SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
1
BAB5. MODEL KINERJA MUTU
Pertanyaan penting yang dihadapi sebagian besar upaya peningkatan
pelayanan kesehatan adalah bagaimana mengevaluasi performa klinis.
Sebuah Kerangka Konseptual dan Definisi Mutu
Menurut Dr. Avedis Donabedian (1980, 1982, 1986), definisi kualitas pada
umumnya mencerminkan nilai-nilai dan tujuan-tujuan sistem pelayanan kesehatan
saat ini. Donabedia mengajukan kerangka kerja untuk mengkonseptualisasikan mutu
dengan memberikan tiga aspek perawatan:
 Struktur : sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk menyediakan
pelayanan, yang mencakup fasilitas-fasilitas, peralatan dan petugas terlatih.
 Proses : aktivitas-aktivitas memberikan dan menerima perawatan (aktivitas-
aktivitas pasien dalam mencari perawatan, juga kegiatan yang dilakukan
praktisi)
 Perkembangan : Terutama, perubahan-perubahan di kondisi pasien setelah
perawatan; juga mencakup pengetahuan dan kepuasan konsumen.
Donabedian memperluas pengertian kualitas dengan tidak hanya mencakup
manajemen teknik dalam mengatasi pasien namun juga manajemen hubungan
interpersonal, dan akses pada perawatan dan kontinuitas perawatan.
Tahun 1988, US Office of Technology Assessment (OTA) mendefinisikan
pelayanan kesehatan sebagai “tingkat pada saat proses perawatan meningkatkan
probabilitas hasil yang diinginkan oleh pasien dan mengurangi kemungkinan hasil
yang tidak diinginkan”. Institute of Medicine (IOM) di tahun 2000-2001 menerbitkan
serangkaian laporan tentang kualitas: cakupan kualitas dan persoalan keamanan.
Menurut IOM kualitas pelayanan kesehatan harus mencakup:
 Keamanan – menghindari cedera pada pasien akibat perawatan yang
dimaksudkan untuk membantu mereka.
 Efektif – memberikan layanan berdasar pada pengetahuan ilmiah untuk
semua yang dapat memberikan manfaat dan menahan diri memberikan
layanan bagi mereka yang kemungkinan tidak memberikan keuntungan.
2
 Mementingkan pasien – memberikan perawatan yang menghormati dan
menanggapi preferensi, kebutuhan serta nilai pasien dan menjamin bahwa
nilai pasien menjadi panduan semua keputusan klinis.
 Tepat waktu – mengurangi waktu tunggu dan terkadang penundaan yang
membahayakan bagi mereka yang menerima dan juga memberikan
perawatan.
 Efisien – menghindari pemborosan, termasuk pemborosan peralatan, suplai,
gagasan-gagasan dan energi.
 Kelayakan – tidak memberikan layanan dengan mutu berbeda yang
dikarenakan oleh karakteristik personal seperti gender, suku, lokasi geografis
dan status sosioekonomi.
Pengertian kualitas ini memperluas definisi mutu terdahulu untuk menyadari
bahwa perawatan berkualitas tinggi tidak hanya harus fokus pada proses perawatan
(timeliness/ketepatan waktu), perkembangan pasien (keamanan dan efektivitas),
dan perspektif pasien (berpusat pada pasien), tetapi harus juga fokus pada
ketentuan yang lebih luas mengenai sistem sosial dan ekonomi pada tempat atau
lokasi yang diberikan perawatan (efisiensi dan kesetaraan).
Pada berbagai kasus, seseorang dapat dengan mudah melakukan ‘inventaris’
ukuran struktural dengan menggunakan daftar periksa mengenai sumber daya yang
dianggap penting untuk memastikan kapasitas untuk memberikan jenis perawatan.
Proses-proses perawatan umumnya didokumentasikan dalam laporan pasien, dan
juga dalam tagihan atau kumpulan data kebutuhan, karena proses yang dilakukan
biasanya menentukan pembayaran yang diterima para profesional.
Dengan lebih memanfaatkan ukuran proses daripada perkembangannya,
mengevaluasi mutu perawatan akan valid jika ada bukti kuat yang mendukung
pengukuran tersebut. Ini berarti, ada bukti kuat bahwa terdapat hubungan sangat
erat antara ‘melakukan hal yang baik dengan cara yang benar’ dan mendapat hasil
baik.
Ukuran Perkembangan Pasien
3
Ukuran perkembangan adalah hal yang benar-benar akan digunakan, karena
poin keseluruhan dari perawatan pasien adalah meningkatkan kemungkinan hasil
yang diinginkan oleh pasien dan mengurangi kemungkinan hasil yang tidak
diinginkan, dengan memberikan tingkat pengetahuan medis. Menurut definisi
kualitas OTA yang telah dikutip sebelumnya, ukuran perkembangan adalah, “standar
emas” untuk mengukur mutu perawatan.
Namun, akan jauh lebih sulit untuk mengumpulkan dan menganalisa data
perkembangan daripada mengukur struktur atau proses. Karena kesulitan tersebut,
sering kali kami terpaksa mengukur hasil negatif, bukan hasil positif. Karena tujuan
perawatan adalah untuk menghasilkan perkembangan positif dan meminimalisir
hasil negatif, hal ini menjadi masalah yang nyata. Beberapa contoh tipe hasil positif
meliputi proporsi pasien yang memiliki hasil berikut:
 Skor yang lebih baik pada skala depresi 3 bulan setelah perawatan obat
tertentu
 Tingkat kemajuan gerakan tulang sendi dalam selang waktu 1 tahun setelah
penggantian tulang sendi.
 Waktu yang lebih banyak antara rawat inap untuk kejadian-kejadian akut bagi
pasien dengan penyakit kronis, seperti diabetes atau masalah alkohol/obat-
obatan
 Kembali bekerja dalam 60 hari setelah menjalani operasi jantung
 Level peningkatan hidup yang diberikan setelah kembali dari operasi
Walaupun informasi hasil negatif itu berguna, informasi tersebut hanyalah
sebagian dari gambaran saat kami menguji hasil pasien. Malah, kami akan mengukur
kualitas dengan menggunakan data pada hasil perawatan negatif maupun positif.
Perubahan Teknologi Informasi/Ketersediaan Data
Meningkatnya ketersediaan data pada penggunaan, harga dan hasil jasa
medis juga memudahkan konsumen, perusahaan asuransi dan biro perundang-
undangan untuk secara independen menganalisa kecenderungan dalam biaya dan
harga jasa perawatan kesehatan dan menarik kesimpulan mereka sendiri.
4
Ketersediaan data telah berkembang lebih jauh pada abad 21 dan telah
dicirikan dengan akses informasi yang lebih luas oleh perseorangan dan organisasi
terhadap sumber informasi kompleks melalui Internet. Perubahan ketersediaan data
tersebut bersifat signifikan, membuatnya mungkin bagi profesional dan yang lain
untuk membandingkan kinerja berbagai penyedia layanan.
Organisasi yang memiliki misi dan kemampuan untuk menganalisa dan
menginterpretasikan sumber data sekunder, seperti Organisasi Peningkatan Kualitas
(Quality Improvement Organization/QIO), mulai memberikan fokus lebih banyak
pada ketersediaan data perkembangan pasien untuk membuat rekomendasi bagi
peningkatan kesehatan berdasarkan CMS dan database nasional besar lainnya.
Banyak dokter yang merasa bahwa konsumen dicari untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas. Kepentingan ini dimanifestasikan dalam cara berbeda.
Konsumen Mengambil Peran Lebih Aktif
Para konsumen mulai mengambil peran lebih aktif dalam perawatan
kesehatan milik mereka sendiri. Berbagai kelompok kepentingan konsumen
mempertanyakan efektivitas berbagai praktek medis. Konsumen individu, yang lebih
berpengetahuan mengenai perawatan kesehatan, memperoleh pendapat kedua
(second opinion), mengkaji data pada provider dan membuat keputusan mengenai
pilihan perawatan. Mereka menjadi tertarik untuk memperoleh data yang akurat dan
bermanfaat mengenai harga sehubungan dengan hasil perawatan.
Rumah Sakit Menjadi Tertarik pada Hasil
Rumah sakit memerlukan informasi mengenai kinerja dokter mengenai
keputusan janji bertemu dan janji bertemu ulang. Rumah sakit juga menginginkan
informasi mengenai kualitas dan biaya bagi perencanaan dan pemasaran. Sistem
informasi tersebut dapat menggabungkan laporan medis, manajemen resiko, serta
manajemen resiko dan sistem manajemen keuangan.
Masyarakat Profesional Mencari Informasi mengenai Hasil
5
Masyarakat yang memiliki keahlian tertentu dan dewan pengesahan bagi
berbagai keahlian menginginkan informasi mengenai hasil perawatan untuk
prosedur-prosedur yang relevan, karena informasi tersebut dapat mengajarkan
standar praktek pengobatan dengan lebih baik. Selain itu, informasi tersebut dapat
membantu mengatur standar untuk sertifikasi dokter spesialis.
Agar dapat mengumpulkan dan menggunakan data hasil secara efektif,
penting untuk melakukan hal berikut:
1. Membuat standar persyaratan untuk pelaporan data
2. Meminta pelaporan data hasil/perkembangan
3. Menyesuaikan data dengan resiko
4. Mengembangkan mekanisme pelaporan dan tolok ukur (benchmarking)
Perusahaan Asuransi Menginginkan Ukuran Hasil
Beberapa organisasi sejenis HMO dan PPO (preferred provider
organizations/organisasi penyedia terpilih) meminta data tentang biaya, pola
penggunaan dan pola praktek, karena informasi seperti itu penting untuk mengelola
perawatan dalam sistem-sistem semacam ini. Selain itu, penting pula untuk
mengevaluasi biaya dan mutu perawatan yang diberikan oleh provider yang
mengikat kontrak dengan organisasi-organisasi asuransi tersebut.
Pembuat Peraturan Mencari Data mengenai Hasil
Sudah jelas bahwa program federal dan negara membayarkan sejumlah besar
uang bagi perawatan dan prosedur-prosedur yang mungkin bukanlah cara paling
efektif dalam merawat pasien. Beberapa inisiatif federal adalah:
 Badan pengaturan memulai analisis kecenderungan independen dalam
penggunaan dan biaya layanan perawatan kesehatan
 Inisiasi federal, termasuk Administrasi Veteran, berfokus pada pengukuran
dan peningkatan kualitas, termasuk perkembangan pasien
 Regulator federal terlibat, melalui organisasi peninjau, mencari kegunaan
baru dari data biaya dan hasil perawatan medis
6
 CMS baru-baru ini telah mengambil beberapa tindakan yang akan
mengurangi pembayaran rumah sakit untuk opname yang meliputi berbagai
komplikasi.
 TJC mulai menguji kemungkinan dengan menggunakan pengukuran hasil
sebagai bagian dari proses akreditasinya.
 Untuk memberikan serangkaian data mengenai biaya dan hasil, komisaris
asuransi dan pembuat undang-undang memberi amanat kepada rumah sakit
untuk melaporkan data tertentu.
Persyaratan baru bagi provider untuk menggunakan laporan kesehatan
elektronik dapat mempermudah para pembuat peraturan untuk mengumpulkan
beberapa data yang mereka perlukan untuk mengukur perkembangan pasien.
Pemilik Perseorangan Menginginkan Data mengenai Mutu Perawatan
Ada fokus yang sedang berkembang dalam menggunakan metode ilmiah dan
memanfaatkan energi dan kreativitas seluruh tingkat personel dalam sebuah
organisasi. Prinsip-prinsip Manajemen Kualitas Total (TQM) diadopsi oleh banyak
industri AS. Dalam berbagai komunitas, industri-industri yang menggunakan TQM
juga direpresentasikan pada dewan rumah sakit. Konsep-konsep TQM diperkenalkan
ke dalam manajemen rumah sakit dan kemudian mulai mengubah cara rumah sakit
tertentu dalam mencapai mutu. Tambah lagi, perserikatan dan industri meminta
informasi tentang biaya, kualitas, dan hasil pada saat mereka menegosiasikan
kontrak. Dengan penambahan beberapa keuntungan baru, perlu untuk menganalisis
apakah keuntungan tersebut sepadan dengan ongkos yang dikeluarkan.
Kelompok/Koalisi Bisnis Tertarik pada Hasil
Beberapa koalisi bisnis mempertimbangkan cara meningkatkan mutu dan
mengontrol biaya. Dua contohnya adalah Pacific Business Group on Health
(Kelompok Bisnis Pasifik pada Kesehatan) dan Kelompok Leapfrog. Table 5-3
memperlihatkan penggunaan ukuran kinerja oleh berbagai stakeholder.
7
Table 5-3 – Ukuran Kinerja untuk Peningkatan Mutu
Konsumen/
Pelanggan
Menggunakan kinerja sebagai kriteria pemilihan provider dan
rencana-rencana yang disusun
Menggunakan panduan untuk mengevaluasi perawatan yang sedang
berlangsung
Lebih berperan dalam mengelola perawatan mandiri
Pembeli Menggunakan kualitas sebagai kriteria pemilihan provider dan
rencana-rencana yang disusun
Memperlihatkan informasi mutu kepada para pegawai dan keluarga
Merencanakan insentif agar pegawai memilih kualitas
Mengembangkan sistem pembayaran insentif untuk memberikan
penghargaan atas mutu penyedia
Rencana-
rencana
kesehatan
Memilih jaringan berdasarkan ukuran kualitas
Menampilkan hasil-hasil kualitas kepada para pendaftar dan dokter
Mengembangkan sistem pembayaran insentif untuk memberikan
penghargaan atas mutu penyedia
Memasukkan ukuran mutu untuk ditinjau oleh publik
Pembuat
Peraturan
Menggunakan data berbasis fakta untuk mengembangkan regulasi
Menilai dampak kualitas dari aturan-aturan yang diajukan
Petugas
Klinik
Mempraktekkan pemberian obat berdasarkan fakta
Memilih kolega dan layanan untuk dijadikan rujukan
Memasukkan ukuran mutu untuk ditinjau oleh public
Menggunakan metode-metode kualitas untuk meningkatkan
keselamatan dan hasil
Sistem
penyampaia
n perawatan
Menjadikan kualitas sebagai faktor strategis
Mengembangkan kapasitas untuk peningkatan kualitas
Mengembangkan sistem informasi untuk mendukung praktek
berbasis fakta dan upaya-upaya peningkatan mutu
Menjalankan sistem dan kultur untuk mendukung kualitas dan
8
keselamatan
Penyesuaian Resiko dan Tolok Ukur Data Hasil: Persyaratan dan Teknik Data
Untuk mengukur pengaruh kinerja penyedia terhadap hasil dengan akurat,
diperlukan kontrol terhadap semua faktor lain. Secara historis, dua pendekatan
berbeda telah digunakan untuk melakukan penyesuaian resiko atas data mortalitas
rumah sakit: variabel setingkat rumah sakit untuk menyesuaikan tingkat kematian
kasar dan standarisasi tak langsung pada data setingkat pasien.
Data setingkat rumah sakit digunakan dalam beberapa penelitian awal.
Penulis seperti Roemer memberi alasan bahwa jika ukuran batasan tingkat rumah
sakit dikaitkan dengan tingkat kematian kasar, ukuran-ukuran tersebut dapat
digunakan untuk menyesuaikan tingkat untuk merepresentasikan kinerja setiap
rumah sakit secara lebih akurat.
Menggunakan Data Setingkat Pasien untuk Penyesuaian Resiko
Karena data setingkat rumah sakit berasal dari penggunaan secara terbatas
sebagai wakil perbedaan dalam bauran kasus dan kompleksitas kasus di rumah sakit,
tidak ada penilaian nyata dalam penggunaan data tersebut bagi penyesuaian resiko
saat ini. Data tingkat pelaksanaan kini telah tersedia dan lebih sensitif untuk
mengukur beda bauran kasus dan kompleksitas kasus di rumah sakit.
Penyesuaian Resiko vs. Penyesuaian Kepelikan Masalah
Penyesuaian resiko merupakan pendekatan empiris yang mengunakan faktor
resiko spesifik terhadap kondisi dan model-model khusus hasil. Penyesuaian
kepelikan masalah cukup berbeda sejauh ini, karena menggunakan salah satu dari
sejumlah indeks standar untuk memberikan skor kerumitan persoalan untuk masing-
masing kasus. Sebagian besar sistem kepelikan masalah adalah model hasil yang
dirancang untuk memprediksi penggunaan sumber daya, bukan perkembangan
pasien.
Prosedur-Prosedur Apa yang digunakan untuk Melakukan Penyesuaian Resiko?
9
Model prediksi resiko dapat dikembangkan dengan menggunakan metode
regresi (lihat Bab 3) yang memberikan kontrol lebih pada faktor-faktor daripada
kinerja penyedia, yang mungkin mempengaruhi perkembangan pasien (DesHarnaiis
dkk., 1991).
Penggunaan Data yang Disesuaikan dengan Resiko:
Apakah Tolok Ukur Itu, dan Mengapa Kita Mungkin Ingin Melakukannya?
Tolok ukur secara sederhana ialah penggunaan perbandingan eksternal untuk
memahami keadaan seseorang dibandingkan dengan rekan atau pesaingnya.
Biasanya, seseorang menolok ukur hasil pada tingkat jasa, atau bahkan
diagnosis atau tingkat DRG, bukan pada tingkat rumah sakit. Dengan perbandingan
eksternal, seseorang dapat mengenali wilayah kelebihan dan kekurangannya.
Perbandingan eksternal berguna saat mencoba untuk memahami cara
memprioritaskan masalah (untuk dipecahkan) di sebuah rumah sakit.
Standar Apakah yang Sebaiknya Kita Gunakan?
Membuat tolok ukur membutuhkan keputusan mengenai tipe standar yang harus
digunakan saat membandingkan hasil terhadap fasilitas atau dalam fasilitas
sepanjang waktu. Standar-standar tersebut mungkin dikembangkan dalam tiga
macam cara:
1. Mutlak (Normatif): Dalam pendekatan ini, hasil ditentukan dengan percobaan
klinis dan/atau konferensi konsensus. Standar-standar yang dikembangkan
dalam cara ini oleh pusat kesehatan akademis menggambarkan praktek ideal
pengobatan, atau kemungkinan hasil terbaik yang dapat dicapai dibawah
keadaan-keadaan optimal.
2. Empiris: Dalam pendekatan ini, hasil dinilai relatif terhadap institusi lain yang
memperlakukan pasien dengan cara serupa. Standar-standar yang
dikembangkan dengan membandingkan diri dengan institusi lain yang
memperlakukan pasien dengan cara serupa mungkin berguna untuk
membantu mengenali lingkup masalah.
10
3. Kelembagaan: Dalam pendekatan ini, hasil didasarkan pada perbandingan
diri selama waktu tertentu. Standar-standar seperti itu sering digunakan
bersama dengan jaminan kualitas dan CQI. Observasi atas fenomena yang
sama dikumpulkan sepanjang waktu tertentu untuk menentukan apakah
proses tersebut terkendali (variasi acak kecil) atau di luar kendali (fluktuasi
utama). Kita memerlukan perbandingan eksternal (penanda) untuk
memutuskan proses-proses yang harus dipetakan terlebih dahulu.
Cara Membandingkan Pengukuran Hasil
Tahapan menetapkan tolok ukur hasil :
1. Menggunakan model-model penyesuian resiko, menetapkan probabilitas
masing-masing peristiwa merugikan yang berkaitan ke setiap kasus.
2. Menambahkan keseluruhan profitabilitas yang diprediksikan untuk setiap lini
produk rumah sakit; juga menambahkan peristiwa aktual untuk lini produk
yang sama. Gunakan angka-angka ini untuk mengembangkan laporan untuk
setiap rumah sakit, membandingkan prediksi frekuensi untuk setiap kategori
kejadian merugikan pada frekuensi-frekuensi yang teramati.
3. Melakukan tes statistik untuk beda antara frekuensi-frekuensi yang diprediksi
dan diobservasi untuk menentukan apakah beda tersebut signifikan secara
statistik atau sekedar menampilkan variasi acak.
4. Mengembangkan profil-profil sistem, membandingkan rumah sakit
menggunakan pengukuran yang disesuaikan dengan resiko.
Mengenali Keterbatasan Pengukuran Hasil
Pengukuran perkembangan pasien yang didapatkan dari ikhtisar saat keluar
(dari fasilitas pelayanan) dan data penagihan memiliki keterbatasan yang melekat
karena minimnya konteks yang disediakan oleh informasi klinis mendalam yang
bersangkutan. Persoalan dengan kualitas data jelas akan mempengaruhi pencapaian
nilai rumah sakit pada pengukuran-pengukuran ini. Tidak terdapat bukti bahwa
11
sebuah rumah sakit yang dinilai baik pada satu pengukuran akan mendapat hasil
yang baik pula pada pengkuran lainnya. Banyak gejala serupa yang terbukti saat
mengupayakan perbandingan di berbagai kota dan negara.
Permasalahan dengan Berbagai Himpunan Pengukuran atas Kejadian Kesalahan
Apakah ukuran-ukuran yang berlainan saling berhubungan?
Suatu indeks perfoma rumah sakit yang valid harus terdiri atas berbagai
aspek perawatan rumah sakit. Tidaklah mungkin, baik secara konsep maupun teknik,
mengkonstruksikan indeks eksklusif tunggal atas mutu perawatan rumah sakit. Yang
dimungkinkan adalah membangun beberapa indeks yang mengukur aspek-aspek
penting kualitas secara valid, kemudian menguji hubungan di antara berbagai
pengukuran untuk melihat apakah mereka berkorelasi. Jika berbagai indikator
berkorelasi dengan signifikan, maka kita dapat mengkonstruksikan keseluruhan
(unidimensi) pengukuran kualitas. Namun jika tidak berkorelasi, berarti berbagai
komponen mengukur dimensi-dimensi kualitas yang berlainan dan bahwa
pengukuran terpisah diperlukan untuk memperoleh sebuah kesan valid atas kinerja
rumah sakit.
Dapatkah pengukuran yang berlainan atas kejadian kesalahan ditekankan untuk
menciptakan indeks unidimensi?
Mungkin tidak begitu. Ukuran-ukuran tersebut tidak memiliki nilai penting
yang sama, dan tidak masuk akal jika kita ingin memperlakukan mereka seolah-olah
mereka serupa.
Kesimpulan
Kualitas jelas menjadi sesuatu yang mutlak bagi penyedia pelayan kesehatan
mana pun, tetapi ia mensyaratkan perencanaan dan upaya yang cermat. Informasi-
12
informasi yang diperlukan untuk mengkur perfoma berbasis hasil semakin banyak
tersedia. Para penyedia dapat berjuang mempertahankan otonomi profesional
dengan mencoba menyingkirkan penilai, atau justru memimpin dengan menjadi ahli
atas penilaian mutu dan mengaplikasikan ketrampilan baru mereka di operasi yang
sedang berlangsung. Profesional medis dapat mengedukasi para anggotanya tentang
cara berpartisipasi dalam proses peningkatan kualitas, memadukannya dengan
disiplin lain dan kelompok profesional untuk menuju pembenahan analisis dan
proses serta membantu mengembangkan konsensus tentang hal-hal yang telah
diketahui saat ini serta penelitian yang harus dilakukan di masa yang akan datang.
Profesional medis ini dapat memberdayakan anggotanya untuk mengikuti metode
ilmiah di level pragmatis pada semua aspek medis dan di semua tatanan, juga
berpihak pada mutu yang berorientasi pada konsumen serta pengukurannya.
Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 5 Buku Implementing
Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).

More Related Content

What's hot

Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Model dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanModel dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanBita Fadillah
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Amalia Senja
 
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookChapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 8 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 8 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 8 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 8 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Komponen model Dokumentasi Keperawatan
Komponen model Dokumentasi KeperawatanKomponen model Dokumentasi Keperawatan
Komponen model Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 12 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatanDokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
 
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah SakitMenyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
 
Model dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanModel dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatan
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
Audit mutu
Audit mutuAudit mutu
Audit mutu
 
Perkembangan dokumentasi keperawatan
Perkembangan dokumentasi keperawatanPerkembangan dokumentasi keperawatan
Perkembangan dokumentasi keperawatan
 
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
 
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookChapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
 
Pasien safety
Pasien safetyPasien safety
Pasien safety
 
Chapter 8 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 8 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 8 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 8 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
 
Komponen model Dokumentasi Keperawatan
Komponen model Dokumentasi KeperawatanKomponen model Dokumentasi Keperawatan
Komponen model Dokumentasi Keperawatan
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
 

Viewers also liked

Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for qualityNasiatul Salim
 
HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR
HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR
HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR REA-2015
 
Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)Manisha Dasgupta
 
Mihai_Tache_Detailed_CV_v10
Mihai_Tache_Detailed_CV_v10Mihai_Tache_Detailed_CV_v10
Mihai_Tache_Detailed_CV_v10Mihai Tache
 
AmandaBecker Samples
AmandaBecker SamplesAmandaBecker Samples
AmandaBecker SamplesAmanda Becker
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Označení sídla firmy
Označení sídla firmy Označení sídla firmy
Označení sídla firmy Firmin
 
Hacking geriatric care - Rules of engagement
Hacking geriatric care - Rules of engagementHacking geriatric care - Rules of engagement
Hacking geriatric care - Rules of engagementChris Jones
 
CareCircle Final Pitch
CareCircle Final PitchCareCircle Final Pitch
CareCircle Final PitchChris Jones
 
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13Martin Merritt
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Representation presentation
Representation presentationRepresentation presentation
Representation presentationRebeccaGerrans
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Universal_Credit_One_Year_In
Universal_Credit_One_Year_InUniversal_Credit_One_Year_In
Universal_Credit_One_Year_InGareth Bevan
 

Viewers also liked (17)

cv wycliffe soloworld
cv wycliffe soloworldcv wycliffe soloworld
cv wycliffe soloworld
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for quality
 
HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR
HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR
HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR
 
Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)
 
Mihai_Tache_Detailed_CV_v10
Mihai_Tache_Detailed_CV_v10Mihai_Tache_Detailed_CV_v10
Mihai_Tache_Detailed_CV_v10
 
AmandaBecker Samples
AmandaBecker SamplesAmandaBecker Samples
AmandaBecker Samples
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
 
Evaluation task 3
Evaluation task 3Evaluation task 3
Evaluation task 3
 
Označení sídla firmy
Označení sídla firmy Označení sídla firmy
Označení sídla firmy
 
Hacking geriatric care - Rules of engagement
Hacking geriatric care - Rules of engagementHacking geriatric care - Rules of engagement
Hacking geriatric care - Rules of engagement
 
CareCircle Final Pitch
CareCircle Final PitchCareCircle Final Pitch
CareCircle Final Pitch
 
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
 
Representation presentation
Representation presentationRepresentation presentation
Representation presentation
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
 
christifideles_laici
christifideles_laicichristifideles_laici
christifideles_laici
 
Universal_Credit_One_Year_In
Universal_Credit_One_Year_InUniversal_Credit_One_Year_In
Universal_Credit_One_Year_In
 

Similar to Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care

Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanNasiatul Salim
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661sicua050896
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
PC for Patient With Spesific disease
PC for Patient With Spesific diseasePC for Patient With Spesific disease
PC for Patient With Spesific diseaseLisaSofitriana
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...fitriandriasari
 
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Nasiatul Salim
 
Asuransi Kesehatan Konvensional dan Managed Care-Saafirina Aulia Rahmi
Asuransi Kesehatan Konvensional dan Managed Care-Saafirina Aulia RahmiAsuransi Kesehatan Konvensional dan Managed Care-Saafirina Aulia Rahmi
Asuransi Kesehatan Konvensional dan Managed Care-Saafirina Aulia Rahmisafirinaauliarahmi1
 
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Nasiatul Salim
 
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananMutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananyusimilanty
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Kebijakan akreditasi puskesmas
Kebijakan akreditasi puskesmasKebijakan akreditasi puskesmas
Kebijakan akreditasi puskesmasTaufikkamba
 
Kebijakan Akreditasi FKTP
Kebijakan Akreditasi FKTPKebijakan Akreditasi FKTP
Kebijakan Akreditasi FKTPTaufikkamba
 

Similar to Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care (20)

Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
 
31 121-1-pb
31 121-1-pb31 121-1-pb
31 121-1-pb
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
PC for Patient With Spesific disease
PC for Patient With Spesific diseasePC for Patient With Spesific disease
PC for Patient With Spesific disease
 
Tugas 9 mmpk
Tugas 9 mmpkTugas 9 mmpk
Tugas 9 mmpk
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
 
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
 
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
Asuransi Kesehatan Konvensional dan Managed Care-Saafirina Aulia Rahmi
Asuransi Kesehatan Konvensional dan Managed Care-Saafirina Aulia RahmiAsuransi Kesehatan Konvensional dan Managed Care-Saafirina Aulia Rahmi
Asuransi Kesehatan Konvensional dan Managed Care-Saafirina Aulia Rahmi
 
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananMutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Kebijakan akreditasi puskesmas
Kebijakan akreditasi puskesmasKebijakan akreditasi puskesmas
Kebijakan akreditasi puskesmas
 
Kebijakan Akreditasi FKTP
Kebijakan Akreditasi FKTPKebijakan Akreditasi FKTP
Kebijakan Akreditasi FKTP
 

More from Nasiatul Salim

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitNasiatul Salim
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanNasiatul Salim
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanNasiatul Salim
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Nasiatul Salim
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Nasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Nasiatul Salim
 
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Nasiatul Salim
 
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Nasiatul Salim
 

More from Nasiatul Salim (14)

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 

Recently uploaded

PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 

Recently uploaded (12)

PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 

Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care

  • 1. 1 BAB5. MODEL KINERJA MUTU Pertanyaan penting yang dihadapi sebagian besar upaya peningkatan pelayanan kesehatan adalah bagaimana mengevaluasi performa klinis. Sebuah Kerangka Konseptual dan Definisi Mutu Menurut Dr. Avedis Donabedian (1980, 1982, 1986), definisi kualitas pada umumnya mencerminkan nilai-nilai dan tujuan-tujuan sistem pelayanan kesehatan saat ini. Donabedia mengajukan kerangka kerja untuk mengkonseptualisasikan mutu dengan memberikan tiga aspek perawatan:  Struktur : sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk menyediakan pelayanan, yang mencakup fasilitas-fasilitas, peralatan dan petugas terlatih.  Proses : aktivitas-aktivitas memberikan dan menerima perawatan (aktivitas- aktivitas pasien dalam mencari perawatan, juga kegiatan yang dilakukan praktisi)  Perkembangan : Terutama, perubahan-perubahan di kondisi pasien setelah perawatan; juga mencakup pengetahuan dan kepuasan konsumen. Donabedian memperluas pengertian kualitas dengan tidak hanya mencakup manajemen teknik dalam mengatasi pasien namun juga manajemen hubungan interpersonal, dan akses pada perawatan dan kontinuitas perawatan. Tahun 1988, US Office of Technology Assessment (OTA) mendefinisikan pelayanan kesehatan sebagai “tingkat pada saat proses perawatan meningkatkan probabilitas hasil yang diinginkan oleh pasien dan mengurangi kemungkinan hasil yang tidak diinginkan”. Institute of Medicine (IOM) di tahun 2000-2001 menerbitkan serangkaian laporan tentang kualitas: cakupan kualitas dan persoalan keamanan. Menurut IOM kualitas pelayanan kesehatan harus mencakup:  Keamanan – menghindari cedera pada pasien akibat perawatan yang dimaksudkan untuk membantu mereka.  Efektif – memberikan layanan berdasar pada pengetahuan ilmiah untuk semua yang dapat memberikan manfaat dan menahan diri memberikan layanan bagi mereka yang kemungkinan tidak memberikan keuntungan.
  • 2. 2  Mementingkan pasien – memberikan perawatan yang menghormati dan menanggapi preferensi, kebutuhan serta nilai pasien dan menjamin bahwa nilai pasien menjadi panduan semua keputusan klinis.  Tepat waktu – mengurangi waktu tunggu dan terkadang penundaan yang membahayakan bagi mereka yang menerima dan juga memberikan perawatan.  Efisien – menghindari pemborosan, termasuk pemborosan peralatan, suplai, gagasan-gagasan dan energi.  Kelayakan – tidak memberikan layanan dengan mutu berbeda yang dikarenakan oleh karakteristik personal seperti gender, suku, lokasi geografis dan status sosioekonomi. Pengertian kualitas ini memperluas definisi mutu terdahulu untuk menyadari bahwa perawatan berkualitas tinggi tidak hanya harus fokus pada proses perawatan (timeliness/ketepatan waktu), perkembangan pasien (keamanan dan efektivitas), dan perspektif pasien (berpusat pada pasien), tetapi harus juga fokus pada ketentuan yang lebih luas mengenai sistem sosial dan ekonomi pada tempat atau lokasi yang diberikan perawatan (efisiensi dan kesetaraan). Pada berbagai kasus, seseorang dapat dengan mudah melakukan ‘inventaris’ ukuran struktural dengan menggunakan daftar periksa mengenai sumber daya yang dianggap penting untuk memastikan kapasitas untuk memberikan jenis perawatan. Proses-proses perawatan umumnya didokumentasikan dalam laporan pasien, dan juga dalam tagihan atau kumpulan data kebutuhan, karena proses yang dilakukan biasanya menentukan pembayaran yang diterima para profesional. Dengan lebih memanfaatkan ukuran proses daripada perkembangannya, mengevaluasi mutu perawatan akan valid jika ada bukti kuat yang mendukung pengukuran tersebut. Ini berarti, ada bukti kuat bahwa terdapat hubungan sangat erat antara ‘melakukan hal yang baik dengan cara yang benar’ dan mendapat hasil baik. Ukuran Perkembangan Pasien
  • 3. 3 Ukuran perkembangan adalah hal yang benar-benar akan digunakan, karena poin keseluruhan dari perawatan pasien adalah meningkatkan kemungkinan hasil yang diinginkan oleh pasien dan mengurangi kemungkinan hasil yang tidak diinginkan, dengan memberikan tingkat pengetahuan medis. Menurut definisi kualitas OTA yang telah dikutip sebelumnya, ukuran perkembangan adalah, “standar emas” untuk mengukur mutu perawatan. Namun, akan jauh lebih sulit untuk mengumpulkan dan menganalisa data perkembangan daripada mengukur struktur atau proses. Karena kesulitan tersebut, sering kali kami terpaksa mengukur hasil negatif, bukan hasil positif. Karena tujuan perawatan adalah untuk menghasilkan perkembangan positif dan meminimalisir hasil negatif, hal ini menjadi masalah yang nyata. Beberapa contoh tipe hasil positif meliputi proporsi pasien yang memiliki hasil berikut:  Skor yang lebih baik pada skala depresi 3 bulan setelah perawatan obat tertentu  Tingkat kemajuan gerakan tulang sendi dalam selang waktu 1 tahun setelah penggantian tulang sendi.  Waktu yang lebih banyak antara rawat inap untuk kejadian-kejadian akut bagi pasien dengan penyakit kronis, seperti diabetes atau masalah alkohol/obat- obatan  Kembali bekerja dalam 60 hari setelah menjalani operasi jantung  Level peningkatan hidup yang diberikan setelah kembali dari operasi Walaupun informasi hasil negatif itu berguna, informasi tersebut hanyalah sebagian dari gambaran saat kami menguji hasil pasien. Malah, kami akan mengukur kualitas dengan menggunakan data pada hasil perawatan negatif maupun positif. Perubahan Teknologi Informasi/Ketersediaan Data Meningkatnya ketersediaan data pada penggunaan, harga dan hasil jasa medis juga memudahkan konsumen, perusahaan asuransi dan biro perundang- undangan untuk secara independen menganalisa kecenderungan dalam biaya dan harga jasa perawatan kesehatan dan menarik kesimpulan mereka sendiri.
  • 4. 4 Ketersediaan data telah berkembang lebih jauh pada abad 21 dan telah dicirikan dengan akses informasi yang lebih luas oleh perseorangan dan organisasi terhadap sumber informasi kompleks melalui Internet. Perubahan ketersediaan data tersebut bersifat signifikan, membuatnya mungkin bagi profesional dan yang lain untuk membandingkan kinerja berbagai penyedia layanan. Organisasi yang memiliki misi dan kemampuan untuk menganalisa dan menginterpretasikan sumber data sekunder, seperti Organisasi Peningkatan Kualitas (Quality Improvement Organization/QIO), mulai memberikan fokus lebih banyak pada ketersediaan data perkembangan pasien untuk membuat rekomendasi bagi peningkatan kesehatan berdasarkan CMS dan database nasional besar lainnya. Banyak dokter yang merasa bahwa konsumen dicari untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas. Kepentingan ini dimanifestasikan dalam cara berbeda. Konsumen Mengambil Peran Lebih Aktif Para konsumen mulai mengambil peran lebih aktif dalam perawatan kesehatan milik mereka sendiri. Berbagai kelompok kepentingan konsumen mempertanyakan efektivitas berbagai praktek medis. Konsumen individu, yang lebih berpengetahuan mengenai perawatan kesehatan, memperoleh pendapat kedua (second opinion), mengkaji data pada provider dan membuat keputusan mengenai pilihan perawatan. Mereka menjadi tertarik untuk memperoleh data yang akurat dan bermanfaat mengenai harga sehubungan dengan hasil perawatan. Rumah Sakit Menjadi Tertarik pada Hasil Rumah sakit memerlukan informasi mengenai kinerja dokter mengenai keputusan janji bertemu dan janji bertemu ulang. Rumah sakit juga menginginkan informasi mengenai kualitas dan biaya bagi perencanaan dan pemasaran. Sistem informasi tersebut dapat menggabungkan laporan medis, manajemen resiko, serta manajemen resiko dan sistem manajemen keuangan. Masyarakat Profesional Mencari Informasi mengenai Hasil
  • 5. 5 Masyarakat yang memiliki keahlian tertentu dan dewan pengesahan bagi berbagai keahlian menginginkan informasi mengenai hasil perawatan untuk prosedur-prosedur yang relevan, karena informasi tersebut dapat mengajarkan standar praktek pengobatan dengan lebih baik. Selain itu, informasi tersebut dapat membantu mengatur standar untuk sertifikasi dokter spesialis. Agar dapat mengumpulkan dan menggunakan data hasil secara efektif, penting untuk melakukan hal berikut: 1. Membuat standar persyaratan untuk pelaporan data 2. Meminta pelaporan data hasil/perkembangan 3. Menyesuaikan data dengan resiko 4. Mengembangkan mekanisme pelaporan dan tolok ukur (benchmarking) Perusahaan Asuransi Menginginkan Ukuran Hasil Beberapa organisasi sejenis HMO dan PPO (preferred provider organizations/organisasi penyedia terpilih) meminta data tentang biaya, pola penggunaan dan pola praktek, karena informasi seperti itu penting untuk mengelola perawatan dalam sistem-sistem semacam ini. Selain itu, penting pula untuk mengevaluasi biaya dan mutu perawatan yang diberikan oleh provider yang mengikat kontrak dengan organisasi-organisasi asuransi tersebut. Pembuat Peraturan Mencari Data mengenai Hasil Sudah jelas bahwa program federal dan negara membayarkan sejumlah besar uang bagi perawatan dan prosedur-prosedur yang mungkin bukanlah cara paling efektif dalam merawat pasien. Beberapa inisiatif federal adalah:  Badan pengaturan memulai analisis kecenderungan independen dalam penggunaan dan biaya layanan perawatan kesehatan  Inisiasi federal, termasuk Administrasi Veteran, berfokus pada pengukuran dan peningkatan kualitas, termasuk perkembangan pasien  Regulator federal terlibat, melalui organisasi peninjau, mencari kegunaan baru dari data biaya dan hasil perawatan medis
  • 6. 6  CMS baru-baru ini telah mengambil beberapa tindakan yang akan mengurangi pembayaran rumah sakit untuk opname yang meliputi berbagai komplikasi.  TJC mulai menguji kemungkinan dengan menggunakan pengukuran hasil sebagai bagian dari proses akreditasinya.  Untuk memberikan serangkaian data mengenai biaya dan hasil, komisaris asuransi dan pembuat undang-undang memberi amanat kepada rumah sakit untuk melaporkan data tertentu. Persyaratan baru bagi provider untuk menggunakan laporan kesehatan elektronik dapat mempermudah para pembuat peraturan untuk mengumpulkan beberapa data yang mereka perlukan untuk mengukur perkembangan pasien. Pemilik Perseorangan Menginginkan Data mengenai Mutu Perawatan Ada fokus yang sedang berkembang dalam menggunakan metode ilmiah dan memanfaatkan energi dan kreativitas seluruh tingkat personel dalam sebuah organisasi. Prinsip-prinsip Manajemen Kualitas Total (TQM) diadopsi oleh banyak industri AS. Dalam berbagai komunitas, industri-industri yang menggunakan TQM juga direpresentasikan pada dewan rumah sakit. Konsep-konsep TQM diperkenalkan ke dalam manajemen rumah sakit dan kemudian mulai mengubah cara rumah sakit tertentu dalam mencapai mutu. Tambah lagi, perserikatan dan industri meminta informasi tentang biaya, kualitas, dan hasil pada saat mereka menegosiasikan kontrak. Dengan penambahan beberapa keuntungan baru, perlu untuk menganalisis apakah keuntungan tersebut sepadan dengan ongkos yang dikeluarkan. Kelompok/Koalisi Bisnis Tertarik pada Hasil Beberapa koalisi bisnis mempertimbangkan cara meningkatkan mutu dan mengontrol biaya. Dua contohnya adalah Pacific Business Group on Health (Kelompok Bisnis Pasifik pada Kesehatan) dan Kelompok Leapfrog. Table 5-3 memperlihatkan penggunaan ukuran kinerja oleh berbagai stakeholder.
  • 7. 7 Table 5-3 – Ukuran Kinerja untuk Peningkatan Mutu Konsumen/ Pelanggan Menggunakan kinerja sebagai kriteria pemilihan provider dan rencana-rencana yang disusun Menggunakan panduan untuk mengevaluasi perawatan yang sedang berlangsung Lebih berperan dalam mengelola perawatan mandiri Pembeli Menggunakan kualitas sebagai kriteria pemilihan provider dan rencana-rencana yang disusun Memperlihatkan informasi mutu kepada para pegawai dan keluarga Merencanakan insentif agar pegawai memilih kualitas Mengembangkan sistem pembayaran insentif untuk memberikan penghargaan atas mutu penyedia Rencana- rencana kesehatan Memilih jaringan berdasarkan ukuran kualitas Menampilkan hasil-hasil kualitas kepada para pendaftar dan dokter Mengembangkan sistem pembayaran insentif untuk memberikan penghargaan atas mutu penyedia Memasukkan ukuran mutu untuk ditinjau oleh publik Pembuat Peraturan Menggunakan data berbasis fakta untuk mengembangkan regulasi Menilai dampak kualitas dari aturan-aturan yang diajukan Petugas Klinik Mempraktekkan pemberian obat berdasarkan fakta Memilih kolega dan layanan untuk dijadikan rujukan Memasukkan ukuran mutu untuk ditinjau oleh public Menggunakan metode-metode kualitas untuk meningkatkan keselamatan dan hasil Sistem penyampaia n perawatan Menjadikan kualitas sebagai faktor strategis Mengembangkan kapasitas untuk peningkatan kualitas Mengembangkan sistem informasi untuk mendukung praktek berbasis fakta dan upaya-upaya peningkatan mutu Menjalankan sistem dan kultur untuk mendukung kualitas dan
  • 8. 8 keselamatan Penyesuaian Resiko dan Tolok Ukur Data Hasil: Persyaratan dan Teknik Data Untuk mengukur pengaruh kinerja penyedia terhadap hasil dengan akurat, diperlukan kontrol terhadap semua faktor lain. Secara historis, dua pendekatan berbeda telah digunakan untuk melakukan penyesuaian resiko atas data mortalitas rumah sakit: variabel setingkat rumah sakit untuk menyesuaikan tingkat kematian kasar dan standarisasi tak langsung pada data setingkat pasien. Data setingkat rumah sakit digunakan dalam beberapa penelitian awal. Penulis seperti Roemer memberi alasan bahwa jika ukuran batasan tingkat rumah sakit dikaitkan dengan tingkat kematian kasar, ukuran-ukuran tersebut dapat digunakan untuk menyesuaikan tingkat untuk merepresentasikan kinerja setiap rumah sakit secara lebih akurat. Menggunakan Data Setingkat Pasien untuk Penyesuaian Resiko Karena data setingkat rumah sakit berasal dari penggunaan secara terbatas sebagai wakil perbedaan dalam bauran kasus dan kompleksitas kasus di rumah sakit, tidak ada penilaian nyata dalam penggunaan data tersebut bagi penyesuaian resiko saat ini. Data tingkat pelaksanaan kini telah tersedia dan lebih sensitif untuk mengukur beda bauran kasus dan kompleksitas kasus di rumah sakit. Penyesuaian Resiko vs. Penyesuaian Kepelikan Masalah Penyesuaian resiko merupakan pendekatan empiris yang mengunakan faktor resiko spesifik terhadap kondisi dan model-model khusus hasil. Penyesuaian kepelikan masalah cukup berbeda sejauh ini, karena menggunakan salah satu dari sejumlah indeks standar untuk memberikan skor kerumitan persoalan untuk masing- masing kasus. Sebagian besar sistem kepelikan masalah adalah model hasil yang dirancang untuk memprediksi penggunaan sumber daya, bukan perkembangan pasien. Prosedur-Prosedur Apa yang digunakan untuk Melakukan Penyesuaian Resiko?
  • 9. 9 Model prediksi resiko dapat dikembangkan dengan menggunakan metode regresi (lihat Bab 3) yang memberikan kontrol lebih pada faktor-faktor daripada kinerja penyedia, yang mungkin mempengaruhi perkembangan pasien (DesHarnaiis dkk., 1991). Penggunaan Data yang Disesuaikan dengan Resiko: Apakah Tolok Ukur Itu, dan Mengapa Kita Mungkin Ingin Melakukannya? Tolok ukur secara sederhana ialah penggunaan perbandingan eksternal untuk memahami keadaan seseorang dibandingkan dengan rekan atau pesaingnya. Biasanya, seseorang menolok ukur hasil pada tingkat jasa, atau bahkan diagnosis atau tingkat DRG, bukan pada tingkat rumah sakit. Dengan perbandingan eksternal, seseorang dapat mengenali wilayah kelebihan dan kekurangannya. Perbandingan eksternal berguna saat mencoba untuk memahami cara memprioritaskan masalah (untuk dipecahkan) di sebuah rumah sakit. Standar Apakah yang Sebaiknya Kita Gunakan? Membuat tolok ukur membutuhkan keputusan mengenai tipe standar yang harus digunakan saat membandingkan hasil terhadap fasilitas atau dalam fasilitas sepanjang waktu. Standar-standar tersebut mungkin dikembangkan dalam tiga macam cara: 1. Mutlak (Normatif): Dalam pendekatan ini, hasil ditentukan dengan percobaan klinis dan/atau konferensi konsensus. Standar-standar yang dikembangkan dalam cara ini oleh pusat kesehatan akademis menggambarkan praktek ideal pengobatan, atau kemungkinan hasil terbaik yang dapat dicapai dibawah keadaan-keadaan optimal. 2. Empiris: Dalam pendekatan ini, hasil dinilai relatif terhadap institusi lain yang memperlakukan pasien dengan cara serupa. Standar-standar yang dikembangkan dengan membandingkan diri dengan institusi lain yang memperlakukan pasien dengan cara serupa mungkin berguna untuk membantu mengenali lingkup masalah.
  • 10. 10 3. Kelembagaan: Dalam pendekatan ini, hasil didasarkan pada perbandingan diri selama waktu tertentu. Standar-standar seperti itu sering digunakan bersama dengan jaminan kualitas dan CQI. Observasi atas fenomena yang sama dikumpulkan sepanjang waktu tertentu untuk menentukan apakah proses tersebut terkendali (variasi acak kecil) atau di luar kendali (fluktuasi utama). Kita memerlukan perbandingan eksternal (penanda) untuk memutuskan proses-proses yang harus dipetakan terlebih dahulu. Cara Membandingkan Pengukuran Hasil Tahapan menetapkan tolok ukur hasil : 1. Menggunakan model-model penyesuian resiko, menetapkan probabilitas masing-masing peristiwa merugikan yang berkaitan ke setiap kasus. 2. Menambahkan keseluruhan profitabilitas yang diprediksikan untuk setiap lini produk rumah sakit; juga menambahkan peristiwa aktual untuk lini produk yang sama. Gunakan angka-angka ini untuk mengembangkan laporan untuk setiap rumah sakit, membandingkan prediksi frekuensi untuk setiap kategori kejadian merugikan pada frekuensi-frekuensi yang teramati. 3. Melakukan tes statistik untuk beda antara frekuensi-frekuensi yang diprediksi dan diobservasi untuk menentukan apakah beda tersebut signifikan secara statistik atau sekedar menampilkan variasi acak. 4. Mengembangkan profil-profil sistem, membandingkan rumah sakit menggunakan pengukuran yang disesuaikan dengan resiko. Mengenali Keterbatasan Pengukuran Hasil Pengukuran perkembangan pasien yang didapatkan dari ikhtisar saat keluar (dari fasilitas pelayanan) dan data penagihan memiliki keterbatasan yang melekat karena minimnya konteks yang disediakan oleh informasi klinis mendalam yang bersangkutan. Persoalan dengan kualitas data jelas akan mempengaruhi pencapaian nilai rumah sakit pada pengukuran-pengukuran ini. Tidak terdapat bukti bahwa
  • 11. 11 sebuah rumah sakit yang dinilai baik pada satu pengukuran akan mendapat hasil yang baik pula pada pengkuran lainnya. Banyak gejala serupa yang terbukti saat mengupayakan perbandingan di berbagai kota dan negara. Permasalahan dengan Berbagai Himpunan Pengukuran atas Kejadian Kesalahan Apakah ukuran-ukuran yang berlainan saling berhubungan? Suatu indeks perfoma rumah sakit yang valid harus terdiri atas berbagai aspek perawatan rumah sakit. Tidaklah mungkin, baik secara konsep maupun teknik, mengkonstruksikan indeks eksklusif tunggal atas mutu perawatan rumah sakit. Yang dimungkinkan adalah membangun beberapa indeks yang mengukur aspek-aspek penting kualitas secara valid, kemudian menguji hubungan di antara berbagai pengukuran untuk melihat apakah mereka berkorelasi. Jika berbagai indikator berkorelasi dengan signifikan, maka kita dapat mengkonstruksikan keseluruhan (unidimensi) pengukuran kualitas. Namun jika tidak berkorelasi, berarti berbagai komponen mengukur dimensi-dimensi kualitas yang berlainan dan bahwa pengukuran terpisah diperlukan untuk memperoleh sebuah kesan valid atas kinerja rumah sakit. Dapatkah pengukuran yang berlainan atas kejadian kesalahan ditekankan untuk menciptakan indeks unidimensi? Mungkin tidak begitu. Ukuran-ukuran tersebut tidak memiliki nilai penting yang sama, dan tidak masuk akal jika kita ingin memperlakukan mereka seolah-olah mereka serupa. Kesimpulan Kualitas jelas menjadi sesuatu yang mutlak bagi penyedia pelayan kesehatan mana pun, tetapi ia mensyaratkan perencanaan dan upaya yang cermat. Informasi-
  • 12. 12 informasi yang diperlukan untuk mengkur perfoma berbasis hasil semakin banyak tersedia. Para penyedia dapat berjuang mempertahankan otonomi profesional dengan mencoba menyingkirkan penilai, atau justru memimpin dengan menjadi ahli atas penilaian mutu dan mengaplikasikan ketrampilan baru mereka di operasi yang sedang berlangsung. Profesional medis dapat mengedukasi para anggotanya tentang cara berpartisipasi dalam proses peningkatan kualitas, memadukannya dengan disiplin lain dan kelompok profesional untuk menuju pembenahan analisis dan proses serta membantu mengembangkan konsensus tentang hal-hal yang telah diketahui saat ini serta penelitian yang harus dilakukan di masa yang akan datang. Profesional medis ini dapat memberdayakan anggotanya untuk mengikuti metode ilmiah di level pragmatis pada semua aspek medis dan di semua tatanan, juga berpihak pada mutu yang berorientasi pada konsumen serta pengukurannya. Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).