SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
MAKALAH KELOMPOK

 Komunikasi Politik

     TENTANG

“Evaluasi Kampanye”
KATA PENGANTAR




       Atas berkat rahmat Tuhan yang Maha Esa, penulis bersyukur atas selesainya makalah
yang bertemakan evaluasi kampanye ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
para pihak yang telah mendukung makalah ini.

       Penulis berharap, agar makalah ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca dalam
mempelajari bagaimana bentuk evaluasi kampanye. Di dalam makalah ini, sengaja penulis
berikan sedikit contoh nyata dari bentuk evaluasi kampanye dalam komunikasi politik.

       Makalah ini tak luput dari kekurangan. Maka dari itu penulis mohon maaf apabila
terjadi kesalahan dalam bentuk apapun pada makalah ini. Saran juga sangat penulis harapkan
demi lancar dan sempurna di kemudian harinya.




                                                                 Padang, 27 Januari 2012
Penyusun




                         i

                     DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….iii

     1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….iii

     1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………iii

     1.3 Tujuan………………………………………………………………………..iii

BAB II ISI…………………………………………………………………………………..1
2.1 Arti Evaluasi Kampanye…………...…...…………………………………...1

     2.2 Alasan Evaluasi Kampanye……………..…………………………………..1

     2.3 Tingkatan Evaluasi…………………………………………………………2

     2.4 Cara Evaluasi Kampanye…………………………………………………..4

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………iv

   3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………iv

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….v




                                       ii

                                    BAB I

                               PENDAHULUAN

     1.1 LATAR BELAKANG

          Kampanye     dapat   diartikan    sebagai   kegiatan   untuk   mempengaruhi
     masyarakat dengan merencanakan serangkaian kegiatan/usaha tertentu, untuk
     mencapai tujuan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Kampanye bersifat non
     profit (tidak menguntungkan) yang pada umumnya bertujuan untuk memberi
     informasi dan penerangan, serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka
pelayanan. Hal ini juga berarti mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi dan
          bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. Selain itu, kampanye layanan
          masyarakat biasanya memberikan pesan-pesan sosial untuk membangkitkan
          kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi.

               Disini, penulis memberikan sedikit pengetahuan mengenai evaluasi
          kampanye dalam komunikasi politik untuk lebih mengenalkan kepada para
          pembaca akan evaluasi kampanye berdasarkan pengertian kampanye politik yang
          telah penulis cantumkan sebelumnya.

          1.2 Rumusan Masalah




              Arti Evaluasi kampanye

              Alasan Evaluasi

              Tingkatan Evaluasi

              Cara Evaluasi kampanye




          1.3 Tujuan

      Penulis bertujuan untuk mengenalkan kepada para pembaca akan pengertian,
guna dan bentuk dari evaluasi kampanye dalam komunikasi politik.




                                            iii




                                         BAB II
                                          ISI
2.1 Pengertian Evaluasi Kampanye


       Evaluasi adalah “komponen terakhir dari rangkaian proses pengelolaan kampanye.
Meski menempati urutan terkahir manfaat dan arti pentingnya tidak berbeda dengan tahap
perencanaan dan pelaksanaan kampanye” (Venus 2007:209).

       Evaluasi kampanye diartikan sebagai “upaya sistematis untuk menilai berbagai aspek
yang berkaitan dengan proses pelaksanaan dan pencapaian tujuan kampanye”. Penilaian
terhadap proses implementasi catatan harian kampanye yang berisi berbagai data dan fakta
sebagai hasil proses pemantauan (monitoring). Pengamatan di lapangan dan wawancara yang
dilakukan untuk mendapatkan umpan balik.

       Evaluasi kampanye tidak hanya dilakukan pada saat kampanye telah berakhir, namun
juga ketika kampanye tersebut masih berlangsung. Di dalamnya terdapat dua aspek pokok
yang telah ditunjukkan lewat definisi tersebut yaitu bagaimana kampanye dilaksanakan dan
apa hasil yang dicapai sebagai konsekuensi pelaksanaan program tersebut.

       Pada evaluasi, proses pelaksanaan kampanye juga dilakukan penilaian terhadap
kinerja pelaksana kampanye baik pada tataran individual maupun kolektif (tim kerja). Unsur-
unsur penilaian tersebut dapat didasarkan pada rincian dan kelengkapan rencana kerja yang
dibuat, pemenuhan target kerja, kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, penyelesaian,
kemampuan mencari alternatif pemecahan saat menghadapi masalah atau dapat juga
kombinasi dari semua itu.

       Berkaitan dengan aspek pencapaian tujuan kampanye, beberapa hal yang menjadi
pusat perhatian adalah perubahan kesadaran, sikap dan perilaku publik sesuai tujuan yang
telah ditetapkan, pemenuhan fungsi media, dan evaluai efisiensi biaya.




       2.2 Alasan dilakukannya evaluasi kampanye

       Menurut Pfau dan Parrot (1993), sebagian besar penyelenggara kampanye ternyata
tidak melakukan evaluasi kampanye dengan berbagai alas an, mulai dari penghematan biaya
hingga ketakutan akan hasil evaluasi yang negative yang dianggap dapat merusak reputasi
pelaksana kampanye.

       Evaluasi yang dilakukan secara cermat akan memberikan banyak informasi berkenaan
dengan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan kampanye yang pada saatnya dapat digunakan
sebagai rekomendasi bagi penyelenggaraan kampanye berikutnya.

       Gregory, pakar kampanye Inggris, dalam Venus (2007:211) mengemukakan lima
alasan penting mengapa evaluasi itu perlu dilaksanakan dalam sebuah komunikasi politik,
diantaranya yaitu :

           •   Evaluasi dapat memfokuskan usaha yang dilakukan.Jika diketahui bahwa ini
               dinilai dengan berdasarkan kriteria tertentu, maka nantinya dapat lebih
               memfokuskan usaha pada hal-hal yang menjadi prioritas pencapaian tujuan.




           •   Evaluasi menunjukkan keefektifan pelaksana kampanye dalam merancang dan
               mengimplementasikan programnya. Bila dalam suatu program kampanye
               berhasi menunjukkan keefektifan kerja, maka itu akan meningkatkan
               kredibitas kita sebagai pelaksana kampanye (campaign organizer).




           •   Memastikan efisiensi biaya. Kampanye selalu melibatkan biaya yang besar,
               dan penyelenggara kampanye tidak ingin dana dan berbagai sumber daya lain
               terbuang sia-sia. Jadi, setiap rupiah yang dikeluarkan sudah jelas
               peruntukkannya.




           •   Evaluasi membantu pelaksana untuk menetapkan tujuan secara realistis jelas
               dan terarah
•   Evaluasi membantu akuntabilitas (pertanggung jawaban) pelaksana kampanye.
                     Pelaksana kampanye dapat mempertanggungjawabkan segala kebijakan,
                     tindakan bahkan rancangan kampanye yang telah dibuat sebelumnya. Inilah
                     yang dimaksudkan bahwa evaluasi yang ditujukan untuk menilai keefektifan
                     kampanye.




           2.3 Jenis Evaluasi Kampanye

No.   Jenis Evaluasi                   Definisi/ Tujuan                           Contoh Pertanyaan

1.      Formatif         Mengukur kekuatan dan kelemahan bahan,           •   Bagaimana khalayak sasaran
                         serta strategi kampanye sebelum atau selama          kampanye memikirkan itu?
                         pelaksanaan kampanye
                                                                          •   Pesan apa yang berhasil, dan
                                                                              pada khalayak yang mana?

                                                                          •   Siapakah       pembawa        pesan
                                                                              terbaik?

2.       Proses          Mengukur efek dan hasil langsung kampanye.       •   Berapa banyak bahan sudah
                                                                              dikeluarkan?
                         Meneliti pelaksanaan kampanye dan sejauh
                         mana keberhasilan kegiatan yang dilakukan        •   Apa     yang      telah      diterpa
                                                                              kampanye?

3.        Efek           Mengukur efek dan perubahan yang timbul          •   Apakah telah terjadi perubahan
                         dari kampanye.                                       afektif dan perubahan perilaku?

                         Menilai hasil dari populasi sasaran atau         •   Apakah ada kebijakan yang
                         komunitas yang terjadi sebagai akibat strategi       berubah?
                         dan kegiatan kampanye.

4.      Dampak           Mengukur perubahan pada tingkat komunitas            •   Apakah      perilaku       telah
                         atau hasil jangka lama yang tercapai sebagai             menimbulkan      hasil     yang
                         akibat efek keseluruhan lampanye pada                    diharapkan?
                         perilaku individu dan pada ketahanan perilaku
                                                                              •   Apakah        telah      terjadi
                         tersebut.
                                                                                  perubahan      pada      tingkat
Berusaha menentukan apakah kampanyelah               system?
                   yang menyebebkan efek.




       2.4 Tingkatan Evaluasi Kampenye.

       Evaluasi kampanye dapat dilakukan dengan beberapa tingkatan evaluasi kampanye
dalam komunikasi politik, yaitu :

           a) Tingkatan Kampanye (Campaign Level)

                      Kita ingin mengetahui apakah khalayak sasaran yang tepat untuk
              kegiatan kampanye atau tidak. Dengan demikian pertanyaan pokok untuk
              evaluasi level ini adalah “apakah kampanye yang dilakukan dapat menjangkau
              khalayak sasaran yang ditetapkan? Dan apakah khalayak memberi perhatian
              pada kampanye tersebut. Ini dapat dijawab dengan metode survey yang
              berfungsi bukan hanya dapat memberikan gambaran berapa persen kira-kira
              khalayak yang terterpa pesan kampanye tetapi juga dapat menjelaskan apakah
              khalayak memberikan perhatian atau tidak pada pesan tersebut.

                      Dalam melakukan riset survei, pelaksana kampanye harus mengajukan
              pertanyaan yang sama sebelum dan sesudah kampanye. Hal ini untuk
              memastikan apakah terjadi perubahan atau tidak pada khalayak sasaran. Untuk
              mengetahui ada tidaknya perubahan tersebut dengan mengurangkan “skor
              sesudah kampanye” dengan “ sebelum kampanye”. Maka selisihnya
              menunjukkan kadar (presentase) perubahan yang terjadi. Melalui cara tersebut
              akan diketahui apakah suatu program kampanye yang dilakukan mencapai
              khalayak sasarannya atau tidak.




           b) Tingkatan Sikap (attitude level)
Pada tingkatan sikap evaluasi dapat dilaksanakan dengan cara metode survei atau uji
sederhana (simple test).Metode survei digunakan untuk sampel dalam jumlah besa, sementara
tes sederhana pada umumnya digunakan untuk kelompok sasaran yang terbatas, yang juga
sangat popular untuk mengukur pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh sebagai akibat
diselenggarakannya kampanye. Dalam perspektif Ostegaard terdapat empat aspek yang
terkait dengan evaluasi pada tingkatan sikap yakni aspek kognitif (pengetahuan, kesadaran,
kepercayaan, dan sebagainya, konatif (komitmen untuk bertindak) dan aspek keterampilan
atau skill.
        Pada level evaluasi ini, pelaksana kampanye juga mengkonstruksi pertanyaan yang
sama sebelum dan sesudah kampanye. Untuk mengetahui perbedaannya kita hanya
mengurangi skor sesudah kempenye dan sebelum kampanye. Sementara untuk sampel yang
dievaluasi bisa orang-orang yang sama atau orang lain yang memiliki karakter yang sama
(sesuai segmentasi khalayak sasaran).


              c) Tingkatan Perilaku
        Para ahli kampanye memandang bahwa tingkatan perilaku sebagai level yang paling
penting dalam kebanyakan evaluai kampanye. Hanya saja,, jenis evaluasi ini sering diabaikan
atau dilakukan sekadarnya dengan mengamati realitas permukaan dimana orang lain juga
dapat mengamati secara langsung, orang seringkali tampak berubah perilakunya, padahal
sebenarnya tidaklah demikian.


              d) Tingkatan Masalah

.       Pada tingkat ini evaluasi dapat dilakukan dengan mudah atau sebaliknya sangat sulit
dan memakan waktu lama. Problem atau masalah disini diartikan sebagai kesenjangan antara
kenyataan dengan harapan atau dengan yang seharusnya terjadi.


        Bila data menunjukkan berkurangnya kesenjangan maka kampanye menunjukkan
indikasi keberhasilan. Bila kesenjangan tidak berubah berarti kampanye yang dilakukan
mungkin tidak efektif untuk evaluasi pada tingkatan problem. Data-data statistic yang
disediakan berbagai instansi pemerintah atau lembaga independen dapat membantu untuk
melihat bagaimana perkembangan masalah yang ada.
Pfau dan Parrot (1993) mengungkapkan bahwa dalam evaluasi kampanye ini selalu
memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang. Evaluasi yang dilakukan tergantung pada
jenis dan objek kampanye serta kecermatan kriteria pengukuran hasil (level of expectacion).




2.5 Menyimpulkan Evaluasi Kampanye


       Ketika proses evaluasi telah dilakukan pada salah satu atau seluruh level kampanye,
maka langkah terakhir adalah membuat kesimpulan. Membuat kesimpulan kampanye harus
dilakukan dengan hati-hati dan cermat. Pada tahap ini kita tidak boleh secara gegabah dan
tergesa-gesa menyimpulkan bahwa kampanye yang dilaksanakan sukses mencapai tujuan.
       Pernyataan yang bersifat memastikan ini (deterministik) umumnya dihindari oleh para
evaluator kampanye. Apa yang bisa dilakukan adalah membuat kesimpulan yang bersifat
probabilistik. Jadi cukup tegaskan saja bahwa “media yang digunakan kemungkinan
besar sudah sesuai”,penetapan khalayak sasaran hampir dapat dipastikan sudah tepat”atau
“secara keseluruhan kampanye yang dilakukan cenderung menghasilkan efek yang positif”.

       Para peneliti kampanye telah mengidentifikasi beberapa situasi umum yang seringkali
terjadi pada tahapan evaluasi :

       a. Keadaan dimana evaluasi terhadap efek yang diharapkan terbukti tercapai kecuali
       pada tingkatan “masalah”.

       b.Terjadi ketika kampanye tampak efektif untuk semua level namun ternyata perilaku
       khalayak tidak berubah.


       c.Terjadi ketika kampanye yang dilakukan memerlihatkan keefektifannya tapi faktor
       eksternal membuat masalah semakin senjang atau meningkat.


       Melakukan evaluasi kampanye memang tidak mudah . Setidaknya 10-15 % anggaran
kampanye harus disisihkan untuk melakukan evaluasi program secara professional. Jadi,
evaluasi kampanye secara professional tetap perlu dilakukan apapun hasil yang akan
didapatkan. Bila kita menemukan kampanye yang dilakukan cenderung efektif, maka kita
semakin yakin dengan ketepatan strategi kampanye yang dipilih. Sebaliknya bila hasil
evaluasi menunjukkan kecenderungan tidak efektif maka kita mendapat pelajaran berharga
dari temuan-temuan tersebut. Tanpa evaluasi kita akan terus-menerus mengulangi kesalahan
yang sama karena tidak pernah tahu dengan kesalahan-kesalahan sebelumnya.




       2.6 Cara Evaluasi Kampanye


       Efektifitas sebuah kampanye hanya bisa diketahui dengan evaluasi. Evaluasi dapat
dilakukan dengan dua cara, yakni :
   1. Evaluasi Program
              Evaluasi program biasa disebut evaluasi summatif (summative evaluation).
       Evaluasi ini memiliki fokus antara lain :
          •   Untuk melihat sejauhmana tujuan akhir yang ingin dicapai (goal) dari suatu
              kegiatan, apakah terpenuhi atau tidaknya.
          •   Untuk melakukan modifikasi tujuan program dan strategi.
   2. Evaluasi Manajemen
              Evaluasi manajemen biasa disebut evaluasi formatif (formative evaluation).
       Evaluasi ini memiliki fokus terhadap pencapaian operasional kegiatan berikut :
          •   Apakah hal-ha yang dilakukan masih dalam tataran rencana yang telah
              ditetapkan semula?
          •   Apakah pelaksanaan kegiatan berjalan lancar atau tidak?
          •   Apakah usaha yang dilakukan itu mengalami kemajuan atau tidak?
          •   Apakah ada hambatan atau kemacetan yang ditemui dalam operasional atau
              tidak
          •   Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut, apakah dengan cara
              memodifikasi langkah-langkah yang akan diambil, apakah mengurangi atau
              menambah komponen yang bisa memperlancar jalannya kegiatan?


       Dalam studi komunikasi, evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan cara uji awal
(pretesting) dan uji akhir (post-testing). Uji awal biasanya dilakukan untuk mengetahui
apakah pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan sudah sesuai dengan kebutuhan
target sasaran (khalayak), apakah pesan-pesan itu tidak melanggar etika sosial, agama, dan
budaya setempat. Apakah pengantar (intro) pesan itu maupun latar belakang (background)
musik yang digunakan sudah sesuai dengan kondisi khalayak dan semacamnya. Uji akhir
(post-posting) dilakukan untuk melihat hasil proses komunikasi yang telah dilaksanakan,
apakah target sasaran yang diinginkan maupun perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku
yang dikehendaki sudah memenuhi standar yang diinginkan.


      2.7 Kesulitan Evaluasi Kampanye
      Dalam evaluasi terhadap kampanye komunikasi, terdapat enam hal yang mempersulit
pelaksanaan dan keabsahan evaluasi kampanye :
      1. Kompleksitas horisontal dan vertikal.
             Kampanye      komunikasi     seringkali    bertujuan   utnuk   secara   serentak
      memengaruhi sejumlah sector yaitu social, fisikal, ekonomis, dan politis
      (kompleksitas horisontal). Ini dimaksudkan untuk memperoleh efek dalam pikiran dan
      perilaku sasaran pada tingkat individu, komunitas atau sistem.
             William Novelli (1998), mantan presiden The National Center Of Tobacco
      Free Kids berkata, “ Perubahan haruslah meluas supaya ,mendalam.” Banyak
      kampanye ditujukan secara serentak untuk menimbulkan perubahan lingkungan,
      komunitas, dan juga perilaku individu.


      2. Sifat Intervensi yang tidak bisa diramalkan.
             Walaupun perancang kampanye bisa saja merancang kampanye mereka secara
      baik, ada saja beberapa aspek intervensi yang hampir selalu tidak bisa dituliskan dan
      diramalkan.


      3. Pengaruh-pengaruh kontekstual dan mengaburkan (confounding)
             Kampanye komunikasi dirancang untuk mempengaruhi efek, yang pada
             saatnya dipengaruhi oleh sejumlah factor yang luas dan kompleks.


      4. Akses pada kelompok control atau pembanding
             Kampanye biasanya untuk mencapai seluruh komunitas atau segmen populasi.
      Rancangan     penelitian   yang   paling   ketat,   rancangan    eksperimental,   yang
      memungkinkan kita mengambil kesimpulan yang definitive tetntang dampak
      kampanye, memerlukan penempatan individu secara acak pada kelompok “perlakuan”
      dan “kontrol”.
5. Kekurangan pengetahuan atau ketepatan efek
       Sangat disayangkan jika kita mempunyai pengetahuan sedikit saja tentang
efek kampanye yang sebenarnya, berbagai jenis efek dan nilai kejelasannya, apa yang
diharapkan dan kapan (efek jangka pendek dan panjang) dan bagaimana efek-efek ini
sesuai dengan teori.


6. Tidak adanya alat-alat yang diperlukan
       Di antara alat-alat yang diperlukan itu adalah metode yang tepat untuk menilai
teknologi komunikasi, dan memahami metode apa yang paling cocok dengan efek
yang belum sepenuhnya dipahami. Salah satu contoh alat baru yang secara potensial
sangat berguna ditemukan oleh Hendry dan Gordon (2001) yang menggunakan rolling
sample survey untuk menilai berbagai jenis efek seperti salience (penonjolan) dan
sikap-sikap lainnya dalam perjalanan waktu.
BAB III

                                 PENUTUP



      3.1 Kesimpulan

      Kampanye politik merupakan suatu ajang manuver politik untuk menarik
sebanyak mungkin pemilih dalam pemilu sehingga bisa meraih kekuasaan.
Untuk itu segala cara mungkin akan dipakai dari mulai pemberian janji-janji
yang muluk sampai intimidasi dengan harapan bisa berkuasa. Kampanye politik
kadang juga hanya dipandang sebagai suatu proses interaksi intensif dari partai
politik kepada publik dalam kurun waktu tertentu menjelang pemilihan umum
(Pemilu)

      Dari definisi ini, kampanye politik adalah periode yang diberikan oleh
panitia pemilu kepada semua kontestan untuk memaparkan program-program
kerja dan mempengaruhi opini publik sekaligus memobilisasi masyarakat agar
memberikan suara.
iv



                           DAFTAR PUSTAKA



      Cangara, Hafied . 2009. Komunikasi      Politik : Konsep, Teori dan
Strategi.

            Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

      Rasyid, Fauzan Ali, 2009. Menyoroti Komunikasi Politik
      Parpol.Bandung:

            BP2Ki

      www.wikipedia.com

      Yasyin, Drs. Sulchan, 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya
      :

            Amanah
v

More Related Content

What's hot

Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasionalmankoma2013
 
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeFaktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeUniversity of Andalas
 
Perencanaan komunikasi
Perencanaan komunikasiPerencanaan komunikasi
Perencanaan komunikasiRoro Wulan
 
Menjadi Konten Kreator Positif
Menjadi Konten Kreator PositifMenjadi Konten Kreator Positif
Menjadi Konten Kreator PositifHani Purnawanti
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaUniversity of Andalas
 
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)Nida Sabila Rafa
 
ABX Newcomb Theory
ABX Newcomb TheoryABX Newcomb Theory
ABX Newcomb Theorymankoma2012
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatAlexandrya Hening
 
Dramatism Theory
Dramatism TheoryDramatism Theory
Dramatism Theorymankoma2012
 
Teknik komunikasi
Teknik komunikasiTeknik komunikasi
Teknik komunikasiLaila Fitri
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikmankoma2013
 
Audit komunikasi kehumasan
Audit komunikasi kehumasanAudit komunikasi kehumasan
Audit komunikasi kehumasanHafidz Wahyuddin
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theoryelsatamara
 

What's hot (20)

Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasional
 
CONTOH PROPOSAL PR
CONTOH PROPOSAL PRCONTOH PROPOSAL PR
CONTOH PROPOSAL PR
 
Masyarakat cyber
Masyarakat cyberMasyarakat cyber
Masyarakat cyber
 
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeFaktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
 
Perencanaan komunikasi
Perencanaan komunikasiPerencanaan komunikasi
Perencanaan komunikasi
 
Menjadi Konten Kreator Positif
Menjadi Konten Kreator PositifMenjadi Konten Kreator Positif
Menjadi Konten Kreator Positif
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
 
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
 
Kampanye PR
Kampanye PRKampanye PR
Kampanye PR
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
ABX Newcomb Theory
ABX Newcomb TheoryABX Newcomb Theory
ABX Newcomb Theory
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
 
Dramatism Theory
Dramatism TheoryDramatism Theory
Dramatism Theory
 
Kampanye
KampanyeKampanye
Kampanye
 
Komunikasi politik
Komunikasi politikKomunikasi politik
Komunikasi politik
 
Teknik komunikasi
Teknik komunikasiTeknik komunikasi
Teknik komunikasi
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
 
Audit komunikasi kehumasan
Audit komunikasi kehumasanAudit komunikasi kehumasan
Audit komunikasi kehumasan
 
Government relations
Government relationsGovernment relations
Government relations
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
 

Viewers also liked

Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013
Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013
Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013Nia Piliang
 
Contoh Dokumen KELENGKAPAN Pilkades
Contoh Dokumen KELENGKAPAN PilkadesContoh Dokumen KELENGKAPAN Pilkades
Contoh Dokumen KELENGKAPAN PilkadesYudhi Aldriand
 
Contoh format penilaian autentic kur 2013
Contoh format penilaian autentic kur 2013Contoh format penilaian autentic kur 2013
Contoh format penilaian autentic kur 2013Asep Hidayat
 
Laporan supervisi
Laporan supervisiLaporan supervisi
Laporan supervisiMasnur .
 
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)Pristiadi Utomo
 
Program supervisi kepala sekolah
Program supervisi kepala sekolahProgram supervisi kepala sekolah
Program supervisi kepala sekolahabirojabi
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)Pristiadi Utomo
 

Viewers also liked (11)

supervisi kepala sekolah
supervisi kepala sekolahsupervisi kepala sekolah
supervisi kepala sekolah
 
Kompetensi Supervisi
Kompetensi SupervisiKompetensi Supervisi
Kompetensi Supervisi
 
Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013
Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013
Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013
 
Contoh Dokumen KELENGKAPAN Pilkades
Contoh Dokumen KELENGKAPAN PilkadesContoh Dokumen KELENGKAPAN Pilkades
Contoh Dokumen KELENGKAPAN Pilkades
 
Penilaian Afektif
Penilaian AfektifPenilaian Afektif
Penilaian Afektif
 
Contoh format penilaian autentic kur 2013
Contoh format penilaian autentic kur 2013Contoh format penilaian autentic kur 2013
Contoh format penilaian autentic kur 2013
 
Laporan supervisi
Laporan supervisiLaporan supervisi
Laporan supervisi
 
Instrumen supervisi guru
Instrumen supervisi guruInstrumen supervisi guru
Instrumen supervisi guru
 
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
 
Program supervisi kepala sekolah
Program supervisi kepala sekolahProgram supervisi kepala sekolah
Program supervisi kepala sekolah
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
 

Similar to Evaluasi Kampanye

Corporate-Public Relatioin-Pertemuan-3.pptx
Corporate-Public Relatioin-Pertemuan-3.pptxCorporate-Public Relatioin-Pertemuan-3.pptx
Corporate-Public Relatioin-Pertemuan-3.pptxAfdaliza1
 
12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatanAgus Candra
 
5b. Bahan Narasumber Monev Ketua TAPD.pptx
5b. Bahan Narasumber Monev Ketua TAPD.pptx5b. Bahan Narasumber Monev Ketua TAPD.pptx
5b. Bahan Narasumber Monev Ketua TAPD.pptxArieAdie
 
MANAJEMEN MEDIA KEHUMASAN PEMERINTAH ANGKATAN 7
MANAJEMEN MEDIA KEHUMASAN PEMERINTAH  ANGKATAN 7MANAJEMEN MEDIA KEHUMASAN PEMERINTAH  ANGKATAN 7
MANAJEMEN MEDIA KEHUMASAN PEMERINTAH ANGKATAN 7Indiwan Seto wahyu wibowo
 
Presentasi mansar kel 5
Presentasi mansar kel 5Presentasi mansar kel 5
Presentasi mansar kel 5riopratomo
 
Presentasi mansar kel 5
Presentasi mansar kel 5Presentasi mansar kel 5
Presentasi mansar kel 5riopratomo
 
001. Prosedur Monev Program CSR.docx
001. Prosedur Monev Program CSR.docx001. Prosedur Monev Program CSR.docx
001. Prosedur Monev Program CSR.docxHeriHermawan66
 
1.-Pengertian-dan-Ruang-Lingkup-PR-Campaign.ppt
1.-Pengertian-dan-Ruang-Lingkup-PR-Campaign.ppt1.-Pengertian-dan-Ruang-Lingkup-PR-Campaign.ppt
1.-Pengertian-dan-Ruang-Lingkup-PR-Campaign.pptAnisSusanti4
 
Perencanaan kampanye
Perencanaan kampanyePerencanaan kampanye
Perencanaan kampanyeIka Agustina
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4ullulhr
 
Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2
Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2
Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2Ainur
 
Konsep dasar dan Implementasi Indeks Kinerja Pembangunan Daerah
Konsep dasar dan Implementasi Indeks Kinerja Pembangunan Daerah Konsep dasar dan Implementasi Indeks Kinerja Pembangunan Daerah
Konsep dasar dan Implementasi Indeks Kinerja Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 

Similar to Evaluasi Kampanye (20)

Corporate-Public Relatioin-Pertemuan-3.pptx
Corporate-Public Relatioin-Pertemuan-3.pptxCorporate-Public Relatioin-Pertemuan-3.pptx
Corporate-Public Relatioin-Pertemuan-3.pptx
 
12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan
 
5b. Bahan Narasumber Monev Ketua TAPD.pptx
5b. Bahan Narasumber Monev Ketua TAPD.pptx5b. Bahan Narasumber Monev Ketua TAPD.pptx
5b. Bahan Narasumber Monev Ketua TAPD.pptx
 
MANAJEMEN MEDIA KEHUMASAN PEMERINTAH ANGKATAN 7
MANAJEMEN MEDIA KEHUMASAN PEMERINTAH  ANGKATAN 7MANAJEMEN MEDIA KEHUMASAN PEMERINTAH  ANGKATAN 7
MANAJEMEN MEDIA KEHUMASAN PEMERINTAH ANGKATAN 7
 
Elemen Pr Plan
Elemen Pr PlanElemen Pr Plan
Elemen Pr Plan
 
Manajemen media kehumasan pemerintah
Manajemen media kehumasan pemerintah Manajemen media kehumasan pemerintah
Manajemen media kehumasan pemerintah
 
Presentasi mansar kel 5
Presentasi mansar kel 5Presentasi mansar kel 5
Presentasi mansar kel 5
 
Presentasi mansar kel 5
Presentasi mansar kel 5Presentasi mansar kel 5
Presentasi mansar kel 5
 
001. Prosedur Monev Program CSR.docx
001. Prosedur Monev Program CSR.docx001. Prosedur Monev Program CSR.docx
001. Prosedur Monev Program CSR.docx
 
1.-Pengertian-dan-Ruang-Lingkup-PR-Campaign.ppt
1.-Pengertian-dan-Ruang-Lingkup-PR-Campaign.ppt1.-Pengertian-dan-Ruang-Lingkup-PR-Campaign.ppt
1.-Pengertian-dan-Ruang-Lingkup-PR-Campaign.ppt
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Analisis Evaluasi Kebijakan.ppt
Analisis Evaluasi Kebijakan.pptAnalisis Evaluasi Kebijakan.ppt
Analisis Evaluasi Kebijakan.ppt
 
Perencanaan kampanye
Perencanaan kampanyePerencanaan kampanye
Perencanaan kampanye
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Pengertian evaluasipendidikan
Pengertian evaluasipendidikanPengertian evaluasipendidikan
Pengertian evaluasipendidikan
 
Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2
Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2
Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2
 
Konsep dasar dan Implementasi Indeks Kinerja Pembangunan Daerah
Konsep dasar dan Implementasi Indeks Kinerja Pembangunan Daerah Konsep dasar dan Implementasi Indeks Kinerja Pembangunan Daerah
Konsep dasar dan Implementasi Indeks Kinerja Pembangunan Daerah
 
Manajemen Media Kehumasan Kominfo 2018
Manajemen Media Kehumasan Kominfo  2018Manajemen Media Kehumasan Kominfo  2018
Manajemen Media Kehumasan Kominfo 2018
 
Pertemuan v
Pertemuan   vPertemuan   v
Pertemuan v
 

More from University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Evaluasi Kampanye

  • 1. MAKALAH KELOMPOK Komunikasi Politik TENTANG “Evaluasi Kampanye”
  • 2. KATA PENGANTAR Atas berkat rahmat Tuhan yang Maha Esa, penulis bersyukur atas selesainya makalah yang bertemakan evaluasi kampanye ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah mendukung makalah ini. Penulis berharap, agar makalah ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca dalam mempelajari bagaimana bentuk evaluasi kampanye. Di dalam makalah ini, sengaja penulis berikan sedikit contoh nyata dari bentuk evaluasi kampanye dalam komunikasi politik. Makalah ini tak luput dari kekurangan. Maka dari itu penulis mohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam bentuk apapun pada makalah ini. Saran juga sangat penulis harapkan demi lancar dan sempurna di kemudian harinya. Padang, 27 Januari 2012
  • 3. Penyusun i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...i DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….iii 1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….iii 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………iii 1.3 Tujuan………………………………………………………………………..iii BAB II ISI…………………………………………………………………………………..1
  • 4. 2.1 Arti Evaluasi Kampanye…………...…...…………………………………...1 2.2 Alasan Evaluasi Kampanye……………..…………………………………..1 2.3 Tingkatan Evaluasi…………………………………………………………2 2.4 Cara Evaluasi Kampanye…………………………………………………..4 BAB III PENUTUP………………………………………………………………………iv 3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………iv DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….v ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kampanye dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi masyarakat dengan merencanakan serangkaian kegiatan/usaha tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Kampanye bersifat non profit (tidak menguntungkan) yang pada umumnya bertujuan untuk memberi informasi dan penerangan, serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka
  • 5. pelayanan. Hal ini juga berarti mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi dan bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. Selain itu, kampanye layanan masyarakat biasanya memberikan pesan-pesan sosial untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi. Disini, penulis memberikan sedikit pengetahuan mengenai evaluasi kampanye dalam komunikasi politik untuk lebih mengenalkan kepada para pembaca akan evaluasi kampanye berdasarkan pengertian kampanye politik yang telah penulis cantumkan sebelumnya. 1.2 Rumusan Masalah  Arti Evaluasi kampanye  Alasan Evaluasi  Tingkatan Evaluasi  Cara Evaluasi kampanye 1.3 Tujuan Penulis bertujuan untuk mengenalkan kepada para pembaca akan pengertian, guna dan bentuk dari evaluasi kampanye dalam komunikasi politik. iii BAB II ISI
  • 6. 2.1 Pengertian Evaluasi Kampanye Evaluasi adalah “komponen terakhir dari rangkaian proses pengelolaan kampanye. Meski menempati urutan terkahir manfaat dan arti pentingnya tidak berbeda dengan tahap perencanaan dan pelaksanaan kampanye” (Venus 2007:209). Evaluasi kampanye diartikan sebagai “upaya sistematis untuk menilai berbagai aspek yang berkaitan dengan proses pelaksanaan dan pencapaian tujuan kampanye”. Penilaian terhadap proses implementasi catatan harian kampanye yang berisi berbagai data dan fakta sebagai hasil proses pemantauan (monitoring). Pengamatan di lapangan dan wawancara yang dilakukan untuk mendapatkan umpan balik. Evaluasi kampanye tidak hanya dilakukan pada saat kampanye telah berakhir, namun juga ketika kampanye tersebut masih berlangsung. Di dalamnya terdapat dua aspek pokok yang telah ditunjukkan lewat definisi tersebut yaitu bagaimana kampanye dilaksanakan dan apa hasil yang dicapai sebagai konsekuensi pelaksanaan program tersebut. Pada evaluasi, proses pelaksanaan kampanye juga dilakukan penilaian terhadap kinerja pelaksana kampanye baik pada tataran individual maupun kolektif (tim kerja). Unsur- unsur penilaian tersebut dapat didasarkan pada rincian dan kelengkapan rencana kerja yang dibuat, pemenuhan target kerja, kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, penyelesaian, kemampuan mencari alternatif pemecahan saat menghadapi masalah atau dapat juga kombinasi dari semua itu. Berkaitan dengan aspek pencapaian tujuan kampanye, beberapa hal yang menjadi pusat perhatian adalah perubahan kesadaran, sikap dan perilaku publik sesuai tujuan yang telah ditetapkan, pemenuhan fungsi media, dan evaluai efisiensi biaya. 2.2 Alasan dilakukannya evaluasi kampanye Menurut Pfau dan Parrot (1993), sebagian besar penyelenggara kampanye ternyata tidak melakukan evaluasi kampanye dengan berbagai alas an, mulai dari penghematan biaya
  • 7. hingga ketakutan akan hasil evaluasi yang negative yang dianggap dapat merusak reputasi pelaksana kampanye. Evaluasi yang dilakukan secara cermat akan memberikan banyak informasi berkenaan dengan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan kampanye yang pada saatnya dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi penyelenggaraan kampanye berikutnya. Gregory, pakar kampanye Inggris, dalam Venus (2007:211) mengemukakan lima alasan penting mengapa evaluasi itu perlu dilaksanakan dalam sebuah komunikasi politik, diantaranya yaitu : • Evaluasi dapat memfokuskan usaha yang dilakukan.Jika diketahui bahwa ini dinilai dengan berdasarkan kriteria tertentu, maka nantinya dapat lebih memfokuskan usaha pada hal-hal yang menjadi prioritas pencapaian tujuan. • Evaluasi menunjukkan keefektifan pelaksana kampanye dalam merancang dan mengimplementasikan programnya. Bila dalam suatu program kampanye berhasi menunjukkan keefektifan kerja, maka itu akan meningkatkan kredibitas kita sebagai pelaksana kampanye (campaign organizer). • Memastikan efisiensi biaya. Kampanye selalu melibatkan biaya yang besar, dan penyelenggara kampanye tidak ingin dana dan berbagai sumber daya lain terbuang sia-sia. Jadi, setiap rupiah yang dikeluarkan sudah jelas peruntukkannya. • Evaluasi membantu pelaksana untuk menetapkan tujuan secara realistis jelas dan terarah
  • 8. Evaluasi membantu akuntabilitas (pertanggung jawaban) pelaksana kampanye. Pelaksana kampanye dapat mempertanggungjawabkan segala kebijakan, tindakan bahkan rancangan kampanye yang telah dibuat sebelumnya. Inilah yang dimaksudkan bahwa evaluasi yang ditujukan untuk menilai keefektifan kampanye. 2.3 Jenis Evaluasi Kampanye No. Jenis Evaluasi Definisi/ Tujuan Contoh Pertanyaan 1. Formatif Mengukur kekuatan dan kelemahan bahan, • Bagaimana khalayak sasaran serta strategi kampanye sebelum atau selama kampanye memikirkan itu? pelaksanaan kampanye • Pesan apa yang berhasil, dan pada khalayak yang mana? • Siapakah pembawa pesan terbaik? 2. Proses Mengukur efek dan hasil langsung kampanye. • Berapa banyak bahan sudah dikeluarkan? Meneliti pelaksanaan kampanye dan sejauh mana keberhasilan kegiatan yang dilakukan • Apa yang telah diterpa kampanye? 3. Efek Mengukur efek dan perubahan yang timbul • Apakah telah terjadi perubahan dari kampanye. afektif dan perubahan perilaku? Menilai hasil dari populasi sasaran atau • Apakah ada kebijakan yang komunitas yang terjadi sebagai akibat strategi berubah? dan kegiatan kampanye. 4. Dampak Mengukur perubahan pada tingkat komunitas • Apakah perilaku telah atau hasil jangka lama yang tercapai sebagai menimbulkan hasil yang akibat efek keseluruhan lampanye pada diharapkan? perilaku individu dan pada ketahanan perilaku • Apakah telah terjadi tersebut. perubahan pada tingkat
  • 9. Berusaha menentukan apakah kampanyelah system? yang menyebebkan efek. 2.4 Tingkatan Evaluasi Kampenye. Evaluasi kampanye dapat dilakukan dengan beberapa tingkatan evaluasi kampanye dalam komunikasi politik, yaitu : a) Tingkatan Kampanye (Campaign Level) Kita ingin mengetahui apakah khalayak sasaran yang tepat untuk kegiatan kampanye atau tidak. Dengan demikian pertanyaan pokok untuk evaluasi level ini adalah “apakah kampanye yang dilakukan dapat menjangkau khalayak sasaran yang ditetapkan? Dan apakah khalayak memberi perhatian pada kampanye tersebut. Ini dapat dijawab dengan metode survey yang berfungsi bukan hanya dapat memberikan gambaran berapa persen kira-kira khalayak yang terterpa pesan kampanye tetapi juga dapat menjelaskan apakah khalayak memberikan perhatian atau tidak pada pesan tersebut. Dalam melakukan riset survei, pelaksana kampanye harus mengajukan pertanyaan yang sama sebelum dan sesudah kampanye. Hal ini untuk memastikan apakah terjadi perubahan atau tidak pada khalayak sasaran. Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan tersebut dengan mengurangkan “skor sesudah kampanye” dengan “ sebelum kampanye”. Maka selisihnya menunjukkan kadar (presentase) perubahan yang terjadi. Melalui cara tersebut akan diketahui apakah suatu program kampanye yang dilakukan mencapai khalayak sasarannya atau tidak. b) Tingkatan Sikap (attitude level)
  • 10. Pada tingkatan sikap evaluasi dapat dilaksanakan dengan cara metode survei atau uji sederhana (simple test).Metode survei digunakan untuk sampel dalam jumlah besa, sementara tes sederhana pada umumnya digunakan untuk kelompok sasaran yang terbatas, yang juga sangat popular untuk mengukur pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh sebagai akibat diselenggarakannya kampanye. Dalam perspektif Ostegaard terdapat empat aspek yang terkait dengan evaluasi pada tingkatan sikap yakni aspek kognitif (pengetahuan, kesadaran, kepercayaan, dan sebagainya, konatif (komitmen untuk bertindak) dan aspek keterampilan atau skill. Pada level evaluasi ini, pelaksana kampanye juga mengkonstruksi pertanyaan yang sama sebelum dan sesudah kampanye. Untuk mengetahui perbedaannya kita hanya mengurangi skor sesudah kempenye dan sebelum kampanye. Sementara untuk sampel yang dievaluasi bisa orang-orang yang sama atau orang lain yang memiliki karakter yang sama (sesuai segmentasi khalayak sasaran). c) Tingkatan Perilaku Para ahli kampanye memandang bahwa tingkatan perilaku sebagai level yang paling penting dalam kebanyakan evaluai kampanye. Hanya saja,, jenis evaluasi ini sering diabaikan atau dilakukan sekadarnya dengan mengamati realitas permukaan dimana orang lain juga dapat mengamati secara langsung, orang seringkali tampak berubah perilakunya, padahal sebenarnya tidaklah demikian. d) Tingkatan Masalah . Pada tingkat ini evaluasi dapat dilakukan dengan mudah atau sebaliknya sangat sulit dan memakan waktu lama. Problem atau masalah disini diartikan sebagai kesenjangan antara kenyataan dengan harapan atau dengan yang seharusnya terjadi. Bila data menunjukkan berkurangnya kesenjangan maka kampanye menunjukkan indikasi keberhasilan. Bila kesenjangan tidak berubah berarti kampanye yang dilakukan mungkin tidak efektif untuk evaluasi pada tingkatan problem. Data-data statistic yang disediakan berbagai instansi pemerintah atau lembaga independen dapat membantu untuk melihat bagaimana perkembangan masalah yang ada.
  • 11. Pfau dan Parrot (1993) mengungkapkan bahwa dalam evaluasi kampanye ini selalu memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang. Evaluasi yang dilakukan tergantung pada jenis dan objek kampanye serta kecermatan kriteria pengukuran hasil (level of expectacion). 2.5 Menyimpulkan Evaluasi Kampanye Ketika proses evaluasi telah dilakukan pada salah satu atau seluruh level kampanye, maka langkah terakhir adalah membuat kesimpulan. Membuat kesimpulan kampanye harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat. Pada tahap ini kita tidak boleh secara gegabah dan tergesa-gesa menyimpulkan bahwa kampanye yang dilaksanakan sukses mencapai tujuan. Pernyataan yang bersifat memastikan ini (deterministik) umumnya dihindari oleh para evaluator kampanye. Apa yang bisa dilakukan adalah membuat kesimpulan yang bersifat probabilistik. Jadi cukup tegaskan saja bahwa “media yang digunakan kemungkinan besar sudah sesuai”,penetapan khalayak sasaran hampir dapat dipastikan sudah tepat”atau “secara keseluruhan kampanye yang dilakukan cenderung menghasilkan efek yang positif”. Para peneliti kampanye telah mengidentifikasi beberapa situasi umum yang seringkali terjadi pada tahapan evaluasi : a. Keadaan dimana evaluasi terhadap efek yang diharapkan terbukti tercapai kecuali pada tingkatan “masalah”. b.Terjadi ketika kampanye tampak efektif untuk semua level namun ternyata perilaku khalayak tidak berubah. c.Terjadi ketika kampanye yang dilakukan memerlihatkan keefektifannya tapi faktor eksternal membuat masalah semakin senjang atau meningkat. Melakukan evaluasi kampanye memang tidak mudah . Setidaknya 10-15 % anggaran kampanye harus disisihkan untuk melakukan evaluasi program secara professional. Jadi, evaluasi kampanye secara professional tetap perlu dilakukan apapun hasil yang akan didapatkan. Bila kita menemukan kampanye yang dilakukan cenderung efektif, maka kita semakin yakin dengan ketepatan strategi kampanye yang dipilih. Sebaliknya bila hasil evaluasi menunjukkan kecenderungan tidak efektif maka kita mendapat pelajaran berharga
  • 12. dari temuan-temuan tersebut. Tanpa evaluasi kita akan terus-menerus mengulangi kesalahan yang sama karena tidak pernah tahu dengan kesalahan-kesalahan sebelumnya. 2.6 Cara Evaluasi Kampanye Efektifitas sebuah kampanye hanya bisa diketahui dengan evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan dua cara, yakni : 1. Evaluasi Program Evaluasi program biasa disebut evaluasi summatif (summative evaluation). Evaluasi ini memiliki fokus antara lain : • Untuk melihat sejauhmana tujuan akhir yang ingin dicapai (goal) dari suatu kegiatan, apakah terpenuhi atau tidaknya. • Untuk melakukan modifikasi tujuan program dan strategi. 2. Evaluasi Manajemen Evaluasi manajemen biasa disebut evaluasi formatif (formative evaluation). Evaluasi ini memiliki fokus terhadap pencapaian operasional kegiatan berikut : • Apakah hal-ha yang dilakukan masih dalam tataran rencana yang telah ditetapkan semula? • Apakah pelaksanaan kegiatan berjalan lancar atau tidak? • Apakah usaha yang dilakukan itu mengalami kemajuan atau tidak? • Apakah ada hambatan atau kemacetan yang ditemui dalam operasional atau tidak • Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut, apakah dengan cara memodifikasi langkah-langkah yang akan diambil, apakah mengurangi atau menambah komponen yang bisa memperlancar jalannya kegiatan? Dalam studi komunikasi, evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan cara uji awal (pretesting) dan uji akhir (post-testing). Uji awal biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan sudah sesuai dengan kebutuhan target sasaran (khalayak), apakah pesan-pesan itu tidak melanggar etika sosial, agama, dan budaya setempat. Apakah pengantar (intro) pesan itu maupun latar belakang (background)
  • 13. musik yang digunakan sudah sesuai dengan kondisi khalayak dan semacamnya. Uji akhir (post-posting) dilakukan untuk melihat hasil proses komunikasi yang telah dilaksanakan, apakah target sasaran yang diinginkan maupun perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dikehendaki sudah memenuhi standar yang diinginkan. 2.7 Kesulitan Evaluasi Kampanye Dalam evaluasi terhadap kampanye komunikasi, terdapat enam hal yang mempersulit pelaksanaan dan keabsahan evaluasi kampanye : 1. Kompleksitas horisontal dan vertikal. Kampanye komunikasi seringkali bertujuan utnuk secara serentak memengaruhi sejumlah sector yaitu social, fisikal, ekonomis, dan politis (kompleksitas horisontal). Ini dimaksudkan untuk memperoleh efek dalam pikiran dan perilaku sasaran pada tingkat individu, komunitas atau sistem. William Novelli (1998), mantan presiden The National Center Of Tobacco Free Kids berkata, “ Perubahan haruslah meluas supaya ,mendalam.” Banyak kampanye ditujukan secara serentak untuk menimbulkan perubahan lingkungan, komunitas, dan juga perilaku individu. 2. Sifat Intervensi yang tidak bisa diramalkan. Walaupun perancang kampanye bisa saja merancang kampanye mereka secara baik, ada saja beberapa aspek intervensi yang hampir selalu tidak bisa dituliskan dan diramalkan. 3. Pengaruh-pengaruh kontekstual dan mengaburkan (confounding) Kampanye komunikasi dirancang untuk mempengaruhi efek, yang pada saatnya dipengaruhi oleh sejumlah factor yang luas dan kompleks. 4. Akses pada kelompok control atau pembanding Kampanye biasanya untuk mencapai seluruh komunitas atau segmen populasi. Rancangan penelitian yang paling ketat, rancangan eksperimental, yang memungkinkan kita mengambil kesimpulan yang definitive tetntang dampak kampanye, memerlukan penempatan individu secara acak pada kelompok “perlakuan” dan “kontrol”.
  • 14. 5. Kekurangan pengetahuan atau ketepatan efek Sangat disayangkan jika kita mempunyai pengetahuan sedikit saja tentang efek kampanye yang sebenarnya, berbagai jenis efek dan nilai kejelasannya, apa yang diharapkan dan kapan (efek jangka pendek dan panjang) dan bagaimana efek-efek ini sesuai dengan teori. 6. Tidak adanya alat-alat yang diperlukan Di antara alat-alat yang diperlukan itu adalah metode yang tepat untuk menilai teknologi komunikasi, dan memahami metode apa yang paling cocok dengan efek yang belum sepenuhnya dipahami. Salah satu contoh alat baru yang secara potensial sangat berguna ditemukan oleh Hendry dan Gordon (2001) yang menggunakan rolling sample survey untuk menilai berbagai jenis efek seperti salience (penonjolan) dan sikap-sikap lainnya dalam perjalanan waktu.
  • 15. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kampanye politik merupakan suatu ajang manuver politik untuk menarik sebanyak mungkin pemilih dalam pemilu sehingga bisa meraih kekuasaan. Untuk itu segala cara mungkin akan dipakai dari mulai pemberian janji-janji yang muluk sampai intimidasi dengan harapan bisa berkuasa. Kampanye politik kadang juga hanya dipandang sebagai suatu proses interaksi intensif dari partai politik kepada publik dalam kurun waktu tertentu menjelang pemilihan umum (Pemilu) Dari definisi ini, kampanye politik adalah periode yang diberikan oleh panitia pemilu kepada semua kontestan untuk memaparkan program-program kerja dan mempengaruhi opini publik sekaligus memobilisasi masyarakat agar memberikan suara.
  • 16. iv DAFTAR PUSTAKA Cangara, Hafied . 2009. Komunikasi Politik : Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Rasyid, Fauzan Ali, 2009. Menyoroti Komunikasi Politik Parpol.Bandung: BP2Ki www.wikipedia.com Yasyin, Drs. Sulchan, 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Amanah
  • 17. v