SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
Bab I. Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Pasien
Definisi kualitas menurut IOM Committee to Design a Strategy for Quality
Review and Assurance in Medicare:
Kualitas pelayanan adalah derajat yang akan dicapai layanan-layanan kesehatan
bagi perorangan dan populasi dalam meningkatkan kemungkinan
perkembangan kesehatan yang diinginkan dan konsisten dengan pengetahuan
profesional pada saat itu.... Penyediaan pelayanan harus mencerminkan
penggunaan yang tepat dari pengetahuan tersebut menyangkut elemen-
elemen ilmiah, klinis, teknis, interpersonal, manual, kognitif, dan organisasi dan
manajemen pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2001, Crossing the Quality Chasm menegaskan dengan sederhana
bahwa layanan kesehatan harus aman, efektif, efisien, tepat waktu, mengutamakan
pasien, dan adil.
Laporan-Laporan Penting
Dua kontribusi dasar pengetahuan tentang kualitas dalam industri adalah
1. Penilaiannya tentang penetapan kualitas
2. Penggolongan kerusakan dalam tiga kategori: penggunaan secara berlebihan
(overuse), kesalahan penggunaan (misuse) dan kurang digunakan (underuse).
Keadaan kurang digunakan dibuktikan dengan fakta bahwa banyak praktik
penting secara ilmiah yang tidak digunakan sebanyak seharusnya.Penggunaan
berlebihan terlihat misalnya ketika pemberian resep antibiotik padahal tidak ada
indikasi infeksi seperti infeksi pernapasan atas viral. Kesalahan penggunaan terjadi
apabila proses perawatan klinik yang sesuai tidak dilaksanakan dengan tepat,
misalnya pemberian obat yang salah.
Banyak laporan telah melihat celah antara praktik pelayanan kesehatan yang
ada saat ini dan yang optimal. Penelitian-penelitian tersebut membahas mulai dari
bukti proses-proses tertentu yang jauh di bawah standar, hingga celah kinerja secara
keseluruhan (McGlynn dkk., 2003). Data-data yang dikemukakan berfokus pada
keselamatan pasien dan kesalahan-kesalahan medis yang mungkin merupakan
bentuk kemunduran mutu yang harus segera diatasi. Keselamatan pasien
(memastikan keamanan pelayanan dan mencegah kekeliruan) pun menjadi desakan
keras bagi para penentu kebijakan, pembuat peraturan, perantara dan konsumen.
Pada Maret 2001, IOM mengeluarkan Crossing the Quality Charm yang
mengelompokkan dan menyatukan komponen-komponen kualitas melalui enam
sasaran peningkatan, rantai akibat dan aturan-aturan sederhana untuk mendesain
kembali pelayanan kesehatan. Enam sasaran peningkatan, yang dipandang pula
sebagai enam dimensi mutu adalah (Berwick, 2002):
1. Aman: Perawatan dalam fasilitas pelayanan kesehatan harus aman seperti di
rumah pasien sendiri
2. Efektif: Ilmu dan fakta-fakta pelayanan kesehatan harus diterapkan dan
disajikan sebagai standar pelayanan
3. Efisien: Perawatan dan layanan harus hemat biaya, dan limbah harus dibuang
4. Tepat waktu: Para pasien seharusnya tidak perlu menunggu daat menerima
perawatan dan layanan
5. Mengutamakan pasien: Sistem layanan harus bergerak di sekitar pasien,
menghormati pilihan pasien, dan menjaga pasien tetap terkendali
6. Adil: Pengobatan yang tidak setara harus dihentikan; perbedaan dalam
pelayanan harus dihilangkan
Contoh ukuran secara umum untuk mengenali keenam sasaran tersebut:
 Pelayanan yang aman dapat diukur dalam bentuk presentase mortalitas atau
jumlah pasien yang mengalami kejadian yang berlawanan atau kerugian
 Pelayanan yang efektif dapat diukur dengan seberapa baik praktik-praktik
berbasis fakta dilaksanakan
 Efisien dapat diukur dengan menganalisis biaya perawatan
 Ketepatan waktu dapat diukur dengan waktu tunggu atau penundaan dalam
menerima perawatan yang dibutuhkan dan hasil-hasil tes
 Ukuran pengutamaan pasien meliputi kepuasan pasien atau keluarganya atas
pelayanan dan perawatan
 Perawatan yang wajar terlihat dengan meneliti perbedaan ketentuan mutu
dengan faktor-faktor demografi dan sosioekonomi populasi.
Kerangka untuk mencapai sasaran tersebut terdiri atas empat level yang
semuanya memerlukan perubahan.Level A adalah apa yang terjadi pada pasien.
Level B menggambarkan mikrosistem tempat pelayanan diselenggarakan oleh tim-
tim kecil. Level Cadalah tahap organisasi. Level D merupakan lingkungan eksternal
yang mencakup mekanisme pembayaran, kebijakan dan faktor-faktor regulasi.
Fokus pada Pasien
Kini, persepsi pasien mengenai mutu sistem pelayanan kesehatan tidak
menyenangkan. Dalam pelayanan kesehatan, kualitas adalah kata yang
menimbulkan emosi tinggi, seperti frustrasi dan keputusasaan yang dialami pasien
penderita atau keluarganya; kegelisahan menyangkut biaya; tekanan antara
kebutuhan dan perolehan perawatannya; dan pengasingan dari sistem perawatan
yang kurang memahami dan memenuhi kebutuhan pasien.
Pelajaran yang Dapat Diambil dari Peningkatan Mutu
Keretakan lebar terdapat dalam pelayanan kesehatan terkait kualitas, dan
perubahan pada sistem menjadi tantangan tersendiri. Berikut ini beberapa contoh
proyek peningkatan dalam berbagai tatanan untuk membuka wawasan.
Proyek Peningkatan: Memajukan Perawatan ICU
Ini terjadi pada tahun 2002 dalam unit perawatan intensif (ICU) di Dominican
Hospital, Santa Cruz, California. Rumah sakityang memiliki 379 tempat tidurtersebut
memperoleh pelajaran tentang arti penting penggunaan fakta ilmiah dalam
pelayanan dengan para pimpinannya fokus pada peningkatan proses-proses
pelayanan kritis.
Penggabungan Ventilator dan Kontrol Glukosa
Penggabungan ventilator mengacu pada lima prosedur yang dilakukan
bersama-sama agar meningkatkan hasil perkembangan bagi pasien-pasien ventilator.
Tindakan ini dimaksudkan agar pasien ventilator menerima: kepala tempat tidur
mereka dinaikkan minimal 30 derajat; perawatan prophylactic untuk penyakit peptic
ulcer; perawatan prophylactic untuk trombosis pembuluh darah; “istirahat sedatif”
(satu-dua hari tanpa sedatif); dan penaksiran resmi oleh terapis-terapis pernapasan
menyangkut kesiapan untuk dihentikan ventilatornya.
Tim menguji gagasan menggunakan siklus PDSA, melangsungkan beberapa
tes kecil, kemudian mengembangkan ide-ide yang berhasil. Daftar-daftar digunakan
untuk mengidentifikasi dan melacak sasaran untuk masing-masing pasien.
Susunannya meliputi lebih dari 20 siklus PDSA dan 25 versi berbeda sebelum
diserahkan sepenuhnya pada para pasien ICU. Kemudian, tim mengalihkan
perhatiannya pada protokol infusi insulin yang digunakan dalam ICU dan
mengintensifkan upaya-upaya perbaikan kontrol gula darah pasien. Pendidikan
termasuk dalam bagian pengenalan protokol atau gagasan baru. Di Dominican,
budaya peningkatan sudah berlangsung selama lebih dari satu dekade, sehingga
semua pegawai merasa bahwa peningkatan merupakan bagian pekerjaan mereka.
“Bagaimana Mewujudkannya?”
Vanderpool, wakil direktur Dominican menyatakan bahwa menciptakan
kultur peningkatan harus dimulai dari para petinggi organisasi. Contohnya, ia kerap
turut bersama staf klinis dalam penanganan di ICU. Vanderpool juga mengemukakan
bahwa bekerja sama dengan para ahli dari luar memberikan suasana baru kepada
budaya peningkatan dalam rumah sakit, sehingga memperkuat pendekatan dan
komitmen mereka.
Proyek Peningkatan: Mendesain KembaliKantor Klinik
CareSouth Carolina, yang melayani 35.000 pasien di 11 lokasi, mengalami
peningkatan signifikan dalam praktik kantornya menurut enam sasaran IOM,
ditambah satu kategori, yakni vitalitas, diukur dengan tingkat penurunan stress di
tempat kerja. CareSouth Carolina fokus pada meningkatkan akses menuju pelayanan
yang berkualitas bagi pasien diabetes, asma dan depresi. Sasaran CareSouth Carolina
antara lain mencapai rata-rata 7,0 HbAlc untuk pasien diabetes, memenuhi 80% cita-
cita manajemen mandiri pasien, mencapai 80% total waktu kunjung masing-masing
pasien yang dilalui dengan tatap muka bersama penyedia layanan, dan menyediakan
pertemuan ketiga (ukuran standar akses) dalam nol hari.
Peningkatan di CareSouth Carolina Melalui Daerah Fokus IOM
Usaha CareSouth Carolina dalam setiap daerah fokus mencerminkan
kreativitas, ketabahan dan perhatian terpusat pada suara konsumen (pasien).
Vitalitas ditambahkan sebagai ukuran moral pegawai.
Efektivitas
Sasaran: Para pasien asma mengalami rata-rata 10 gejala atau lebih di antara 14
gejala. Pasien diabetes mengalami rata-rata HbAlc 7,0 atau kurang.
Tindakan: Pegawai CareSouth Carolina berpengalaman dalam manajemen
perawatan kronis melalui Health Disparities Collaborative yang memberi mereka
perangkat guna meningkatkan efektivitas pelayanan. Dengan demikian, model
manajemen tersebut dapat dimasukkan ke kondisi lainnya dengan cukup mulus.
Keselamatan Pasien
Sasaran: 100% daftar pemberian obat-obatan diperbarui setiap berkunjung
Tindakan: Setiap kali berkunjung, pasien membawa obat-obatan mereka dalamtas
yang telah disediakan dan disertai daftar pengingat.
Pengutamaan Pasien
Sasaran: 80% sasaran manajemen mandiri yang disusun pasien akan dipenuhi
Tindakan: Pasien ditanyai sehubungan dengan manajemen mandiri melalui tiga cara:
survey, wawancara secara tatap muka, atau kelompok fokus kecil. Dengan demikian,
para staf dapat mempelajari cara membantu para pasien dalam meraih tujuan.
Efisiensi
Sasaran: Jumlah rata-rata waktu yang dihabiskan pasien dengan petugas klinis setiap
pertemuan adalah 12 menit atau lebih
Tindakan: Berusaha meningkatkan waktu pasien bersama petugas klinis dan
mengurangi waktu tambahan yang tak perlu.
Ketepatan waktu
Sasaran: Pertemuan ketiga yang tersedia beradadalam jangka waktu nol hari
Tindakan:Staf menyisir jadwal kesempatan agar manajemen perawatan pasien lebih
efisien, khususnya agar kunjungan lanjutan berkurang, jika mungkin tindak lanjut
dapat digantikan melalui telepon. Desentralisasi pelacakan pertemuan juga dapat
meningkatkan ketepatan waktu.
Adil
Sasaran: Tidak ada perbedaan ras dalam pengukuran efektivitas
Tindakan: CareSouth tidak hanya menyediakan pelayanan bermutu tinggi secara adil
kepada para pasiennya tetapi juga memelihara kualitas tersebut.
Vitalitas
Sasaran: 0% tim melaporkan lingkungan kerja yang penuh tekanan
Tindakan: Semua peningkatan dalam efisiensi dan efektivitas meningkatkan moral
staf dan memotivasi mereka untuk memberikan perubahan yang lebih besar.
Studi Kasus
Studi ini dikembangkan setelah wawancara dengan pasien tahun 2002.
Mr. Roberts adalah pensiunan berusia 77 tahun yang dulu bekerja sejak umur
13 sebagai buruh pelabuhan dan bangunan. Ia mulai merasakan sakit di punggung
pada awal usia 20, waktu itu tidak mencoba menjalani pengobatan. Saat berusia 50,
rasa sakit tidak dapat ditahan lagi.
Pada tahun 1980, ia menjalani operasi tulang belakang untuk pertama
kalinya. Sejak itu, ia menjalani berbagai pengambilan bagian tulang belakang. Selama
2-3 tahun, rasa sakitnya semakin parah dan fungsi kerjanya menurun. Sering kali
penyakitnya sedikit mereda atau hanya sementara. Rasa sakit tersebut melelahkan
serta membatasi kemampuannya dan terus memburuk.
Mr. Roberts menyatakan bahwa ia memiliki dokter yang “cukup bagus”. Ia
merasa mendapatkan keistimewaan karena memiliki koneksi dan bertindak sebagai
pembela bagi dirinya sendiri. Ia pun dapat mengembangkan pilihan-pilihan
pelayanan kesehatannya dan mencari penyedia layanan dan institusi terbaik. Ia juga
mendapatkan banyak informasi serta asertif dan berpartisipasi aktif dalam
pelayanan kesehatannya. Namun, semua itu masih kurang dari ideal.
Keterbatasan Komunikasi dan Kurangnya Pendekatan dari Tim
Menurut pengamatan Mr. Roberts, kurangnya komunikasi antar penyedia
adalah masalah besar. Ia memiliki spesialis masing-masing untuk merawat bagian-
bagian tubuhnya; namun tak satupun yang memikirkan interaksi sistem-sistem
tersebut secara keseluruhan sebagai satu orang atau penyakit. Dokter-dokter
tersebut sepertinya tidak bekerja sama atau berkomunikasi sebagai tim dalam
merawat seseorang. Tidak ada sistem yang mendorong kerja tim.
Pencatatan dan pembagian informasi pun gagal. Meski para dokter telah
membuat catatan yang dapat disalin, informasi tersebut tidak digunakan. Misalnya
pada suatu waktu, kesehatan perut Mr. Roberts memburuk. Gastroenterologisnya
sedang berlibur selama empat minggu dan tidak ada dokter pengganti. Pikiran
bahwa dokter menumpuk catatan pasien untuk diberikan pada dokter lain (yang
kemungkinan tidak meninjau catatan tersebut, malah mengajukan tes dan terapi
yang sama) membuat Mr. Robert urung menjalani perawatan.
Mr. Roberts mengemukakan bahwa ia menghabiskan banyak energi sebagai
pasien yang memfasilitasi komunikasi antar penyedia dan mengantarkan informasi
yang diperolehnya dari satu dokter ke dokter yang lain. Jika saja seluruh penyedia
bisa berkumpul dan mendiskusikan masalah sebagai satu kelompok, hal-hal yang tak
perlu dan kekeliruan dapat dihilangkan.
Selain itu, komunikasi efektif antara penyedia dan pasien berkurang. Jarang
ada dokter yang bersedia mendengarkan ceritanya secara keseluruhan atau
mempertimbangkan pemikirannya sebelum membuat kesimpulan. Mr. Roberts
menyarankan para dokter untuk berhati-hati dalam menganalisis. Mereka tidak
boleh menyamaratakan pasien atau menganggap semua pasien akan bereaksi sama
terhadap setiap tindakan yang diberikan. Setiap pasien perlu dipandang sebagai satu
individu dan pelayanan harus disandarkan pada keputusan pribadi masing-masing.
Menghapus Tanda Tanya dari Interaksi Pasien-Penyedia
Mr. Roberts memiliki perhatian secara khusus terhadap ketidakmampuan
para pasien mengetahui kualifikasi sebenarnya dari dokter-dokter mereka atau
menilai pemberian resepnya. Suatu ketika ia mengalami rasa sakit hebat pada lengan
dan jarinya. Mengira gejala ini terkait dengan tulang belakangnya, ia meminta saran
pada seorang dokter saraf yang direkomendasikan. Dokter itu menganjurkan untuk
ke rumah sakit.
Esoknya, seorang anestesiologis meminta persetujuannya untuk menjalani
operasi. Mr. Roberts tidak mengetahui tentang operasi tersebut, oleh karena itu ia
meminta bertemu dengan dokter saraf dan berkonsultasi sekali lagi. Tiga hari
kemudian, seorang ahli tangan meyakinkannya bahwa yang dialaminya adalah
masalah tendonitis dan menganjurkan terapi biasa. Dalam beberapa minggu,
keadaannya membaik. Mr. Roberts bersyukur telah menuruti perasaannya, tetapi
prihatin bagi pasien lainnya yang mungkin tidak terlalu tegas dalam urusan seperti
ini.
Ketidakcocokan antara Persediaan dan Permintaan
Mr. Roberts juga menyatakan bahwa persediaan dan permintaan dalam
sistem pelayanan kesehatan tidak terhubung secara baik. Pada tahun 1992, sakitnya
melumpuhkan dan pergerakannya sangat terhambat. Walau membutuhkan
penanganan segera, ia tidak dapat menemui dokter saraf hingga lebih dari sepuluh
minggu. Seorang dokter yang merupakan temannya merujuknya ke neurologis yang
kemudian merujuknya lagi ke ahli bedah saraf di rumah sakit sejauh 100 mil. Di
sana, ia menjalani prosedur darurat selama sembilan jam. Ternyata, ia mengalami
tumbukan urat saraf tulang belakang dan pembengkakan yang parah. Beberapa
waktu kemudian kemudian, ia diberi tahu oleh ahli bedah saraf tersebut bahwa ia
mungkin meninggal jika tidak segera dioperasi pada hari itu.
Mr. Roberts menjalani serangkaian operasi tulang belakang lanjutan.
Perawatan pasca operasi tidak optimal karena jarak yang terlampau jauh.
Menurutnya, ketersediaan perawatan yang bermutu harus berdasarkan kebutuhan
pasien dan dipantau secara cermat oleh pihak ketiga yang tidak mengambil
keuntungan pribadi.
Pelayanan Berasaskan Pengetahuan
Mr. Roberts memiliki perhatian terhadap status pendidikan medis yang
berlangsung. Tidak semua dokter memiliki kemudahan dalam memperoleh
pengetahuan terbaru. Sistem tidak cukup mendukung para dokter untuk mengikuti
perkembangan. Hal ini penting karena persoalan persediaan-permintaan mendesak
konsumen untuk mencari “pengobatan instan”.
Mr. Roberts juga merasa bahwa kita perlu belajar dari kesalahan dan
keberhasilan. Kita harus mensyaratkan para dokter untuk melakukan peninjauan
kasus secara rutin dan belajar demi memberikan pelayanan yang lebih baik. Mr.
Roberts percaya bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu harus berasaskan
pengetahuan. Pengetahuan tidak hanya berasal dari ilmu, tetapi juga dari analisis
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam proses penyampaian pelayanan. Peredaran
pengetahuan di kalangan pasien, ilmuwan dan dokter harus ditekankan dan
disederhanakan.
Pelayanan Bukan Dokter/Bukan Rumah Sakit
Mr. Roberts terkesan akan mutu pelayanan yang diberikan oleh orang-orang
yang bukan dokter, dan ia percaya pertumbuhan model penyedia layanan kesehatan
alternatif merupakan kemajuan dalam sistem. Mr. Roberts memuji efektivitas
terapis-terapis fisiknya sebagai penyedia layanan kesehatan; mereka waspada,
memperhatikan pasien, bersungguh-sungguh, dan penuh hormat. Para penyedia ini
juga memelihara komunikasi dengan para dokter. Mereka berfungsi sebagai anggota
dari tim. Perawatan pasca operasi pun lebih baik dari sebelumnya.
Mr. Roberts mengetahui betapa penting keluarga dan teman-temannya
dalam perawatan medisnya. Tanpa dukungan, rekomendasi, pertanyaan yang terus-
menerus dan pembelaan terhadapnya, kondisinya bisa lebih buruk. Sistem yang ada
saat ini harus mengenali perawat-perawat lain bagi pasien dan melibatkan mereka
dalam pengambilan keputusan dan penyebaran pengetahuan.
Kesimpulan
Meskipun terdapat celah antara praktik pada saat ini dan praktik ideal,
peningkatan telah muncul walau secuil, dan kesempatan ada di depan mata
supayakita terus menjadikan kualitas sebagai suatu keharusan dalam pelayanan
kesehatan. Ketika meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, kita juga perlu
mengembangkan berbagai sistem di setiap tingkat agar sistem pelayanan kesehatan
benar-benar berubah. Bab ini menekankan:
 Keadaan kualitas pelayanan kesehatan saat ini
 Arti penting pasien dalam tujuan dan hasil
 Fakta menjanjikan untuk peningkatan signifikan berkapasitas besar dalam
sistem pelayanan
 Contoh-contoh terobosan peningkatan yang terjadi
 Menggugah para penyelenggara pelayanan kesehatan untuk terus
memikirkan dan merancang kembali sistem yang ada guna mencapai
kesehatan yang lebih baik bagi semua orang
Sumber : Chapter 1 Buku The Health care Quality Book

More Related Content

What's hot

Upaya peningkatan mutu rumah sakit
Upaya peningkatan mutu rumah sakitUpaya peningkatan mutu rumah sakit
Upaya peningkatan mutu rumah sakitmiyasumiyati
 
Standar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi KeperawatanStandar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananMutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananyusimilanty
 
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan pjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
312995667 panduan-proses-evaluasi-kinerja-staf-medis
312995667 panduan-proses-evaluasi-kinerja-staf-medis312995667 panduan-proses-evaluasi-kinerja-staf-medis
312995667 panduan-proses-evaluasi-kinerja-staf-medisHendra Jaya
 
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Pengantar adm kes
Pengantar adm kesPengantar adm kes
Pengantar adm kesady suhardi
 
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanIndikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanErlina Wati
 
Komponen model Dokumentasi Keperawatan
Komponen model Dokumentasi KeperawatanKomponen model Dokumentasi Keperawatan
Komponen model Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan pjj_kemenkes
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcaPenilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcakhusnuleza
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for qualityNasiatul Salim
 
Tahap-tahap Pelaksanaan Jaminan Mutu
Tahap-tahap Pelaksanaan Jaminan MutuTahap-tahap Pelaksanaan Jaminan Mutu
Tahap-tahap Pelaksanaan Jaminan Mutupjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Audit mutu
Audit mutuAudit mutu
Audit mutu
 
Upaya peningkatan mutu rumah sakit
Upaya peningkatan mutu rumah sakitUpaya peningkatan mutu rumah sakit
Upaya peningkatan mutu rumah sakit
 
Standar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi KeperawatanStandar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi Keperawatan
 
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananMutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
 
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
 
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
312995667 panduan-proses-evaluasi-kinerja-staf-medis
312995667 panduan-proses-evaluasi-kinerja-staf-medis312995667 panduan-proses-evaluasi-kinerja-staf-medis
312995667 panduan-proses-evaluasi-kinerja-staf-medis
 
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
 
Pengantar adm kes
Pengantar adm kesPengantar adm kes
Pengantar adm kes
 
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanIndikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
 
Komponen model Dokumentasi Keperawatan
Komponen model Dokumentasi KeperawatanKomponen model Dokumentasi Keperawatan
Komponen model Dokumentasi Keperawatan
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcaPenilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
 
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatanDokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for quality
 
Tahap-tahap Pelaksanaan Jaminan Mutu
Tahap-tahap Pelaksanaan Jaminan MutuTahap-tahap Pelaksanaan Jaminan Mutu
Tahap-tahap Pelaksanaan Jaminan Mutu
 

Viewers also liked

10 manfaat putih telur
10 manfaat putih telur10 manfaat putih telur
10 manfaat putih telurEka Oktavia I
 
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
FINAL DRAFT VEEP SPEC
FINAL DRAFT VEEP SPECFINAL DRAFT VEEP SPEC
FINAL DRAFT VEEP SPECKiera Wilson
 
Goundings Volume 8
Goundings Volume 8Goundings Volume 8
Goundings Volume 8Ilian Mitev
 
effective lost love spell caster in
effective lost love spell caster in effective lost love spell caster in
effective lost love spell caster in Saad Chan
 
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)Manisha Dasgupta
 
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Nasiatul Salim
 

Viewers also liked (13)

Lavyacv
LavyacvLavyacv
Lavyacv
 
10 manfaat putih telur
10 manfaat putih telur10 manfaat putih telur
10 manfaat putih telur
 
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
harish
harishharish
harish
 
FINAL DRAFT VEEP SPEC
FINAL DRAFT VEEP SPECFINAL DRAFT VEEP SPEC
FINAL DRAFT VEEP SPEC
 
Goundings Volume 8
Goundings Volume 8Goundings Volume 8
Goundings Volume 8
 
Saadchaan8
Saadchaan8Saadchaan8
Saadchaan8
 
effective lost love spell caster in
effective lost love spell caster in effective lost love spell caster in
effective lost love spell caster in
 
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)
 
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
the book - TMEP
the book - TMEPthe book - TMEP
the book - TMEP
 

Similar to Kualitas Pelayanan Kesehatan

Contoh program kerja pkrs
Contoh program kerja pkrsContoh program kerja pkrs
Contoh program kerja pkrskhusnuleza
 
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...fitriandriasari
 
MATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATAN
MATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATANMATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATAN
MATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATANhendra142357
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanNasiatul Salim
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661sicua050896
 
Persiapan akreditasi rsu kartini mojosari
Persiapan akreditasi rsu kartini mojosariPersiapan akreditasi rsu kartini mojosari
Persiapan akreditasi rsu kartini mojosariSinggih Pudjirahardjo
 
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.doc
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.docPEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.doc
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.documma16
 
Makalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMakalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMJM Networks
 
KONSEP KESELAMATAN PASIEN.pptx
KONSEP KESELAMATAN PASIEN.pptxKONSEP KESELAMATAN PASIEN.pptx
KONSEP KESELAMATAN PASIEN.pptxIquino1
 
Konsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan MutuKonsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan Mutupjj_kemenkes
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan KesehatanKonsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatanpjj_kemenkes
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan pjj_kemenkes
 

Similar to Kualitas Pelayanan Kesehatan (20)

Contoh program kerja pkrs
Contoh program kerja pkrsContoh program kerja pkrs
Contoh program kerja pkrs
 
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama ...
 
PMKP.pptx
PMKP.pptxPMKP.pptx
PMKP.pptx
 
MATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATAN
MATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATANMATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATAN
MATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATAN
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
 
Persiapan akreditasi rsu kartini mojosari
Persiapan akreditasi rsu kartini mojosariPersiapan akreditasi rsu kartini mojosari
Persiapan akreditasi rsu kartini mojosari
 
Makalah metodologi keperawatan
Makalah metodologi keperawatanMakalah metodologi keperawatan
Makalah metodologi keperawatan
 
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.doc
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.docPEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.doc
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.doc
 
Makalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMakalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatan
 
KONSEP KESELAMATAN PASIEN.pptx
KONSEP KESELAMATAN PASIEN.pptxKONSEP KESELAMATAN PASIEN.pptx
KONSEP KESELAMATAN PASIEN.pptx
 
Konsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan MutuKonsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan Mutu
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
 
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan KesehatanKonsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Tugas 9 mmpk
Tugas 9 mmpkTugas 9 mmpk
Tugas 9 mmpk
 
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Sistem penjaminan mutu
Sistem penjaminan mutuSistem penjaminan mutu
Sistem penjaminan mutu
 
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANANMUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan
 

More from Nasiatul Salim

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitNasiatul Salim
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanNasiatul Salim
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanNasiatul Salim
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookChapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Nasiatul Salim
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Nasiatul Salim
 

More from Nasiatul Salim (20)

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookChapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
 

Recently uploaded

implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 

Recently uploaded (12)

implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 

Kualitas Pelayanan Kesehatan

  • 1. Bab I. Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Pasien Definisi kualitas menurut IOM Committee to Design a Strategy for Quality Review and Assurance in Medicare: Kualitas pelayanan adalah derajat yang akan dicapai layanan-layanan kesehatan bagi perorangan dan populasi dalam meningkatkan kemungkinan perkembangan kesehatan yang diinginkan dan konsisten dengan pengetahuan profesional pada saat itu.... Penyediaan pelayanan harus mencerminkan penggunaan yang tepat dari pengetahuan tersebut menyangkut elemen- elemen ilmiah, klinis, teknis, interpersonal, manual, kognitif, dan organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan. Pada tahun 2001, Crossing the Quality Chasm menegaskan dengan sederhana bahwa layanan kesehatan harus aman, efektif, efisien, tepat waktu, mengutamakan pasien, dan adil. Laporan-Laporan Penting Dua kontribusi dasar pengetahuan tentang kualitas dalam industri adalah 1. Penilaiannya tentang penetapan kualitas 2. Penggolongan kerusakan dalam tiga kategori: penggunaan secara berlebihan (overuse), kesalahan penggunaan (misuse) dan kurang digunakan (underuse). Keadaan kurang digunakan dibuktikan dengan fakta bahwa banyak praktik penting secara ilmiah yang tidak digunakan sebanyak seharusnya.Penggunaan berlebihan terlihat misalnya ketika pemberian resep antibiotik padahal tidak ada indikasi infeksi seperti infeksi pernapasan atas viral. Kesalahan penggunaan terjadi apabila proses perawatan klinik yang sesuai tidak dilaksanakan dengan tepat, misalnya pemberian obat yang salah. Banyak laporan telah melihat celah antara praktik pelayanan kesehatan yang ada saat ini dan yang optimal. Penelitian-penelitian tersebut membahas mulai dari bukti proses-proses tertentu yang jauh di bawah standar, hingga celah kinerja secara keseluruhan (McGlynn dkk., 2003). Data-data yang dikemukakan berfokus pada keselamatan pasien dan kesalahan-kesalahan medis yang mungkin merupakan bentuk kemunduran mutu yang harus segera diatasi. Keselamatan pasien
  • 2. (memastikan keamanan pelayanan dan mencegah kekeliruan) pun menjadi desakan keras bagi para penentu kebijakan, pembuat peraturan, perantara dan konsumen. Pada Maret 2001, IOM mengeluarkan Crossing the Quality Charm yang mengelompokkan dan menyatukan komponen-komponen kualitas melalui enam sasaran peningkatan, rantai akibat dan aturan-aturan sederhana untuk mendesain kembali pelayanan kesehatan. Enam sasaran peningkatan, yang dipandang pula sebagai enam dimensi mutu adalah (Berwick, 2002): 1. Aman: Perawatan dalam fasilitas pelayanan kesehatan harus aman seperti di rumah pasien sendiri 2. Efektif: Ilmu dan fakta-fakta pelayanan kesehatan harus diterapkan dan disajikan sebagai standar pelayanan 3. Efisien: Perawatan dan layanan harus hemat biaya, dan limbah harus dibuang 4. Tepat waktu: Para pasien seharusnya tidak perlu menunggu daat menerima perawatan dan layanan 5. Mengutamakan pasien: Sistem layanan harus bergerak di sekitar pasien, menghormati pilihan pasien, dan menjaga pasien tetap terkendali 6. Adil: Pengobatan yang tidak setara harus dihentikan; perbedaan dalam pelayanan harus dihilangkan Contoh ukuran secara umum untuk mengenali keenam sasaran tersebut:  Pelayanan yang aman dapat diukur dalam bentuk presentase mortalitas atau jumlah pasien yang mengalami kejadian yang berlawanan atau kerugian  Pelayanan yang efektif dapat diukur dengan seberapa baik praktik-praktik berbasis fakta dilaksanakan  Efisien dapat diukur dengan menganalisis biaya perawatan  Ketepatan waktu dapat diukur dengan waktu tunggu atau penundaan dalam menerima perawatan yang dibutuhkan dan hasil-hasil tes  Ukuran pengutamaan pasien meliputi kepuasan pasien atau keluarganya atas pelayanan dan perawatan  Perawatan yang wajar terlihat dengan meneliti perbedaan ketentuan mutu dengan faktor-faktor demografi dan sosioekonomi populasi.
  • 3. Kerangka untuk mencapai sasaran tersebut terdiri atas empat level yang semuanya memerlukan perubahan.Level A adalah apa yang terjadi pada pasien. Level B menggambarkan mikrosistem tempat pelayanan diselenggarakan oleh tim- tim kecil. Level Cadalah tahap organisasi. Level D merupakan lingkungan eksternal yang mencakup mekanisme pembayaran, kebijakan dan faktor-faktor regulasi. Fokus pada Pasien Kini, persepsi pasien mengenai mutu sistem pelayanan kesehatan tidak menyenangkan. Dalam pelayanan kesehatan, kualitas adalah kata yang menimbulkan emosi tinggi, seperti frustrasi dan keputusasaan yang dialami pasien penderita atau keluarganya; kegelisahan menyangkut biaya; tekanan antara kebutuhan dan perolehan perawatannya; dan pengasingan dari sistem perawatan yang kurang memahami dan memenuhi kebutuhan pasien. Pelajaran yang Dapat Diambil dari Peningkatan Mutu Keretakan lebar terdapat dalam pelayanan kesehatan terkait kualitas, dan perubahan pada sistem menjadi tantangan tersendiri. Berikut ini beberapa contoh proyek peningkatan dalam berbagai tatanan untuk membuka wawasan. Proyek Peningkatan: Memajukan Perawatan ICU Ini terjadi pada tahun 2002 dalam unit perawatan intensif (ICU) di Dominican Hospital, Santa Cruz, California. Rumah sakityang memiliki 379 tempat tidurtersebut memperoleh pelajaran tentang arti penting penggunaan fakta ilmiah dalam pelayanan dengan para pimpinannya fokus pada peningkatan proses-proses pelayanan kritis. Penggabungan Ventilator dan Kontrol Glukosa Penggabungan ventilator mengacu pada lima prosedur yang dilakukan bersama-sama agar meningkatkan hasil perkembangan bagi pasien-pasien ventilator. Tindakan ini dimaksudkan agar pasien ventilator menerima: kepala tempat tidur mereka dinaikkan minimal 30 derajat; perawatan prophylactic untuk penyakit peptic ulcer; perawatan prophylactic untuk trombosis pembuluh darah; “istirahat sedatif”
  • 4. (satu-dua hari tanpa sedatif); dan penaksiran resmi oleh terapis-terapis pernapasan menyangkut kesiapan untuk dihentikan ventilatornya. Tim menguji gagasan menggunakan siklus PDSA, melangsungkan beberapa tes kecil, kemudian mengembangkan ide-ide yang berhasil. Daftar-daftar digunakan untuk mengidentifikasi dan melacak sasaran untuk masing-masing pasien. Susunannya meliputi lebih dari 20 siklus PDSA dan 25 versi berbeda sebelum diserahkan sepenuhnya pada para pasien ICU. Kemudian, tim mengalihkan perhatiannya pada protokol infusi insulin yang digunakan dalam ICU dan mengintensifkan upaya-upaya perbaikan kontrol gula darah pasien. Pendidikan termasuk dalam bagian pengenalan protokol atau gagasan baru. Di Dominican, budaya peningkatan sudah berlangsung selama lebih dari satu dekade, sehingga semua pegawai merasa bahwa peningkatan merupakan bagian pekerjaan mereka. “Bagaimana Mewujudkannya?” Vanderpool, wakil direktur Dominican menyatakan bahwa menciptakan kultur peningkatan harus dimulai dari para petinggi organisasi. Contohnya, ia kerap turut bersama staf klinis dalam penanganan di ICU. Vanderpool juga mengemukakan bahwa bekerja sama dengan para ahli dari luar memberikan suasana baru kepada budaya peningkatan dalam rumah sakit, sehingga memperkuat pendekatan dan komitmen mereka. Proyek Peningkatan: Mendesain KembaliKantor Klinik CareSouth Carolina, yang melayani 35.000 pasien di 11 lokasi, mengalami peningkatan signifikan dalam praktik kantornya menurut enam sasaran IOM, ditambah satu kategori, yakni vitalitas, diukur dengan tingkat penurunan stress di tempat kerja. CareSouth Carolina fokus pada meningkatkan akses menuju pelayanan yang berkualitas bagi pasien diabetes, asma dan depresi. Sasaran CareSouth Carolina antara lain mencapai rata-rata 7,0 HbAlc untuk pasien diabetes, memenuhi 80% cita- cita manajemen mandiri pasien, mencapai 80% total waktu kunjung masing-masing pasien yang dilalui dengan tatap muka bersama penyedia layanan, dan menyediakan pertemuan ketiga (ukuran standar akses) dalam nol hari.
  • 5. Peningkatan di CareSouth Carolina Melalui Daerah Fokus IOM Usaha CareSouth Carolina dalam setiap daerah fokus mencerminkan kreativitas, ketabahan dan perhatian terpusat pada suara konsumen (pasien). Vitalitas ditambahkan sebagai ukuran moral pegawai. Efektivitas Sasaran: Para pasien asma mengalami rata-rata 10 gejala atau lebih di antara 14 gejala. Pasien diabetes mengalami rata-rata HbAlc 7,0 atau kurang. Tindakan: Pegawai CareSouth Carolina berpengalaman dalam manajemen perawatan kronis melalui Health Disparities Collaborative yang memberi mereka perangkat guna meningkatkan efektivitas pelayanan. Dengan demikian, model manajemen tersebut dapat dimasukkan ke kondisi lainnya dengan cukup mulus. Keselamatan Pasien Sasaran: 100% daftar pemberian obat-obatan diperbarui setiap berkunjung Tindakan: Setiap kali berkunjung, pasien membawa obat-obatan mereka dalamtas yang telah disediakan dan disertai daftar pengingat. Pengutamaan Pasien Sasaran: 80% sasaran manajemen mandiri yang disusun pasien akan dipenuhi Tindakan: Pasien ditanyai sehubungan dengan manajemen mandiri melalui tiga cara: survey, wawancara secara tatap muka, atau kelompok fokus kecil. Dengan demikian, para staf dapat mempelajari cara membantu para pasien dalam meraih tujuan. Efisiensi Sasaran: Jumlah rata-rata waktu yang dihabiskan pasien dengan petugas klinis setiap pertemuan adalah 12 menit atau lebih Tindakan: Berusaha meningkatkan waktu pasien bersama petugas klinis dan mengurangi waktu tambahan yang tak perlu. Ketepatan waktu Sasaran: Pertemuan ketiga yang tersedia beradadalam jangka waktu nol hari
  • 6. Tindakan:Staf menyisir jadwal kesempatan agar manajemen perawatan pasien lebih efisien, khususnya agar kunjungan lanjutan berkurang, jika mungkin tindak lanjut dapat digantikan melalui telepon. Desentralisasi pelacakan pertemuan juga dapat meningkatkan ketepatan waktu. Adil Sasaran: Tidak ada perbedaan ras dalam pengukuran efektivitas Tindakan: CareSouth tidak hanya menyediakan pelayanan bermutu tinggi secara adil kepada para pasiennya tetapi juga memelihara kualitas tersebut. Vitalitas Sasaran: 0% tim melaporkan lingkungan kerja yang penuh tekanan Tindakan: Semua peningkatan dalam efisiensi dan efektivitas meningkatkan moral staf dan memotivasi mereka untuk memberikan perubahan yang lebih besar. Studi Kasus Studi ini dikembangkan setelah wawancara dengan pasien tahun 2002. Mr. Roberts adalah pensiunan berusia 77 tahun yang dulu bekerja sejak umur 13 sebagai buruh pelabuhan dan bangunan. Ia mulai merasakan sakit di punggung pada awal usia 20, waktu itu tidak mencoba menjalani pengobatan. Saat berusia 50, rasa sakit tidak dapat ditahan lagi. Pada tahun 1980, ia menjalani operasi tulang belakang untuk pertama kalinya. Sejak itu, ia menjalani berbagai pengambilan bagian tulang belakang. Selama 2-3 tahun, rasa sakitnya semakin parah dan fungsi kerjanya menurun. Sering kali penyakitnya sedikit mereda atau hanya sementara. Rasa sakit tersebut melelahkan serta membatasi kemampuannya dan terus memburuk. Mr. Roberts menyatakan bahwa ia memiliki dokter yang “cukup bagus”. Ia merasa mendapatkan keistimewaan karena memiliki koneksi dan bertindak sebagai pembela bagi dirinya sendiri. Ia pun dapat mengembangkan pilihan-pilihan pelayanan kesehatannya dan mencari penyedia layanan dan institusi terbaik. Ia juga mendapatkan banyak informasi serta asertif dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatannya. Namun, semua itu masih kurang dari ideal.
  • 7. Keterbatasan Komunikasi dan Kurangnya Pendekatan dari Tim Menurut pengamatan Mr. Roberts, kurangnya komunikasi antar penyedia adalah masalah besar. Ia memiliki spesialis masing-masing untuk merawat bagian- bagian tubuhnya; namun tak satupun yang memikirkan interaksi sistem-sistem tersebut secara keseluruhan sebagai satu orang atau penyakit. Dokter-dokter tersebut sepertinya tidak bekerja sama atau berkomunikasi sebagai tim dalam merawat seseorang. Tidak ada sistem yang mendorong kerja tim. Pencatatan dan pembagian informasi pun gagal. Meski para dokter telah membuat catatan yang dapat disalin, informasi tersebut tidak digunakan. Misalnya pada suatu waktu, kesehatan perut Mr. Roberts memburuk. Gastroenterologisnya sedang berlibur selama empat minggu dan tidak ada dokter pengganti. Pikiran bahwa dokter menumpuk catatan pasien untuk diberikan pada dokter lain (yang kemungkinan tidak meninjau catatan tersebut, malah mengajukan tes dan terapi yang sama) membuat Mr. Robert urung menjalani perawatan. Mr. Roberts mengemukakan bahwa ia menghabiskan banyak energi sebagai pasien yang memfasilitasi komunikasi antar penyedia dan mengantarkan informasi yang diperolehnya dari satu dokter ke dokter yang lain. Jika saja seluruh penyedia bisa berkumpul dan mendiskusikan masalah sebagai satu kelompok, hal-hal yang tak perlu dan kekeliruan dapat dihilangkan. Selain itu, komunikasi efektif antara penyedia dan pasien berkurang. Jarang ada dokter yang bersedia mendengarkan ceritanya secara keseluruhan atau mempertimbangkan pemikirannya sebelum membuat kesimpulan. Mr. Roberts menyarankan para dokter untuk berhati-hati dalam menganalisis. Mereka tidak boleh menyamaratakan pasien atau menganggap semua pasien akan bereaksi sama terhadap setiap tindakan yang diberikan. Setiap pasien perlu dipandang sebagai satu individu dan pelayanan harus disandarkan pada keputusan pribadi masing-masing. Menghapus Tanda Tanya dari Interaksi Pasien-Penyedia Mr. Roberts memiliki perhatian secara khusus terhadap ketidakmampuan para pasien mengetahui kualifikasi sebenarnya dari dokter-dokter mereka atau menilai pemberian resepnya. Suatu ketika ia mengalami rasa sakit hebat pada lengan
  • 8. dan jarinya. Mengira gejala ini terkait dengan tulang belakangnya, ia meminta saran pada seorang dokter saraf yang direkomendasikan. Dokter itu menganjurkan untuk ke rumah sakit. Esoknya, seorang anestesiologis meminta persetujuannya untuk menjalani operasi. Mr. Roberts tidak mengetahui tentang operasi tersebut, oleh karena itu ia meminta bertemu dengan dokter saraf dan berkonsultasi sekali lagi. Tiga hari kemudian, seorang ahli tangan meyakinkannya bahwa yang dialaminya adalah masalah tendonitis dan menganjurkan terapi biasa. Dalam beberapa minggu, keadaannya membaik. Mr. Roberts bersyukur telah menuruti perasaannya, tetapi prihatin bagi pasien lainnya yang mungkin tidak terlalu tegas dalam urusan seperti ini. Ketidakcocokan antara Persediaan dan Permintaan Mr. Roberts juga menyatakan bahwa persediaan dan permintaan dalam sistem pelayanan kesehatan tidak terhubung secara baik. Pada tahun 1992, sakitnya melumpuhkan dan pergerakannya sangat terhambat. Walau membutuhkan penanganan segera, ia tidak dapat menemui dokter saraf hingga lebih dari sepuluh minggu. Seorang dokter yang merupakan temannya merujuknya ke neurologis yang kemudian merujuknya lagi ke ahli bedah saraf di rumah sakit sejauh 100 mil. Di sana, ia menjalani prosedur darurat selama sembilan jam. Ternyata, ia mengalami tumbukan urat saraf tulang belakang dan pembengkakan yang parah. Beberapa waktu kemudian kemudian, ia diberi tahu oleh ahli bedah saraf tersebut bahwa ia mungkin meninggal jika tidak segera dioperasi pada hari itu. Mr. Roberts menjalani serangkaian operasi tulang belakang lanjutan. Perawatan pasca operasi tidak optimal karena jarak yang terlampau jauh. Menurutnya, ketersediaan perawatan yang bermutu harus berdasarkan kebutuhan pasien dan dipantau secara cermat oleh pihak ketiga yang tidak mengambil keuntungan pribadi. Pelayanan Berasaskan Pengetahuan Mr. Roberts memiliki perhatian terhadap status pendidikan medis yang berlangsung. Tidak semua dokter memiliki kemudahan dalam memperoleh
  • 9. pengetahuan terbaru. Sistem tidak cukup mendukung para dokter untuk mengikuti perkembangan. Hal ini penting karena persoalan persediaan-permintaan mendesak konsumen untuk mencari “pengobatan instan”. Mr. Roberts juga merasa bahwa kita perlu belajar dari kesalahan dan keberhasilan. Kita harus mensyaratkan para dokter untuk melakukan peninjauan kasus secara rutin dan belajar demi memberikan pelayanan yang lebih baik. Mr. Roberts percaya bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu harus berasaskan pengetahuan. Pengetahuan tidak hanya berasal dari ilmu, tetapi juga dari analisis kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam proses penyampaian pelayanan. Peredaran pengetahuan di kalangan pasien, ilmuwan dan dokter harus ditekankan dan disederhanakan. Pelayanan Bukan Dokter/Bukan Rumah Sakit Mr. Roberts terkesan akan mutu pelayanan yang diberikan oleh orang-orang yang bukan dokter, dan ia percaya pertumbuhan model penyedia layanan kesehatan alternatif merupakan kemajuan dalam sistem. Mr. Roberts memuji efektivitas terapis-terapis fisiknya sebagai penyedia layanan kesehatan; mereka waspada, memperhatikan pasien, bersungguh-sungguh, dan penuh hormat. Para penyedia ini juga memelihara komunikasi dengan para dokter. Mereka berfungsi sebagai anggota dari tim. Perawatan pasca operasi pun lebih baik dari sebelumnya. Mr. Roberts mengetahui betapa penting keluarga dan teman-temannya dalam perawatan medisnya. Tanpa dukungan, rekomendasi, pertanyaan yang terus- menerus dan pembelaan terhadapnya, kondisinya bisa lebih buruk. Sistem yang ada saat ini harus mengenali perawat-perawat lain bagi pasien dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan dan penyebaran pengetahuan. Kesimpulan Meskipun terdapat celah antara praktik pada saat ini dan praktik ideal, peningkatan telah muncul walau secuil, dan kesempatan ada di depan mata supayakita terus menjadikan kualitas sebagai suatu keharusan dalam pelayanan kesehatan. Ketika meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, kita juga perlu
  • 10. mengembangkan berbagai sistem di setiap tingkat agar sistem pelayanan kesehatan benar-benar berubah. Bab ini menekankan:  Keadaan kualitas pelayanan kesehatan saat ini  Arti penting pasien dalam tujuan dan hasil  Fakta menjanjikan untuk peningkatan signifikan berkapasitas besar dalam sistem pelayanan  Contoh-contoh terobosan peningkatan yang terjadi  Menggugah para penyelenggara pelayanan kesehatan untuk terus memikirkan dan merancang kembali sistem yang ada guna mencapai kesehatan yang lebih baik bagi semua orang Sumber : Chapter 1 Buku The Health care Quality Book