SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
BAB II. KONSEP-KONSEP DASAR KUALITAS PERAWATAN KESEHATAN
Konsep-konsep yang berkaitan dengan definisi:
Sejumlah atribut dapat mengkarakterisasikan kualitas layanan perawatan
kesehatan (Campbell, Roland, dan Buetow 2000; Donabedian 2003).
Kinerja Teknis
Kualitas kinerja teknis mengacu pada seberapa baik pengetahuan dan teknologi
medis ilmiah saat ini yang diaplikasikan pada situasi tertentu.
Manajemen Hubungan Interpersonal
Kualitas hubungan interpersonal mengacu pada seberapa baik dokter
menghubungkan pasien pada tingkat manusia. Kualitas hubungan interpersonal juga
penting karena bagaimana itu dapat mempengaruhi kinerja teknis (Donabedian 1988a).
Hubungan yang baik dengan pasien seringkali peting dalam memotivasi pasien untuk
mengikuti cara hidup perawatan yang ditentukan, seperti pengobatan dan membuat
perubahan gaya hidup.
Keramah-tamahan
Kualitas keramahtamahan perawatan mengacu pada karakteristik pengaturan
dimana pertemuan antara pasien dan dokter terjadi, seperti kenyamanan, kesenangan
hidup, dan privacy (Donabedian 1980). Selain itu, keramahtamahan dapat menghasilkan
keuntungan yang lebih tidak langsung.
Akses
Kualitas akses perawatan mengacu pada “tingkat sampai mana individu dan
kelompok mampu memperoleh layanan yang dibutuhkan” (IOM 1993). Seberapa mudah
orang-orang mendapatkan layanan tergantung, sebaliknya, sampai mana karakteristik
dan harapan pasien cocok dengan penyedianya.
Daya Respon terhadap pilihan pasien
Dalam formulasi sebelumnya, daya respon pada preferensi pasien hanyalah
salah satu faktor yang dilihat menentukan kualitas hubungan interpersonal pasien-
dokter (Donabedian 1980). Sekarang, pentingnya daya respon terhadap preferensi
pasien dalam konteks kualitas perawatan semakin dikenal, misalnya, oleh Donabedian
(2003) dibawah rubrik “kemampuan menerima” dan oleh Lembaga Pengobatan (IOM
2001) sebagai “penghargaan bagi nilai, preferensi, dan kebutuhan yang diekspresikan
pasien.”
Keadilan/Kesetaraan
Dengan menemukan jumlah, tipe, atau kualitas perawatan kesehatan yang
diberikan dapat dihubungkan secara sistematis bagi karakteristik individu, khususnya ras
dan etnis, dari pada kebutuhan individu terhadap perawatan dan prefensi perawatan
kesehatan, telah mempertinggi perhatian mengenai kesetaraam dalam penyampaian
layanan kesehatan (Wyszewianski dan Donabedian 1981; IOM 2002).
Efisiensi
Efisiensi mengacu pada seberapa baik sumber daya digunakan dalam mencapai
hasil yang diberikan. Efisiensi meningkatkan kapanpun sumber daya digunakan untuk
menghasilkan
Efektivitas Biaya
Efektivitas biaya tindakan perawatan kesehatan ditentukan dengan seberapa
banyak keuntungannya, secara umum diukur dalam peningkatan status kesehatan, hasil
intervensi untuk tingkat pengeluaran khusus (Gold dkk1996). Perspektif maksimalisasi
pada kualitas dikarakterisasikan dengan pengeluaran sumber daya pada titik yang tidak
mengandung keuntungan tambahan; sumber daya digunakan sejauh menghasilkan
keuntungan positif, meskipun kecil.
Definisi-Definisi yang Berlainan
Walaupun setiap orang menilai atribut kualitas tertentu hingga tingkat yang baru
dijelaskan, stakeholder lain cenderung melibatkan tingkat kepentingan berbeda
terhadap atribut-atribut individu (Blumenthal 1996; Hartoleh 2004), menghasilkan
perbedaan antara dokter, pasien, manajer, pembayar dan masyarakat dalam
menentukan kualitas perawatan. Tabel 2.1 menggambarkan perbedaan stereotipikal
dalam kelompok-kelompok ini berdasarkan tingkat penilaian mereka terhadap atribut-
atribut individual pelayanan dalam konteks kualitas.
Masyarakat
Pada tingkat kolektif atau masyarakat, definisi kualitas perawatan mencerminkan
perhatian dengan kesamaan efisiensi dan efektivitas biaya pada pembayar pihak ketiga
pemerintah, seperti manajer dan untuk alasan yang sama. Aspek teknik kualitas tampak
luas pada tingkat masyarakat. Di sini, banyak yang percaya bahwa teknik perawatan bisa
ditaksir dan dilindungi dengan lebih efektif daripada pada level warga individu. Akses
menuju perawatan dan keadilan penting bagi konsep kualitas tingkat masyarakat untuk
memperlebar kolektivitas yang terlihat sebagai tanggung jawab untuk semua orang,
termasuk khususnya mencabut hak memilih kelompok.
Apakah Kelima Definisi Tidak Dapat Direkonsilisasi?
Meskipun berbeda, lima definisi –dokter, pasien, pembayar, manajer, dan
masyarakat- memiliki peran yang besar. Walaupun setiap definisi menekankan aspek
yang berbeda terhadap perawatan, tidak termasuk aspek-aspek lainnya (Tabel 2.1).
Masalah definisi hanya terdapat pada hubungan efektivitas biaya. Efektivitas biaya
sering menjadi inti tentang cara pembayar, manajer, dan masyarakat mendefinisikan
kualitas perawatan, padahal dokter dan pasien biasanya tidak menyadari keefektifan
biaya sebagai sebuah pertimbangan logis pada definisi kualitas.
Ketidaksetujuan semakin berkembang kuat di antara kelima kelompok definisi,
meskipun di luar masalah efektivitas biaya. Konflik biasanya berkembang ketika satu
kelompok berpegangan bahwa seorang praktisi kesehatan tertentu merupakan
penyedia kualitas tinggi dengan keunggulan memiliki peringkat tinggi pada aspek
tunggal perawatan, seperti interpersonal. Ketidaksesuaian ini rupanya muncul pada
kasus Perawatan Medis dan dokter desa yang disebutkan di awal.
Sebaliknya, dokter yang memiliki keterampilan tinggi pada trauma dan
perawatan gawat lainnya namun juga memiliki sikap dan pekerjaan yang jauh, bahkan
kasar di kondisi yang ramai bisa dinilai rendah untuk aspek interpersonal dan sikap
keramahan perawatan meskipun fasilitas yang bersangkutan menerima nilai tertinggi
dari sebuah kelompok dokter ahli yang fokus pada performa teknik.
Implikasi
Ketika dokter, pasien, pembayar, manajer, masyarakat dan kelompok lain yang terlibat
pada kualitas perawatan, masing-masing dari mereka cenderung fokus pada kualitas
aspek tertentu.
Pengukuran yang Berhubungan dengan Konsep.
Struktur, Proses, dan Hasil
Seperti yang dicatat pertama kalinya oleh Donabedian pada 1966, semua evaluasi
kualitas kesehatan bisa diklasifikasikan menjadi tiga aspek pemberian perawatan:
struktur, proses, hasil.
Struktur
Fokus terletak pada karakteristik statis relatif individu yang menyediakan
perawatan dan pada latar penyampaian pelayanan. Karakteristik ini termasuk
pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi profesional yang menyediakan perawatan dan
pemenuhan karyawan, peralatan, dan fasilitas organisasi secara keseluruhan. Penilaian
berfokus struktur sangat nyata ketika ditemukan kekurangan; kualitas baik sepertinya
tidak mungkin, atau bahkan mustahil, jika para personel penyedia layanan tidak
berkualifikasi atau ada peralatan yang hilang atau rusak. Badan penetapan izin dan
akreditasi sangat bergantung pada ukuran-ukuran struktural mutu, tidak hanya karena
ukurannya relatif stabil tetapi juga dapat mengidentifikasi para perantara yang kurang
memberikan perawatan bermutu tinggi.
Proses
Proses, yang merupakan kejadian-kejadian selama memberikan perawatan, juga
bisa menjadi dasar untuk mengevaluasi kualitas perawatan. Kualitas proses sendiri
dapat terdiri dari dua aspek: kelayakan, yang berkaitan pada tindakan yang sebaiknya
diambil, dan keterampilan, yang berkaitan pada taraf kebaikan tindakan yang diberikan
dan ketepatan waktunya. Penggunaan ukuran proses untuk menilai kualitas pelayanan
terletak pada satu asumsi kunci, bahwa jika hal-hal benar dilakukan, dan dilakukan
dengan benar, maka kemungkinan besar hasil baik berlaku bagi pasien.
Hasil
Pengukuran hasil, yang menggambarkan pencapaian tujuan pelayanan
kesehatan, adalah cara lain menaksir kualitas perawatan. Karena tujuan perawatan bisa
didefinisikan secara luas, pengukuran hasil ada untuk memasukkan biaya perawatan
seperti kepuasan pasien terhadap perawatan (Iezzoni, 2003). Tenaga klinis cenderung
menjadi curiga terhadap hasil pengukuran kualitas. Mereka tahu bahwa banyak faktor
yang menentukan hasil-hasil klinis berada di luar kendali mereka. Meski demikian,
hubungan antara proses dan hasil tidak sepenuhnya acak dan tak terduga. Pada saat-
saat tertentu, kemungkinan bahwa suatu rangkaian tindakan klinis akan memberikan
hasil yang diinginkan tergantung pada kemanjuran proses tersebut.
Efisiensi
Sebuah intervensi klinis manjur jika telah memberikan hasil yang dapat
dipercaya, sementara faktor-faktor baur potensial lainnya tetap konstan. Percobaan
klinis resmi atau yang sama secara sistematis, mengontrol studi yang secara khusus
menampilkan kemanjuran intervensi klinis. Pengetahuan kemanjuran merupakan hal
penting untuk membuat penilaian valid tentang kualitas perawatan, baik menggunakan
pengukuran proses maupun hasil.
Mana yang Terbaik?
Tidak ada satu pun dari struktur, proses, dan hasil yang lebih baik dan semuanya
tergantung pada keadaan (Donabedian, 1988a, 2003). Hasil yang baik dapat diperoleh
bahkan ketika perawatan (proses) terlihat tidak sempurna. Begitupun sebaliknya,
meskipun perawatannya sangat baik, hasilnya bisa saja tidak baik. Kualitas pelayanan
yang disampaikan oleh suatu hasil sangat tergantung pada kemampuan hasil tersebut
untuk dijadikan bagian dari pelayanan yang diberikan. Dengan kata lain, kita harus
menguji hubungan antara hasil dan proses terdahulu, kemudian memutuskan apakah
perawatan layak dan dilakukan secara terampil.
Kriteria dan Standar
Kita memerlukan kriteria dan standar yang dapat diaplikasikan pada ukuran-
ukuran pelayanan.
Definisi
Kriteria mengacu pada atribut tertentu yang menjadi dasar untuk menilai
kualitas. Standar mengekspresikan secara kuantitatif level yang harus dicapai atribut
untuk memenuhi harapan terhadap kualitas.
Sumber-sumber
Perubahan cara pemerolehan kriteria dan standar telah terjadi pada bidang
pelayanan kesehatan. Sebelum 1970-an, kriteria dan standar evaluasi kualitas
perawatan yang diambil secara resmi dipercayakan pada konsensus opini dari
sekelompok petugas klinis yang dipilih menurut pengetahuan dan pengalaman mereka,
serta rasa hormat yang mereka himpun dari kalangan kolega (Donabedian, 1982). Pada
pertengahan 1970-an, literatur ilmiah terkait kriteria dan standar mulai dipandang.
Brook dan koleganya di RAND mulai menggunakan tinjauan dan evaluasi sistematis pada
pustaka ilmiah sebagai titik awal perundingan penentuan kriteria dan standar untuk
penelitian kualitas (Brook dkk., 1977). Gerakan pengobatan berbasis fakta tahun 1990
semakin mendorong fokus pada literatur, khususnya validitas penelitian dalam literatur
tersebut. Kriteria dan standar telah berevolusi di seputar kekuatan dan validitas bukti
ilmiah dan tidak lagi di sekitar konsensus para ahli (Eddy 1996, 2005)
Tingkatan-Tingkatan
Ketika merumuskan standar, sebuah keputusan penting yang harus diambil
adalah tingkatan untuk meletakkan standar (Muir Gray, 2001):
 Standar minimal menetapkan tingkatan yang harus dipenuhi agar kualitas dapat
diterima dan dikenali.
 Standar optimal menunjukkan tingkatan kualitas yang bisa dicapai dalam kondisi
terbaiknya, biasanya kondisi yang sama dengan yang mengandung kemanjuran.
 Standar terjangkau didapat dari standar optimal, satu cara untuk mendefinisikan
standar terjangkau sehubungan dengan performa kuartil atas penyedia
pelayanan.
 Sesuatu diantaranya, contohnya akses ke perawatan.
Kegunaan Konsep-Konsep Terkait Pengukuran
Kita gunakan dua contoh kasus untuk memahami struktur, proses, hasil,
kemanjuran, kriteria dan standar. Kasus pertama menentukan standar minimum mutu
dalam tingkat kepegawaian perawat, sebuah ukuran struktural kualitas. Dalam kasus ini,
rumah sakit yang tidak memenuhi tingkat kepegawaian minimum secara definitif tidak
dapat memberikan pelayanan dengan mutu yang dapat diterima (perawatan yang
aman). Namun muncul kritik menyangkut standar tersebut yang menyatakan
penentuannya tidak berdasarkan fakta. Untuk meredam kritikan tersebut, diperlukan
bukti dari penelitian-penelitian yang mendasari kemanjuran untuk mendukung aturan di
atas.
Kasus kedua, ukuran-ukuran yang didiskusikan mengenai pemeriksaan kanker
payudara melalui mammogram adalah ukuran proses. Mammogram merupakan bagian
dari serangkaian ukuran proses yang mewakili jeda dalam aktivitas kontinu dalam
proses perawatan. Jeda semacam ini memiliki karakteristik kejadian diskrit seperti hasil,
yang relatif mudah dihitung; sehingga disebut juga titik akhir prosedur (Donabedian,
1980). Dalam hal ini, deteksi dini kanker payudara menjadi ukuran alternatif kualitas
yang lebih baik; ukuran tersebut tidak hanya menunjukkan pelaksanaan mamogram
(ketepatan) tetapi juga tingkat pelaksanaan tersebut (kecakapan).
Implikasi
Wawasan utama yang bisa ditarik dari pemahaman mendalam tentang konsep
terkait pengukuran mutu pelayanan kesehatan ada pada jenis pengukuran yang
digunakan—struktur, proses, atau hasil—tidak lebih penting daripada pengetahuan kita
mengenai keterkaitan masing-masing ukuran. Pengukuran struktural sama bagus dan
berguna dengan kekuatan hubungan mereka terhadap proses dan hasil yang
diharapkan. Proses dan hasil juga harus saling terhubung dalam cara yang dapat diukur
dan dimunculkan kembali agar menjadi pengukuran kualitas yang benar-benar valid.
Pengukuran struktur, proses dan hasil, kriteria dan standar adalah hal yang
mendasar. Sementara perumusan kriteria diharapkan menurut pada bukti, penentuan
standar tidak terlalu terikat dengan literatur ilmiah. Keputusan untuk mengatur standar
pada tingkat minimal, ideal, atau dapat tercapai justru paling berarti jika dijalankan
dengan tujuan-tujuan pendukung evaluasi kualitas perawatan tertentu yang
menggunakan standar.
Sumber : Chapter 1 Buku The Health care Quality Book

More Related Content

What's hot

Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan KesehatanKonsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatanpjj_kemenkes
 
materi mutu layanan kebidanan
materi mutu layanan kebidananmateri mutu layanan kebidanan
materi mutu layanan kebidananandes septiya
 
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidananefisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidananLilik Supianti
 
Mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanMutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanSulistia Rini
 
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Manajemen Kasus: Sebuah Standar Pelayanan
Manajemen Kasus: Sebuah Standar PelayananManajemen Kasus: Sebuah Standar Pelayanan
Manajemen Kasus: Sebuah Standar PelayananSketchpowder, Inc.
 
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan MinimalStandar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimalpjj_kemenkes
 
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananDisiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananBayu Fijrie
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan pjj_kemenkes
 
Mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanMutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanChiyapuri
 
Case manager: profesi baru di rumah sakit indonesia
Case manager: profesi baru di rumah sakit indonesiaCase manager: profesi baru di rumah sakit indonesia
Case manager: profesi baru di rumah sakit indonesiaRobertus Arian Datusanantyo
 
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan pjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan pjj_kemenkes
 
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 

What's hot (19)

Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan KesehatanKonsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
 
materi mutu layanan kebidanan
materi mutu layanan kebidananmateri mutu layanan kebidanan
materi mutu layanan kebidanan
 
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidananefisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
 
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANANMUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
 
Mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanMutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan
 
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Manajemen Kasus: Sebuah Standar Pelayanan
Manajemen Kasus: Sebuah Standar PelayananManajemen Kasus: Sebuah Standar Pelayanan
Manajemen Kasus: Sebuah Standar Pelayanan
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan MinimalStandar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
 
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananDisiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan
 
Konsep dasar mutu layanan kesehatan kebidanan
Konsep dasar mutu layanan kesehatan kebidananKonsep dasar mutu layanan kesehatan kebidanan
Konsep dasar mutu layanan kesehatan kebidanan
 
Mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanMutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan
 
Case manager: profesi baru di rumah sakit indonesia
Case manager: profesi baru di rumah sakit indonesiaCase manager: profesi baru di rumah sakit indonesia
Case manager: profesi baru di rumah sakit indonesia
 
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan
 
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
 
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 

Viewers also liked

ECUADOR AMA LA VIDA
ECUADOR AMA LA VIDAECUADOR AMA LA VIDA
ECUADOR AMA LA VIDAREA-2015
 
Podnikání nezletilých
Podnikání nezletilých Podnikání nezletilých
Podnikání nezletilých Firmin
 
Cuadro sinoptico
Cuadro sinopticoCuadro sinoptico
Cuadro sinopticoortega2015
 
Jane Halton on central reform from her new Finance fiefdom
Jane Halton on central reform from her new Finance fiefdomJane Halton on central reform from her new Finance fiefdom
Jane Halton on central reform from her new Finance fiefdomokraradar11
 
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
NSIT Moksha Brochure
NSIT Moksha BrochureNSIT Moksha Brochure
NSIT Moksha BrochureMoksha, NSIT
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 

Viewers also liked (11)

the book - TMEP
the book - TMEPthe book - TMEP
the book - TMEP
 
Specialist doctor
Specialist doctorSpecialist doctor
Specialist doctor
 
ECUADOR AMA LA VIDA
ECUADOR AMA LA VIDAECUADOR AMA LA VIDA
ECUADOR AMA LA VIDA
 
Podnikání nezletilých
Podnikání nezletilých Podnikání nezletilých
Podnikání nezletilých
 
Cuadro sinoptico
Cuadro sinopticoCuadro sinoptico
Cuadro sinoptico
 
Jane Halton on central reform from her new Finance fiefdom
Jane Halton on central reform from her new Finance fiefdomJane Halton on central reform from her new Finance fiefdom
Jane Halton on central reform from her new Finance fiefdom
 
Evaluation task 3
Evaluation task 3Evaluation task 3
Evaluation task 3
 
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
NSIT Moksha Brochure
NSIT Moksha BrochureNSIT Moksha Brochure
NSIT Moksha Brochure
 
21 ideas
21 ideas21 ideas
21 ideas
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 

Similar to Kualitas Perawatan

Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimal
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimalStandar persyataran minimal & standar penampilan minimal
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimalEdison Thomas
 
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...fitriandriasari
 
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxTUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxAnnisaa42
 
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Konsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan MutuKonsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan Mutupjj_kemenkes
 
Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Nasiatul Salim
 
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananMutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananyusimilanty
 
Rumah sakit sebagai industri
Rumah sakit sebagai industriRumah sakit sebagai industri
Rumah sakit sebagai industriDieka Rizki
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanNasiatul Salim
 
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanIndikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanErlina Wati
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for qualityNasiatul Salim
 
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Kualitas Kepuasan R S
Kualitas Kepuasan  R SKualitas Kepuasan  R S
Kualitas Kepuasan R SDenny Tandya
 

Similar to Kualitas Perawatan (20)

Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Tugas 10 mmpk
Tugas 10 mmpkTugas 10 mmpk
Tugas 10 mmpk
 
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimal
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimalStandar persyataran minimal & standar penampilan minimal
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimal
 
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
 
31 121-1-pb
31 121-1-pb31 121-1-pb
31 121-1-pb
 
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxTUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
 
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Konsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan MutuKonsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan Mutu
 
Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananMutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
 
Rumah sakit sebagai industri
Rumah sakit sebagai industriRumah sakit sebagai industri
Rumah sakit sebagai industri
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
 
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanIndikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
 
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah SakitMenyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for quality
 
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Kualitas Kepuasan R S
Kualitas Kepuasan  R SKualitas Kepuasan  R S
Kualitas Kepuasan R S
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 

More from Nasiatul Salim

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitNasiatul Salim
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanNasiatul Salim
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanNasiatul Salim
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Nasiatul Salim
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Nasiatul Salim
 

More from Nasiatul Salim (20)

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
 

Recently uploaded

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 

Recently uploaded (12)

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 

Kualitas Perawatan

  • 1. BAB II. KONSEP-KONSEP DASAR KUALITAS PERAWATAN KESEHATAN Konsep-konsep yang berkaitan dengan definisi: Sejumlah atribut dapat mengkarakterisasikan kualitas layanan perawatan kesehatan (Campbell, Roland, dan Buetow 2000; Donabedian 2003). Kinerja Teknis Kualitas kinerja teknis mengacu pada seberapa baik pengetahuan dan teknologi medis ilmiah saat ini yang diaplikasikan pada situasi tertentu. Manajemen Hubungan Interpersonal Kualitas hubungan interpersonal mengacu pada seberapa baik dokter menghubungkan pasien pada tingkat manusia. Kualitas hubungan interpersonal juga penting karena bagaimana itu dapat mempengaruhi kinerja teknis (Donabedian 1988a). Hubungan yang baik dengan pasien seringkali peting dalam memotivasi pasien untuk mengikuti cara hidup perawatan yang ditentukan, seperti pengobatan dan membuat perubahan gaya hidup. Keramah-tamahan Kualitas keramahtamahan perawatan mengacu pada karakteristik pengaturan dimana pertemuan antara pasien dan dokter terjadi, seperti kenyamanan, kesenangan hidup, dan privacy (Donabedian 1980). Selain itu, keramahtamahan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tidak langsung. Akses Kualitas akses perawatan mengacu pada “tingkat sampai mana individu dan kelompok mampu memperoleh layanan yang dibutuhkan” (IOM 1993). Seberapa mudah orang-orang mendapatkan layanan tergantung, sebaliknya, sampai mana karakteristik dan harapan pasien cocok dengan penyedianya.
  • 2. Daya Respon terhadap pilihan pasien Dalam formulasi sebelumnya, daya respon pada preferensi pasien hanyalah salah satu faktor yang dilihat menentukan kualitas hubungan interpersonal pasien- dokter (Donabedian 1980). Sekarang, pentingnya daya respon terhadap preferensi pasien dalam konteks kualitas perawatan semakin dikenal, misalnya, oleh Donabedian (2003) dibawah rubrik “kemampuan menerima” dan oleh Lembaga Pengobatan (IOM 2001) sebagai “penghargaan bagi nilai, preferensi, dan kebutuhan yang diekspresikan pasien.” Keadilan/Kesetaraan Dengan menemukan jumlah, tipe, atau kualitas perawatan kesehatan yang diberikan dapat dihubungkan secara sistematis bagi karakteristik individu, khususnya ras dan etnis, dari pada kebutuhan individu terhadap perawatan dan prefensi perawatan kesehatan, telah mempertinggi perhatian mengenai kesetaraam dalam penyampaian layanan kesehatan (Wyszewianski dan Donabedian 1981; IOM 2002). Efisiensi Efisiensi mengacu pada seberapa baik sumber daya digunakan dalam mencapai hasil yang diberikan. Efisiensi meningkatkan kapanpun sumber daya digunakan untuk menghasilkan Efektivitas Biaya Efektivitas biaya tindakan perawatan kesehatan ditentukan dengan seberapa banyak keuntungannya, secara umum diukur dalam peningkatan status kesehatan, hasil intervensi untuk tingkat pengeluaran khusus (Gold dkk1996). Perspektif maksimalisasi pada kualitas dikarakterisasikan dengan pengeluaran sumber daya pada titik yang tidak mengandung keuntungan tambahan; sumber daya digunakan sejauh menghasilkan keuntungan positif, meskipun kecil.
  • 3. Definisi-Definisi yang Berlainan Walaupun setiap orang menilai atribut kualitas tertentu hingga tingkat yang baru dijelaskan, stakeholder lain cenderung melibatkan tingkat kepentingan berbeda terhadap atribut-atribut individu (Blumenthal 1996; Hartoleh 2004), menghasilkan perbedaan antara dokter, pasien, manajer, pembayar dan masyarakat dalam menentukan kualitas perawatan. Tabel 2.1 menggambarkan perbedaan stereotipikal dalam kelompok-kelompok ini berdasarkan tingkat penilaian mereka terhadap atribut- atribut individual pelayanan dalam konteks kualitas. Masyarakat Pada tingkat kolektif atau masyarakat, definisi kualitas perawatan mencerminkan perhatian dengan kesamaan efisiensi dan efektivitas biaya pada pembayar pihak ketiga pemerintah, seperti manajer dan untuk alasan yang sama. Aspek teknik kualitas tampak luas pada tingkat masyarakat. Di sini, banyak yang percaya bahwa teknik perawatan bisa ditaksir dan dilindungi dengan lebih efektif daripada pada level warga individu. Akses menuju perawatan dan keadilan penting bagi konsep kualitas tingkat masyarakat untuk memperlebar kolektivitas yang terlihat sebagai tanggung jawab untuk semua orang, termasuk khususnya mencabut hak memilih kelompok. Apakah Kelima Definisi Tidak Dapat Direkonsilisasi? Meskipun berbeda, lima definisi –dokter, pasien, pembayar, manajer, dan masyarakat- memiliki peran yang besar. Walaupun setiap definisi menekankan aspek yang berbeda terhadap perawatan, tidak termasuk aspek-aspek lainnya (Tabel 2.1). Masalah definisi hanya terdapat pada hubungan efektivitas biaya. Efektivitas biaya sering menjadi inti tentang cara pembayar, manajer, dan masyarakat mendefinisikan kualitas perawatan, padahal dokter dan pasien biasanya tidak menyadari keefektifan biaya sebagai sebuah pertimbangan logis pada definisi kualitas.
  • 4. Ketidaksetujuan semakin berkembang kuat di antara kelima kelompok definisi, meskipun di luar masalah efektivitas biaya. Konflik biasanya berkembang ketika satu kelompok berpegangan bahwa seorang praktisi kesehatan tertentu merupakan penyedia kualitas tinggi dengan keunggulan memiliki peringkat tinggi pada aspek tunggal perawatan, seperti interpersonal. Ketidaksesuaian ini rupanya muncul pada kasus Perawatan Medis dan dokter desa yang disebutkan di awal. Sebaliknya, dokter yang memiliki keterampilan tinggi pada trauma dan perawatan gawat lainnya namun juga memiliki sikap dan pekerjaan yang jauh, bahkan kasar di kondisi yang ramai bisa dinilai rendah untuk aspek interpersonal dan sikap keramahan perawatan meskipun fasilitas yang bersangkutan menerima nilai tertinggi dari sebuah kelompok dokter ahli yang fokus pada performa teknik. Implikasi Ketika dokter, pasien, pembayar, manajer, masyarakat dan kelompok lain yang terlibat pada kualitas perawatan, masing-masing dari mereka cenderung fokus pada kualitas aspek tertentu. Pengukuran yang Berhubungan dengan Konsep. Struktur, Proses, dan Hasil Seperti yang dicatat pertama kalinya oleh Donabedian pada 1966, semua evaluasi kualitas kesehatan bisa diklasifikasikan menjadi tiga aspek pemberian perawatan: struktur, proses, hasil. Struktur Fokus terletak pada karakteristik statis relatif individu yang menyediakan perawatan dan pada latar penyampaian pelayanan. Karakteristik ini termasuk pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi profesional yang menyediakan perawatan dan pemenuhan karyawan, peralatan, dan fasilitas organisasi secara keseluruhan. Penilaian berfokus struktur sangat nyata ketika ditemukan kekurangan; kualitas baik sepertinya
  • 5. tidak mungkin, atau bahkan mustahil, jika para personel penyedia layanan tidak berkualifikasi atau ada peralatan yang hilang atau rusak. Badan penetapan izin dan akreditasi sangat bergantung pada ukuran-ukuran struktural mutu, tidak hanya karena ukurannya relatif stabil tetapi juga dapat mengidentifikasi para perantara yang kurang memberikan perawatan bermutu tinggi. Proses Proses, yang merupakan kejadian-kejadian selama memberikan perawatan, juga bisa menjadi dasar untuk mengevaluasi kualitas perawatan. Kualitas proses sendiri dapat terdiri dari dua aspek: kelayakan, yang berkaitan pada tindakan yang sebaiknya diambil, dan keterampilan, yang berkaitan pada taraf kebaikan tindakan yang diberikan dan ketepatan waktunya. Penggunaan ukuran proses untuk menilai kualitas pelayanan terletak pada satu asumsi kunci, bahwa jika hal-hal benar dilakukan, dan dilakukan dengan benar, maka kemungkinan besar hasil baik berlaku bagi pasien. Hasil Pengukuran hasil, yang menggambarkan pencapaian tujuan pelayanan kesehatan, adalah cara lain menaksir kualitas perawatan. Karena tujuan perawatan bisa didefinisikan secara luas, pengukuran hasil ada untuk memasukkan biaya perawatan seperti kepuasan pasien terhadap perawatan (Iezzoni, 2003). Tenaga klinis cenderung menjadi curiga terhadap hasil pengukuran kualitas. Mereka tahu bahwa banyak faktor yang menentukan hasil-hasil klinis berada di luar kendali mereka. Meski demikian, hubungan antara proses dan hasil tidak sepenuhnya acak dan tak terduga. Pada saat- saat tertentu, kemungkinan bahwa suatu rangkaian tindakan klinis akan memberikan hasil yang diinginkan tergantung pada kemanjuran proses tersebut. Efisiensi Sebuah intervensi klinis manjur jika telah memberikan hasil yang dapat dipercaya, sementara faktor-faktor baur potensial lainnya tetap konstan. Percobaan
  • 6. klinis resmi atau yang sama secara sistematis, mengontrol studi yang secara khusus menampilkan kemanjuran intervensi klinis. Pengetahuan kemanjuran merupakan hal penting untuk membuat penilaian valid tentang kualitas perawatan, baik menggunakan pengukuran proses maupun hasil. Mana yang Terbaik? Tidak ada satu pun dari struktur, proses, dan hasil yang lebih baik dan semuanya tergantung pada keadaan (Donabedian, 1988a, 2003). Hasil yang baik dapat diperoleh bahkan ketika perawatan (proses) terlihat tidak sempurna. Begitupun sebaliknya, meskipun perawatannya sangat baik, hasilnya bisa saja tidak baik. Kualitas pelayanan yang disampaikan oleh suatu hasil sangat tergantung pada kemampuan hasil tersebut untuk dijadikan bagian dari pelayanan yang diberikan. Dengan kata lain, kita harus menguji hubungan antara hasil dan proses terdahulu, kemudian memutuskan apakah perawatan layak dan dilakukan secara terampil. Kriteria dan Standar Kita memerlukan kriteria dan standar yang dapat diaplikasikan pada ukuran- ukuran pelayanan. Definisi Kriteria mengacu pada atribut tertentu yang menjadi dasar untuk menilai kualitas. Standar mengekspresikan secara kuantitatif level yang harus dicapai atribut untuk memenuhi harapan terhadap kualitas. Sumber-sumber Perubahan cara pemerolehan kriteria dan standar telah terjadi pada bidang pelayanan kesehatan. Sebelum 1970-an, kriteria dan standar evaluasi kualitas perawatan yang diambil secara resmi dipercayakan pada konsensus opini dari sekelompok petugas klinis yang dipilih menurut pengetahuan dan pengalaman mereka,
  • 7. serta rasa hormat yang mereka himpun dari kalangan kolega (Donabedian, 1982). Pada pertengahan 1970-an, literatur ilmiah terkait kriteria dan standar mulai dipandang. Brook dan koleganya di RAND mulai menggunakan tinjauan dan evaluasi sistematis pada pustaka ilmiah sebagai titik awal perundingan penentuan kriteria dan standar untuk penelitian kualitas (Brook dkk., 1977). Gerakan pengobatan berbasis fakta tahun 1990 semakin mendorong fokus pada literatur, khususnya validitas penelitian dalam literatur tersebut. Kriteria dan standar telah berevolusi di seputar kekuatan dan validitas bukti ilmiah dan tidak lagi di sekitar konsensus para ahli (Eddy 1996, 2005) Tingkatan-Tingkatan Ketika merumuskan standar, sebuah keputusan penting yang harus diambil adalah tingkatan untuk meletakkan standar (Muir Gray, 2001):  Standar minimal menetapkan tingkatan yang harus dipenuhi agar kualitas dapat diterima dan dikenali.  Standar optimal menunjukkan tingkatan kualitas yang bisa dicapai dalam kondisi terbaiknya, biasanya kondisi yang sama dengan yang mengandung kemanjuran.  Standar terjangkau didapat dari standar optimal, satu cara untuk mendefinisikan standar terjangkau sehubungan dengan performa kuartil atas penyedia pelayanan.  Sesuatu diantaranya, contohnya akses ke perawatan. Kegunaan Konsep-Konsep Terkait Pengukuran Kita gunakan dua contoh kasus untuk memahami struktur, proses, hasil, kemanjuran, kriteria dan standar. Kasus pertama menentukan standar minimum mutu dalam tingkat kepegawaian perawat, sebuah ukuran struktural kualitas. Dalam kasus ini, rumah sakit yang tidak memenuhi tingkat kepegawaian minimum secara definitif tidak dapat memberikan pelayanan dengan mutu yang dapat diterima (perawatan yang aman). Namun muncul kritik menyangkut standar tersebut yang menyatakan penentuannya tidak berdasarkan fakta. Untuk meredam kritikan tersebut, diperlukan
  • 8. bukti dari penelitian-penelitian yang mendasari kemanjuran untuk mendukung aturan di atas. Kasus kedua, ukuran-ukuran yang didiskusikan mengenai pemeriksaan kanker payudara melalui mammogram adalah ukuran proses. Mammogram merupakan bagian dari serangkaian ukuran proses yang mewakili jeda dalam aktivitas kontinu dalam proses perawatan. Jeda semacam ini memiliki karakteristik kejadian diskrit seperti hasil, yang relatif mudah dihitung; sehingga disebut juga titik akhir prosedur (Donabedian, 1980). Dalam hal ini, deteksi dini kanker payudara menjadi ukuran alternatif kualitas yang lebih baik; ukuran tersebut tidak hanya menunjukkan pelaksanaan mamogram (ketepatan) tetapi juga tingkat pelaksanaan tersebut (kecakapan). Implikasi Wawasan utama yang bisa ditarik dari pemahaman mendalam tentang konsep terkait pengukuran mutu pelayanan kesehatan ada pada jenis pengukuran yang digunakan—struktur, proses, atau hasil—tidak lebih penting daripada pengetahuan kita mengenai keterkaitan masing-masing ukuran. Pengukuran struktural sama bagus dan berguna dengan kekuatan hubungan mereka terhadap proses dan hasil yang diharapkan. Proses dan hasil juga harus saling terhubung dalam cara yang dapat diukur dan dimunculkan kembali agar menjadi pengukuran kualitas yang benar-benar valid. Pengukuran struktur, proses dan hasil, kriteria dan standar adalah hal yang mendasar. Sementara perumusan kriteria diharapkan menurut pada bukti, penentuan standar tidak terlalu terikat dengan literatur ilmiah. Keputusan untuk mengatur standar pada tingkat minimal, ideal, atau dapat tercapai justru paling berarti jika dijalankan dengan tujuan-tujuan pendukung evaluasi kualitas perawatan tertentu yang menggunakan standar. Sumber : Chapter 1 Buku The Health care Quality Book