SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
PEMBICARAAN AWAL
MODUL MEMBRAN RO
By : Group 7
Our Team
Aflah Fadillah HD
3335190089
Chairul Anam
3335190006
Siti Rohayati
3335190023
2
Table of
Contents
• BAB I PENDAHULUAN
• BAB II TINJAUAN PUSTAKA
• BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
• BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
• BAB V KESIMPULAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
LATAR BELAKANG
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan
yang sangat penting bagi makhluk hidup. Saat ini
kebutuhan air bersih yang layak digunakan untuk
keperluan rumah tangga ataupun industry semakin
sedikit. Dibeberapa daerah pesisir pantai
menggunakan air laut untuk keperluan sehari-hari,
dengan kandungan garam yang cukup tinggi hal
tersebut tidaklah baik untuk kesahatan. Adapun
teknologi yang dapat mengatasi masalah tersebut
adalah dengan menggunakan teknologi membran
reverse osmosis. 5
TUJUAN
Tujuan pada percobaan ini adalah
1. Untuk mengolah air laut menjadi air
tawar secara reverse osmosis
2. Untuk mencari kondisi optimum
proses desalinasi air laut secara
reverse osmosis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
MEMBRAN
Membran merupakan suatu media berpori yang berbentuk
film dan bersifat semipermeable digunakan untuk
memisahkan partikel dengan ukuran molecular dalam suatu
larutan yang memiliki ukuran yang lebih besar dari pori-pori.
Membran bersifat semipermeabel, berarti membran dapat
menahan spesi-spesi tertentu yang lebih besar dari ukuran
pori membran dan melewatkan spesi-spesi lain dengan
ukuran lebih kecil.
8
KLASIFIKASI MEMBRAN
Berdasarkan morfologi :
• Membrane Asimetrik, : Ukuran dan kerapatan porinya tidak sama,
• Membrane Simetrik, : Ukuran dan kerapatan pori yang sama disetiap bagian.
Berdasarkan kerapatan pori
• Membran rapat (tak berpori), : memiliki kerapatan lebih rendah.
• Membrane berpori, : memiliki kerapatan yang lebih besar,
Berdasarkan Struktur
• Membran homogen : tidak berpori, tidak ada hambatan ketika perpindahan
• Membrane heterogen, : berpori atau tidak berpori, tersusun secara seri dari
tipe yang berbeda, terjadi hambatan ketika perpindahan
9
KLASIFIKASI MEMBRAN
Berdasarkan Material Membran
• Membran alami,
Membran yang terdapat dalam sel makhluk hidup dan terbentuk dengan
sendirinya. Membran alami biasanya dibuat dari selulosa dan derivatnya
seperti selulosa nitrat dan selulosa asetat.
• Membran sintesis,
Membran sintetis adalah membran yang dibuat dari material tertentu. Contoh
membran sintetik seperti poliamida, polisulfon dan polikarbonat. Membran
sintetis dibagi menjadi dua yaitu membran organik (antara lain polimer) dan
membran anorganik (antara lain keramik).
10
REVERSE OSMOSIS
Osmosis : Proses perpindahan air dari larutan yang konsentrasinya
rendah menuju larutan yang konsentrasinya tinggi melalui membran
semipermeabel dikarenakan adanya tekanan osmosis.
Reverse Osmosis : Sebuah metode yang diigunakan untuk
memisahkan zat terlarut yang memiliki berat molekul yang rendah
seperti garam anorganik atau molekul organik kecil seperti glukosa
dan sukrosa dari larutannya.
Reverse osmosis membutuhkan tekanan hidrostatik lebih besar
daripada perbedaan tekanan osmotiknya sehingga air dapat
mengalir dari larutan yang konsentrasinya lebih tinggi ke konsentrasi
rendah melalui membran semipermeabel
11
FAKTOR-FAKTOR
• Tekanan,
Jika tekanan dipebesar >> Laju alir meningkat >> permeate semakin meningkat.
• Temperature,
Jika temperatur tinggi >> nilai fluks yang lebih tinggi pula >> tidak terjadi
pengaruh tertentu secara simultan,
• Kecepatan aliran,
Jika semakin tinggi kecepatan aliran maka akan mengurangi akumulasi partikel
pada permukaan membran
• Konsentrasi larutan,
konsentrasi zat terlarut yang tinggi akan menyebabkan penurunan nilai fluks
dan membran dapat cepat tersumbat
12
APLIKASI REVERSE OSMOSIS
Desalinasi air laut
Air laut yang sangat melimpah dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi air bersih dengan menggunakan teknologi
membran yaitu Teknologi Reverse Osmosis (RO) agar kebutuhan air bersih dapat terpenuhi. Jenis digunakan adalah
membran Reverse Osmosis jenis Selulosa
Proses :
1. Pengambilan sampel air baku kemudian dianalisa.
2.Air baku di bak penampungan dialirkan ke tabung pasir kuarsa melalui pompa kemudian dilakukan proses
treatment awal untuk mengurangi kadar garam.
3. Selanjutnya air dialirkan ke housing membran ukuran 0,3 μ.
4. Alirkan air ke dalam unit karbon aktif.
5. Selanjutnya Air dialirkan ke membran keramik dan pengambilan sampel kedua.
6. Setelah itu masuk ke membran Reverse Osmosis (RO) guna menyaring sisa-sisa mineral dan partikel yang
terkandung di dalam air dan pengambilan sampel ketiga.
7. Selanjutnya sampel dianalisa
13
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
14
DIAGRAM ALIR
• Tahap Kalibrasi
15
DIAGRAM ALIR
• Tahap Melakukan Variasi
16
DIAGRAM ALIR
• Proses Pemisahan menggunakan RO
17
DIAGRAM ALIR
• Tahap Pengujian Titrasi
18
K₂CrO₄
ALAT DAN BAHAN
• Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
 Seperangkat alat membran RO
Seperangkat alat titrasi
TDS meter
• Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
 Indikator Kalium Kromat
 AgNO³ 1 M
 Air laut
 Air tawar
19
VARIABLE PERCOBAAN
Variabel Bebas
 konsentrasi air laut
Variable Terikat
Tekanan operasi
20
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
21
HASIL
22
2.02 11.815 2.363 0.997 89.347
0.6 3.509 0.702 0.999 89.915
1.1 6.434 1.287 0.998 90.341
1.7 9.943 1.989 0.997 90.483
2 11.698 2.340 0.997 90.341
1.8 10.528 2.106 0.997 90.483
1.2 7.019 1.404 0.998 93.740
1.4 8.189 1.638 0.997 93.740
1.4 8.189 1.638 0.997 94.069
1.1 6.434 1.287 0.998 94.234
1.9 11.113 2.223 0.996 94.069
1.4 8.189 1.638 0.997 94.234
1.1 6.434 1.287 0.997 94.143
2.6 15.207 3.041 0.994 94.360
3.9 22.811 4.562 0.991 94.143
3.6 21.056 4.211 0.991 94.577
3.0 17.547 3.509 0.993 94.143
2.0 11.698 2.340 0.995 94.143
1.3 7.604 1.521 0.996 95.263
1.9 11.113 2.223 0.994 95.526
2.1 12.283 2.457 0.993 95.526
2.9 16.962 3.392 0.991 95.526
1.8 10.528 2.106 0.994 95.789
2.6 15.207 3.041 0.992 95.526
Tekanan
(psi)
20
40
50
60
V Titran
(ml)
Massa NaCl
(mg)
NaCl (Permeat)
(ppm)
Rejeksi
Fluks
(L/m2.s)
Efisiensi
membran
377.425
871.252
1241.623
1620.811
KONSENTRASI 1%
PEMBAHASAN
23
A. Pengaruh Tekanan Terhadap TDS
Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa jika semakin besar tekanan operasi pada membran
RO, maka laju alir akan meningkat. Hal tersebut mengakibatkan nilai TDS dari aliran konsentrat dan pre-
treatment akan semakin meningkat, sebaliknya untuk aliran permeat nilai TDS mengalami penurunan, dapat
di artikan bahwa jika nilai TDS pada aliran permeat menurun maka produk yang dihasilkan semakin baik
karena semakin banyak padatan yang terlarut dapat dipisahkan menggunakan membran RO. Dari grafik
tersebut diperoleh kondisi optimum pada konsentrasi 3% dengan tekanan sebesar 60 psi.
0
20
40
60
80
100
120
5 10 15 20 25 30
TDS
Permeat
Waktu (s)
Pengaruh Tekanan Terhadap TDS
20 psi
40 psi
50 psi
60 psi 0
200
400
600
800
1000
5 10 15 20 25 30
TDS
Pre-Treatment
Waktu (s)
Pengaruh Tekanan Terhadap TDS
20 psi
40 psi
50 psi
60 psi 0
500
1000
1500
2000
5 10 15 20 25 30
TDS
Konsentrat
Waktu (s)
Pengaruh Tekanan Terhadap TDS
20 psi
40 psi
50 psi
60 psi
PEMBAHASAN
24
2. Pengaruh konsentrasi terhadap TDS
0
500
1000
1500
5 10 15 20 25 30
TDS
Pre-Treatment
Waktu (s)
Pengaruh Konsentrasi Umpan
Terhadap TDS
1%
3%
5%
0
500
1000
1500
2000
5 10 15 20 25 30
TDS
Konsentrat
Waktu (s)
Pengaruh Konsentrasi Umpan
Terhadap TDS
1%
3%
5%
0
50
100
150
200
5 10 15 20 25 30
TDS
Permeat
Waktu (s)
Pengaruh Konsentrasi Umpan
Terhadap TDS
1%
3%
5%
Berdasarkan dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa jika semakin besar konsentrasi umpan maka nilai
TDS akan semakin meningkat sehingga dapat dikatakan besarnya kosentrasi berbanding lurus dengan
peningkatan nilai TDS pada setiap aliran seiring dengan berjalannya waktu. Dari hasil tersebut diperoleh
kondisi optimum pada kosentrasi 5% dengan tekanan sebesar 40 psi
PEMBAHASAN
25
3. Pengaruh Tekanan Terhadap Rejeksi
Pada umpan dengan konsentrasi NaCl 1% dan tekanan 20 psi
diperoleh rejeksi NaCl sebesar 99,9%. Pada umpan dengan konsentrasi
yang sama dan tekanan 40 psi diperoleh rejeksi 99,8%. Pada tekanan 50
psi dan 60 psi diperoleh rejeksi 99,7% dan 99,6%. Rejeksi maksimum
rata-rata membran pada konsentrasi 1% dengan tekanan 20 psi yaitu
99,8%. Pada tekanan 20 psi memperoleh nilai rejeksi yang terbesar
dibandingkan dengan tekanan 40 psi, 50 psi dan 60 psi.
Secara teori peningkatan tekanan umpan menyebabkan
rejeksi garam meningkat. Namun terdapat batasan tertentu bagi jumlah
garam yang dapat direjeksi untuk tekanan umpan yang digunakan.
Semakin tinggi tekanan yang diberikan mengakibatkan garam yang
melewati membran semakin banyak. Hal ini terjadi karena umpan
didorong melalui membran pada kecepatan tinggi sehingga garam yang
berada pada permukaan membran ikut menembus membran bersama
umpan
0.99
0.991
0.992
0.993
0.994
0.995
0.996
0.997
0.998
0.999
1
5 10 15 20 25 30
Rejeksi
Waktu (s)
Pengaruh Tekanan Terhadap Rejeksi
20 psi
40 psi
50 psi
60 psi
PEMBAHASAN
26
4. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Rejeksi
Persentase rejeksi ion natrium tertinggi sekitar
99,9 % didapatkan pada konsentrasi 1% dan tekanan
operasi 20 Psi, sedangkan terendah sekitar 99,7% pada
konsentrasi 3% dan tekanan 20 Psi.
Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan,
namun tekanan operasi yang diberikan adalah tetap,
maka rejeksi oleh membran akan mengalami penurunan.
Hal ini jelas dikarenakan konsentrasi zat terlarut akan
berpengaruh pada nilai tekanan osmotiknya. Sehingga
seharusnya, peningkatan konsentrasi zat terlarut pada air
umpan harus diimbangi dengan peningkatan tekanan
operasi, sehingga perbedaan tekanan yang cukup dapat
menghasilkan rejeksi yang cukup tinggi.
PEMBAHASAN
27
4. Pengaruh Tekanan Terhadap Fluks
Pada umpan dengan konsentrasi 1% dan tekanan
operasi 20 psi diperoleh fluks sebesar 377.42 L/m2 s.
Sedangkan pada konsentrasi yang sama dengan tekanan operasi
60 psi diperoleh fluks 1620.81 L/m2 s. Dari percobaan ini
didapatkan adanya kenaikan fluks permeat akibat dari kenaikan
tekanan operasi.
Fluks permeat disepanjang membran memiliki
hubungan langsung dengan tekanan umpan, dimana fluks akan
meningkat seiring dengan adanya peningkatan tekanan
[Kaliappan, dkk, 2005]. Semakin besar tekanan yang diberikan,
maka volum fluida yang dapat melewati membran akan
meningkat. Tekanan memegang peranan penting bagi laja
permeate yang terjadi pada proses membran. Semakin tinggi
tekanan suatu membran, maka semakin besar pula fluks yang
dihasilkan permeate
PEMBAHASAN
28
6. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Fluks
Gambar di samping adalah menunjukkan pengaruh kosentrasi
pada variasi tekanan fluks. Bahwa semakin tinggi kosentrasi
pada garam potensi fouling bahan organik . Dapat kita lihat
dengan adanya penurunan seiring meningkatnya kosentrasi pada
larutan air payau maka akan semakin banyak suatu partikel yang
yang terkandung pada larutan.sehingga si larutan air tersebut
dengan kosentrasi yang tinggi akan sulit untuk melewati suatu
membran reverses osmosis
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
0% 1% 2% 3% 4% 5% 6%
Fluks
Konsentrasi
Pengaruh Konsentrasi terhadap Fluks
20 psi
40 psi
50 psi
60 psi
PEMBAHASAN
29
7. Pengaruh Waktu Terhadap Persen (%) Penyisihan
Pada waktu suatu proses Reverses osmosis dapat berpengaruh
pada suatu kemurnian yang di hasilkan dala proses reveses
osmosis Karena jika semakin lama waktu kontak yang
berlangsung. Karena jika semakin tinggi atau semakin lama nya
waktu yang berlangsung maka akan semakin murni hasil yang di
dapatkan namun tergantung pada kinerja atau berlangsung nya
suatu membran ataupun sikosentrasi pada senyawa yang
dialirkan berdasarkan pada praktikum yanh telah di lakukan
dapat di peroleh dalam penyisihan terbaik yaitu 95% dengan
suaru kosentrasi umpan 5% , dengan tekanan 20 PSI dan
pengambilan waktu sempel pada menit ke 30
80
82
84
86
88
90
92
94
0 5 10 15 20 25 30
%Penyisihan
Waktu
Pengaruh Waktu Terhadap %Penyisihan
(20 Psi)
1%
3%
5%
BAB V
KESIMPULAN
30
KESIMPULAN
a. Membrane Reverse Osmosis menurunkan padatan terlarut dengan
efektifitas 95,7% terjadi pada tekanan 60 Psi dan konsentrasi umpan
1% dengan TDS permeat yang dihasilkan sebesar 17.
b. Kenaikan tekanan umpan menyebabkan kenaikan fluks dengan nilai
fluks tertinggi pada konsentrasi 1% dan tekanan 60 Psi yaitu 1620,81
L/m2.s
c. Rejeksi maksimum yang dihasilkan sebesar 99,9% pada tekanan 20
Psi dan konsentrasi 1%
31
THANK YOU
32
THANK
YOU

More Related Content

Similar to PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx

Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairIffa M.Nisa
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
 
Mengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptxMengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptxArdi Setyo W
 
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairKinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairSyauqy Nurul Aziz
 
Supllier chemical reserve osmosis
Supllier chemical reserve osmosisSupllier chemical reserve osmosis
Supllier chemical reserve osmosisigoy nerazzurri
 
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamSistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamHasib Habibie
 
Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbahPengolahan air limbah
Pengolahan air limbahthiarramadhan
 
Trouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdf
Trouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdfTrouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdf
Trouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdfRifkahIqbal1
 
Perencanaan ubi jalar ungu
Perencanaan ubi jalar unguPerencanaan ubi jalar ungu
Perencanaan ubi jalar ungussuserf63ae2
 
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptxPersentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptxDohotMaruliPurba
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihRizky Olang
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenAprili yanti
 
Pengolahan air minum
Pengolahan air minumPengolahan air minum
Pengolahan air minumCahya Nugraha
 
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKikiAdriani1
 
Pemurnian air laut
Pemurnian air lautPemurnian air laut
Pemurnian air lautHeriEffendy2
 

Similar to PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx (20)

Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
 
Mengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptxMengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptx
 
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairKinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
 
Supllier chemical reserve osmosis
Supllier chemical reserve osmosisSupllier chemical reserve osmosis
Supllier chemical reserve osmosis
 
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamSistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
 
Saringan pasir bio
Saringan pasir bioSaringan pasir bio
Saringan pasir bio
 
Tugas pi-niken-1
Tugas pi-niken-1Tugas pi-niken-1
Tugas pi-niken-1
 
Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbahPengolahan air limbah
Pengolahan air limbah
 
Trouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdf
Trouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdfTrouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdf
Trouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdf
 
Perencanaan ubi jalar ungu
Perencanaan ubi jalar unguPerencanaan ubi jalar ungu
Perencanaan ubi jalar ungu
 
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptxPersentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospen
 
Pengolahan air minum
Pengolahan air minumPengolahan air minum
Pengolahan air minum
 
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
 
Pemurnian air laut
Pemurnian air lautPemurnian air laut
Pemurnian air laut
 
Ion exchange
Ion exchangeIon exchange
Ion exchange
 

Recently uploaded

Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 

Recently uploaded (20)

Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 

PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx

  • 2. Our Team Aflah Fadillah HD 3335190089 Chairul Anam 3335190006 Siti Rohayati 3335190023 2
  • 3. Table of Contents • BAB I PENDAHULUAN • BAB II TINJAUAN PUSTAKA • BAB III METODOLOGI PERCOBAAN • BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN • BAB V KESIMPULAN 3
  • 5. LATAR BELAKANG Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi makhluk hidup. Saat ini kebutuhan air bersih yang layak digunakan untuk keperluan rumah tangga ataupun industry semakin sedikit. Dibeberapa daerah pesisir pantai menggunakan air laut untuk keperluan sehari-hari, dengan kandungan garam yang cukup tinggi hal tersebut tidaklah baik untuk kesahatan. Adapun teknologi yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan teknologi membran reverse osmosis. 5
  • 6. TUJUAN Tujuan pada percobaan ini adalah 1. Untuk mengolah air laut menjadi air tawar secara reverse osmosis 2. Untuk mencari kondisi optimum proses desalinasi air laut secara reverse osmosis 6
  • 8. MEMBRAN Membran merupakan suatu media berpori yang berbentuk film dan bersifat semipermeable digunakan untuk memisahkan partikel dengan ukuran molecular dalam suatu larutan yang memiliki ukuran yang lebih besar dari pori-pori. Membran bersifat semipermeabel, berarti membran dapat menahan spesi-spesi tertentu yang lebih besar dari ukuran pori membran dan melewatkan spesi-spesi lain dengan ukuran lebih kecil. 8
  • 9. KLASIFIKASI MEMBRAN Berdasarkan morfologi : • Membrane Asimetrik, : Ukuran dan kerapatan porinya tidak sama, • Membrane Simetrik, : Ukuran dan kerapatan pori yang sama disetiap bagian. Berdasarkan kerapatan pori • Membran rapat (tak berpori), : memiliki kerapatan lebih rendah. • Membrane berpori, : memiliki kerapatan yang lebih besar, Berdasarkan Struktur • Membran homogen : tidak berpori, tidak ada hambatan ketika perpindahan • Membrane heterogen, : berpori atau tidak berpori, tersusun secara seri dari tipe yang berbeda, terjadi hambatan ketika perpindahan 9
  • 10. KLASIFIKASI MEMBRAN Berdasarkan Material Membran • Membran alami, Membran yang terdapat dalam sel makhluk hidup dan terbentuk dengan sendirinya. Membran alami biasanya dibuat dari selulosa dan derivatnya seperti selulosa nitrat dan selulosa asetat. • Membran sintesis, Membran sintetis adalah membran yang dibuat dari material tertentu. Contoh membran sintetik seperti poliamida, polisulfon dan polikarbonat. Membran sintetis dibagi menjadi dua yaitu membran organik (antara lain polimer) dan membran anorganik (antara lain keramik). 10
  • 11. REVERSE OSMOSIS Osmosis : Proses perpindahan air dari larutan yang konsentrasinya rendah menuju larutan yang konsentrasinya tinggi melalui membran semipermeabel dikarenakan adanya tekanan osmosis. Reverse Osmosis : Sebuah metode yang diigunakan untuk memisahkan zat terlarut yang memiliki berat molekul yang rendah seperti garam anorganik atau molekul organik kecil seperti glukosa dan sukrosa dari larutannya. Reverse osmosis membutuhkan tekanan hidrostatik lebih besar daripada perbedaan tekanan osmotiknya sehingga air dapat mengalir dari larutan yang konsentrasinya lebih tinggi ke konsentrasi rendah melalui membran semipermeabel 11
  • 12. FAKTOR-FAKTOR • Tekanan, Jika tekanan dipebesar >> Laju alir meningkat >> permeate semakin meningkat. • Temperature, Jika temperatur tinggi >> nilai fluks yang lebih tinggi pula >> tidak terjadi pengaruh tertentu secara simultan, • Kecepatan aliran, Jika semakin tinggi kecepatan aliran maka akan mengurangi akumulasi partikel pada permukaan membran • Konsentrasi larutan, konsentrasi zat terlarut yang tinggi akan menyebabkan penurunan nilai fluks dan membran dapat cepat tersumbat 12
  • 13. APLIKASI REVERSE OSMOSIS Desalinasi air laut Air laut yang sangat melimpah dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi air bersih dengan menggunakan teknologi membran yaitu Teknologi Reverse Osmosis (RO) agar kebutuhan air bersih dapat terpenuhi. Jenis digunakan adalah membran Reverse Osmosis jenis Selulosa Proses : 1. Pengambilan sampel air baku kemudian dianalisa. 2.Air baku di bak penampungan dialirkan ke tabung pasir kuarsa melalui pompa kemudian dilakukan proses treatment awal untuk mengurangi kadar garam. 3. Selanjutnya air dialirkan ke housing membran ukuran 0,3 μ. 4. Alirkan air ke dalam unit karbon aktif. 5. Selanjutnya Air dialirkan ke membran keramik dan pengambilan sampel kedua. 6. Setelah itu masuk ke membran Reverse Osmosis (RO) guna menyaring sisa-sisa mineral dan partikel yang terkandung di dalam air dan pengambilan sampel ketiga. 7. Selanjutnya sampel dianalisa 13
  • 15. DIAGRAM ALIR • Tahap Kalibrasi 15
  • 16. DIAGRAM ALIR • Tahap Melakukan Variasi 16
  • 17. DIAGRAM ALIR • Proses Pemisahan menggunakan RO 17
  • 18. DIAGRAM ALIR • Tahap Pengujian Titrasi 18 K₂CrO₄
  • 19. ALAT DAN BAHAN • Alat Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :  Seperangkat alat membran RO Seperangkat alat titrasi TDS meter • Bahan Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :  Indikator Kalium Kromat  AgNO³ 1 M  Air laut  Air tawar 19
  • 20. VARIABLE PERCOBAAN Variabel Bebas  konsentrasi air laut Variable Terikat Tekanan operasi 20
  • 22. HASIL 22 2.02 11.815 2.363 0.997 89.347 0.6 3.509 0.702 0.999 89.915 1.1 6.434 1.287 0.998 90.341 1.7 9.943 1.989 0.997 90.483 2 11.698 2.340 0.997 90.341 1.8 10.528 2.106 0.997 90.483 1.2 7.019 1.404 0.998 93.740 1.4 8.189 1.638 0.997 93.740 1.4 8.189 1.638 0.997 94.069 1.1 6.434 1.287 0.998 94.234 1.9 11.113 2.223 0.996 94.069 1.4 8.189 1.638 0.997 94.234 1.1 6.434 1.287 0.997 94.143 2.6 15.207 3.041 0.994 94.360 3.9 22.811 4.562 0.991 94.143 3.6 21.056 4.211 0.991 94.577 3.0 17.547 3.509 0.993 94.143 2.0 11.698 2.340 0.995 94.143 1.3 7.604 1.521 0.996 95.263 1.9 11.113 2.223 0.994 95.526 2.1 12.283 2.457 0.993 95.526 2.9 16.962 3.392 0.991 95.526 1.8 10.528 2.106 0.994 95.789 2.6 15.207 3.041 0.992 95.526 Tekanan (psi) 20 40 50 60 V Titran (ml) Massa NaCl (mg) NaCl (Permeat) (ppm) Rejeksi Fluks (L/m2.s) Efisiensi membran 377.425 871.252 1241.623 1620.811 KONSENTRASI 1%
  • 23. PEMBAHASAN 23 A. Pengaruh Tekanan Terhadap TDS Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa jika semakin besar tekanan operasi pada membran RO, maka laju alir akan meningkat. Hal tersebut mengakibatkan nilai TDS dari aliran konsentrat dan pre- treatment akan semakin meningkat, sebaliknya untuk aliran permeat nilai TDS mengalami penurunan, dapat di artikan bahwa jika nilai TDS pada aliran permeat menurun maka produk yang dihasilkan semakin baik karena semakin banyak padatan yang terlarut dapat dipisahkan menggunakan membran RO. Dari grafik tersebut diperoleh kondisi optimum pada konsentrasi 3% dengan tekanan sebesar 60 psi. 0 20 40 60 80 100 120 5 10 15 20 25 30 TDS Permeat Waktu (s) Pengaruh Tekanan Terhadap TDS 20 psi 40 psi 50 psi 60 psi 0 200 400 600 800 1000 5 10 15 20 25 30 TDS Pre-Treatment Waktu (s) Pengaruh Tekanan Terhadap TDS 20 psi 40 psi 50 psi 60 psi 0 500 1000 1500 2000 5 10 15 20 25 30 TDS Konsentrat Waktu (s) Pengaruh Tekanan Terhadap TDS 20 psi 40 psi 50 psi 60 psi
  • 24. PEMBAHASAN 24 2. Pengaruh konsentrasi terhadap TDS 0 500 1000 1500 5 10 15 20 25 30 TDS Pre-Treatment Waktu (s) Pengaruh Konsentrasi Umpan Terhadap TDS 1% 3% 5% 0 500 1000 1500 2000 5 10 15 20 25 30 TDS Konsentrat Waktu (s) Pengaruh Konsentrasi Umpan Terhadap TDS 1% 3% 5% 0 50 100 150 200 5 10 15 20 25 30 TDS Permeat Waktu (s) Pengaruh Konsentrasi Umpan Terhadap TDS 1% 3% 5% Berdasarkan dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa jika semakin besar konsentrasi umpan maka nilai TDS akan semakin meningkat sehingga dapat dikatakan besarnya kosentrasi berbanding lurus dengan peningkatan nilai TDS pada setiap aliran seiring dengan berjalannya waktu. Dari hasil tersebut diperoleh kondisi optimum pada kosentrasi 5% dengan tekanan sebesar 40 psi
  • 25. PEMBAHASAN 25 3. Pengaruh Tekanan Terhadap Rejeksi Pada umpan dengan konsentrasi NaCl 1% dan tekanan 20 psi diperoleh rejeksi NaCl sebesar 99,9%. Pada umpan dengan konsentrasi yang sama dan tekanan 40 psi diperoleh rejeksi 99,8%. Pada tekanan 50 psi dan 60 psi diperoleh rejeksi 99,7% dan 99,6%. Rejeksi maksimum rata-rata membran pada konsentrasi 1% dengan tekanan 20 psi yaitu 99,8%. Pada tekanan 20 psi memperoleh nilai rejeksi yang terbesar dibandingkan dengan tekanan 40 psi, 50 psi dan 60 psi. Secara teori peningkatan tekanan umpan menyebabkan rejeksi garam meningkat. Namun terdapat batasan tertentu bagi jumlah garam yang dapat direjeksi untuk tekanan umpan yang digunakan. Semakin tinggi tekanan yang diberikan mengakibatkan garam yang melewati membran semakin banyak. Hal ini terjadi karena umpan didorong melalui membran pada kecepatan tinggi sehingga garam yang berada pada permukaan membran ikut menembus membran bersama umpan 0.99 0.991 0.992 0.993 0.994 0.995 0.996 0.997 0.998 0.999 1 5 10 15 20 25 30 Rejeksi Waktu (s) Pengaruh Tekanan Terhadap Rejeksi 20 psi 40 psi 50 psi 60 psi
  • 26. PEMBAHASAN 26 4. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Rejeksi Persentase rejeksi ion natrium tertinggi sekitar 99,9 % didapatkan pada konsentrasi 1% dan tekanan operasi 20 Psi, sedangkan terendah sekitar 99,7% pada konsentrasi 3% dan tekanan 20 Psi. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan, namun tekanan operasi yang diberikan adalah tetap, maka rejeksi oleh membran akan mengalami penurunan. Hal ini jelas dikarenakan konsentrasi zat terlarut akan berpengaruh pada nilai tekanan osmotiknya. Sehingga seharusnya, peningkatan konsentrasi zat terlarut pada air umpan harus diimbangi dengan peningkatan tekanan operasi, sehingga perbedaan tekanan yang cukup dapat menghasilkan rejeksi yang cukup tinggi.
  • 27. PEMBAHASAN 27 4. Pengaruh Tekanan Terhadap Fluks Pada umpan dengan konsentrasi 1% dan tekanan operasi 20 psi diperoleh fluks sebesar 377.42 L/m2 s. Sedangkan pada konsentrasi yang sama dengan tekanan operasi 60 psi diperoleh fluks 1620.81 L/m2 s. Dari percobaan ini didapatkan adanya kenaikan fluks permeat akibat dari kenaikan tekanan operasi. Fluks permeat disepanjang membran memiliki hubungan langsung dengan tekanan umpan, dimana fluks akan meningkat seiring dengan adanya peningkatan tekanan [Kaliappan, dkk, 2005]. Semakin besar tekanan yang diberikan, maka volum fluida yang dapat melewati membran akan meningkat. Tekanan memegang peranan penting bagi laja permeate yang terjadi pada proses membran. Semakin tinggi tekanan suatu membran, maka semakin besar pula fluks yang dihasilkan permeate
  • 28. PEMBAHASAN 28 6. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Fluks Gambar di samping adalah menunjukkan pengaruh kosentrasi pada variasi tekanan fluks. Bahwa semakin tinggi kosentrasi pada garam potensi fouling bahan organik . Dapat kita lihat dengan adanya penurunan seiring meningkatnya kosentrasi pada larutan air payau maka akan semakin banyak suatu partikel yang yang terkandung pada larutan.sehingga si larutan air tersebut dengan kosentrasi yang tinggi akan sulit untuk melewati suatu membran reverses osmosis 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% Fluks Konsentrasi Pengaruh Konsentrasi terhadap Fluks 20 psi 40 psi 50 psi 60 psi
  • 29. PEMBAHASAN 29 7. Pengaruh Waktu Terhadap Persen (%) Penyisihan Pada waktu suatu proses Reverses osmosis dapat berpengaruh pada suatu kemurnian yang di hasilkan dala proses reveses osmosis Karena jika semakin lama waktu kontak yang berlangsung. Karena jika semakin tinggi atau semakin lama nya waktu yang berlangsung maka akan semakin murni hasil yang di dapatkan namun tergantung pada kinerja atau berlangsung nya suatu membran ataupun sikosentrasi pada senyawa yang dialirkan berdasarkan pada praktikum yanh telah di lakukan dapat di peroleh dalam penyisihan terbaik yaitu 95% dengan suaru kosentrasi umpan 5% , dengan tekanan 20 PSI dan pengambilan waktu sempel pada menit ke 30 80 82 84 86 88 90 92 94 0 5 10 15 20 25 30 %Penyisihan Waktu Pengaruh Waktu Terhadap %Penyisihan (20 Psi) 1% 3% 5%
  • 31. KESIMPULAN a. Membrane Reverse Osmosis menurunkan padatan terlarut dengan efektifitas 95,7% terjadi pada tekanan 60 Psi dan konsentrasi umpan 1% dengan TDS permeat yang dihasilkan sebesar 17. b. Kenaikan tekanan umpan menyebabkan kenaikan fluks dengan nilai fluks tertinggi pada konsentrasi 1% dan tekanan 60 Psi yaitu 1620,81 L/m2.s c. Rejeksi maksimum yang dihasilkan sebesar 99,9% pada tekanan 20 Psi dan konsentrasi 1% 31