SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
186
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2)
MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
RizandaMachmud*
Pendahuluan
Saat ini mutu layanan kesehatan merupakan fokus
utama bagi masyarakat. Kesadaran dan kepedulian
terhadap mutu memang semakin meningkat. Hal-hal yang
berkaitan dengan mutu saat ini antara lain : kepercayaan
bahwa sesuatu yang bermutu pastilah merupakan hal yang
bersifat luks, mewah, dan mahal. Mutu juga dianggap
sesuatu hal yang bersifat abstrak sehingga tidak dapat
diukur Upaya peningkatan mutu memerlukan biaya yang
cukup mahal.
ApayangDisebutMutu?
Definisi Mutu
MenurutAli Gufran, 2007; istilah mutu memiliki
banyak penafsiran yang mungkin berbeda-beda, ketika ia
digunakan untuk menggambarkan sebuah produk atau
pelayanan tertentu. Bisa saja beberapa orang mengatakan
bahwa sesuatu dikatakan bermutu tinggi ketika sesuatu
tersebut dianggap lebih baik, lebih cepat, lebih cemerlang,
lux, lebih wah dan biasanya lebih mahal dibandingkan
produk atau layanan yang mutunya dianggap lebih rendah.
Hal ini tentu tidak sepenuhnya benar. Beberapa orang
mengartikan layanan kesehatan bermutu adalah layanan
yang memuaskan pelanggan. Padahal layanan yang
diberikan tidak memenuhi standar pelayanan medis
profesional. Bahkan bisa terjadi di sebuah institusi layanan
kesehatan seperti rumah sakit jika pasien datang di Unit
Gawat Darurat langsung ditangani “diinfus”. Pasien puas
karena mereka merasa langsung “ditangani” padahal infus
tidak selalu diperlukan. Bahkan jika tidak terkontrol dapat
menimbulkan efek samping seperti oedem pulmo1,2
.
Ada dilema dalam upaya untuk mewujudkan mutu
dalam layanan kesehatan. Pada satu pihak mutu juga
diartikan sejauh mana layanan kesehatan yang diberikan
sesuai dengan standard operating procedure (SOP) atau
prosedur tetap medis. Ketika SOP tersebut dilaksanakan
seperti misalnya di beberapa rumah sakit pendidikan milik
pemerintah, dianggap oleh pasien terlalu lama dan berbelit-
belit. Dari pihak lainnya, menurut kacamata pasien, justru
rumah sakit pendidikan milik pemerintah dianggap kurang
bermutu dibanding rumah sakit swasta yang bisa lebih
cepat karena prosedur yang diterapkan lebih fleksibel1,2
.
LebihlanjutdalamuraianAliGufran,2007;layanan
bermutu dalam pengertian yang luas diartikan sejauh mana
realitas layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan
kriteria dan standar profesional medis terkini dan baik yang
sekaligus telah memenuhi atau bahkan melebihi kebutuhan
dan keinginan pelanggan dengan tingkat efisiensi yang
optimal. Abstrak mutu dapat dinilai dan diukur dengan
berbagai pendekatan. Pendekatan maupun metode
pengukuran yang digunakan dalam upaya meningkatkan
mutu tersebut telah tersedia baik dari dimensi input, proses
dan output. Mutu memiliki karakteristik melakukan
pelayanan yang benar dengan cara yang benar, pertama
benar dan selanjutnya diharapkan benar1,2
.
Perkembangan Upaya Perbaikan Mutu Pelayanan
kesehatan di Indonesia
Sejarah perkembangan tentang upaya perbaikan
mutu yang dikutip dari Tjahyono Koentjoro, 2004
menerangkan bahwa upaya perbaikan mutu dan kinerja
pelayanan kesehatan di Indonesia telah mulai di lakukan
sejak tahun 1986 dengan diterapkannya gugus kendali
mutu di rumah sakit dan di puskesmas serta pada pelayanan
kesehatan yang lain. Perbaikan ini dilanjutkan dengan
dikenalkannya total quality management pada tahun 1994
dan performance management pada tahun 19963
.
Untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas,
diperkenalkan program jaminan mutu (quality assurance)
pada tahun 1995 di Provinsi Jawa Barat, Jawa timur, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan
Sumatera Barat melalui Proyek Kesehatan IV (Health
Project IV). Di Jawa Tengah, pelayanan kesehatan tersebut
diperkenalkan melalui Proyek Community Health and
Nutrition III, sedangkan di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, pengenalan dilakukan melalui Provincial
Health Project I dengan tiga tahapan, yakni analisis sistem,
supervisi dan pembinaan, dan pendekatan tim. Empat
standar pelayanan telah disusun melalui program jaminan
mutu tersebut, yaitu standar penanganan diare, standar
pelayanan imunisasi, standar penanganan infeksi saluran
nafas atas, dan standar pelayanan antenatal, dalam bentuk
lembar periksa yang harus diikuti oleh petugas pelayanan
kesehatan di puskesmas3
.
Apa Saja Prinsip Penting dalam Perbaikan Mutu?
Dua hal yang perlu dipantau dalam upaya
perbaikan mutu adalah Kepuasan Pelanggan dan Standar
Pelayanan Kesehatan. Kedua aspek ini haruslah seimbang.
Kesetiaan dan Kepuasan Pelanggan
Dari berbagai sumber disebutkan bahwa. Prinsip
* Staf Pengajar PSIKM FK Unand
STUDILITERATUR
187
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2)
utama perbaikan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan
adalah kepedulian terhadap pelanggan. Pasien sebagai
pelanggan eksternal tidak hanya menginginkan
kesembuhan dari sakit yang diderita yang merupakan luaran
(outcome) pelayan, tetapi juga merasakan dan menilai
bagaimana ia diperlakukan dalam proses pelayanan3,4
.
Berangkat dari pelayanan yang peduli pada pelanggan,
yakni pelayanan yang memerhatikan kebutuhan (needs),
harapan (expectation) pelanggan, dan penilaian manfaat
(value) oleh pelanggan sebagai persyaratan yang diajukan
oleh pelanggan, upaya untuk memperbaiki mutu dan kinerja
perlu merujuk pada trilogi persyaratan pelanggan tersebut.
Harapan (expectation) dari pelanggan tidak hanya diartikan
seperti apa yang diinginkan atau diharapkan akan
didapatkan oleh pelanggan, tetapi juga apa yang
diharapkan terjadi selama menjalani proses pelayanan dan
menikmati produk yang dibeli, yang antara lain tidak akan
mengalami kesalahan tindakan medis ataupun kejadian-
kejadian yang tidak diinginkan3
.
Hasil pelayanan kesehatan adalah luaran klinis,
manfaat yang diperoleh pelanggan, dan pengalaman
pelanggan yang berupa kepuasan atau kekecewaan.
Pengalaman pelanggan tersebut sangat tergantung pada
proses pelayanan pada lini depan atau sistem mikro
pelayanan, suatu sistem pelayanan yang bersentuhan
langsung dengan pelanggan3
.
StandarPelayanan Kesehatan
Dalam proses pelayanan kesehatan akan terjadi
variasi pelaksanaan kegiatan dari waktu ke waktu yang
akan menghasilkan luaran yang bervariasi juga. Salah satu
upaya untuk mengurangi variasi proses adalah dengan
melakukan standardisasi. Proses standardisasi meliputi
penyusunan, penerapan, monitoring, pengendalian, serta
evaluasi dan revisi standar (PP 102/2000)3-6
.
Keberadaan standar dalam pelayanan kesehatan
akan memberikan manfaat, antara lain mengurangi variasi
proses, merupakan persyaratan profesi, dan dasar untuk
mengukur mutu. Ditetapkannya standar juga akan
menjamin keselamatan pasien dan petugas penyedia
pelayanan kesehatan. Dikuranginya variasi dalam
pelayanan akan meningkatkan konsistensi pelayanan
kesehatan, mengurangi morbiditas dan mortalitas pasien,
meningkatkan efisiensi dalam pelayanan, dan memudahkan
petugas dalam pelayanan2,3
.
Bagaimana Melakukan Perbaikan Mutu?
Pada pembahasan ini akan diutarakan lebih lanjut
bagaimana upaya yang dilakukan dalam perbaikan mutu,
fokus apa yang perlu diperhatikan. Fokus tersebut yang
harus diperhatikan dalam Rantai Efek Perbaikan Mutu
Pelayanan Kesehatan
Menurut Tjahyono Koentjoro 2004, Untuk
melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan, perlu
diperhatikan empat tingkat perubahan, yaitu :
1. Pengalaman pasien dan masyarakat
2. Sistem mikro pelayanan
3. Sistem organisasi pelayanan kesehatan
4. Lingkungan pelayan kesehatan
Di samping harus memiliki tujuan yang jelas dan
komprehensif, pelayanan kesehatan yang harus berfokus
pada pelanggan. Pengalaman pasien dan masyarakat yang
menjadi pelanggan pelayanan kesehatan harus mendapat
perhatian utama sehingga kebutuhan, harapan, dan nilai
pelanggan dapat dipenuhi oleh organisasi pelayanan
kesehatan. Mekanisme untuk mengenal adanya perubahan
kebutuhan, harapan, dan nilai pelanggan perlu ada dalam
pengelolaan organisasi pelayanan kesehatan, demikian
juga mekanisme untuk mengelola pengalaman pelanggan.
Dengan demikian, organisasi pelayanan kesehatan akan
mampu memberikan yang terbaik kepada pasien dan
masyarakat3
.
Berikut pendekatan-pendekatan yang dilakukan
dalam upaya mewujudkan pelayanan kesehatan yang harus
berfokus pada pelanggan seperti Total Quality
Management (TQM), Layanan Prima.
TotalQualityManagement(TQM)
Sejak empat dekade yang lalu, Joseph Juran (1974)
telah menggambarkan komponen-komponen dasar
pendekatan manajemen kualitas secara komprehensif. Juran
telah mengidentifikasikan elemen-elemen yang diperlukan
dalam sebuah sistem untuk mengukur, meningkatkan, dan
merancang proses yang secara konsisten dapat
memberikan hasil yang optimal. Dia menamakan sistem
tersebut sebagai manajemen kualitas secara menyeluruh
atau Total Quality management1,3,4
.
Menurut Ali Gufran, 2007, Dalam Total Quality
management, seluruh aspek dalam organisasi memerlukan
perubahan secara luas dan mendasar pada budaya
organisasi dan sifat dan kharakter manajemen. Kegiatan-
kegiatan peningkatan kualitas ini merupakan bagian dari
rencana bisnis organisasi. Seluruh tingkat manajemen mulai
dari top manajemen sampai front-liner mereka yang paling
terdepan dalam memberikan layanan pada pasien
menghargai pentingnya mutu dan data statistik. Selain itu,
Total Quality management juga dimaknai sebagai proses
memobilisasi sumber daya manusia untuk meraih tujuan
mutu. Secara internal, proses tersebut termotivasi oleh
perhatian yang besar terhadap praktik-praktik pencegahan
timbulnya masalah mutu layanan1-5
.
Merujuk kepada arti kata dari Total Quality
management itu, total berarti bahwa kegiatan tersebut
dilaksanakan di seluruh tingkatan dan seluruh bagian atau
departemen dalam organisasi serta pada seluruh waktu
(setiap hari). Sementara itu, istilah quality menggambarkan
peningkatan yang berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan. Di satu sisi, management
merupakan keseluruhan sistem dan lingkungan yang
mendukung budaya peningkatan mutu secara
berkelanjutan tersebut2,4
.
188
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2)
Sumber : Ali Ghufron Mukti, Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan: Konsep dan Implementasi, Pusat Pengembangan
Sistem Pembiayaan dan Manajemen Asuransi/ Jaminan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, 2007.
Tabel 1.
Perbandingan pemikiran tradisional dan Total Quality Management
Pemikiran Tradisional TQM
x Peningkatan mutu merupakan tanggung
jawab pihak manajemen
x Pelanggan merupakan pihak luar dan kita
menjual kepada mereka
x Cukup baik adalah cukup baik
x Kita membutuhkan orang-orang yang lebih
baik untuk meningkatkan mutu
x Vendor dan pemasok adalah bukan bagian
dari kita, melainkan relasi
x Mutu diperoleh dari inspeksi, rejeksi, dan
kerja ulang
x Jika tidak ada yang rusak, tidak perlu
diperbaiki
x Peningkatan kualitas adalah suatu hal yang
mahal
x Peningkatan mutu merupakan tanggung
jawab setiap anggota dalam organisasi
x Pelanggan (internal dan eksternal)
merupakan bagian vital organisasi
x Tidak ada yang kurang dari 100% usaha
yang dilakukan
x Kita telah memiliki orang-orang terbaik
untuk yang mereka kerjakan
x Vendor dan pemasok adalah anggota
penting dari tim kita
x Mutu dibangun dalam pelayanan dan
produk mulai dari awal input dan proses
x “Jika tidak rusak, tingkatkankah”
Peningkatan yang terus-menerus
merupakan satu-satunya jalan
x Peningkatan kualitas akan menurunkan
biaya dan meningkatkan produktivitas
Lebih lanjut Ali Gufran, 2007 mengulas, mengapa
kita menggunakan Total Quality management? Hal ini
disebabkan karena keempat prinsip yang dimiliki oleh TQM
akan sangat membantu dalam upaya peningkatan mutu
layanan kesehatan. Keempat prinsip itu adalah2,4
:
1) Mengukur mutu sehingga dapat mengelolanya;
2) Melakukan perncanaan secara strategis sehingga
dapat berpikir jangka panjang, tetapi tetap melakukan
aksi-aksi jangka pendek;
3) Menghimpun kekuatan otak dan gagasan dari setiap
orang di organisasi sehingga diperoleh manfaat dari
sinergi yang sedang dan telah dibangun, serta
4) Berfokus kepada pasien (customer focused) sehingga
dapat memberi mereka kepuasan
Dengan demikian, terdapat beberapa asumsi
mengenai pelaksanaan TQM, yaitu fokus kepada
konsumen, penglibatan secara total seluruh komponen
dalam organisasi layanan kesehatan termasuk dokter,
karyawan dan seluruh orang yang ada dalam struktur-
struktur yang terdapat di dalamnya, serta pengukuran,
dukungan sistematis, dan peningkatan mutu layanan yang
berkelanjutan2,4
.
Program TQM tersebut dikatakan berhasil apabila
telah terjadi serangkaian perubahan-perubahan mendasar
tentang banyak hal termasuk paradigma berpikir dan cara
pandang. Misalnya, bagaimana anda melihat pelanggan,
melihatkomunitasyangdihadapi,melihatkaryawan,melihat
hubungan yang terjalin, dan juga perubahan dalam budaya
organisasi atau perusahaan dan perubahan dalam mindset
atau cara berpikir2,4
.
Oleh karena itu, untuk menjamin agar program
peningkatan mutu ini dapat berhasil dan berjalan sukses,
perlu keyakinan mengenai kesiapan dan iklim budaya
organisasi, komunikasi, dan komitmen berbagai pihak, serta
perhatian terhadap pendidikan dan perwujudan dari
rencana strategis yang telah disusun bersama.
Pelayananprima
Dari kutipan yang diambil dari buku Strategi Terkini
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan: Konsep dan
Implementasi; Pelayanan prima dimaknai sebagai
pelayanan terbaik dan telah memenuhi standar pelayanan
dipandang dari perspektif pengguna atau donor, perspektif
proses pelayanan dan perspektif keuangan yang dapat
dicapai jika kualitas sumber daya manusianya cukup
profesional. Sementara itu, LAN RI mengartikan pelayanan
prima sebagai pelayanan yang terbaik dan melebihi,
melampaui, serta mengungguli pelayanan yang diberikan
pihak lain atau pelayanan sebelumnya2
.
Istilah pelayanan prima sendiri merupakan
terjemahan dari excellent service, yang secara harfiah
berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang
terbaik. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana
maksud pelayanan yang sangat baik atau yang terbaik
dalam konteks pelayanan kesehatan atau rumah sakit.
Departemen kesehatan telah memberikan pengertian
pelayanan prima. Pelayanan prima adalah pelayanan
kepada pasien berdasarkan standar mutu untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien dapat
memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan
kepercayaannya kepada rumah sakit2
.
189
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2)
Dalam usaha untuk mencapai usaha Indonesia sehat
2010, Departemen Kesehatan menjelaskan bahwa
pelayanan prima seharusnya meliputi aspek-aspek berikut:
· Kemudahan akses informasi (aspek kepuasan
pengguna)
· Pelaksanaan peraturan secara tepat, konsisten, dan
konsekuen (aspek proses pelayanan)
· Pelaksanaan hak dan kewajiban pemberi dan penerima
pelayanan (aspek SDM dan kepuasan pelanggan)
· Penanganan dan pendokumentasian kegiatan
pelayanan dilakukan oleh tenaga yang berwenang/
kompeten (aspek proses dan SDM)
· Penciptaan pola pelayanan yang sesuai dengan sifat
dan jenisnya sebagai efisiensi dan efektivitas (aspek
SDM, dan proses pelayanan)
· Penetapan tarif sesuai dengan kemampuan masyarakat
dengan mekanisme pungutan yang transparan serta
adanya pengendalian dan pengawasan yang cermat
(aspek finansial dan kepuasan pelanggan)
· Tidak ada pembedaan dalam memberikan pelayanan
serta pemerataan distribusi cakupan (aspek kepuasan
pelanggan)
· Kebersihan fasilitas pelayanan dan lingkungan (aspek
proses pelayanan)
· Sikap ramah dan sopan petugas serta meningkatkan
kinerja secara kualitatif dan kuantitatif dengan
kapasitas optimal (aspek kepuasan pelanggan dan
aspek SDM)
BAGAIMANAAGARMUTUTETAPTERUSTERJAGA?
Dalam upaya menjaga mutu layananan kesehatan
agar terus bekesinambungan maka diperlukan suatu proses
perbaikan mutu yang bekesinambungan.
Perbaikan Proses Berkesinambungan (Continuous
Process Improvement)
Upaya perbaikan proses yang berkesinambungan
pada sistem mikro pada dasarnya mengikuti siklus Deming:
Perencanaan (Plan), Dikerjakan (Do), Cermati hasilnya
(Check), dan Amalkan untuk seterusnya (Action), yang
dikenal dengan siklus PDCA.
Salah satu model perbaikan pada sistem mikro adalah
model Nolan (Langley dkk, 1996). Nolan memperkenalkan
suatu model perbaikan sistem mikro pelayanan yang pada
prinsipnya tidak terlepas dari langkah-langkah proses
perbaikan yang meliputi: Perencanaan (Plan), Dikerjakan
(Do), Cermati hasilnya (Check), dan Amalkan untuk
seterusnya (Action). Akan tetapi, harus ada kejelasan
terlebih dahulu mengenai apa yang menjadi sasaran
perbaikan sebelum dilakukan perubahan (setting aims),
dilanjutkan dengan cara untuk mengetahui bahwa
perubahan yang dilakukan akan menghasilkan perbaikan
(measurement). Setelah menetapkan sasaran perbaikan dan
menetapkan pengukuran atas perubahan, barulah
ditetapkan dan direncanakan kegiatan-kegiatan perbaikan
pada apa saja yang perlu dilakukan dalam bentuk siklus
PDCA yang multipel.
Pada dasarnya, langkah perbaikan sistem mikro
pelayanan model Nolan terdiri dari tujuh langkah, yaitu:
1. Bentuk tim
2. Tetapkan sasaran perbaikan
3. Tentukan pengukuran
4. Pilih perubahan yang perlu dilakukan
5. Uji coba beberapa perubahan dalam skala kecil
6. Implementasikan perubahan
7. Sebarkan ke unit yang lebih luas
Gambar 1. Model Perbaikan Sistem Mikro (Nolan)
Sumber: Tjahyono Koentjoro, Regulasi Kesehatan di Indonesia,Andi Yogyakarta, 2007
Apa yang ingin kita capai?
Bagaimanakitatahubahwaperubahanyangdilakukan
adalahperbaikan?
Perubahan apa yang dapat kita lakukan yang hasilnya
adalahperbaikan?
Act Plan
Check Do
Amalkan untuk
seterusnya
Cermati Hasilnya
Perencanaan
Diujicoba dilaksanakan
190
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2)
Apa SajaAlat-alat Peningkatan Mutu (Quality Tools)?
Berdasarkan berbagai asupan, antara lain keluhan
pelanggan, hasil audit internal, hasil surveilan kepuasan
pelanggan, hasil tinjauan manajemen, serta hasil studi
kasus, dapat disimpulkan adanya berbagai masalah atau
adanya potensi terjadinya masalah yang harus dikoreksi
atau dicegah kemunculannya di kemudian hari. Sasaran
mutu disusun berdasarkan adanya hasil identifikasi masalah,
baik yang telah terjadi maupun yang potensial yang akan
terjadi, dan peluang-peluang untuk perbaikan yang
diharapkan akan lebih memuaskan pelanggan2,3
.
Untuk menganalisis masalah, menetapkan sasaran
mutu, menganalisis masalah, dan menyusun rencana
perbaikan digunakan berbagai alat perbaikan mutu, baik
menggunakan maupun tidak menggunakan metode
statistik. Alat-alat tersebut adalah:
a. Alat-alat mutu bukan statistik (Non-statistical tools)
merupakan alat untuk mengembangkan ide,
mengelompokkan, memprioritaskan, dan memberikan
arah dalam pengambilan keputusan.Alat-alat tersebut
meliputi:
- curah pendapat
- multivoting
- matriks prioritas masalah
- fishbone
- bagan alir
- failure mode and effect analysis
- bagan gantt
b. Alat-alat mutu statistik (Statistical tools), yang
meliputi:
- lembar periksa (check sheet)
- diagram kecendrungan (run chart)
- diagram pencar
- histogram
- diagram Pareto
- diagram kendali
DAFTAR PUSTAKA
1. Djoko Wiyono, Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan, Airlangga University Press, 2000.
2. Ali Ghufron Mukti, Strategi Terkini Peningkatan
Mutu Pelayanan Kesehatan: Konsep dan
Implementasi, Pusat Pengembangan Sistem
Pembiayaan dan Manajemen Asuransi/ Jaminan
Kesehatan Fakultas Kedkteran Universitas Gajah
Mada, 2007.
3. Tjahyono Koentjoro, Regulasi Kesehatan di
Indonesia,AndiYogyakarta, 2007
4. AA Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan, Edisi
2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004
5. Fandy Tjiptono &Anastasia Diana, Total Quality
Management (TQM), edisi Revisi, Andi
Yogyakarta, 2003
6. HAS Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di
Indonesia, BumiAksara, 2006

More Related Content

What's hot

Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan pjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananyolandaputri18
 
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidananefisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidananLilik Supianti
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcaPenilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcakhusnuleza
 
Modul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan pjj_kemenkes
 
Program Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
Program Menjaga Mutu Eksternal dan InternalProgram Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
Program Menjaga Mutu Eksternal dan InternalErlina Wati
 
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan MinimalStandar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimalpjj_kemenkes
 
materi mutu layanan kebidanan
materi mutu layanan kebidananmateri mutu layanan kebidanan
materi mutu layanan kebidananandes septiya
 
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanIndikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanErlina Wati
 
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimal
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimalStandar persyataran minimal & standar penampilan minimal
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimalEdison Thomas
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661sicua050896
 
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal pjj_kemenkes
 
Bentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektifBentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektifBayu Fijrie
 
Mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanMutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanSulistia Rini
 
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananDisiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananBayu Fijrie
 
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 

What's hot (20)

Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan
 
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
 
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidananefisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcaPenilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
 
Modul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan
 
Program Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
Program Menjaga Mutu Eksternal dan InternalProgram Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
Program Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
 
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan MinimalStandar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
 
materi mutu layanan kebidanan
materi mutu layanan kebidananmateri mutu layanan kebidanan
materi mutu layanan kebidanan
 
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanIndikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
 
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimal
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimalStandar persyataran minimal & standar penampilan minimal
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimal
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
 
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
 
Audit mutu
Audit mutuAudit mutu
Audit mutu
 
Bentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektifBentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektif
 
Mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanMutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan
 
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananDisiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
 
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 

Viewers also liked

Self evaluation
Self evaluationSelf evaluation
Self evaluationMulkacE147
 
Unit 16 Writing Essay
Unit 16 Writing EssayUnit 16 Writing Essay
Unit 16 Writing EssayMulkacE147
 
ULCERATIVE COLITIS ( SEVERE) MANAGEMENT
ULCERATIVE COLITIS ( SEVERE) MANAGEMENT ULCERATIVE COLITIS ( SEVERE) MANAGEMENT
ULCERATIVE COLITIS ( SEVERE) MANAGEMENT Bhavin Mandowara
 
Brachial plexus injury and Thoracic outlet syndromes
Brachial plexus injury and Thoracic outlet syndromesBrachial plexus injury and Thoracic outlet syndromes
Brachial plexus injury and Thoracic outlet syndromesBhavin Mandowara
 
Maj Gen Prasad Samarasinghe - CV 19 May 16
Maj Gen  Prasad Samarasinghe - CV 19 May 16Maj Gen  Prasad Samarasinghe - CV 19 May 16
Maj Gen Prasad Samarasinghe - CV 19 May 16prasad samarasinghe
 
CV AYUB Ali _December 2015
CV AYUB Ali _December 2015CV AYUB Ali _December 2015
CV AYUB Ali _December 2015MD.Ayub Ali
 

Viewers also liked (8)

Self evaluation
Self evaluationSelf evaluation
Self evaluation
 
Redes sociales
Redes socialesRedes sociales
Redes sociales
 
Unit 16 Writing Essay
Unit 16 Writing EssayUnit 16 Writing Essay
Unit 16 Writing Essay
 
ULCERATIVE COLITIS ( SEVERE) MANAGEMENT
ULCERATIVE COLITIS ( SEVERE) MANAGEMENT ULCERATIVE COLITIS ( SEVERE) MANAGEMENT
ULCERATIVE COLITIS ( SEVERE) MANAGEMENT
 
Brachial plexus injury and Thoracic outlet syndromes
Brachial plexus injury and Thoracic outlet syndromesBrachial plexus injury and Thoracic outlet syndromes
Brachial plexus injury and Thoracic outlet syndromes
 
Maj Gen Prasad Samarasinghe - CV 19 May 16
Maj Gen  Prasad Samarasinghe - CV 19 May 16Maj Gen  Prasad Samarasinghe - CV 19 May 16
Maj Gen Prasad Samarasinghe - CV 19 May 16
 
Seminar
SeminarSeminar
Seminar
 
CV AYUB Ali _December 2015
CV AYUB Ali _December 2015CV AYUB Ali _December 2015
CV AYUB Ali _December 2015
 

Similar to 31 121-1-pb

Konsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan MutuKonsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan Mutupjj_kemenkes
 
MANAGEMEN MUTU.pptx
MANAGEMEN MUTU.pptxMANAGEMEN MUTU.pptx
MANAGEMEN MUTU.pptxsigit486598
 
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxTUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxAnnisaa42
 
MANAJEMEN MUTU TM 1.ppt
MANAJEMEN MUTU TM 1.pptMANAJEMEN MUTU TM 1.ppt
MANAJEMEN MUTU TM 1.pptTYASLARASATI
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Asyifa Robiatul adawiyah
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanNasiatul Salim
 
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptxANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptxayupamilih
 
KONSEP MUTU BANGKA.pptx
KONSEP MUTU BANGKA.pptxKONSEP MUTU BANGKA.pptx
KONSEP MUTU BANGKA.pptxssuser629316
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
(Quality management wyn 28 jan'03)
(Quality management wyn 28 jan'03)(Quality management wyn 28 jan'03)
(Quality management wyn 28 jan'03)Lia Handayani
 
Tugas perkuliahan minggu ke 8 MMPK
Tugas perkuliahan minggu ke 8 MMPKTugas perkuliahan minggu ke 8 MMPK
Tugas perkuliahan minggu ke 8 MMPKstwndennis
 
MATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATAN
MATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATANMATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATAN
MATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATANhendra142357
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 

Similar to 31 121-1-pb (20)

Konsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan MutuKonsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan Mutu
 
MANAGEMEN MUTU.pptx
MANAGEMEN MUTU.pptxMANAGEMEN MUTU.pptx
MANAGEMEN MUTU.pptx
 
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxTUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
 
Sistem penjaminan mutu
Sistem penjaminan mutuSistem penjaminan mutu
Sistem penjaminan mutu
 
MANAJEMEN MUTU TM 1.ppt
MANAJEMEN MUTU TM 1.pptMANAJEMEN MUTU TM 1.ppt
MANAJEMEN MUTU TM 1.ppt
 
Tugas 10 mmpk
Tugas 10 mmpkTugas 10 mmpk
Tugas 10 mmpk
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
Pasien safety
Pasien safetyPasien safety
Pasien safety
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
 
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptxANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
 
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATANKONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
 
KONSEP MUTU BANGKA.pptx
KONSEP MUTU BANGKA.pptxKONSEP MUTU BANGKA.pptx
KONSEP MUTU BANGKA.pptx
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
(Quality management wyn 28 jan'03)
(Quality management wyn 28 jan'03)(Quality management wyn 28 jan'03)
(Quality management wyn 28 jan'03)
 
Tugas perkuliahan minggu ke 8 MMPK
Tugas perkuliahan minggu ke 8 MMPKTugas perkuliahan minggu ke 8 MMPK
Tugas perkuliahan minggu ke 8 MMPK
 
MATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATAN
MATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATANMATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATAN
MATERI KULIAH STANDARD PRAKTEK KEPERAWATAN
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 

Recently uploaded

2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 

Recently uploaded (20)

2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 

31 121-1-pb

  • 1. 186 Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2) MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN RizandaMachmud* Pendahuluan Saat ini mutu layanan kesehatan merupakan fokus utama bagi masyarakat. Kesadaran dan kepedulian terhadap mutu memang semakin meningkat. Hal-hal yang berkaitan dengan mutu saat ini antara lain : kepercayaan bahwa sesuatu yang bermutu pastilah merupakan hal yang bersifat luks, mewah, dan mahal. Mutu juga dianggap sesuatu hal yang bersifat abstrak sehingga tidak dapat diukur Upaya peningkatan mutu memerlukan biaya yang cukup mahal. ApayangDisebutMutu? Definisi Mutu MenurutAli Gufran, 2007; istilah mutu memiliki banyak penafsiran yang mungkin berbeda-beda, ketika ia digunakan untuk menggambarkan sebuah produk atau pelayanan tertentu. Bisa saja beberapa orang mengatakan bahwa sesuatu dikatakan bermutu tinggi ketika sesuatu tersebut dianggap lebih baik, lebih cepat, lebih cemerlang, lux, lebih wah dan biasanya lebih mahal dibandingkan produk atau layanan yang mutunya dianggap lebih rendah. Hal ini tentu tidak sepenuhnya benar. Beberapa orang mengartikan layanan kesehatan bermutu adalah layanan yang memuaskan pelanggan. Padahal layanan yang diberikan tidak memenuhi standar pelayanan medis profesional. Bahkan bisa terjadi di sebuah institusi layanan kesehatan seperti rumah sakit jika pasien datang di Unit Gawat Darurat langsung ditangani “diinfus”. Pasien puas karena mereka merasa langsung “ditangani” padahal infus tidak selalu diperlukan. Bahkan jika tidak terkontrol dapat menimbulkan efek samping seperti oedem pulmo1,2 . Ada dilema dalam upaya untuk mewujudkan mutu dalam layanan kesehatan. Pada satu pihak mutu juga diartikan sejauh mana layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan standard operating procedure (SOP) atau prosedur tetap medis. Ketika SOP tersebut dilaksanakan seperti misalnya di beberapa rumah sakit pendidikan milik pemerintah, dianggap oleh pasien terlalu lama dan berbelit- belit. Dari pihak lainnya, menurut kacamata pasien, justru rumah sakit pendidikan milik pemerintah dianggap kurang bermutu dibanding rumah sakit swasta yang bisa lebih cepat karena prosedur yang diterapkan lebih fleksibel1,2 . LebihlanjutdalamuraianAliGufran,2007;layanan bermutu dalam pengertian yang luas diartikan sejauh mana realitas layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kriteria dan standar profesional medis terkini dan baik yang sekaligus telah memenuhi atau bahkan melebihi kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan tingkat efisiensi yang optimal. Abstrak mutu dapat dinilai dan diukur dengan berbagai pendekatan. Pendekatan maupun metode pengukuran yang digunakan dalam upaya meningkatkan mutu tersebut telah tersedia baik dari dimensi input, proses dan output. Mutu memiliki karakteristik melakukan pelayanan yang benar dengan cara yang benar, pertama benar dan selanjutnya diharapkan benar1,2 . Perkembangan Upaya Perbaikan Mutu Pelayanan kesehatan di Indonesia Sejarah perkembangan tentang upaya perbaikan mutu yang dikutip dari Tjahyono Koentjoro, 2004 menerangkan bahwa upaya perbaikan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan di Indonesia telah mulai di lakukan sejak tahun 1986 dengan diterapkannya gugus kendali mutu di rumah sakit dan di puskesmas serta pada pelayanan kesehatan yang lain. Perbaikan ini dilanjutkan dengan dikenalkannya total quality management pada tahun 1994 dan performance management pada tahun 19963 . Untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, diperkenalkan program jaminan mutu (quality assurance) pada tahun 1995 di Provinsi Jawa Barat, Jawa timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Barat melalui Proyek Kesehatan IV (Health Project IV). Di Jawa Tengah, pelayanan kesehatan tersebut diperkenalkan melalui Proyek Community Health and Nutrition III, sedangkan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pengenalan dilakukan melalui Provincial Health Project I dengan tiga tahapan, yakni analisis sistem, supervisi dan pembinaan, dan pendekatan tim. Empat standar pelayanan telah disusun melalui program jaminan mutu tersebut, yaitu standar penanganan diare, standar pelayanan imunisasi, standar penanganan infeksi saluran nafas atas, dan standar pelayanan antenatal, dalam bentuk lembar periksa yang harus diikuti oleh petugas pelayanan kesehatan di puskesmas3 . Apa Saja Prinsip Penting dalam Perbaikan Mutu? Dua hal yang perlu dipantau dalam upaya perbaikan mutu adalah Kepuasan Pelanggan dan Standar Pelayanan Kesehatan. Kedua aspek ini haruslah seimbang. Kesetiaan dan Kepuasan Pelanggan Dari berbagai sumber disebutkan bahwa. Prinsip * Staf Pengajar PSIKM FK Unand STUDILITERATUR
  • 2. 187 Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2) utama perbaikan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan adalah kepedulian terhadap pelanggan. Pasien sebagai pelanggan eksternal tidak hanya menginginkan kesembuhan dari sakit yang diderita yang merupakan luaran (outcome) pelayan, tetapi juga merasakan dan menilai bagaimana ia diperlakukan dalam proses pelayanan3,4 . Berangkat dari pelayanan yang peduli pada pelanggan, yakni pelayanan yang memerhatikan kebutuhan (needs), harapan (expectation) pelanggan, dan penilaian manfaat (value) oleh pelanggan sebagai persyaratan yang diajukan oleh pelanggan, upaya untuk memperbaiki mutu dan kinerja perlu merujuk pada trilogi persyaratan pelanggan tersebut. Harapan (expectation) dari pelanggan tidak hanya diartikan seperti apa yang diinginkan atau diharapkan akan didapatkan oleh pelanggan, tetapi juga apa yang diharapkan terjadi selama menjalani proses pelayanan dan menikmati produk yang dibeli, yang antara lain tidak akan mengalami kesalahan tindakan medis ataupun kejadian- kejadian yang tidak diinginkan3 . Hasil pelayanan kesehatan adalah luaran klinis, manfaat yang diperoleh pelanggan, dan pengalaman pelanggan yang berupa kepuasan atau kekecewaan. Pengalaman pelanggan tersebut sangat tergantung pada proses pelayanan pada lini depan atau sistem mikro pelayanan, suatu sistem pelayanan yang bersentuhan langsung dengan pelanggan3 . StandarPelayanan Kesehatan Dalam proses pelayanan kesehatan akan terjadi variasi pelaksanaan kegiatan dari waktu ke waktu yang akan menghasilkan luaran yang bervariasi juga. Salah satu upaya untuk mengurangi variasi proses adalah dengan melakukan standardisasi. Proses standardisasi meliputi penyusunan, penerapan, monitoring, pengendalian, serta evaluasi dan revisi standar (PP 102/2000)3-6 . Keberadaan standar dalam pelayanan kesehatan akan memberikan manfaat, antara lain mengurangi variasi proses, merupakan persyaratan profesi, dan dasar untuk mengukur mutu. Ditetapkannya standar juga akan menjamin keselamatan pasien dan petugas penyedia pelayanan kesehatan. Dikuranginya variasi dalam pelayanan akan meningkatkan konsistensi pelayanan kesehatan, mengurangi morbiditas dan mortalitas pasien, meningkatkan efisiensi dalam pelayanan, dan memudahkan petugas dalam pelayanan2,3 . Bagaimana Melakukan Perbaikan Mutu? Pada pembahasan ini akan diutarakan lebih lanjut bagaimana upaya yang dilakukan dalam perbaikan mutu, fokus apa yang perlu diperhatikan. Fokus tersebut yang harus diperhatikan dalam Rantai Efek Perbaikan Mutu Pelayanan Kesehatan Menurut Tjahyono Koentjoro 2004, Untuk melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan, perlu diperhatikan empat tingkat perubahan, yaitu : 1. Pengalaman pasien dan masyarakat 2. Sistem mikro pelayanan 3. Sistem organisasi pelayanan kesehatan 4. Lingkungan pelayan kesehatan Di samping harus memiliki tujuan yang jelas dan komprehensif, pelayanan kesehatan yang harus berfokus pada pelanggan. Pengalaman pasien dan masyarakat yang menjadi pelanggan pelayanan kesehatan harus mendapat perhatian utama sehingga kebutuhan, harapan, dan nilai pelanggan dapat dipenuhi oleh organisasi pelayanan kesehatan. Mekanisme untuk mengenal adanya perubahan kebutuhan, harapan, dan nilai pelanggan perlu ada dalam pengelolaan organisasi pelayanan kesehatan, demikian juga mekanisme untuk mengelola pengalaman pelanggan. Dengan demikian, organisasi pelayanan kesehatan akan mampu memberikan yang terbaik kepada pasien dan masyarakat3 . Berikut pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam upaya mewujudkan pelayanan kesehatan yang harus berfokus pada pelanggan seperti Total Quality Management (TQM), Layanan Prima. TotalQualityManagement(TQM) Sejak empat dekade yang lalu, Joseph Juran (1974) telah menggambarkan komponen-komponen dasar pendekatan manajemen kualitas secara komprehensif. Juran telah mengidentifikasikan elemen-elemen yang diperlukan dalam sebuah sistem untuk mengukur, meningkatkan, dan merancang proses yang secara konsisten dapat memberikan hasil yang optimal. Dia menamakan sistem tersebut sebagai manajemen kualitas secara menyeluruh atau Total Quality management1,3,4 . Menurut Ali Gufran, 2007, Dalam Total Quality management, seluruh aspek dalam organisasi memerlukan perubahan secara luas dan mendasar pada budaya organisasi dan sifat dan kharakter manajemen. Kegiatan- kegiatan peningkatan kualitas ini merupakan bagian dari rencana bisnis organisasi. Seluruh tingkat manajemen mulai dari top manajemen sampai front-liner mereka yang paling terdepan dalam memberikan layanan pada pasien menghargai pentingnya mutu dan data statistik. Selain itu, Total Quality management juga dimaknai sebagai proses memobilisasi sumber daya manusia untuk meraih tujuan mutu. Secara internal, proses tersebut termotivasi oleh perhatian yang besar terhadap praktik-praktik pencegahan timbulnya masalah mutu layanan1-5 . Merujuk kepada arti kata dari Total Quality management itu, total berarti bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan di seluruh tingkatan dan seluruh bagian atau departemen dalam organisasi serta pada seluruh waktu (setiap hari). Sementara itu, istilah quality menggambarkan peningkatan yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Di satu sisi, management merupakan keseluruhan sistem dan lingkungan yang mendukung budaya peningkatan mutu secara berkelanjutan tersebut2,4 .
  • 3. 188 Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2) Sumber : Ali Ghufron Mukti, Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan: Konsep dan Implementasi, Pusat Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Manajemen Asuransi/ Jaminan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, 2007. Tabel 1. Perbandingan pemikiran tradisional dan Total Quality Management Pemikiran Tradisional TQM x Peningkatan mutu merupakan tanggung jawab pihak manajemen x Pelanggan merupakan pihak luar dan kita menjual kepada mereka x Cukup baik adalah cukup baik x Kita membutuhkan orang-orang yang lebih baik untuk meningkatkan mutu x Vendor dan pemasok adalah bukan bagian dari kita, melainkan relasi x Mutu diperoleh dari inspeksi, rejeksi, dan kerja ulang x Jika tidak ada yang rusak, tidak perlu diperbaiki x Peningkatan kualitas adalah suatu hal yang mahal x Peningkatan mutu merupakan tanggung jawab setiap anggota dalam organisasi x Pelanggan (internal dan eksternal) merupakan bagian vital organisasi x Tidak ada yang kurang dari 100% usaha yang dilakukan x Kita telah memiliki orang-orang terbaik untuk yang mereka kerjakan x Vendor dan pemasok adalah anggota penting dari tim kita x Mutu dibangun dalam pelayanan dan produk mulai dari awal input dan proses x “Jika tidak rusak, tingkatkankah” Peningkatan yang terus-menerus merupakan satu-satunya jalan x Peningkatan kualitas akan menurunkan biaya dan meningkatkan produktivitas Lebih lanjut Ali Gufran, 2007 mengulas, mengapa kita menggunakan Total Quality management? Hal ini disebabkan karena keempat prinsip yang dimiliki oleh TQM akan sangat membantu dalam upaya peningkatan mutu layanan kesehatan. Keempat prinsip itu adalah2,4 : 1) Mengukur mutu sehingga dapat mengelolanya; 2) Melakukan perncanaan secara strategis sehingga dapat berpikir jangka panjang, tetapi tetap melakukan aksi-aksi jangka pendek; 3) Menghimpun kekuatan otak dan gagasan dari setiap orang di organisasi sehingga diperoleh manfaat dari sinergi yang sedang dan telah dibangun, serta 4) Berfokus kepada pasien (customer focused) sehingga dapat memberi mereka kepuasan Dengan demikian, terdapat beberapa asumsi mengenai pelaksanaan TQM, yaitu fokus kepada konsumen, penglibatan secara total seluruh komponen dalam organisasi layanan kesehatan termasuk dokter, karyawan dan seluruh orang yang ada dalam struktur- struktur yang terdapat di dalamnya, serta pengukuran, dukungan sistematis, dan peningkatan mutu layanan yang berkelanjutan2,4 . Program TQM tersebut dikatakan berhasil apabila telah terjadi serangkaian perubahan-perubahan mendasar tentang banyak hal termasuk paradigma berpikir dan cara pandang. Misalnya, bagaimana anda melihat pelanggan, melihatkomunitasyangdihadapi,melihatkaryawan,melihat hubungan yang terjalin, dan juga perubahan dalam budaya organisasi atau perusahaan dan perubahan dalam mindset atau cara berpikir2,4 . Oleh karena itu, untuk menjamin agar program peningkatan mutu ini dapat berhasil dan berjalan sukses, perlu keyakinan mengenai kesiapan dan iklim budaya organisasi, komunikasi, dan komitmen berbagai pihak, serta perhatian terhadap pendidikan dan perwujudan dari rencana strategis yang telah disusun bersama. Pelayananprima Dari kutipan yang diambil dari buku Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan: Konsep dan Implementasi; Pelayanan prima dimaknai sebagai pelayanan terbaik dan telah memenuhi standar pelayanan dipandang dari perspektif pengguna atau donor, perspektif proses pelayanan dan perspektif keuangan yang dapat dicapai jika kualitas sumber daya manusianya cukup profesional. Sementara itu, LAN RI mengartikan pelayanan prima sebagai pelayanan yang terbaik dan melebihi, melampaui, serta mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau pelayanan sebelumnya2 . Istilah pelayanan prima sendiri merupakan terjemahan dari excellent service, yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang terbaik. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana maksud pelayanan yang sangat baik atau yang terbaik dalam konteks pelayanan kesehatan atau rumah sakit. Departemen kesehatan telah memberikan pengertian pelayanan prima. Pelayanan prima adalah pelayanan kepada pasien berdasarkan standar mutu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan kepercayaannya kepada rumah sakit2 .
  • 4. 189 Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2) Dalam usaha untuk mencapai usaha Indonesia sehat 2010, Departemen Kesehatan menjelaskan bahwa pelayanan prima seharusnya meliputi aspek-aspek berikut: · Kemudahan akses informasi (aspek kepuasan pengguna) · Pelaksanaan peraturan secara tepat, konsisten, dan konsekuen (aspek proses pelayanan) · Pelaksanaan hak dan kewajiban pemberi dan penerima pelayanan (aspek SDM dan kepuasan pelanggan) · Penanganan dan pendokumentasian kegiatan pelayanan dilakukan oleh tenaga yang berwenang/ kompeten (aspek proses dan SDM) · Penciptaan pola pelayanan yang sesuai dengan sifat dan jenisnya sebagai efisiensi dan efektivitas (aspek SDM, dan proses pelayanan) · Penetapan tarif sesuai dengan kemampuan masyarakat dengan mekanisme pungutan yang transparan serta adanya pengendalian dan pengawasan yang cermat (aspek finansial dan kepuasan pelanggan) · Tidak ada pembedaan dalam memberikan pelayanan serta pemerataan distribusi cakupan (aspek kepuasan pelanggan) · Kebersihan fasilitas pelayanan dan lingkungan (aspek proses pelayanan) · Sikap ramah dan sopan petugas serta meningkatkan kinerja secara kualitatif dan kuantitatif dengan kapasitas optimal (aspek kepuasan pelanggan dan aspek SDM) BAGAIMANAAGARMUTUTETAPTERUSTERJAGA? Dalam upaya menjaga mutu layananan kesehatan agar terus bekesinambungan maka diperlukan suatu proses perbaikan mutu yang bekesinambungan. Perbaikan Proses Berkesinambungan (Continuous Process Improvement) Upaya perbaikan proses yang berkesinambungan pada sistem mikro pada dasarnya mengikuti siklus Deming: Perencanaan (Plan), Dikerjakan (Do), Cermati hasilnya (Check), dan Amalkan untuk seterusnya (Action), yang dikenal dengan siklus PDCA. Salah satu model perbaikan pada sistem mikro adalah model Nolan (Langley dkk, 1996). Nolan memperkenalkan suatu model perbaikan sistem mikro pelayanan yang pada prinsipnya tidak terlepas dari langkah-langkah proses perbaikan yang meliputi: Perencanaan (Plan), Dikerjakan (Do), Cermati hasilnya (Check), dan Amalkan untuk seterusnya (Action). Akan tetapi, harus ada kejelasan terlebih dahulu mengenai apa yang menjadi sasaran perbaikan sebelum dilakukan perubahan (setting aims), dilanjutkan dengan cara untuk mengetahui bahwa perubahan yang dilakukan akan menghasilkan perbaikan (measurement). Setelah menetapkan sasaran perbaikan dan menetapkan pengukuran atas perubahan, barulah ditetapkan dan direncanakan kegiatan-kegiatan perbaikan pada apa saja yang perlu dilakukan dalam bentuk siklus PDCA yang multipel. Pada dasarnya, langkah perbaikan sistem mikro pelayanan model Nolan terdiri dari tujuh langkah, yaitu: 1. Bentuk tim 2. Tetapkan sasaran perbaikan 3. Tentukan pengukuran 4. Pilih perubahan yang perlu dilakukan 5. Uji coba beberapa perubahan dalam skala kecil 6. Implementasikan perubahan 7. Sebarkan ke unit yang lebih luas Gambar 1. Model Perbaikan Sistem Mikro (Nolan) Sumber: Tjahyono Koentjoro, Regulasi Kesehatan di Indonesia,Andi Yogyakarta, 2007 Apa yang ingin kita capai? Bagaimanakitatahubahwaperubahanyangdilakukan adalahperbaikan? Perubahan apa yang dapat kita lakukan yang hasilnya adalahperbaikan? Act Plan Check Do Amalkan untuk seterusnya Cermati Hasilnya Perencanaan Diujicoba dilaksanakan
  • 5. 190 Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2) Apa SajaAlat-alat Peningkatan Mutu (Quality Tools)? Berdasarkan berbagai asupan, antara lain keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil surveilan kepuasan pelanggan, hasil tinjauan manajemen, serta hasil studi kasus, dapat disimpulkan adanya berbagai masalah atau adanya potensi terjadinya masalah yang harus dikoreksi atau dicegah kemunculannya di kemudian hari. Sasaran mutu disusun berdasarkan adanya hasil identifikasi masalah, baik yang telah terjadi maupun yang potensial yang akan terjadi, dan peluang-peluang untuk perbaikan yang diharapkan akan lebih memuaskan pelanggan2,3 . Untuk menganalisis masalah, menetapkan sasaran mutu, menganalisis masalah, dan menyusun rencana perbaikan digunakan berbagai alat perbaikan mutu, baik menggunakan maupun tidak menggunakan metode statistik. Alat-alat tersebut adalah: a. Alat-alat mutu bukan statistik (Non-statistical tools) merupakan alat untuk mengembangkan ide, mengelompokkan, memprioritaskan, dan memberikan arah dalam pengambilan keputusan.Alat-alat tersebut meliputi: - curah pendapat - multivoting - matriks prioritas masalah - fishbone - bagan alir - failure mode and effect analysis - bagan gantt b. Alat-alat mutu statistik (Statistical tools), yang meliputi: - lembar periksa (check sheet) - diagram kecendrungan (run chart) - diagram pencar - histogram - diagram Pareto - diagram kendali DAFTAR PUSTAKA 1. Djoko Wiyono, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Airlangga University Press, 2000. 2. Ali Ghufron Mukti, Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan: Konsep dan Implementasi, Pusat Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Manajemen Asuransi/ Jaminan Kesehatan Fakultas Kedkteran Universitas Gajah Mada, 2007. 3. Tjahyono Koentjoro, Regulasi Kesehatan di Indonesia,AndiYogyakarta, 2007 4. AA Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004 5. Fandy Tjiptono &Anastasia Diana, Total Quality Management (TQM), edisi Revisi, Andi Yogyakarta, 2003 6. HAS Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, BumiAksara, 2006