Laporan ini mendeskripsikan eksperimen untuk menentukan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang umbi kentang melalui osmosis. Berbagai konsentrasi larutan sukrosa direndamkan dengan potongan umbi selama 1,5 jam, dan perubahan panjang diukur. Hasilnya menunjukkan panjang berkurang dengan konsentrasi lebih tinggi karena keluarnya air dari sel melalui osmosis.
1. LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN
PRAKTIKUM II
DIFUSI DAN OSMOSIS
(Penentuan Potensial Air Jaringan Tumbuhan)
Fauziah Khoirun Nisa
17030244003
Biologi 2017 D
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BIOLOGI
2018/2019
2. A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum dengan topik “Penentuan Potensial Air
Jaringan Tumbuhan” adalah bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa
terhadap perubahan panjang jaringan tumbuhan pada umbi kentang?
B. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pada “Penentuan Potensial Air Jaringan Tumbuhan”
berdasarkan rumusan masalah di atas adalah mengatahui pengaruh konsentrasi
larutan sukrosa terhadap perubahan panjang jaringan tumbuhan pada umbi
kentang.
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dibuat hipotesis:
Hipotesis a (Ha) : Ada pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap
perubahan panjang jaringan tumbuhan pada umbi kentang.
Hipotesis nol (H0) : Tidak ada pengaruh konsentrasi larutan sukrosa
terhadap perubahan panjang jaringan tumbuhan pada umbi
kentang.
D. Kajian Pustaka
Difusi adalah pergerakan molekul melintasi membran semipermiabel dari
kompartemen berkonsentrasi tinggi menuju kompartemen berkonsentrasi rendah.
Sedangkan osmosis adalah pergerakan cair solven (pelarut) murni (misalnya air)
melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi tinggi (pekat) (Tamsuri, 2009:
3-4).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial air. Potensial air adalah energi
yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Potensial air
merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi.
Potensial air dinyatakan sebagai nol, sehingga potensial air dari suatu larutan
adalah kurang dari nol. Potensial air dapat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, dan
partikel-partikel bahan terlarut.
3. Dalam proses osmosis, potensial osmotik juga berperan penting. Potensial
osmotik merupakan potensial yang disebabkan adanya materi yang terlarut.
Kontribusi dari potensial air pada zat terlarut disebut dengan potensial osmotik,
yang selalu bernilai negatif, karena air sebagai pelarut dalam larutan itu
melakukan kerja kurang dari air murni.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial
tekanan dan potensial osmotik. Potensial tekanan dapat menambah atau
mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmotik menunjukkan status
larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan
dalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air
jaringan tersebut dapat diketahui. Potensial tekanan air bernilai positif, negatif,
bahkan nol. Tetapi secara umum, nilai potensial tekanan ini bernilai positif,
karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan tugor (Advinda, 2018). Nilai
potensial air jaringan tumbuhan pada umbi kentang dihitung dengan rumus:
PA = PO + PT → PT = 0
PA = PO → PO = -TO
PA = _ 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang tidak menambah panjang umbi kentang
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa.
2. Variabel Kontrol : Panjang awal potongan umbi kentang, volume
larutan sukrosa, waktu perendaman.
3. Variabel Respon : Panjang akhir potongan umbi kentang, dan
perubahan panjang potongan umbi kentang.
4. F. Definisi Operasional Variabel
Variabel manipulasi yaitu konsentrasi larutan sukrosa dengan molaritas 0
M; 0,2 M; 0,4 M; 0,6 M ; 0,8 ; dan 1 M. Kedua, variabel kontrol yaitu panjang
awal potongan umbi kentang 2 cm, volume larutan sukrosa 25 mL, waktu
perendaman selama 1,5 jam. Terakhir variabel respon yaitu Panjang akhir
potongan umbi kentang diukur setelah direndam larutan sukrosa masing-masing
1,5 jam, dan perubahan panjang potongan umbi kentang dihitung selisihnya antara
panjang akhir dan panjang awal umbi kentang.
G. Alat dan Bahan
1 buah umbi kentang, larutan sukrosa dengan molaritas 0 M; 0,2 M; 0,4
M; 0,6 M; 0,8 M; 1M masing-masing 25 mL, 6 buah wadah plastik dan tutupnya,
1 buah gelas ukur 50 mL, 1 buah alat pengebor gabus, 1 buah penggaris, 1 buah
pisau tajam, dan 1 buah pinset.
H. Rancangan Percobaan
1. Siapkan 6
wadah plastik
dan tutupnya.
2. Isi masing-
masing 25 mL
setiap konsentrasi
larutan sukrosa.
3. Beri label
masing-masing
wadah plastik
setiap konsentrasi
larutan.
sukrosa
sukrosa
4. Buat silinder
dengan alat
pengebor gabus.
5. Potong silinder
umbi sepanjang 2
cm sebanyak 24
potongan.
6. Masukkan 4
potongan umbi
kentang ke
wadah plastik,
tutup wadahnya.
7. Amati dengan
mikroskop
setelah 1,5 jam.
8. Dihitung nilai
rata-rata
pertambahan
panjang umbi
kentang
9. Catat hasil
rata-rata
pertambahan
panjang umbi
kentang.
5. I. Langkah Kerja
1. Mengukur dan mengidentifikasi. Isilah gelas kimia ke-1 dengan larutan
sukrosa 0 M, gelas kimia ke-2 dengan larutan sukrosa 0,2 M, dan
seterusnya sampai gelas kimia ke-6, masing-masing 25 mL. Beri label
pada masing-masing gelas kimia tersebut.
2. Mengerjakan praktikum. Pilih umbi kentang yang cukup besar dan baik,
buatlah silinder umbi dengan alat pengebor gabus. Potong-potong silinder
umbi tersebut sepanjang 2 cm.
3. Memasukkan potongan umbi tersebut kedalam gelas kimia yang telah diisi
dengan larutan sukrosa pada saat memasukkan potongan umbi kedalam
gelas kimia. Bekerjalah dengan cepat untuk mengurangi penguapan, dan
tutup rapat gelas kimia selama percobaan dilakukan.
4. Mengamati dan mengukur. Setelah 1,5 jam, keluarkan setiap potongan
umbi tersebut dan ukur kembali panjangnya.
5. Menghitung. Hitung mulai rata-rata pertambahan panjang umbi untuk
setiap konsentrasi larutan sukrosa.
J. Rancangan Tabel Pengamatan
Tabel 1. Pertambahan panjang umbi kentang pada berbagai konsentrasi sukrosa
Konsentrasi
Sukrosa
Ʃ Panjang Awal Ʃ Panjang Akhir Ʃ
Pertambahan
Panjang
0 M
2 cm
2 cm
2 cm
2 cm 0 cm2 cm 2 cm
2 cm 2 cm
2 cm 2 cm
0,2 M
2 cm
2 cm
1,9 cm
1,9 cm -0,05 cm2 cm 2 cm
2 cm 2 cm
2 cm 1,9 cm
0,4 M
2 cm
2 cm
2,2 cm
2 cm 0 cm2 cm 1,8 cm
2 cm 1,9 cm
2 cm 2,1 cm
0,6 M
2 cm
2 cm
2 cm
1,95 cm -0,05 cm2 cm 1,9 cm
2 cm 2 cm
2 cm 1,9 cm
6. 0,8 M
2 cm
2 cm
1,8 cm
1,875 cm -0,125 cm2 cm 1,9 cm
2 cm 1,9 cm
2 cm 1,9 cm
1 M
2 cm
2 cm
1,8 cm
1,8 cm -0,2 cm2 cm 1,9 cm
2 cm 1,7 cm
2 cm 1,8 cm
Gambar 1. Grafik pertambahan panjang umbi kentang
Diskusi:
1. Mengapa perlu dicari nilai konsentrasi larutan sukrosa yang tidak
menyebabkan pertambahan panjang potongan silinder umbi dalam
menentukan potensial air?
Jawab :
Saat menentukan nilai potensial air (PA) perlu diketahui potensial tekanan
(PT) dan potensial osmotik (PO). Diketahui bahwa PT = 0 karena tidak terjadi
pertambahan panjang potongan silinder umbi kentang. Jadi, nilai PA dapat
diketahui sama dengan PO.
PA = PO + PT
PA = PO + 0
PA = PO
-0.25
-0.2
-0.15
-0.1
-0.05
0
0 M 0,2 M 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1 M
PertambahanPanjang(cm)
Konsentrasi Sukrosa (M)
Ʃ PertambahanPanjang Umbi Kentang
(cm)
Ʃ Pertambahan Panjang
(cm)
7. Potongan silinder umbi kentang memiliki nilai PA = PO yang dimiliki larutan
sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan panjang. Sehingga panjang
umbi kentang tetap, atau tidak terjadi keluar atau masuk air ke dalam sel.
2. Mengapa nilai potensial air sel umbi yang tidak berubah panjangnya sama
dengan nilai potensial osmosis larutan sukrosa yang tidak menyebabkan
pertabahan panjang potongan umbi ubi jalar tersebut ?
Jawab :
karena PA = PO dan diketahui PT = 0, dikarenakan tekanan turgor pada
dinding sel terjadi dan PA pada umbi kentang bernilai sama dengan PO yang
dimiliki larutan sukrosa, atau tidak terjadi keluar atau masuk air ke dalam sel.
K. Rencana Analisis Data
Pada tabel, konsentrasi larutan sukrosa yang terendah yaitu 0 M dengan
panjang awal 2 cm dan panjang akhir 2 cm serta jumlah pertambahan panjang 0
cm. Sedangakan konsentrasi yang paling tinggi yaitu pada konsentrasi 1 M
dengan panjang awal 2 cm dan panjang akhir 1,8 cm serta pertambahan panjang
-0,2 cm. Konsentrasi yang mempengaruhi kenaikan pada grafik yaitu pada
konsentrasi 0,4 M. Adapun konsentrasi yang mempengaruhi penurunan pada
grafik yaitu pada konsentrasi 0,2 M; 0,6 M; dan 0,8 M.
Pada konsentrasi 0,4 M menyebabkan kenaikan grafik yang semula -0,05
cm menjadi 0 cm. Pada konsentrasi 0,2 M menyebabkan penurunan grafik yang
semula 0 cm menjadi -0,05 cm. Pada konsentrasi 0,6 M yang pertambahan
panjang 0 cm turun menjadi -0,05 cm. Serta pada konsentrasi 0,8 M yang semula
-0,05 cm turun menjadi -0,125 cm. Jadi berdasarkan data, jika kosentrasi larutan
sukrosa lebih tinggi lalu cairannya akan semakin pekat yang mengakibatkan
penurunan panjang dalam umbi kentang, dan begitu juga sebaliknya.
L. Hasil Analisis Data
Berdasarkan grafik data yang diperoleh, pada konsentrasi larutan sukrosa
terhadap pertambahan panjang umbi kentang tidak teratur sehingga menyebabkan
grafik naik turun. Pertambahan panjang umbi kentang paling tinggi yaitu pada
konsentrasi 0 M dan 0,4 M dengan pertambahan panjang 0 cm. Pada konsentrasi
8. yang paling rendah pertambahan panjangnya yaitu pada konsentrasi 1 M dengan
pertambahan panjang -0,2 cm.
Konsentrasi yang menyebabkan grafik menjadi turun yaitu pada
konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M. Keadaan ini tidak sesuai dengan teori yang
berkata semakin meningkatnya molaritas larutan sukrosa, maka semakin negatif
pula nilai potensial air sel umbi jalar tersebut. Peningkatan panjang umbi kentang
disebabkan karena masuknya air di dalam larutan sukrosa ke dalam sel umbi
kentang secara osmosis. Perendaman umbi kentang dengan larutan sukrosa tidak
selalu menghasilkan pertambahan panjang umbi kentang.
Menurunnya panjang umbi kentang setelah direndam dengan larutan
sukrosa disebabkan oleh keluarnya air dari sel umbi kentang secara osmosis.
Keluarnya air dikarenakan larutan sukrosa mempunyai potensial air yang lebih
negatif daripada potensial air sel pada umbi kentang. Akibatnya, air akan
berpindah dari dalam sel kel larutan sukrosa dan menyebabkan pengurangan
panjang umbi kentang. Potensial air sel akan terus menurun sampai mencapai
keseimbangan dengan potensial air pada larutan sukrosa.
Data yang tidak sesuai mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu
kurang teliti saat mengukur pertambahan panjang umbi kentang, maupun saat
mengukur panjang awal dan panjang akhir umbi kentang. Juga kurang teliti dalam
mengisi larutan sukrosa sebanyak 25 mL, mungkin bisa kekurangan atau
kelebihan. Atau saat menutup kurang rapat, sehingga larutan sukrosa menguap.
Cara mengetahui nilai potensial air jaringan tumbuhan umbi kentang konsentrasi
larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan panjang dengan rumus :
PA = PO + PT→ PT = 0
PA = PO → PO = -TO
PA = _ 22,4.M.T
273
PA konsentrasi sukrosa 0 M = _ 22,4.M.T
273
= _ 22,4.0.(273+30)
273
= _ 0 0
273
= 0 atm
9. PA konsentrasi sukrosa 0,4 M = _ 22,4.M.T
273
= _ 22,4.0,4.(273+30)
273
= _ 2714,88
273
= -9,94 atm
M. Kesimpulan
1. Semakin kecil konsentrasi sukrosa, semakin bertambah panjang jaringan
tumbuhan pada umbi kentang
2. Konsentrasi larutan sukrosa 0 M dan 0,4 M tidak menyebabkan perubahan
panjang irisan jaringan umbi kentang
3. Nilai potensial air jaringan tumbuhan dari konsentrasi larutan sukrosa 0 M
adalah 0 atm, dan nilai potensial air dari konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M
adalah -9,94 atm
N. Daftar Pustaka
Advinda, Linda. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Deepublish.
Tamsuri, Anas. 2009. Klien Gangguan Keseimbangan Cairan & Elektrolit.
Jakarta: ECG.
O. Lampiran
Gambar 2. Umbi kentang Gambar 3. Umbi kentang Gambar 4. Silinder umbi
dan pengebor gabus kentang 2 cm
10. Gambar 5. Konsentrasi Gambar 6.Konsentrasi Gambar 7. Silinder umbi
sukrosa 0M; 0,2M; 0,4M sukrosa 0,6M; 0,8M; 1M kentang dalam sukrosa