SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
RESUME PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU
MENTEGA TRADISIONAL
Oleh
Nama : Ernalia Rosita
NRP : 133020175
Kelompok : G
Meja : 3 (Tiga)
Asisten : Faradilla Noor R.
Tanggal Praktikum : 15 April 2016
Tanggal Pengumpulan : 20 April 2016
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk diversifikasi produk olahan pangan
(susu), salah satu untuk mengawetkan susu, meningkatkan nilai ekonomis dan
untuk mengetahui cara pembuatan mentega.
PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip dari percobaan ini yaitu berdasarkan perubahan kedudukan globula
lemak dalam air susu menjadi emulsi air dalam lemak sehingga membentuk
tekstur yaitu semi padat.
DIAGRAM ALIR
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Mentega Tradisional
Susu murni : Whipping cream
1 : 1
Butter milk
(ukur volume)
Churning
( setiap 5 menit rendam dalam es selama 5 menit )Es
Pencucian dengan
air dingin
Penimbangan
Bakal mentega
Pengulian
( Alumunium foil )
Penyimpanan
dalam kulkas
Mentega
Larutan garam
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Mentega Tradisional
Keterangan Hasil Pengamatan
Basis 200 gram
Bahan Utama Susu Murni (100 gram)
Whipping Cream (100 gram)
Bahan Tambahan Air (30 ml)
Garam (3 gram)
Berat Produk 60,29 gram
% Produk 30,145%
Organoleptik
1. Warna
2. Rasa
3. Aroma
4. Tekstur
5. Kenampakan
Putih Gading
Asin
Khas Mentega
Lembut
Menarik
Gambar Produk
(Sumber: Ernalia Rosita, Meja 3, Kelompok G, 2016)
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil berat produk sebesar 60,29
gram dengan % produk sebesar 30,145%. Berdasarkan pengamatan sifat
organoleptiknya diketahui bahwa mentega memiliki warna putih gading, rasa asin,
aroma khas mentega, tekstur lembut, dan kenampakan menarik.
Fungsi bahan yang digunakan dalam pembuatan mentega diantaranya
adalah susu murni, whipping cream, garam, dan air. Fungsi susu pada pembuatan
mentega adalah mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis (sweet cream)
atau yang asam. Mentega dari lemak yang asam mempunyai cita rasa yang kuat.
Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan atau dapat diasamkan
dengan penambahan pupukan murni bakteri asam laktat pada lemak susu yang
manis yang telah dipasteurissasikan, sehingga memungkinkan terjadinya
fermentasi. Lemak susu dinetralkan dengan garamgaram karbonat, kemudian
dipasteurisasi. Sedangkan bakteri yang diinokulasikan biasanya bakteri
Sterptococcus citrovorus, S.paracitrovus, Lactobacillus lactis dan Bacillus
viscosus sacchari (Tania, 2012).
Fungsi whipping cream adalah dapat membantu dalam pembentukan
tekstur mentega, karena dengan penambahan whipping cream maka pembentukan
globula lemak akan lebih mudah pada saat penumbukan (Tania, 2012).
Fungsi garam dalam proses pembuatan mentega sebagai bahan penambah
cita rasa dan berpengaruh pada tekstur mentega, dimana garam-garam tersebut
akan mengikat mantel air dari lemak susu sehingga tekstur yang dihasilkan akan
keras (Achyadi, 2016). Mentega biasanya diberi garam, dan hal ini untuk
mengeluarkan air yang tersisa dalam lemak susu (butter fat) (Winarno, 1992).
Fungsi air dalam pembuatan mentega diantaranya air dingin untuk
memperkeras tekstur dari mentega sehingga pembentukan lemak pada mentega
semakin banyak. Fungsi kedua dari air adalah untuk melarutkan garam sehingga
menjadi larutan garam.
Fungsi perlakuan yang dilakukan dalam pembuatan mentega diantaranya
adalah persiapan bahan yang dilakukan untuk mempersiapkan bahan-bahan yang
akan dijadikan mentega. Bahan-bahan ditimbang sesuai dengan basis yang telah
dihitung. Selanjutnya susu ditambahkan whipping cream untuk membantu
terjadinya bakal mentega. Pasteurisasi krim dengan suhu 90-950C; 30 menit
bertujuan untuk membunuh sejumlah besar bakteri dan enzim-enzim seperti lipase
sehingga meningkatkan mutu simpan produk akhir.
Perlakuan selanjutnya adalah churning atau penumbukan. Proses
penumbukan bertujuan memisahkan bahan mentega dari buttermilk. Suhu krim
harus dipertahankan tidak melebihi 1000C agar bahan mentega tidak meleleh yang
berakibat larut kedalam buttermilk sehingga kadar lemak mentega menjadi
rendah. Selama proses penumbukan, globula lemak bergabung. Diawali dengan
terlihat pembentukan busa dan krim mengental dikarenakan terjadi pemasukan
udara akibat proses penumbukan sehingga viskositas krim meningkat dan mulai
terlihat butiran-butiran lemak terpisah. Dalam proses penumbukan, krim
mengalami perubahan fisik dari granula yang kecil atau lemak yang tidak
tertumbuk akan larut kedalam butter milk sehingga terjadi kehilangan lemak, oleh
karenanya kehilangan lemak harus ditekan sekecil mungkin (Jumardi, 2013).
Setelah proses churning maka selanjutnya dilakukan penyaringan yang
bertujuan untuk memisahkan buttermilk dengan bakal mentega. Bakal mentega
selanjutnya dicuci dengan air dingin. Perendaman dengan air dingin (suhunya 5-
100 C) tujuannya adalah agar lemak lebih banyak terbentuk, karena tingkat
pengadukan ditentukan juga oleh suhu adukan. Bahwa lemak akan meleleh atau
rusak dalam keadaan suhu yang tinggi. Kecepatan oksidasi lemak akan bertambah
dengan kenaikan suhu dan akan berkurang dengan adanya penurunan suhu.
(Ketaren, 1986).
Proses selanjutnya yaitu pengulian. Tahap pengulian dimaksudkan untuk
menghilangkan sisa air, membuat gumpalan-gumpalan lemak menjadi masa yang
kompak, supaya garam terbagi rata, dan mengeluarkan sisa-sisa susu tumbuk
(Anjarsari, 2010).
Mentega selanjutnya disimpan didalam kulkas untuk memperkuat tekstur
dan mencegah terjadinya pelelehan. Mentega yang telah didinginkan kemudian
ditimbang untuk mengetahui berat dari mentega yang dibuat.
Proses churning yaitu proses agitasi untuk mendapatkan bakal mentega
dari susu dengan cara penumbukkan hingga menyebabkan pemisahan lemak susu
(bakal mentega) dari komponen lain dari susu yaitu air dan skim. Churning
dilakukan supaya lemak susu betul-betul dipisahkan dari bahan susu lainnya.
Churning dilakukan dengan alat churn (churner), yaitu sebuah panci besar
berbentuk drum silinder, atau kerucut yang dapat berputar pada kecepatan
tertentu, sehingga terjadilah pengocokan krim yang berada didalamnya. Jika
pengocokan susu atau krim pada temperatur yang cocok terus menerus dikocok
dan terantuk-antuk pada baling-baling, maka globula-globula lemak akan
berkumpul menjadi gumpalan-gumpalan bakal mentega. Turut serta dalam
gumpalan-gumpalan lemak ini, bagian-bagian padat lainnya dari susu dan juga air.
Sisa susu disebut susu tumbuk atau buttermilk (Anjarsari, 2010).
Perubahan fisik yang terjadi pada pembuatan mentega adalah perubahan
dari bentuk cair (susu) dimana awalnya emulsi lemak dalam air menjadi bentuk
semi padat yang berupa emulsi air dalam lemak. Selain itu terjadi perubahan
warna menjadi kuning, dari kuning putih sampai kuning tua. Warna kuning pada
mentega ini disebabkan oleh zat warna Ξ² karoten dalam krim (Buckle, 2009).
Perubahan kimia pada pembuatan mentega ini yaitu perubahan pH, karena
krim dinetralkan sampai pH kira-kira 6,8-7,2. Selain itu terjadi perubahan
komposisi. Dimana komposisi mentega sebagian besar terdiri dari lemak rata-rata
82,5%. Bagian lainnya terdiri dari air Β± 14%, garam 2.5% dan bahan susu lainnya
1% (Anjarsari, 2010).
Perubahan biologi pada pembuatan mentega yaitu karena adanya bakteri
dalam mentega yang dapat mempengaruhi mutu. Krim yang telah mengalami
kerusakan oleh ragi atau oleh bakteri akan mempunyai rasa yang kurang enak
yang akan terbawa ke mentega (Anjarsari, 2010).
Mekanisme terbentuknya globula lemak pada pembuatan mentega adalah
lemak dari susu dapat dipisahkan dari komponen lain dengan baik melalui proses
pengocokan atau churning. Dengan cara tersebut, secara mekanik film protein
disekeliling globula lemak retak dan pecah, sehingga memungkinkan globula
lemak menggumpal dan menyusup ke permukaan. Cara ini merupakan proses
pemecahan emulsi minyak dalam air dengan pengocokan (Winarno, 1992).
Karena adanya pemecahan maka akan terjadi perubahan kedudukan globula lemak
dalam air susu menjadi emulsi air dalam lemak sehingga membentuk tekstur semi
padat.
Pencucian bakal mentega yang dilakukan dengan air dingin sebanyak tiga
kali dan pencucian terakhir dengan ditambahkan garam sebanyak 3 gram.
Pencucian dengan air dingin bertujuan untuk mencuci atau membersihkan bakal
mentega dari komponen susu lainnya seperti skim dan untuk lebih mendapatkan
lemak susu hasil churning. Pencucian ditambahkan dengan larutan garam, hal ini
bertujuan untuk memberi rasa pada bakal mentega dan untuk menguatkan struktur
bakal mentega karena garam dapat menyerap air dari bakal mentega.
Di samping itu, pencucian dilakukan untuk menghilangkan rasa asam
(Anjarsari, 2010).
Selain itu pencucian dengan larutan garam juga bertujuan untuk mengikat
mantel air dari lemak susu sehingga tekstur yang dihasilkan akan keras (Achyadi,
2016). Mentega biasanya diberi garam, dan hal ini untuk mengeluarkan air yang
tersisa dalam lemak susu (butter fat) (Winarno, 1992).
Perbedaan mentega yang digarami dengan yang tidak digarami yaitu
mentega yang digarami biasanya memiliki flavor yang lebih tajam daripada yang
tidak digarami. Penambahan garam biasanya sekitar 2,5%. Mentega yang tidak
bergaram berasa manis, karena itu sering disebut sweet butter, sweet butter tidak
selalu dibuat dari sweet cream (Anjarsari, 2010).
Ada yang menyebut sweet butter ini unsalted butter. Sebenarnya sweet
butter adalah jenis churned butter yang dalam pembuatannya tidak menggunakan
garam, jadi rasanya manis. Dalam dunia baking, sweet butter ini digunakan
sebagai penyeimbang rasa apabila kadar garam di dalam masakan/kue/roti terlalu
banyak. Tetapi, sweet butter tidak tahan lama dibandingkan dengan salted butter,
sehingga ia harus cepat digunakan setelah dibeli (Sumartini, 2015).
Mentega yang baik mengandung lemak 81 %, kadar air 18 % dan kadar
protein maksimal 1 % (Wahyuni & Made, 1998). Mentega yang baik apabila
kadar airnya hanya 15%, jumlah bakteri tidak melebihi 100 sel/gram. Untuk
mentega asin, kadar garam antara 1,5-2% saja (Sumartini, 2015). Mentega
dianggap sebagai lemak yang paling baik diantara lainnya karena rasanya yang
menyakinkan serta aroma yang begitu tajam, karena lemak mentega berasal dari
lemak susu hewan.
Berdasarkan SNI 01-3744-1995 tentang syarat mutu mentega dikatakan
bahwa berdasarkan kriteria uji keadaan, mentega memiliki bau, rasa dan
penampakan pada suhu 30oC normal. Jika dibandingkan dengan mentega yang
dibuat di laboratorium maka mentega tersebut telah memenuhi syarat mutu SNI
karena memiliki bau, rasa, dan penampakan yang normal.
CCP pada pembuatan mentega adalah pada saat melakukan churning.
Agitasi pada proses churning harus dilakukan dengan benar agar pembentukan
mentega menjadi maksimal selain itu pengocokan atau penumbukan mentega
tidak bisa dengan menggunakan botol plastik, selain hasilnya tidak optimal, botol
plastic tidak bisa memberi tekanan yang kuat saat penumbukan, kemudian pada
saat penyimpanan atau perendaman dengan air es botol plastik bukan penghantar
panas atau dingin yang baik sehingga tidak terserap pada air dan bakal mentega
dalam botol tersebut. Selanjutnya pada proses pengulian harus dilakukan dengan
menekan permukaan mentega sehingga sisa-sisa air pencuci keluar, dan dengan
menekan dan mengaduk diharapkan tekstur mentega menjadi lebih homogen,
lebih kompak dan tidak terlihat granula-granula lemak yang memisah. Air yang
masih ada berupa titik-titik kecil dan merata diseluruh bahan mentega sehingga
permukaan mentega terlihat kering. Air yang masih bebas akan mempercepat
rusaknya mentega. Warna mentega harus terlihat rata dan seragam, hal ini
menunjukkan keseragaman kandungan air dalam setiap bagian mentega. Suhu
mentega harus selalu dipertahankan rendah sehingga mentega tidak lembek
(meleleh). Selain itu proses pencucian mentega harus idlakukan dengan benar
untuk memastikan bahwa semua susu mentega dibuang keluar dari mentega. Jika
tidak maka mentega akan tengik.
DAFTAR PUSTAKA
Achyadi, Nana Sutisna. 2016. Perkuliahan Teknologi Pengolahan Pangan II:
Susu Mentega. Universitas Pasundan: Bandung.
Anjarsari, Bonita. 2010. Pangan Hewani Fisiologi Pasca Mortem dan
Teknologi. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Buckle, K.A., R. K. Edward, G. H. Fleet, dan M. Wooton. 2009. Ilmu Pangan
Penerjemah: H.Purnomo dan Adiono. Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta.
Jumardi. 2013. Pembuatan Mentega. http://jumardijumex.blogspot.com/.
Diakses: 19 April 2016.
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia:
Jakarta.
Sumartini. 2015. Slide Kuliah Teknologi Pengolahan Pangan II Susu Mentega.
Universitas Pasundan: Bandung.
Tania, Iqbal. 2012. Mentega. http://mon-devoir.blogspot.com. Diakses: 19 April
2016.
Wahyuni, dan Made Astawan. 1998. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati
Tepat Guna. Akademika Pressindo: Jakarta.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Pernerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Basis = 200 gram
Susu murni =
50
100
x 200 = 100 gram
Whipping cream =
50
100
x 200 = 100 gram
W produk = 60,29 gram
% produk =
π‘Š π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜
π‘Š π‘π‘Žπ‘ π‘–π‘ 
x 100%
=
60,29
200
x 100%
= 30,145 %
LAMPIRAN TABEL SNI
Tabel 2. Standar Mutu SNI untuk Mentega
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan:
1.1. Bau
1.2. Rasa
1.3. Penampakan pada suhu
dibawah 30oC
-
-
-
Normal
Normal
Normal
2. Air %, b/b Maks.10,0
3. Lemak susu %, b/b Maks 80,0
4. Asam lemak bebas sebagai asam
butirat
4.1. Bilangan Reichert Meissel
4.2. Bilangan Polanske
%, b/b
%, b/b
-
Maks 0,8
23-12
1,6-1,8
5. Garam dapur (NaCl) mg/kg Maks 4
6. Bahan tambahan makanan
Sesuai SNI-01-0222-1995 dan
peraturan Men Kes No 722/Men
Ken/Per/IX/88
7. Cemaran logam :
7.1. Besi
7.2. Tembaga
7.3. Timbal
7.4. Seng
7.5. Raksa
7.6. Timah
7.7. Arsen
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks 1,5
Maks 0,1
Maks 0,1
Maks 40,0
Maks 0,03
Maks 40,0/250*
Maks 0,1
8. Cemaran mikroba :
8.1. S. aureus
8.2. Salmonella
koloni/g
koloni/100 g
Mak 1,0x102
Negatif
(Sumber: SNI 01-3744-1995)
LAMPIRAN TUGAS DISKUSI
1. Apa fungsi dari proses churning pada pembuatan mentega ?
Jawab :
Maksud penumbukan adalah supaya lemak susu dipisahkan dari bahan krim
lainnya. Prinsip penumbukan adalah destabilisasi krim, yang merupakan emulsi
lemak dalam air, menjadi produk di mana lemak merupakan fase kontinyu dan
mengandung titik-titik air sampai 16 % yang terdispersi halus. Pada saat proses
churning alat churning tersebut diputar 60 rpm dan krim dikocok terus
menerus dan terantuk-antuk pada baling-baling, sehingga akhirnya terpisahlah
lemak dari bagian krim lainnya.
2. Apa fungsi emulsifier pada pembuatan mentega dan margarin ?
Jawab :
Emulsifier berfungsi sebagai pengikat antara lemak dengan air sehingga proses
pembuatan mentega tersebut sulit untuk dipisahkan
3. Jelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi tingkat pengadukan krim?
Jawab :
Waktu pengadukan
Metode pengadukan
Keceppatan pengadukan

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis Ernalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice CreamLaporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice CreamErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganAgnescia Sera
Β 
Pengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacangan
Pengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacanganPengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacangan
Pengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacanganHappinessa Brilliant
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisErnalia Rosita
Β 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAgres Tarigan
Β 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherErnalia Rosita
Β 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
Β 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianFransiska Puteri
Β 
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurtLaporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurtElvininda Ervita Ningrum
Β 
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASLaporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Acara II Kadar Amilosa
Acara II Kadar AmilosaAcara II Kadar Amilosa
Acara II Kadar Amilosadewiresty
Β 
Teknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada DonatTeknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada DonatNuruliswati
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaLaporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaSusy Amelia
Β 
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBABilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBAYokhebed Fransisca
Β 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Β 
Laporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice CreamLaporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice Cream
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Β 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacangan
Β 
Pengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacangan
Pengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacanganPengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacangan
Pengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacangan
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum Sosis
Β 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Β 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit Leather
Β 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
Β 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
Β 
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurtLaporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
Β 
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASLaporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Β 
Acara II Kadar Amilosa
Acara II Kadar AmilosaAcara II Kadar Amilosa
Acara II Kadar Amilosa
Β 
Teknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada DonatTeknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada Donat
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Β 
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaLaporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Β 
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBABilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Β 

Viewers also liked

Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalLaporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Marshmallow
Laporan Praktikum MarshmallowLaporan Praktikum Marshmallow
Laporan Praktikum MarshmallowErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Sorbet
Laporan Praktikum SorbetLaporan Praktikum Sorbet
Laporan Praktikum SorbetErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaLaporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum YoghurtLaporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum YoghurtErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard CandyLaporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard CandyErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah NagaLaporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah NagaErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie BasahLaporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie BasahErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeErnalia Rosita
Β 
RODENTA HAMA GUDANG
RODENTA HAMA GUDANG RODENTA HAMA GUDANG
RODENTA HAMA GUDANG Ernalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Kokristalisasi Susu
Laporan Praktikum Kokristalisasi SusuLaporan Praktikum Kokristalisasi Susu
Laporan Praktikum Kokristalisasi SusuErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Cuka Apel
Laporan Praktikum Cuka ApelLaporan Praktikum Cuka Apel
Laporan Praktikum Cuka ApelErnalia Rosita
Β 
Uji Phenylhidrazine
Uji PhenylhidrazineUji Phenylhidrazine
Uji PhenylhidrazineErnalia Rosita
Β 
Minuman Umbi Garut
Minuman Umbi GarutMinuman Umbi Garut
Minuman Umbi GarutErnalia Rosita
Β 
Ester – pembuatan margarin
Ester – pembuatan margarinEster – pembuatan margarin
Ester – pembuatan margarinIndafitria17
Β 
Pk lemak margarin
Pk lemak margarinPk lemak margarin
Pk lemak margarinMeiman Zega
Β 
Characterization of new exopolysaccharides produced by coculturing of l. kefi...
Characterization of new exopolysaccharides produced by coculturing of l. kefi...Characterization of new exopolysaccharides produced by coculturing of l. kefi...
Characterization of new exopolysaccharides produced by coculturing of l. kefi...Dr Asif Ahmad
Β 
ajeng
ajengajeng
ajengAjeng26
Β 

Viewers also liked (20)

Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum Bakso
Β 
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalLaporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Β 
Laporan Praktikum Marshmallow
Laporan Praktikum MarshmallowLaporan Praktikum Marshmallow
Laporan Praktikum Marshmallow
Β 
Laporan Praktikum Sorbet
Laporan Praktikum SorbetLaporan Praktikum Sorbet
Laporan Praktikum Sorbet
Β 
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaLaporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Β 
Laporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum YoghurtLaporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum Yoghurt
Β 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum Penepungan
Β 
Laporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard CandyLaporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard Candy
Β 
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah NagaLaporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Β 
Laporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie BasahLaporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie Basah
Β 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
Β 
RODENTA HAMA GUDANG
RODENTA HAMA GUDANG RODENTA HAMA GUDANG
RODENTA HAMA GUDANG
Β 
Laporan Praktikum Kokristalisasi Susu
Laporan Praktikum Kokristalisasi SusuLaporan Praktikum Kokristalisasi Susu
Laporan Praktikum Kokristalisasi Susu
Β 
Laporan Praktikum Cuka Apel
Laporan Praktikum Cuka ApelLaporan Praktikum Cuka Apel
Laporan Praktikum Cuka Apel
Β 
Uji Phenylhidrazine
Uji PhenylhidrazineUji Phenylhidrazine
Uji Phenylhidrazine
Β 
Minuman Umbi Garut
Minuman Umbi GarutMinuman Umbi Garut
Minuman Umbi Garut
Β 
Ester – pembuatan margarin
Ester – pembuatan margarinEster – pembuatan margarin
Ester – pembuatan margarin
Β 
Pk lemak margarin
Pk lemak margarinPk lemak margarin
Pk lemak margarin
Β 
Characterization of new exopolysaccharides produced by coculturing of l. kefi...
Characterization of new exopolysaccharides produced by coculturing of l. kefi...Characterization of new exopolysaccharides produced by coculturing of l. kefi...
Characterization of new exopolysaccharides produced by coculturing of l. kefi...
Β 
ajeng
ajengajeng
ajeng
Β 

Similar to Laporan Praktikum Mentega Tradisional

8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptxTrisnawati62
Β 
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan Lactobacillus
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan LactobacillusPoses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan Lactobacillus
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan LactobacillusDewiBarida
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi AnaerobFermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi AnaerobAgung Dwi Julianto
Β 
Presentasi kimia
Presentasi kimiaPresentasi kimia
Presentasi kimiaJatmiko Deni
Β 
Presentasi kimia
Presentasi kimiaPresentasi kimia
Presentasi kimiaJatmiko Deni
Β 
Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2susy amelia
Β 
Ilmu Bahan Pangan Penggolongan Pangan .pptx
Ilmu Bahan Pangan Penggolongan Pangan .pptxIlmu Bahan Pangan Penggolongan Pangan .pptx
Ilmu Bahan Pangan Penggolongan Pangan .pptxRiaQadariah
Β 
Materi praktek pastry I STP trisakti
Materi  praktek pastry I STP trisaktiMateri  praktek pastry I STP trisakti
Materi praktek pastry I STP trisaktiSakina Adhitia Romadhani
Β 
9. PPT Gastronomi Molekuler.pptx
9. PPT Gastronomi Molekuler.pptx9. PPT Gastronomi Molekuler.pptx
9. PPT Gastronomi Molekuler.pptxMulyani86
Β 
materi cake (kue)
materi cake (kue)materi cake (kue)
materi cake (kue)sintaperdana
Β 
mekanikal
mekanikalmekanikal
mekanikalRiri Riri
Β 
Susu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan MakananSusu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan MakananForza Angg
Β 
Power Point about cake and tools for All of Us
Power Point about cake and tools for All of UsPower Point about cake and tools for All of Us
Power Point about cake and tools for All of UsWahyuTri41
Β 
Kristalisasi gula
Kristalisasi gulaKristalisasi gula
Kristalisasi gulaTex Defender
Β 
laporan youghurt
laporan youghurtlaporan youghurt
laporan youghurtImas Fartillah
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 

Similar to Laporan Praktikum Mentega Tradisional (20)

8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
Β 
PPT Pastry
PPT PastryPPT Pastry
PPT Pastry
Β 
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan Lactobacillus
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan LactobacillusPoses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan Lactobacillus
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan Lactobacillus
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Β 
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi AnaerobFermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Β 
PPT KOLOID.pptx
PPT KOLOID.pptxPPT KOLOID.pptx
PPT KOLOID.pptx
Β 
Presentasi kimia
Presentasi kimiaPresentasi kimia
Presentasi kimia
Β 
Presentasi kimia
Presentasi kimiaPresentasi kimia
Presentasi kimia
Β 
Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2
Β 
Ilmu Bahan Pangan Penggolongan Pangan .pptx
Ilmu Bahan Pangan Penggolongan Pangan .pptxIlmu Bahan Pangan Penggolongan Pangan .pptx
Ilmu Bahan Pangan Penggolongan Pangan .pptx
Β 
Materi praktek pastry I STP trisakti
Materi  praktek pastry I STP trisaktiMateri  praktek pastry I STP trisakti
Materi praktek pastry I STP trisakti
Β 
9. PPT Gastronomi Molekuler.pptx
9. PPT Gastronomi Molekuler.pptx9. PPT Gastronomi Molekuler.pptx
9. PPT Gastronomi Molekuler.pptx
Β 
materi cake (kue)
materi cake (kue)materi cake (kue)
materi cake (kue)
Β 
mekanikal
mekanikalmekanikal
mekanikal
Β 
Susu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan MakananSusu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan Makanan
Β 
Power Point about cake and tools for All of Us
Power Point about cake and tools for All of UsPower Point about cake and tools for All of Us
Power Point about cake and tools for All of Us
Β 
Kristalisasi gula
Kristalisasi gulaKristalisasi gula
Kristalisasi gula
Β 
PERTEMUAN PERTAMA
PERTEMUAN PERTAMAPERTEMUAN PERTAMA
PERTEMUAN PERTAMA
Β 
laporan youghurt
laporan youghurtlaporan youghurt
laporan youghurt
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Β 

More from Ernalia Rosita

METODE PENGUKURAN AIR
METODE PENGUKURAN AIR METODE PENGUKURAN AIR
METODE PENGUKURAN AIR Ernalia Rosita
Β 
Absorpsi Karbohidrat
Absorpsi KarbohidratAbsorpsi Karbohidrat
Absorpsi KarbohidratErnalia Rosita
Β 
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaErnalia Rosita
Β 
Uji Spesifikasi Enzim
Uji Spesifikasi EnzimUji Spesifikasi Enzim
Uji Spesifikasi EnzimErnalia Rosita
Β 
Uji Konsentrasi Enzim
Uji Konsentrasi EnzimUji Konsentrasi Enzim
Uji Konsentrasi EnzimErnalia Rosita
Β 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji XantoproteinErnalia Rosita
Β 

More from Ernalia Rosita (7)

METODE PENGUKURAN AIR
METODE PENGUKURAN AIR METODE PENGUKURAN AIR
METODE PENGUKURAN AIR
Β 
Absorpsi Karbohidrat
Absorpsi KarbohidratAbsorpsi Karbohidrat
Absorpsi Karbohidrat
Β 
Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
Β 
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Β 
Uji Spesifikasi Enzim
Uji Spesifikasi EnzimUji Spesifikasi Enzim
Uji Spesifikasi Enzim
Β 
Uji Konsentrasi Enzim
Uji Konsentrasi EnzimUji Konsentrasi Enzim
Uji Konsentrasi Enzim
Β 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
Β 

Recently uploaded

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
Β 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
Β 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
Β 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
Β 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
Β 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
Β 

Recently uploaded (6)

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
Β 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
Β 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Β 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Β 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
Β 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Β 

Laporan Praktikum Mentega Tradisional

  • 1. RESUME PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU MENTEGA TRADISIONAL Oleh Nama : Ernalia Rosita NRP : 133020175 Kelompok : G Meja : 3 (Tiga) Asisten : Faradilla Noor R. Tanggal Praktikum : 15 April 2016 Tanggal Pengumpulan : 20 April 2016 LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2016
  • 2. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari percobaan ini adalah untuk diversifikasi produk olahan pangan (susu), salah satu untuk mengawetkan susu, meningkatkan nilai ekonomis dan untuk mengetahui cara pembuatan mentega. PRINSIP PERCOBAAN Prinsip dari percobaan ini yaitu berdasarkan perubahan kedudukan globula lemak dalam air susu menjadi emulsi air dalam lemak sehingga membentuk tekstur yaitu semi padat.
  • 3. DIAGRAM ALIR Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Mentega Tradisional Susu murni : Whipping cream 1 : 1 Butter milk (ukur volume) Churning ( setiap 5 menit rendam dalam es selama 5 menit )Es Pencucian dengan air dingin Penimbangan Bakal mentega Pengulian ( Alumunium foil ) Penyimpanan dalam kulkas Mentega Larutan garam
  • 4. HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Mentega Tradisional Keterangan Hasil Pengamatan Basis 200 gram Bahan Utama Susu Murni (100 gram) Whipping Cream (100 gram) Bahan Tambahan Air (30 ml) Garam (3 gram) Berat Produk 60,29 gram % Produk 30,145% Organoleptik 1. Warna 2. Rasa 3. Aroma 4. Tekstur 5. Kenampakan Putih Gading Asin Khas Mentega Lembut Menarik Gambar Produk (Sumber: Ernalia Rosita, Meja 3, Kelompok G, 2016)
  • 5. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil berat produk sebesar 60,29 gram dengan % produk sebesar 30,145%. Berdasarkan pengamatan sifat organoleptiknya diketahui bahwa mentega memiliki warna putih gading, rasa asin, aroma khas mentega, tekstur lembut, dan kenampakan menarik. Fungsi bahan yang digunakan dalam pembuatan mentega diantaranya adalah susu murni, whipping cream, garam, dan air. Fungsi susu pada pembuatan mentega adalah mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis (sweet cream) atau yang asam. Mentega dari lemak yang asam mempunyai cita rasa yang kuat. Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan atau dapat diasamkan dengan penambahan pupukan murni bakteri asam laktat pada lemak susu yang manis yang telah dipasteurissasikan, sehingga memungkinkan terjadinya fermentasi. Lemak susu dinetralkan dengan garamgaram karbonat, kemudian dipasteurisasi. Sedangkan bakteri yang diinokulasikan biasanya bakteri Sterptococcus citrovorus, S.paracitrovus, Lactobacillus lactis dan Bacillus viscosus sacchari (Tania, 2012). Fungsi whipping cream adalah dapat membantu dalam pembentukan tekstur mentega, karena dengan penambahan whipping cream maka pembentukan globula lemak akan lebih mudah pada saat penumbukan (Tania, 2012). Fungsi garam dalam proses pembuatan mentega sebagai bahan penambah cita rasa dan berpengaruh pada tekstur mentega, dimana garam-garam tersebut akan mengikat mantel air dari lemak susu sehingga tekstur yang dihasilkan akan
  • 6. keras (Achyadi, 2016). Mentega biasanya diberi garam, dan hal ini untuk mengeluarkan air yang tersisa dalam lemak susu (butter fat) (Winarno, 1992). Fungsi air dalam pembuatan mentega diantaranya air dingin untuk memperkeras tekstur dari mentega sehingga pembentukan lemak pada mentega semakin banyak. Fungsi kedua dari air adalah untuk melarutkan garam sehingga menjadi larutan garam. Fungsi perlakuan yang dilakukan dalam pembuatan mentega diantaranya adalah persiapan bahan yang dilakukan untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan dijadikan mentega. Bahan-bahan ditimbang sesuai dengan basis yang telah dihitung. Selanjutnya susu ditambahkan whipping cream untuk membantu terjadinya bakal mentega. Pasteurisasi krim dengan suhu 90-950C; 30 menit bertujuan untuk membunuh sejumlah besar bakteri dan enzim-enzim seperti lipase sehingga meningkatkan mutu simpan produk akhir. Perlakuan selanjutnya adalah churning atau penumbukan. Proses penumbukan bertujuan memisahkan bahan mentega dari buttermilk. Suhu krim harus dipertahankan tidak melebihi 1000C agar bahan mentega tidak meleleh yang berakibat larut kedalam buttermilk sehingga kadar lemak mentega menjadi rendah. Selama proses penumbukan, globula lemak bergabung. Diawali dengan terlihat pembentukan busa dan krim mengental dikarenakan terjadi pemasukan udara akibat proses penumbukan sehingga viskositas krim meningkat dan mulai terlihat butiran-butiran lemak terpisah. Dalam proses penumbukan, krim mengalami perubahan fisik dari granula yang kecil atau lemak yang tidak
  • 7. tertumbuk akan larut kedalam butter milk sehingga terjadi kehilangan lemak, oleh karenanya kehilangan lemak harus ditekan sekecil mungkin (Jumardi, 2013). Setelah proses churning maka selanjutnya dilakukan penyaringan yang bertujuan untuk memisahkan buttermilk dengan bakal mentega. Bakal mentega selanjutnya dicuci dengan air dingin. Perendaman dengan air dingin (suhunya 5- 100 C) tujuannya adalah agar lemak lebih banyak terbentuk, karena tingkat pengadukan ditentukan juga oleh suhu adukan. Bahwa lemak akan meleleh atau rusak dalam keadaan suhu yang tinggi. Kecepatan oksidasi lemak akan bertambah dengan kenaikan suhu dan akan berkurang dengan adanya penurunan suhu. (Ketaren, 1986). Proses selanjutnya yaitu pengulian. Tahap pengulian dimaksudkan untuk menghilangkan sisa air, membuat gumpalan-gumpalan lemak menjadi masa yang kompak, supaya garam terbagi rata, dan mengeluarkan sisa-sisa susu tumbuk (Anjarsari, 2010). Mentega selanjutnya disimpan didalam kulkas untuk memperkuat tekstur dan mencegah terjadinya pelelehan. Mentega yang telah didinginkan kemudian ditimbang untuk mengetahui berat dari mentega yang dibuat. Proses churning yaitu proses agitasi untuk mendapatkan bakal mentega dari susu dengan cara penumbukkan hingga menyebabkan pemisahan lemak susu (bakal mentega) dari komponen lain dari susu yaitu air dan skim. Churning dilakukan supaya lemak susu betul-betul dipisahkan dari bahan susu lainnya. Churning dilakukan dengan alat churn (churner), yaitu sebuah panci besar berbentuk drum silinder, atau kerucut yang dapat berputar pada kecepatan
  • 8. tertentu, sehingga terjadilah pengocokan krim yang berada didalamnya. Jika pengocokan susu atau krim pada temperatur yang cocok terus menerus dikocok dan terantuk-antuk pada baling-baling, maka globula-globula lemak akan berkumpul menjadi gumpalan-gumpalan bakal mentega. Turut serta dalam gumpalan-gumpalan lemak ini, bagian-bagian padat lainnya dari susu dan juga air. Sisa susu disebut susu tumbuk atau buttermilk (Anjarsari, 2010). Perubahan fisik yang terjadi pada pembuatan mentega adalah perubahan dari bentuk cair (susu) dimana awalnya emulsi lemak dalam air menjadi bentuk semi padat yang berupa emulsi air dalam lemak. Selain itu terjadi perubahan warna menjadi kuning, dari kuning putih sampai kuning tua. Warna kuning pada mentega ini disebabkan oleh zat warna Ξ² karoten dalam krim (Buckle, 2009). Perubahan kimia pada pembuatan mentega ini yaitu perubahan pH, karena krim dinetralkan sampai pH kira-kira 6,8-7,2. Selain itu terjadi perubahan komposisi. Dimana komposisi mentega sebagian besar terdiri dari lemak rata-rata 82,5%. Bagian lainnya terdiri dari air Β± 14%, garam 2.5% dan bahan susu lainnya 1% (Anjarsari, 2010). Perubahan biologi pada pembuatan mentega yaitu karena adanya bakteri dalam mentega yang dapat mempengaruhi mutu. Krim yang telah mengalami kerusakan oleh ragi atau oleh bakteri akan mempunyai rasa yang kurang enak yang akan terbawa ke mentega (Anjarsari, 2010). Mekanisme terbentuknya globula lemak pada pembuatan mentega adalah lemak dari susu dapat dipisahkan dari komponen lain dengan baik melalui proses pengocokan atau churning. Dengan cara tersebut, secara mekanik film protein
  • 9. disekeliling globula lemak retak dan pecah, sehingga memungkinkan globula lemak menggumpal dan menyusup ke permukaan. Cara ini merupakan proses pemecahan emulsi minyak dalam air dengan pengocokan (Winarno, 1992). Karena adanya pemecahan maka akan terjadi perubahan kedudukan globula lemak dalam air susu menjadi emulsi air dalam lemak sehingga membentuk tekstur semi padat. Pencucian bakal mentega yang dilakukan dengan air dingin sebanyak tiga kali dan pencucian terakhir dengan ditambahkan garam sebanyak 3 gram. Pencucian dengan air dingin bertujuan untuk mencuci atau membersihkan bakal mentega dari komponen susu lainnya seperti skim dan untuk lebih mendapatkan lemak susu hasil churning. Pencucian ditambahkan dengan larutan garam, hal ini bertujuan untuk memberi rasa pada bakal mentega dan untuk menguatkan struktur bakal mentega karena garam dapat menyerap air dari bakal mentega. Di samping itu, pencucian dilakukan untuk menghilangkan rasa asam (Anjarsari, 2010). Selain itu pencucian dengan larutan garam juga bertujuan untuk mengikat mantel air dari lemak susu sehingga tekstur yang dihasilkan akan keras (Achyadi, 2016). Mentega biasanya diberi garam, dan hal ini untuk mengeluarkan air yang tersisa dalam lemak susu (butter fat) (Winarno, 1992). Perbedaan mentega yang digarami dengan yang tidak digarami yaitu mentega yang digarami biasanya memiliki flavor yang lebih tajam daripada yang tidak digarami. Penambahan garam biasanya sekitar 2,5%. Mentega yang tidak
  • 10. bergaram berasa manis, karena itu sering disebut sweet butter, sweet butter tidak selalu dibuat dari sweet cream (Anjarsari, 2010). Ada yang menyebut sweet butter ini unsalted butter. Sebenarnya sweet butter adalah jenis churned butter yang dalam pembuatannya tidak menggunakan garam, jadi rasanya manis. Dalam dunia baking, sweet butter ini digunakan sebagai penyeimbang rasa apabila kadar garam di dalam masakan/kue/roti terlalu banyak. Tetapi, sweet butter tidak tahan lama dibandingkan dengan salted butter, sehingga ia harus cepat digunakan setelah dibeli (Sumartini, 2015). Mentega yang baik mengandung lemak 81 %, kadar air 18 % dan kadar protein maksimal 1 % (Wahyuni & Made, 1998). Mentega yang baik apabila kadar airnya hanya 15%, jumlah bakteri tidak melebihi 100 sel/gram. Untuk mentega asin, kadar garam antara 1,5-2% saja (Sumartini, 2015). Mentega dianggap sebagai lemak yang paling baik diantara lainnya karena rasanya yang menyakinkan serta aroma yang begitu tajam, karena lemak mentega berasal dari lemak susu hewan. Berdasarkan SNI 01-3744-1995 tentang syarat mutu mentega dikatakan bahwa berdasarkan kriteria uji keadaan, mentega memiliki bau, rasa dan penampakan pada suhu 30oC normal. Jika dibandingkan dengan mentega yang dibuat di laboratorium maka mentega tersebut telah memenuhi syarat mutu SNI karena memiliki bau, rasa, dan penampakan yang normal. CCP pada pembuatan mentega adalah pada saat melakukan churning. Agitasi pada proses churning harus dilakukan dengan benar agar pembentukan mentega menjadi maksimal selain itu pengocokan atau penumbukan mentega
  • 11. tidak bisa dengan menggunakan botol plastik, selain hasilnya tidak optimal, botol plastic tidak bisa memberi tekanan yang kuat saat penumbukan, kemudian pada saat penyimpanan atau perendaman dengan air es botol plastik bukan penghantar panas atau dingin yang baik sehingga tidak terserap pada air dan bakal mentega dalam botol tersebut. Selanjutnya pada proses pengulian harus dilakukan dengan menekan permukaan mentega sehingga sisa-sisa air pencuci keluar, dan dengan menekan dan mengaduk diharapkan tekstur mentega menjadi lebih homogen, lebih kompak dan tidak terlihat granula-granula lemak yang memisah. Air yang masih ada berupa titik-titik kecil dan merata diseluruh bahan mentega sehingga permukaan mentega terlihat kering. Air yang masih bebas akan mempercepat rusaknya mentega. Warna mentega harus terlihat rata dan seragam, hal ini menunjukkan keseragaman kandungan air dalam setiap bagian mentega. Suhu mentega harus selalu dipertahankan rendah sehingga mentega tidak lembek (meleleh). Selain itu proses pencucian mentega harus idlakukan dengan benar untuk memastikan bahwa semua susu mentega dibuang keluar dari mentega. Jika tidak maka mentega akan tengik.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Achyadi, Nana Sutisna. 2016. Perkuliahan Teknologi Pengolahan Pangan II: Susu Mentega. Universitas Pasundan: Bandung. Anjarsari, Bonita. 2010. Pangan Hewani Fisiologi Pasca Mortem dan Teknologi. Graha Ilmu: Yogyakarta. Buckle, K.A., R. K. Edward, G. H. Fleet, dan M. Wooton. 2009. Ilmu Pangan Penerjemah: H.Purnomo dan Adiono. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Jumardi. 2013. Pembuatan Mentega. http://jumardijumex.blogspot.com/. Diakses: 19 April 2016. Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta. Sumartini. 2015. Slide Kuliah Teknologi Pengolahan Pangan II Susu Mentega. Universitas Pasundan: Bandung. Tania, Iqbal. 2012. Mentega. http://mon-devoir.blogspot.com. Diakses: 19 April 2016. Wahyuni, dan Made Astawan. 1998. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna. Akademika Pressindo: Jakarta. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Pernerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
  • 13. LAMPIRAN PERHITUNGAN Basis = 200 gram Susu murni = 50 100 x 200 = 100 gram Whipping cream = 50 100 x 200 = 100 gram W produk = 60,29 gram % produk = π‘Š π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘Š π‘π‘Žπ‘ π‘–π‘  x 100% = 60,29 200 x 100% = 30,145 %
  • 14. LAMPIRAN TABEL SNI Tabel 2. Standar Mutu SNI untuk Mentega No Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1. Keadaan: 1.1. Bau 1.2. Rasa 1.3. Penampakan pada suhu dibawah 30oC - - - Normal Normal Normal 2. Air %, b/b Maks.10,0 3. Lemak susu %, b/b Maks 80,0 4. Asam lemak bebas sebagai asam butirat 4.1. Bilangan Reichert Meissel 4.2. Bilangan Polanske %, b/b %, b/b - Maks 0,8 23-12 1,6-1,8 5. Garam dapur (NaCl) mg/kg Maks 4 6. Bahan tambahan makanan Sesuai SNI-01-0222-1995 dan peraturan Men Kes No 722/Men Ken/Per/IX/88 7. Cemaran logam : 7.1. Besi 7.2. Tembaga 7.3. Timbal 7.4. Seng 7.5. Raksa 7.6. Timah 7.7. Arsen mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg Maks 1,5 Maks 0,1 Maks 0,1 Maks 40,0 Maks 0,03 Maks 40,0/250* Maks 0,1 8. Cemaran mikroba : 8.1. S. aureus 8.2. Salmonella koloni/g koloni/100 g Mak 1,0x102 Negatif (Sumber: SNI 01-3744-1995)
  • 15. LAMPIRAN TUGAS DISKUSI 1. Apa fungsi dari proses churning pada pembuatan mentega ? Jawab : Maksud penumbukan adalah supaya lemak susu dipisahkan dari bahan krim lainnya. Prinsip penumbukan adalah destabilisasi krim, yang merupakan emulsi lemak dalam air, menjadi produk di mana lemak merupakan fase kontinyu dan mengandung titik-titik air sampai 16 % yang terdispersi halus. Pada saat proses churning alat churning tersebut diputar 60 rpm dan krim dikocok terus menerus dan terantuk-antuk pada baling-baling, sehingga akhirnya terpisahlah lemak dari bagian krim lainnya. 2. Apa fungsi emulsifier pada pembuatan mentega dan margarin ? Jawab : Emulsifier berfungsi sebagai pengikat antara lemak dengan air sehingga proses pembuatan mentega tersebut sulit untuk dipisahkan 3. Jelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi tingkat pengadukan krim? Jawab : Waktu pengadukan Metode pengadukan Keceppatan pengadukan