SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
Bab 3. Pengukuran, Variasi dan Perangkat CQI
Pengukuran merupakan unsur sentral dari upaya peningkatan mutu
berkelanjutan (CQI). Lembaga-lembaga perawatan kesehatan memiliki banyak data,
namun juga penuh dengan fakta, opini, dan berbagai anekdot yang berlaku sebagai
fakta maupun data. Sebuah pendekatan analitis memerlukan penggunaan data
untuk mengevaluasi situasi terkini, menganalisa dan meningkatkan proses, dan
melacak kemajuan yang telah dicapai.
Belajar dari Pengukuran
Sebelum meninjau serangkaian alat dan teknik CQI, kita perlu berhenti
sejenak dan memikirkan tujuan utama pengukuran dalam hal peningkatan mutu,
yaitu untuk mengadakan suatu peningkatan. Dalam era modern dengan komputasi
berkecepatan tinggi ini, mudah bagi kita untuk menggunakan metodologi statistika
dan fokus kepada hasil-hasilnya tanpa perlu berpikir kritis dan memahami makna
yang diuraikan oleh data mengenai sistem yang akan kita tingkatkan. Ini
dikemukakan pada tahun 1996 oleh Dr. Donald Berwick, yang menyatakan bahwa
pengukuran, dalam hal ini yang bertujuan bukan untuk memberi penilaian melainkan
untuk mempelajari, diperlukan agar peningkatan dapat terjadi. Pandangan ini tidak
hanya konsisten kepada panduan-panduan peningkatan yang diungkapkan pada
aplikasi CQI terdahulu, seperti 14 poin yang diuraikan W. Edwards Deming (1986),
tetapi juga dimengerti dengan baik dan didukung oleh literatur statistika terkini
(Balestracci, 2009).
Peran Variasi dalam Peningkatan Mutu
Salah satu elemen kunci dari sistem ilmu yang sangat besar yang
dikemukakan Deming ialah pengetahuan tentang variasi dan caranya berinteraksi
dengan unsur-unsur lainnya untuk menciptakan peningkatan sistem (1993). Seiring
dengan peningkatan mutu yang telah berevolusi selama bertahun-tahun dari
pelaksanaan bisnis ke perawatan kesehatan, konsep-konsep bisnis yang berkaitan
dengan pemahaman variasi pun berkembang secara khusus di bidang perawatan
kesehatan dengan bermacam-macam contoh penyebab dan jenis variasi yang
mungkin muncul dalam sistem perawatan kesehatan (Carey dan Lloyd, 2001;
McLaughin dan Kaluzny, 2006; Nelson dkk, 1998).
Variasi: Apa Itu dan Mengapa Harus Mempelajarinya?
Variasi adalah suatu perluasan yang menyebabkan sebuah proses berbeda
dari bentuk asalnya. Variasi berhubungan dengan konsep-konsep statistika mengenai
varian dan simpangan baku (standard deviation), yang telah akrab dengan sebagian
besar pekerja profesional di bidang perawatan kesehatan. Konsep variasi dalam
perawatan kesehatan dapat dipandang dari beberapa tingkat berbeda. Mempelajari
variasi pada tingkat nasional meliputi persoalan-persoalan mutu perawatan
kesehatan relatif pada akses, kesalahan-kesalahan medis, perkembangan pasien, dan
penempatan sumber daya.
Mempelajari variasi dari sudut pandang manajemen organisasional
memberikan gambaran tentang hubungan antara variasi dengan keefektifan dan
hasil-hasil organisasi. Organisasi-organisasi perawatan kesehatan semakin sering
menghadapi kebutuhan untuk memenuhi tuntutan akan pelaporan pengaturan,
publik dan pembayar; agar dapat tetap bersaing melalui peningkatan yang
ditunjukkan oleh kinerja organisasionalnya; dan untuk mengurangi kesalahan medis
dengan menciptakan kultur yang bebas dari ketakutan dan pelimpahan kesalahan.
Namun, mengupayakan peningkatan tanpa memahami variasi dan implikasinya
dapat menimbulkan resiko sebagai berikut:
1. Melihat kecenderungan yang sebenarnya tidak ada
2. Menyalahkan atau memberi pengakuan kepada orang lain untuk hal-hal di
luar kendali mereka
3. Membangun penghalang, menurunkan moral dan menciptakan suasana
penuh ketakutan
4. Tidak pernah bisa sepenuhnya mengerti tentang performa lampau, membuat
prediksi mengenai masa depan, atau menghasilkan peningkatan yang
signifikan dalam prosesnya
Mempelajari variasi dari sisi perseorangan dapat dilihat dari sudut pandang
praktisi, pegawai dan pelanggan. Sehubungan dengan manajemen medis untuk
pasien, peran praktisi individual relatif terhadap produktivitas, manajemen risiko,
efektivitas biaya dan kompetensi profesional menurut Dr. Brent James (1989):
“Variasi yang menaikkan biaya tetapi tidak membawa peningkatan kinerja
adalah tanda produktivitas rendah. Ketika ada proses-proses berbeda yang
memperlihatkan kinerja medis yang identik, ada tiga kemungkinan: (1) beberapa
praktisi sedikit memanfaatkan dan menjalankan risiko yang meningkat dari
kegagalan mutu, (2) beberapa praktisi terlalu memanfaatkan dan menggunakan
sumber daya yang tidak terlalu diperlukan, atau (3) ada perbedaan kecakapan dan
kecerdikan klinis di kalangan para praktisi.”
Untuk memastikan kinerja mutu, penyedia layanan perawatan dan pegawai
lainnya harus dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif, efisien dan
aman. Mungkin, pengaruh variasi terhadap perkembangan klinis pasien tidak
terlihat, namun kemungkinan untuk meramalkan dan konsistensi perawatan yang
diterima akan tercermin dalam persepsi pasien mengenai pengalaman mereka
dengan sistem perawatan kesehatan yang bersangkutan.
Dari perspektif nasional, organisasional dan individual, seseorang tidak dapat
menghindar dari peran dan pengaruh variasi terhadap mutu perawatan kesehatan
(Gold, 2004). Tujuan CQI adalah mengidentifikasi, mengelola dan mengurangi variasi
secara tepat.
Sifat Alami Proses Variasi
Dua jenis sumber daya peningkatan dalam proses menurut Deming:
- Eliminasi penyebab ‘khusus’ dari variasi proses, yaitu variasi-variasi tak perlu
yang terkait dengan materi, mesin/alat, atau individu tertentu.
- Eliminasi penyebab ‘umum’ variasi, yaitu yang menyangkut aspek-aspek
sistem itu sendiri, seperti desain, pelatihan, materi, alat-alat atau kondisi
pekerjaan.
Variasi penyebab khusus dapat ditunjukkan oleh orang-orang yang bekerja
secara langsung dengan prosesnya, sementara penyebab umum permasalahan
merupakan tanggung jawab manajemen. Variasi penyebab umum ialah varian yang
melekat dalam proses sebagai hasil dari kinerja proses. Variasi ini biasa disebut
sebagai variasi sistemik atau internal. Variasi penyebab khusus dapat dilacak ke
sumbernya dan dihilangkan, sedangkan variasi penyebab umum hanya dapat
dikurangi dengan cara meningkatkan proses atau sistem yang pokok.
Karakteristik penting dari perawatan kesehatan adalah bahwa tidak ada
pasien, yang merupakan input bagi sistem perawatan kesehatan, yang serupa.
Pendekatan apapun untuk mutu perawatan kesehatan harus dapat menerima dan
menghadapi keberagaman kondisi manusia. Meskipun manajer dan petugas klinik
mungkin berpengaruh kecil terhadap variasi pada manusia, mereka memberikan
pengaruh besar pada proses-proses klinik dan pekerjaan. Walaupun variasi selalu
timbul dalam setiap proses, memahami dan mengelola variasi akan membantu
manajer dan petugas klinik untuk menyejajarkan kemampuan perawatan kesehatan
dan proses-proses organisasional dengan hasil-hasil yang diinginkan secara lebih baik
(McLaughin, 1996).
Pengukuran dan Analisis Statistik
Pengukuran dan analisis statistik digunakan untuk menilai dampak upaya
peningkatan, juga untuk mengukur kemampuan proses-proses yang sedang
berlangsung untuk menentukan kebutuhan akan peningkatan.
Kemampuan Proses
Studi kemampuan proses dapat digunakan untuk memahami hasil proses
yang diharapkan atau perilaku proses. Di sini, variabel atau atribut yang dipelajari
diukur dan dicirikan. Dengan membuat plot hasil proses ke dalam histogram, kita
dapat melihat apakah proses tersebut dapat ditebak atau dapat diandalkan.
Menerjemahkan Kinerja Proses
Variasi terdapat di setiap proses dan akan selalu seperti itu. Menentukan
level rata-rata variasi apakah dapat diterima atau tidak adalah tugas manajer. Akan
tetapi, agar dapat menentukan tingkat suatu performa untuk dapat diterima,
diperlukan pemahaman mengenai ekspektasi atau persyaratan proses. Baik
keperluan konsumen maupun teknis harus dipertimbangkan untuk menerjemahkan
apakah kinerja dari suatu proses dapat diterima atau perlu ditingkatkan.
Persyaratan Proses
Persyaratan proses dapat dianggap sebagai kriteria untuk mengevaluasi
efektivitas suatu proses. Syarat-syarat tersebut berfungsi sebagai masukan untuk
merancang proses, juga keluaran untuk menjalankan proses. Dalam organisasi
kesehatan, persyaratan dapat dipandang dari tiga sisi: konsumen, stakeholder lain,
dan pasar secara umum.
Konsumen atau pelanggan adalah orang yang mempunyai pengharapan
sehubungan dengan pelaksanaan proses atau hasil dari proses tersebut. Dalam
organisasi perawatan kesehatan, konsumen utamanya adalah pasien, sementara
bagi agensi kesehatan umum, masyarakat atau komunitas menjadi pelanggan utama.
Konsumen internal ialah orang-orang di dalam organisasi dan kadang dikatakan
sebagai “arus bawah” rekan kerja atau departemen dari proses yang bersangkutan.
Misalnya, ruang penyembuhan atau unit perawatan pasca anestesi dapat dianggap
sebagai pelanggan dari ruang operasi. Unit perawatan pasien dapat berlaku sebagai
konsumen dari ruangan diagnostik (mis: laboratorium, radiologi). Para pembayar
dapat dianggap sebagai konsumen eksternal, yaitu yang berada di luar organisasi
provider. Stakeholder adalah orang-orang yang mempunyai ketertarikan atau
terpengaruh oleh pekerjaan yang dijalankan. Badan-badan yang menetapkan aturan
seperti The Joint Commission (TJC), yang dahulu dikenal sebagai Joint Commission on
Acreditation of Healthcare Organizations, atau National Commission on Quality
Assurance (NCQA), dapat dianggap sebagai stakeholder bagi rumah sakit dan
perusahaan-perusahaan asuransi kesehatan. Warga profesional yang menentukan
standard praktek pun dapat dikatakan sebagai stakeholder. Pasar mengacu pada
lingkungan operasi tempat bisnis dilakukan, dapat meliputi sosioekonomis,
demografis, geografis dan pertimbangan-pertimbangan kompetitif.
Setelah ketiga hal tersebut diketahui, perlu untuk mengidentifikasi dan
memahami hal-hal yang mereka perlukan dari layanan yang bersangkutan.
Keperluan tersebut penting untuk memutuskan langkah-langkah layanan yang akan
dijalankan serta perancangan dan peningkatan proses-proses yang mengandung
layanan tersebut. Syarat-syarat ini juga memberikan dasar untuk memilih variabel
atau atribut-atribut yang akan mengukur kinerja proses. Hasil dari proses tersebut
kemudian dievaluasi berdasarkan persyaratan awal untuk melihat apakah kinerja
proses dapat diterima. Karena industri perawatan kesehatan merupakan industri
dinamis dengan konsumen, stakeholder, pasar dan keperluannya yang selalu
berubah setiap waktu, proses yang terus berjalan merupakan sifat alamiahnya.
Hubungan antara persyaratan konsumen, rancangan proses dan pengukuran serta
cara organisasi perawatan kesehatan memanfaatkan hubungan dari ketiganya
digambarkan pada Table 3-1 dan Table 3-2.
*Table 3-1 - Hubungan antara Persyaratan Konsumen, Rancangan Proses dan
Pengukuran
Persyaratan Proses-Proses Kunci Pengukuran Sasaran
Pengaturan-legal Proses
penanggungjawaba
n korporat
Tinjauan kontrak
Pemberian ijin
 Jumlah penyelidikan
pemerintah
 Masa pembalikan
 Pemberian ijin
 0
 24-48 jam
 Pemberian
ijin
Akreditasi Survey TJC Skor 100%
Manajemen
risiko
Keselamatan publik  Tingkat infeksi
 Pemangkasan bahaya
 Pengekangan
 Pasien meninggal
 0
 0
 0
 0
Kesehatan
masyarakat
 Layanan derma
 Program-program
 Biaya layanan derma
 Status kesehatan
 25%
sebelum
batas
operasi
tahun itu
 Spesifik
masyarakat sehat dalam populasi
terpilih untuk proyek
individual
pada
proyek
*Table 3-2 – Hubungan antara Tahapan Proses, Persyaratan dan Pengukuran
Proses Persyaratan Kunci Pengukuran Kunci
Menerima
Penerimaan-
pendaftaran
Pembuatan lini masa  Masa penerimaan pasien pada
tatanan perawatan
 Pembuatan lini masa untuk
tingkat penerimaan-pendaftaran
pada pertanyaan-pertanyaan
survey kepuasan pasien
Menilai
Penilaian pasien Pembuatan lini masa  Presentase sejarah dan kondisi
fisik yang didata dalam 24 jam
dan/atau sebelum menjalani
operasi
 Sakit yang diperkirakan pada
interval yang sesuai dengan
kebijakan rumah sakit
Layanan
laboratorium klinis
dan radiologi
Akurasi dan
pembuatan lini masa
 Tingkat hasil-pengulangan kontrol
kualitas
 Masa pembalikan
 Tingkat tanggapan peda survey
kepuasan staf medis
Penyampaian
perawatan –
pengobatan
Ketentuan
perawatan klinis
Penggunaan farmasi
- obat-obatan
Layanan operasi-
anestesi
Daya tanggap
perawat, pengelolaan
rasa sakit,
perkembangan klinis
yang berhasil
Akurasi
Kecakapan
profesional,
kompetensi,
komunikasi
 Tingkat tanggapan pada
pertanyaan-pertanyaan survey
kepuasan pasien dan staf medis
 Waktu tunggu untuk pengobatan
 Presentase pasien CHF yang
menerima pengobatan
berdasarkan instruksi
 Presentase pasien jantung
ischemic yang dilepas dari rumah
sakit setelah terapi berhasil
 Pasien kembali masuk UGD atau
ruang operasi di luar rencana
 Penggunaan pemangkasan
bahaya dalam susunan obat-
obatan
 Tingkat kesalahan pengobatan
pada kejadian kesalahan obat
yang muncul dari kesalahan
pemberian obat-obatan
 Dokumentasi yang jelas untuk
persetujuan operasi dan anestesi
yang telah diinformasikan
 Mortalitas peri-operatif
 Tingkat infeksi pada tempat
operasi
Pelepasan
Manajemen kasus
Dilepas/keluar dari
tatanan perawatan
Pemanfaatan yang
tepat
Pendampingan dan
pengarahan yang jelas
 Rata-rata jangka waktu menginap
 Penolakan pembayaran
 Masuk kembali di luar rencana
 Instruksi-instruksi pelepasan
didokumnetasikan dan diberikan
kepada pasien
 Tingkat tanggapan pada survey
kepuasan pasien
Perangkat Peningkatan Kualitas
Untuk meningkatkan kemampuan proses dalam menghantarkan hasil-hasil
yang diinginkan, harus digunakan sebuah pendekatan sistematis-berbasis fakta
untuk mengimplementasikan solusi permanen dalam rangka mencari akar
permasalahan. Pada Bab1, telah diperkenalkan siklus Plan, Do, Study, Act (PDSA) dari
Shewhart, yang cenderung pada kemampuannya untuk diaplikasikan secara luas
sebagai kerangka proses-proses CQI. Banyak organisasi, termasuk organisasi
perawatan kesehatan, yang telah menggunakan siklus ini atau versi yang telah
disesuaikan darinya sebagai kerangka CQI secara keseluruhan. Perangkat-perangkat,
teknik dan metode-metode lain dapat digunakan untuk memenuhi tujuan dari setiap
tahap dari siklus PDSA. Dalam konteks PDSA, data dan perangkat analitis dapat
digunakan dalam seluruh siklus. Perangkat-perangkat lainnya mungkin dapat lebih
membantu pada tahap-tahap yang berbeda dalam proyek peningkatan, mulai dari
analisis awal untuk mengamati beberapa perubahan yang telah diselenggarakan.
Ada banyak peralatan dan teknik yang tersedia untuk membantu para
manajer, petugas klinik, dan tim-tim organisasi dalam meningkatkan proses untuk
memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Di sini, kami membahas tujuh perangkat
utama yang menjadi dasar upaya CQI dalam perawatan kesehatan, yang cocok untuk
tahap peningkatan proses manapun.
Diagram Alir Proses
Diagram alir (flowchart) merupakan penggambaran cara kerja proses.
Diagram ini menguraikan langkah-langkah yang dilalui ‘objek’ dari suatu proses mulai
dari awal hingga akhir. Flowchart juga digunakan untuk menjelaskan rangkaian
tindakan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Urutan
dalam membuat diagram alir adalah:
1. Tentukan tahap-tahap dasar proses
2. Jelaskan proses lebih jauh, uraikan setiap tahapnya menjadi langkah-langkah
spesifik yang diperlukan untuk menyelesaikan proses
3. Ikuti objek melalui proses sebanyak beberapa kali untuk menguatkan proses
dengan cara mengobservasinya
4. Diskusikan proses dengan tim proyek atau pegawai lainnya untuk
mengklarifikasi proses dan masukkan langkah-langkah yang kiranya terlewat.
Simbol-simbol yang biasa digunakan dalam diagram digambarkan pada Figure
3-5. Tindakan yang dilakukan dilambangkan dengan persegi panjang, langkah
pemilihan berbentuk wajik, jeda atau inventarisasi menggunakan simbol segitiga,
lambang dokumentasi berupa persegi panjang dengan garis lengkung di bawahnya,
pemberkasan menggunakan lingkaran besar, dan lingkaran kecil berarti sambungan
diagram ke lembar selanjutnya.
Diagram alir dapat menjadi sederhana atau rumit sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Anggota tim mungkin akan berbeda pengertian tentang cara kerja
sistem atau proses, oleh karena itu diperlukan pengembangan diagram alir yang
mencakup segala masukan dari semua anggota, agar tercipta pemahaman yang
seragam mengenai proses yang sedang dikerjakan. Dengan demikian, tim pun akan
mampu mempertimbangkan cara-cara untuk meningkatkan proses. Manfaat dari
diagram alir adalah staf dapat mengenal proses dengan lebih baik; hasil yang
diperoleh dapat digunakan untuk membantu pelatihan; orang-orang dapat memiliki
proses dengan turut serta dalam aktivitasnya; dan kemungkinan terjadinya
peningkatan dapat diperjelas secara langsung.
Diagram Sebab-Akibat
Diagram sebab-akibat, yang disebut juga diagram Ishikawa atau Tulang Ikan,
merupakan salah satu perangkat CQI digunakan secara luas. Diagram ini
dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa (Universitas Tokyo) pada 1943, dan paling
banyak digunakan untuk memulai identifikasi sumber-sumber variasi setelah proses
digambarkan dan didokumentasikan melalui diagram alir proses. Dalam masalah
yang dikenali, mungkin akan timbul bukti variasi (entah nyata ataupun yang sudah
disangka). Penyebab tambahan mungkin akan terungkap melalui proses pembuatan
diagram alir atau pada saat diskusi penjelajahan ide.
Diagram sebab-akibat adalah cara skematik untuk menghubungkan variasi
penyebab dengan akibat dari variasi proses. Dengan kata lain, diagram sebab-akibat
ialah penggambaran skematik dalam mengelola penyebab suatu masalah untuk
memprioritaskan, memilih dan meningkatkan sumber-sumber persoalan. Diagram ini
juga disebut sebagai diagram “Tulang Ikan”, karena bentuknya mirip dengan tulang
seekor ikan. Perangkat ini secara khusus cocok untuk situasi tim dan cukup
bermanfaat untuk memusatkan pembahasan dan mengelola informasi dalam jumlah
banyak yang muncul dari sesi penjelajahan ide. Diagram tersebut dapat diajarkan
dengan mudah dan cepat, sehingga grup dapat mengurutkan ide-ide dalam kategori-
kategori tertentu untuk penyelidikan lebih lanjut. Langkah-langkah pembuatan
diagram sebab-akibat (Figure 3-8):
1. Kenali jurang performa atau masalah pada sisi kanan dan arahkan anak panah
menuju kotak itu untuk mewakili penyebab secara keseluruhan
2. Menarik garis-garis cabang dari anak panah utama yang mewakili klasifikasi-
klasifikasi utama atau kategori-kategori penyebab
3. Tambahkan sebab-sebab spesifik pada setiap garis cabang, yang juga dapat
muncul secara bertingkat. Terkadang akan lebih berguna jika menggambar
diagram dalam dua tingkat, pertama menunjukkan penyebab utama
kemudian sebuah diagram terpisah dengan cabang-cabang memperlihatkan
penyebab utama dan tingkat-tingkat yang berkaitan.
Langkah pertama dari diagram sebab-akibat mungkin tidak cukup untuk
memahami proses, mengenali penyebab khusus dari suatu kesalahan dan
mengukurnya. Maka dari itu, mungkin kita perlu membagi diagram lebih jauh untuk
mendapatkan gradasi yang lebih baik dari penyebab kesalahan. Menaikkan tingkat
kerincian dari penyebab akan membantu kita mengidentifikasi tindakan koreksi
tertentu.
Histogram dan Diagram Pareto
Diagram-diagram ini digunakan untuk menampilkan data. Histogram berupa
diagram batang vertikal yang menunjukkan distribusi frekuensi dari serangkaian
data. Batang-batang tersebut dijajarkan pada sumbu-x, menunjukkan interval data
yang berhimpit atau berdekatan, atau kejadian-kejadian diskrit. Panjang garis pada
sumbu-y memperlihatkan jumlah observasi yang dikenakan pada interval atau
klasifikasi kejadian tersebut. Histogram menampilkan sifat alami dari distribusi
statistik yang berlaku dan histogram yang berturut-turut dapat digunakan untuk
melihat keberadaan perubahan dalam keberagaman proses.
Diagram Pareto adalah batang-batang vertikal yang disusun berurutan dari
yang paling panjang di sebelah kiri, kemudian berlanjut hingga garis terpendek.
Penyusunan batang vertikal tersebut memberikan indikasi visual tentang frekuensi
relatif dari penyebab masalah, setiap batang mewakili satu perkara. Pada satu
diagram Pareto, seseorang dapat mengembangkan distribusi peluang kumulatif yang
menggabungkan seluruh proporsi dari observasi ke bagian kiri dan membubuhkan
garisnya. Biasanya, skala frekuensi ditampilkan di sisi kiri sumbu-y dan skala
presentase kumulatif pada ujung kanan. Pemisahan perkara berfrekuensi tinggi ini
dapat membantu untuk mengenali peningkatan-peningkatan potensial. Hanya saja,
suatu kasus yang terlihat berfrekuensi paling tinggi tidak berarti harus dikerjakan
lebih dulu. Perkara yang dikerjakan pertama kali harus dapat dijabarkan dan tidak
membutuhkan biaya secara berlebihan, dan terletak di kelompok kiri diagram.
Analisis Regresi
Dalam mencari penyebab persoalan atau ide-ide menuju peningkatan,
mungkin penting untuk melihat apakah terdapat sangkut paut antara satu kejadian
dengan lainnya. Derajat asosiasi atau korelasi antar variabel dapat dianalisis dan
hipotesis mengenai kekuatan asosiasi tersebut dapat diuji menggunakan analisis
regresi dan diagram pencar bivariasi (bivariate scatter plot). Diagram pencar bivariasi
digunakan untuk menjelaskan asosiasi berpasangan antar variabel. Pasangan-
pasangan nilai dari dua variabel (misal masukan kalori dan berat badan) diplot pada
sumbu horizontal (x) dan vertikal (y) untuk menaksir keterkaitan satu sama lain.
Perangkat ini sederhana dan berguna, tetapi terbatas untuk dua pengukuran saja.
Oleh karena itu, diperlukan analisis tambahan yang lebih kompleks.
Sebagai tambahan untuk informasi dari analisis deskriptif, seperti diagram
pencar (scatter plot), tim peningkatan mutu atau manajer mungkin memiliki ide-ide
apriori mengenai asosiasi-asosiasi yang timbul, yang mempengaruhi peningkatan
proses. Meski begitu, seseorang bisa saja mengasumsikan asosiasi yang sebenarnya
tidak ada, sehingga hipotesis yang diajukan oleh opini-opini ahli, atau oleh observasi
terhadap distribusi data termasuk diagram pencar, perlu dikaji secara statistik
dengan suatu model statistika, misalnya analisis regresi (Kleinbaum dkk, 2008).
Analisis regresi dan teknik-teknik statistika lainnya memberikan jalan untuk
mengukur asosiasi yang telah diperkirakan dan membantu untuk memusatkan upaya
peningkatan pada penyebab kesalahan atau variasi (secara statistik).
Run Charts dan Diagram Kontrol
Run Charts ialah plot sederhana pengukuran dari waktu ke waktu dengan
sebuah garis yang ditarik dari mediannya. Dengan diagram ini, kita dapat menaksir
kecenderungan data yang mungkin dapat menjadi indikasi variasi penyebab khusus,
yang akan ditandai, misalnya dengan banyak nilai secara berurutan (run) di bawah
(atau di atas) median. Nilai run 8 atau lebih digunakan oleh banyak penulis untuk
menentukan keberadaan penyebab khusus (Balestracci, 2009).
Diagram kontrol mempunyai konsep yang hampir sama dengan run charts
dan diagram yang diperlihatkan pada Figure 3-4. Diagram kontrol juga
mengelompokkan pengukuran dari waktu ke waktu dan memberikan ruang penilaian
terhadap trend. Namun sebagai tambahan, diagram tersebut menentukan suatu
pengukuran yang masuk dalam batas kontrol (disebut dengan ukuran ukuran
pemusatan, seperti rerata, plus-minus tiga simpangan baku). Nilai-nilai di luar batas
kontrol dapat menjadi indikator variasi penyebab khusus. Proses yang stabil atau di
bawah kontrol statistik akan digambarkan dengan diagram kontrol yang
menampilkan semua nilai secara acak, yang didistribusikan di atas dan di bawah
rerata (tanpa delapan atau lebih nilai run di segala arah) dan yang tidak mempunyai
titik di luar batas kontrol.
Ada dua jenis ukuran yang dapat digunakan untuk mengembangkan run
charts dan diagram kontrol, yaitu atribut atau variabel-variabel kontinu. Data atribut
muncul dari (1) klasifikasi item; (2) hitungan jumlah item atau proporsi dalam
kategori yang diberikan; (3) hitungan jumlah kejadian per unit. Cacat fraksi, jumlah
kecacatan dan jumlah kecacatan per unit merupakan atribut-atribut penting (Gitlow
dkk, 1989).
Variabel-variabel kontinu, yang mempunyai skala interval, hanya diukur
secara langsung atau berdasarkan pengukuran langsung dan tidak dihasilkan dari
skema klasifikasi. Run Charts dan diagram kontrol dari variabel-variabel kontinu
menggunakan median atau rerata sebagai ukuran pemusatan untuk menentukan
garis tengah. Jenis diagram kontrol ini disebut juga diagram X-bar. Data atribut bisa
memiliki garis tengah berdasarkan proporsi kejadian untuk menjelaskan proses yang
sedang diobservasi atau dikembangkan. Ini juga dapat disebut sebagai diagram-p.
Untuk kedua jenis pengukuran batas kontrol dapat ditentukan berdasarkan
simpangan baku yang dihitung menggunakan rumus statistika sederhana dalam
piranti lunak statistika atau kalkulator.
Perbedaan antara diagram-p dengan diagram lain adalah plot diagram ini
diletakkan menggunakan data atribut, bukan variabel kontinu (dan statistik
sederhananya tidak dapat dihitung, hanya proporsinya). Untuk menyusun diagram-p,
harus dimulai dengan proporsi historis. Diagram-p menentukan plot proporsi yang
diukur untuk setiap kelompok observasi pada sumbu-y dengan garis tengah
menunjukkan proporsi historisnya. Pada akhirnya, proporsi dapat dimonitor untuk
melihat pola dan trend selama waktu tertentu.
Kecenderungan Terkini dalam Perangkat CQI
Beberapa perangkat yang akhir-akhir ini sering digunakan secara khusus
dalam bidang perawatan kesehatan:
Pengukuran Kesalahan Medis
Kualitas, keselamatan dan dampak kesalahan medis merupakan isu penting
dalam perawatan kesehatan, sehingga diperlukan perangkat-perangkat baru yang
dapat membantu mengukur dan mengurangi masalah-masalah keselamatan. Salah
satunya, Global Trigger Tool for Measuring Adverse Events (Peralatan Pemicu Global
untuk Mengukur Kesalahan) yang dikembangkan oleh Institute for Healthcare
Improvement (Institut Pengembangan Perawatan Kesehatan). Perangkat ini dapat
digunakan untuk melacak tingkat kejadian kesalahan dan kesalahan medis di rumah
sakit yang tercatat selama waktu tertentu (Griffin dan Resar, 2007). “Pemicu”
didefinisikan sebagai petunjuk-petunjuk dari catatan pasien yang menandai
terjadinya kesalahan atau dapat menimbulkan kerusakan secara medis. Perangkat
pemicu ini menghasilkan data yang dapat diandalkan (Office of the Inspector
General, 2010; Sharek dkk, 2010), dengan tingkat spesifikasi, keandalan dan
sensitivitas yang tinggi.
Checklist (Daftar Pemeriksaan)
Checklist telah digunakan selama bertahun-tahun di berbagai industri dan
telah menjadi komponen penting dalam peralatan manajer proyek dari tatanan
industrial dan perawatan kesehatan. Peran checklist dalam membuktikan
keselamatan penerbangan didokumentasikan dengan baik dan menjadi alasan
penting bagi percepatan evolusi perangkat ini dalam perawatan kesehatan, yang
telah memiliki fokus lebih besar pada masalah-masalah keselamatan pada awal abad
21 (Gawande, 2009; Pronovost dkk, 2009). Sepuluh tahun pertama dari abad ini
telah menunjukkan bukti betapa bernilainya checklist sebagai alat efektif dalam
pelaksanaan operasi (de Vries dkk, 2010; Haynes dkk, 2009) dan spesialisasi medis
lainnya (Gawande, 2009; Pronovost dkk, 2006). Meskipun sempat terjadi kontroversi
mengenai efektivitas checklist (Bosk dkk, 2009), penggunaannya sebagai perangkat
keselamatan medis, dengan digabungkan bersama praktek-praktek berbasis fakta
unggulan lainnya, terus berlanjut hingga dekade kedua abad ini.
Six Sigma
Six Sigma, yang lebih merupakan metodologi statistik (dengan nama Sigma
yang merupakan simbol statistika untuk mengukur variasi), menggunakan
metodologi statistika untuk mengidentifikasi dan menghilangkan kesalahan dan
meminimalisir variabilitas proses. Six Sigma dapat dikatakan sebagai serangkaian
praktek atau strategi yang digunakan secara luas dalam bisnis tradisional dan
organisasi-organisasi perawatan kesehatan, dengan semakin banyaknya manajer dan
pemimpin yang dilatih dan dikenal karena kecakapan mereka menggunakan sistem
sabuk berwarna (seperti sabuk yang dikenakan dalam ilmu bela diri). Menurut Duffy
dkk (2009), Six Sigma dimulai dengan pemetaan proses untuk mengenali elemen-
elemen kritis pada kualitas, kemudian memusatkan perubahan pada elemen-elemen
tersebut melalui metodologi DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve,
Control/Tentukan, Ukur, Analisis, Kembangkan, Kontrol).
Metodologi yang sering digabungkan dengan Six Sigma adalah “lean”
(kemiringan), yakni pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi
buangan atau pekerjaan-pekerjaan tak bernilai. Penggunaan “Lean Six Sigma” dalam
perawatan kesehatan dan kesehatan umum menunjukkan suatu evolusi yang muncul
pada sebagian aliansi dan pertukaran dengan korporat dan rekan pemerintah, yang
merupakan mekanisme lain untuk menawarkan pengembangan CQI di berbagai
industri (Duffy dkk, 2009). Kombinasi Lean dan Six Sigma kini digunakan di berbagai
aplikasi perawatan kesehatan, memberikan metodologi yang sinergis untuk
menganalisis dan mengeliminasi buangan dari proses perawatan kesehatan.
Metodologi Lean dan Six Sigma bersifat paralel dan dapat dirangkai dengan
pendekatan lain seperti siklus PDSA, sebagai bagian dari salah satu atau lebih dari
empat langkah siklus perubahan dan peningkatan, juga dikonjungsikan dengan
strategi-strategi peningkatan kolaboratif. Metodologi dan pendekatan yang telah
dikombinasikan ini pun telah diterapkan pada berbagai tatanan kesehatan global dan
nantikan akan dijelaskan lebih lanjut dengan contoh aplikasi pada negara-negara
bersumber daya rendah pada Bab 19.
Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 3 Buku Implementing
Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).

More Related Content

What's hot

Dokumentasi kep 3
Dokumentasi kep 3Dokumentasi kep 3
Dokumentasi kep 3mertayasa
 
Dok kep ke dua
Dok kep ke duaDok kep ke dua
Dok kep ke duamertayasa
 
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Nasiatul Salim
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Model dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanModel dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanBita Fadillah
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Amalia Senja
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (19)

Audit medis meningkatkan mutu pelayanan medis
Audit medis meningkatkan mutu pelayanan medisAudit medis meningkatkan mutu pelayanan medis
Audit medis meningkatkan mutu pelayanan medis
 
Dokumetasi
Dokumetasi Dokumetasi
Dokumetasi
 
Dokumentasi kep 3
Dokumentasi kep 3Dokumentasi kep 3
Dokumentasi kep 3
 
Dok kep ke dua
Dok kep ke duaDok kep ke dua
Dok kep ke dua
 
Audit mutu
Audit mutuAudit mutu
Audit mutu
 
Menyajikan Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyajikan Indikator Mutu Rumah SakitMenyajikan Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyajikan Indikator Mutu Rumah Sakit
 
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
Penilaian kinerja
Penilaian kinerjaPenilaian kinerja
Penilaian kinerja
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah SakitMenyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
 
Dokep 2 (pa mursalin) AKPER PEMKAB MUNA
Dokep 2 (pa mursalin) AKPER PEMKAB MUNA Dokep 2 (pa mursalin) AKPER PEMKAB MUNA
Dokep 2 (pa mursalin) AKPER PEMKAB MUNA
 
Dokumentasi AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Model dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanModel dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatan
 
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatanDokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan
 
Makalah proses keperawatan
Makalah proses keperawatanMakalah proses keperawatan
Makalah proses keperawatan
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
 

Viewers also liked

Maskinmester sælger viden i USA sep.2016
Maskinmester sælger viden i USA sep.2016Maskinmester sælger viden i USA sep.2016
Maskinmester sælger viden i USA sep.2016Kim Ekelund Schultz
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
L'intégration du portfolio numérique dans les stage
L'intégration du portfolio numérique dans les stageL'intégration du portfolio numérique dans les stage
L'intégration du portfolio numérique dans les stageNicole Monney (Ph. D)
 
Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)Manisha Dasgupta
 
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13Martin Merritt
 
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...Nadia Naffi, Ph.D.
 
Innovate or Die! Implementing a Culture of Innovation
 Innovate or Die! Implementing a Culture of Innovation Innovate or Die! Implementing a Culture of Innovation
Innovate or Die! Implementing a Culture of InnovationWissenskontor
 
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 18 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 18 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 18 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 18 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 

Viewers also liked (12)

Ace koch oration
Ace koch orationAce koch oration
Ace koch oration
 
Maskinmester sælger viden i USA sep.2016
Maskinmester sælger viden i USA sep.2016Maskinmester sælger viden i USA sep.2016
Maskinmester sælger viden i USA sep.2016
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
 
L'intégration du portfolio numérique dans les stage
L'intégration du portfolio numérique dans les stageL'intégration du portfolio numérique dans les stage
L'intégration du portfolio numérique dans les stage
 
Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)
 
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
 
YIR - Final
YIR - FinalYIR - Final
YIR - Final
 
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
 
Innovate or Die! Implementing a Culture of Innovation
 Innovate or Die! Implementing a Culture of Innovation Innovate or Die! Implementing a Culture of Innovation
Innovate or Die! Implementing a Culture of Innovation
 
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 18 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 18 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 18 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 18 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
 

Similar to MENGUKUR VARIASI UNTUK PENINGKATAN MUTU

Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanNasiatul Salim
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Nasiatul Salim
 
Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661sicua050896
 
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for qualityNasiatul Salim
 
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)Singgih Pudjirahardjo
 
Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan pjj_kemenkes
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 11 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 11 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 11 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Modul 1 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Pengantar adm kes
Pengantar adm kesPengantar adm kes
Pengantar adm kesady suhardi
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananMutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananyusimilanty
 

Similar to MENGUKUR VARIASI UNTUK PENINGKATAN MUTU (20)

Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
 
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for quality
 
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
 
Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
31 121-1-pb
31 121-1-pb31 121-1-pb
31 121-1-pb
 
Chapter 11 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 11 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 11 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 11 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Modul 1 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Pengantar adm kes
Pengantar adm kesPengantar adm kes
Pengantar adm kes
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
 
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananMutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
 

More from Nasiatul Salim

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitNasiatul Salim
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanNasiatul Salim
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanNasiatul Salim
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Nasiatul Salim
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Nasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Nasiatul Salim
 
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Nasiatul Salim
 
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Nasiatul Salim
 

More from Nasiatul Salim (18)

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 

Recently uploaded

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhuntung untung edi purwanto
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 

Recently uploaded (14)

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 

MENGUKUR VARIASI UNTUK PENINGKATAN MUTU

  • 1. Bab 3. Pengukuran, Variasi dan Perangkat CQI Pengukuran merupakan unsur sentral dari upaya peningkatan mutu berkelanjutan (CQI). Lembaga-lembaga perawatan kesehatan memiliki banyak data, namun juga penuh dengan fakta, opini, dan berbagai anekdot yang berlaku sebagai fakta maupun data. Sebuah pendekatan analitis memerlukan penggunaan data untuk mengevaluasi situasi terkini, menganalisa dan meningkatkan proses, dan melacak kemajuan yang telah dicapai. Belajar dari Pengukuran Sebelum meninjau serangkaian alat dan teknik CQI, kita perlu berhenti sejenak dan memikirkan tujuan utama pengukuran dalam hal peningkatan mutu, yaitu untuk mengadakan suatu peningkatan. Dalam era modern dengan komputasi berkecepatan tinggi ini, mudah bagi kita untuk menggunakan metodologi statistika dan fokus kepada hasil-hasilnya tanpa perlu berpikir kritis dan memahami makna yang diuraikan oleh data mengenai sistem yang akan kita tingkatkan. Ini dikemukakan pada tahun 1996 oleh Dr. Donald Berwick, yang menyatakan bahwa pengukuran, dalam hal ini yang bertujuan bukan untuk memberi penilaian melainkan untuk mempelajari, diperlukan agar peningkatan dapat terjadi. Pandangan ini tidak hanya konsisten kepada panduan-panduan peningkatan yang diungkapkan pada aplikasi CQI terdahulu, seperti 14 poin yang diuraikan W. Edwards Deming (1986), tetapi juga dimengerti dengan baik dan didukung oleh literatur statistika terkini (Balestracci, 2009). Peran Variasi dalam Peningkatan Mutu Salah satu elemen kunci dari sistem ilmu yang sangat besar yang dikemukakan Deming ialah pengetahuan tentang variasi dan caranya berinteraksi dengan unsur-unsur lainnya untuk menciptakan peningkatan sistem (1993). Seiring dengan peningkatan mutu yang telah berevolusi selama bertahun-tahun dari pelaksanaan bisnis ke perawatan kesehatan, konsep-konsep bisnis yang berkaitan dengan pemahaman variasi pun berkembang secara khusus di bidang perawatan kesehatan dengan bermacam-macam contoh penyebab dan jenis variasi yang
  • 2. mungkin muncul dalam sistem perawatan kesehatan (Carey dan Lloyd, 2001; McLaughin dan Kaluzny, 2006; Nelson dkk, 1998). Variasi: Apa Itu dan Mengapa Harus Mempelajarinya? Variasi adalah suatu perluasan yang menyebabkan sebuah proses berbeda dari bentuk asalnya. Variasi berhubungan dengan konsep-konsep statistika mengenai varian dan simpangan baku (standard deviation), yang telah akrab dengan sebagian besar pekerja profesional di bidang perawatan kesehatan. Konsep variasi dalam perawatan kesehatan dapat dipandang dari beberapa tingkat berbeda. Mempelajari variasi pada tingkat nasional meliputi persoalan-persoalan mutu perawatan kesehatan relatif pada akses, kesalahan-kesalahan medis, perkembangan pasien, dan penempatan sumber daya. Mempelajari variasi dari sudut pandang manajemen organisasional memberikan gambaran tentang hubungan antara variasi dengan keefektifan dan hasil-hasil organisasi. Organisasi-organisasi perawatan kesehatan semakin sering menghadapi kebutuhan untuk memenuhi tuntutan akan pelaporan pengaturan, publik dan pembayar; agar dapat tetap bersaing melalui peningkatan yang ditunjukkan oleh kinerja organisasionalnya; dan untuk mengurangi kesalahan medis dengan menciptakan kultur yang bebas dari ketakutan dan pelimpahan kesalahan. Namun, mengupayakan peningkatan tanpa memahami variasi dan implikasinya dapat menimbulkan resiko sebagai berikut: 1. Melihat kecenderungan yang sebenarnya tidak ada 2. Menyalahkan atau memberi pengakuan kepada orang lain untuk hal-hal di luar kendali mereka 3. Membangun penghalang, menurunkan moral dan menciptakan suasana penuh ketakutan 4. Tidak pernah bisa sepenuhnya mengerti tentang performa lampau, membuat prediksi mengenai masa depan, atau menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam prosesnya Mempelajari variasi dari sisi perseorangan dapat dilihat dari sudut pandang praktisi, pegawai dan pelanggan. Sehubungan dengan manajemen medis untuk pasien, peran praktisi individual relatif terhadap produktivitas, manajemen risiko, efektivitas biaya dan kompetensi profesional menurut Dr. Brent James (1989):
  • 3. “Variasi yang menaikkan biaya tetapi tidak membawa peningkatan kinerja adalah tanda produktivitas rendah. Ketika ada proses-proses berbeda yang memperlihatkan kinerja medis yang identik, ada tiga kemungkinan: (1) beberapa praktisi sedikit memanfaatkan dan menjalankan risiko yang meningkat dari kegagalan mutu, (2) beberapa praktisi terlalu memanfaatkan dan menggunakan sumber daya yang tidak terlalu diperlukan, atau (3) ada perbedaan kecakapan dan kecerdikan klinis di kalangan para praktisi.” Untuk memastikan kinerja mutu, penyedia layanan perawatan dan pegawai lainnya harus dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif, efisien dan aman. Mungkin, pengaruh variasi terhadap perkembangan klinis pasien tidak terlihat, namun kemungkinan untuk meramalkan dan konsistensi perawatan yang diterima akan tercermin dalam persepsi pasien mengenai pengalaman mereka dengan sistem perawatan kesehatan yang bersangkutan. Dari perspektif nasional, organisasional dan individual, seseorang tidak dapat menghindar dari peran dan pengaruh variasi terhadap mutu perawatan kesehatan (Gold, 2004). Tujuan CQI adalah mengidentifikasi, mengelola dan mengurangi variasi secara tepat. Sifat Alami Proses Variasi Dua jenis sumber daya peningkatan dalam proses menurut Deming: - Eliminasi penyebab ‘khusus’ dari variasi proses, yaitu variasi-variasi tak perlu yang terkait dengan materi, mesin/alat, atau individu tertentu. - Eliminasi penyebab ‘umum’ variasi, yaitu yang menyangkut aspek-aspek sistem itu sendiri, seperti desain, pelatihan, materi, alat-alat atau kondisi pekerjaan. Variasi penyebab khusus dapat ditunjukkan oleh orang-orang yang bekerja secara langsung dengan prosesnya, sementara penyebab umum permasalahan merupakan tanggung jawab manajemen. Variasi penyebab umum ialah varian yang melekat dalam proses sebagai hasil dari kinerja proses. Variasi ini biasa disebut sebagai variasi sistemik atau internal. Variasi penyebab khusus dapat dilacak ke sumbernya dan dihilangkan, sedangkan variasi penyebab umum hanya dapat dikurangi dengan cara meningkatkan proses atau sistem yang pokok.
  • 4. Karakteristik penting dari perawatan kesehatan adalah bahwa tidak ada pasien, yang merupakan input bagi sistem perawatan kesehatan, yang serupa. Pendekatan apapun untuk mutu perawatan kesehatan harus dapat menerima dan menghadapi keberagaman kondisi manusia. Meskipun manajer dan petugas klinik mungkin berpengaruh kecil terhadap variasi pada manusia, mereka memberikan pengaruh besar pada proses-proses klinik dan pekerjaan. Walaupun variasi selalu timbul dalam setiap proses, memahami dan mengelola variasi akan membantu manajer dan petugas klinik untuk menyejajarkan kemampuan perawatan kesehatan dan proses-proses organisasional dengan hasil-hasil yang diinginkan secara lebih baik (McLaughin, 1996). Pengukuran dan Analisis Statistik Pengukuran dan analisis statistik digunakan untuk menilai dampak upaya peningkatan, juga untuk mengukur kemampuan proses-proses yang sedang berlangsung untuk menentukan kebutuhan akan peningkatan. Kemampuan Proses Studi kemampuan proses dapat digunakan untuk memahami hasil proses yang diharapkan atau perilaku proses. Di sini, variabel atau atribut yang dipelajari diukur dan dicirikan. Dengan membuat plot hasil proses ke dalam histogram, kita dapat melihat apakah proses tersebut dapat ditebak atau dapat diandalkan. Menerjemahkan Kinerja Proses Variasi terdapat di setiap proses dan akan selalu seperti itu. Menentukan level rata-rata variasi apakah dapat diterima atau tidak adalah tugas manajer. Akan tetapi, agar dapat menentukan tingkat suatu performa untuk dapat diterima, diperlukan pemahaman mengenai ekspektasi atau persyaratan proses. Baik keperluan konsumen maupun teknis harus dipertimbangkan untuk menerjemahkan apakah kinerja dari suatu proses dapat diterima atau perlu ditingkatkan. Persyaratan Proses
  • 5. Persyaratan proses dapat dianggap sebagai kriteria untuk mengevaluasi efektivitas suatu proses. Syarat-syarat tersebut berfungsi sebagai masukan untuk merancang proses, juga keluaran untuk menjalankan proses. Dalam organisasi kesehatan, persyaratan dapat dipandang dari tiga sisi: konsumen, stakeholder lain, dan pasar secara umum. Konsumen atau pelanggan adalah orang yang mempunyai pengharapan sehubungan dengan pelaksanaan proses atau hasil dari proses tersebut. Dalam organisasi perawatan kesehatan, konsumen utamanya adalah pasien, sementara bagi agensi kesehatan umum, masyarakat atau komunitas menjadi pelanggan utama. Konsumen internal ialah orang-orang di dalam organisasi dan kadang dikatakan sebagai “arus bawah” rekan kerja atau departemen dari proses yang bersangkutan. Misalnya, ruang penyembuhan atau unit perawatan pasca anestesi dapat dianggap sebagai pelanggan dari ruang operasi. Unit perawatan pasien dapat berlaku sebagai konsumen dari ruangan diagnostik (mis: laboratorium, radiologi). Para pembayar dapat dianggap sebagai konsumen eksternal, yaitu yang berada di luar organisasi provider. Stakeholder adalah orang-orang yang mempunyai ketertarikan atau terpengaruh oleh pekerjaan yang dijalankan. Badan-badan yang menetapkan aturan seperti The Joint Commission (TJC), yang dahulu dikenal sebagai Joint Commission on Acreditation of Healthcare Organizations, atau National Commission on Quality Assurance (NCQA), dapat dianggap sebagai stakeholder bagi rumah sakit dan perusahaan-perusahaan asuransi kesehatan. Warga profesional yang menentukan standard praktek pun dapat dikatakan sebagai stakeholder. Pasar mengacu pada lingkungan operasi tempat bisnis dilakukan, dapat meliputi sosioekonomis, demografis, geografis dan pertimbangan-pertimbangan kompetitif. Setelah ketiga hal tersebut diketahui, perlu untuk mengidentifikasi dan memahami hal-hal yang mereka perlukan dari layanan yang bersangkutan. Keperluan tersebut penting untuk memutuskan langkah-langkah layanan yang akan dijalankan serta perancangan dan peningkatan proses-proses yang mengandung layanan tersebut. Syarat-syarat ini juga memberikan dasar untuk memilih variabel atau atribut-atribut yang akan mengukur kinerja proses. Hasil dari proses tersebut kemudian dievaluasi berdasarkan persyaratan awal untuk melihat apakah kinerja proses dapat diterima. Karena industri perawatan kesehatan merupakan industri
  • 6. dinamis dengan konsumen, stakeholder, pasar dan keperluannya yang selalu berubah setiap waktu, proses yang terus berjalan merupakan sifat alamiahnya. Hubungan antara persyaratan konsumen, rancangan proses dan pengukuran serta cara organisasi perawatan kesehatan memanfaatkan hubungan dari ketiganya digambarkan pada Table 3-1 dan Table 3-2. *Table 3-1 - Hubungan antara Persyaratan Konsumen, Rancangan Proses dan Pengukuran Persyaratan Proses-Proses Kunci Pengukuran Sasaran Pengaturan-legal Proses penanggungjawaba n korporat Tinjauan kontrak Pemberian ijin  Jumlah penyelidikan pemerintah  Masa pembalikan  Pemberian ijin  0  24-48 jam  Pemberian ijin Akreditasi Survey TJC Skor 100% Manajemen risiko Keselamatan publik  Tingkat infeksi  Pemangkasan bahaya  Pengekangan  Pasien meninggal  0  0  0  0 Kesehatan masyarakat  Layanan derma  Program-program  Biaya layanan derma  Status kesehatan  25% sebelum batas operasi tahun itu  Spesifik
  • 7. masyarakat sehat dalam populasi terpilih untuk proyek individual pada proyek *Table 3-2 – Hubungan antara Tahapan Proses, Persyaratan dan Pengukuran Proses Persyaratan Kunci Pengukuran Kunci Menerima Penerimaan- pendaftaran Pembuatan lini masa  Masa penerimaan pasien pada tatanan perawatan  Pembuatan lini masa untuk tingkat penerimaan-pendaftaran pada pertanyaan-pertanyaan survey kepuasan pasien Menilai Penilaian pasien Pembuatan lini masa  Presentase sejarah dan kondisi fisik yang didata dalam 24 jam dan/atau sebelum menjalani operasi  Sakit yang diperkirakan pada interval yang sesuai dengan kebijakan rumah sakit
  • 8. Layanan laboratorium klinis dan radiologi Akurasi dan pembuatan lini masa  Tingkat hasil-pengulangan kontrol kualitas  Masa pembalikan  Tingkat tanggapan peda survey kepuasan staf medis Penyampaian perawatan – pengobatan Ketentuan perawatan klinis Penggunaan farmasi - obat-obatan Layanan operasi- anestesi Daya tanggap perawat, pengelolaan rasa sakit, perkembangan klinis yang berhasil Akurasi Kecakapan profesional, kompetensi, komunikasi  Tingkat tanggapan pada pertanyaan-pertanyaan survey kepuasan pasien dan staf medis  Waktu tunggu untuk pengobatan  Presentase pasien CHF yang menerima pengobatan berdasarkan instruksi  Presentase pasien jantung ischemic yang dilepas dari rumah sakit setelah terapi berhasil  Pasien kembali masuk UGD atau ruang operasi di luar rencana  Penggunaan pemangkasan bahaya dalam susunan obat- obatan  Tingkat kesalahan pengobatan pada kejadian kesalahan obat yang muncul dari kesalahan pemberian obat-obatan  Dokumentasi yang jelas untuk persetujuan operasi dan anestesi yang telah diinformasikan  Mortalitas peri-operatif
  • 9.  Tingkat infeksi pada tempat operasi Pelepasan Manajemen kasus Dilepas/keluar dari tatanan perawatan Pemanfaatan yang tepat Pendampingan dan pengarahan yang jelas  Rata-rata jangka waktu menginap  Penolakan pembayaran  Masuk kembali di luar rencana  Instruksi-instruksi pelepasan didokumnetasikan dan diberikan kepada pasien  Tingkat tanggapan pada survey kepuasan pasien Perangkat Peningkatan Kualitas Untuk meningkatkan kemampuan proses dalam menghantarkan hasil-hasil yang diinginkan, harus digunakan sebuah pendekatan sistematis-berbasis fakta untuk mengimplementasikan solusi permanen dalam rangka mencari akar permasalahan. Pada Bab1, telah diperkenalkan siklus Plan, Do, Study, Act (PDSA) dari Shewhart, yang cenderung pada kemampuannya untuk diaplikasikan secara luas sebagai kerangka proses-proses CQI. Banyak organisasi, termasuk organisasi perawatan kesehatan, yang telah menggunakan siklus ini atau versi yang telah disesuaikan darinya sebagai kerangka CQI secara keseluruhan. Perangkat-perangkat, teknik dan metode-metode lain dapat digunakan untuk memenuhi tujuan dari setiap tahap dari siklus PDSA. Dalam konteks PDSA, data dan perangkat analitis dapat digunakan dalam seluruh siklus. Perangkat-perangkat lainnya mungkin dapat lebih membantu pada tahap-tahap yang berbeda dalam proyek peningkatan, mulai dari analisis awal untuk mengamati beberapa perubahan yang telah diselenggarakan. Ada banyak peralatan dan teknik yang tersedia untuk membantu para manajer, petugas klinik, dan tim-tim organisasi dalam meningkatkan proses untuk memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Di sini, kami membahas tujuh perangkat utama yang menjadi dasar upaya CQI dalam perawatan kesehatan, yang cocok untuk tahap peningkatan proses manapun.
  • 10. Diagram Alir Proses Diagram alir (flowchart) merupakan penggambaran cara kerja proses. Diagram ini menguraikan langkah-langkah yang dilalui ‘objek’ dari suatu proses mulai dari awal hingga akhir. Flowchart juga digunakan untuk menjelaskan rangkaian tindakan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Urutan dalam membuat diagram alir adalah: 1. Tentukan tahap-tahap dasar proses 2. Jelaskan proses lebih jauh, uraikan setiap tahapnya menjadi langkah-langkah spesifik yang diperlukan untuk menyelesaikan proses 3. Ikuti objek melalui proses sebanyak beberapa kali untuk menguatkan proses dengan cara mengobservasinya 4. Diskusikan proses dengan tim proyek atau pegawai lainnya untuk mengklarifikasi proses dan masukkan langkah-langkah yang kiranya terlewat. Simbol-simbol yang biasa digunakan dalam diagram digambarkan pada Figure 3-5. Tindakan yang dilakukan dilambangkan dengan persegi panjang, langkah pemilihan berbentuk wajik, jeda atau inventarisasi menggunakan simbol segitiga, lambang dokumentasi berupa persegi panjang dengan garis lengkung di bawahnya, pemberkasan menggunakan lingkaran besar, dan lingkaran kecil berarti sambungan diagram ke lembar selanjutnya. Diagram alir dapat menjadi sederhana atau rumit sesuai dengan tujuan penggunaannya. Anggota tim mungkin akan berbeda pengertian tentang cara kerja sistem atau proses, oleh karena itu diperlukan pengembangan diagram alir yang mencakup segala masukan dari semua anggota, agar tercipta pemahaman yang seragam mengenai proses yang sedang dikerjakan. Dengan demikian, tim pun akan mampu mempertimbangkan cara-cara untuk meningkatkan proses. Manfaat dari diagram alir adalah staf dapat mengenal proses dengan lebih baik; hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk membantu pelatihan; orang-orang dapat memiliki proses dengan turut serta dalam aktivitasnya; dan kemungkinan terjadinya peningkatan dapat diperjelas secara langsung. Diagram Sebab-Akibat
  • 11. Diagram sebab-akibat, yang disebut juga diagram Ishikawa atau Tulang Ikan, merupakan salah satu perangkat CQI digunakan secara luas. Diagram ini dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa (Universitas Tokyo) pada 1943, dan paling banyak digunakan untuk memulai identifikasi sumber-sumber variasi setelah proses digambarkan dan didokumentasikan melalui diagram alir proses. Dalam masalah yang dikenali, mungkin akan timbul bukti variasi (entah nyata ataupun yang sudah disangka). Penyebab tambahan mungkin akan terungkap melalui proses pembuatan diagram alir atau pada saat diskusi penjelajahan ide. Diagram sebab-akibat adalah cara skematik untuk menghubungkan variasi penyebab dengan akibat dari variasi proses. Dengan kata lain, diagram sebab-akibat ialah penggambaran skematik dalam mengelola penyebab suatu masalah untuk memprioritaskan, memilih dan meningkatkan sumber-sumber persoalan. Diagram ini juga disebut sebagai diagram “Tulang Ikan”, karena bentuknya mirip dengan tulang seekor ikan. Perangkat ini secara khusus cocok untuk situasi tim dan cukup bermanfaat untuk memusatkan pembahasan dan mengelola informasi dalam jumlah banyak yang muncul dari sesi penjelajahan ide. Diagram tersebut dapat diajarkan dengan mudah dan cepat, sehingga grup dapat mengurutkan ide-ide dalam kategori- kategori tertentu untuk penyelidikan lebih lanjut. Langkah-langkah pembuatan diagram sebab-akibat (Figure 3-8): 1. Kenali jurang performa atau masalah pada sisi kanan dan arahkan anak panah menuju kotak itu untuk mewakili penyebab secara keseluruhan 2. Menarik garis-garis cabang dari anak panah utama yang mewakili klasifikasi- klasifikasi utama atau kategori-kategori penyebab 3. Tambahkan sebab-sebab spesifik pada setiap garis cabang, yang juga dapat muncul secara bertingkat. Terkadang akan lebih berguna jika menggambar diagram dalam dua tingkat, pertama menunjukkan penyebab utama kemudian sebuah diagram terpisah dengan cabang-cabang memperlihatkan penyebab utama dan tingkat-tingkat yang berkaitan. Langkah pertama dari diagram sebab-akibat mungkin tidak cukup untuk memahami proses, mengenali penyebab khusus dari suatu kesalahan dan mengukurnya. Maka dari itu, mungkin kita perlu membagi diagram lebih jauh untuk mendapatkan gradasi yang lebih baik dari penyebab kesalahan. Menaikkan tingkat
  • 12. kerincian dari penyebab akan membantu kita mengidentifikasi tindakan koreksi tertentu. Histogram dan Diagram Pareto Diagram-diagram ini digunakan untuk menampilkan data. Histogram berupa diagram batang vertikal yang menunjukkan distribusi frekuensi dari serangkaian data. Batang-batang tersebut dijajarkan pada sumbu-x, menunjukkan interval data yang berhimpit atau berdekatan, atau kejadian-kejadian diskrit. Panjang garis pada sumbu-y memperlihatkan jumlah observasi yang dikenakan pada interval atau klasifikasi kejadian tersebut. Histogram menampilkan sifat alami dari distribusi statistik yang berlaku dan histogram yang berturut-turut dapat digunakan untuk melihat keberadaan perubahan dalam keberagaman proses. Diagram Pareto adalah batang-batang vertikal yang disusun berurutan dari yang paling panjang di sebelah kiri, kemudian berlanjut hingga garis terpendek. Penyusunan batang vertikal tersebut memberikan indikasi visual tentang frekuensi relatif dari penyebab masalah, setiap batang mewakili satu perkara. Pada satu diagram Pareto, seseorang dapat mengembangkan distribusi peluang kumulatif yang menggabungkan seluruh proporsi dari observasi ke bagian kiri dan membubuhkan garisnya. Biasanya, skala frekuensi ditampilkan di sisi kiri sumbu-y dan skala presentase kumulatif pada ujung kanan. Pemisahan perkara berfrekuensi tinggi ini dapat membantu untuk mengenali peningkatan-peningkatan potensial. Hanya saja, suatu kasus yang terlihat berfrekuensi paling tinggi tidak berarti harus dikerjakan lebih dulu. Perkara yang dikerjakan pertama kali harus dapat dijabarkan dan tidak membutuhkan biaya secara berlebihan, dan terletak di kelompok kiri diagram. Analisis Regresi Dalam mencari penyebab persoalan atau ide-ide menuju peningkatan, mungkin penting untuk melihat apakah terdapat sangkut paut antara satu kejadian dengan lainnya. Derajat asosiasi atau korelasi antar variabel dapat dianalisis dan hipotesis mengenai kekuatan asosiasi tersebut dapat diuji menggunakan analisis regresi dan diagram pencar bivariasi (bivariate scatter plot). Diagram pencar bivariasi digunakan untuk menjelaskan asosiasi berpasangan antar variabel. Pasangan-
  • 13. pasangan nilai dari dua variabel (misal masukan kalori dan berat badan) diplot pada sumbu horizontal (x) dan vertikal (y) untuk menaksir keterkaitan satu sama lain. Perangkat ini sederhana dan berguna, tetapi terbatas untuk dua pengukuran saja. Oleh karena itu, diperlukan analisis tambahan yang lebih kompleks. Sebagai tambahan untuk informasi dari analisis deskriptif, seperti diagram pencar (scatter plot), tim peningkatan mutu atau manajer mungkin memiliki ide-ide apriori mengenai asosiasi-asosiasi yang timbul, yang mempengaruhi peningkatan proses. Meski begitu, seseorang bisa saja mengasumsikan asosiasi yang sebenarnya tidak ada, sehingga hipotesis yang diajukan oleh opini-opini ahli, atau oleh observasi terhadap distribusi data termasuk diagram pencar, perlu dikaji secara statistik dengan suatu model statistika, misalnya analisis regresi (Kleinbaum dkk, 2008). Analisis regresi dan teknik-teknik statistika lainnya memberikan jalan untuk mengukur asosiasi yang telah diperkirakan dan membantu untuk memusatkan upaya peningkatan pada penyebab kesalahan atau variasi (secara statistik). Run Charts dan Diagram Kontrol Run Charts ialah plot sederhana pengukuran dari waktu ke waktu dengan sebuah garis yang ditarik dari mediannya. Dengan diagram ini, kita dapat menaksir kecenderungan data yang mungkin dapat menjadi indikasi variasi penyebab khusus, yang akan ditandai, misalnya dengan banyak nilai secara berurutan (run) di bawah (atau di atas) median. Nilai run 8 atau lebih digunakan oleh banyak penulis untuk menentukan keberadaan penyebab khusus (Balestracci, 2009). Diagram kontrol mempunyai konsep yang hampir sama dengan run charts dan diagram yang diperlihatkan pada Figure 3-4. Diagram kontrol juga mengelompokkan pengukuran dari waktu ke waktu dan memberikan ruang penilaian terhadap trend. Namun sebagai tambahan, diagram tersebut menentukan suatu pengukuran yang masuk dalam batas kontrol (disebut dengan ukuran ukuran pemusatan, seperti rerata, plus-minus tiga simpangan baku). Nilai-nilai di luar batas kontrol dapat menjadi indikator variasi penyebab khusus. Proses yang stabil atau di bawah kontrol statistik akan digambarkan dengan diagram kontrol yang menampilkan semua nilai secara acak, yang didistribusikan di atas dan di bawah
  • 14. rerata (tanpa delapan atau lebih nilai run di segala arah) dan yang tidak mempunyai titik di luar batas kontrol. Ada dua jenis ukuran yang dapat digunakan untuk mengembangkan run charts dan diagram kontrol, yaitu atribut atau variabel-variabel kontinu. Data atribut muncul dari (1) klasifikasi item; (2) hitungan jumlah item atau proporsi dalam kategori yang diberikan; (3) hitungan jumlah kejadian per unit. Cacat fraksi, jumlah kecacatan dan jumlah kecacatan per unit merupakan atribut-atribut penting (Gitlow dkk, 1989). Variabel-variabel kontinu, yang mempunyai skala interval, hanya diukur secara langsung atau berdasarkan pengukuran langsung dan tidak dihasilkan dari skema klasifikasi. Run Charts dan diagram kontrol dari variabel-variabel kontinu menggunakan median atau rerata sebagai ukuran pemusatan untuk menentukan garis tengah. Jenis diagram kontrol ini disebut juga diagram X-bar. Data atribut bisa memiliki garis tengah berdasarkan proporsi kejadian untuk menjelaskan proses yang sedang diobservasi atau dikembangkan. Ini juga dapat disebut sebagai diagram-p. Untuk kedua jenis pengukuran batas kontrol dapat ditentukan berdasarkan simpangan baku yang dihitung menggunakan rumus statistika sederhana dalam piranti lunak statistika atau kalkulator. Perbedaan antara diagram-p dengan diagram lain adalah plot diagram ini diletakkan menggunakan data atribut, bukan variabel kontinu (dan statistik sederhananya tidak dapat dihitung, hanya proporsinya). Untuk menyusun diagram-p, harus dimulai dengan proporsi historis. Diagram-p menentukan plot proporsi yang diukur untuk setiap kelompok observasi pada sumbu-y dengan garis tengah menunjukkan proporsi historisnya. Pada akhirnya, proporsi dapat dimonitor untuk melihat pola dan trend selama waktu tertentu. Kecenderungan Terkini dalam Perangkat CQI Beberapa perangkat yang akhir-akhir ini sering digunakan secara khusus dalam bidang perawatan kesehatan:
  • 15. Pengukuran Kesalahan Medis Kualitas, keselamatan dan dampak kesalahan medis merupakan isu penting dalam perawatan kesehatan, sehingga diperlukan perangkat-perangkat baru yang dapat membantu mengukur dan mengurangi masalah-masalah keselamatan. Salah satunya, Global Trigger Tool for Measuring Adverse Events (Peralatan Pemicu Global untuk Mengukur Kesalahan) yang dikembangkan oleh Institute for Healthcare Improvement (Institut Pengembangan Perawatan Kesehatan). Perangkat ini dapat digunakan untuk melacak tingkat kejadian kesalahan dan kesalahan medis di rumah sakit yang tercatat selama waktu tertentu (Griffin dan Resar, 2007). “Pemicu” didefinisikan sebagai petunjuk-petunjuk dari catatan pasien yang menandai terjadinya kesalahan atau dapat menimbulkan kerusakan secara medis. Perangkat pemicu ini menghasilkan data yang dapat diandalkan (Office of the Inspector General, 2010; Sharek dkk, 2010), dengan tingkat spesifikasi, keandalan dan sensitivitas yang tinggi. Checklist (Daftar Pemeriksaan) Checklist telah digunakan selama bertahun-tahun di berbagai industri dan telah menjadi komponen penting dalam peralatan manajer proyek dari tatanan industrial dan perawatan kesehatan. Peran checklist dalam membuktikan keselamatan penerbangan didokumentasikan dengan baik dan menjadi alasan penting bagi percepatan evolusi perangkat ini dalam perawatan kesehatan, yang telah memiliki fokus lebih besar pada masalah-masalah keselamatan pada awal abad 21 (Gawande, 2009; Pronovost dkk, 2009). Sepuluh tahun pertama dari abad ini telah menunjukkan bukti betapa bernilainya checklist sebagai alat efektif dalam pelaksanaan operasi (de Vries dkk, 2010; Haynes dkk, 2009) dan spesialisasi medis lainnya (Gawande, 2009; Pronovost dkk, 2006). Meskipun sempat terjadi kontroversi mengenai efektivitas checklist (Bosk dkk, 2009), penggunaannya sebagai perangkat keselamatan medis, dengan digabungkan bersama praktek-praktek berbasis fakta unggulan lainnya, terus berlanjut hingga dekade kedua abad ini. Six Sigma
  • 16. Six Sigma, yang lebih merupakan metodologi statistik (dengan nama Sigma yang merupakan simbol statistika untuk mengukur variasi), menggunakan metodologi statistika untuk mengidentifikasi dan menghilangkan kesalahan dan meminimalisir variabilitas proses. Six Sigma dapat dikatakan sebagai serangkaian praktek atau strategi yang digunakan secara luas dalam bisnis tradisional dan organisasi-organisasi perawatan kesehatan, dengan semakin banyaknya manajer dan pemimpin yang dilatih dan dikenal karena kecakapan mereka menggunakan sistem sabuk berwarna (seperti sabuk yang dikenakan dalam ilmu bela diri). Menurut Duffy dkk (2009), Six Sigma dimulai dengan pemetaan proses untuk mengenali elemen- elemen kritis pada kualitas, kemudian memusatkan perubahan pada elemen-elemen tersebut melalui metodologi DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control/Tentukan, Ukur, Analisis, Kembangkan, Kontrol). Metodologi yang sering digabungkan dengan Six Sigma adalah “lean” (kemiringan), yakni pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi buangan atau pekerjaan-pekerjaan tak bernilai. Penggunaan “Lean Six Sigma” dalam perawatan kesehatan dan kesehatan umum menunjukkan suatu evolusi yang muncul pada sebagian aliansi dan pertukaran dengan korporat dan rekan pemerintah, yang merupakan mekanisme lain untuk menawarkan pengembangan CQI di berbagai industri (Duffy dkk, 2009). Kombinasi Lean dan Six Sigma kini digunakan di berbagai aplikasi perawatan kesehatan, memberikan metodologi yang sinergis untuk menganalisis dan mengeliminasi buangan dari proses perawatan kesehatan. Metodologi Lean dan Six Sigma bersifat paralel dan dapat dirangkai dengan pendekatan lain seperti siklus PDSA, sebagai bagian dari salah satu atau lebih dari empat langkah siklus perubahan dan peningkatan, juga dikonjungsikan dengan strategi-strategi peningkatan kolaboratif. Metodologi dan pendekatan yang telah dikombinasikan ini pun telah diterapkan pada berbagai tatanan kesehatan global dan nantikan akan dijelaskan lebih lanjut dengan contoh aplikasi pada negara-negara bersumber daya rendah pada Bab 19. Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).