SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Pengaruh Lama Penyimpanan Jamu Beras
Kencur Terhadap Pertumbuhan Kapang
FX. Agung Pinto
Laksono
NIM : P07134218132
P e n g u j i : A i m a I n s a n i , S . S i . , M . S c
D o s p e m 1 : D r a . R a t i h D e w i D w i y a n t i , M . K e s
D o s p e m 2 : R i f q o h , S . P d . , M . S c
A. Latar Belakang
Kapang yang tumbuh di jamu akan
menghasilkan toksin yang berbahaya
bagi manusia.
Terkontaminasinya jamu beras kencur
terhadap kapang bisa dari bahan
bakunya yaitu beras dan kencur juga
cara pengolahannya
Kampung Pejabat, UMKM.
Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan didapat ada 20 lebih
produsen jamu dan jamu gendong
hanya dapat bertahan 1 hari
Pada masa Covid-19, jamu beras
kencur memiliki khasiat bagi
manusia. Tetapi menurut Peraturan
MenKes RI No. 007 Tahun 2012
menyebutkan bahwa jamu gendong
tidak memerlukan izin edar
Penelitian sebelumnya menemukan
AKK pada jamu beras kencur sebesar
2,55 x 102 sampai 95,5 x 103 koloni/mL
dengan 40% tidak memenuhi syarat
sesuai standar BPOM No. 12 Tahun
2014 yaitu ≤ 103 koloni/ml.
Ditemukan species kapang/khamir
pada jamu beras kencur seperti
Aspergillus sp. Penicillium sp. Mucor sp.
dan Candida sp
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur
terhadap pertumbuhan kapang?
a. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu jamu beras kencur
b. Penelitian ini menggunakan perlakuan lama penyimpanan 0 sampai 24
jam
c. Penelitian ini menghitung jumlah dan identifikasi kapang yang tumbuh
pada waktu 0 sampai 24 jam
C. Batasan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh lama
penyimpanan jamu beras kencur
terhadap pertumbuhan kapang
Untuk mengetahui
jumlah angka kapang
yang tumbuh pada
jamu beras kencur
sebelum penyimpanan
(0 jam)
Untuk mengetahui
jenis kapang yang
tumbuh pada jamu
beras kencur
Untuk mengetahui
jumlah angka kapang
yang tumbuh pada
jamu beras kencur
sesudah penyimpanan
selama 4 jam, 8 jam,
12 jam dan 24 jam
E. Manfaat
Manfaat Teoritis
Dapat menambah atau memperkaya wawasan dan
mendapatkan informasi mengenai pengaruh
lama penyimpanan pada jamu beras kencur
terhadap pertumbuhan kapang
Manfaat Praktis
Bagi peneliti, diharapkan dapat menjadi
pengalaman untuk membuat hasil karya ilmiah
yang lebih baik lagi dan menambah
pengetahuan tentang pengaruh lama
penyimpanan jamu beras kencur terhadap
pertumbuhan kapang
Bagi masyarakat, diharapakan dapat
diaplikasikan dan digunakan kepada
masyarakat dalam menyimpan jamu beras
kencur dengan lama waktu maksimal dari
pertumbuhan kapang
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Jamu Beras
Kencur
Faktor Pencemaran
Jamur
Bahaya
Kapang
Khamir &
Kapang
Uji AKK
a. Kencur (Kaempferia
galanga l)
b. Beras (Oryza savila)
c. Pembuatan Jamu
a. Candida
b. Saccharomyces
c. Aspergillus
d. Penicillium
e. Mucor
a. Prinsip Uji AKK
b. Perhitungan Uji AKK
c. Syarat Keamanan &
Kualitas Jamu
BAB II
KERANGKA
TEORI
Jamu Beras Kencur
Beras Kencur
 Karbohidrat
 Lama penyimpanan
di karung/kemasan
 Pati
 rimpang kencur yang
tumbuh di dalam tanah
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan Kapang
 Lama
penyimpanan
 Suhu
 Bahan baku beras
kencur
 Kelembaban
 Subtrat
 pH
 Konsentrasi
oksigen
Pertumbuhan Angka
Kapang/Khamir dan
Identifikasi Jenis Kapang
Nilai AKK ≤ 103 koloni/ml
Bahan baku
Mengandung dan kualitas
Memperngaruhi
Syarat standar mutu
Keterangan
BAB III
KERANGKA
KONSEP &
HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
B. Hipotesis
Variabel Bebas :
Lama penyimpanan jamu
beras kencur dengan waktu
0 jam, 4 jam, 8 jam, 12 jam
dan 24 jam
Pertumbuhan angka
kapang/khamir
(koloni/ml)
Identifikasi jenis kapang
 Aspergillus sp.
 Penicillium sp.
 Jamur lainnya
Hipotesis penelitian ini adalah tidak ada pengaruh
lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap
pertumbuhan kapang
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Quasi Eksperimen
B. Rancangan Penelitian
One Group Pretest-Postest Design
C. Tempat & Waktu Penelitian
Tempat : Laboratorium Mikologi Jurusan Analis
Kesehatan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Waktu : 5 November – 22 Desember 2022
D. Bahan Penelitian
Jamu beras kencur di Kampung Pejabat
Perlakuan ada 5 (lama penyimpanan 0 jam,
4 jam, 8 jam, 12 jam dan 24 jam)
Untuk jumlah sampel menggunakan rumus
Federer (t-1)(r-1) > 15
Hasilnya replikasi didapat sebanyak 5 dan
jumlah pemeriksaan sebanyak 25 kali
pemeriksaan.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel Penelitian
No Nama Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Independen Variabel
1 Lama Penyimpanan Lama menyimpan jamu beras
kencur selama 0 jam, 4 jam, 8
jam, 12 jam dan 24 jam pada
suhu ruang (25˚C-28˚C)
Arloji Jam Rasio
Dependen Variabel
2 Angka
Kapang/Khamir
Jumlah koloni Kapang/khamir
yang tumbuh dari media PDA
inkubasi selama 5 hari dalam
suhu ruang (20˚C-25˚C)
Colony
Counter
Koloni/ml Rasio
3 Identifikasi Jenis
Kapang
Identifikasi jenis kapang secara
makroskopis. Identifikasi koloni
hasil kultur dan mikroskopis
dengan jenis jamur Aspergillus
dan Penicillium sp. dan jamur
lainnya pada jamu beras kencur
Makroskopis
Mikroskopis
Kultur
(+) positif
(-) negative
Nominal
Variabel bebas :
Lama Penyimpanan
Variabel terikat
AKK dan Identifikasi jenis
kapang
Alat
Cawan petri, erlenmayer, incubator, botol steril, pipet ukur, coloni counter, tabung reaksi,
lampu spiritus, biosafety cabinet, rak tabung, kapas, ice box, kertas label, ose, objek
glass, deck glass dan mikroskop.
Bahan
Jamu beras kencur, beras, kencur, air mineral, Aquades steril, NaCl 0,9%, Kloramfenikol,
Alcohol 70%, dan media Potato Dextrose Agar (PDA).
.
F. Instrumen Penelitian
G. Metode Pengumpulan Data
Data penelitian ini adalah
data primer yang diperoleh
dengan melakukan hasil
pemeriksaan laboratorium
jumlah angka kapang/khamir
dan identifikasi jenis jamur
pada jamu beras kencur
dengan lama penyimpanan 0
jam, 4 jam. 8 jam, 12 jam
dan 24 jam.
Prosedur
1. Persiapan Penelitian
• Perizinan
• Uji etik
2. Tahapan Penelitian
• Penjelasan Sebelum
Persiapan
• Informed consent
3. Cara Kerja Pemeriksaan
• Persiapan alat
• Pembuatan media
• Pengambilan sampel
• Perlakuan sampel
4. Prosedur Pemeriksaan
Sampel
• Pengenceran sampel
• Pengamatan koloni kapang
• Perhitungan AKK
• Pembiakan/pengkulturan
• Pengamatan Mikroskopis
jenis kapang
Prosedur Pemeriksaan Sampel
Pengenceran sampel
• Menyiapkan alat dan bahan
• Membuat pengenceran sampel dengan
aquades steril
Pengenceran ml Sampel Aquades Steril
100
10-1
10-2
10-3
Kontrol
1 ml
1 ml
1 ml dari sampel 10-1
1 ml dari sampel 10-2
-
-
9 ml
9 ml
9 ml
10 ml
• Dari masing-masing pengenceran dan kontrol dipipet 1 ml sampel
dimasukkan ke dalam cawan petri lalu dituangkan 15 ml media
PDA kemudian segera cawan petri digoyang sambil diputar agar
suspense tersebar merata dengan teknik pour plate.
• Diinkubasi pada suhu ruang selama 5 hari (20-25˚C).
Pengamatan koloni kapang dilakukan pada hari
ke 5 dengan mengamati ada tidaknya kapang
pada media PDA dengan melihat bentuk,
warna, permukaan dan tekstur
Prosedur Pemeriksaan Sampel
Perhitungan AKK
Perhitungan koloni, dihitung jumlah koloni yang tumbuh antara 10-150 koloni/cawan lalu
dikalikan faktor pengencerannya.
Hasil dihitung dengan rumus :
AKK :
Σ(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑥 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
koloni/ml
Prosedur Pemeriksaan Sampel
Pengamatan Mikroskopis Jenis Kapang
• Disiapkan objek glass bersih dan bebas lemak, teteskan 1 tetes larutan Aquadest
• Diambil jamur yang tumbuh pada media PDA dengan ose jarum
• Diletakkan pada objek glass yang sudah ditetesi Aquadest
• Ditutup dengan cover glass
• Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 40
• Hasil positif jika ditemukan hifa dan spora kapang (Aspergillus sp. Penicillium sp.)
H. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
• Editing
• Coding
• Tabulasi
• Memasukkan data
2. Analisis Data
Data yang digunakan didapat dari
hasil pemeriksaan jumlah angka
kapang/khamir pada jamu beras
kencur sebelum dan sesudah
diberi perlakuan lama
penyimpanan dan dianalisis
dengan uji Kruskal Wallis.
I. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian
Kesulitan
Adanya jamur yang tumbuh
tumpang tindih di beberapa cawan
petri, sehingga untuk mengatasinya
dilakukan subkultur.
Kelemahan
Banyak jamur yang tumbuh tetapi
ada beberapa jamur yang tidak
dapat teridentifikasi.
BAB V HASIL
Gambaran Umum
Sampel jamu beras kencur yang diambil untuk penelitian ini adalah jamu yang diproduksi di Kampung
Pejabat Banjarbaru, di tempat tersebut ada lebih dari 20 produsen jamu tetapi sampel yang diambil
hnaya dari 1 produsen yang merupakan café jamu sekaligus pemilik ide untuk membuat kampung
Pejabat. Café tersebut didirikan pada tanggal 31 Maret 2017, café dibangun permanen di depan rumah
pemilik dengan luas 3x9 meter persegi. Sumber air yang digunakan untuk pembuatan jamu beras
kencur ialah air sumur.
HASIL PEMERIKSAAN ANGKA KAPANG KHAMIR
Suhu Ruang
No
Kelompok
Sampel
pH
Jumlah Angka Kapang Khamir (Koloni/mL)
Replikasi
1
Replikasi
2
Replikasi
3
Replikasi
4
Replikasi
5
Rerata
1 0 jam
3
1 0 0 0 0 0,2x100
2 4 jam 1 1 0 0 0 0,4x100
3 8 jam 1 1 0 0 0 0,4x100
4 12 jam 2 2 0 0 0 0,8x100
5 24 jam 7 2 1 1 0 2,2x100
berdasarkan hasil tersebut dinyatakan bahwa jamu beras kencur masih memenuhi batas
maksimum cemaran angka kapang khamir menurut BPOM Nomor 32 Tahun 2019 yaitu <103
Koloni/mL.
UJI STATISTIK
NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
AKK .293 25 .000 .562 25 .000
a. Lilliefors Significance Correction
UJI KRUSKAL WALLIS
Test Statisticsa,b
AKK
Kruskal-Wallis H 5.009
Df 4
Asymp. Sig. .286
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: lama_penyimpanan
Berdasarkan uji statistic Kruskal Wallis diperoleh nilai sig. 0,286 > 0,05, hal ini
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur
terhadap pertumbuhan kapang.
HASIL IDENTIFIKASI JENIS
KAPANG
N
o
.
Jenis Jamur Makroskopis Mikroskopis
1
.
Aspergillus
flavus
Kapas,
berwarna hijau
kekuningan dan
pinggiran putih
Konidiofora,
vesikel dan
spora/konidia
berbentuk
bulat
2
.
Aspergillus
niger
Kapas,
coklat/hitam
dan pinggiran
putih
Konidiofora,
vesikel dan
spora/konidia
berbentuk
bulat
3
.
Penicillium
sp.
Berserabut,
hijau dan
pinggiran putih
Hifa bersepta,
konidiofora.
Bercabang,
metula
35%
7%
3%
55%
Jenis Kapang
Aspergillus niger Aspergillus flavus Penicillium sp. Tidak Teridentifikasi
Dari hasil pemeriksaan 100 cawan petri dari setiap
pengenceran dan replikasi didapat 29 cawan petri yang
ditumbuhi koloni jamur. Dengan hasil 10 koloni Aspergillus
niger (35%), 2 koloni Aspergillus flavus (7%), 1 koloni
Penicillium sp. (3%), dan 16 koloni jamur yang tidak
teridentifikasi (55%) .
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil, diketahui bahwa jamu beras kencur masih memenuhi batas maksimum
cemaran angka kapang khamir menurut BPOM Nomor 32 Tahun 2019 yaitu <103 Koloni/mL
dan tidak ada pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan
kapang.
Faktor yang memperngaruhinya, yaitu :
• pemilihan bahan baku yang bermutu
• penanganan bahan baku (seperti, membersihan dengan air mengalir hingga bersih)
• proses pengolahan (seperti, perebusan dengan api sedang sampai mendidih dan biarkan 5
menit)
• proses penyimpanan yang sesuai standar kesehatan (Kemenkes, 2015).
PEMBAHASAN
Hal ini didukung oleh
penelitian Thearesti (2015)
bahwa pada proses pencucian
yang bersih setidaknya dapat
mengeliminasi kapang dan
khamir dari bahan baku jamu
berupa rimpang-rimpangan.
Spora sensitif dengan panas,
pemanasan pada suhu 100˚C
dalam kurun waktu tertentu
dapat membunuh spora
(Azara, 2020).
Selain itu, kencur memiliki
kandungan zat aktif berupa
flavonoid, tannin, sineol
dan saponin yang
merupakan sifat antijamur
yang dapat menghambat
pertumbuhan jamur seperti
Candida albicans dan
Aspergillus sp. hal ini
didukung oleh penelitian
menurut NMAS Singapurwa
(2021).
PEMBAHASAN
Pada jamu beras kencur, ditemukan ada 3 jenis jamur, yaitu :
Aspergillus flavus, Aspergillus niger, dan Penicillium sp.
Jamu beras kencur yang terkontaminasi kapang bisa dikarenakan dari bahan bakunya.
Rimpang kencur tumbuh di dalam tanah dan tanah yang merupakan salah satu habitat
kapang khamir.
Beras juga dapat terkontaminasi jamur faktornya ialah pada beras yang dijual di pasar
karena lamanya penyimpanan beras pada kemasan atau karung.
PEMBAHASAN
Bahaya jamur bagi manusia
• Jamur Aspergillus sp. memiliki mikotoksin penyebab penyakit Aspergillosis
• Aspergillus niger. menyebabkan infeksi oportunistik yang terjadi pada mukosa
rongga mulut
• Aspergillus flavus memproduksi senyawa metabolik beracun yang disebut aflatoksin
dan menjadi faktor penyebab kanker hati
• Penicillium sp. menghasilkan mikotoksin seperti okratoksin A menyebakan
keracunan ginjal
Kesimpulan
• Jumlah rata-rata AKK pada penyimpanan jamu beras kencur sebelum penyimpanan (0
jam) didapatkan 0,2x100 Koloni/mL.
• Jumlah rata-rata AKK yang tumbuh pada jamu beras kencur sesudah penyimpanan
selama 4 jam, 8 jam, 12 jam dan 24 jam adalah 4 jam sebesar 0,4x100 Koloni/mL, 8 jam
sebesar 0,4x100 Koloni/mL. 12 jam 0,8x100 Koloni/mL, 24 jam sebesar 2,2x100
Koloni/mL.
• Tidak ada pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan
kapang karena hasil uji statistic Kruskal Wallis diperoleh nilai probabilitas signifikansi
adalah 0,286 dengan nilai probabilitas signifikansi lebih dari 0,05
• Jenis kapang yang tumbuh dan dapat diidentifikasi jenisnya pada beras kencur yaitu
Aspergillus flavus, Aspergillus niger, dan Penicillium sp
Saran
• Bagi penjual diharapkan agar tetap menjaga kebersihan perorangan,
lingkungan dan peralatan pada saat pengolahan jamu beras kencur
• Bagi peneliti selanjutnya, dapat meneliti pengaruh lama penyimpanan
terhadap pertumbuhan kapang pada jenis jamu lain
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Café jamu
di Kampung
Pejabat
Pengerjaan
AKK
Sampel Jamu Beras Kencur
Hasil AKK
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Makroskopis
Mikroskopis
Aspergillus niger Aspergillus flavus Penicillium sp.
Terima kasih
Terima kasih

More Related Content

Similar to JAMU KAPANG

LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxKhilalAdit
 
MODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII
MODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XIIMODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII
MODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XIIsyahriaabhar
 
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriPengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriNovita Anggraini
 
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Jurnal acara 5
Jurnal acara 5Jurnal acara 5
Jurnal acara 5yoga budi
 
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetikaInfografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetikasalni nindita
 
Laporan donat hesti
Laporan donat hestiLaporan donat hesti
Laporan donat hestiarruky
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
PPT_Firman Setyawan.pptx
PPT_Firman Setyawan.pptxPPT_Firman Setyawan.pptx
PPT_Firman Setyawan.pptxfakihmaulana1
 
Kertas kerja inovasi
Kertas kerja inovasiKertas kerja inovasi
Kertas kerja inovasiKHAIRULKHBDG
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperEly John Karimela
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...UNESA
 
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasPenyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasDR Irene
 
Proposal program unggulan kkn posdaya
Proposal program unggulan kkn posdayaProposal program unggulan kkn posdaya
Proposal program unggulan kkn posdayaApriliani Ristia
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing pjj_kemenkes
 

Similar to JAMU KAPANG (20)

LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
 
MODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII
MODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XIIMODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII
MODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII
 
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriPengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
 
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
 
Jurnal acara 5
Jurnal acara 5Jurnal acara 5
Jurnal acara 5
 
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetikaInfografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
 
Laporan donat hesti
Laporan donat hestiLaporan donat hesti
Laporan donat hesti
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
PPT_Firman Setyawan.pptx
PPT_Firman Setyawan.pptxPPT_Firman Setyawan.pptx
PPT_Firman Setyawan.pptx
 
Intern Sertum
Intern SertumIntern Sertum
Intern Sertum
 
Kertas kerja inovasi
Kertas kerja inovasiKertas kerja inovasi
Kertas kerja inovasi
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
 
Paper agung
Paper agungPaper agung
Paper agung
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
 
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasPenyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
 
Proposal program unggulan kkn posdaya
Proposal program unggulan kkn posdayaProposal program unggulan kkn posdaya
Proposal program unggulan kkn posdaya
 
Seminar pkl
Seminar pkl Seminar pkl
Seminar pkl
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 

Recently uploaded (20)

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 

JAMU KAPANG

  • 1. Pengaruh Lama Penyimpanan Jamu Beras Kencur Terhadap Pertumbuhan Kapang FX. Agung Pinto Laksono NIM : P07134218132 P e n g u j i : A i m a I n s a n i , S . S i . , M . S c D o s p e m 1 : D r a . R a t i h D e w i D w i y a n t i , M . K e s D o s p e m 2 : R i f q o h , S . P d . , M . S c
  • 2. A. Latar Belakang Kapang yang tumbuh di jamu akan menghasilkan toksin yang berbahaya bagi manusia. Terkontaminasinya jamu beras kencur terhadap kapang bisa dari bahan bakunya yaitu beras dan kencur juga cara pengolahannya Kampung Pejabat, UMKM. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan didapat ada 20 lebih produsen jamu dan jamu gendong hanya dapat bertahan 1 hari Pada masa Covid-19, jamu beras kencur memiliki khasiat bagi manusia. Tetapi menurut Peraturan MenKes RI No. 007 Tahun 2012 menyebutkan bahwa jamu gendong tidak memerlukan izin edar Penelitian sebelumnya menemukan AKK pada jamu beras kencur sebesar 2,55 x 102 sampai 95,5 x 103 koloni/mL dengan 40% tidak memenuhi syarat sesuai standar BPOM No. 12 Tahun 2014 yaitu ≤ 103 koloni/ml. Ditemukan species kapang/khamir pada jamu beras kencur seperti Aspergillus sp. Penicillium sp. Mucor sp. dan Candida sp
  • 3. B. Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang? a. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu jamu beras kencur b. Penelitian ini menggunakan perlakuan lama penyimpanan 0 sampai 24 jam c. Penelitian ini menghitung jumlah dan identifikasi kapang yang tumbuh pada waktu 0 sampai 24 jam C. Batasan Penelitian
  • 4. D. Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang Untuk mengetahui jumlah angka kapang yang tumbuh pada jamu beras kencur sebelum penyimpanan (0 jam) Untuk mengetahui jenis kapang yang tumbuh pada jamu beras kencur Untuk mengetahui jumlah angka kapang yang tumbuh pada jamu beras kencur sesudah penyimpanan selama 4 jam, 8 jam, 12 jam dan 24 jam
  • 5. E. Manfaat Manfaat Teoritis Dapat menambah atau memperkaya wawasan dan mendapatkan informasi mengenai pengaruh lama penyimpanan pada jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang Manfaat Praktis Bagi peneliti, diharapkan dapat menjadi pengalaman untuk membuat hasil karya ilmiah yang lebih baik lagi dan menambah pengetahuan tentang pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang Bagi masyarakat, diharapakan dapat diaplikasikan dan digunakan kepada masyarakat dalam menyimpan jamu beras kencur dengan lama waktu maksimal dari pertumbuhan kapang
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jamu Beras Kencur Faktor Pencemaran Jamur Bahaya Kapang Khamir & Kapang Uji AKK a. Kencur (Kaempferia galanga l) b. Beras (Oryza savila) c. Pembuatan Jamu a. Candida b. Saccharomyces c. Aspergillus d. Penicillium e. Mucor a. Prinsip Uji AKK b. Perhitungan Uji AKK c. Syarat Keamanan & Kualitas Jamu
  • 7. BAB II KERANGKA TEORI Jamu Beras Kencur Beras Kencur  Karbohidrat  Lama penyimpanan di karung/kemasan  Pati  rimpang kencur yang tumbuh di dalam tanah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kapang  Lama penyimpanan  Suhu  Bahan baku beras kencur  Kelembaban  Subtrat  pH  Konsentrasi oksigen Pertumbuhan Angka Kapang/Khamir dan Identifikasi Jenis Kapang Nilai AKK ≤ 103 koloni/ml Bahan baku Mengandung dan kualitas Memperngaruhi Syarat standar mutu Keterangan
  • 8. BAB III KERANGKA KONSEP & HIPOTESIS A. Kerangka Konsep B. Hipotesis Variabel Bebas : Lama penyimpanan jamu beras kencur dengan waktu 0 jam, 4 jam, 8 jam, 12 jam dan 24 jam Pertumbuhan angka kapang/khamir (koloni/ml) Identifikasi jenis kapang  Aspergillus sp.  Penicillium sp.  Jamur lainnya Hipotesis penelitian ini adalah tidak ada pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
  • 9. BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Quasi Eksperimen B. Rancangan Penelitian One Group Pretest-Postest Design C. Tempat & Waktu Penelitian Tempat : Laboratorium Mikologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Waktu : 5 November – 22 Desember 2022 D. Bahan Penelitian Jamu beras kencur di Kampung Pejabat Perlakuan ada 5 (lama penyimpanan 0 jam, 4 jam, 8 jam, 12 jam dan 24 jam) Untuk jumlah sampel menggunakan rumus Federer (t-1)(r-1) > 15 Hasilnya replikasi didapat sebanyak 5 dan jumlah pemeriksaan sebanyak 25 kali pemeriksaan.
  • 10. E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian No Nama Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Independen Variabel 1 Lama Penyimpanan Lama menyimpan jamu beras kencur selama 0 jam, 4 jam, 8 jam, 12 jam dan 24 jam pada suhu ruang (25˚C-28˚C) Arloji Jam Rasio Dependen Variabel 2 Angka Kapang/Khamir Jumlah koloni Kapang/khamir yang tumbuh dari media PDA inkubasi selama 5 hari dalam suhu ruang (20˚C-25˚C) Colony Counter Koloni/ml Rasio 3 Identifikasi Jenis Kapang Identifikasi jenis kapang secara makroskopis. Identifikasi koloni hasil kultur dan mikroskopis dengan jenis jamur Aspergillus dan Penicillium sp. dan jamur lainnya pada jamu beras kencur Makroskopis Mikroskopis Kultur (+) positif (-) negative Nominal Variabel bebas : Lama Penyimpanan Variabel terikat AKK dan Identifikasi jenis kapang
  • 11. Alat Cawan petri, erlenmayer, incubator, botol steril, pipet ukur, coloni counter, tabung reaksi, lampu spiritus, biosafety cabinet, rak tabung, kapas, ice box, kertas label, ose, objek glass, deck glass dan mikroskop. Bahan Jamu beras kencur, beras, kencur, air mineral, Aquades steril, NaCl 0,9%, Kloramfenikol, Alcohol 70%, dan media Potato Dextrose Agar (PDA). . F. Instrumen Penelitian
  • 12. G. Metode Pengumpulan Data Data penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan melakukan hasil pemeriksaan laboratorium jumlah angka kapang/khamir dan identifikasi jenis jamur pada jamu beras kencur dengan lama penyimpanan 0 jam, 4 jam. 8 jam, 12 jam dan 24 jam. Prosedur 1. Persiapan Penelitian • Perizinan • Uji etik 2. Tahapan Penelitian • Penjelasan Sebelum Persiapan • Informed consent 3. Cara Kerja Pemeriksaan • Persiapan alat • Pembuatan media • Pengambilan sampel • Perlakuan sampel 4. Prosedur Pemeriksaan Sampel • Pengenceran sampel • Pengamatan koloni kapang • Perhitungan AKK • Pembiakan/pengkulturan • Pengamatan Mikroskopis jenis kapang
  • 13. Prosedur Pemeriksaan Sampel Pengenceran sampel • Menyiapkan alat dan bahan • Membuat pengenceran sampel dengan aquades steril Pengenceran ml Sampel Aquades Steril 100 10-1 10-2 10-3 Kontrol 1 ml 1 ml 1 ml dari sampel 10-1 1 ml dari sampel 10-2 - - 9 ml 9 ml 9 ml 10 ml • Dari masing-masing pengenceran dan kontrol dipipet 1 ml sampel dimasukkan ke dalam cawan petri lalu dituangkan 15 ml media PDA kemudian segera cawan petri digoyang sambil diputar agar suspense tersebar merata dengan teknik pour plate. • Diinkubasi pada suhu ruang selama 5 hari (20-25˚C). Pengamatan koloni kapang dilakukan pada hari ke 5 dengan mengamati ada tidaknya kapang pada media PDA dengan melihat bentuk, warna, permukaan dan tekstur
  • 14. Prosedur Pemeriksaan Sampel Perhitungan AKK Perhitungan koloni, dihitung jumlah koloni yang tumbuh antara 10-150 koloni/cawan lalu dikalikan faktor pengencerannya. Hasil dihitung dengan rumus : AKK : Σ(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑥 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛) 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 koloni/ml
  • 15. Prosedur Pemeriksaan Sampel Pengamatan Mikroskopis Jenis Kapang • Disiapkan objek glass bersih dan bebas lemak, teteskan 1 tetes larutan Aquadest • Diambil jamur yang tumbuh pada media PDA dengan ose jarum • Diletakkan pada objek glass yang sudah ditetesi Aquadest • Ditutup dengan cover glass • Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 40 • Hasil positif jika ditemukan hifa dan spora kapang (Aspergillus sp. Penicillium sp.)
  • 16. H. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data • Editing • Coding • Tabulasi • Memasukkan data 2. Analisis Data Data yang digunakan didapat dari hasil pemeriksaan jumlah angka kapang/khamir pada jamu beras kencur sebelum dan sesudah diberi perlakuan lama penyimpanan dan dianalisis dengan uji Kruskal Wallis.
  • 17. I. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian Kesulitan Adanya jamur yang tumbuh tumpang tindih di beberapa cawan petri, sehingga untuk mengatasinya dilakukan subkultur. Kelemahan Banyak jamur yang tumbuh tetapi ada beberapa jamur yang tidak dapat teridentifikasi.
  • 18. BAB V HASIL Gambaran Umum Sampel jamu beras kencur yang diambil untuk penelitian ini adalah jamu yang diproduksi di Kampung Pejabat Banjarbaru, di tempat tersebut ada lebih dari 20 produsen jamu tetapi sampel yang diambil hnaya dari 1 produsen yang merupakan café jamu sekaligus pemilik ide untuk membuat kampung Pejabat. Café tersebut didirikan pada tanggal 31 Maret 2017, café dibangun permanen di depan rumah pemilik dengan luas 3x9 meter persegi. Sumber air yang digunakan untuk pembuatan jamu beras kencur ialah air sumur.
  • 19. HASIL PEMERIKSAAN ANGKA KAPANG KHAMIR Suhu Ruang No Kelompok Sampel pH Jumlah Angka Kapang Khamir (Koloni/mL) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Replikasi 5 Rerata 1 0 jam 3 1 0 0 0 0 0,2x100 2 4 jam 1 1 0 0 0 0,4x100 3 8 jam 1 1 0 0 0 0,4x100 4 12 jam 2 2 0 0 0 0,8x100 5 24 jam 7 2 1 1 0 2,2x100 berdasarkan hasil tersebut dinyatakan bahwa jamu beras kencur masih memenuhi batas maksimum cemaran angka kapang khamir menurut BPOM Nomor 32 Tahun 2019 yaitu <103 Koloni/mL.
  • 20. UJI STATISTIK NORMALITAS Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. AKK .293 25 .000 .562 25 .000 a. Lilliefors Significance Correction UJI KRUSKAL WALLIS Test Statisticsa,b AKK Kruskal-Wallis H 5.009 Df 4 Asymp. Sig. .286 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: lama_penyimpanan Berdasarkan uji statistic Kruskal Wallis diperoleh nilai sig. 0,286 > 0,05, hal ini menyatakan bahwa tidak ada pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang.
  • 21. HASIL IDENTIFIKASI JENIS KAPANG N o . Jenis Jamur Makroskopis Mikroskopis 1 . Aspergillus flavus Kapas, berwarna hijau kekuningan dan pinggiran putih Konidiofora, vesikel dan spora/konidia berbentuk bulat 2 . Aspergillus niger Kapas, coklat/hitam dan pinggiran putih Konidiofora, vesikel dan spora/konidia berbentuk bulat 3 . Penicillium sp. Berserabut, hijau dan pinggiran putih Hifa bersepta, konidiofora. Bercabang, metula 35% 7% 3% 55% Jenis Kapang Aspergillus niger Aspergillus flavus Penicillium sp. Tidak Teridentifikasi Dari hasil pemeriksaan 100 cawan petri dari setiap pengenceran dan replikasi didapat 29 cawan petri yang ditumbuhi koloni jamur. Dengan hasil 10 koloni Aspergillus niger (35%), 2 koloni Aspergillus flavus (7%), 1 koloni Penicillium sp. (3%), dan 16 koloni jamur yang tidak teridentifikasi (55%) .
  • 22. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil, diketahui bahwa jamu beras kencur masih memenuhi batas maksimum cemaran angka kapang khamir menurut BPOM Nomor 32 Tahun 2019 yaitu <103 Koloni/mL dan tidak ada pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang. Faktor yang memperngaruhinya, yaitu : • pemilihan bahan baku yang bermutu • penanganan bahan baku (seperti, membersihan dengan air mengalir hingga bersih) • proses pengolahan (seperti, perebusan dengan api sedang sampai mendidih dan biarkan 5 menit) • proses penyimpanan yang sesuai standar kesehatan (Kemenkes, 2015).
  • 23. PEMBAHASAN Hal ini didukung oleh penelitian Thearesti (2015) bahwa pada proses pencucian yang bersih setidaknya dapat mengeliminasi kapang dan khamir dari bahan baku jamu berupa rimpang-rimpangan. Spora sensitif dengan panas, pemanasan pada suhu 100˚C dalam kurun waktu tertentu dapat membunuh spora (Azara, 2020). Selain itu, kencur memiliki kandungan zat aktif berupa flavonoid, tannin, sineol dan saponin yang merupakan sifat antijamur yang dapat menghambat pertumbuhan jamur seperti Candida albicans dan Aspergillus sp. hal ini didukung oleh penelitian menurut NMAS Singapurwa (2021).
  • 24. PEMBAHASAN Pada jamu beras kencur, ditemukan ada 3 jenis jamur, yaitu : Aspergillus flavus, Aspergillus niger, dan Penicillium sp. Jamu beras kencur yang terkontaminasi kapang bisa dikarenakan dari bahan bakunya. Rimpang kencur tumbuh di dalam tanah dan tanah yang merupakan salah satu habitat kapang khamir. Beras juga dapat terkontaminasi jamur faktornya ialah pada beras yang dijual di pasar karena lamanya penyimpanan beras pada kemasan atau karung.
  • 25. PEMBAHASAN Bahaya jamur bagi manusia • Jamur Aspergillus sp. memiliki mikotoksin penyebab penyakit Aspergillosis • Aspergillus niger. menyebabkan infeksi oportunistik yang terjadi pada mukosa rongga mulut • Aspergillus flavus memproduksi senyawa metabolik beracun yang disebut aflatoksin dan menjadi faktor penyebab kanker hati • Penicillium sp. menghasilkan mikotoksin seperti okratoksin A menyebakan keracunan ginjal
  • 26. Kesimpulan • Jumlah rata-rata AKK pada penyimpanan jamu beras kencur sebelum penyimpanan (0 jam) didapatkan 0,2x100 Koloni/mL. • Jumlah rata-rata AKK yang tumbuh pada jamu beras kencur sesudah penyimpanan selama 4 jam, 8 jam, 12 jam dan 24 jam adalah 4 jam sebesar 0,4x100 Koloni/mL, 8 jam sebesar 0,4x100 Koloni/mL. 12 jam 0,8x100 Koloni/mL, 24 jam sebesar 2,2x100 Koloni/mL. • Tidak ada pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang karena hasil uji statistic Kruskal Wallis diperoleh nilai probabilitas signifikansi adalah 0,286 dengan nilai probabilitas signifikansi lebih dari 0,05 • Jenis kapang yang tumbuh dan dapat diidentifikasi jenisnya pada beras kencur yaitu Aspergillus flavus, Aspergillus niger, dan Penicillium sp
  • 27. Saran • Bagi penjual diharapkan agar tetap menjaga kebersihan perorangan, lingkungan dan peralatan pada saat pengolahan jamu beras kencur • Bagi peneliti selanjutnya, dapat meneliti pengaruh lama penyimpanan terhadap pertumbuhan kapang pada jenis jamu lain
  • 28. LAMPIRAN DOKUMENTASI Café jamu di Kampung Pejabat Pengerjaan AKK Sampel Jamu Beras Kencur Hasil AKK