SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak, Departemen
Peternakan dan Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Ilmu Hama Dan
Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, serta
Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor, selama 3 (tiga) bulan penelitian dimulai bulan 20 Agustus 2010 sampai 19
November 2010.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
Adapun domba yang digunakan adalah domba lokal jantan lepas sapih:
sebanyak 20 ekor, Hijauan (rumput lapangan), Konsentrat sesuai formula yang
diberikan 3.5% dari bobot badan yang terdiri dari: kulit daging buah kopi yang
tanpa diamoniasi, kulit daging buah kopi yang telah di amoniasi, bungkil inti
sawit, lumpur sawit, dedak padi, onggok, molases, garam, urea dan ultra mineral.
Cairan rumen. Aquadest, Asam borat berindikator, Larutan Na2CO3 jenuh,
Larutan H2SO4 0,005 N, Larutan HCL 0,5 N, Larutan H2SO4, larutan H2SO4, Es
batu, Vaselin, Larutan NaOH 0,5 N, Larutan indikator PP (Phenol Phtalein),
Alkohol 96%, Media agar Na, Obat-obatan seperti: obat cacing (Kalbazen), anti
bloat untuk obat kembung, terramycin (Salep mata) dan vitamin B-Kompleks
Universitas Sumatera Utara
diberikan untuk menjaga daya tahan tubuh domba, air minum, desinfektan
(Rodalon),
Alat
Kandang terdiri dari: kandang individu 20 unit beserta perlengkapannya,
Ember sebanyak: 20 buah tempat pakan dan 20 buah tempat minum, Timbangan
untuk menimbang bobot hidup berkapasitas 50 Kg dengan kepekaan 50 gr,
Timbangan berkapasitas 2 Kg dengan kepekaan 10 gr untuk menimbang pakan,
Terpal plastik untuk menjemur bahan pakan, Alat penerangan, Goni plastik, Alat
tulis, Sapu dan sekop untuk membersihkan kandang, Pisau, Sarung tangan, Kain
muslim, Termos, Corong, Pipet tetes, Shakerbath, Haemocytometer, Mikroskop,
Cawan petridisk. Inkubator, Tabung reaksi, Laminator, Gelas ukur, Spidol, Hand
counter, Tabung plastik, Indikator pH, Cool bag, Freezer, Cawan conway, Labu
erlenmeyer, Beker glass, Cover glass, Pipet serologi volume 25 ml, Seperangkat
alat destilasi, Kompor gas, Panci press cooker, Pipet volumetrik 5 ml, Pipet
serologi 5 ml, Pipet serologi 1 ml, Magnetic stirrer, Colony counter.
Metode Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan perlakuan yaitu:
P0 = Pemberian konsentrat yang menggunakan kulit kopi tanpa diamoniasi
dengan level sebesar 15 % + rumput lapangan
P1 = Pemberian konsentrat yang menggunakan kulit kopi diamoniasi
dengan level sebesar 15 % + rumput lapangan
P2 = Pemberian konsentrat yang menggunakan kulit kopi diamoniasi
dengan level sebesar 30 % + rumput lapangan
Universitas Sumatera Utara
P3 = Pemberian konsentrat yang menggunakan kulit kopi diamoniasi
dengan level sebesar 45 % + rumput lapangan
Ulangan yang didapat berasal dari rumus :
T (n-1) ≥ 15
4(n-1) ≥ 15
4n-4 ≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 5
Model Linear yang digunakan untuk Rancangan Acak Lengkap (RAL) adalah :
Yij = µ + αi + ij + ∑ ij
Dimana : Yij = Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan
ulangan ke-j
µ = Nilai tengah umum
αi = Pengaruh blok ke-i
ij = Pengaruhblok ke-j
∑ ij = Pengaruh galat (Experimental error) perlakuan ke-i
ulangan ke-j
(Hanafiah, 2003).
Denah Pemeliharaan yang dilaksanakan sebagai berikut :
R13 R02 R33 R31 R05
R11 R25 R01 R32 R21
R15 R22 R35 R24 R12
R04 R14 R03 R34 R23
Universitas Sumatera Utara
Parameter Penelitian
1. Populasi Bakteri
Jumlah populasi bakteri (sel bakteri/ml) = jumlah bakteri dalam cawan
petridisk × 105
2. Populasi Protozoa
Jumlah populasi protozoa (sel protozoa/ml) = A + B + C + D + E × 2.000
Ket: A = Jumlah populasi di kotak besar A
B = Jumlah populasi di kotak besar B
C = Jumlah populasi di kotak besar C
D = Jumlah populasi di kotak besar D
E = Jumlah populasi di kotak besar E
3. Konsentrasi VFA
Dilanjutkan dengan pelaksanaan in vitrio mengikuti metode Tilley
dan Terry (1963) dan dilakukan perhitungan konsentrasi VFA total yang
diukur dengan metode penyulingan uap. Adapun konsentrasi VFA dapat
diukur dengan rumus sebagai berikut (Anonim, 1966):
VFA (mM/1000ml) = (b – s) x N HCl x 1000/5
Ket. : N = Normalitas HCl (0,416)
b = Volume yitrasi blanko (5 ml NaOH)
s = Volume titrasi sample
Universitas Sumatera Utara
4. Konsentrasi NH3
Peubah yang kedua dengan menghitung konsentrasi N-NH3 ditentukan
dengan teknik Mikro Difusi Conway dengan rumus sebagaiberikut
(Anonim, 1966) :
N- NH3 (mM) = (ml titrasi x N H2SO4 x 1000)
Mencari Data Hilang
Apabila data yang digunakan terjadi kehilangan atau missing data maka
data yang sudah ada di masukkan ke dalam rumus ;
(Y x T) + (X x P) – (T x P)
(T-1) x (P-1)
Ket :
Y = Jumlah ulangan yang hilang
X = Jumlah perlakuan yang hilang
T = Perlakuan
P = Ulangan
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan kandang
Kandang dipersiapkan dengan tipe kandang individu, kemudian di
fumigasi dengan desinfektan. Kandang dan semua peralatan yang digunakan
seperti tempat pakan dan tempat minum dibersihkan dengan larutan desinfektan.
Pengacakan Domba
Domba yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 ekor.
Penempatan domba dengan system acak yang tidak membedakan bobot badan
domba. Sebelumnya dilakukan penimbangan bobot badan domba.
Pemberian Pakan dan Air Minum
Universitas Sumatera Utara
Pakan yang diberikan adalah pakan dalam bentuk tepung tanpa hijauan
dimana semua bahan pakan yang digunakan dijadikan dalam bentuk seperti
konsentrat. Pakan diberikan pada pagi hari pada pukul 08.00 WIB dan pada sore
hari pukul 16.00 WIB. Sisa pakan ditimbang pada waktu pagi hari keesokan
harinya sesaat sebelum ternak diberi makan kembali untuk mengetahui konsumsi
ternak tersebut. Sebelum dilaksanakan penelitian diberikan waktu untuk
beradaptasi selama 2 minggu sedikit demi sedikit. Pemberian air minum diberikan
secara ad libitum, air diganti setiap harinya dan tempatnya dicuci bersih.
Pemberian Obat-Obatan
Ternak domba pertama masuk kandang diberikan obat cacing selama
adaptasi dengan adaptasi dengan dosis 1cc/5Kg bobot badan. Sedangkan obat-
obatan yang lainya diberikan berdasarkan kebutuhan bila ternak sakit.
Pengambilan Cairan Rumen
- Disiapkan domba ditempat pemotongan lalu domba tersebut dipotong
- Setelah itu, organ rumennya diambil dan dibelah secara vertikal dengan
pisau/gunting
- Diaduk isi rumen lalu diremas-remas dengan tangan menggunakan sarung
tangan
- Kemudian isi rumen disaring dengan kain muslim
- Diperas isi rumen secara merata dan dimasukkan ke dalam termos hingga
penuh benar dengan mengunakan corong, lalu ditutup rapat
Menghitung Populasi Protozoa
- Cairan rumen dari termos diambil dengan pipet tetes sebanyak 7.5 ml
Universitas Sumatera Utara
- Dicampur dengan alkohol 96% sebanyak 2.5 ml kemudian diaduk rata
dengan shakerbath
- Di ambil 1 tetes cairan tersebut di atas haemocytometer
- Di amati di bawah mikroskop
- Dihitung populasi protozoa dengan menggunakan hand counter.
Menghitung Populasi Bakteri
- Dipanaskan media agar Na
- Distrerilkan cawan petridis
- Dipersiapkan inkubator untuk proses inkubasi
- Diambil 1 ml cairan rumen yang berasal dari termos ke dalam tabung
reaksi
- Ditambahkan aquadest sebanyak 9 ml ke dalam tabung reaksi tersebut
kemudian dikocok untuk melakukan pengenceran
- Diambil 1 ml dari pengenceran pertama kemudian ditambahkan dengan
aquadest sebanyak 9 ml, dilakukan pengenceran sampai 5 kali
- Dimasukkan media agar Na kedalam cawan petridisk dan dimasukkan ke
dalam inkubator selama 15 menit
- Dari proses pengenceran tersebut, diambil 1 tetes dan ditanamkan ke
dalam cawan petridisk tersebut
- Setelah bakterinya ditanam didalam cawan petridisk, dibungkus
menggunakkan plastik dan dimasukkan kedalam laminator.
- Dibiarkan sampai bakterinya tumbuh selama 4 hari. Setelah bakterinya
kelihatan, di marker, diletakkan di colony counter dan dihitung bakterinya
Universitas Sumatera Utara
Untuk analisa VFA dan NH3
- Setelah Isi Rumen Di saring dengan kain muslim
- Diambil 10 ml cairan rumen dimasukkan ke dalam tabung plastik
- Ditambahkan 1 tetes H2SO4 sebanyak 1 tetes kemudian diukur dengan
kertas indikator pH hingga pH nya menjadi asam
- Ditutup rapat tabung plastiknya.
- Dipersiapkan termos pendingin yang telah diisi es batu
- Dimasukkan tabung plastik tersebut ke dalam cool bag
- Setelah di laboratorium tabung plastik tersebut dimasukkan ke dalam
frezeer
- Diambil tabung plastik dari dalam freezer dan dilakukan towing sebelum
menganalisa VFA dan NH3
Pengukuran Konsentrasi NH3
- Diolesi dengan vaselin Bibir cawan Conway dan tutupnya
- Di ambil 1,0 ml cairan rumen kemudian di tempatkan pada salah satu
ujung alur cawan Conway
- Di tempatkan pada salah satu ujung cawan Conway bersebelahan dengan
cairan rumen larutan Na2CO3 jenuh sebanyak 1,0 ml
- Di tempatkan dalam cawan kecil yang terletak di tengah cawan Conway
larutan asam borat berindikator sebanyak 1,0 ml
- Di tutup rapat hingga kedap udara Cawan Conway yang sudah di olesi
vaselin, larutan Na2CO3 di campur dengan cairan rumen hingga merata
dengan cara menggoyang-goyangkan dan memiringkan cawan tersebut
- Setelah itu di biarkan selama 24 jam dalam suhu kamar
Universitas Sumatera Utara
- Setelah 24 jam suhu kamar di buka, asam borat berindikator di titrasi
dengan H2SO4 0,005 N sampai terjadi perubahan warna dari biru menjadi
merah.
Pengukuran Konsentrasi VFA
- Diisi presscooker dengan aquadest sampai tanda MAX
- Kemudian pastikan air dari kran mengalir yang berfungsi sebagai
pendingin
- Di nyalakan kompor gas, sehingga aquadest yang ada dalam panic
presscooker tersebut mendidih dan menghasilkan uap yang akan masuk ke
tabung-tabung destilasi, dimana hal ini menandakan bahwa kita bisa
memulai analisis VFA
- Di ambil cairan rumen sebanyak 5 ml, kemudian di masukkan ke dalam
tabung destilasi
- Di tempatkan Erlenmeyer yang berisi 5 ml NaOH 0,5 N dbawah selang
tampungan
- Ditambahkan 1 ml H2SO4 15% ke dalam tabung destilasi yang sudah ada
larutan sampel, kemudian segera tutup penutup kacanya
- Dibilas dengan aquadest secukupnya
- Uap air panas mendesak VFA dan akn terkondensasi dalam pendingin
- Di tampung air yang terbentuk dalam labu Erlenmeyer yang berisi 5 ml
NaOH 0,5 N sampai mencapai 300 ml
- Ditambah Indikator PP (Phenol Pthalin) sebanyak 2-3 tetes dan di titrasi
dengan HCl 0,5 N sampai warna titrat berubah dari merah menjadi merah
muda seulas
Universitas Sumatera Utara
- Catatan : HCl 0,5 N sebagai titrat harus di standarisasi sehingga didapat
konsentrasi dengan 4 digit dibelakang koma.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi VFA
Proses degradasi karbohidrat dalam rumen terjadi melalui dua tahap yaitu
pemecahan karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana dan pemecahan gula
sederhana menjadi asam asetat, asam propionat, asam butirat, CO2 dan CH4
(McDonald et al., 2002).
Asam lemak mudah terbang atau Volatile Fatty Acids (VFA) merupakan
produk utama fermentasi mikroba rumen. Produksi VFA mencerminkan
fermentabilitas pakan dan merupakan sumber energi utama bagi ternak. VFA
merupakan produk akhir dari fermentasi nutrien, khususnya protein dan
karbohidrat (Van Houtert, 1993). Rataan produksi Volatyle Fatty Acid (VFA)
cairan rumen yang diperoleh selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Rataan konsentrasi Volatyle Fatty Acid (VFA-mM)
Perlakua
n
Ulangan
Rataan Sd
1 2 3 4 5
P0 81.43 105.23 120.26 102.73 142.81 110.49 22.76
P1 165.36 177.89 171.63 95.21 147.82 151.58 33.45
P2 159.10 154.09 114.00 125.28 100.22 130.54 25.45
P3 95.21 85.19 78.92 171.63 107.00 107.59 37.34
Rataan 125.28 130.60 121.20 123.71 124.46 125.05
Dari Tabel 9, dapat dilihat bahwa rataan konsentrasi VFA yang dihasilkan
dari semua perlakuan berkisar antara 107.59-151.58 mM. Hasil ini masih dalam
keadaan normal yang mendukung pertumbuhan mikroba. Kisaran produk VFA
cairan rumen normal yang mendukung pertumbuhan mikroba adalah 80-160 mM
(Sutardi,1980).
Universitas Sumatera Utara
Pada perlakuan P3 (konsentrat yang mengandung kulit daging buah kopi
yang diamoniasi sebesar 45%), rataan konsentrasi VFA yang terendah yaitu
107.59 mM. Sedangkan rataan yang tertinggi pada P1 (konsentrat yang
mengandung kulit daging buah kopi yang diamoniasi 15%) yaitu 151.58 mM.
Analisis keragaman konsentrasi VFA dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Analisis keragaman konsentrasi VFA
SK DB JK KT Fhitung
Ftabel
5% 1%
Perlakuan 3 6254.26 2084.75 2.27tn
3.24 5.29
Galat 16 14717.51 919.84
Total 19 20971.77
FK 312752.55
KK 24.25
Ket : tn = tidak nyata
Hasil analisis keragaman pada Tabel 10, menunjukkan pengaruh yang
tidak nyata (P>0.05) terhadap konsentrasi VFA. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian kulit daging buah kopi yang diamoniasi dengan urea pada pakan
domba tidak mempengaruhi ekosistem rumen dari sudut metabolisme rumen.
Pertumbuhan metabolisme rumen sangat dipengaruhi oleh pakan yang diberikan.
Faktor yang mempengaruhi populasi mikroba rumen secara umum ditentukan oleh
tipe makanan yang dikonsumsi ternak (Arora,1995).
Menurut Arora (1989), bahwa peranan VFA sangat penting sebagai
sumber energi. VFA merupakan sumber kerangka karbon untuk pembentukan
protein mikroba. Produksi VFA total dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain,
sifat karbohidrat, laju makanan meninggalkan rumen dan frekuensi pemberian
pakan (Sutardi, 1977). Proses fermentasi karbohidrat oleh mikroba rumen
menghasilkan energi yang berupa asam-asam lemak atsiri (VFA) antara lain yang
utama yaitu asetat, butirat dan propionat. Pakan baik berupa konsentrat maupun
Universitas Sumatera Utara
hijauan (rumput dan leguminosa) akan mengalami proses fermentasi oleh mikroba
rumen. Hasil utama pencernaan karbohidrat dalam rumen adalah VFA terutama
asam asetat (C2), propionat (C3), butirat (C4), laktat dan format
(Parakkasi, 1999). Produksi yang terpenting dan potensial sebagai sumber energi
karbon untuk pertumbuhan bagi mikroba adalah asam asetat, propionat dan butirat
(Hvelplund, 1991). Menurut Steward (1991) VFA akan diabsorbsi melalui
dinding rumen dan masuk ke sistem peredaran darah yang kemudian VFA akan
dioksidasi di dalam hati yang selanjutnya akan mensuplai sebagian besar
kebutuhan energi dari ternak yang bersangkutan.
Konsentrasi NH3
Amonia (NH3) merupakan produk utama dari proses deaminasi asam
amino dan kucukupannya dalam rumen untuk memasok sebagian besar N untuk
pertumbuhan mikroba merupakan prioritas utama dalam mengoptimalkan
fermentasi hijauan (Leng, 1990).
Konsentrasi amonia dalam rumen ikut menentukan metabolisme mikroba
yang pada gilirannya akan mempengaruhi hasil fermentasi bahan organik pakan
(Haryanto, 1994). Konsentrasi amonia menggambarkan kecepatan pencernaan
sumber nitrogen. Konsentrasi amonia ditentukan oleh tingkat protein pakan yang
dikonsumsi, derajat degradabilitasnya, lama dalam rumen dan pH rumen.
Amonia erat kaitannya dengan sintesis protein mikroba rumen, karena
mikroba rumen memanfaatkan amonia sebagai sumber N utama untuk sintesi
protein mikroba rumen. Dengan demikian, kadar NH3 merupakan salah satu
indikator untuk mengetahui fermentabilitas pakan yang berhubungan dengan
kecernaan protein pakan, aktivitas dan populasi mikroba rumen. Konsentrasi
Universitas Sumatera Utara
amonia didalam rumen merupakan suatu kebesaran yang sangat penting untuk
dikendalikan karena sangat menentukan optimasi pertumbuhan mikroba rumen.
Rataan konsentrasi amonia (NH3), dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11.Rataan konsentrasi amonia (NH3-mM)
Perlakuan
Ulangan
Rataan Sd
1 2 3 4 5
P0 10.33 11.15 11.33 8.97 10.15 10.39 0.94
P1 6.55 5.55 4.78 5.37 5.90 5.63 0.65
P2 10.62 8.14 7.20 7.43 8.50 8.38 1.36
P3 15.75 11.21 9.68 5.84 10.69 10.63 3.55
Rataan 10.81 9.01 8.25 6.90 8.81 8.76
Dari Tabel 11, Dapat dilihat bahwa rataan konsentrasi NH3 bekisar antara
5.63-10.63 mM. Rataan NH3 yang tertinggi pada perlakuan P3 (konsentrat yang
mengandung kulit daging buah kopi diamoniasi sebesar 45%) yaitu 10.63 mM,
Sedangkan yang terendah pada perlakuan P1 (konsentrat yang mengandung kulit
daging buah kopi yang diamoniasi sebesar 15%) yaitu 5.63 mM. Nilai tersebut
masih optimal untuk pertumbuhan mikroba rumen. Menurut Sutardi (1979) kadar
amonia yang dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan mikroba rumen antara
4-12 mM, Menurut Agustin et al. (1991) konsentrasi NH3 cairan rumen yang
optimal adalah 8 mM.
Konsentrat yang mengandung kulit daging buah kopi yang diamoniasi
mengandung urea yang cukup tinggi. Urea merupakan sumber NPN yang dapat
meningkatkan produksi amonia sehingga pada perlakuan P3 konsentrasi NH3 yang
dihasilkan tinggi. Analisis keragaman konsentrasi NH3 dapat dilihat pada Tabel
12.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12. Analisis keragaman konsentrasi NH3
SK DB JK KT Fhitung
Ftabel
5% 1%
Perlakuan 3 80.49 26.83 6.81**
3.24 5.29
Galat 16 63.04 3.94
Total 19 143.53
FK 1533.70
KK 22.67
Ket : ** = sangat berbeda nyata
Hasil analisis keragaman pada Tabel 12 menunjukkan bahwa pemberian
pakan dengan menggunakan kulit daging buah kopi tanpa diamoniasi dan kulit
daging buah kopi yang diamoniasi dalam pakan domba lokal jantan lepas sapih
memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap konsentrasi NH3.
Dapat disimpulkan bahwa rataan konsentrasi NH3 menurun dari perlakuan P0 ke
P1 sedangkan pada populasi bakteri yang dari P0 ke P1 meningkat. Hal ini
menandakan bahwa bakteri dalam rumen mempergunakan nitrogen (NH3) untuk
sintesis protein. Menurut Baldwin dan Allison (1983) lebih kurang 80% bakteri
rumen membutuhkan amonia untuk proses pertumbuhannya.
Rataan konsentrasi NH3 P0 ke P1 menurun seiring dengan penurunan
populasi protozoa. Protozoa berperan penting dalam daur ulang N, penurunan
protozoa di dalam rumen menyebabkan konsentrasi NH3 menurun
(Erwanto, 1993). Kemudian dilanjutkan dengan uji duncan 0.01% konsentrasi
NH3 yang dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Uji duncan 0.01% konsentrasi NH3
Perlakuan Rataan Notasi
P0 10.39 C
P1 5.63 A
P2 8.38 B
P3 10.63 C
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel diatas 13. Didapat bahwa penelitian dengan menggunakan kulit
daging buah kopi dalam pakan domba terhadap konsentrasi NH3 pada P2 dan P1,
notasinya berbeda. Sedangkan pada P3 dan P0, notasinya sama.
Populasi Bakteri
Bakteri rumen dapat diklasifikasikan berdasarkan substrat utama yang
digunakan, karena sulit mengklasifikasikan berdasarkan morfologinya.
Kebalikannya protozoa diklasifikasikan berdasarkan morfologinya sebab mudah
dilihat berdasarkan penyebaran silianya. Beberapa jenis bakteri yang dilaporkan
oleh Hungate (1966) adalah : (a) bakteri pencerna selulosa
(Bakteroidessuccinogenes, Ruminococcus flavafaciens, Ruminococcus albus,
Butyrifibriofibrisolvens), (b) bakteri pencerna hemiselulosa (Butyrivibrio
fibrisolvens, Bakteroides ruminocola, Ruminococcus sp), (c) bakteri pencerna pati
(Bakteroides ammylophilus, Streptococcus bovis, Succinnimonas amylolytica,
(d) bakteri pencerna gula (Triponema bryantii, Lactobasilus ruminus), (e) bakteri
pencerna protein (Clostridium sporogenus, Bacillus licheniformis). Rataan
populasi bakteri dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Rataan populasi bakteri (107
-sel/ml)
Perlakuan
Ulangan
Rataan Sd
1 2 3 4 5
P0 0.04 0.02 0.79 1.22 0.08 0.43 0.55
P1 1.20 0.85 0.54 1.04 1.07 0.94 0.26
P2 0.52 0.39 0.21 0.77 1.26 0.63 0.41
P3 0.87 0.31 0.16 0.08 0.53 0.39 0.32
Rataan 0.66 0.39 0.43 0.78 0.74 0.60
Dari Tabel 14 diatas, Dapat dilihat bahwa rataan populasi bakteri yang
tertinggi terdapat pada perlakuan P1 (konsentrat yang mengandung kulit daging
Universitas Sumatera Utara
buah kopi yang diamoniasi sebesar 15%) yaitu sebesar 0.94×107
sel/ml isi rumen,
sedangkan yang terendah pada perlakuan P3 (konsentrat yang mengandung kulit
daging buah kopi tanpa amoniasi sebesar 45%) yaitu sebesar 0.39×107
sel/ml isi
rumen. Disini dapat dilihat bahwa dari perlakuan P0 ke P1 mengalami
peningkatan. Meskipun tidak dalam kisaran populasi bakteri dalam rumen. Hal ini
disebabkan karena ada kaitannya antara populasi bakteri dengan populasi
protozoa, dimana pada kondisi ini protozoa memangsa bakteri sebagai sumber
energi dalam hidupnya sehingga populasi bakteri berkurang hingga setengahnya,
hal ini juga sesuai dengan pernyataan Sembiring (2010),yang menyatakan bahwa
protozoa memangsa bakteri yang justru sangat bermanfaat dalam mencerna serat
kasar, sehingga jumlah bakteri berkurang sampai setengahnya. Sehingga pada
kondisi ini lebih baik dilakukan defaunasi pada rumen untuk mengurangi jumlah
protozoa. Bakteri rumen banyak jenisnya dan populasinya berkisar antara 109
-1012
sel /ml isi rumen (Stewart, 1991). Analisis keragaman populasi bakteri dapat
dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Analisis keragaman populasi bakteri
SK DB JK KT Fhitung
Ftabel
5% 1%
Perlakuan 3 0.95 0.32 2.00tn
3.24 5.29
Galat 16 2.53 0.16
Total 19 3.47
FK 7.14
KK 66.51
Ket : tn = tidak nyata
Hasil analisis keragaman pada Tabel 15. menunjukkan bahwa F hitung
lebih kecil dari F tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan
mengunakkan kulit daging buah kopi yang tidak diamoniasi dengan level 30%
Universitas Sumatera Utara
dan kulit daging buah kopi yang diamoniasi dengan level 15%, 30%, dan 45%
dalam pakan domba lokal jantan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata
terhadap populasi bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian daging buah
kopi yang diamoniasi pada pakan domba tidak mempengaruhi populasi bakteri
dalam rumen domba. Perkembangan populasi mikroba rumen terutama bakteri
rumen akan dibatasi oleh kadar amonia, karena sangat diperlukan oleh bakteri
sebagai sumber N untuk membangun selnya dan sifat predasi dari protozoa.
Kecukupan ketersediaan amonia sebagai sumber N dan VFA yang merupakan
sumber bahan baku utama yang dibutuhkan untuk proses sintesis protein mikroba
yang berguna bagi induk semang (Preston dan Leng, 1987). Protein mikroba
merupakan sumber protein yang utama bagi ternak ruminansia. Produksi protein
mikroba dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan karbohidrat mudah
dicerna dalam rumen seperti tetes, pati, glukosa, fruktosa dan sukrosa
(Hungate, 1966).
Populasi Protozoa
Sebagian besar protozoa yang terdapat di dalam rumen adalah cilliata
meskipun flagellata juga banyak dijumpai. Cilliata ini merupakan non pathogen
dan Anaerobic michroorganism.
Sejak pertama kali ditemukan oleh Gruby and Delafond (1843), telah
banyak dilakukan penelitian tentang taksonomi, fisiologi dan nutrisi cilliata.
Seperti halnya bakteri, cilliata juga mampu memfermentasi hampir seluruh
komponen tanaman yang terdapat didalam rumen seperti: selulosa, hemiselulosa,
fruktosan, pektin, pati, gula terlarut dan lemak.
Universitas Sumatera Utara
Protozoa rumen diklasifikasikan menurut morfologinya yaitu: Holotrichs
yang mempunyai silia hampir diseluruh tubuhnya dan mencerna karbohidrat yang
fermentabel, sedangkan Oligotrichs yang mempunyai silia sekitar mulut
umumnya merombak karbohidrat yang lebih sulit dicerna (Arora, 1989). Rataan
populasi protozoa selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Rataan populasi protozoa (105
-sel/ml)
Perlakuan
Ulangan
Rataan sd
1 2 3 4 5
P0 2.74 2.06 2.12 2.66 3.04 2.52 0.42
P1 2.40 1.88 2.08 2.28 2.10 2.15 0.20
P2 2.70 2.16 2.40 2.08 2.02 2.27 0.28
P3 2.88 3.06 2.48 2.52 2.83 2.75 0.25
Rataan 2.68 2.29 2.27 2.39 2.50 2.42
Dari Tabel 16. Diatas dapat dilihat bahwa rataan populasi protozoa yang
terendah pada perlakuan P1 (konsentrat yang mengandung kulit daging buah kopi
tanpa amoniasi sebesar 15%) yaitu sebesar 2.15×105
sel/ml isi rumen, sedangkan
yang tertinggi pada perlakuan P3 (konsentrat yang mengandung kulit daging buah
kopi yang diamoniasi sebesar 45%) yaitu sebesar 2.75×105
sel/ml isi rumen.
Populasi protozoa, salah satu jenis mikroba yang hidup di dalam rumen, berkisar
antara 105
-106
sel/ml cairan rumen (Ogimoto & Imai, 1981), dan sangat
tergantung pada jenis ransum yang dikonsumsi. Protozoa biasanya memberikan
kontribusi sekitar 40% dari total nitrogen mikroba rumen. Walaupun populasinya
hanya setengah dari populasi bakteri yang ada dalam rumen, tetapi biomassanya
jauh lebih besar yaitu mencapai 50% dari total biomassa seluruh mikroba rumen
(Jouany, 1991). Analisis keragaman populasi protozoa dapat dilihat pada Tabel
17.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 17. Analisis keragaman populasi protozoa (105
)
SK DB JK KT Fhitung
Ftabel
5% 1%
Perlakuan 3 1.09 0.36 4.08*
3.24 5.29
Galat 16 1.43 0.09
Total 19 2.52
FK 117.56
KK 12.32
Ket : * = berbeda nyata
Hasil analisis keragaman pada Tabel 17. menunjukkan bahwa pemberian
pakan mengunakkan kulit daging buah kopi yang tidak diamoniasi dengan level
30% dan kulit daging buah kopi yang diamoniasi dengan level 15%, 30%, dan
45% dalam pakan domba lokal jantan memberikan pengaruh yang nyata terhadap
populasi protozoa. Hal ini menandakan bahwa pemberian kulit daging buah kopi
yang diamoniasi pada pakan domba mempengaruhi populasi protozoa dalam
rumen domba. Telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa interaksi antara
protozoa dan bakteri didalam rumen lebih bersifat kompetitif. Kemudian
dilanjutkan dengan uju duncan 0.01% populasi protozoa yang dapat dilihat pada
Tabel 18.
Tabel 18. Uji duncan 0.01% populasi protozoa
Dari Tabel diatas 18. Didapat bahwa penelitian dengan menggunakan
kulit daging buah kopi dalam pakan domba terhadap populasi protozoa pada P0,
P1, P2 dan P3 notasinya berbeda.
Perlakuan Rataan Notasi
P0 2.52 c
P1 2.15 a
P2 2.27 b
P3 2.75 d
Universitas Sumatera Utara
Rekapitulasi Hasil Penelitian
Rekapitulasi hasil penelitian ini adalah gabungan dari beberapa
parameter seperti konsentrasi VFA, konsentrasi NH3, populasi bakteri dan
populasi protozoa untuk mengetahui pengaruh pemberian kulit daging buah kopi
yang tidak diamoniasi dan diamoniasi dengan pemberian level yang berbeda.
Tabel 19. Rekapitulasi Hasil Penelitian
Parameter
Perlakuan
P0 P1 P2 P3
Konsentrasi VFA (mM) 110.49tn
151.58tn
130.54tn
107.59tn
Konsentrasi NH3 (mM) 10.39C
5.36A
8.38B
10.63C
Populasi bakteri (×107
sel/ml) 0.43tn
0.94tn
0.63tn
0.39tn
Populasi protozoa (×105
sel/ml) 2.52c
2.15a
2.27b
2.75d
Ket: tn = tidak nyata
Huruf berbeda menyatakan perbedaan nyata pada baris
Dari hasil rekapitulasi pada Tabel 19. diatas, menunjukkan bahwa
perlakuan P0, P1, P2 dan P3 pada domba lokal jantan lepas sapih yang diberikan
konsentrat mengandung kulit daging buah kopi yang tidak diamoniasi dan yang
diamoniasi mamberikan pengaruh yang nyata pada konsentrasi NH3 dan populasi
protozoa sedangkan pada konsentrasi VFA dan populasi bakteri memberikan
pengaruh yang tidak nyata.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pemanfataan Kulit Daging Buah Kopi yang diamoniasi dalam pakan
domba tidak dapat meningkatkan konsentrasi VFA dan populasi bakteri tetapi
meningkatkan konsentrasi NH3 dan populasi protozoa secara nyata.
Saran
Disarankan agar pemberian kulit daging buah kopi yang diamoniasi
pada level 15%.
Universitas Sumatera Utara

More Related Content

What's hot

Booklet spo mikroskopis tb
Booklet spo mikroskopis tbBooklet spo mikroskopis tb
Booklet spo mikroskopis tbNovianto Sc
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanJo Sugiharto
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing pjj_kemenkes
 
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi Klinik
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi KlinikPedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi Klinik
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi KlinikAlat Alat Laboratorium [dot] com
 
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systempdspatologikliniksby
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGIRiaAnggun
 
Instrumen analitik feses
Instrumen analitik fesesInstrumen analitik feses
Instrumen analitik fesesIvan Hardivan
 
No nama alat spesifikasi fungsi ...
No       nama alat           spesifikasi                        fungsi       ...No       nama alat           spesifikasi                        fungsi       ...
No nama alat spesifikasi fungsi ...'zrrv' Yolanda
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4progsus6
 
Petunjuk Mikrobiologi
Petunjuk MikrobiologiPetunjuk Mikrobiologi
Petunjuk Mikrobiologisukarman_far
 
Soal uts genap_sediaan_farmasi_&_toksikologi_maret_2015
Soal uts genap_sediaan_farmasi_&_toksikologi_maret_2015Soal uts genap_sediaan_farmasi_&_toksikologi_maret_2015
Soal uts genap_sediaan_farmasi_&_toksikologi_maret_2015Resha Vyata
 
Modul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratoriumModul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratoriumAndi Wahyudin
 

What's hot (20)

Pemusnahan sampel
Pemusnahan sampelPemusnahan sampel
Pemusnahan sampel
 
Booklet spo mikroskopis tb
Booklet spo mikroskopis tbBooklet spo mikroskopis tb
Booklet spo mikroskopis tb
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawan
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
Pemeriksaan dahak
Pemeriksaan dahakPemeriksaan dahak
Pemeriksaan dahak
 
Uji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologiUji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologi
 
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi Klinik
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi KlinikPedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi Klinik
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi Klinik
 
Pres 7
Pres 7Pres 7
Pres 7
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
 
Instrumen analitik feses
Instrumen analitik fesesInstrumen analitik feses
Instrumen analitik feses
 
No nama alat spesifikasi fungsi ...
No       nama alat           spesifikasi                        fungsi       ...No       nama alat           spesifikasi                        fungsi       ...
No nama alat spesifikasi fungsi ...
 
Present sempro
Present semproPresent sempro
Present sempro
 
KTI perbandingan
KTI perbandinganKTI perbandingan
KTI perbandingan
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Petunjuk Mikrobiologi
Petunjuk MikrobiologiPetunjuk Mikrobiologi
Petunjuk Mikrobiologi
 
Soal uts genap_sediaan_farmasi_&_toksikologi_maret_2015
Soal uts genap_sediaan_farmasi_&_toksikologi_maret_2015Soal uts genap_sediaan_farmasi_&_toksikologi_maret_2015
Soal uts genap_sediaan_farmasi_&_toksikologi_maret_2015
 
Modul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratoriumModul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratorium
 

Similar to Chapter iii v

pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapangpengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapangPekaLogo
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Farida Lukmi
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaRamaiyulis Ramai
 
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliPengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliHesty Kartika Dewi
 
Laporan lengkap
Laporan lengkapLaporan lengkap
Laporan lengkapmongolcs
 
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxJepriadi5
 
SENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.pdf
SENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.pdfSENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.pdf
SENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.pdfSHARIFAHBINTIMOHAMAD
 
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriPengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriNovita Anggraini
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperEly John Karimela
 
SENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.docx
SENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.docxSENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.docx
SENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.docxSHARIFAHBINTIMOHAMAD
 
Pemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu HamilPemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu Hamilpjj_kemenkes
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 
Isolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urinIsolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urinElka Simbolon
 

Similar to Chapter iii v (20)

Paper agung
Paper agungPaper agung
Paper agung
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapangpengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
 
Tes urin
Tes urinTes urin
Tes urin
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
 
HITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docxHITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docx
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
 
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliPengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
 
Laporan lengkap
Laporan lengkapLaporan lengkap
Laporan lengkap
 
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
 
SENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.pdf
SENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.pdfSENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.pdf
SENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.pdf
 
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriPengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
 
Bab iii pkl
Bab iii pklBab iii pkl
Bab iii pkl
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
 
Seminar pkl
Seminar pkl Seminar pkl
Seminar pkl
 
SENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.docx
SENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.docxSENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.docx
SENARAI BAHAN DAN RADAS UNTUK EKSPERIMEN WAJIB BIOLOGI KSSM.docx
 
Pemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu HamilPemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu Hamil
 
Urin ibd 2012 rev
Urin ibd 2012 revUrin ibd 2012 rev
Urin ibd 2012 rev
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Isolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urinIsolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urin
 

Recently uploaded

Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxYogiAJ
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptxerlyndakasim2
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxdevina81
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"HaseebBashir5
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 

Recently uploaded (20)

Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 

Chapter iii v

  • 1. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak, Departemen Peternakan dan Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Ilmu Hama Dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, serta Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, selama 3 (tiga) bulan penelitian dimulai bulan 20 Agustus 2010 sampai 19 November 2010. Bahan dan Alat Penelitian Bahan Adapun domba yang digunakan adalah domba lokal jantan lepas sapih: sebanyak 20 ekor, Hijauan (rumput lapangan), Konsentrat sesuai formula yang diberikan 3.5% dari bobot badan yang terdiri dari: kulit daging buah kopi yang tanpa diamoniasi, kulit daging buah kopi yang telah di amoniasi, bungkil inti sawit, lumpur sawit, dedak padi, onggok, molases, garam, urea dan ultra mineral. Cairan rumen. Aquadest, Asam borat berindikator, Larutan Na2CO3 jenuh, Larutan H2SO4 0,005 N, Larutan HCL 0,5 N, Larutan H2SO4, larutan H2SO4, Es batu, Vaselin, Larutan NaOH 0,5 N, Larutan indikator PP (Phenol Phtalein), Alkohol 96%, Media agar Na, Obat-obatan seperti: obat cacing (Kalbazen), anti bloat untuk obat kembung, terramycin (Salep mata) dan vitamin B-Kompleks Universitas Sumatera Utara
  • 2. diberikan untuk menjaga daya tahan tubuh domba, air minum, desinfektan (Rodalon), Alat Kandang terdiri dari: kandang individu 20 unit beserta perlengkapannya, Ember sebanyak: 20 buah tempat pakan dan 20 buah tempat minum, Timbangan untuk menimbang bobot hidup berkapasitas 50 Kg dengan kepekaan 50 gr, Timbangan berkapasitas 2 Kg dengan kepekaan 10 gr untuk menimbang pakan, Terpal plastik untuk menjemur bahan pakan, Alat penerangan, Goni plastik, Alat tulis, Sapu dan sekop untuk membersihkan kandang, Pisau, Sarung tangan, Kain muslim, Termos, Corong, Pipet tetes, Shakerbath, Haemocytometer, Mikroskop, Cawan petridisk. Inkubator, Tabung reaksi, Laminator, Gelas ukur, Spidol, Hand counter, Tabung plastik, Indikator pH, Cool bag, Freezer, Cawan conway, Labu erlenmeyer, Beker glass, Cover glass, Pipet serologi volume 25 ml, Seperangkat alat destilasi, Kompor gas, Panci press cooker, Pipet volumetrik 5 ml, Pipet serologi 5 ml, Pipet serologi 1 ml, Magnetic stirrer, Colony counter. Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan yaitu: P0 = Pemberian konsentrat yang menggunakan kulit kopi tanpa diamoniasi dengan level sebesar 15 % + rumput lapangan P1 = Pemberian konsentrat yang menggunakan kulit kopi diamoniasi dengan level sebesar 15 % + rumput lapangan P2 = Pemberian konsentrat yang menggunakan kulit kopi diamoniasi dengan level sebesar 30 % + rumput lapangan Universitas Sumatera Utara
  • 3. P3 = Pemberian konsentrat yang menggunakan kulit kopi diamoniasi dengan level sebesar 45 % + rumput lapangan Ulangan yang didapat berasal dari rumus : T (n-1) ≥ 15 4(n-1) ≥ 15 4n-4 ≥ 15 4n ≥ 19 n ≥ 5 Model Linear yang digunakan untuk Rancangan Acak Lengkap (RAL) adalah : Yij = µ + αi + ij + ∑ ij Dimana : Yij = Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah umum αi = Pengaruh blok ke-i ij = Pengaruhblok ke-j ∑ ij = Pengaruh galat (Experimental error) perlakuan ke-i ulangan ke-j (Hanafiah, 2003). Denah Pemeliharaan yang dilaksanakan sebagai berikut : R13 R02 R33 R31 R05 R11 R25 R01 R32 R21 R15 R22 R35 R24 R12 R04 R14 R03 R34 R23 Universitas Sumatera Utara
  • 4. Parameter Penelitian 1. Populasi Bakteri Jumlah populasi bakteri (sel bakteri/ml) = jumlah bakteri dalam cawan petridisk × 105 2. Populasi Protozoa Jumlah populasi protozoa (sel protozoa/ml) = A + B + C + D + E × 2.000 Ket: A = Jumlah populasi di kotak besar A B = Jumlah populasi di kotak besar B C = Jumlah populasi di kotak besar C D = Jumlah populasi di kotak besar D E = Jumlah populasi di kotak besar E 3. Konsentrasi VFA Dilanjutkan dengan pelaksanaan in vitrio mengikuti metode Tilley dan Terry (1963) dan dilakukan perhitungan konsentrasi VFA total yang diukur dengan metode penyulingan uap. Adapun konsentrasi VFA dapat diukur dengan rumus sebagai berikut (Anonim, 1966): VFA (mM/1000ml) = (b – s) x N HCl x 1000/5 Ket. : N = Normalitas HCl (0,416) b = Volume yitrasi blanko (5 ml NaOH) s = Volume titrasi sample Universitas Sumatera Utara
  • 5. 4. Konsentrasi NH3 Peubah yang kedua dengan menghitung konsentrasi N-NH3 ditentukan dengan teknik Mikro Difusi Conway dengan rumus sebagaiberikut (Anonim, 1966) : N- NH3 (mM) = (ml titrasi x N H2SO4 x 1000) Mencari Data Hilang Apabila data yang digunakan terjadi kehilangan atau missing data maka data yang sudah ada di masukkan ke dalam rumus ; (Y x T) + (X x P) – (T x P) (T-1) x (P-1) Ket : Y = Jumlah ulangan yang hilang X = Jumlah perlakuan yang hilang T = Perlakuan P = Ulangan Pelaksanaan Penelitian Persiapan kandang Kandang dipersiapkan dengan tipe kandang individu, kemudian di fumigasi dengan desinfektan. Kandang dan semua peralatan yang digunakan seperti tempat pakan dan tempat minum dibersihkan dengan larutan desinfektan. Pengacakan Domba Domba yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 ekor. Penempatan domba dengan system acak yang tidak membedakan bobot badan domba. Sebelumnya dilakukan penimbangan bobot badan domba. Pemberian Pakan dan Air Minum Universitas Sumatera Utara
  • 6. Pakan yang diberikan adalah pakan dalam bentuk tepung tanpa hijauan dimana semua bahan pakan yang digunakan dijadikan dalam bentuk seperti konsentrat. Pakan diberikan pada pagi hari pada pukul 08.00 WIB dan pada sore hari pukul 16.00 WIB. Sisa pakan ditimbang pada waktu pagi hari keesokan harinya sesaat sebelum ternak diberi makan kembali untuk mengetahui konsumsi ternak tersebut. Sebelum dilaksanakan penelitian diberikan waktu untuk beradaptasi selama 2 minggu sedikit demi sedikit. Pemberian air minum diberikan secara ad libitum, air diganti setiap harinya dan tempatnya dicuci bersih. Pemberian Obat-Obatan Ternak domba pertama masuk kandang diberikan obat cacing selama adaptasi dengan adaptasi dengan dosis 1cc/5Kg bobot badan. Sedangkan obat- obatan yang lainya diberikan berdasarkan kebutuhan bila ternak sakit. Pengambilan Cairan Rumen - Disiapkan domba ditempat pemotongan lalu domba tersebut dipotong - Setelah itu, organ rumennya diambil dan dibelah secara vertikal dengan pisau/gunting - Diaduk isi rumen lalu diremas-remas dengan tangan menggunakan sarung tangan - Kemudian isi rumen disaring dengan kain muslim - Diperas isi rumen secara merata dan dimasukkan ke dalam termos hingga penuh benar dengan mengunakan corong, lalu ditutup rapat Menghitung Populasi Protozoa - Cairan rumen dari termos diambil dengan pipet tetes sebanyak 7.5 ml Universitas Sumatera Utara
  • 7. - Dicampur dengan alkohol 96% sebanyak 2.5 ml kemudian diaduk rata dengan shakerbath - Di ambil 1 tetes cairan tersebut di atas haemocytometer - Di amati di bawah mikroskop - Dihitung populasi protozoa dengan menggunakan hand counter. Menghitung Populasi Bakteri - Dipanaskan media agar Na - Distrerilkan cawan petridis - Dipersiapkan inkubator untuk proses inkubasi - Diambil 1 ml cairan rumen yang berasal dari termos ke dalam tabung reaksi - Ditambahkan aquadest sebanyak 9 ml ke dalam tabung reaksi tersebut kemudian dikocok untuk melakukan pengenceran - Diambil 1 ml dari pengenceran pertama kemudian ditambahkan dengan aquadest sebanyak 9 ml, dilakukan pengenceran sampai 5 kali - Dimasukkan media agar Na kedalam cawan petridisk dan dimasukkan ke dalam inkubator selama 15 menit - Dari proses pengenceran tersebut, diambil 1 tetes dan ditanamkan ke dalam cawan petridisk tersebut - Setelah bakterinya ditanam didalam cawan petridisk, dibungkus menggunakkan plastik dan dimasukkan kedalam laminator. - Dibiarkan sampai bakterinya tumbuh selama 4 hari. Setelah bakterinya kelihatan, di marker, diletakkan di colony counter dan dihitung bakterinya Universitas Sumatera Utara
  • 8. Untuk analisa VFA dan NH3 - Setelah Isi Rumen Di saring dengan kain muslim - Diambil 10 ml cairan rumen dimasukkan ke dalam tabung plastik - Ditambahkan 1 tetes H2SO4 sebanyak 1 tetes kemudian diukur dengan kertas indikator pH hingga pH nya menjadi asam - Ditutup rapat tabung plastiknya. - Dipersiapkan termos pendingin yang telah diisi es batu - Dimasukkan tabung plastik tersebut ke dalam cool bag - Setelah di laboratorium tabung plastik tersebut dimasukkan ke dalam frezeer - Diambil tabung plastik dari dalam freezer dan dilakukan towing sebelum menganalisa VFA dan NH3 Pengukuran Konsentrasi NH3 - Diolesi dengan vaselin Bibir cawan Conway dan tutupnya - Di ambil 1,0 ml cairan rumen kemudian di tempatkan pada salah satu ujung alur cawan Conway - Di tempatkan pada salah satu ujung cawan Conway bersebelahan dengan cairan rumen larutan Na2CO3 jenuh sebanyak 1,0 ml - Di tempatkan dalam cawan kecil yang terletak di tengah cawan Conway larutan asam borat berindikator sebanyak 1,0 ml - Di tutup rapat hingga kedap udara Cawan Conway yang sudah di olesi vaselin, larutan Na2CO3 di campur dengan cairan rumen hingga merata dengan cara menggoyang-goyangkan dan memiringkan cawan tersebut - Setelah itu di biarkan selama 24 jam dalam suhu kamar Universitas Sumatera Utara
  • 9. - Setelah 24 jam suhu kamar di buka, asam borat berindikator di titrasi dengan H2SO4 0,005 N sampai terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah. Pengukuran Konsentrasi VFA - Diisi presscooker dengan aquadest sampai tanda MAX - Kemudian pastikan air dari kran mengalir yang berfungsi sebagai pendingin - Di nyalakan kompor gas, sehingga aquadest yang ada dalam panic presscooker tersebut mendidih dan menghasilkan uap yang akan masuk ke tabung-tabung destilasi, dimana hal ini menandakan bahwa kita bisa memulai analisis VFA - Di ambil cairan rumen sebanyak 5 ml, kemudian di masukkan ke dalam tabung destilasi - Di tempatkan Erlenmeyer yang berisi 5 ml NaOH 0,5 N dbawah selang tampungan - Ditambahkan 1 ml H2SO4 15% ke dalam tabung destilasi yang sudah ada larutan sampel, kemudian segera tutup penutup kacanya - Dibilas dengan aquadest secukupnya - Uap air panas mendesak VFA dan akn terkondensasi dalam pendingin - Di tampung air yang terbentuk dalam labu Erlenmeyer yang berisi 5 ml NaOH 0,5 N sampai mencapai 300 ml - Ditambah Indikator PP (Phenol Pthalin) sebanyak 2-3 tetes dan di titrasi dengan HCl 0,5 N sampai warna titrat berubah dari merah menjadi merah muda seulas Universitas Sumatera Utara
  • 10. - Catatan : HCl 0,5 N sebagai titrat harus di standarisasi sehingga didapat konsentrasi dengan 4 digit dibelakang koma. Universitas Sumatera Utara
  • 11. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsentrasi VFA Proses degradasi karbohidrat dalam rumen terjadi melalui dua tahap yaitu pemecahan karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana dan pemecahan gula sederhana menjadi asam asetat, asam propionat, asam butirat, CO2 dan CH4 (McDonald et al., 2002). Asam lemak mudah terbang atau Volatile Fatty Acids (VFA) merupakan produk utama fermentasi mikroba rumen. Produksi VFA mencerminkan fermentabilitas pakan dan merupakan sumber energi utama bagi ternak. VFA merupakan produk akhir dari fermentasi nutrien, khususnya protein dan karbohidrat (Van Houtert, 1993). Rataan produksi Volatyle Fatty Acid (VFA) cairan rumen yang diperoleh selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Rataan konsentrasi Volatyle Fatty Acid (VFA-mM) Perlakua n Ulangan Rataan Sd 1 2 3 4 5 P0 81.43 105.23 120.26 102.73 142.81 110.49 22.76 P1 165.36 177.89 171.63 95.21 147.82 151.58 33.45 P2 159.10 154.09 114.00 125.28 100.22 130.54 25.45 P3 95.21 85.19 78.92 171.63 107.00 107.59 37.34 Rataan 125.28 130.60 121.20 123.71 124.46 125.05 Dari Tabel 9, dapat dilihat bahwa rataan konsentrasi VFA yang dihasilkan dari semua perlakuan berkisar antara 107.59-151.58 mM. Hasil ini masih dalam keadaan normal yang mendukung pertumbuhan mikroba. Kisaran produk VFA cairan rumen normal yang mendukung pertumbuhan mikroba adalah 80-160 mM (Sutardi,1980). Universitas Sumatera Utara
  • 12. Pada perlakuan P3 (konsentrat yang mengandung kulit daging buah kopi yang diamoniasi sebesar 45%), rataan konsentrasi VFA yang terendah yaitu 107.59 mM. Sedangkan rataan yang tertinggi pada P1 (konsentrat yang mengandung kulit daging buah kopi yang diamoniasi 15%) yaitu 151.58 mM. Analisis keragaman konsentrasi VFA dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Analisis keragaman konsentrasi VFA SK DB JK KT Fhitung Ftabel 5% 1% Perlakuan 3 6254.26 2084.75 2.27tn 3.24 5.29 Galat 16 14717.51 919.84 Total 19 20971.77 FK 312752.55 KK 24.25 Ket : tn = tidak nyata Hasil analisis keragaman pada Tabel 10, menunjukkan pengaruh yang tidak nyata (P>0.05) terhadap konsentrasi VFA. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kulit daging buah kopi yang diamoniasi dengan urea pada pakan domba tidak mempengaruhi ekosistem rumen dari sudut metabolisme rumen. Pertumbuhan metabolisme rumen sangat dipengaruhi oleh pakan yang diberikan. Faktor yang mempengaruhi populasi mikroba rumen secara umum ditentukan oleh tipe makanan yang dikonsumsi ternak (Arora,1995). Menurut Arora (1989), bahwa peranan VFA sangat penting sebagai sumber energi. VFA merupakan sumber kerangka karbon untuk pembentukan protein mikroba. Produksi VFA total dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, sifat karbohidrat, laju makanan meninggalkan rumen dan frekuensi pemberian pakan (Sutardi, 1977). Proses fermentasi karbohidrat oleh mikroba rumen menghasilkan energi yang berupa asam-asam lemak atsiri (VFA) antara lain yang utama yaitu asetat, butirat dan propionat. Pakan baik berupa konsentrat maupun Universitas Sumatera Utara
  • 13. hijauan (rumput dan leguminosa) akan mengalami proses fermentasi oleh mikroba rumen. Hasil utama pencernaan karbohidrat dalam rumen adalah VFA terutama asam asetat (C2), propionat (C3), butirat (C4), laktat dan format (Parakkasi, 1999). Produksi yang terpenting dan potensial sebagai sumber energi karbon untuk pertumbuhan bagi mikroba adalah asam asetat, propionat dan butirat (Hvelplund, 1991). Menurut Steward (1991) VFA akan diabsorbsi melalui dinding rumen dan masuk ke sistem peredaran darah yang kemudian VFA akan dioksidasi di dalam hati yang selanjutnya akan mensuplai sebagian besar kebutuhan energi dari ternak yang bersangkutan. Konsentrasi NH3 Amonia (NH3) merupakan produk utama dari proses deaminasi asam amino dan kucukupannya dalam rumen untuk memasok sebagian besar N untuk pertumbuhan mikroba merupakan prioritas utama dalam mengoptimalkan fermentasi hijauan (Leng, 1990). Konsentrasi amonia dalam rumen ikut menentukan metabolisme mikroba yang pada gilirannya akan mempengaruhi hasil fermentasi bahan organik pakan (Haryanto, 1994). Konsentrasi amonia menggambarkan kecepatan pencernaan sumber nitrogen. Konsentrasi amonia ditentukan oleh tingkat protein pakan yang dikonsumsi, derajat degradabilitasnya, lama dalam rumen dan pH rumen. Amonia erat kaitannya dengan sintesis protein mikroba rumen, karena mikroba rumen memanfaatkan amonia sebagai sumber N utama untuk sintesi protein mikroba rumen. Dengan demikian, kadar NH3 merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fermentabilitas pakan yang berhubungan dengan kecernaan protein pakan, aktivitas dan populasi mikroba rumen. Konsentrasi Universitas Sumatera Utara
  • 14. amonia didalam rumen merupakan suatu kebesaran yang sangat penting untuk dikendalikan karena sangat menentukan optimasi pertumbuhan mikroba rumen. Rataan konsentrasi amonia (NH3), dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11.Rataan konsentrasi amonia (NH3-mM) Perlakuan Ulangan Rataan Sd 1 2 3 4 5 P0 10.33 11.15 11.33 8.97 10.15 10.39 0.94 P1 6.55 5.55 4.78 5.37 5.90 5.63 0.65 P2 10.62 8.14 7.20 7.43 8.50 8.38 1.36 P3 15.75 11.21 9.68 5.84 10.69 10.63 3.55 Rataan 10.81 9.01 8.25 6.90 8.81 8.76 Dari Tabel 11, Dapat dilihat bahwa rataan konsentrasi NH3 bekisar antara 5.63-10.63 mM. Rataan NH3 yang tertinggi pada perlakuan P3 (konsentrat yang mengandung kulit daging buah kopi diamoniasi sebesar 45%) yaitu 10.63 mM, Sedangkan yang terendah pada perlakuan P1 (konsentrat yang mengandung kulit daging buah kopi yang diamoniasi sebesar 15%) yaitu 5.63 mM. Nilai tersebut masih optimal untuk pertumbuhan mikroba rumen. Menurut Sutardi (1979) kadar amonia yang dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan mikroba rumen antara 4-12 mM, Menurut Agustin et al. (1991) konsentrasi NH3 cairan rumen yang optimal adalah 8 mM. Konsentrat yang mengandung kulit daging buah kopi yang diamoniasi mengandung urea yang cukup tinggi. Urea merupakan sumber NPN yang dapat meningkatkan produksi amonia sehingga pada perlakuan P3 konsentrasi NH3 yang dihasilkan tinggi. Analisis keragaman konsentrasi NH3 dapat dilihat pada Tabel 12. Universitas Sumatera Utara
  • 15. Tabel 12. Analisis keragaman konsentrasi NH3 SK DB JK KT Fhitung Ftabel 5% 1% Perlakuan 3 80.49 26.83 6.81** 3.24 5.29 Galat 16 63.04 3.94 Total 19 143.53 FK 1533.70 KK 22.67 Ket : ** = sangat berbeda nyata Hasil analisis keragaman pada Tabel 12 menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan menggunakan kulit daging buah kopi tanpa diamoniasi dan kulit daging buah kopi yang diamoniasi dalam pakan domba lokal jantan lepas sapih memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap konsentrasi NH3. Dapat disimpulkan bahwa rataan konsentrasi NH3 menurun dari perlakuan P0 ke P1 sedangkan pada populasi bakteri yang dari P0 ke P1 meningkat. Hal ini menandakan bahwa bakteri dalam rumen mempergunakan nitrogen (NH3) untuk sintesis protein. Menurut Baldwin dan Allison (1983) lebih kurang 80% bakteri rumen membutuhkan amonia untuk proses pertumbuhannya. Rataan konsentrasi NH3 P0 ke P1 menurun seiring dengan penurunan populasi protozoa. Protozoa berperan penting dalam daur ulang N, penurunan protozoa di dalam rumen menyebabkan konsentrasi NH3 menurun (Erwanto, 1993). Kemudian dilanjutkan dengan uji duncan 0.01% konsentrasi NH3 yang dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Uji duncan 0.01% konsentrasi NH3 Perlakuan Rataan Notasi P0 10.39 C P1 5.63 A P2 8.38 B P3 10.63 C Universitas Sumatera Utara
  • 16. Dari Tabel diatas 13. Didapat bahwa penelitian dengan menggunakan kulit daging buah kopi dalam pakan domba terhadap konsentrasi NH3 pada P2 dan P1, notasinya berbeda. Sedangkan pada P3 dan P0, notasinya sama. Populasi Bakteri Bakteri rumen dapat diklasifikasikan berdasarkan substrat utama yang digunakan, karena sulit mengklasifikasikan berdasarkan morfologinya. Kebalikannya protozoa diklasifikasikan berdasarkan morfologinya sebab mudah dilihat berdasarkan penyebaran silianya. Beberapa jenis bakteri yang dilaporkan oleh Hungate (1966) adalah : (a) bakteri pencerna selulosa (Bakteroidessuccinogenes, Ruminococcus flavafaciens, Ruminococcus albus, Butyrifibriofibrisolvens), (b) bakteri pencerna hemiselulosa (Butyrivibrio fibrisolvens, Bakteroides ruminocola, Ruminococcus sp), (c) bakteri pencerna pati (Bakteroides ammylophilus, Streptococcus bovis, Succinnimonas amylolytica, (d) bakteri pencerna gula (Triponema bryantii, Lactobasilus ruminus), (e) bakteri pencerna protein (Clostridium sporogenus, Bacillus licheniformis). Rataan populasi bakteri dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rataan populasi bakteri (107 -sel/ml) Perlakuan Ulangan Rataan Sd 1 2 3 4 5 P0 0.04 0.02 0.79 1.22 0.08 0.43 0.55 P1 1.20 0.85 0.54 1.04 1.07 0.94 0.26 P2 0.52 0.39 0.21 0.77 1.26 0.63 0.41 P3 0.87 0.31 0.16 0.08 0.53 0.39 0.32 Rataan 0.66 0.39 0.43 0.78 0.74 0.60 Dari Tabel 14 diatas, Dapat dilihat bahwa rataan populasi bakteri yang tertinggi terdapat pada perlakuan P1 (konsentrat yang mengandung kulit daging Universitas Sumatera Utara
  • 17. buah kopi yang diamoniasi sebesar 15%) yaitu sebesar 0.94×107 sel/ml isi rumen, sedangkan yang terendah pada perlakuan P3 (konsentrat yang mengandung kulit daging buah kopi tanpa amoniasi sebesar 45%) yaitu sebesar 0.39×107 sel/ml isi rumen. Disini dapat dilihat bahwa dari perlakuan P0 ke P1 mengalami peningkatan. Meskipun tidak dalam kisaran populasi bakteri dalam rumen. Hal ini disebabkan karena ada kaitannya antara populasi bakteri dengan populasi protozoa, dimana pada kondisi ini protozoa memangsa bakteri sebagai sumber energi dalam hidupnya sehingga populasi bakteri berkurang hingga setengahnya, hal ini juga sesuai dengan pernyataan Sembiring (2010),yang menyatakan bahwa protozoa memangsa bakteri yang justru sangat bermanfaat dalam mencerna serat kasar, sehingga jumlah bakteri berkurang sampai setengahnya. Sehingga pada kondisi ini lebih baik dilakukan defaunasi pada rumen untuk mengurangi jumlah protozoa. Bakteri rumen banyak jenisnya dan populasinya berkisar antara 109 -1012 sel /ml isi rumen (Stewart, 1991). Analisis keragaman populasi bakteri dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Analisis keragaman populasi bakteri SK DB JK KT Fhitung Ftabel 5% 1% Perlakuan 3 0.95 0.32 2.00tn 3.24 5.29 Galat 16 2.53 0.16 Total 19 3.47 FK 7.14 KK 66.51 Ket : tn = tidak nyata Hasil analisis keragaman pada Tabel 15. menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan mengunakkan kulit daging buah kopi yang tidak diamoniasi dengan level 30% Universitas Sumatera Utara
  • 18. dan kulit daging buah kopi yang diamoniasi dengan level 15%, 30%, dan 45% dalam pakan domba lokal jantan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap populasi bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian daging buah kopi yang diamoniasi pada pakan domba tidak mempengaruhi populasi bakteri dalam rumen domba. Perkembangan populasi mikroba rumen terutama bakteri rumen akan dibatasi oleh kadar amonia, karena sangat diperlukan oleh bakteri sebagai sumber N untuk membangun selnya dan sifat predasi dari protozoa. Kecukupan ketersediaan amonia sebagai sumber N dan VFA yang merupakan sumber bahan baku utama yang dibutuhkan untuk proses sintesis protein mikroba yang berguna bagi induk semang (Preston dan Leng, 1987). Protein mikroba merupakan sumber protein yang utama bagi ternak ruminansia. Produksi protein mikroba dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan karbohidrat mudah dicerna dalam rumen seperti tetes, pati, glukosa, fruktosa dan sukrosa (Hungate, 1966). Populasi Protozoa Sebagian besar protozoa yang terdapat di dalam rumen adalah cilliata meskipun flagellata juga banyak dijumpai. Cilliata ini merupakan non pathogen dan Anaerobic michroorganism. Sejak pertama kali ditemukan oleh Gruby and Delafond (1843), telah banyak dilakukan penelitian tentang taksonomi, fisiologi dan nutrisi cilliata. Seperti halnya bakteri, cilliata juga mampu memfermentasi hampir seluruh komponen tanaman yang terdapat didalam rumen seperti: selulosa, hemiselulosa, fruktosan, pektin, pati, gula terlarut dan lemak. Universitas Sumatera Utara
  • 19. Protozoa rumen diklasifikasikan menurut morfologinya yaitu: Holotrichs yang mempunyai silia hampir diseluruh tubuhnya dan mencerna karbohidrat yang fermentabel, sedangkan Oligotrichs yang mempunyai silia sekitar mulut umumnya merombak karbohidrat yang lebih sulit dicerna (Arora, 1989). Rataan populasi protozoa selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Rataan populasi protozoa (105 -sel/ml) Perlakuan Ulangan Rataan sd 1 2 3 4 5 P0 2.74 2.06 2.12 2.66 3.04 2.52 0.42 P1 2.40 1.88 2.08 2.28 2.10 2.15 0.20 P2 2.70 2.16 2.40 2.08 2.02 2.27 0.28 P3 2.88 3.06 2.48 2.52 2.83 2.75 0.25 Rataan 2.68 2.29 2.27 2.39 2.50 2.42 Dari Tabel 16. Diatas dapat dilihat bahwa rataan populasi protozoa yang terendah pada perlakuan P1 (konsentrat yang mengandung kulit daging buah kopi tanpa amoniasi sebesar 15%) yaitu sebesar 2.15×105 sel/ml isi rumen, sedangkan yang tertinggi pada perlakuan P3 (konsentrat yang mengandung kulit daging buah kopi yang diamoniasi sebesar 45%) yaitu sebesar 2.75×105 sel/ml isi rumen. Populasi protozoa, salah satu jenis mikroba yang hidup di dalam rumen, berkisar antara 105 -106 sel/ml cairan rumen (Ogimoto & Imai, 1981), dan sangat tergantung pada jenis ransum yang dikonsumsi. Protozoa biasanya memberikan kontribusi sekitar 40% dari total nitrogen mikroba rumen. Walaupun populasinya hanya setengah dari populasi bakteri yang ada dalam rumen, tetapi biomassanya jauh lebih besar yaitu mencapai 50% dari total biomassa seluruh mikroba rumen (Jouany, 1991). Analisis keragaman populasi protozoa dapat dilihat pada Tabel 17. Universitas Sumatera Utara
  • 20. Tabel 17. Analisis keragaman populasi protozoa (105 ) SK DB JK KT Fhitung Ftabel 5% 1% Perlakuan 3 1.09 0.36 4.08* 3.24 5.29 Galat 16 1.43 0.09 Total 19 2.52 FK 117.56 KK 12.32 Ket : * = berbeda nyata Hasil analisis keragaman pada Tabel 17. menunjukkan bahwa pemberian pakan mengunakkan kulit daging buah kopi yang tidak diamoniasi dengan level 30% dan kulit daging buah kopi yang diamoniasi dengan level 15%, 30%, dan 45% dalam pakan domba lokal jantan memberikan pengaruh yang nyata terhadap populasi protozoa. Hal ini menandakan bahwa pemberian kulit daging buah kopi yang diamoniasi pada pakan domba mempengaruhi populasi protozoa dalam rumen domba. Telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa interaksi antara protozoa dan bakteri didalam rumen lebih bersifat kompetitif. Kemudian dilanjutkan dengan uju duncan 0.01% populasi protozoa yang dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Uji duncan 0.01% populasi protozoa Dari Tabel diatas 18. Didapat bahwa penelitian dengan menggunakan kulit daging buah kopi dalam pakan domba terhadap populasi protozoa pada P0, P1, P2 dan P3 notasinya berbeda. Perlakuan Rataan Notasi P0 2.52 c P1 2.15 a P2 2.27 b P3 2.75 d Universitas Sumatera Utara
  • 21. Rekapitulasi Hasil Penelitian Rekapitulasi hasil penelitian ini adalah gabungan dari beberapa parameter seperti konsentrasi VFA, konsentrasi NH3, populasi bakteri dan populasi protozoa untuk mengetahui pengaruh pemberian kulit daging buah kopi yang tidak diamoniasi dan diamoniasi dengan pemberian level yang berbeda. Tabel 19. Rekapitulasi Hasil Penelitian Parameter Perlakuan P0 P1 P2 P3 Konsentrasi VFA (mM) 110.49tn 151.58tn 130.54tn 107.59tn Konsentrasi NH3 (mM) 10.39C 5.36A 8.38B 10.63C Populasi bakteri (×107 sel/ml) 0.43tn 0.94tn 0.63tn 0.39tn Populasi protozoa (×105 sel/ml) 2.52c 2.15a 2.27b 2.75d Ket: tn = tidak nyata Huruf berbeda menyatakan perbedaan nyata pada baris Dari hasil rekapitulasi pada Tabel 19. diatas, menunjukkan bahwa perlakuan P0, P1, P2 dan P3 pada domba lokal jantan lepas sapih yang diberikan konsentrat mengandung kulit daging buah kopi yang tidak diamoniasi dan yang diamoniasi mamberikan pengaruh yang nyata pada konsentrasi NH3 dan populasi protozoa sedangkan pada konsentrasi VFA dan populasi bakteri memberikan pengaruh yang tidak nyata. Universitas Sumatera Utara
  • 22. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pemanfataan Kulit Daging Buah Kopi yang diamoniasi dalam pakan domba tidak dapat meningkatkan konsentrasi VFA dan populasi bakteri tetapi meningkatkan konsentrasi NH3 dan populasi protozoa secara nyata. Saran Disarankan agar pemberian kulit daging buah kopi yang diamoniasi pada level 15%. Universitas Sumatera Utara