4. Persiapan Sekresi Protein
Substrat dihentikan dengan air suling 1L pada 4° C untuk mengekstrak enzim yang
dihasilkan. Kemudian suspensi disentrifugasi untuk menghilangkan partikel besar.
Larutan yang digunakan pada pengujian enzim setelah melakukan pengenceran 4x
dengan menggunakan air suling
Solid State Fermentation (SSF)
Substrat dicampur dengan kulit gandum seed-koji yang telah diinkubasi pada
perlakuan sebelumnya
Kultur Seed-Koji
kulit gandum seed-koji dibuat dengan inokulasi 0,2 ml dengan suspensi konidiospora 5x107 ,
kemudian diautoclave dengan menggunakan 1,2 ml aquades, lalu inokulum diinkubasi dalam
kelembaban 95% selama 3 hari pada suhu dan kelembaban ruang
Strain Jamur dan Culture Substrat
persiapan suspensi konidiospora, strain ditumbuhkan pada PD ( potato dextrose ) plate
agar pada 30°C selama 7 hari. Menggunakan kulit gandum sebagai culture subtrat
5. Lanjutan metode...
Penghitungan Total Sekresi Protein
Jumlah total ekstraseluler protein ditentukan dengan menggunakan Quick Start Protein
Assay dengan metode Bradford (15) menggunakan bovine g-globulin sebagai standar
Pengujian Enzim
Pengujian dengan menggunakan a-Amylase Assay Kit, Glucoamylase dan a-Glucosidase Assay Kit, dan Acid
Carboxypeptidase Activity Assay Kit. Aktivitas selulase ditentukan dengan mengukur gula pereduksi dicerna
karboksimetilselulosa (CMC) sesuai dengan asam dinitrosalisilat (DNS), larutan reaksi (ekstrak enzim dan
buffer asetat) direbus dengan 300 ml larutan DNS selama 5 menit diencerkan sampai 6 kali lipat dengan air
suling dan diukur dengan densitas optik pada 500 nm dengan spektrofotometer. Aktivitas xilanase adalah
diukur dengan prosedur yang sama seperti yang di uji aktivitas selulase kecuali larutan enzim ekstrak (
pengenceran 4 kali lipat ) dan substrat ( 1,0 % xilan dari Oatspelt ) . Aktivitas protease asam diuji dengan
kemampuan untuk menghidrolisis kasein.
6. Lanjutan metode...
Penghitungan Aktivitas Air (Aw)
Pengukuran aktivitas air aktivitas air (Aw) diukur menggunakan alat
pengukuran Aw, AQUALAB CX-2 (decagon Devices, Inc, WA, USA)
Penghitungan Total Berat Miselium
Mengukur pelepasan N - asetilglukosamin konten (
GlcNAc ) dari dinding sel jamur menggunakan enzim litik,
Yatalase.
Keterangan:
: kode yang dapat dilakukan di Indonesia, FPK
Unair
8. Effect of uniform culture on enzyme production
1. NAB kultur dapat mencapai kondisi kultur yang homogen, seperti kandungan air dan
suhu diatas/didalam substrat, sehingga dapat diindikasikan bahwa menggunakan kultur
NAB dapat mempengaruhi produksi enzim meningkat dan tinggi.
9. Time course of enzyme production
1. Substrat mengering selama proses pengulturan dikarenakan air
merembes keluar dari box.
2. Aktivitas dari berbagai jenis enzim glycolytic selama proses
menunjukkan peningkatan yang drastis selama 24 jam dibandingkan
dengan TB kultur.
3. Rata-rata mengalami kenaikan pada 20-40 jam dengan mengalami
puncak pada rentang waktu 40-60 jam lalu mengalami penurunan
setelah 40 jam.
10. Change in total mycelial content
1. Sel miselia mengalami peningkatan pada 18-24 jam, dan mulai konstan
sejak 48 jam setelahnya.
2. NAB mempercepat pertumbuhan miselia, sehingga menghasilkan
produksi enzim yang cepat.
11. Change in water content and water activity
1. Pada NAB kultur, terjadi penurunan pada parameter yang telah
ditentukan pada rentang waktu 18-24 jam, disaat yang bersamaan berat
total mengalami penurunan secara bertahap dan jumlah air mengalami
peningkatan mulai 18 jam pengulturan menggunakan TB kultur.
2. Temperatur pada subtrat mencapai suhu maximum sekitar 24 jam,
sehingga dapat diindikasikan jamur tumbuh sangat cepat.
3. Banyaknya air pada subtrat yang merembes keluar selama fermentasi
menghasilkan penurunan pada berat total dan jumlah air sejak 24 jam
pada NAB kultur.
12. 4. Kondisi kering yang diapatkan pada permukaan subtrat NAB setelah
pengulturan selama 96 jam seperti yang diharapkan dari kelembaban
relatif.
5. Pada NAB, hasil Aw yang diperoleh adalah 0,981 dan 0,967 pada 18
dan 24 jam.
6. Hasil tersebut sangat optimal hanya pada fase log yaitu 0,98 – 0,99.
7. Pertumbuhan miselia meningkat dengan cepat pada 18-24 jam dan
berubah pada fase stasioner mulai dari 48 jam. Hasil ini terkolerasi
dengan peningkatan produksi enzim.
14. 1. Pada lingkungan yang tepat, percepatan produksi enzim pada NAB
kultur secara signifikan terkolerasi dengan meningkatnya jumlah
miselia.
2. Untuk mendapatkan kondisi lingkungan yang tepat untuk produksi
enzim, maka penting untuk mempersiapkan initial water pada NAB.
3. JUMLAH AIR, Aw, dan kelembaban rata-rata secara bertahap
menurun dari 48 jam, tetapi tidak mempengaruhi metabolisme jamur
tersebut walaupun proses dihentikan.
4. Penggunaan NAB juga bagus untuk mempersiapkan koji dalam kondisi
bagus.
5. Beberapa aktivitas yang spesifik dari enzim, dapat menghasilkan
aktivitas yang tinggi daripada penggunaan TB kultur sejak 48-96 jam
yang lalu pada NAB kultur.
15. 6. NAB juga dapat mengontrol kondisi keseluruhan subtrat dengan cara
menyesuaikan dengan kondisi atmosfer.
7. NAB kultur dipercaya berpotensial dan lebih efisien dalam
memproduksi enzim dibandingkan dengan SSF konvensional.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22. Judul Skripsi
1. Aplikasi Kulit Gandum Sebagai Kultur Subtrat Pada Solid State
Fermentation (Application of Wheat Bran as the Culture Substrate in
Solid-State Ferentation) Hana Lidiana (141211133032)
2. Menentukan Kadar Air Awal pada Kultur untuk produksi enzim pada
NAB Pinta Purbowati (141211133014)
3. Menentukan RH positif Pada Kultur untuk Produksi Enzim pada NAB
Nurul Fauziyah (141211133080)
23. • Pinta Purbowati 141211133014
• Hana Lidiana 141211133032
• Nurul Fauziyah 141211133080