Prosedur ini menjelaskan proses monitoring dan evaluasi program CSR yang meliputi tujuan, ruang lingkup, standar yang berlaku, prosedur pelaksanaan monev, indikator program, laporan hasil monev, aspek lingkungan dan K3, risiko dan pengendaliannya. Proses monev dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk menilai capaian program dan mengidentifikasi perbaikan.
2. PROSEDUR
QUICK WIN PRACTICES
(PROGRAM AKSI JANGKA PENDEK)
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk menjelaskan :
1.1. Tujuan Monitoring :
1.1.1. Mengetahui sejauh mana tahapan-tahapan dalam Rencana Kerja telah dilaksanakan
1.1.2. Melihat sejauh mana kegiatan-kegiatan (termasuk prosedur dan mekanisme) dalam
implementasinya dilakukan.
1.1.3. Mengetahui apakah rentang waktu (sesuai rencana kerja yang disusun) dalam
implementasinya sudah terpenuhi secara tepat atau tidak
1.1.4. Mengetahui apakah setiap aspek dalam perencanaan dan implementasi sudah berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
1.2. Tujuan Evaluasi :
1.2.1. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan yang telah disusun dalam Rencana Kerja.
1.2.2. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.
1.2.3. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang mungkin terjadi di luar
rencana (externalities).
2. RUANG LINGKUP
2.1. Tata cara dan persyaratan yang diperlukan dalam melakukan Monitoring dan Evaluasi yang berlaku
dalam program-program community development yang dilakukan oleh CSR SIA maupun unit
kerja/lembaga penunjang CSR.
2.2. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses Monitoring dan Evaluasi
3. STANDAR YANG BERLAKU
3.1. Persyaratan Standar ISO 9001:2000 – klausul :
3.1.1. Persyaratan Dokumentasi
3.1.2. Pengendalian Dokuman
3.2. Persyaratan Standar ISO 14001:2004 – klausul :
3.2.1. Dokumentasi Sistem Manajemen Lingkungan
3.2.2. Pengendalian Dokumen
3.3. Persyaratan Standar SMK3: PP. RI. No.50 Thn. 2012 – klausul :
3.3.1. Persetujuan, Pengeluaran dan Pengendalian Dokumen
3.4. Persyaratan Standar ISO/IEC 17025:2005 – klausul :
3.4.1. Pengendalian Dokumen
3.5. Persyaratan Standar OHSAS 18001:2007 – klausul :
3.5.1. Dokumentasi
3.5.2. Pengendalian Dokumen
4. PROSEDUR
QUICK WIN PRACTICES
(PROGRAM AKSI JANGKA PENDEK)
4.2 Uraian Kegiatan
Monitoring dan Evaluasi (M & E) mendorong akuntabilitas dan transparansi, menginformasikan
pengambilan keputusan tentang desain dan manajemen program, dan memberikan perbaikan
untuk program-program di masa depan.
Monev yang dilakukan secara partisipatif, dapat menjadi proses yang berharga untuk membangun
kepercayaan di seluruh kelompok pemangku kepentingan yang beragam, menggabungkan
pengetahuan dan preferensi lokal, meningkatkan hasil program, triangulasi temuan, dan
melembagakan keterlibatan lokal.
Metode partisipatif dalam melakukan M & E, di mana para pemangku kepentingan lokal
mengidentifikasi indikator dan memberikan penilaian keberhasilan sesuai dengan pengalaman
mereka sendiri. Sehingga para pemangku kepentingan yang sama secara aktif berpartisipasi dalam
diskusi di tingkat masyarakat dengan perusahaan mendapatkan definisi dan persepsi yang sama
mengenai keberhasilan program community development.
Hal Ini akan memberikan dasar untuk menyelaraskan program investasi masyarakat, jika
diperlukan, untuk memastikan bahwa penerima manfaat merasa puas dengan hasilnya, atau
memahami di mana dan mengapa hambatan telah terjadi.
Monev ini dilakukan untuk program-program di bawah Biro/Unit CSR secara langsung dan
program-program yang dilakukan oleh unit kerja/lembaga penunjang CSR.
4.2.1. Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Community Development
Monev adalah proses yang berkelanjutan dengan mengajak pemangku kepentingan terlibat di
dalamnya. Para profesional eksternal dapat membawa keahlian yang dibutuhkan, Sedangkan
melibatkan mitra masyarakat adalah strategi untuk melibatkan pemangku kepentingan dalam
manajemen program dan untuk menunjukkan akuntabilitas.
Pelaksanaan Monev mengikuti sembilan langkah yaitu :
1) Membuat Model Logika dan Indikator: Setelah menyelesaikan model logika untuk perencanaan
dan manajemen tujuan, indikator yang terkait harus dibuat dalam konsultasi dengan pemangku
kepentingan untuk memantau prestasi pada setiap langkah dari program, dari input kegiatan,
output dan outcome. Indikator harus Specific, Measurable, Achievable, Relevan dan tepat
waktu (SMART).
2) Validasi Indikator dengan Stakeholder: Mengembangkan indikator adalah kesempatan utama
untuk partisipasi masyarakat. Dengan memberikan masukan pada indikator, masyarakat tidak
hanya dibuat sadar, tetapi yang lebih penting memberikan masukan, desain program dan
penentuan tujuan. Proses merumuskan indikator membantu membangun kepemilikan dan
transparansi.
3) Dasar Penilaian Monitoring : Penilaian kondisi saat ini diperlukan dalam rangka menciptakan
dasar pertimbangan untuk mengukur kemajuan dari waktu ke waktu. Sebagai contoh,
5. PROSEDUR
QUICK WIN PRACTICES
(PROGRAM AKSI JANGKA PENDEK)
seseorang hanya dapat efektif mengukur peningkatan pengentasan kemiskinan dari waktu ke
waktu jika ada informasi tentang tingkat awal KK miskin pada awal program.
4) Menetapkan Target dan Skala : Setelah menyelesaikan daftar indikator yang akan diukur untuk
memantau kemajuan, target harus ditetapkan untuk setiap indikator. Target adalah pencapaian
yang ingin diraih pada titik tertentu direlevansikan dengan waktu.
5) Pemantauan Input, Output dan Dampak : Spesifik siklus pengumpulan data suatu program
disesuaikan dengan timeline untuk target. Pengumpulan data periodik sejalan dengan upaya
perusahaan untuk membuat laporan yang baik untuk mengintegrasikan pengembangan
masyarakat ke dalam proses bisnis. Pengumpulan data bersifat partisipati dengan melibatkan
masyarakat dalam pemantauan. Stakeholder dapat terus mengikuti kemajuan dan membuat
saran dan koreksi.
6) Konsultasi dengan Stakeholder : Dengan melaporkan data kinerja yang dikumpulkan melalui
pemantauan, perusahaan memenuhi harapan masyarakat untuk berperilaku transparans dan
melanjutkan dialog tentang desain program, manajemen dan kinerja. Informasi yang
dikembangkan dari pemantauan harus diungkapkan dalam bentuk yang dapat diakses oleh
semua pemangku kepentingan eksternal (dalam bahasa lokal, mungkin dibacakan di radio lokal
atau dalam pertemuan masyarakat bukan hanya disajikan secara eksklusif dalam bentuk tertulis,
dll) .
7) Membuat Penyesuaian Program : Stakeholder yang dilibatkan dalam pengumpulan data dan
pelaporan akan membantu penanggung jawab program mendapatkan informasi tentang
bagaimana program harus disesuaikan untuk lebih memastikan bahwa tujuan secara konsisten
terpenuhi. Setelah informasi ini diolah sedemikian rupa, penyesuaian program harus dilakukan
untuk meningkatkan kinerja. Ini adalah siklus berulang sepanjang program berlangsung.
8) Mengevaluasi Dampak Program: Evaluasi Program terjadi setelah program telah selesai. Ini
adalah analisis yang membantu untuk menjelaskan mengapa program lakukan, atau tidak, hasil
tertentu. Tidak seperti pemantauan, tidak digunakan untuk manajemen yang sedang
berlangsung, tetapi dilakukan dalam bentuk survei skala besar yang dilakukan oleh kelompok
eksternal dengan keahlian ilmu statistik dan sosial. Demikian juga, dapat menjadi kajian cepat
skala kecil yang menggunakan metode partisipatif, seperti wawancara kelompok dan informan
kunci serta data yang tersedia seperti studi kasus. Evaluasi tidak hanya dapat membantu
mengklarifikasi apakah biaya untuk sebuah program yang dibenarkan tetapi juga
menginformasikan keputusan pada desain dan pengelolaan program masa depan dan berfungsi
sebagai mekanisme akuntabilitas.
9) Mengkomunikasikan kepada stakeholder : Berbagi informasi mengenai dampak program
dengan pemegang saham, komunitas dan masyarakat luas melalui berbagai saluran. Pelaporan
bersifat internal dan eksternal, sebagai undangan untuk dialog dengan pemangku kepentingan
6. PROSEDUR
QUICK WIN PRACTICES
(PROGRAM AKSI JANGKA PENDEK)
eksternal. Menginformasikan kepada publik mengenai kemajuan program, serta mengundang
umpan balik pada pihak yang lebih luas dalam upaya pengembangan masyarakat yang dilakukan
perusahaan.
4.2.2. Indikator Program Secara Umum
Penetapan indikator program secara umum berlaku untuk seluruh program community
development baik yang dilakukan oleh Biro CSR maupun unit kerja/lembaga penunjang CSR
lainnya. Nantinya setiap indikator akan dikembangkan sesuai dengan program masing-masing
yang akan rencanakan.
Indikator program juga memuat target yang terukur sebagai berikut :
No Indikator Target
1 Implementasi Program sesuai dengan rencana kerja,
memperhatikan aspek partisipasi, kemandirian,
keswadayaan dan keberlanjutan. (Masing-masing
program dapat mengacu pada indikator di MDG’s,
SDG’s dan ISO 26000SR bagian CID)
Tercapai 80 %
2 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana waktu
kegiatan
Tercapai 80%
3 Realisasi anggaran sesuai dengan rencana biaya Tercapai 90%
4 Target penerima manfaat atau sasaran kegiatan sesuai
dengan perencanaan
Tercapai 80%
5 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap
program
> 60 %
6 Institusi sosial lahir dari kegiatan atau institusi yang
sudah berkembang dan berkelanjutan
Memiliki struktur pengelola
yang sudah jelas
Memiliki aturan main/tata
kelola organisasi
Memiliki aturan main/tata
kelola dengan penerima
manfaat.
Memiliki rencana kerja
Menunjukkan output dan
dampak kegiatan yang
meningkat dari waktu ke waktu
7 Kelompok penerima manfaat menerapkan
pengetahuan/keterampilan yang diterima.
Terlihat perubahan dan
peningkatan kehidupan dari
waktu ke waktu
8 Kelompok penerima manfaat menyebarluaskan
pengetahuan/keterampilan ke pihak lain.
Ada aktifitas untuk menyebarkan
pengetahuan/keterampilan baik
secara formal dan informal.
9 Perbaikan dari hasil M & E. Notulensi, catatan monitoring,
dll sebagai Bukti perbaikan dan
peningkatan kegiatan per tri
wulan.
10
7. PROSEDUR
QUICK WIN PRACTICES
(PROGRAM AKSI JANGKA PENDEK)
4.2.3. Laporan Monev
4.2.3.1. Laporan Monitoring.
Disusun per tri wulan atau per semester disesuaikan dengan program masing-masing yang
ingin di monitor.
4.2.3.1. Laporan Evaluasi
Disusun pada akhir dari program, yaitu pada saat program dinyatakan telah berakhir.
Laporan Evaluasi dapat pula bersifat laporan keseluruhan program yang dihubungkan
dengan kinerja Biro CSR.
4.3 Aspek Lingkungan
4.3.1. Terlaksananya kegiatan monitor dan evaluasi pada setiap program pemberdayaan masyarakat
4.3.2. Tata laksana pengelolaan arsip yang baik
4.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4.4.1. Patuh dan taat pada peraturan lalu lintas selama berkendaara kendaraan bermotor
4.4.2. Menggunakan masker pada daerah berdebu
4.4.3. Konsumsi air putih yang cukup dalam setiap aktifitas
5. Risiko dan Pengendalian
5.1. Risiko.
Ketidak sesuaian antara perencanaan dan realisasi
5.2. Pengendalian
Melakukan monitor dan pengawasan secara rutin dan
Terjadwal
6. DEFINISI DAN DAFTAR SINGKATAN
6.1. Definisi :
Monitoring :
Pemantauan secara terus menerus proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
Evaluasi :
Mengukur berhasil tidaknya suatu pendampingan yang dilaksanakan, apa sebabnya berhasil dan apa
sebabnya gagal (mengidentifikasi keberhasilan dan atau kegagalan suatu rencana kegiatan atau
pendampingan), serta bagaimana tindak lanjutnya.
Proses membangun (kembali) struktur komunitas dari tidak/kurang berdaya menjadi lebih berdaya
yang memungkinkan dilakukannya cara-cara baru dalam menata kehidupan sosial dalam memenuhi
kebutuhan insani (kebutuhan manusia).
Komunitas
Kumpulan individu sejenis (bagian dari masyarakat) yang memiliki ciri-ciri yang sama (lebih spesifik)
8. PROSEDUR
QUICK WIN PRACTICES
(PROGRAM AKSI JANGKA PENDEK)
Stakeholder Eksternal:
Pemngku kepentingan yang berasal dari luar perusahaan yaitu masyarakat luas, komunitas penerima
manfaat, lembaga yang mewakili masyarakat dan pemerintah dan tokoh-tokoh berpengaruh.
6.2. Daftar Singkatan :
CSR = Coorporate Social Responsibility
M & E (Monev)= Monitor dan Evaluasi
MDG’s = Millenium Development Goals
SDG’s = Suistenable Development Goals
SR = Suistenable Report
CID = Community Involvement Development
7. DOKUMEN PENDUKUNG/TERKAIT
-
8. LAMPIRAN
Format Monitoring Program CD