
  • 28.
  • 29.  Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe adalah sebagai berikut: 1. Oksigen Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
  • 30. 2. Uap air Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya. 3. Suhu Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.
  • 31. 4. Keaktifan Laru Untuk membuat tempe dibutuhkan inokulum atau laru tempe atau ragi tempe. Laru tempe dapat dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya bentuk tepung atau yang menempel pada daun waru dan dikenal dengan nama Usar. Laru dalam bentuk tepung dibuat dengan cara menumbuhkan spora kapang pada bahan, dikeringkan dan kemudian ditumbuk. Bahan yang akan digunakan untuk sporulasi dapat bermacam-macam seperti tepung terigu, beras, jagung, atau umbi-umbian. Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempe adalah kapang jenis Rhizopus oligosporus, atau kapang dari jenis R. oryzae.
  • 32. Masing-masing varietas dari kapang Rhizopus berbeda reaksi biokimianya, hal ini terutama disebabkan adanya perbedaan dari enzim yang dihasilkan. Pektinase hanya disintesa oleh R. arrhizus dan R. stolonifer. Sedangkan enzim amilase disintesa oleh R. oligosporus dan R. oryzae tetapi tidak disintesa oleh R. arrhizus. Selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan baik fisik maupun kimianya. Protein kedelai dengan adanya aktivitas proteolitik kapang akan diuraikan menjadi asan-asam amino, sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami peningkatan. Dengan adanya peningkatan dari nitrogen terlarut maka pH juga akan mengalami peningkatan. Nilai pH untuk tempe yang baik berkisar antara 6,3 sampai 6,5. Kedelai yang telah difermentasi menjadi tempe akan lebih mudah dicerna. Selama proses fermentasi karbohidrat dan protein akan dipecah oleh kapang menjadi bagian-bagian yang lebih mudah larut, mudah dicerna dan ternyata bau langu dari kedelai juga akan hilang.