SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
BAB 15
FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN BAGI JAMINAN KUALITAS DALAM ORGANISASI
PERAWATAN KESEHATAN
(Critical Success Factors for Quality Assurance in Healthcare Organizations)
1. Pendahuluan
Di beberapa tahun ini dalam layanan kesehatan, kebutuhan telah menekankan
untuk menggunakan alat manajemen yang meyoroti peran utama professional dan yang
mendukung implementasi kepemimpinan klinis berdasarkan pada otonomi lebih besar
dan pembuatan keputusan dalam manajemen. Ada banyak pendekatan konsep dalam
bidang manajemen klinis: realisasinya dalam ruang organisasi yang ditentukan (Unit
Kliis); sinergi dengan alat manajemen seperti pendekatan proses atau klinis dan definisi
kompetensi; penggunaan pedoman klinis atau penggunaan bukti ilmiah sebagai jaminan
keefektifan klinis; hubungan antara professional dan pasien dimana model yang lebih
proaktif mendukung gunanya bantuan keputusan pasien yang mendorong partisipasi
dalam pembuatan keputusan bersama, dimana dimensi-dimensi inti kualitas perawatan
kesehatan seperti keberlanjutan dan keamanan dijamin.Manajemen klinis dapat
didefinisikan sebagai kemampuan professional kesehatan untuk mengatur sumber daya
yang mereka gunakan dalam praktek klinis secara efisien dan efektif (Torres-Olivera&
Reyes-Alcazar, 2011).
2. Critical Success Factors
Critical Success Factors(CSF) adalah fitur khusus lingkungan internal atau eksternal
yang penting bagi hal tersebut untuk mencapai tujuan. Faktor itu sangat kritis jika
pemenuhannya penting untuk mencapai tujuan-tujuan ini, sehingga membutuhkan
tindakan dari sector-sektor yang termasuk di dalamnya. Faktor kesuksesan kritis yang
dapat menentukan perkembangan manajemen klinis yang sesuai dapat dirangkum
sebagai berikut:
2.1 Perawatan yang berpusat pada pasien.
Fokus perawatan kesehatan adalah warga Negara, sehingga pendekatan
terhadap intervensi harus didasarkan pada kebutuhan dan harapan mereka. Untuk
mencapai ini, kebutuhan dan harapan ini harus dicari dan dipahami.
Saat ini, pengaturan klinis lebih terbuka. Kepercayaan tradisional organisasi jasa
mengenai perubahan dalam lingkungan mereka tidak dapat diterapkan pada layanan
kesehatan yang diilhami dengan kepentingan diri teknis, penjagaan proses informasi dan
komunikasi satu sisi. Dari pandangan manajemen klinis, model perawatan yang
berpusat pada pasien membawa elemen-elemen tertentu mengenai tanggung jawab
bagi pasien. Elemen-elemen tersebut memutuskan dengan sempurna perubahan arah
yang harus diambil unit klinis atau departemen klinis untuk mengembangkan rencana
manajemen klinis, yang pada dasarnya meliputi:
 Mengetahui pengguna dan pengguna potensial layanan kesehatan.
 Mengetahui tingkat kepuasan antar pasien yang telah menggunakan unit klinis
atau departemen klinis dan menggunakan informasi ini untuk mendeteksi area
peningkatan dan pengembangan.
 Dengan memberikan informasi yang cukup dan akurat, mempromosikan
kesempatan partisipasi dan pembuatan keputusan bersama, dan dengan sesuai
menangani prosedur bagi bantuan persetujuan yang diinformasikan dan bantuan
keputusan pasien.
 Kelemahan, untuk menbawa hasil unit atau departemen klinis terhadap
perhatian masyarakat, channel komunikasi terbuka yang mendukung transmisi
informasi danpengetahuan, dan mendorong partisipasi melalui jaringan social,
forum pasien, dll.
2.2. Kepemimpinan
Kepemimpinan klinis terpusat pada strategi manajemen klinis. Pentingnya peran
yang dimainkan dengan kepemimpinan klisnis dikenali oleh agensi pemerintah
yang bertanggung jawab untuk memastikan kualitas perawatan. Joint Comission
berbicara mengenai “kepemimpinan efektif” yang menentukan kelebihan dan
konsistensi kinerja di area-area seperti perencanaan, manajemen, koordinasi,
ketentuan dan peningkatan layanan kesehatan (Joint Comission Resources, 2009).
Akan tetapi, kepemimpinan ini bukanlah factor isolasi dan membutuhkan
dukungan lain. Kedua aspek pemberdayaan, structural dan psikologis, memberikan
kepemimpinan dengan alat kinerja yang meningkatkan pekerjaan individu dan
konteks kerja dimana mereka berada.
Sehingga, para pemimpin professional harus didorong dalam semua aspek,
sehingga membuatkan para stakeholder para dokter dengan tujuan-tujuan
organisasi, memperjuangkan komitmen bagi mereka dan menyediakan
kemepimpinan efektif dengan alat dari struktur manajemen. Proses ini melibatkan
kebutuhan menentukan peta kompetensi, sikap dan/atau pengetahuan dan
kemampuan, professional perawatan kesehatan harus bergabung.
Alat bagi Manajemen Rencana Perkembangan Individu telah didisain dan
diimplementasikan yang membiarkan perbedaan kompetensi dikenal antar
professional unit klinis. Interaksi dengan manajer pusat perawatan kesehatan lain
dan struktur politik system perawatan kesehatan ditekankan sebagai salah satu
atribut inti yang menentukan kepemimpinan klinis, menurut Christian dan Norman
(1998).
Dalam topic ini, harus diingat bahwa Observatorium untuk Kualitas Pelatihan
Kesehatan-Spanyol, dengan menggunakan alat bagi Manajemen Rencana
Pengembangan Individual, telah menentukan peta kompetensi manajer atau
direktur Unit Klinis Sistem Kesehatan Masyarakat Andalusian. Peta ini berisi 26
praktek spesifik dan 106 syarat dengan tingkat pencapaian berbeda (dari penting ke
strategis) dalam 12 kompetensi kunci: (1) Sikap pembelajaran dan peningkatan
berkelanjutan (2) kapasitas Ilmiah dan klinis, (3) Kapasitas pembuatan keputusan,
(4) komunikasi, (5) Manajemen dan Perencanaan, (6) Promosi pengembangan
professional, (7) Manajemen Kualitas keamanan klinis, (8) Manajemen Sumber daya
efisien, (9) Inovasi dan Kepemimpinan, (10) Promosi penelitian dan pengajaran,
(11) Pedoman bagi warga Negara, (12) Hasil-orientasi.
2.3. Kerja Tim
Kepentingan dan keefektifan dalam proses perawatan kesehatan telah dipelajari
secara luas dalam decade terakhir. Dalam pandangan penulis bab ini, kerja tim akan
memainkan peran penting dalam keefektifan hasil yang diperoleh dalam praktek
klinis. Dengan kata lain, kapasitas professional kesehatan dalam unit klinis khusus
untuk mengintegrasi akan secara langsung dikaitkan dengan keefektifan klinis
mereka dan kemampuan pembuatan keputusan. Kerja tim mendorong rasa
kepemilikan dan perbedaan sebagai elemen memotivasi.
2.4. Otonomi dan Tanggung Jawab
Kemampuan untuk membuat keputusan mengenai sumber daya dalam praktek
klinis adalah konsep utama manajemen klinis. Permintaan otonomi dan tanggung
jawab bagi unit klinis brakar dari keuntungan yang telah secara empiris
didemonstrasikan dalam bidang professional (Schulz dkk. 1991, Akre dkk. 1997,
Kapur dkk. 1999). Focus utama analisis ini telah mengenai kemampuan professional
dan unit klinis untuk menentukan atau membentuk strategi klinis mereka sendiri
dan pengujian kinerja mereka sendiri.
Ada tradisi manajer yang mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada
professional perawatan kesehatan, walaupun ini keputusan klinis yang memiliki
lebih banyak pengaruh langsung pada konsumsi sumber daya. Sehingga, penting
menggabungkan gaya manajemen baru dimana peran utama manajer adalah
memfasilitasi proses perawatan kesehatan dan mendukung operasi unit klinis.
Dilain pihak, professional harus diperkenalkan dan dilatih dalam berbagai berbagai
kompetensi yang mendukung partisipasi mereka dan keterlibatan mereka dalam
pembuatan keputusan pada penggunaan sumber daya.
2.5. Perhatian dari Pandangan Proses Terpadu
Dalam masyarakat informasi saat ini, warga Negara memainkan peran utama
bahwa harapan mereka berdampak pada mode tindakan organisasi pemberian layanan.
Kemungkinan menerima perawatan kesehatan komprehensif dan berkelanjutan
menghadapi sejumlah kesulitan, sangat disebabkan oleh bagaimana layanan kesehatan
diatur.
Segmentasi departemental mungkin seharusnya lebih pada minat para manajer
dan professional dari pada kebutuha para pengguna. Dilain pihak, jika harapan warga
Negara mengenai apa yang mereka minta dari organisasi perawatan kesehatan,
khususnya jika mereka masyarakat umum, diteliti secara mendalam, ini dilihat bahwa
mereka mengekspresikan keinginan perawatan kualitas lebih tinggi dalam hal akses,
keefektifan, keamanan dan informasi.
Pendekatan terintegrasi terhadap proses perawatan ini harus mengejar tujuan
berikut: (1) memastikan keberlanjutan perawatan melalui visi perawatan kesehatan
berkelanjutan dan visi bersama. (2) mengadaptasi struktur fungsional layanan terhadap
kebutuhan dan permintaan warga Negara, (3) menghubungkan usaha professional bagi
tujuan akhir, hasil pasien, tanggung jawab bersama, (4) menempatkan Sumber daya
(biaya) di tempat yang tepat (keuntungan lebih besar).
Manajemen proses diatur melalui sejumlah elemen kunci, seperti: (1)
pendekatan berpusta pada pengguna, (2) keterlibatan lebih besar mengenai
professional perawatan kesehatan, (3) dukungan dari bukti ilmiah terbaik yang tersedia,
dan (4) penggunaan system informasi terpadu. Manajemen proses berusaha untuk
memastikan keberlanjutan perawatan di sepanjang waktu dan diharapkan mencari
layanan khas dan terkoordinasi, menghindari fragmentasi perawatan pada tingkat ganda
(Consejería de Salud - Regional Ministry of Health, 2001).
Manajemen proses terintegrasi merupakan pendekatan terhadap perawatan
kesehatan yang mengkoordinasi sumber daya lintas system kesehatan (Fernández,
2003). Proses yang memetakan unit klinis atau departemen klinis akan menentukan
portfolio layanan dan karakteristik kualitasnya, dan juga membentuk roadmap bagi
pasien dalam pengaturan perawatan kesehatan dan membentuk kompetensi yang harus
dikembangkan oleh para professional (Mora Martínez, 2002).
2.6. Kompetensi Profesional
Istilah competence atau kompetensi dalam pengertian ini berdasarkan David
McClelland, seorang psikolog di Universitas Harvard, ahli dalam teori motivasi, yang
menerbitkan artikel di tahun 1973 yang menyebabkan perubahan radikal saat itu. Dari
perspektif ini, penentuan kompetensi professional dan generasi pelengkap yang
mengatur mereka, menjadi kunci melanjutkan perkembangan professional (Reyes-
Alcázar et al., 2011).
Peta kompetensi professional perawatan kesehatan harus diatur sebagai Standar
Emas yang berisi pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diinginkan untuk
mengembangkan praktek klinis yang unggul. Kompetensi tipikal mungkin berisi
seperangkat kompetensi kunci untuk pekerjaan khusus dan praktek-praktek terbaik
yang harus dikembangkan untuk kinerja optimal dalam pekerjaan itu. Sehingga,
kompetensi harus bertemu dengan kriteria tertentu: (1) mempertimbangkan konsep, (2)
mengenali hasil yang diinginkan dalam tingkat perkembangan, pencapaian atau
keunggulan tugas atau fungsi, (3) menghubungkan tingkat perkembangan setiap tugas
atau fungsi dengan kinerja, syarat atau kriteria bukti, (4) memasukkan area-area
tanggung jawab professional.
Dengan pertimbangan dengan peta kompetensi, professional unit perawatan
kesehatan dapat melaksanakan proses penilaian diri untuk membentuk perbedaan
kompetensi, dan menghasilkan rencana perkembangan professional individu yang akan
menentukan proses pelatihan dan pembelajaran yang dibutuhkan bagi perkembangan
mereka.
Salah satu proyek terpenting saat ini dibawah perkembangan dalam bidang
manajemen kompetensi dilaksanakan di Andalusia (Spanyol) oleh Agensi Andalusian
bagi Kualitas Perawatan Kesehatan bagi Pelayanan Kesehatan Masyarakat sejak tahun
2006. Dalam Model Manajemen Kompetensi Sistem Kesehatan Masyarakat,
Accreditation atau Akreditasi didefinisikan sebagai pengenalan, eksplisit dan public
menemukan syarat penting bagi perawatan kesehatan, dan juga awal garis peningkatan
berkelanjutan oleh professional (Almuedo-Paz et al, 2011).
2.7. Orientasi Hasil
Perhatian yang berorientasi hasil dalam manajemen klinis adalah bahwa para
penulis telah menyatakan bahwa “manajemen perawatan kesehatan tidak dapat
digambarkan tanpa pengukuran hasil” (Marín-León,2011: 90). Dalam hal ini, unit
perawatan kesehatan harus memiliki Balanced Scorecard untuk mengumpulkan
informasi dalam bentuk ringkasan, mengenali area-area peningkatan dan membiarkan
unit untuk membentuk proses benchmarking.
Menurut Keller dkk (2002), program evaluasi terintegrasi dan perencanaan
berorientasi pada hasil terdiri dari dua elemen mendasar. Pertama, melibatkan
pemilihan tujuan, yang akan menjelaskan tujuan yang akan dicapai. Kedua, melibatkan
pendisainan strategi khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang dikenali.
Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton di tahun 1992
telah memperoleh popularitas besar baru-baru ini. BSC merupakan system hubungan
penyebab antara indicator gabungan (area kinerja inti) yang memadukan sejumlah
besar informasi (Indikator kierja kunci) ke dalam metric tunggal yang dipahami dengan
mudah (Lovaglio, 2011).
Keberadaan indicator tingkat strategis dan operasional dalam fasilitas unit klinis
yang mendisain orientasi hasil yang lebih akurat, dan sehingga struktur manajemen
dapat mendasari Misi tersebut, Visi dan Nilai unit dengan hasil yang diinginkan.
Singkatnya, dengan mendukung orientasi hasil dalam unit perawatan ksehatan
memberikan empat hasil dasar yang berfokus pada peningkatan kualitas: 1) Seperangkat
indicator yang dapat disubyekkan pada perbandingan longitudinal sepanjang waktu; 2)
Seperangkat indicator lain mengenai kualitas dengan perawatan yang diberikan bagi
pengguna/pasien; 3) Peta area yang membutuhkan peningkatan; 4) Kemungkinan
membentuk proses standar perbandingan dengan unit terbaik, atau dengan kata lain,
memonitor kinerja dengan menggunakan kriteria benchmarking atau pentolokukuran.
2.8. Kapasitas Penilaian diri dan penilaian eksternal
Konsep Peningkatan Kualitas Berkelanjutan (CQI) harus menyerap seluruh
perkembangan manajemen klinis. Beberapa organisasi dan agensi internasional,
nasional dan regional terpenting yang didedikasikan pada akreditasi unit perawatan
kesehatan dan pusat-pusat perawatan kesehatan adalah berikut ini. Pertama,
Masyarakat Internasional bagi Kualitas dalam Perawatan Kesehatan (ISQua) yang
merupakan organisasi non-profit yang muncul di tahun 1986.
Pendeknya, penilaian eksternal unit perawatan kesehatan melalui akreditas
berarti sertifikasi pemenuhan dengan standar kualitas yang ditentukan sebelumnya oleh
organisasi eksternal. Seperti yang dibahas sebelumnya, ada sejumlah kualitas signifikan
yang mengakreditasikan atau mensertifikasikan agensi atau organisasi di Negara-negara
berbeda, beberapa masyarakat umum tapi sebagian besar entitas pribadi mereka.
Pendekatan mereka berbeda walaupun berbeda walaupun istilah referensi (standar)
sangat sama. Perbedaan mendasari terutama dalam bidang akreditas, (a) mengenai
bagaimana proses penilaian diri diatur, (b) mengenai apakah proses penilaian itu
sistemis atau terfragmen, (c) dalam kemungkian menggunakan informasi yang
dihasilkan dari proses sertifikasi.
3. Kesimpulan
Manajemen klinis mendorong kapasitas organisasi diri dan otonomi professional,
ini menstimulasi akuntabilitas dalam manajemen sumber daya yang digunakan dalam
praktek klinis, dan ini menanamkan budaya peningkatan dan orientasi hasil
berkelanjutan. Sehingga memfasilitasi disain organisasional yang lebih dapat diadaptasi
bagi kebutuhan professional dan warga Negara.
Faktor-Critical Success Factorsyang dapat menentukan perkembangan
manajemen klinis yang sesuai dapat dirangkum berikut ini:
1. Mengorientasikan layanan kesehatan bagi warga Negara dan pasien, meneliti
kebutuhan dan harapan mereka, mendukung partisipasi mereka dengan
menyediakan informasi akurat dan berkualitas.
2. Membentuk tim multidisiplin yang memberikan respon terintegrasi dan
berbagi tujuan bersama
3. Membentuk persetujuan procedural dengan manajemen korporat yang
dengan jelas mengatur komitmen kedua pihak, perjanjian yang menandai
kapasitas lebih besar untuk pembuatan keputusan dan akuntabilitas lebih
besar pada bagian unit klinis dan departemen klinis.
4. Menentukan seperangkat proses perawatan kesehatan unit klinis dan
departemen klinis yang mengarahkan karakteristik kualitas mereka dan poin
keamanan kritis mereka.
5. Menentukan peta kompetensi professional bagi anggota perawatan
kesehatan, departemen dan organisasi, yang membiarkan rencana
perkembangan individu dan rencana pelatihan khusus untuk dibentuk.
6. Mengatur indicator sehingga hasil perawatan kesehatan, kepuasan,
manajemen sumber daya efisien dan benchmarkin dapat diukur.
7. Mendukung penilaian diri dan menyampaikannya pada proses akreditasi
periodic dan/atau penilaian kualitas eksternal.
Dengan mempertimbangan factor kesuksesan kritis yang diuraikan diatas,
rencana manajemen bagi departemen atau unit klinis dapat didekati dengan jaminan
kesuksesan. Ini melibatkan: optimisasi pengetahuan yang ada dalam organisasi dan
menempatkannya pada pelayanan warga Negara. Dengan meningkatkan kualitas dalam
proses perawatan kesehatan melalui perkembangan kompetensi professional selanjutnya
dalam diri mereka. Dan akhirnya, menggunakan visi organisasi berbeda untuk
mengorientasikannya pada proses, dengan mendesentralisasikan pembuatan keputusan
dan mendukung keterlibatan professional lebih besar dalam tujuan korporat.

More Related Content

What's hot

Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdfCetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdfMuh Saleh
 
Modul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
Modul Inti Pengembangan SDM KesehatanModul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
Modul Inti Pengembangan SDM KesehatanRicky Gunawan
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanYurie Arsyad Temenggung
 
Strategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatanStrategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatanSlametWidodo53
 
Sasaran Advokasi
Sasaran AdvokasiSasaran Advokasi
Sasaran AdvokasiJabfungkes
 
KOLABORASI PROFESI KESEHATAN.pptx
KOLABORASI PROFESI KESEHATAN.pptxKOLABORASI PROFESI KESEHATAN.pptx
KOLABORASI PROFESI KESEHATAN.pptxRestu48
 
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klbPenyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klbHMRojali
 
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan KesehataIsu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan KesehataMuh Saleh
 
Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di Indonesia
Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di IndonesiaKebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di Indonesia
Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di IndonesiaRicky Gunawan
 
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptx
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptxBahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptx
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptxTeguhApridinata1
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologilasnisiregar
 
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsipContoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsipFitria Anwarawati
 
SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)
SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)
SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)Aguz Setiawan
 

What's hot (20)

Advokasi Kesehatan
Advokasi KesehatanAdvokasi Kesehatan
Advokasi Kesehatan
 
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdfCetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
 
Modul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
Modul Inti Pengembangan SDM KesehatanModul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
Modul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
 
Strategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatanStrategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatan
 
Sasaran Advokasi
Sasaran AdvokasiSasaran Advokasi
Sasaran Advokasi
 
Manajemen kesehatan masyarakat
Manajemen kesehatan masyarakatManajemen kesehatan masyarakat
Manajemen kesehatan masyarakat
 
KOLABORASI PROFESI KESEHATAN.pptx
KOLABORASI PROFESI KESEHATAN.pptxKOLABORASI PROFESI KESEHATAN.pptx
KOLABORASI PROFESI KESEHATAN.pptx
 
Strategi promkes
Strategi promkesStrategi promkes
Strategi promkes
 
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klbPenyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
 
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan KesehataIsu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
 
Indikator promkes
Indikator promkesIndikator promkes
Indikator promkes
 
Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di Indonesia
Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di IndonesiaKebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di Indonesia
Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di Indonesia
 
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptx
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptxBahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptx
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptx
 
Bab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasiBab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasi
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
Dokumentasi keperawatan power point
Dokumentasi keperawatan power pointDokumentasi keperawatan power point
Dokumentasi keperawatan power point
 
Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3
 
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsipContoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
 
SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)
SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)
SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)
 

Viewers also liked

Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...Nadia Naffi, Ph.D.
 
Derecho internacional privado ninfa zapata
Derecho internacional privado ninfa zapataDerecho internacional privado ninfa zapata
Derecho internacional privado ninfa zapataNinfa Zapata Vergara
 
SLMA president address 2009
SLMA president address 2009SLMA president address 2009
SLMA president address 2009Rezvi Sheriff
 
10 manfaat putih telur
10 manfaat putih telur10 manfaat putih telur
10 manfaat putih telurEka Oktavia I
 
Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Nasiatul Salim
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...
Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...
Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...Nadia Naffi, Ph.D.
 
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...Nadia Naffi, Ph.D.
 
HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR
HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR
HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR REA-2015
 
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Representation presentation
Representation presentationRepresentation presentation
Representation presentationRebeccaGerrans
 

Viewers also liked (18)

Elegancia
EleganciaElegancia
Elegancia
 
YIR - Final
YIR - FinalYIR - Final
YIR - Final
 
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
 
Derecho internacional privado ninfa zapata
Derecho internacional privado ninfa zapataDerecho internacional privado ninfa zapata
Derecho internacional privado ninfa zapata
 
SLMA president address 2009
SLMA president address 2009SLMA president address 2009
SLMA president address 2009
 
10 manfaat putih telur
10 manfaat putih telur10 manfaat putih telur
10 manfaat putih telur
 
Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Guiding text
Guiding textGuiding text
Guiding text
 
Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...
Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...
Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...
 
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
 
HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR
HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR
HISTORIA DE LA MONEDA DEL ECUADOR
 
certificates
certificatescertificates
certificates
 
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
 
christifideles_laici
christifideles_laicichristifideles_laici
christifideles_laici
 
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Representation presentation
Representation presentationRepresentation presentation
Representation presentation
 

Similar to Critical success factors for quality

Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1Danny d'Fila
 
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
TUGAS PPT SASTRAWATI-KONSEP TEORI MANAJEMEN KEP.pptx
TUGAS PPT SASTRAWATI-KONSEP TEORI MANAJEMEN KEP.pptxTUGAS PPT SASTRAWATI-KONSEP TEORI MANAJEMEN KEP.pptx
TUGAS PPT SASTRAWATI-KONSEP TEORI MANAJEMEN KEP.pptxArifAlgifari
 
IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I
IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM IIPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I
IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM IDanny d'Fila
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanNasiatul Salim
 
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Kebijakan akreditasi puskesmas
Kebijakan akreditasi puskesmasKebijakan akreditasi puskesmas
Kebijakan akreditasi puskesmasTaufikkamba
 
Kebijakan Akreditasi FKTP
Kebijakan Akreditasi FKTPKebijakan Akreditasi FKTP
Kebijakan Akreditasi FKTPTaufikkamba
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Makalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMakalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMJM Networks
 

Similar to Critical success factors for quality (20)

Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
 
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
TUGAS PPT SASTRAWATI-KONSEP TEORI MANAJEMEN KEP.pptx
TUGAS PPT SASTRAWATI-KONSEP TEORI MANAJEMEN KEP.pptxTUGAS PPT SASTRAWATI-KONSEP TEORI MANAJEMEN KEP.pptx
TUGAS PPT SASTRAWATI-KONSEP TEORI MANAJEMEN KEP.pptx
 
Pasien safety
Pasien safetyPasien safety
Pasien safety
 
IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I
IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM IIPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I
IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
 
Patient Safety 2
Patient Safety 2Patient Safety 2
Patient Safety 2
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
 
Pasien.pdf
Pasien.pdfPasien.pdf
Pasien.pdf
 
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
Kebijakan akreditasi puskesmas
Kebijakan akreditasi puskesmasKebijakan akreditasi puskesmas
Kebijakan akreditasi puskesmas
 
Kebijakan Akreditasi FKTP
Kebijakan Akreditasi FKTPKebijakan Akreditasi FKTP
Kebijakan Akreditasi FKTP
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
 
Makalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMakalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatan
 

More from Nasiatul Salim

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitNasiatul Salim
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanNasiatul Salim
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanNasiatul Salim
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookChapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Nasiatul Salim
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Nasiatul Salim
 

More from Nasiatul Salim (20)

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookChapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
 

Recently uploaded

PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 

Recently uploaded (12)

PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 

Critical success factors for quality

  • 1. BAB 15 FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN BAGI JAMINAN KUALITAS DALAM ORGANISASI PERAWATAN KESEHATAN (Critical Success Factors for Quality Assurance in Healthcare Organizations) 1. Pendahuluan Di beberapa tahun ini dalam layanan kesehatan, kebutuhan telah menekankan untuk menggunakan alat manajemen yang meyoroti peran utama professional dan yang mendukung implementasi kepemimpinan klinis berdasarkan pada otonomi lebih besar dan pembuatan keputusan dalam manajemen. Ada banyak pendekatan konsep dalam bidang manajemen klinis: realisasinya dalam ruang organisasi yang ditentukan (Unit Kliis); sinergi dengan alat manajemen seperti pendekatan proses atau klinis dan definisi kompetensi; penggunaan pedoman klinis atau penggunaan bukti ilmiah sebagai jaminan keefektifan klinis; hubungan antara professional dan pasien dimana model yang lebih proaktif mendukung gunanya bantuan keputusan pasien yang mendorong partisipasi dalam pembuatan keputusan bersama, dimana dimensi-dimensi inti kualitas perawatan kesehatan seperti keberlanjutan dan keamanan dijamin.Manajemen klinis dapat didefinisikan sebagai kemampuan professional kesehatan untuk mengatur sumber daya yang mereka gunakan dalam praktek klinis secara efisien dan efektif (Torres-Olivera& Reyes-Alcazar, 2011). 2. Critical Success Factors Critical Success Factors(CSF) adalah fitur khusus lingkungan internal atau eksternal yang penting bagi hal tersebut untuk mencapai tujuan. Faktor itu sangat kritis jika pemenuhannya penting untuk mencapai tujuan-tujuan ini, sehingga membutuhkan tindakan dari sector-sektor yang termasuk di dalamnya. Faktor kesuksesan kritis yang dapat menentukan perkembangan manajemen klinis yang sesuai dapat dirangkum sebagai berikut:
  • 2. 2.1 Perawatan yang berpusat pada pasien. Fokus perawatan kesehatan adalah warga Negara, sehingga pendekatan terhadap intervensi harus didasarkan pada kebutuhan dan harapan mereka. Untuk mencapai ini, kebutuhan dan harapan ini harus dicari dan dipahami. Saat ini, pengaturan klinis lebih terbuka. Kepercayaan tradisional organisasi jasa mengenai perubahan dalam lingkungan mereka tidak dapat diterapkan pada layanan kesehatan yang diilhami dengan kepentingan diri teknis, penjagaan proses informasi dan komunikasi satu sisi. Dari pandangan manajemen klinis, model perawatan yang berpusat pada pasien membawa elemen-elemen tertentu mengenai tanggung jawab bagi pasien. Elemen-elemen tersebut memutuskan dengan sempurna perubahan arah yang harus diambil unit klinis atau departemen klinis untuk mengembangkan rencana manajemen klinis, yang pada dasarnya meliputi:  Mengetahui pengguna dan pengguna potensial layanan kesehatan.  Mengetahui tingkat kepuasan antar pasien yang telah menggunakan unit klinis atau departemen klinis dan menggunakan informasi ini untuk mendeteksi area peningkatan dan pengembangan.  Dengan memberikan informasi yang cukup dan akurat, mempromosikan kesempatan partisipasi dan pembuatan keputusan bersama, dan dengan sesuai menangani prosedur bagi bantuan persetujuan yang diinformasikan dan bantuan keputusan pasien.  Kelemahan, untuk menbawa hasil unit atau departemen klinis terhadap perhatian masyarakat, channel komunikasi terbuka yang mendukung transmisi informasi danpengetahuan, dan mendorong partisipasi melalui jaringan social, forum pasien, dll. 2.2. Kepemimpinan
  • 3. Kepemimpinan klinis terpusat pada strategi manajemen klinis. Pentingnya peran yang dimainkan dengan kepemimpinan klisnis dikenali oleh agensi pemerintah yang bertanggung jawab untuk memastikan kualitas perawatan. Joint Comission berbicara mengenai “kepemimpinan efektif” yang menentukan kelebihan dan konsistensi kinerja di area-area seperti perencanaan, manajemen, koordinasi, ketentuan dan peningkatan layanan kesehatan (Joint Comission Resources, 2009). Akan tetapi, kepemimpinan ini bukanlah factor isolasi dan membutuhkan dukungan lain. Kedua aspek pemberdayaan, structural dan psikologis, memberikan kepemimpinan dengan alat kinerja yang meningkatkan pekerjaan individu dan konteks kerja dimana mereka berada. Sehingga, para pemimpin professional harus didorong dalam semua aspek, sehingga membuatkan para stakeholder para dokter dengan tujuan-tujuan organisasi, memperjuangkan komitmen bagi mereka dan menyediakan kemepimpinan efektif dengan alat dari struktur manajemen. Proses ini melibatkan kebutuhan menentukan peta kompetensi, sikap dan/atau pengetahuan dan kemampuan, professional perawatan kesehatan harus bergabung. Alat bagi Manajemen Rencana Perkembangan Individu telah didisain dan diimplementasikan yang membiarkan perbedaan kompetensi dikenal antar professional unit klinis. Interaksi dengan manajer pusat perawatan kesehatan lain dan struktur politik system perawatan kesehatan ditekankan sebagai salah satu atribut inti yang menentukan kepemimpinan klinis, menurut Christian dan Norman (1998). Dalam topic ini, harus diingat bahwa Observatorium untuk Kualitas Pelatihan Kesehatan-Spanyol, dengan menggunakan alat bagi Manajemen Rencana Pengembangan Individual, telah menentukan peta kompetensi manajer atau direktur Unit Klinis Sistem Kesehatan Masyarakat Andalusian. Peta ini berisi 26 praktek spesifik dan 106 syarat dengan tingkat pencapaian berbeda (dari penting ke strategis) dalam 12 kompetensi kunci: (1) Sikap pembelajaran dan peningkatan
  • 4. berkelanjutan (2) kapasitas Ilmiah dan klinis, (3) Kapasitas pembuatan keputusan, (4) komunikasi, (5) Manajemen dan Perencanaan, (6) Promosi pengembangan professional, (7) Manajemen Kualitas keamanan klinis, (8) Manajemen Sumber daya efisien, (9) Inovasi dan Kepemimpinan, (10) Promosi penelitian dan pengajaran, (11) Pedoman bagi warga Negara, (12) Hasil-orientasi. 2.3. Kerja Tim Kepentingan dan keefektifan dalam proses perawatan kesehatan telah dipelajari secara luas dalam decade terakhir. Dalam pandangan penulis bab ini, kerja tim akan memainkan peran penting dalam keefektifan hasil yang diperoleh dalam praktek klinis. Dengan kata lain, kapasitas professional kesehatan dalam unit klinis khusus untuk mengintegrasi akan secara langsung dikaitkan dengan keefektifan klinis mereka dan kemampuan pembuatan keputusan. Kerja tim mendorong rasa kepemilikan dan perbedaan sebagai elemen memotivasi. 2.4. Otonomi dan Tanggung Jawab Kemampuan untuk membuat keputusan mengenai sumber daya dalam praktek klinis adalah konsep utama manajemen klinis. Permintaan otonomi dan tanggung jawab bagi unit klinis brakar dari keuntungan yang telah secara empiris didemonstrasikan dalam bidang professional (Schulz dkk. 1991, Akre dkk. 1997, Kapur dkk. 1999). Focus utama analisis ini telah mengenai kemampuan professional dan unit klinis untuk menentukan atau membentuk strategi klinis mereka sendiri dan pengujian kinerja mereka sendiri. Ada tradisi manajer yang mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada professional perawatan kesehatan, walaupun ini keputusan klinis yang memiliki lebih banyak pengaruh langsung pada konsumsi sumber daya. Sehingga, penting menggabungkan gaya manajemen baru dimana peran utama manajer adalah
  • 5. memfasilitasi proses perawatan kesehatan dan mendukung operasi unit klinis. Dilain pihak, professional harus diperkenalkan dan dilatih dalam berbagai berbagai kompetensi yang mendukung partisipasi mereka dan keterlibatan mereka dalam pembuatan keputusan pada penggunaan sumber daya. 2.5. Perhatian dari Pandangan Proses Terpadu Dalam masyarakat informasi saat ini, warga Negara memainkan peran utama bahwa harapan mereka berdampak pada mode tindakan organisasi pemberian layanan. Kemungkinan menerima perawatan kesehatan komprehensif dan berkelanjutan menghadapi sejumlah kesulitan, sangat disebabkan oleh bagaimana layanan kesehatan diatur. Segmentasi departemental mungkin seharusnya lebih pada minat para manajer dan professional dari pada kebutuha para pengguna. Dilain pihak, jika harapan warga Negara mengenai apa yang mereka minta dari organisasi perawatan kesehatan, khususnya jika mereka masyarakat umum, diteliti secara mendalam, ini dilihat bahwa mereka mengekspresikan keinginan perawatan kualitas lebih tinggi dalam hal akses, keefektifan, keamanan dan informasi. Pendekatan terintegrasi terhadap proses perawatan ini harus mengejar tujuan berikut: (1) memastikan keberlanjutan perawatan melalui visi perawatan kesehatan berkelanjutan dan visi bersama. (2) mengadaptasi struktur fungsional layanan terhadap kebutuhan dan permintaan warga Negara, (3) menghubungkan usaha professional bagi tujuan akhir, hasil pasien, tanggung jawab bersama, (4) menempatkan Sumber daya (biaya) di tempat yang tepat (keuntungan lebih besar). Manajemen proses diatur melalui sejumlah elemen kunci, seperti: (1) pendekatan berpusta pada pengguna, (2) keterlibatan lebih besar mengenai professional perawatan kesehatan, (3) dukungan dari bukti ilmiah terbaik yang tersedia, dan (4) penggunaan system informasi terpadu. Manajemen proses berusaha untuk memastikan keberlanjutan perawatan di sepanjang waktu dan diharapkan mencari
  • 6. layanan khas dan terkoordinasi, menghindari fragmentasi perawatan pada tingkat ganda (Consejería de Salud - Regional Ministry of Health, 2001). Manajemen proses terintegrasi merupakan pendekatan terhadap perawatan kesehatan yang mengkoordinasi sumber daya lintas system kesehatan (Fernández, 2003). Proses yang memetakan unit klinis atau departemen klinis akan menentukan portfolio layanan dan karakteristik kualitasnya, dan juga membentuk roadmap bagi pasien dalam pengaturan perawatan kesehatan dan membentuk kompetensi yang harus dikembangkan oleh para professional (Mora Martínez, 2002). 2.6. Kompetensi Profesional Istilah competence atau kompetensi dalam pengertian ini berdasarkan David McClelland, seorang psikolog di Universitas Harvard, ahli dalam teori motivasi, yang menerbitkan artikel di tahun 1973 yang menyebabkan perubahan radikal saat itu. Dari perspektif ini, penentuan kompetensi professional dan generasi pelengkap yang mengatur mereka, menjadi kunci melanjutkan perkembangan professional (Reyes- Alcázar et al., 2011). Peta kompetensi professional perawatan kesehatan harus diatur sebagai Standar Emas yang berisi pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diinginkan untuk mengembangkan praktek klinis yang unggul. Kompetensi tipikal mungkin berisi seperangkat kompetensi kunci untuk pekerjaan khusus dan praktek-praktek terbaik yang harus dikembangkan untuk kinerja optimal dalam pekerjaan itu. Sehingga, kompetensi harus bertemu dengan kriteria tertentu: (1) mempertimbangkan konsep, (2) mengenali hasil yang diinginkan dalam tingkat perkembangan, pencapaian atau keunggulan tugas atau fungsi, (3) menghubungkan tingkat perkembangan setiap tugas atau fungsi dengan kinerja, syarat atau kriteria bukti, (4) memasukkan area-area tanggung jawab professional. Dengan pertimbangan dengan peta kompetensi, professional unit perawatan kesehatan dapat melaksanakan proses penilaian diri untuk membentuk perbedaan
  • 7. kompetensi, dan menghasilkan rencana perkembangan professional individu yang akan menentukan proses pelatihan dan pembelajaran yang dibutuhkan bagi perkembangan mereka. Salah satu proyek terpenting saat ini dibawah perkembangan dalam bidang manajemen kompetensi dilaksanakan di Andalusia (Spanyol) oleh Agensi Andalusian bagi Kualitas Perawatan Kesehatan bagi Pelayanan Kesehatan Masyarakat sejak tahun 2006. Dalam Model Manajemen Kompetensi Sistem Kesehatan Masyarakat, Accreditation atau Akreditasi didefinisikan sebagai pengenalan, eksplisit dan public menemukan syarat penting bagi perawatan kesehatan, dan juga awal garis peningkatan berkelanjutan oleh professional (Almuedo-Paz et al, 2011). 2.7. Orientasi Hasil Perhatian yang berorientasi hasil dalam manajemen klinis adalah bahwa para penulis telah menyatakan bahwa “manajemen perawatan kesehatan tidak dapat digambarkan tanpa pengukuran hasil” (Marín-León,2011: 90). Dalam hal ini, unit perawatan kesehatan harus memiliki Balanced Scorecard untuk mengumpulkan informasi dalam bentuk ringkasan, mengenali area-area peningkatan dan membiarkan unit untuk membentuk proses benchmarking. Menurut Keller dkk (2002), program evaluasi terintegrasi dan perencanaan berorientasi pada hasil terdiri dari dua elemen mendasar. Pertama, melibatkan pemilihan tujuan, yang akan menjelaskan tujuan yang akan dicapai. Kedua, melibatkan pendisainan strategi khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang dikenali. Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton di tahun 1992 telah memperoleh popularitas besar baru-baru ini. BSC merupakan system hubungan penyebab antara indicator gabungan (area kinerja inti) yang memadukan sejumlah besar informasi (Indikator kierja kunci) ke dalam metric tunggal yang dipahami dengan mudah (Lovaglio, 2011).
  • 8. Keberadaan indicator tingkat strategis dan operasional dalam fasilitas unit klinis yang mendisain orientasi hasil yang lebih akurat, dan sehingga struktur manajemen dapat mendasari Misi tersebut, Visi dan Nilai unit dengan hasil yang diinginkan. Singkatnya, dengan mendukung orientasi hasil dalam unit perawatan ksehatan memberikan empat hasil dasar yang berfokus pada peningkatan kualitas: 1) Seperangkat indicator yang dapat disubyekkan pada perbandingan longitudinal sepanjang waktu; 2) Seperangkat indicator lain mengenai kualitas dengan perawatan yang diberikan bagi pengguna/pasien; 3) Peta area yang membutuhkan peningkatan; 4) Kemungkinan membentuk proses standar perbandingan dengan unit terbaik, atau dengan kata lain, memonitor kinerja dengan menggunakan kriteria benchmarking atau pentolokukuran. 2.8. Kapasitas Penilaian diri dan penilaian eksternal Konsep Peningkatan Kualitas Berkelanjutan (CQI) harus menyerap seluruh perkembangan manajemen klinis. Beberapa organisasi dan agensi internasional, nasional dan regional terpenting yang didedikasikan pada akreditasi unit perawatan kesehatan dan pusat-pusat perawatan kesehatan adalah berikut ini. Pertama, Masyarakat Internasional bagi Kualitas dalam Perawatan Kesehatan (ISQua) yang merupakan organisasi non-profit yang muncul di tahun 1986. Pendeknya, penilaian eksternal unit perawatan kesehatan melalui akreditas berarti sertifikasi pemenuhan dengan standar kualitas yang ditentukan sebelumnya oleh organisasi eksternal. Seperti yang dibahas sebelumnya, ada sejumlah kualitas signifikan yang mengakreditasikan atau mensertifikasikan agensi atau organisasi di Negara-negara berbeda, beberapa masyarakat umum tapi sebagian besar entitas pribadi mereka. Pendekatan mereka berbeda walaupun berbeda walaupun istilah referensi (standar) sangat sama. Perbedaan mendasari terutama dalam bidang akreditas, (a) mengenai bagaimana proses penilaian diri diatur, (b) mengenai apakah proses penilaian itu
  • 9. sistemis atau terfragmen, (c) dalam kemungkian menggunakan informasi yang dihasilkan dari proses sertifikasi. 3. Kesimpulan Manajemen klinis mendorong kapasitas organisasi diri dan otonomi professional, ini menstimulasi akuntabilitas dalam manajemen sumber daya yang digunakan dalam praktek klinis, dan ini menanamkan budaya peningkatan dan orientasi hasil berkelanjutan. Sehingga memfasilitasi disain organisasional yang lebih dapat diadaptasi bagi kebutuhan professional dan warga Negara. Faktor-Critical Success Factorsyang dapat menentukan perkembangan manajemen klinis yang sesuai dapat dirangkum berikut ini: 1. Mengorientasikan layanan kesehatan bagi warga Negara dan pasien, meneliti kebutuhan dan harapan mereka, mendukung partisipasi mereka dengan menyediakan informasi akurat dan berkualitas. 2. Membentuk tim multidisiplin yang memberikan respon terintegrasi dan berbagi tujuan bersama 3. Membentuk persetujuan procedural dengan manajemen korporat yang dengan jelas mengatur komitmen kedua pihak, perjanjian yang menandai kapasitas lebih besar untuk pembuatan keputusan dan akuntabilitas lebih besar pada bagian unit klinis dan departemen klinis. 4. Menentukan seperangkat proses perawatan kesehatan unit klinis dan departemen klinis yang mengarahkan karakteristik kualitas mereka dan poin keamanan kritis mereka. 5. Menentukan peta kompetensi professional bagi anggota perawatan kesehatan, departemen dan organisasi, yang membiarkan rencana perkembangan individu dan rencana pelatihan khusus untuk dibentuk. 6. Mengatur indicator sehingga hasil perawatan kesehatan, kepuasan, manajemen sumber daya efisien dan benchmarkin dapat diukur.
  • 10. 7. Mendukung penilaian diri dan menyampaikannya pada proses akreditasi periodic dan/atau penilaian kualitas eksternal. Dengan mempertimbangan factor kesuksesan kritis yang diuraikan diatas, rencana manajemen bagi departemen atau unit klinis dapat didekati dengan jaminan kesuksesan. Ini melibatkan: optimisasi pengetahuan yang ada dalam organisasi dan menempatkannya pada pelayanan warga Negara. Dengan meningkatkan kualitas dalam proses perawatan kesehatan melalui perkembangan kompetensi professional selanjutnya dalam diri mereka. Dan akhirnya, menggunakan visi organisasi berbeda untuk mengorientasikannya pada proses, dengan mendesentralisasikan pembuatan keputusan dan mendukung keterlibatan professional lebih besar dalam tujuan korporat.