SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
1
Bab 13
Mendidik Pekerja Kesehatan untuk Meningkatkan Pelayanan dalam Mikrosistem
Klinis
LATAR BELAKANG
Pada tahun 2001, IOM menerbitkan laporan yang merupakan puncak kerja
Committee on the Quality of Health Care in America (Komite Kualitas Pelayanan
Kesehatan Amerika) yang dibentuk tahun 1998. Komite tersebut mengajukan
beberapa strategi yang patut dikembangkan untuk restrukturisasi pendidikan klinis
dan memperkirakan implikasinya bagi para penyedia yang menjalankan program,
menanggung pendanaan dan menjadi sponsor program pendidikan untuk para
pekerja kesehatan (IOM, 2001). Komite juga menganjurkan penyelenggaraan
konferensi dari berbagai bidang untuk mengembangkan langkah-langkah reformasi
pendidikan pekerja kesehatan demi meningkatkan kualitas perawatan dan
keselamatan. Konferensi ini diadakan pada Juni 2002, kemudian mengajukan
serangkaian ‘kompetensi inti’ yang harus dipenuhi semua pekerja kesehatan selama
pelatihan. Kompetensi-kompetensi tersebut meliputi: (1) Memberikan perawatan
yang berpusat pada pasien (demi kepentingan pasien); (2) Bekerja dalam tim yang
terdiri atas banyak bidang; (3) Menjalankan praktik berbasis fakta; (4) Menerapkan
peningkatan mutu; (5) Memanfaatkan informatika.
Banyak organisasi di Amerika yang menyelenggarakan pendidikan
kesehatan—mulai dari sekolah-sekolah medis melalui dewan-dewan spesialisasi
medis—dan pendidikan perawat pun berfokus pada pengenalan kompetensi ini dan
artinya bagi pendidikan profesional dalam bidang mereka. Hingga kini, konsep dalam
rangka memenuhi, menunjukkan dan memelihara kompetensi-kompetensi inti
tersebut memberikan banyak tantangan baru bagi pendidikan profesi kesehatan.
Sebagai contoh, walaupun sebagian besar program berfokus pada penyediaan
dokter yang dibekali dengan pelatihan tambahan mengenai perawatan pasien dan
pengetahuan medis, hanya sedikit yang memperlihatkan ketetapannya pada praktik
berbasis sistem dan pembelajaran berbasis praktik dan pengembangan (Eliastam dan
2
Mizrahi, 1996; Mohr, Randolph, dkk, 2003; Ogrinc dkk, 2004; Weingar, 1996, 1998).
Dua kompetensi yang berkembang ini menantang program-program keresidenan
untuk mencari langkah-langkah inovatif untuk menggabungkan peningkatan mutu
dan pemikiran sistem pada pelatihan dan evaluasi. Pada akhirnya secara
keseluruhan, tampaknya banyak dari upaya pengembangan ini yang lebih efektif
dalam mengajarkan kecakapan peningkatan mutu daripada meningkatkan hasil
perkembangan pada pasien.
Tantangan lainnya adalah mencari cara menempatkan ‘silo’ peningkatan
mutu organisasional dan pendidikan keresidenan. Pada tahun 2007, Alliance of
Independent Medical Centers memulai program 18 bulan bagi 19 anggota organisasi
untuk mengelola tim-tim peningkat mutu yang berfokus pada proyek-proyek
peningkatan mutu secara perorangan yang secara strategis disesuaikan dengan
tujuan-tujuan peningkatan tertentu dari rumah sakit mereka (Daniel dkk, 2009;
Patow, 2009). Tujuan program ini adalah untuk melatih para dokter untuk
memimpin perubahan dan peningkatan sistem dalam tempat mereka bekerja (Foster
dkk, 2008).
PROSES PERSIAPAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL
Proses penyampaian pelayanan kesehatan bervariasi dari setiap ilmu para
pelakunya, namun pada tingkat yang tinggi, proses-proses tersebut hampir mirip
satu sama lain dan dapat digambarkan dengan urusan pengobatannya, yang dapat
dijelaskan berdasarkan persiapan pendidikan formal:
 Persiapan profesional kesehatan dasar untuk meraih gelar MD
 Persiapan sarjana profesional kesehatan untuk meraih sertifikasi spesialisasi
berbatas waktu
 Persiapan pascasarjana profesional kesehatan untuk melanjutkan pendidikan
dan mempertahankan sertifikasi
Setiap tahap proses memiliki isi pembelajaran yang telah dijelaskan
berdasarkan penilaian beberapa ahli mengenai hal-hal yang diketahui, hal-hal yang
3
sesuai dengan bagi pelajar pada tingkat persiapannya, dan profesi umum yang telah
dikemukakan sebagai pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi
sebagai seorang profesional pada tingkat pengembangan tersebut. Ujian-ujian
tingkat negara bagian, nasional dan profesional diadakan untuk menilai pengetahuan
dan kecakapan kandidat pada tingkat yang dijalaninya. Evolusi yang terjadi dalam
interaksi dokter-pasien memberikan implikasi bagi kualitas dan keamanan pelayanan
kesehatan, juga bagi pelatihan pekerja kesehatan.
Walaupun setiap orang yang mengejar pelatihan profesional melalui proses
pendidikan formal yang sama, masing-masing juga berkembang secara individual
melalui proses unik untuk kemajuan kecakapan dan pengetahuannya. Model Dreyfus
yang dikembangkan oleh Stuart Dreyfus dan Hubert Dreyfus mengajukan lima
tahapan untuk proses ini, yaitu perkenalan, pemula, kompeten, pandai, dan ahli.
Model ini kami adaptasi untuk menggambarkan pengembangan profesional dan
menambahkan dua tahap: peneliti dan master. Contoh penerapan model ini dalam
pembelajaran pelayanan kesehatan sebagai berikut.
Pada tahap peneliti, calon siswa medis membuat pilihan untuk mengejar
bidang pengobatan sebagai karir. Saat perkenalan, siswa medis yang masih baru
mulai mempelajari proses pencatatan dan mengingat elemen-elemennya, keluhan
utama dan sejarah penyakit yang dialami, tinjauan sistem, dan riwayat keluarga dan
sosial. Di tahap pemula, siswa medis junior mulai melihat aspek-aspek situasi yang
umum, yang tidak dapat dijelaskan secara objektif terpisah dari situasi yang konkret
dan hanya dapat dipelajari melalui pengalaman. Dalam tingkat kompeten, dokter
residen belajar merencanakan pendekatan yang sesuai dengan keadaan pasien.
Praktik-praktik supervisi dijalankan untuk melindungi pasien. Pada tahap pandai,
dokter spesialis berusaha mengembangkan rutinitas yang dapat menyalurkan
pendekatan yang telah direncanakan kepada pasien. Ketika tahap ahli, dokter pada
pertengahan karirnya telah belajar untuk mengenali pola-pola petunjuk diskrit dan
bergegas, menggunakan “intuisi”-nya dalam menjalankan pekerjaannya. Sang
master akan bekerja dengan cara yang eksplisit, dan dengan keingintahuan dalam
sistem keahliannya (Batalden dkk, 2002).
4
Pendidikan profesi kesehatan muncul dalam konteks khusus—organisasi yang
di dalamnya timbul pengembangan profesional formatif. Dalam menggabungkan
proses persiapan yang ada untuk pekerja kesehatan dengan kompetensi inti
profesional kesehatan mereka yang baru, kita harus mempertimbangkan bahwa
proses-proses formatif pengembangan profesional kesehatan dan konteks
tatanannya—yaitu organisasi yang bersangkutan dan penyampaian perawatan
pasien—dapat berinteraksi dan beradaptasi pada strategi-strategi untuk peningkatan
kesehatan dan pelayanan kesehatan yang kontinu.
BERTINDAK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAN KEAMANAN—STRATEGI-
STRATEGI MENGUTAMAKAN ORGANISASI, MASALAH DAN MIKROSISTEM
Secara tradisional, terdapat strategi penyebaran yang mengutamakan
organisasi dan mengutamakan permasalahan untuk peningkatan mutu yang kontinu
dan nilai pelayanan kesehatan. Keduanya memiliki implikasi tertentu bagi
pengembangan profesional dan masing-masing mempunyai kekuatan dan
kelemahan (Batalden, 1998). Kami menambahkan strategi ketiga dengan
mempertimbangkan peran mikrosistem klinis dan menonjolkan kontribusi yang
dapat diberikannya dalam pelatihan profesional kesehatan untuk peningkatan mutu.
Strategi-Strategi Berpusat pada Organisasi
Peningkatan berpusat organisasi dalam pelayanan kesehatan telah dijalankan
selama beberapa dekade di Amerika Serikat (Brennan dan berwick, 1996).
Makroorganisasi menjadi perhatian ketika organisasi-organisasi kesehatan,
khususnya rumah sakit, mulai mengeksplorasi pelajaran-pelajaran mengenai
peningkatan berkelanjutan yang dipelajari secara bersamaan di sektor-sektor lain.
Banyak pihak dalam bidang pelayanan kesehatan yang tertarik saat The Joint
Commission pada Accreditation of Healthcare Organizations dan National Commitee
on Quality Assurance menyatukan pemikiran tentang upaya-upaya setingkat
organisasi ke dalam proses-proses akreditasinya. Beberapa karakteristik penting dari
5
strategi yang mengutamakan organisasi mencakup fokus kepada konteks untuk
tugas yang dikerjakan; pengetahuan menyangkut pekerjaan sebagai sebuah
sistem/proses; perhatian kepada para pasien, pembayar, dan komunitas sebagai
pemberi keuntungan atau pelanggan; peran pimpinan dalam mempromosikan
pembelajaran; dan jaringan organisasional.
Fokus terhadap Konteks Pekerjaan
Upaya-upaya dibuat untuk memperjelas arti pelibatan mutu sebagai suatu
strategi bisnis atau organisasional, yang mengarah pada pengembangan lingkungan
pekerjaan yang mengenali dan menghargai nilai pembelajaran dalam pekerjaan.
Panduan Deming yang dikenal sebagai “14 Poin Deming” mengenai tempat kerja
(lihat Bab 1) disesuaikan ke dalam versi pelayanan kesehatan menjadi “adaptasi 14
poin pada pelayanan medis” dan membantu studi pada pekerja kesehatan dan
organisasinya (Deming, 1986).
Pengetahuan Menyangkut Pekerjaan sebagai Sistem/Proses
Deming mengemukakan pandangan mengenai organisasi sebagai suatu
sistem yang secara eksplisit melibatkan penerima layanan sebagai bagian dari
produksi sistem tersebut dan merupakan sistem yang mampu melaksanakan
peningkatan berkelanjutan (Deming, 1986). Dengan fokus kepada pelayanan
kesehatan sebagai sebuah sistem dan proses, terjadi penyesuaian pada strategi-
strategi perubahan proses dan sistem dalam bentuk proyek-proyek yang,
kebanyakan, pimpinannya belum pernah aktif dalam peran-peran tersebut. Hal ini
menimbulkan semacam kebanggaan bagi mereka terhadap pekerjaan yang mereka
lakukan. Walaupun terdapat keterbatasan, metode-metode dan kecakapan-
kecakapan baru untuk memahami dan mengubah pelayanan kesehatan dalam
tatanan praktik yang biasa pun mulai tampak.
6
Perhatian pada Para Pasien, Pembayar dan Komunitas sebagai “Pemberi
Keuntungan” atau “Pelanggan”
Fokus kepada rancangan dan penyampaian pelayanan pasien memerlukan
pemahaman yang lebih baik tentang preferensi pribadi, nilai-nilai, dan keinginan dari
penerima layanan tersebut. Persoalannya tidak lagi mengenai hubungan pasien atau
kepuasan pasien, karena kini telah jelas bahwa membutuhkan wawasan lebih pada
upaya-upaya untuk merancang perawatan. Melibatkan pelanggan (contoh: pasien)
sebagai bagian dari sistem pelayanan bersama dengan para profesional pelayanan
kesehatan memicu pemahaman baru mengenai arti menjadi profesional.
Peran Pimpinan dalam Mempromosikan Pembelajaran
Untuk membawa perubahan, para pemimpin harus bergerak melampaui
pemahaman “perintah dan kontrol” dari pekerjaan mereka sendiri (Taylor dan
Taylor, 1994). Tulisan oleh Argyris dan Schön (Argyris, 1991; Argyris dan Schön, 1996)
memperluas pemahaman kami tentang belajar dalam tatanan pekerjaan. Peter
Sengen dan koleganya (Bab 10) juga memberikan gagasan mengenai organisasi
pembelajaran, mengidentifikasi lima ilmu sebagai pokok kreasi bagi organisasi-
organisasi tersebut (Senge, 1990; Senge dkk, 1994).
Jaringan Organisasional
Keinginan akan kesempatan untuk berbagi pembelajaran dalam beberapa
organisasi yang mirip akan menciptakan jaringan dari banyak organisasi. Jaringan-
jaringan ini memberikan wadah bagi banyak organisasi dan para pemimpinnya untuk
berkumpul agar dapat berbagi dan mempercepat upaya-upaya mereka pada
peningkatan organisasi. Upaya-upaya yang mengutamakan organisasi tersebut dapat
membawa perubahan positif dalam cara kita mengelola dan menyampaikan
pelayanan kesehatan, tetapi pada saat yang sama beberapa perubahan yang muncul
dapat merugikan organisasi. Berbagai perubahan yang terjadi tiap minggunya dapat
menimbulkan kebingungan dan kerumitan bagi personel pelayanan kesehatan,
7
karena selalu ada prosedur-prosedur baru untuk menghubungkan pelayanan
mereka. Pola-pola pekerjaan lama digantikan dengan tuntutan untuk mengikuti
perkembangan pekerjaan. Selain itu, terdapat biaya-biaya tambahan yang harus
dikeluarkan, sementara hasil klinis yang tercatat dianggap hampir sama dengan pola
perawatan yang biasanya.
Strategi-strategi yang berpusat pada organisasi menyangkut peningkatan
pelayanan kesehatan memberikan kecenderungan dan kekuatan baru kepada
berbagai bagian organisasi yang sangat membantu dalam meningkatkan kualitas.
Akan tetapi, dengan kenyataan pokok bahwa banyak organisasi yang menjadi kurang
stabil, upaya-upaya setingkat organisasi menjadi kurang terpercaya, dan “kualitas”
menjadi sekadar tema dari para pimpinan tinggi, sehingga upaya-upaya peningkatan
mutu pelayanan kesehatan mudah terkena kecaman. Kenyataannya, pada tingkat
makroorganisasi terdapat kemampuan terbatas untuk meningkatkan mutu dan nilai
perawatan secara langsung. Organisasi tidak memberikan perawatan, para
profesional lah yang melakukannya. Fenomena yang sama muncul pada pendidikan
dan pengembangan profesional—bukan makroorganisasi yang “mendidik dokter dan
para perawat”, melainkan orang-orangnya. Lebih lanjut, sebagian besar profesional
layanan kesehatan yang bekerja dalam organisasi yang kompleks tidak memberikan
perawatan sebagai perorangan; mereka bekerja bersama-sama sebagai bagian dari
sistem yang saling bergantung.
Strategi-strategi Berpusat Permasalahan
Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan mencari topik atau kondisi yang
dapat ditingkatkan, melakukan uji-uji perubahan, dan menyebarkan upaya-upaya
tersebut adalah hal yang sama lamanya dengan aplikasi empirisme pada pelayanan
kesehatan. Sesuatu yang tampak baru adalah identifikasi publik mengenai jarak
antara hal-hal yang telah diketahui dan yang biasa dilakukan, dirangkai dengan
strategi-strategi untuk mempercepat penutupan jarak tersebut. Serangkaian upaya
menyangkut strategi berpusat permasalahan dimulai tahun 1995 dengan bantuan
Institute for Healthcare Improvement. Model ini mengumpulkan para ahli dalam
8
sebuah panel beserta orang-orang yang telah berhasil membuat perubahan pada
praktik mereka. Orang-orang tersebut mengembangkan serangkaian “konsep-konsep
perubahan” yang patut dicoba. Aktivitas mengutamakan permasalahan yang
mendesak mempertajam fokus pada peningkatan. Banyak perubahan yang terjadi
dan terbentuk lebih banyak jaringan antara petugas klinis yang serupa dan pimpinan
pelayanan kesehatan lainnya.
Pada saat yang sama, telah jelas bahwa kegiatan tersebut menutupi
ketidaksejajaran pelaksanaan yang kadang terjadi di dalam satu organisasi. Tumbuh
gagasan bahwa peningkatan dapat terjadi tanpa perhatian penuh terhadap konteks
pekerjaan. Meningkatkan pelayanan pasien, persoalan demi persoalan, dilakukan
segera dengan mengalihkan tanggung jawab peningkatan kepada kelompok ahli
tersebut dengan harapan mereka akan menyelesaikan semua yang diperlukan.
Secara pribadi, beberapa orang mempertanyakan ketahanannya terhadap masalah
yang lebih banyak dan cepat serta perputaran aktivitas yang sepertinya
mengaburkan kendala-kendala yang tidak terpecahkan dan menggerogoti sumber-
sumber daya profesional. Beberapa orang juga mempertanyakan ongkos untuk
pembelajaran ini dan heran bahwa pengetahuan dan kecakapan seperti ini tidak
menjadi bagian dari persiapan profesional kesehatan.
Dengan adanya kerentanan strategi-strategi berpusat organisasi dan
pertanyaan-pertanyaan tentang ketahanan dan dampak keseluruhan dari
pemrograman berpusat permasalahan, masa depan peningkatan pelayanan
kesehatan menjadi tidak meyakinkan. Apalagi, kedua strategi tersebut tidak mencari
keterkaitan yan eksplisit kepada pengembangan profesional.
Strategi-Strategi Mengutamakan Mikrosistem
Sistem pelayanan kesehatan hadir pada berbagai tingkat—pasien perorangan
yang terlibat dalam sistem perawatan mandiri; perawatan berdua antara
dokter/petugas klinis bersama pasien; mikrosistem klinis yang menyangkut banyak
orang, kegiatan, teknologi dan informasi dalam penyediaan perawatan pasien;
makroorganisasi yang lebih besar yang memberikan wadah institusional kepada
9
banyak mikrosistem; dan lingkungan luar yang melingkupi makroorganisasi. Fokus
pada mikrosistem klinis menyediakan kerangka konseptual dan praktikal untuk
mempertimbangkan organisasi dan pelayanan. Tujuan klinis dan pengaturan dari
mikrosistem klinis menjelaskan komponen-komponen pokok mikrosistem, termasuk
petugas klinis dan staf pendukung, informasi dan teknologi, proses-proses
perawatan khusus, dan perilaku yang diperlukan ketika menyampaikan perawatan
kepada pasien.
Mikrosistem berevolusi sepanjang waktu, sebagai tanggapan atas permintaan
para pasien, penyedia dan desakan-desakan dari luar. Teori konseptual dari
mikrosistem klinis didasarkan pada gagasan Deming (1986), Senge (1990), Wheatley
(1992) dan lain-lain yang telah menggunakan sistem-sistem pengembangan,
kepemimpinan dan peningkatan organisasional. Gagasan awal mikrosistem klinis
bermula dari penelitian James Brian Quinn (1992) yang fokus untuk menentukan
berbagai tindakan organisasi besar dalam meraih mutu tinggi, pertumbuhan pesat,
keuntungan besar, dan reputasi yang luar biasa di mata para pelanggannya.
Ternyata, mereka mengelola dan terus membangun hubungan yang menjalin
kebutuhan konsumen dengan kompetensi pokok organisasi.
Pada tahun 1990-an, Mohr dan Donaldson menyelidiki beberapa mikrosistem
klinis berkinerja baik (Donaldson dan Mohr, 2000; Mohr, 2000), yang didasarkan
pada pencarian nasional terhadap mikrosistem klinis berkualitas terbaik. Dari
wawancara semi-terstruktur, ditarik analisis bahwa beberapa ukuran berkaitan
dengan mikrosistem yang efektif.
Ketika kami lanjut bergerak melampaui teori konseptual dan riset mengenai
aplikasinya dalam tatanan klinis, bidang-bidang teori kekacauan, ilmu kompleksitas
dan sistem-sistem rumit yang muncul telah memengaruhi pemasangan konsep-
konsep ini pada mikrosistem-mikrosistem yang sedang berkembang (Arrow dkk,
2000; Peters, 1987; Plsek dan Greenhalgh, 2001; Plsek dan Wilson, 2001). Hal ini
terbukti dalam usaha untuk mengumpulkan berbagai mikrosistem dari seluruh dunia
agar dapat belajar dan berbagi praktik-praktik terbaik. Ada beberapa implikasi
mikrosistem klinis pada para profesional kesehatan. Sebagian besar pasien
10
memperoleh perawatan kesehatan dari para pekerja kesehatan yang bertugas di
organisasi yang sangat kompleks. Para pasien berinteraksi dengan banyak
mikrosistem kala menjalani sistem perawatan kesehatan. Pengalihan di antara
mikrosistem-mikrosistem yang ada mungkin sulit dan membingungkan. Begitu pula,
para profesioanl kesehatan berputar di banyak mikrosistem saat menerima pelajaran
klinis pada awalnya. Mereka sering menerima sedikit orientasi pada cara kerja
mikrosistem secara tersendiri; bahkan mereka sering menjadi anggota mikrosistem
yang bersangkutan hanya beberapa waktu sebelum berpindah ke mikrosistem lain.
Pengenalan peran mikrosistem dalam melatih profesional kesehatan maupun
dalam menyediakan perawatan pasien menawarkan beberapa keuntungan.
Pelatihan di dalam mikrosistem klinis akan memberikan pengembangan lintas
profesi. Para pekerja kesehatan telah dibekali dalam ilmu dan silo profesional
mereka. Meski begitu, saat bekerja dalam aturan profesional, mereka bekerja
bersama-sama dalam proses yang menuntut mereka untuk mencapai pemahaman
bersama mengenai rancangan perubahan dan peningkatan pelayanan. Model
gabungan kerja utama lintas profesi memberikan peluang kepada sekolah profesi
kesehatan untuk menunjukkan arti dari peningkatan pelayanan berkelanjutan dan
praktik berbasis sistem dalam pekerjaan sehari-hari mereka serta pelajar lainnya.
Para pelajar memperoleh pengetahuan dan kecakapan sebagai bagian dari
pembelajaran eksperimental mereka.
Model ini menekankan pada konteks yang menjadi wadah bagi para pelajar
untuk belajar dan dinilai, dan mengungkapkan cara mengaitkan perkembangan
kompetensi pelajar dengan lingkungan tertentu. Upaya-upaya peningkatan—melalui
pendidikan maupun klinis—mungkin akan lebih efektif jika dirancang dan diterapkan
pada tingkat mikrosistem dan didukung oleh organisasi yang lebih besar. Jelas bahwa
terdapat peran strategi yang berpusat pada organisasi dan yang berpusat pada
permasalahan. Kita dapat menambah upaya-upaya kita untuk memenuhi misi
mengajar dan menilai kompetensi pokok tertentu dalam mikrosistem klinis akademis
dengan melibatkan siswa dan peserta pelatihan secara eksplisit dalam perancangan
dan pengujian tindakan pengobatan.
11
Banyak tantangan muncul dari pelaksanaan yang mengaitkan pengembangan
profesi kesehatan dan peningkatan pelayanan pasien dengan kebijakan dan praktik
makroorganisasi, inovasi dan perubahan yang berpusat pada permasalahan, dan
tindakan-tindakan awal yang dikembangkan dalam mikrosistem-mikrosistem klinis
yang menjadi tempat pertemuan reguler antara pasien dan provider. Belajar
mengenai pekerjaan profesional tergantung pada model acuan yang mampu
menggabungkan penyediaan dan peningkatan pelayanan. Praktik-praktik akreditasi
harus mengeksplorasi pembelajaran dan perawatan pasien. Perubahan seperti ini
akan mengundang kehidupan profesional yang lebih memuaskan dan sepertinya
akan menarik bagi banyak sistem yang sudah ada dan kebiasaan operasional
mungkin memerlukan pemeriksaan ulang dan modifikasi.
Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 13 Buku Implementing
Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).

More Related Content

What's hot

Makalah organisasi dan manajemen
Makalah organisasi dan manajemenMakalah organisasi dan manajemen
Makalah organisasi dan manajemen
taufandjoyo
 
standar profesi kebidanan
standar profesi kebidananstandar profesi kebidanan
standar profesi kebidanan
Mira Dw
 
Praktek provesi bidan
Praktek provesi bidanPraktek provesi bidan
Praktek provesi bidan
Warnet Raha
 
Pengembangan Karir Bidan
Pengembangan Karir BidanPengembangan Karir Bidan
Pengembangan Karir Bidan
pjj_kemenkes
 
4a Organisasi Pelayanan Kesehatan (Mrt03)
4a Organisasi Pelayanan Kesehatan (Mrt03)4a Organisasi Pelayanan Kesehatan (Mrt03)
4a Organisasi Pelayanan Kesehatan (Mrt03)
Muhammad Juarsa
 

What's hot (20)

Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
 
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi KeperawatanBerpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
Berpikir Kritis,Trend dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan
 
Makalah organisasi dan manajemen
Makalah organisasi dan manajemenMakalah organisasi dan manajemen
Makalah organisasi dan manajemen
 
Iklim dan Budaya Organisasi
Iklim dan Budaya Organisasi Iklim dan Budaya Organisasi
Iklim dan Budaya Organisasi
 
standar profesi kebidanan
standar profesi kebidananstandar profesi kebidanan
standar profesi kebidanan
 
Manajemen Keperawatan
Manajemen KeperawatanManajemen Keperawatan
Manajemen Keperawatan
 
Standar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi KeperawatanStandar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi Keperawatan
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
 
Praktek provesi bidan
Praktek provesi bidanPraktek provesi bidan
Praktek provesi bidan
 
Pengembangan Karir Bidan
Pengembangan Karir BidanPengembangan Karir Bidan
Pengembangan Karir Bidan
 
Standar Pendidikan Bidan
Standar Pendidikan BidanStandar Pendidikan Bidan
Standar Pendidikan Bidan
 
Dokumentasi Keperawatan pada Kelompok Khusus
Dokumentasi Keperawatan  pada Kelompok KhususDokumentasi Keperawatan  pada Kelompok Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Kelompok Khusus
 
4a Organisasi Pelayanan Kesehatan (Mrt03)
4a Organisasi Pelayanan Kesehatan (Mrt03)4a Organisasi Pelayanan Kesehatan (Mrt03)
4a Organisasi Pelayanan Kesehatan (Mrt03)
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehatan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehatanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehatan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehatan
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
 
Komponen model Dokumentasi Keperawatan
Komponen model Dokumentasi KeperawatanKomponen model Dokumentasi Keperawatan
Komponen model Dokumentasi Keperawatan
 
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasi
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasiProblema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasi
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasi
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Viewers also liked

Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Nasiatul Salim
 
effective lost love spell caster in
effective lost love spell caster in effective lost love spell caster in
effective lost love spell caster in
Saad Chan
 
Overview of windows xp service pack 3
Overview of windows xp service pack 3Overview of windows xp service pack 3
Overview of windows xp service pack 3
sexyhottie024
 
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Nasiatul Salim
 
Physician Employment Issues
Physician Employment IssuesPhysician Employment Issues
Physician Employment Issues
Martin Merritt
 
Going Live April 2015
Going Live April 2015Going Live April 2015
Going Live April 2015
Andrew Green
 
AmandaBecker Samples
AmandaBecker SamplesAmandaBecker Samples
AmandaBecker Samples
Amanda Becker
 

Viewers also liked (16)

Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 
Změna právní formy
Změna právní formy Změna právní formy
Změna právní formy
 
Saadchaan8
Saadchaan8Saadchaan8
Saadchaan8
 
effective lost love spell caster in
effective lost love spell caster in effective lost love spell caster in
effective lost love spell caster in
 
Understanding how to use software
Understanding how to use softwareUnderstanding how to use software
Understanding how to use software
 
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Nine frame analysis
Nine frame analysisNine frame analysis
Nine frame analysis
 
2015 NAR Commercial Report
2015 NAR Commercial Report2015 NAR Commercial Report
2015 NAR Commercial Report
 
Overview of windows xp service pack 3
Overview of windows xp service pack 3Overview of windows xp service pack 3
Overview of windows xp service pack 3
 
Guiding text
Guiding textGuiding text
Guiding text
 
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
Physician Employment Issues
Physician Employment IssuesPhysician Employment Issues
Physician Employment Issues
 
Going Live April 2015
Going Live April 2015Going Live April 2015
Going Live April 2015
 
College probz presentation
College probz presentationCollege probz presentation
College probz presentation
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
 
AmandaBecker Samples
AmandaBecker SamplesAmandaBecker Samples
AmandaBecker Samples
 

Similar to Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care

IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I
IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM IIPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I
IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I
Danny d'Fila
 
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
Singgih Pudjirahardjo
 

Similar to Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care (20)

Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
 
IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I
IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM IIPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I
IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I
 
Kti kusnaenih terbaru
Kti kusnaenih terbaruKti kusnaenih terbaru
Kti kusnaenih terbaru
 
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
 
Pasien safety
Pasien safetyPasien safety
Pasien safety
 
Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
 
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan KeperawatanManajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatan
 
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
 
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis PerawatSistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
 
Konsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan MutuKonsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan Mutu
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
 
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananMutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
 

More from Nasiatul Salim

Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Nasiatul Salim
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Nasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Nasiatul Salim
 

More from Nasiatul Salim (20)

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookChapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 

Recently uploaded

seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
sariakmida
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
SuwandiKhowanto1
 

Recently uploaded (20)

PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 

Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care

  • 1. 1 Bab 13 Mendidik Pekerja Kesehatan untuk Meningkatkan Pelayanan dalam Mikrosistem Klinis LATAR BELAKANG Pada tahun 2001, IOM menerbitkan laporan yang merupakan puncak kerja Committee on the Quality of Health Care in America (Komite Kualitas Pelayanan Kesehatan Amerika) yang dibentuk tahun 1998. Komite tersebut mengajukan beberapa strategi yang patut dikembangkan untuk restrukturisasi pendidikan klinis dan memperkirakan implikasinya bagi para penyedia yang menjalankan program, menanggung pendanaan dan menjadi sponsor program pendidikan untuk para pekerja kesehatan (IOM, 2001). Komite juga menganjurkan penyelenggaraan konferensi dari berbagai bidang untuk mengembangkan langkah-langkah reformasi pendidikan pekerja kesehatan demi meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan. Konferensi ini diadakan pada Juni 2002, kemudian mengajukan serangkaian ‘kompetensi inti’ yang harus dipenuhi semua pekerja kesehatan selama pelatihan. Kompetensi-kompetensi tersebut meliputi: (1) Memberikan perawatan yang berpusat pada pasien (demi kepentingan pasien); (2) Bekerja dalam tim yang terdiri atas banyak bidang; (3) Menjalankan praktik berbasis fakta; (4) Menerapkan peningkatan mutu; (5) Memanfaatkan informatika. Banyak organisasi di Amerika yang menyelenggarakan pendidikan kesehatan—mulai dari sekolah-sekolah medis melalui dewan-dewan spesialisasi medis—dan pendidikan perawat pun berfokus pada pengenalan kompetensi ini dan artinya bagi pendidikan profesional dalam bidang mereka. Hingga kini, konsep dalam rangka memenuhi, menunjukkan dan memelihara kompetensi-kompetensi inti tersebut memberikan banyak tantangan baru bagi pendidikan profesi kesehatan. Sebagai contoh, walaupun sebagian besar program berfokus pada penyediaan dokter yang dibekali dengan pelatihan tambahan mengenai perawatan pasien dan pengetahuan medis, hanya sedikit yang memperlihatkan ketetapannya pada praktik berbasis sistem dan pembelajaran berbasis praktik dan pengembangan (Eliastam dan
  • 2. 2 Mizrahi, 1996; Mohr, Randolph, dkk, 2003; Ogrinc dkk, 2004; Weingar, 1996, 1998). Dua kompetensi yang berkembang ini menantang program-program keresidenan untuk mencari langkah-langkah inovatif untuk menggabungkan peningkatan mutu dan pemikiran sistem pada pelatihan dan evaluasi. Pada akhirnya secara keseluruhan, tampaknya banyak dari upaya pengembangan ini yang lebih efektif dalam mengajarkan kecakapan peningkatan mutu daripada meningkatkan hasil perkembangan pada pasien. Tantangan lainnya adalah mencari cara menempatkan ‘silo’ peningkatan mutu organisasional dan pendidikan keresidenan. Pada tahun 2007, Alliance of Independent Medical Centers memulai program 18 bulan bagi 19 anggota organisasi untuk mengelola tim-tim peningkat mutu yang berfokus pada proyek-proyek peningkatan mutu secara perorangan yang secara strategis disesuaikan dengan tujuan-tujuan peningkatan tertentu dari rumah sakit mereka (Daniel dkk, 2009; Patow, 2009). Tujuan program ini adalah untuk melatih para dokter untuk memimpin perubahan dan peningkatan sistem dalam tempat mereka bekerja (Foster dkk, 2008). PROSES PERSIAPAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL Proses penyampaian pelayanan kesehatan bervariasi dari setiap ilmu para pelakunya, namun pada tingkat yang tinggi, proses-proses tersebut hampir mirip satu sama lain dan dapat digambarkan dengan urusan pengobatannya, yang dapat dijelaskan berdasarkan persiapan pendidikan formal:  Persiapan profesional kesehatan dasar untuk meraih gelar MD  Persiapan sarjana profesional kesehatan untuk meraih sertifikasi spesialisasi berbatas waktu  Persiapan pascasarjana profesional kesehatan untuk melanjutkan pendidikan dan mempertahankan sertifikasi Setiap tahap proses memiliki isi pembelajaran yang telah dijelaskan berdasarkan penilaian beberapa ahli mengenai hal-hal yang diketahui, hal-hal yang
  • 3. 3 sesuai dengan bagi pelajar pada tingkat persiapannya, dan profesi umum yang telah dikemukakan sebagai pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi sebagai seorang profesional pada tingkat pengembangan tersebut. Ujian-ujian tingkat negara bagian, nasional dan profesional diadakan untuk menilai pengetahuan dan kecakapan kandidat pada tingkat yang dijalaninya. Evolusi yang terjadi dalam interaksi dokter-pasien memberikan implikasi bagi kualitas dan keamanan pelayanan kesehatan, juga bagi pelatihan pekerja kesehatan. Walaupun setiap orang yang mengejar pelatihan profesional melalui proses pendidikan formal yang sama, masing-masing juga berkembang secara individual melalui proses unik untuk kemajuan kecakapan dan pengetahuannya. Model Dreyfus yang dikembangkan oleh Stuart Dreyfus dan Hubert Dreyfus mengajukan lima tahapan untuk proses ini, yaitu perkenalan, pemula, kompeten, pandai, dan ahli. Model ini kami adaptasi untuk menggambarkan pengembangan profesional dan menambahkan dua tahap: peneliti dan master. Contoh penerapan model ini dalam pembelajaran pelayanan kesehatan sebagai berikut. Pada tahap peneliti, calon siswa medis membuat pilihan untuk mengejar bidang pengobatan sebagai karir. Saat perkenalan, siswa medis yang masih baru mulai mempelajari proses pencatatan dan mengingat elemen-elemennya, keluhan utama dan sejarah penyakit yang dialami, tinjauan sistem, dan riwayat keluarga dan sosial. Di tahap pemula, siswa medis junior mulai melihat aspek-aspek situasi yang umum, yang tidak dapat dijelaskan secara objektif terpisah dari situasi yang konkret dan hanya dapat dipelajari melalui pengalaman. Dalam tingkat kompeten, dokter residen belajar merencanakan pendekatan yang sesuai dengan keadaan pasien. Praktik-praktik supervisi dijalankan untuk melindungi pasien. Pada tahap pandai, dokter spesialis berusaha mengembangkan rutinitas yang dapat menyalurkan pendekatan yang telah direncanakan kepada pasien. Ketika tahap ahli, dokter pada pertengahan karirnya telah belajar untuk mengenali pola-pola petunjuk diskrit dan bergegas, menggunakan “intuisi”-nya dalam menjalankan pekerjaannya. Sang master akan bekerja dengan cara yang eksplisit, dan dengan keingintahuan dalam sistem keahliannya (Batalden dkk, 2002).
  • 4. 4 Pendidikan profesi kesehatan muncul dalam konteks khusus—organisasi yang di dalamnya timbul pengembangan profesional formatif. Dalam menggabungkan proses persiapan yang ada untuk pekerja kesehatan dengan kompetensi inti profesional kesehatan mereka yang baru, kita harus mempertimbangkan bahwa proses-proses formatif pengembangan profesional kesehatan dan konteks tatanannya—yaitu organisasi yang bersangkutan dan penyampaian perawatan pasien—dapat berinteraksi dan beradaptasi pada strategi-strategi untuk peningkatan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang kontinu. BERTINDAK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAN KEAMANAN—STRATEGI- STRATEGI MENGUTAMAKAN ORGANISASI, MASALAH DAN MIKROSISTEM Secara tradisional, terdapat strategi penyebaran yang mengutamakan organisasi dan mengutamakan permasalahan untuk peningkatan mutu yang kontinu dan nilai pelayanan kesehatan. Keduanya memiliki implikasi tertentu bagi pengembangan profesional dan masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan (Batalden, 1998). Kami menambahkan strategi ketiga dengan mempertimbangkan peran mikrosistem klinis dan menonjolkan kontribusi yang dapat diberikannya dalam pelatihan profesional kesehatan untuk peningkatan mutu. Strategi-Strategi Berpusat pada Organisasi Peningkatan berpusat organisasi dalam pelayanan kesehatan telah dijalankan selama beberapa dekade di Amerika Serikat (Brennan dan berwick, 1996). Makroorganisasi menjadi perhatian ketika organisasi-organisasi kesehatan, khususnya rumah sakit, mulai mengeksplorasi pelajaran-pelajaran mengenai peningkatan berkelanjutan yang dipelajari secara bersamaan di sektor-sektor lain. Banyak pihak dalam bidang pelayanan kesehatan yang tertarik saat The Joint Commission pada Accreditation of Healthcare Organizations dan National Commitee on Quality Assurance menyatukan pemikiran tentang upaya-upaya setingkat organisasi ke dalam proses-proses akreditasinya. Beberapa karakteristik penting dari
  • 5. 5 strategi yang mengutamakan organisasi mencakup fokus kepada konteks untuk tugas yang dikerjakan; pengetahuan menyangkut pekerjaan sebagai sebuah sistem/proses; perhatian kepada para pasien, pembayar, dan komunitas sebagai pemberi keuntungan atau pelanggan; peran pimpinan dalam mempromosikan pembelajaran; dan jaringan organisasional. Fokus terhadap Konteks Pekerjaan Upaya-upaya dibuat untuk memperjelas arti pelibatan mutu sebagai suatu strategi bisnis atau organisasional, yang mengarah pada pengembangan lingkungan pekerjaan yang mengenali dan menghargai nilai pembelajaran dalam pekerjaan. Panduan Deming yang dikenal sebagai “14 Poin Deming” mengenai tempat kerja (lihat Bab 1) disesuaikan ke dalam versi pelayanan kesehatan menjadi “adaptasi 14 poin pada pelayanan medis” dan membantu studi pada pekerja kesehatan dan organisasinya (Deming, 1986). Pengetahuan Menyangkut Pekerjaan sebagai Sistem/Proses Deming mengemukakan pandangan mengenai organisasi sebagai suatu sistem yang secara eksplisit melibatkan penerima layanan sebagai bagian dari produksi sistem tersebut dan merupakan sistem yang mampu melaksanakan peningkatan berkelanjutan (Deming, 1986). Dengan fokus kepada pelayanan kesehatan sebagai sebuah sistem dan proses, terjadi penyesuaian pada strategi- strategi perubahan proses dan sistem dalam bentuk proyek-proyek yang, kebanyakan, pimpinannya belum pernah aktif dalam peran-peran tersebut. Hal ini menimbulkan semacam kebanggaan bagi mereka terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Walaupun terdapat keterbatasan, metode-metode dan kecakapan- kecakapan baru untuk memahami dan mengubah pelayanan kesehatan dalam tatanan praktik yang biasa pun mulai tampak.
  • 6. 6 Perhatian pada Para Pasien, Pembayar dan Komunitas sebagai “Pemberi Keuntungan” atau “Pelanggan” Fokus kepada rancangan dan penyampaian pelayanan pasien memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang preferensi pribadi, nilai-nilai, dan keinginan dari penerima layanan tersebut. Persoalannya tidak lagi mengenai hubungan pasien atau kepuasan pasien, karena kini telah jelas bahwa membutuhkan wawasan lebih pada upaya-upaya untuk merancang perawatan. Melibatkan pelanggan (contoh: pasien) sebagai bagian dari sistem pelayanan bersama dengan para profesional pelayanan kesehatan memicu pemahaman baru mengenai arti menjadi profesional. Peran Pimpinan dalam Mempromosikan Pembelajaran Untuk membawa perubahan, para pemimpin harus bergerak melampaui pemahaman “perintah dan kontrol” dari pekerjaan mereka sendiri (Taylor dan Taylor, 1994). Tulisan oleh Argyris dan Schön (Argyris, 1991; Argyris dan Schön, 1996) memperluas pemahaman kami tentang belajar dalam tatanan pekerjaan. Peter Sengen dan koleganya (Bab 10) juga memberikan gagasan mengenai organisasi pembelajaran, mengidentifikasi lima ilmu sebagai pokok kreasi bagi organisasi- organisasi tersebut (Senge, 1990; Senge dkk, 1994). Jaringan Organisasional Keinginan akan kesempatan untuk berbagi pembelajaran dalam beberapa organisasi yang mirip akan menciptakan jaringan dari banyak organisasi. Jaringan- jaringan ini memberikan wadah bagi banyak organisasi dan para pemimpinnya untuk berkumpul agar dapat berbagi dan mempercepat upaya-upaya mereka pada peningkatan organisasi. Upaya-upaya yang mengutamakan organisasi tersebut dapat membawa perubahan positif dalam cara kita mengelola dan menyampaikan pelayanan kesehatan, tetapi pada saat yang sama beberapa perubahan yang muncul dapat merugikan organisasi. Berbagai perubahan yang terjadi tiap minggunya dapat menimbulkan kebingungan dan kerumitan bagi personel pelayanan kesehatan,
  • 7. 7 karena selalu ada prosedur-prosedur baru untuk menghubungkan pelayanan mereka. Pola-pola pekerjaan lama digantikan dengan tuntutan untuk mengikuti perkembangan pekerjaan. Selain itu, terdapat biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan, sementara hasil klinis yang tercatat dianggap hampir sama dengan pola perawatan yang biasanya. Strategi-strategi yang berpusat pada organisasi menyangkut peningkatan pelayanan kesehatan memberikan kecenderungan dan kekuatan baru kepada berbagai bagian organisasi yang sangat membantu dalam meningkatkan kualitas. Akan tetapi, dengan kenyataan pokok bahwa banyak organisasi yang menjadi kurang stabil, upaya-upaya setingkat organisasi menjadi kurang terpercaya, dan “kualitas” menjadi sekadar tema dari para pimpinan tinggi, sehingga upaya-upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan mudah terkena kecaman. Kenyataannya, pada tingkat makroorganisasi terdapat kemampuan terbatas untuk meningkatkan mutu dan nilai perawatan secara langsung. Organisasi tidak memberikan perawatan, para profesional lah yang melakukannya. Fenomena yang sama muncul pada pendidikan dan pengembangan profesional—bukan makroorganisasi yang “mendidik dokter dan para perawat”, melainkan orang-orangnya. Lebih lanjut, sebagian besar profesional layanan kesehatan yang bekerja dalam organisasi yang kompleks tidak memberikan perawatan sebagai perorangan; mereka bekerja bersama-sama sebagai bagian dari sistem yang saling bergantung. Strategi-strategi Berpusat Permasalahan Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan mencari topik atau kondisi yang dapat ditingkatkan, melakukan uji-uji perubahan, dan menyebarkan upaya-upaya tersebut adalah hal yang sama lamanya dengan aplikasi empirisme pada pelayanan kesehatan. Sesuatu yang tampak baru adalah identifikasi publik mengenai jarak antara hal-hal yang telah diketahui dan yang biasa dilakukan, dirangkai dengan strategi-strategi untuk mempercepat penutupan jarak tersebut. Serangkaian upaya menyangkut strategi berpusat permasalahan dimulai tahun 1995 dengan bantuan Institute for Healthcare Improvement. Model ini mengumpulkan para ahli dalam
  • 8. 8 sebuah panel beserta orang-orang yang telah berhasil membuat perubahan pada praktik mereka. Orang-orang tersebut mengembangkan serangkaian “konsep-konsep perubahan” yang patut dicoba. Aktivitas mengutamakan permasalahan yang mendesak mempertajam fokus pada peningkatan. Banyak perubahan yang terjadi dan terbentuk lebih banyak jaringan antara petugas klinis yang serupa dan pimpinan pelayanan kesehatan lainnya. Pada saat yang sama, telah jelas bahwa kegiatan tersebut menutupi ketidaksejajaran pelaksanaan yang kadang terjadi di dalam satu organisasi. Tumbuh gagasan bahwa peningkatan dapat terjadi tanpa perhatian penuh terhadap konteks pekerjaan. Meningkatkan pelayanan pasien, persoalan demi persoalan, dilakukan segera dengan mengalihkan tanggung jawab peningkatan kepada kelompok ahli tersebut dengan harapan mereka akan menyelesaikan semua yang diperlukan. Secara pribadi, beberapa orang mempertanyakan ketahanannya terhadap masalah yang lebih banyak dan cepat serta perputaran aktivitas yang sepertinya mengaburkan kendala-kendala yang tidak terpecahkan dan menggerogoti sumber- sumber daya profesional. Beberapa orang juga mempertanyakan ongkos untuk pembelajaran ini dan heran bahwa pengetahuan dan kecakapan seperti ini tidak menjadi bagian dari persiapan profesional kesehatan. Dengan adanya kerentanan strategi-strategi berpusat organisasi dan pertanyaan-pertanyaan tentang ketahanan dan dampak keseluruhan dari pemrograman berpusat permasalahan, masa depan peningkatan pelayanan kesehatan menjadi tidak meyakinkan. Apalagi, kedua strategi tersebut tidak mencari keterkaitan yan eksplisit kepada pengembangan profesional. Strategi-Strategi Mengutamakan Mikrosistem Sistem pelayanan kesehatan hadir pada berbagai tingkat—pasien perorangan yang terlibat dalam sistem perawatan mandiri; perawatan berdua antara dokter/petugas klinis bersama pasien; mikrosistem klinis yang menyangkut banyak orang, kegiatan, teknologi dan informasi dalam penyediaan perawatan pasien; makroorganisasi yang lebih besar yang memberikan wadah institusional kepada
  • 9. 9 banyak mikrosistem; dan lingkungan luar yang melingkupi makroorganisasi. Fokus pada mikrosistem klinis menyediakan kerangka konseptual dan praktikal untuk mempertimbangkan organisasi dan pelayanan. Tujuan klinis dan pengaturan dari mikrosistem klinis menjelaskan komponen-komponen pokok mikrosistem, termasuk petugas klinis dan staf pendukung, informasi dan teknologi, proses-proses perawatan khusus, dan perilaku yang diperlukan ketika menyampaikan perawatan kepada pasien. Mikrosistem berevolusi sepanjang waktu, sebagai tanggapan atas permintaan para pasien, penyedia dan desakan-desakan dari luar. Teori konseptual dari mikrosistem klinis didasarkan pada gagasan Deming (1986), Senge (1990), Wheatley (1992) dan lain-lain yang telah menggunakan sistem-sistem pengembangan, kepemimpinan dan peningkatan organisasional. Gagasan awal mikrosistem klinis bermula dari penelitian James Brian Quinn (1992) yang fokus untuk menentukan berbagai tindakan organisasi besar dalam meraih mutu tinggi, pertumbuhan pesat, keuntungan besar, dan reputasi yang luar biasa di mata para pelanggannya. Ternyata, mereka mengelola dan terus membangun hubungan yang menjalin kebutuhan konsumen dengan kompetensi pokok organisasi. Pada tahun 1990-an, Mohr dan Donaldson menyelidiki beberapa mikrosistem klinis berkinerja baik (Donaldson dan Mohr, 2000; Mohr, 2000), yang didasarkan pada pencarian nasional terhadap mikrosistem klinis berkualitas terbaik. Dari wawancara semi-terstruktur, ditarik analisis bahwa beberapa ukuran berkaitan dengan mikrosistem yang efektif. Ketika kami lanjut bergerak melampaui teori konseptual dan riset mengenai aplikasinya dalam tatanan klinis, bidang-bidang teori kekacauan, ilmu kompleksitas dan sistem-sistem rumit yang muncul telah memengaruhi pemasangan konsep- konsep ini pada mikrosistem-mikrosistem yang sedang berkembang (Arrow dkk, 2000; Peters, 1987; Plsek dan Greenhalgh, 2001; Plsek dan Wilson, 2001). Hal ini terbukti dalam usaha untuk mengumpulkan berbagai mikrosistem dari seluruh dunia agar dapat belajar dan berbagi praktik-praktik terbaik. Ada beberapa implikasi mikrosistem klinis pada para profesional kesehatan. Sebagian besar pasien
  • 10. 10 memperoleh perawatan kesehatan dari para pekerja kesehatan yang bertugas di organisasi yang sangat kompleks. Para pasien berinteraksi dengan banyak mikrosistem kala menjalani sistem perawatan kesehatan. Pengalihan di antara mikrosistem-mikrosistem yang ada mungkin sulit dan membingungkan. Begitu pula, para profesioanl kesehatan berputar di banyak mikrosistem saat menerima pelajaran klinis pada awalnya. Mereka sering menerima sedikit orientasi pada cara kerja mikrosistem secara tersendiri; bahkan mereka sering menjadi anggota mikrosistem yang bersangkutan hanya beberapa waktu sebelum berpindah ke mikrosistem lain. Pengenalan peran mikrosistem dalam melatih profesional kesehatan maupun dalam menyediakan perawatan pasien menawarkan beberapa keuntungan. Pelatihan di dalam mikrosistem klinis akan memberikan pengembangan lintas profesi. Para pekerja kesehatan telah dibekali dalam ilmu dan silo profesional mereka. Meski begitu, saat bekerja dalam aturan profesional, mereka bekerja bersama-sama dalam proses yang menuntut mereka untuk mencapai pemahaman bersama mengenai rancangan perubahan dan peningkatan pelayanan. Model gabungan kerja utama lintas profesi memberikan peluang kepada sekolah profesi kesehatan untuk menunjukkan arti dari peningkatan pelayanan berkelanjutan dan praktik berbasis sistem dalam pekerjaan sehari-hari mereka serta pelajar lainnya. Para pelajar memperoleh pengetahuan dan kecakapan sebagai bagian dari pembelajaran eksperimental mereka. Model ini menekankan pada konteks yang menjadi wadah bagi para pelajar untuk belajar dan dinilai, dan mengungkapkan cara mengaitkan perkembangan kompetensi pelajar dengan lingkungan tertentu. Upaya-upaya peningkatan—melalui pendidikan maupun klinis—mungkin akan lebih efektif jika dirancang dan diterapkan pada tingkat mikrosistem dan didukung oleh organisasi yang lebih besar. Jelas bahwa terdapat peran strategi yang berpusat pada organisasi dan yang berpusat pada permasalahan. Kita dapat menambah upaya-upaya kita untuk memenuhi misi mengajar dan menilai kompetensi pokok tertentu dalam mikrosistem klinis akademis dengan melibatkan siswa dan peserta pelatihan secara eksplisit dalam perancangan dan pengujian tindakan pengobatan.
  • 11. 11 Banyak tantangan muncul dari pelaksanaan yang mengaitkan pengembangan profesi kesehatan dan peningkatan pelayanan pasien dengan kebijakan dan praktik makroorganisasi, inovasi dan perubahan yang berpusat pada permasalahan, dan tindakan-tindakan awal yang dikembangkan dalam mikrosistem-mikrosistem klinis yang menjadi tempat pertemuan reguler antara pasien dan provider. Belajar mengenai pekerjaan profesional tergantung pada model acuan yang mampu menggabungkan penyediaan dan peningkatan pelayanan. Praktik-praktik akreditasi harus mengeksplorasi pembelajaran dan perawatan pasien. Perubahan seperti ini akan mengundang kehidupan profesional yang lebih memuaskan dan sepertinya akan menarik bagi banyak sistem yang sudah ada dan kebiasaan operasional mungkin memerlukan pemeriksaan ulang dan modifikasi. Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).