Jual Alat Bantu Sex Di Mataram 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
1. KONSEP KELUARGA SEJAHTERA
KELOMPOK 1
LEONIE YUNITA ROMADANI (NIM 23322146)
NI PUTU ENIK PRIANTARI DEWI (NIM 233221465)
KADEK SILADEWI (NIM 233221466)
NI LUH ANIK CAHYANI (NIM 233221467)
NI WAYAN SEPTI LESTARI (NIM 233221468)
KETUT DEWI PURNIATI (NIM 233221469)
2. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi
klien (penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukan asuhan keperawatan yang diperlukan oleh anggota
keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawtan di rumah sakit akan
menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan perawatan di rumah secara
baik dan benar oleh klien atau keluarganya. Secara empiris hubungan
antara kesehatan anggota keluarga terhadap kualitas kehidupan
keluarga sangat berhubungan atau signifikan.
3. PENGERTIAN KELUARGA SEJAHTERA
Keluarga sejahtera adalah unit terkecil dalam masyarakat terdiri atas
suami-isteri dan anaknya. Keluarga sejahtera adalah dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan
hidup sprititual dan materiil yang layak, bertakwa kepada Tuhan yang
maha Esa, memiliki hubungan yang sama, selaras, seimbang antara
anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (Shinta, 2013).
4. Tahapan Keluarga Sejahtera
Menurut A. Mungit , 1996 dalam ( Herlinawati, 2013 ),
tahapan keluarga sejahtera terdiri dari:
a. Keluarga Prasejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal atau belum
seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB
b. Keluarga Sejahtera I
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial
psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan
transportasi.
c. Keluarga Sejahtera II
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan social psikologisnya tetapi
belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi
5. d. Keluarga Sejahtera III
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan,
tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian
sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi,dan berperan aktif dalam kegiatan
masyarakat.
e. Keluarga Sejahtera III plus
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, dan
telah dapat memberikan sumbangan yang teratur danberperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan
atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
6. INDIKATOR – INDIKATOR KELUARGA SEJAHTERA
a. Keluarga prasejahtera
Keluarga ini belum mampu untuk melaksanakan indikator sebagai berikut.
1. Keluarga melaksanakan ibadah menurut agama yang dianut masing-masing.
2. Keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
3. Keluarga menggunakan pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan.
4. Keluarga mempunyai rumah yang sebagian besar berlantai bukan dari tanah.
5. Keluarga memeriksakan kesehatan ke petugas atau sarana kesehatan (bila anak sakit atau PUS ingin ber-KB).
b. Keluarga sejahtera 1
Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indikator 1 sampai 5 tetapi belum mampu melaksanakan indikator sebagai
berikut.
6. Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut.
7. Keluarga makan daging, ikan, atau telur sebagai lauk-pauk sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu.
8. Keluarga memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir.
9. Setiap anggota keluarga mempunyai ruang kamar yang luasnya 8 m2.
10. semua anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir sehingga dapat melaksanakan fungsi mereka masing-
masing.
11. Paling sedikit satu anggota keluarga yang berumur 15 tahun ke atas memiliki penghasilan yang tetap.
12. Seluruh anggota keluarga yang berusia 10 sampai 60 tahun mampu membaca dan menulis latin.
13. Anak usia sekolah (7 sampai 15 tahun) dapat bersekolah.
14. Keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi dan mempunyai dua anak atau lebih yang hidup.
7. c. Keluarga sejahtera II
Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indikator 1 sampai 14, tetapi belum mampu
melaksanakan indikator-indikator sebagai berikut.
15. Keluarga berusaha meningkatkan atau menambah pengetahuan agama.
16. Keluarga mempunyai tabungan
17. Keluarga makan bersama paling sedikit sekali sehari.
18. Keluarga ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
19. Keluarga melakukan rekreasi bersama/penyegaran paling kurangsekali dalam 6 bulan.
20. Keluarga memperoleh berita dari surat kabar, majalah, radio, televisi atau telepon seluler.
21. Keluarga mampu menggunakan sarana transportasi.
d. Keluarga sejahtera III
Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indikator 1 sampai 21, tetapi belum mampu melaksanakan
indikator sebagai berikut.
22. Keluarga memberikan sumbangan secara teratur (waktu tertentu) dan sukarela dalam bentuk
material kepada masyarakat.
23. Keluargaaktif sebagai pengurus yayasan atau institusi masyarakat.
e. Keluarga sejahtera III plus
Sebuah keluarga dapat disebut keluarga sejahtera plus bila sudah mampu melaksanakan semua
indikator (23).
8. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN
1. Faktor intern Keluarga
a. Jumlah anggota keluarga
Pada zaman seperti sekarang ini tuntutan keluarga semakin meningkat tidak hanya cukup
dengan kebutuhan primer (sandang, pangan, papan, pendidikan, dan saran pendidikan) tetapi
kebutuhan lainya seperti hiburan, rekreasi, sarana ibadah, saran untuk transportasi dan
lingkungan yang serasi. Kebutuhan diatas akan lebih memungkinkan dapat terpenuhi jika jumlah
anggota dalam keluarga sejumlah kecil.
b. Tempat tinggal
Suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Keadaan tempat tinggal yang
diatur sesuai dengan selera keindahan penghuninya, akan lebih menimbulkan suasana yang tenang
dan mengembirakan serta menyejukan hati. Sebaliknya tempat tinggal yang tidak teratur, tidak
jarang meninbulkan kebosanan untuk menempati. Kadang-kadang sering terjadi ketegangan antara
anggota keluarga yang disebabkan kekacauan pikiran karena tidak memperoleh rasa nyaman dan
tentram akibat tidak teraturnya sasaran dan keadaan tempat tinggal.
9. c. Keadaan sosial keluarga.
Untuk mendapatkan kesejahteraan kelurga alasan yang paling kuat adalah keadaan
sosial dalam keluarga. Keadaan sosial dalam keluarga dapat dikatakan baik atau
harmonis, bilamana ada hubungan yang baik dan benar-benar didasari ketulusan hati
dan rasa kasih sayang antara anggota keluarga. Hubungan yang benar-benar didasari
ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang, nampak dengan adanya saling hormat,
menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling mempercayai.
d. Keadaan ekonomi keluarga.
Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang dapat
meningkatkan taraf hidup anggota kelurga makin terang pula cahaya
kehidupan keluarga.
10. 2. Faktor ekstern
Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangan
terjadinya kegoncangan dan ketegangan jiwa diantara anggota keluarga
perlu di hindarkan, karena hal ini dapat menggagu ketentraman dan
kenyamanan kehidupan dan kesejahteraan keluarga.
Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin
anggota keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain:
a. Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.
b. Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.
c. Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita
rendah, inflasi. (BKKBN, 2015)