1. MAKALAH
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Teknologi Perbenihan III
Semester Ganjil / Tahun 2010
Disusun oleh
Kelompok 8
Rahmanita Desi Utami (150110080159)
Dhea Primasari (150110080160)
Arina Robbi (150110080161)
Raden Bondan E B (150110080162)
Ruben M Hutabarat (150110080163)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI D
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 2
PRAKTIKUM I
Hari/tanggal : Jum’at/ 8 Oktober 2010
Judul Praktikum : Uji Daya Kecambah dan Uji Kadar Air
Teori dasar :
1. Daya Kecambah
Definisi perkecambahan menurut Copeland (1976) adalah aktivitas berkembangnya biji
menjadi tanaman muda. Di dalam peristiwa ini akan terjadi beberapa proses yang
mempengaruhi perkecambahan, yaitu : penyerapan air (imbibition), aktivitas enzim,
pertumbuhan embrio, pecahnya kulit biji, dan kemudian tanaman kecil. Lingkungan untuk
perkecambahan benih yaitu, kelembaban, temperature, osigen, dan cahaya.
Kriteria untuk kecambah normal diantaranya adalah:
a) Kecambah dengan pertumbuhan sempurna, ditandai dengan akar dan batang yang
berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang baik dan berwarna hijau, dan
mempunyai tunas pucuk yang baik
b) Kecambah dangan cacat ringan pada akar, hipokotil/ epikotil, kotiledon, daun primer, dan
koleoptil
c) Kecambah dengan infeksi sekunder tetapi bentuknya masih sempurna
Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk
berkembang menjadi kecambah normal. Kecambah di bawah ini digolongkan ke dalam
kecambah abnormal :
a) Kecambah rusak: kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak berat. Plumula
atau radikula patah atau tidak tumbuh.
b) Kecambah cacat atau tidak seimbang: kecambah dengan pertumbuhan lemah atau
kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional. Plumula atau radikula
tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau tumbuh kebawah,
sedangkan radikula tumbuh sebaliknya.
c) Kecambah lambat: kecambah yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran normal.
Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah pada benih
abnormal ukurannya lebih kecil.
Benih yang tidak berkecambah adalah benih yang tidak berkecambah sampai akhir masa
pengujian, yang digolongkan menjadi:
3. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 3
a) Benih segar tidak tumbuh: Benih, selain benih keras, yang gagal berkecambah namun
tetap baik dan sehat dan mempunyai potensi untuk tumbuh menjadi kecambah normal. Benih
dapat menyerap air, sehingga dapat terlihat benih tampak mengembang. Namun tidak ada
pemunculan struktur penting dari perkecambahan benih. Dan jika waktu penyemaian
diperpanjang benih akan tumbuh normal.
b) Benih keras: Benih yang tetap keras sampai akhir masa pengujian. Benih tersebut tidak
mampu menyerap air terlihat dari besarnya benih tidak mengembang, dan jika dibandingkan
dengan benih segar tidak tumbuh ukuran benih keras lebih kecil. Hal ini disebabkan karena
kulit benih yang impermeabel terhadap gas dan air.
c) Benih mati: Benih yang sampai pada akhir masa pengujian tidak keras, tidak segar, dan
tidak berkecambah. Benih mati dapat dilihat dari keadaan benih yang telah membusuk, warna
benih terlihat agak kecoklatan. Hal ini disebabkan karena adanya penyakit primer yang
menyerang benih. Disebabkan karena pada saat kultur teknis dilepangan tanaman yang
menajdi induk talah terserang hama dan penyakit sehingga pada benih tersebut berpotensi
membawa penyakit dari induknya.
2. Kadar Air
Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan teknik atau
metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan dirancang untuk mengurangi
oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan pengurangan
kelembaban sebanyak mungkin (ISTA, 2006). Dalam penentuan uji kadar air digunakan 2
metode oven, yaitu metode temperatur rendah 103±2°C dan metode temperatur tinggi 130 -
133°C. Kedua metode tersebut dapat digunakan dalam penentuan kadar air (Bonner, 1995).
Metode pengeringan oven telah mempertimbangkan bahwa hanya air saja yang diuapkan
selama pengeringan. Namun, bagaimanapun juga senyawa yang mudah menguap mungkin ikut
menguap yang akan menyebabkan hasil pengukuran over estimation. Sebagai contoh, pada
beberapa benih Abies sebagian resin ikut menguap ketika benih dibelah sehingga kadar air yang
dihasilkannya lebih tinggi (Bonner, 1991 dalam Poulsen, 1994). Dengan demikian, kadar air
yang ditentukan dengan metode oven mungkin saja tidak merepresentasikan kadar air benih yang
sesungguhnya (Poulsen, 1994). Namun, bagaimanapun juga metode pengeringan oven
4. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 4
merupakan metode yang digunakan sebagai metode standar (Edwards, 1987; ISTA, 1999; ISTA
2006) bila dibandingkan dengan metode lainnya yang masih harus dikalibrasi.
Alat dan bahan :
Alat
1. Cawan alumunium
2. Kertas merang
3. Plastic
4. Tali rapia
5. Sprayer + air
6. Label
7. Pemanas (oven)
Bahan
1. Benih jagung
Prosedur kerja :
Uji Daya Kecambah
1. Menyiapkan kertas merang lembab ( yang sudah dibasahi)
2. Alaskan kertas merang dengan plastic.
3. Menyusun 40 butir benih jagung di atas kertas merang.
4. Menutup dengan kertas merang kembali.
5. Menggulung kedua lapis kertas merang yang sudah berisi benih jagung, lalu ikat dengan
tali rapia. ( pengujian UKDP = Uji Kertas Digulung Plastik)
6. Memberi label dan amati perkecambahannya setelah 7 hari.
Uji Kadar Air
1. Menimbang 5 gram benih jagung di dalam cawan alumunium
2. Memasukkan ke dalam oven
3. Mengamati perubahan kadar airnya
Hasil pengamatan :
5. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 5
perhitungan daya berkecambah, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Jumlah benih awal = 40
Benih abnormal = 1
Benih normal = 39
DB = 39 X 100 % = 97,5 %
40
Pengujian benih menurut beberapa persyaratan diantara media dan lingkungan yang optimum (
Maurali ade uga, 1988).
Kecambah normal pada benih jagung diantaranya :
- Perkembangan hipokotil , plumula, dan epikotil sempurna.
- Sistem perakaran yang baik.
Kadar air
% kadar air = Wo – W1 x 100 %
Wo
Wo : 5 gram
W1 : 4,68 gram
KA = 5 – 4,68 x 100 % = 6,4 %
5
Benih dengan kadar air < 8 % dapat disimpan selama 3 tahun tanpa mengurangi daya kecambah
(Kartono, 2004)
6. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 6
Daftar Pustaka
http://www.bsn.go.id/files/348256349/Litbang%202009/PPIS%2009/Bab%209.pdf
http://perbenihan.blogspot.com/2009/12/pengujian-daya-kecambah.html
http://teknologibenih.blogspot.com/2009/08/pengujian-daya-kecambah-adalah.html
7. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 7
PRAKTIKUM II
Hari/tanggal : Jum’at/ 15 Oktober 2010
Judul Praktikum : Penggunaan Desikan dalam Penyimpanan Benih, KAK (Equilibrium
Moisture Content), dan Daya Berkecambah
Teori dasar :
Kadar air benih yang terbentuk oleh keseimbangan antara KA benih dengan RH
lingkungannya. Kadar air benih >14% benih akan mengalami respirasi tinggi, suhu
meningkat dan investasi cendawan. Sedangkan bila kadar air benih < 5% terjadi kerusakan
membrane selular.
o KAK fase 1 : KAK dengan RH 0‐60%. Air terikat kuat dengan struktur kimia benih.
o KAK fase 2 : KAK dengan RH 60‐75%. Sebagian KA benih terikat lebih lemah
daripada KA fase 1
o KAK fase 3 : KAK dengan RH 75‐100%. Sebagian air benih adalah air bebas yang
berada pada rongga antarsel benih yang mudah dihilangkan dengan pengeringan
alamiah
8. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 8
Alat dan bahan :
Alat
1. Desikator
2. Tali rapia
3. Kertas label
4. Timbangan
5. Germinator
6. Kain kassa
7. Kertas merang
8. Botol kaca
Bahan
1. Benih kedelai
2. Abu gosok
3. KNO3
9. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 9
Prosedur kerja :
Desikan
1. Menimbang 35 gram benih kemudian dimasukkan ke dalam gelas plastic.
2. Menambahkan silica gel atau kapur tohor ataupun abu gosok sesuai dengan pembagian
tugas
3. Menutup dengan plastic dan ikat dengan karet.
KAK (Kadar Air Keseimbangan)
1. Menimbang 35 gram benih
2. Mengikat benih dalam kassa masig-masing untuk KNO3 dan NaCl sesuai kelompok.
Nb :
Kelompok 8
Desikan : abu gosok
KAK : KNO3
Benih : kedelai
Hasil Pengamatan :
Kelompok Benih
Berat benih (gram)
Wo W1
1 Jagung 5 4,59
2 Jagung - -
3 Kedelai 5,03 4,43
4 Jagung 5 4,50
5 Jagung 5 4,51
6 Kedelai 5,02 4,49
7 Kedelai 5,04 4,38
8 Kedelai 5 4,41
KAK kelompok 8
10. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 10
Kadar air
% kadar air = Wo – W1 x 100 %
Wo
Wo : 5,00 gram
W1 : 4,41 gram
KA = 5 – 4,41 x 100 % = 11,8 %
5
Daftar Pustaka
www.bsn.go.id/files/348256349/Litbang%202009/.../Bab%209.pdf
11. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 11
PRAKTIKUM III
Hari/tanggal : Jum’at/ 22 Oktober 2010
Judul Praktikum : Pengaruh Kadar Air terhadap Daya Simpan
Teori dasar :
Tujuan dari pemeraman benih sebenarnya untuk mempercepat perkecambahan
benih. Hal ini dilakukan agar agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah.
Untuk menghambat deteriorasi maka benih harus disimpan dengan metode
tertentu agar benih tidak mengalami kerusakan ataupun penurunan mutu. Manan, (1978)
menyatakan bahwa penyimpanan benih adalah usaha pengawetan benih yang berdaya hidup,
semenjak pengumpulan hingga di lapangan. Ada dua faktor yang penting selama
penyimpanan benih yaitu, suhu dan kelembaban udara. Tujuan penyimpanan :
Menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi)
Melindungi biji dari serangan hama dan jamur
Mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat mencukupi
kebutuhan.
Tujuan pengemasan adalah untuk mempertahankan kualitas benih selama dalam
penyimpanan dan atau pemasaran, sehingga benih tetap terjamin daya tumbuh dan daya
kecambahnya secara normal.
Alat dan bahan :
Alat
1. 2 kotak alumunium
2. Tali rapia
3. Plastic
4. Kertas label
5. Wadah alumunium
Bahan
1. 5 gram kedelai
2. 40 butir kedelai
12. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 12
3. 35 gram jagung
4. 35 gram kedelai
5. 5 kertas merang lembab
Prosedur kerja :
Daya Kecambah
1. Menyiapkan 40 butir benih kedelai yang tidak diperam
2. Meyiapkan kertas merang
3. Menyusun 40 butir benih kedelai di atas kertas merang
4. Menggulung kertas merang tersebut
5. Mengikat dan beri label . ( Pengujian UKDP)
6. Menyimpan di germinator dan amati hasilnya.
Kadar Air
1. Menimbang 5 gram kedelai yang tidak diperam
2. Memasukkan ke dalam wadah alumunium
3. Memasukkan ke dalam oven
4. Melakukan prosedur di atas sebanyak 2X untuk melakukan ulangan. Amati hasilnya.
Pengemasan
1. Menyiapkan 2 kotak alumunium foil
2. Memasukkan 35 gram benih jagung dan 35 gram benih kedelai pada masing-masing
kotak alumunium foil.
3. Menutup wadah. Simpan.
Hasil Pengamatan :
Kelompok Berat (gram)
Wo W1
1 5,32 4,57
2 4,36 4,50
3 4,19 4,21
4 4,49 4,51
5 4,55 4,32
6 4,17 4,11
13. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 13
7 4,52 4,21
8 4,52 4,36
Kadar air
% kadar air = Wo – W1 x 100 %
Wo
Wo : 4,52 gram
W1 : 4,36 gram
KA = 4,52 – 4,36 x 100 % = 3,5 %
4,52
Daftar Pustaka
http://silvikultur.com/2010/11/pengaruh-suhu-selama-penyimpanan-terhadap-daya-
kecambah-benih/
14. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 14
PRAKTIKUM IV
Hari/tanggal : Jum’at/ 29 Oktober 2010
Judul Praktikum : Pengaruh Minyak Cengkeh terhadap Populasi Hama Gudang selama
Penyimpanan
Teori dasar :
Prinsip dasar teknik ini sama dengan pola tanam tumpangsari. Perbedaannya, pada teknik ini
tidak perlu menanam tanaman sela di antara tanaman utama, melainkan hanya memasang
senyawa atsiri, baik sintetis maupun hasil ekstraksi alami (minyak atsiri), di tempat-tempat
tertentu pada areal tanaman budidaya. Sampai saat ini senyawa atsiri yang paling banyak
digunakan adalah metil eugenol sebagai perangkap hama lalat buah jantan. Senyawa 1,8-cineole
yang merupakan senyawa penarik bagi hama pisang, yaitu kumbang Cosmopolites sordidus.
Selain untuk mengendalikan hama yang menyerang pertanaman, senyawa atsiri juga telah diuji
untuk mengendalikan hama gudang. Senyawa phenol thymol dan carvacrol yang berasal dari
tanaman Thymus serpyllum serta terpinen-4-ol yang berasal dari Origanum majorama dapat
digunakan sebagai fumigan uintuk hama kumbang kedelai Acanthoscelides obtectus. Eugenol
yang berasal dari bunga cengkeh efektif terhadap hama Tribolium castaneum, Sitophilus
zeamais, dan Prostephanus truncatus. Dengan demikian senyawa-senyawa atsiri ini nantinya
diharapkan dapat digunakan untuk menggantikan bahan fumigasi kimia yang telah diaplikasikan
selama ini di gudang-gudang penyimpanan. Penelitian dalam skala komersial perlu dilakukan
untuk membuktikan efektifitas teknologi ini.
Alat dan bahan :
Alat
1. Toples kaca
2. Kain kassa
3. Kertas label
Bahan
1. 40 gram jagung
2. 40 gram kedelai
3. Minyak cengkeh
4. Hama gudang
15. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 15
Prosedur kerja :
1. Memasukkan benih kedelai atau jagung seberat 40 gram ke dalam gulungan kapas yang
telah dilumuri minyak cengkeh. ( benih kedelai untuk kelompok 8).
2. Memasukkan 5 ekor hama gudang
3. Menutup toples dengan kain kassa
4. Hasil pengamatan setelah 1 bulan.
Yang diamati :
- Daya kecambah
- Jumlah benih yang rusak ( % )
- Kondisi hama ( jumlah yang mati dan yang hidup )
Hasil Pengamatan :
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, didapatkan jumlah hama yang masih bertahan
hidup selama ± 1 bulan adalah 1 ekor hama. 4 ekor hama lainnya mati, sedangkan 1 ekor yang
tersisa telah tumbuh dan berkembang menjadi lebih besar.
Daftar Pustaka
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/pemanfaatan-senyawa-kimia-alami-
sebagai-alternatif-pengendalian-hama-tanaman/
16. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 16
PRAKTIKUM V
Hari/tanggal : Jum’at/ 5 November 2010
Judul Praktikum : Menghitung Kadar Air Benih Kedelai yang telah di simpan di dalam
desikator berisi KNO3 selama 1 bulan
Teori dasar :
Desikator adalah wadah untuk mengeringkan zat atau menjaganya dari kelembapan
udara. Desikator sederhana laboratorium terdiri dari wadah kaca berisi bahan pengering seperti
silikat gel. Desikator dapat divakumkan bila tersedia cerap pada tutupnya.( John Dainith, 1994 :
142 )
Endapan yang sudah dikeringkan/diuraikan harus menjadi dingin sampai menyamai suhu
neraca sebelum ditimbang. Perbedaan suhu yang terlalu besar dapat mengakibatkan neraca,
tetapi lebih – lebih menyebabkan penimbangan tidak teliti karena terjadi arus konveksi udara.
Pendinginan harus dilakukan di dalam eksikator yang berisi bahan pengering yang masih baik.
Pendinginan di udara terbuka menyebabkan endapan dan cawan yang sanagt kering itu cepat
menyerap uap air dari udara dalam jumlah yang tidak tertentu, tergantung dari luas permukaan
maupun lamanya terkena udara. Di dalam eksikator pun terdapat air, jadi juga ada penyerapan
oleh endapan dan cawan, tetapi lebih sedikit dan lebih konstan, asal eksikator tidak terlalu lama
terbuka dan bahan pengering masih aktif. Karena sebab – sebab itu, maka penimbangan harus
dilakukan secepat bahan sudah cukup dingin tetapi tidak tergesa – gesa dan penimbangan juga
harus selesai dengan cepat. Sewaktu mendinginkan, cawan harus terbuka agar tidak menghambat
penurunan suhu tetapi untuk menimbang, cawan harus ditutup agar mengurangi penyerapan uap
oleh endapan. Selama menunggu giliran ditimbang, cawan harus tetap dalam eksikator.
Memasukkan bahan ke dalam eksikator harus selagi masih panas, tetapi jangan terlalu
panas (beberapa ratus oC). Bila keluar dari tanur atau turun dari pemanasan dengan gas, ditunggu
sebentar samapi pijar merahnya lenyap, lalu dimasukkan. Jangan menyentuh dinding gelas.
Tutup eksikator dipasang dengan celah udara sedikit untuk kira – kira (½ - 1 menit), baru
dirapatkan. Kalalu langsung ditutup rapat, udara di dalam eksikator mengembang karena
pansanya cawan, menghasilkan tekanan yang dapat mengangkat tutup sampai terjatuh. ( W.
Harjadi, 1990 : 100 - 101 )
Alat dan bahan :
Alat
17. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 17
1. Timbangan
2. Mangkuk alumunium
3. Oven
Bahan
Benih kedelai yang telah disimpan di desikator berisi KNO3 selama 1 bulan
Prosedur kerja :
1. Mengambil Benih kedelai yang telah disimpan di desikator berisi KNO3 selama 1 bulan
2. Menimbang 5 gram benih kedelai
3. Meletakkan di cawan alumunium
4. Menyimpan kembali sisa benih ke dalam desikator
5. Memasukkan 5 gram benih tadi ke dalam oven.
6. Menghitung KA
Hasil Pengamatan :
Kelompok KADAR AIR ( gram)
1 4,41
2 4,47
3 4,27
4 4,51
5 4,41
6 4,45
7 4,38
8 4,26
Kadar air
% kadar air = Wo – W1 x 100 %
Wo
Wo : 5 gram
W1 : 4,26 gram
KA = 5 – 4,26 x 100 % = 14,8 %
18. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 18
Daftar Pustaka
http://cosmo-done.blog.friendster.com/2008/01/
19. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 19
PRAKTIKUM VI
Tanggal : 19 November 2010
Judul Praktikum : Pengamatan Daya Berkecambah dan Kadar Air Benih Kakao
Teori Dasar :
Kakao merupakan tanaman yang benihnya jenis rekalsitran. Seperti telah kita ketahui
bersama bahwa benih rekalsitran adalah benih yang tidak mempunyai masa istirahat hal
ini bertolak belakang dengan benih ortodoks sebagai benih yang memiiliki masa dormansi. Pada
benih rekalsitran cepatnya proses perkecambahan benih sering menjadi masalah atau kendala
untuk mengirim benih ketempat produksi dalam kurun waktu tertentu. Hal ini disebabkan
seringnya benih rekalsitran tersebut mengalami perkecambahan selama dalam proses pengiriman
sehingga sangat sedikit benih yang dapat digunakan untuk keperluan perkecambahan dan
pembibitan setelah sampai di tempat tujuan pengiriman/produksi.
Benih kakao termasuk golongan benih rekalsitran, sehingga memerlukan penanganan
yang khusus. Ketika masak fisiologis kadar airnya tinggi, yakni lebih dari 40 %; viabilitas benih
akan hilang di bawah ambang kadar air yang relatif tinggi (lebih dari 25%); sifat benih ini tidak
mengikuti kaidah Harrington yang berbunyi “Pada kadar air 4-15%, peningkatan kadar air 1%
dapat menurunkan periode hidup benih setengahnya. Demikian pula halnya dengan suhu,
peningkatan 50
C pada kisaran 0-50 0
C dapat menurunkan umur simpan benih setengahnya;
untuk bertahan dalam penyimpanan memerlukan kadar air yang tinggi (sekitar 30%). (Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).
Penyimpanan benih kakao awalnya dibersihkan dengan abu gosok hingga lendirnya
hilang. Hal ini bertujuan agar mengurangi daya perkecambahan. Kadar air benih selama
penyimpanan merupakan faktor yang paling mempengaruhi masa hidupnya. Oleh karena itu
benih yang sudah masak dan cukup kering penting untuk segera dipanen, atau benihnya masih
berkadar air tinggi yang juga harus segera dipanen.
Alat Dan Bahan :
- 15 benih kakao
- timbangan
- abu gosok
- kertas
20. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 20
- 5 gram benih kakao
- cawan
Prosedur Kerja :
- Menyiapkan alat dan bahan
- Mengeluarkan biji kakao
- Membersihkan biji kakao dengan abu gosok
- Menimbang 5 gram benih dalam cawan lalu memasukkannya daam oven
- Menghitung kadar airnya setelah 1 jam
- Mengambil 15 biji kakao lalu memasukkan dalam kertas
- Memasukkan ke dalam oven dengan suhu 135 0
C
- Mencatat kadar airnya
Hasil Dan Pembahasan
a. Untuk pengeringan 5 gram kakao
Kelompok Awal (gram) Akhir (gram) ∆W
1 4,96 3,23 1,73
2 4,71 3,32 1,39
3 5 3,50 1,5
4 5,08 3,63 1,45
5 5,10 3,71 1,33
6 5,04 3,17 1,87
7 5,27 3,4 1,87
8 5,2 3,52 1,68
Pada pengeringan 5 gram kakao, kadar air yang paling tinggi terdapat pada kelompok 6
dan 7 dimana KA awalnya 5,04 dan 5,27 dan KA akhirnya 3,17 dan 3,4 dengan selisih kadar
airnya sangat tinggi yakni 1,87
b. Untuk pengeringan 15 biji kakao
Kelompok Awal (gram) Akhir (gram) ∆W
1 35,82 35,34 0,48
2 30,26 29,86 0,4
21. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 21
3 29,18 26,23 2,95
4 26,32 26,01 0,31
5 27,05 26,71 0,34
6 22,71 22,35 0,36
7 28,27 27,90 0,37
8 26,73 26,37 0,36
Pada pengeringan 15 biji kakao, kadar air yang paling tinggi terdapat pada kelompok 3
dimana KA awalnya 29,18 dan KA akhirnya 29,18 dengan selisih kadar airnya sangat tinggi
yakni 2,95.
Kesimpulan
Benih kakao memiliki kepekaan yang berbeda-bedaa terhadap kadar air. Kakao memiliki
kadar air tinggi dan mudah berkecambah selama periode konservasi. Oleh karena itu perlu diberi
perlakuan khusus untuk menghambat perkecambahannya
Daftar Pustaka
http://okimusisi.wordpress.com/2009/12/15/menekan-daya-berkecambah-benih-rekalsitran/
23. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 23
PRAKTIKUM VIII
Tanggal : 3 Desember 2010
Judul Praktikum : Pengecambahan Benih Hasil Penyimpanan dengan Beberapa Metode
Teori Dasar :
Untuk mempertahankan kualitas benih salah satunya adalah dipengaruhi oleh tempat
pengemasan. Kegiatan pengemasan bertujuan untuk mempertahankan kualitas benih selama
dalam penyimpanan dan atau pemasaran, sehingga benih tetap terjamin daya kecambahnya
secara normal. Persentase perkecambahan benih dengan kemasan plastik menunjukkan angka
100% artinya bahwa kemasan plastik merupakan kemasan yang tepat untuk penyimpanan benih
terutama untuk benih-benih yang akan disimpan lama. Bahan dari kemasan plastik memiliki
kekuatan terhadap tekanan, tidak mudah robek dan kedap udara serta mampu menahan
masuknya air ke dalam kemasan. Tinggi kecambah benih yang disimpan pada kemasan plastik
lebih tinggi dari kecambah-kecambah yang lainnya.
Pada kemasan kertas jumlah kecambah yang tumbuh normal berjumlah 20 sedangkan
kecambah normal yang dihasilkan oleh benih dengan kemasan alumunium foil berjumlah 22.
Dari kasus seperti ini dapat ditarik kesimpulan bahwa benih yang dikemas dengan menggunakan
alumunium foil lebih baik daripada benih dengan pengemasan menggunakan kertas.
Bahan pengemas yang terbuat dari alumunium foil tidak bersifat porus karena dilapisi bahan
plastik di dalamnya, tetapi kekuatan regangan tidak sebaik dengan bahan pengemas plastik.
Bahan plastik cenderung lebih kuat sedangkan bahan dari alumunium foil kekuatan terhadap
regangan nya sedang sehingga sangat dimungkinkan sekali tempat kemasan mudah rusak dan
memungkinkan adanya pertukaran udara dari luar dan uap air ke dalam kemasan sehingga sedikit
demi sedikit kualitas benih menurun. Sedangkan untuk bahan pengemas kertas sangat mudah
sekali robek dan bersifat porus sehingga pertukaran gas-gas dari luar ataupun uap air dapat
denganmudah terjadi, hal seperti inilah yang mempercepat proses deteriorasi pada benih. Bahan
pengemas dari kertas hanya mampu untuk jangka penyimpanan yang relatif singkat.
Alat dan Bahan :
a. Desikan
24. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 24
b. Alumminium
c. Amplop
d. Benih Kedelai
e. Benih jagung
Prosedur Kerja :
a. Kita mengecambahkan dari setiap benih hasil penyimpanan
b. Pertama kita mengeluarkan benih dari media penyimpanan seperti amplop, alummnium,
dan desikan
c. Kemudian kita mengukur berat 5 gr benih
d. Lalu kita menyusun secara zigzag benih diatas kertas basah
e. Terakhir, kita menggulungnya dan memasukkan kedalam germinator
f. Kita menggunakan proses yang sama untuk benih hasil penyimpanan alummnium, dan
desikan
Hasil dan Pembahasan
Perlakuan Variabel
Normal Busuk Tidak
Tumbuh
Abnormal Daya
Berkecambah
Desikan Abu
Gosok
Jagung 33 6 1 0 82,5%
Kedelai 36 4 0 0 90%
Alumminium
Jagung 32 8 0 0 80%
Kedelai 36 4 0 0 90%
25. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 25
Amplop
Kedelai 0 0 Semua 0 -
Kesimpulan
Dari hasil tabel, kita dapat menyimpulkan sebagian besar factor yang menyebabkan benih tidak
berkecambah yaitu benih sudah busuk, hal ini bisa disebabkan dari mutu benih sendiri atau
ketika penyimpanan terjadi kontaminan pada salah satu benih. Benih yang memiliki daya
berkecambah paling tinggi yaitu benih dari perlakuan desikan abu gosok (Jagung) dan
alummnium (Kedelai).
Daftar Pustaka
Safia.2009. Pengaruh Kemasan terhadap Viabilitas Benih. Diakses melalui
http://hirupbagja.blogspot.com/2009/10/pengaruh-kemasan-terhadap-viabilitas.html. Tanggal
akses 30 Desember 2010
26. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 26
PRAKTIKUM IX
Tanggal : 17 Desember 2010
Judul Praktikum : Pengamatan Kadar Air dan Daya Berkecambah Benih Kakao, Kedelai,
dan Jagung Beberapa Tipe Perlakuan
Teori Dasar :
Menurut Harrington (1972), masalah yang dihadapi dalam penyimpanan benih makin
kompleks sejalan dengan meningkatnya kadar air benih. Penyimpanan benih yang berkadar air
tinggi dapat menimbulkan resiko terserang cendawan. Benih adalah bersifat higroskopis,
sehingga benih akan mengalami kemundurannya tergantung dari tingginya faktor-faktor
kelembaban relatif udara dan suhu lingkungan dimana benih disimpan.
Suhu ruang simpan berperan dalam mempertahankan viabilitas benih selama
penyimpanan, yang diperungaruhi oleh kadar air benih, suhu dan kelembaban nisbi ruangan.
Pada suhu rendah, respirasi berjalan lambat dibanding suhu tinggi. Dalam kondisi tersebut,
viabilitas benih dapat dipertahankan lebih lama. Kadar air yang aman untuk penyimpanan benih
kedelai dalam suhu kamar selama 6-10 bulan adalah tidak lebih dari 11%.
Alat dan Bahan :
a. Kertas basah
b. Plastic
c. Amplop
d. Oven
e. Benih Kakao
f. Benih Kedelai
g. Benih Jagung
Prosedur Kerja :
Kita mengambil 5 gr benih dari setiap perlakuan (perlakuan dalam ruangan, dingin, dan
flutuasi)
27. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 27
Kemudian kita memasukkan 5 gr benih dalam wadah kaleng alummnium untuk
pengovenan
Setelah pengovenan, kita menghitung delta berat awal dan akhir untuk menentukan nilai
kadar air
Untuk daya berkecambah, kita memulai proses menyusun benih hasil penyimpanan diatas
kertas basah secara zigzag (4o butir untuk benih kedelai dan jagung, 15 butir untuk benih
kakao)
Lalu kita menggulungkan dan memasukkan kedalam germinator untuk perkecambahan
Terakhir kita menghitung persentase daya berkecambah benih – benih
Hasil dan Pembahasan
Kel Komoditas Perlakuan
Ruangan
Perlakuan
Fluktuasi
Perlakuan
Dingin
W0 W1 W0 W1 W0 W1
1 Kedelai 5.01 4.27 5.02 4.66 5 4.77
2 Jagung 5 4.54 5.03 4.90 4.86 3.8
3 Kedelai - - - - -
4 Jagung 4.96 4.76 4.96 4.74 5.03 4.88
5 Kedelai 5.03 - 5.04 - 4.96 -
6 Jagung 5.03 - 5.06 5 5.02 4.87
7 Kedelai - - 4.95 4.66 - -
8 Jagung 5.60 4.70 4.99 4.77 5.01 4.88
keterangan : - dikarenakan tidak adanya pengukuran pada benih yang bersangkutan
28. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 28
D 1 (luar ruangan) 17-12-2010
Kedelai
Busuk : 4, Normal : 34, Abnormal : 2
DK : 34/40x100% = 85%
D 1 (simpan langsung) 17-12-2010
Kakao
Tidak ada yang tumbuh
D 2 (ruangan) 8-10-2010
Jagung
Tidak tumbuh : 31, Normal : 6, Abnormal : 3
DK : 6/40x100% = 15%
29. Laporan Praktikum Benih III
Teknologi Perbenihan III Page 29
Kesimpulan
Proses pengecambahan membutuhkan adanya air untuk merangsang terjadinya proses imbibisi
benih, sebagian benih diatas tidak berkecambah atau daya kecambah yang rendah disebabkan
benih kurang adanya nutrisi untuk memecah kulit benih atau melakukan imbibisi. Contoh benih
kakao tidak berkecambah setelah dimasukkan ke mesin germinator, benih ini memiliki ciri – ciri
kulit benih dilapisi selaput/bulu putih
Daftar Pustaka
Purwanti.2002. Kajian Suhu Ruang terhadapKualitas Benih Kedelai Hitam dan Kuning. Diakses
melalui http://agrisci.ugm.ac.id/vol11_1/no4_kdlaihtm%26knng.pdf. Tanggal akses 30/12/2010
D 2 (ruangan) 8-10-2010
Jagung
Tidak tumbuh : 31, Normal : 6, Abnormal : 3
DK : 6/40x100% = 15%