SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
1
BAB 19. PENINGKATAN MUTU DI NEGARA-NEGARA
BERSUMBER DAYA RENDAH
KEBUTUHAN AKAN PENINGKATAN MUTU DI NEGARA-NEGARA BERSUMBER DAYA
RENDAH
Jurang Pemisah dalam Hasil-Hasil Kesehatan Global
Terdapat jurang besar dalam hasil-hasil perkembangan kesehatan pada
populasi negara berpenghasilan tinggi jika dibandingkan dengan yang
berpenghasilan rendah dan menengah atau negara-negara bersumber daya rendah.
Indikator yang paling jelas terlihat dari disparitas ini adalah perbedaan angka
harapan hidup yang begitu besar di negara-negara tersebut. Harapan hidup berkisar
pada lebih dari 75 tahun di negara berpendapatan tinggi dan kurang dari 50 tahun di
negara berpendapatan rendah (Central Intelligence Agency [CIA], tanpa tanggal).
Walaupun cukup tampak hubungan antara angka harapan hidup dan tingkat
ekonomi suatu negara, keterkaitan ini tidak selalu benar.
Korelasi serupa juga terlihat antara harapan hidup dan pengeluaran per
kapita pada kesehatan, yang dapat menyebabkan penyimpulan keliru bahwa cara
utama menutup jurang tersebut adalah melalui pengenalan sumber-sumber baru.
Meski demikian, variasi dalam hasil kesehatan terkini dan tingkat perbedaan dari
peningkatan negara-negara tersebut dapat dijumpai dengan tingkat sumber daya
yang sama. Pengamatan ini mengemukakan bahwa faktor-faktor lain seperti
kebijakan, fungsionalitas sistem kesehatan, prioritas program kesehatan dan beban
dari berbagai penyakit juga menjadi penentu hasil yang utama. Contoh bagus
mengenai variasi tingkat peningkatan hasil yang tidak terikat dengan pengeluaran
kesehatan dapat dijumpai di Asia, dengan tingkat mortalitas bayi yang lebih baik
terdapat di negara-negara bersumber daya rendah seperti Bangladesh daripada di
Kamboja atau negara-negara Asia tengah yang memiliki sumber serupa. Kita dapat
mempelajari cara meningkatkan sistem kesehatan dengan menganalisis negara-
negara tersebut; faktor-faktor yang dianalisis harus meliputi minimal penekanan dari
2
masing-masing negara pada perawatan primer dan kuratif, tingkat akses populasi
kepada perawatan, kader kesehatan yang fokus kepada pengembangan, inovasi-
inovasi yang diperkenalkan, dan pendekatan yang digunakan.
Beban dan jenis penyakit lain penyebarannya di negara-negara miskin dan
makmur. Negara-negara berpendapatan rendah memikul beban penyakit menular.
Penyakit-penyakit tidak menular, penyakit-penyakit kronis dan kanker merupakan
determinan utama urusan kesehatan di negara-negara berpendapatan tinggi, namun
karena penyakit-penyakit tersebut lebih lazim pada populasi berumur, di negara-
negara berpenghasilan rendah mereka tidak terlalu diperhatikan dan kejadiannya
lebih rendah daripada penyakit menular dan masalah kesehatan anak.
Menurut kami, terdapat pendekatan umum untuk meningkatkan sistem
kesehatan—mengoptimalkan pengelolaan dan penyampaian perawatan—yang
dapat digunakan di tatanan kesehatan manapun, baik makmur maupun miskin.
Peningkatan mutu telah berhasil digunakan di tatanan penghasilan tinggi (Ayers dkk.,
2005) dan di beberapa sistem kesehatan kota-swasta yang mencari untung di
negara-negara berpendapatan rendah (Gupta dkk., 2009). Meski demikian, upaya
memperkenalkan konsep-konsep ini dan melatih para pegawai metode dan
perangkat peningkatan mutu di negara-negara berrpendapatan rendah untuk saat ini
masih terbatas (Berwick, 2004; Smits dkk, 2002).
Pendekatan untuk Menutup Jurang Hasil Kesehatan
Millenium Development Goal
Jurang penghasilan antara negara-negara berpendapatan rendah, menengah
dan tinggi telah cukup menarik perhatian di milenium baru. Pada September 2000,
PBB melalui Millenium Declaration mengumumkan target-target terikat waktu
dengan tenggat tahun 2015, dikenal dengan Millenium Development Goals (MDG –
Sasaran Pengembangan Milenium) (PBB, 2010). Tiga dari MDG secara khusus
menarget peningkatan kesehatan: mengatasi kematian maternal dan meningkatkan
3
kesehatan reproduksi, mengurangi mortalitas anak hingga dua pertiga, dan
menghentikan epidemi HIV, malaria dan TB.
Peresmian Program Peningkatan Kesehatan Internasional
Sejak Millenium Declaration, bantuan telah bertambah semakin banyak untuk
negara-negara berpendapatan rendah dan menengah dari organisasi-organisasi
multilateral dan bilateral, seperti WHO (2011), President’s Emergency Response for
AIDS Relief (PEPFAR), Roll Back Malaria Partnership (2011), Stop TB Partnership
(2011), dan global Initiative for Vaccines and Immunizations (GAVI) (2009). Ada pula
program Bangladesh Rural Advancement Commitee (BRAC) di Bangladesh (2011)
yang efektif meningkatkan daya tahan anak melalui serangkaian program termasuk
manajemen efektif terhadap diare (Chowdhury dan Cash, 1996).
Pencapaian
Penyusunan tujuan-tujuan terikat waktu dan pemasukan pokok pendanaan
telah mendatangkan kesuksesan. Pengobatan-pengobatan yang ditargetkan untuk
meningkatkan proses dan hasil pada penyakit-penyakit tertentu dengan dukungan
dari donor dan di luar NGO (nongovermental organizations/organisasi-organisasi
non-pemerintah) telah lebih berhasil mencapai peningkatan pada tingkat populasi.
Dekade terakhir telah menemui terobosan melawan penyakit-penyakit tertentu,
namun pada saat yang sama, terdapat kemunduran pada manajemen TB dengan
semakin kuatnya serangan TB di Afrika bagian selatan (Singh dkk., 2007).
Hal-Hal yang Masih Kurang
Kemajuan dalam meningkatkan hasil kesehatan masih rendah dan terbatas
meskipun terdapat banyak macam tindakan. Setiap MDG yang berkaitan dengan
kesehatan mengandung ilmu berbasis fakta. Jika diterapkan melalui program yang
efektif, maka setiap negara akan mencapai target-target MDG. Lambatnya
4
perkembangan ini karena epidemi HIV mengakibatkan beberapa negara di Afrika
selatan mengalami peningkatan mortalitas maternal 10 tahun terakhir. Masalah
utamanya adalah kami belum memiliki sistem penerapan ilmu medis yang
seharusnya dapat menyelamatkan jutaan nyawa (Barker dkk., 2011). Jarak antara
mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dan yang sedang dilakukan ini disebut
“celah tahu-laku (knowing-doing gap)” (Pfeffer dan Sutton, 2000). Upaya serupa oleh
UNICEF yang memperkenalkan “seikat” target pengobatan kesehatan anak di distrik-
distrik kesehatan di Afrika Barat pun tidak memperlihatkan manfaat di distrik-distrik
yang dulunya tidak memperoleh pengobatan tersebut (Bryce, 2010).
Berdasarkan penelitian, ternyata peningkatan yang efektif dan dapat
dipertahankan memerlukan pendekatan yang diarahkan untuk memperkuat sistem
kesehatan. Model yang paling banyak dipakai adalah dari WHO tahun 2007
berdasarkan “enam pilar” sistem kesehatan, meliputi pelayanan kesehatan,
informasi, tenaga kerja, komoditi, pembiayaan dan kepemimpinan (WHO, 2007).
Meningkatkan hasil tidak sekadar menambah pelatihan. Seluruh aspek sistem
kesehatan—penyampaian layanan kesehatan yang ditingkatkan, pengumpulan data
dan ketersediaan informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat, ketersediaan
secara tepat waktu untuk komoditi yang tepat, pemenuhan sumber keuangan dan
daya manusia dan kebijakan dan kepemimpinan yang tepat—harus diperkuat.
Janji Metode Peningkatan Mutu untuk Memperkuat Sistem Kesehatan
WHO telah menyatakan arti penting pendekatan peningkatan mutu untuk
membantu beberapa negara mencapai MDG melalui makalahnya, “Apabila
mayoritas penghalang MDG yang berhubungan dengan kesehatan dapat dipandang
berhubungan dengan mutu, maka pendekatan peningkatan mutu dapat
menghancurkan beberapa di antaranya” (Spies, 2006). Tantangan yang dihadapi
negara-negara bersumber daya rendah dalam menerapkan program peningkatan
mutu menurut makalah tersebut:
 Penggunaan pendekatan peningkatan mutu yang tidak sesuai dengan
kenyataan di negara yang bersangkutan
5
 Kurangnya visi menyeluruh sehingga menghambat peningkatan proyek-
proyek pemandu
 Kesulitan membangun dasar bukti bagi dampak program peningkatan mutu
karena memerlukan pendekatan khusus kepada konteks
Adaptasi model yang telah berhasil diimplementasikan di negara-negara kaya
perlu dilakukan bagi negara-negara berpendapatan rendah dengan
mempertimbangkan konteks, hambatan dan penekanan tertentu. Untuk itu,
dibutuhkan beberapa elemen:
 Mengusahakan kemitraan
 Belajar dari masa lalu demi masa depan yang lebih baik
 Menyeimbangkan cita-cita jangka pendek dan jangka panjang
 Kepemilikan lokal atas proses-proses dan isinya
 Konsultasi dan partisipasi secara tulus
 Fokus yang strategis, bukan tindakan taktis yang mengandung maksud
tertentu
 Bergerak dengan kesadaran lebih untuk mengubah perilaku
 Memberi perhatian kepada pengelolaan, dukungan, dan evaluasi
berkesinambungan
PRINSIP-PRINSIP DAN MODEL-MODEL PENINGKATAN MUTU
Prinsip Peningkatan Mutu
Pokok dari metode peningkatan mutu adalah segala pekerjaan dilaksanakan
melalui proses, termasuk sistem kesehatan. Hammer dan Champy (1993)
menjelaskan proses sebagai “Sekumpulan aktivitas yang mengambil satu masukan
atau lebih dan mengeluarkan hasil yang bernilai bagi pihak lain,” yang meliputi tiga
aspek:
6
 Suatu proses terdiri atas serangkaian kegiatan yang semuanya berdampak
pada kualitas proses tersebut. Diperlukan pandangan sistemis.
 Hasil semua proses ada pemakainya. Dalam konteks kesehatan, penyedia
layanan seperti dokter, perawat atau komunitas petugas kesehatan, atau
penerima layanan seperti pasien dapat berlaku sebagai pemakai/pelanggan.
 Tujuan dari suatu proses adalah menambah nilai bagi pemakai. Peningkatan
mutu mengupayakan pengembangan nilai dari proses kepada para
konsumennya.
Inti Peningkatan Mutu: Siklus PDSA
Siklus PDSA merupakan kerangka yang dapat dipakai di berbagai negara dan
konteks serta dapat diterapkan oleh para praktisi dari latar belakang dan tingkat
pendidikan yang berlainan. Tujuan siklus PDSA adalah memastikan bahwa gagasan
perubahan telah diuji dan dievaluasi dalam skala kecil sebelum disebarkan. Metode
PDSA digunakan dalam pembelajaran berorientasi pada tindakan di barisan depan
dan merupakan wadah penerimaan penting dari strategi-strategi top-down, ketika
perubahan direncanakan oleh pimpinan sistem dan para petugas pelayanan
kesehatan diharapkan melaksanakannya dengan panduan tertentu.
Pendekatan PDSA terbukti efektif mengikat para praktisi dalam pelaksanaan
CQI, baik di negara-negara industri berpendapatan tinggi maupun bersumber daya
rendah.
Model-Model Peningkatan Mutu
Model untuk Peningkatan
Di bawah kepemimpinan Institute for Healthcare Improvement (IHI),
beberapa organisasi dan negara telah menggunakan suatu versi siklus PDSA yang
disebut Model for Improvement (Model untuk Peningkatan) untuk mengubah
pelayanan kesehatan di proyek-proyek lokal, regional dan nasional di negara-negara
7
berkembang. Model tersebut berpusat di sekitar aplikasi siklus PDSA. Model ini
mempunyai dua komponen, yakni “pemeriksaan (inquiry)” dan “aktivitas”.
Komponen pemeriksaan mempertanyakan tiga hal: sasaran upaya peningkatan
mutu, ukuran-ukuran yang diperlukan untuk memastikan peningkatan sistem, dan
gagasan-gagasan untuk mewujudkan peningkatan. Komponen aktivitas
menggunakan siklus PDSA untuk menguji gagasan-gagasan yang dihasilkan selama
pemeriksaan.
Lean
Pada pelayanan medis, paradigma peningkatan mutu lean (Liker, 2003)
berdasar pada keyakinan bahwa peningkatan sistem pelayanan kesehatan
melibatkan pengurangan limbah sistem. Limbah adalah semua kegiatan yang tidak
menambah nilai. Tujuh kategori limbah menurut pendekatan lean:
 Overproduksi—menggunakan sumber daya lebih banyak daripada yang
dibutuhkan
 Transportasi yang tak perlu—misalnya memindahkan pasien ke klinik lain,
padahal dapat dikunjungi di tempat yang sama
 Gerakan yang tak perlu—misalnya dokter atau perawat harus pergi ke
tempat jauh untuk memperoleh persediaan atau obat-obatan
 Inventaris yang tak efisien—penyediaan barang-barang yang tidak banyak
digunakan
 Kesalahan-kesalahan
 Terlalu banyak proses—misalnya pemrosesan laporan atau permintaan obat-
obatan dan persediaan dengan prosedur yang terlalu bertele-tele
 Terlalu banyak menunggu—contoh, antrian panjang untuk menemui dokter,
mengambil obat atau persediaan
Sistem lean meningkatkan aliran, mengurangi waktu tunggu, menghemat
biaya dan meminimalkan kesalahan.
8
Six Sigma
Fokus Six Sigma adalah mengeliminasi defek dan mengurangi variabilitas.
Defek adalah hasil yang tidak memenuhi persyaratan pemakainya. Prinsip Six Sigma
yaitu variabilitas proses menimbulkan defek dan dengan menguranginya, kualitas
keluaran secara keseluruhan dapat ditingkatkan.
Pendekatan Lean dan Six Sigma menjadi sangat populer di negara-negara
berpendapatan tinggi. Namun, penerapan model-model ini hingga sekarang masih
terbatas di negara-negara bersumber daya rendah. Metode Six Sigma telah
digunakan di negara-negara berkembang seperti India dan Afrika Selatan, tetapi
sejauh ini hanya di sistem-sistem publik atau pelayanan swasta yang relatif
bersumber daya baik untuk melatih pegawai dan menjalankan proyek-proyek
semacam ini (Shukla,dkk., 2008; Vanker dkk., 2010; Wharton School, 2010).
MENGIMPLEMENTASIKAN PENINGKATAN MUTU: FAKTOR-FAKTOR TANTANGAN
DAN KEBERHASILAN
Tantangan terhadap Peningkatan Mutu di Tatanan Bersumber Daya Rendah
Implementasi program peningkatan mutu di negara-negara bersumber daya
rendah melibatkan perubahan pada proses-proses organisasi dan cara-cara
pelaksanaan. Perubahan sulit dilakukan di sistem manapun. Sistem-sistem tertentu
dirancang untuk berkembang secara lambat, membangun lapisan-lapisan dari
kegiatan dan norma-norma sebelumnya. Alasan umum penolakan terhadap
perubahan (Phyllida dkk., 2004) meliputi:
 Ketidakpastian mengenai kebutuhan akan strategi baru
9
 Ketidakpastian konsekuensi strategi baru untuk karier individual atau
persyaratan ukuran, struktur dan kualifikasi pegawai perusahaan kelak
 Takut mempelajari ilmu-ilmu atau cara-cara baru dalam bekerja
 Tidak bersedia menerima perubahan dari sumber-sumber luar
 Sedikit partisipasi dalam perencanaan aktivitas perubahan
 Ketidakpuasan komunikasi
 Takut pada perubahan atau takut gagal, berdasarkan upaya-upaya
sebelumnya
Faktor-faktor ini muncul di semua sistem, diperparah pada berbagai konteks
kendala sumber. Sistem kesehatan di negara-negara bersumber daya rendah
menghadapi kendala aksesibilitas keuangan, aksesibilitas fisik, kecakapan pegawai
yang tidak memenuhi, staf bermotivasi rendah, manajemen perencanaan lemah, dan
kurangnya tindakan intersektoral dan kemitraan (Schneider, 2006).
Faktor-Faktor Keberhasilan Implementasi Peningkatan Mutu
Faktor 1: Membuat Cita-Cita Peningkatan yang Jelas
Kesepakatan harus ada di semua tingkat sistem bahwa masalah yang
dihadapi merupakan persoalan bersama agar tercipta kondisi untuk perubahan.
Tujuan upaya peningkatan dapat berupa menutup celah kinerja atau meningkatkan
hasil yang bermanfaat bagi semua partisipan. Dalam konteks negara berpendapatan
rendah dan menengah, sasarannya bisa jadi mengarah pada persoalan yang
mengancam nyawa di negara tersebut, atau memperbaiki celah dalam pelayanan.
Jika sistem kesehatan secara keseluruhan tidak bekerja dengan baik, mungkin ada
beberapa proses dan masalah organisasional yang harus diarahkan untuk mendirikan
sistem kesehatan yang koheren, dapat dipertahankan dan efektif. Misalnya,
persoalan motivasi pegawai rendah, kurangnya sistem informasi, limbah dan lain-
lain.
10
Faktor 2: Mendorong Partisipan dari Semua Penyelenggara
Penyelenggara (stakeholder) kegiatan peningkatan tidak hanya petugas klinik
dan rumah sakit, tetapi juga para anggota komunitas yang menerima jasa pelayanan
kesehatan. World Bank Participation Sourcebook (2006) mengemukakan beberapa
pendekatan agar mencakup partisipasi dari pihak-pihak yang pada umumnya tidak
termasuk:
 Membangun kapasitas anggota komunitas untuk mengungkapkan perhatian
mereka
 Memerintahkan partisipasi melalui perancangan
 Mengorganisasi kegiatan-kegiatan terpisah bagi kelompok-kelompok lemah
 Menggunakan teknik tingkat kekuatan yang eksplisit agar semua pihak dapat
memperoleh kesempatan untuk berbicara
 Menggunakan wakil terpercaya untuk mewakili pihak miskin
 Menyediakan insentif untuk pihak miskin agar turut serta
 Mengambil tindakan cepat dan mendemonstrasikan hasil-hasilnya
 Memahami peran-peran, konteks dan tekanan kesehatan
Sistem kesehatan di negara-negara berpenghasilan tinggi maupun rendah
tidak dirancang untuk memasukkan pasien atau anggota komunitas dalam upaya
peningkatan. Di banyak negara yang lebih rendah, keputusan sering ditentukan oleh
pemerintah negara bagian kemudian disalurkan ke distrik di bawahnya, sehingga
celah menjadi semakin besar.
Faktor 3: Menentukan Ukuran-Ukuran yang Relevan
Ukuran-ukuran harus relevan secara langsung dengan tujuan upaya
peningkatan tidak hanya untuk memberikan analisis spesifik yang dibutuhkan
proyek, tetapi juga untuk mendorong partisipasi dan keterikatan penyelenggara.
Selain itu, karena pelaporan syarat-syarat kepada pemerintah atau donor
11
internasional sering fokus kepada ukuran-ukuran hasil kesehatan, ukuran-ukuran
tersebut adalah yang biasanya dikumpulkan, atau yang membutuhkan sumber-
sumber atau pelatihan. Meski demikian, bagi komunitas yang menggunakan sistem
kesehatan, pengukuran proses bersifat penting karena ukuran-ukuran ini sering
berhubungan langsung dengan pengalaman pengguna dengan sistem tersebut.
Faktor 4: Mengikutkan Para Partisipan dalam Pengumpulan Data
Mengumpulkan data yang tepat untuk analisis merupakan tantangan bagi
negara-negara dengan kendala pendidikan, ekonomi, teknologi, kultural, atau
geografis. Bahkan data yang harus dikumpulkan secara rutin guna kelangsungan
pengawasan dan pemantauan kesehatan sering kali tidak lengkap dan tidak akurat.
Mengevaluasi keberhasilan upaya peningkatan mutu tidak cukup hanya dilakukan
satu kali. Setidaknya, pengukuran sebelum dan setelah harus dilakukan untuk
menilai terjadinya peningkatan. Setelah peningkatan tercapai pun, pemantauan
harus terus dilakukan untuk memastikan bahwa kinerja sistem tidak menurun.
Mengomunikasikan penggunaan data secara jelas, mengembangkan instrumen yang
konkret dan nyata dan menyederhanakan pencatatan dan penyesuaian tugas akan
menambah pemenuhan data dan meningkatkan keakuratan data.
Faktor 5: Membuat Gagasan Perubahan secara Kolaboratif
Penggalian ide meliputi analisis data untuk mengenali dan memprioritaskan
titik-titik kegagalan, defek, atau limbah yang akan diarahkan oleh usaha peningkatan.
“Tujuh perangkat dasar” (Bab 3) cocok bagi petugas barisan depan atau anggota
komunitas yang dapat menggunakan perangkat tersebut dengan sedikit pelatihan
statistika. Tantangannya di lapangan adalah menggunakan perangkat secara tepat
agar memperoleh solusi berdasarkan data, namun juga memastikan bahwa
perangkat tersebut tidak menghalangi diskusi, keterlibatan dan partisipasi.
Penggalian gagasan berdasarkan analisis pun harus menjadi bagian dari proses
partisipasi dan banyak alat yang telah digunakan dalam proyek peningkatan mutu
12
seperti penjelajahan ide dan multivoting. Dua macam gagasan yang timbul dari
penggalian ide:
1. Gagasan perubahan yang dapat diuji dan segera diperbaiki dalam skala kecil.
Ide-ide seperti ini biasanya fokus pada pengurangan limbah, penyederhanaan
proses, dan eliminasi kegagalan dan kesalahan.
2. Ide perubahan yang memerlukan tindakan lebih rumit, misalnya perancangan
kembali proses-proses, mempekerjakan pegawai baru, program pelatihan
berskala besar, program kesadaran tingkat komunitas, dan perancangan
ulang ruang fasilitas internal atau eksternal.
Faktor 6: Menciptakan Jaringan Pembelajaran: Mempercepat Perubahan dan
Meningkatkan Ketahanan Perubahan
IHI (2003) telah sukses mencanangkan pendekatan bernama Breakthrough
Series (BTS) Collaborative untuk mempercepat perubahan melalui sebuah struktur,
melaksanakan dalam waktu yang sangat terbatas, yang membuktikan bahwa proses
perubahan ini efisien dan meningkatkan kemungkinan untuk mempertahankan
perubahan. Sistem dapat ditingkatkan secara menyeluruh dengan BTS. Desain BTS
menggabungkan wakil-wakil dari sistem kesehatan. Di negara berpendapatan
rendah, wakil-wakil tersebut termasuk berbagai penyelenggaran dalam distrik
kesehatan, seperti manajer distrik dan wakil dari klinik-klinik perawatan primer
rumah sakit. Tim dapat mengembangkan tujuan bersama menyangkut proses-proses
pelayanan dan hasilnya melalui mekanisme BTS. Para peserta juga dapat berbagi
praktik-praktik sukses serta mencari ide dengan peserta lain untuk menghadapi
tantangan berikutnya.
MEMACU: MENYEBARKAN PENINGKATAN SECARA CEPAT DALAM SISTEM
KESEHATAN
Rogers (1995) menggambarkan lima karakteristik perubahan yang dapat
disebarkan dengan cepat:
13
1. Manfaat relatif—Seberapa bagus inovasi yang muncul untuk memenuhi
kebutuhan komunitas yang melaksanakan perubahan?
2. Kompatibilitas—Seberapa dekat kesesuaian gagasan perubahan dengan
kultur dan lingkungan yang ada?
3. Kesederhanaan—Seberapa sederhana dan mudah dipahami perubahan itu?
4. Percobaan—Apakah perubahan dapat dipasangkan dan diuji dalam
lingkungan baru yang menerima penyebarannya?
5. Observabilitas—seberapa transparan inovasi dan hasil-hasilnya dari sudut
pandang pelaku potensial?
Di negara-negara berpendapatan tinggi, karakteristik ini telah disatukan
dalam kampanye-kampanye cepat. Di negara-negara berpendapatan rendah dan
menengah, tampaknya diperlukan desain yang lebih teliti dan penjadwalan bertahap
agar dapat memacu perubahan.
BEBERAPA CONTOH—IMPLEMENTASI PENINGKATAN MUTU DI NEGARA-NEGARA
BERSUMBER DAYA RENDAH
 Pengendalian malaria di Ghana telah berhasil menerapkan teknik PDSA dan
perangkat CQI pada tingkat lokal. Perangkat tersebut antara lain teknik
sampling survei, diagram Pareto, diagram tulang ikan dan teknik
pengendalian proses statistik.
 Program CQI (Project Five Alive!) tahun 2008 di wilayah utara Ghana oleh IHI
dan National Catholic Health Service (NCHS) untuk mempercepat upaya
Ghana health Service guna mengurangi morbiditas dan mortalitas anak-anak
berusia di bawah 5 tahun.
 Di Rusia, tim dari University Research Company menggunakan tim
peningkatan dan merancang ulang upaya-upaya peningkat proses dan
hasilnya untuk jangkauan luas proses-proses dan hasil kesehatan maternal
dan anak. Model yang digunakan untuk peningkatan adalah BTS terkait
14
beberapa tempat—klinik dan rumah sakit—dalam sistem umum pengukuran,
pengujian dan pembelajaran.
 Di Afrika Selatan, Model for Improvement dan BTS Collaborative digunakan
dengan rancangan pemacu peningkatan untuk menambah akses populasi
seluruh distrik ke pengobatan antiretroviral HIV (Barker dkk., 2007) dan
mengurangi transmisi HIV dari ibu ke anak (Doherty dkk., 2009; Youngleson
dkk., 2010). Metode tersebut kini digunakan oleh pemerintah Afrika Selatan
untuk merancang ulang dan meningkatkan pelayanan HIV di negara itu.
 Max healthcare, sebuah rumah sakit swasta yang mencari keuntungan di
India, menggunakan Six Sigma untuk mengurangi jumlah infeksi aliran darah
akibat kateter hingga 66%
 Sebuah rumah sakit tersier di Blantyre, Malawi merancang ulang tatanan fisik
dan meningkatkan arus pasien dengan menambahkan departemen darurat.
Klinik pasien rawat jalan untuk anak-anak berusia di bawah 5 tahun dapat
mengurangi tingkat mortalitas pasien rawat inap dari 10-18% hingga 6-7%
(Molyneux dkk., 2006).
MENDOKUMENTASIKAN DAMPAK CQI DI NEGARA-NEGARA BERSUMBER DAYA
RENDAH
Walaupun terdapat banyak contoh penggunaan pendekatan untuk
meningkatkan kualitas di negara-negara bersumber daya rendah, publikasi contoh-
contoh peningkatan mutu yang digunakan di tatanan terkendala sumber daya
ternyata masih kurang. Hal ini sepertinya akan berubah ketika metode peningkatan
mutu semakin digunakan di sistem kesehatan di negara-negara berpendapatan tinggi
(Berwick dkk., 2006) dan metode semakin disokong oleh banyak organisasi dan
negara yang berpengaruh bagi peningkatan sistem kesehatan di negara-negara
berpendapatan rendah (Berwick, 2004). Salah satu alasan ketiadaan materi-materi
yang dipublikasikan adalah kesulitan dalam mengaitkan peningkatan sistem
kesehatan secara sistemik dengan metode-metode peningkatan mutu yang
15
digunakan. Persoalan-persoalan desain dan pelaporan dapat menjadi faktor dalam
tatanan sumber daya rendah dan juga di negara-negara berpendapatan tinggi.
Namun, karena banyak perubahan peningkatan mutu yang muncul di proses-proses
penyampaian pelayanan, evaluasi efek perubahan tersebut pada tingkat operasional
mungkin dapat dilakukan. Jika rencana peningkatan mutu organisasi menyangkut
proyek-proyek besar, sarat sumber dan strategis, maka diperlukan rancangan
evaluasi yang kuat.
KESIMPULAN
Perbedaan besar dalam hasil kesehatan terus muncul di antara negara-
negara berpendapatan tinggi dan rendah-hingga-menengah. Perbedaan ini dapat
diatasi dengan aplikasi sistemis metode-metode peningkatan mutu untuk
menambah kinerja sistem kesehatan dalam kendala-kendala yang dihadapi.
Pendekatan-pendekatan yang dijelaskan dapat memberikan peningkatan lokal dan
populasi untuk mengakses layanan dan kualitas perawatan. Langkah selanjutnya
adalah memasang metode-metode ini ke konteks sumber dan kultur lokal negara-
negara berpendapatan rendah dan menengah, untuk memastikan bahwa kapasitas
perancangan dan pelaksanaan program-program peningkatan mutu dikembangkan
di kalangan petugas kesehatan, manajer dan pimpinan dalam pemerintahan dan
mitra-mitra NGO di negara-negara tersebut.
Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 19 Buku Implementing
Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).

More Related Content

What's hot

KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutritionKAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutritionSafira Sahida
 
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)Yabniel Lit Jingga
 
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...Muchtar Mahdi
 
Kampanye dan mobilisasi Konseling dan Test HIV
Kampanye dan mobilisasi Konseling dan Test HIVKampanye dan mobilisasi Konseling dan Test HIV
Kampanye dan mobilisasi Konseling dan Test HIVjselv
 
Kebijakan pelayanan kesehatan
Kebijakan pelayanan kesehatan Kebijakan pelayanan kesehatan
Kebijakan pelayanan kesehatan Selvia Agueda
 
Kebijakan kesehatan
Kebijakan kesehatanKebijakan kesehatan
Kebijakan kesehatanabu hanafie
 
Kb 2 latar belakang
Kb 2 latar belakangKb 2 latar belakang
Kb 2 latar belakangJabfungkes
 
Aanalisis Jurnal Obesitas dan kemiskinan
Aanalisis Jurnal Obesitas dan kemiskinanAanalisis Jurnal Obesitas dan kemiskinan
Aanalisis Jurnal Obesitas dan kemiskinanSafira Sahida
 
Essay health literacy and e health literacy
Essay health literacy and e health literacyEssay health literacy and e health literacy
Essay health literacy and e health literacyLia Oktaviani
 
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatProses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatYohanita Tengku
 
Ppt mi 2 perumahsakitan 1
Ppt mi 2 perumahsakitan 1Ppt mi 2 perumahsakitan 1
Ppt mi 2 perumahsakitan 1Khudhori kh
 
Peran ekonomomi kesejahteraan iii
Peran ekonomomi kesejahteraan iiiPeran ekonomomi kesejahteraan iii
Peran ekonomomi kesejahteraan iiiAgus Candra
 
Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan KesehatanDasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatannesyaazzura
 
Bahan kleideskop dinas kesehatan edisi 1
Bahan kleideskop dinas kesehatan   edisi 1  Bahan kleideskop dinas kesehatan   edisi 1
Bahan kleideskop dinas kesehatan edisi 1 indrasutanmudo
 

What's hot (20)

KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutritionKAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
 
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1
 
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
 
Kampanye dan mobilisasi Konseling dan Test HIV
Kampanye dan mobilisasi Konseling dan Test HIVKampanye dan mobilisasi Konseling dan Test HIV
Kampanye dan mobilisasi Konseling dan Test HIV
 
Kebijakan pelayanan kesehatan
Kebijakan pelayanan kesehatan Kebijakan pelayanan kesehatan
Kebijakan pelayanan kesehatan
 
Kebijakan kesehatan
Kebijakan kesehatanKebijakan kesehatan
Kebijakan kesehatan
 
Kb 2 latar belakang
Kb 2 latar belakangKb 2 latar belakang
Kb 2 latar belakang
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
 
Aanalisis Jurnal Obesitas dan kemiskinan
Aanalisis Jurnal Obesitas dan kemiskinanAanalisis Jurnal Obesitas dan kemiskinan
Aanalisis Jurnal Obesitas dan kemiskinan
 
Essay health literacy and e health literacy
Essay health literacy and e health literacyEssay health literacy and e health literacy
Essay health literacy and e health literacy
 
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatProses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
 
Proses dan program metode perencanaan kesehatan masyarakat
Proses dan program metode perencanaan kesehatan masyarakatProses dan program metode perencanaan kesehatan masyarakat
Proses dan program metode perencanaan kesehatan masyarakat
 
Ppt mi 2 perumahsakitan 1
Ppt mi 2 perumahsakitan 1Ppt mi 2 perumahsakitan 1
Ppt mi 2 perumahsakitan 1
 
Kb 2
Kb 2Kb 2
Kb 2
 
Peran ekonomomi kesejahteraan iii
Peran ekonomomi kesejahteraan iiiPeran ekonomomi kesejahteraan iii
Peran ekonomomi kesejahteraan iii
 
Artikel hari aids
Artikel hari aidsArtikel hari aids
Artikel hari aids
 
Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan KesehatanDasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
 
Bahan kleideskop dinas kesehatan edisi 1
Bahan kleideskop dinas kesehatan   edisi 1  Bahan kleideskop dinas kesehatan   edisi 1
Bahan kleideskop dinas kesehatan edisi 1
 
Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatan
 

Viewers also liked

Winter 2014-pain-energy-medicine-SD
Winter 2014-pain-energy-medicine-SDWinter 2014-pain-energy-medicine-SD
Winter 2014-pain-energy-medicine-SDSudha Madhuri
 
Universal_Credit_Pathfinder
Universal_Credit_PathfinderUniversal_Credit_Pathfinder
Universal_Credit_PathfinderGareth Bevan
 
Postup založení společnosti 2014
Postup založení společnosti 2014 Postup založení společnosti 2014
Postup založení společnosti 2014 Firmin
 
Android Architecture
Android Architecture Android Architecture
Android Architecture Abhishek M K
 
The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2
The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2
The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2Dengjun WANG
 
Thesis_Eastern Michigan University
Thesis_Eastern Michigan UniversityThesis_Eastern Michigan University
Thesis_Eastern Michigan UniversityAdeti Sengupta
 
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...Nadia Naffi, Ph.D.
 
Universal_Credit_One_Year_In
Universal_Credit_One_Year_InUniversal_Credit_One_Year_In
Universal_Credit_One_Year_InGareth Bevan
 
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...Nadia Naffi, Ph.D.
 
Označení sídla firmy
Označení sídla firmy Označení sídla firmy
Označení sídla firmy Firmin
 
Multi Speaker Detection using audio and video sensors
Multi Speaker Detection using audio and video sensorsMulti Speaker Detection using audio and video sensors
Multi Speaker Detection using audio and video sensorsAbhishek M K
 
Jak změnit sídlo společnosti
Jak změnit sídlo společnosti Jak změnit sídlo společnosti
Jak změnit sídlo společnosti Firmin
 
Naffi_Nadia_2012_Learning to Exist in Social Media- A grounded Theory About ...
Naffi_Nadia_2012_Learning to Exist in Social Media-  A grounded Theory About ...Naffi_Nadia_2012_Learning to Exist in Social Media-  A grounded Theory About ...
Naffi_Nadia_2012_Learning to Exist in Social Media- A grounded Theory About ...Nadia Naffi, Ph.D.
 

Viewers also liked (15)

Winter 2014-pain-energy-medicine-SD
Winter 2014-pain-energy-medicine-SDWinter 2014-pain-energy-medicine-SD
Winter 2014-pain-energy-medicine-SD
 
MS_Portfolio
MS_PortfolioMS_Portfolio
MS_Portfolio
 
Universal_Credit_Pathfinder
Universal_Credit_PathfinderUniversal_Credit_Pathfinder
Universal_Credit_Pathfinder
 
Postup založení společnosti 2014
Postup založení společnosti 2014 Postup založení společnosti 2014
Postup založení společnosti 2014
 
Android Architecture
Android Architecture Android Architecture
Android Architecture
 
The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2
The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2
The declaration of humanity, ChapitreII-1 et ChapitreII-2
 
Thesis_Eastern Michigan University
Thesis_Eastern Michigan UniversityThesis_Eastern Michigan University
Thesis_Eastern Michigan University
 
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
 
Specialist doctor
Specialist doctorSpecialist doctor
Specialist doctor
 
Universal_Credit_One_Year_In
Universal_Credit_One_Year_InUniversal_Credit_One_Year_In
Universal_Credit_One_Year_In
 
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
 
Označení sídla firmy
Označení sídla firmy Označení sídla firmy
Označení sídla firmy
 
Multi Speaker Detection using audio and video sensors
Multi Speaker Detection using audio and video sensorsMulti Speaker Detection using audio and video sensors
Multi Speaker Detection using audio and video sensors
 
Jak změnit sídlo společnosti
Jak změnit sídlo společnosti Jak změnit sídlo společnosti
Jak změnit sídlo společnosti
 
Naffi_Nadia_2012_Learning to Exist in Social Media- A grounded Theory About ...
Naffi_Nadia_2012_Learning to Exist in Social Media-  A grounded Theory About ...Naffi_Nadia_2012_Learning to Exist in Social Media-  A grounded Theory About ...
Naffi_Nadia_2012_Learning to Exist in Social Media- A grounded Theory About ...
 

Similar to Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care

Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdfRENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdfmutiadewikurniati
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanNasiatul Salim
 
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...pjj_kemenkes
 
Sistem Kesehatan Nasional , Undang – Undang Kesehatan & Mellineum Development...
Sistem Kesehatan Nasional , Undang – Undang Kesehatan & Mellineum Development...Sistem Kesehatan Nasional , Undang – Undang Kesehatan & Mellineum Development...
Sistem Kesehatan Nasional , Undang – Undang Kesehatan & Mellineum Development...Uwes Chaeruman
 
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.pptcipta73
 
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.pptRakhmatul1
 
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxP - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxVeniceaprilia
 
33121043 makalah-pembiayaan-rs
33121043 makalah-pembiayaan-rs33121043 makalah-pembiayaan-rs
33121043 makalah-pembiayaan-rsSega Prirahmadan
 
0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dian0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dianYonazira
 
Analisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptxAnalisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptxderti2
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Kel. 5 Perbandingan sistem kesehatan di Indonesia & Negara lain (Nana & Defmi...
Kel. 5 Perbandingan sistem kesehatan di Indonesia & Negara lain (Nana & Defmi...Kel. 5 Perbandingan sistem kesehatan di Indonesia & Negara lain (Nana & Defmi...
Kel. 5 Perbandingan sistem kesehatan di Indonesia & Negara lain (Nana & Defmi...Ratna657337
 

Similar to Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care (20)

Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdfRENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
 
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
 
Sistem Kesehatan Nasional , Undang – Undang Kesehatan & Mellineum Development...
Sistem Kesehatan Nasional , Undang – Undang Kesehatan & Mellineum Development...Sistem Kesehatan Nasional , Undang – Undang Kesehatan & Mellineum Development...
Sistem Kesehatan Nasional , Undang – Undang Kesehatan & Mellineum Development...
 
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
 
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
 
Dasar promosi kesehatan
Dasar promosi kesehatanDasar promosi kesehatan
Dasar promosi kesehatan
 
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxP - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
 
Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatan
 
Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatan
 
33121043 makalah-pembiayaan-rs
33121043 makalah-pembiayaan-rs33121043 makalah-pembiayaan-rs
33121043 makalah-pembiayaan-rs
 
LBM 2 .pptx
LBM 2 .pptxLBM 2 .pptx
LBM 2 .pptx
 
0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dian0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dian
 
Modul_MTBS_2015. pdf.pdf
Modul_MTBS_2015. pdf.pdfModul_MTBS_2015. pdf.pdf
Modul_MTBS_2015. pdf.pdf
 
Annual report CSF 2013
Annual report CSF 2013Annual report CSF 2013
Annual report CSF 2013
 
Analisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptxAnalisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptx
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
Kel. 5 Perbandingan sistem kesehatan di Indonesia & Negara lain (Nana & Defmi...
Kel. 5 Perbandingan sistem kesehatan di Indonesia & Negara lain (Nana & Defmi...Kel. 5 Perbandingan sistem kesehatan di Indonesia & Negara lain (Nana & Defmi...
Kel. 5 Perbandingan sistem kesehatan di Indonesia & Negara lain (Nana & Defmi...
 

More from Nasiatul Salim

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitNasiatul Salim
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanNasiatul Salim
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for qualityNasiatul Salim
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanNasiatul Salim
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 

More from Nasiatul Salim (20)

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for quality
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
 

Recently uploaded

Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 

Recently uploaded (10)

Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 

Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care

  • 1. 1 BAB 19. PENINGKATAN MUTU DI NEGARA-NEGARA BERSUMBER DAYA RENDAH KEBUTUHAN AKAN PENINGKATAN MUTU DI NEGARA-NEGARA BERSUMBER DAYA RENDAH Jurang Pemisah dalam Hasil-Hasil Kesehatan Global Terdapat jurang besar dalam hasil-hasil perkembangan kesehatan pada populasi negara berpenghasilan tinggi jika dibandingkan dengan yang berpenghasilan rendah dan menengah atau negara-negara bersumber daya rendah. Indikator yang paling jelas terlihat dari disparitas ini adalah perbedaan angka harapan hidup yang begitu besar di negara-negara tersebut. Harapan hidup berkisar pada lebih dari 75 tahun di negara berpendapatan tinggi dan kurang dari 50 tahun di negara berpendapatan rendah (Central Intelligence Agency [CIA], tanpa tanggal). Walaupun cukup tampak hubungan antara angka harapan hidup dan tingkat ekonomi suatu negara, keterkaitan ini tidak selalu benar. Korelasi serupa juga terlihat antara harapan hidup dan pengeluaran per kapita pada kesehatan, yang dapat menyebabkan penyimpulan keliru bahwa cara utama menutup jurang tersebut adalah melalui pengenalan sumber-sumber baru. Meski demikian, variasi dalam hasil kesehatan terkini dan tingkat perbedaan dari peningkatan negara-negara tersebut dapat dijumpai dengan tingkat sumber daya yang sama. Pengamatan ini mengemukakan bahwa faktor-faktor lain seperti kebijakan, fungsionalitas sistem kesehatan, prioritas program kesehatan dan beban dari berbagai penyakit juga menjadi penentu hasil yang utama. Contoh bagus mengenai variasi tingkat peningkatan hasil yang tidak terikat dengan pengeluaran kesehatan dapat dijumpai di Asia, dengan tingkat mortalitas bayi yang lebih baik terdapat di negara-negara bersumber daya rendah seperti Bangladesh daripada di Kamboja atau negara-negara Asia tengah yang memiliki sumber serupa. Kita dapat mempelajari cara meningkatkan sistem kesehatan dengan menganalisis negara- negara tersebut; faktor-faktor yang dianalisis harus meliputi minimal penekanan dari
  • 2. 2 masing-masing negara pada perawatan primer dan kuratif, tingkat akses populasi kepada perawatan, kader kesehatan yang fokus kepada pengembangan, inovasi- inovasi yang diperkenalkan, dan pendekatan yang digunakan. Beban dan jenis penyakit lain penyebarannya di negara-negara miskin dan makmur. Negara-negara berpendapatan rendah memikul beban penyakit menular. Penyakit-penyakit tidak menular, penyakit-penyakit kronis dan kanker merupakan determinan utama urusan kesehatan di negara-negara berpendapatan tinggi, namun karena penyakit-penyakit tersebut lebih lazim pada populasi berumur, di negara- negara berpenghasilan rendah mereka tidak terlalu diperhatikan dan kejadiannya lebih rendah daripada penyakit menular dan masalah kesehatan anak. Menurut kami, terdapat pendekatan umum untuk meningkatkan sistem kesehatan—mengoptimalkan pengelolaan dan penyampaian perawatan—yang dapat digunakan di tatanan kesehatan manapun, baik makmur maupun miskin. Peningkatan mutu telah berhasil digunakan di tatanan penghasilan tinggi (Ayers dkk., 2005) dan di beberapa sistem kesehatan kota-swasta yang mencari untung di negara-negara berpendapatan rendah (Gupta dkk., 2009). Meski demikian, upaya memperkenalkan konsep-konsep ini dan melatih para pegawai metode dan perangkat peningkatan mutu di negara-negara berrpendapatan rendah untuk saat ini masih terbatas (Berwick, 2004; Smits dkk, 2002). Pendekatan untuk Menutup Jurang Hasil Kesehatan Millenium Development Goal Jurang penghasilan antara negara-negara berpendapatan rendah, menengah dan tinggi telah cukup menarik perhatian di milenium baru. Pada September 2000, PBB melalui Millenium Declaration mengumumkan target-target terikat waktu dengan tenggat tahun 2015, dikenal dengan Millenium Development Goals (MDG – Sasaran Pengembangan Milenium) (PBB, 2010). Tiga dari MDG secara khusus menarget peningkatan kesehatan: mengatasi kematian maternal dan meningkatkan
  • 3. 3 kesehatan reproduksi, mengurangi mortalitas anak hingga dua pertiga, dan menghentikan epidemi HIV, malaria dan TB. Peresmian Program Peningkatan Kesehatan Internasional Sejak Millenium Declaration, bantuan telah bertambah semakin banyak untuk negara-negara berpendapatan rendah dan menengah dari organisasi-organisasi multilateral dan bilateral, seperti WHO (2011), President’s Emergency Response for AIDS Relief (PEPFAR), Roll Back Malaria Partnership (2011), Stop TB Partnership (2011), dan global Initiative for Vaccines and Immunizations (GAVI) (2009). Ada pula program Bangladesh Rural Advancement Commitee (BRAC) di Bangladesh (2011) yang efektif meningkatkan daya tahan anak melalui serangkaian program termasuk manajemen efektif terhadap diare (Chowdhury dan Cash, 1996). Pencapaian Penyusunan tujuan-tujuan terikat waktu dan pemasukan pokok pendanaan telah mendatangkan kesuksesan. Pengobatan-pengobatan yang ditargetkan untuk meningkatkan proses dan hasil pada penyakit-penyakit tertentu dengan dukungan dari donor dan di luar NGO (nongovermental organizations/organisasi-organisasi non-pemerintah) telah lebih berhasil mencapai peningkatan pada tingkat populasi. Dekade terakhir telah menemui terobosan melawan penyakit-penyakit tertentu, namun pada saat yang sama, terdapat kemunduran pada manajemen TB dengan semakin kuatnya serangan TB di Afrika bagian selatan (Singh dkk., 2007). Hal-Hal yang Masih Kurang Kemajuan dalam meningkatkan hasil kesehatan masih rendah dan terbatas meskipun terdapat banyak macam tindakan. Setiap MDG yang berkaitan dengan kesehatan mengandung ilmu berbasis fakta. Jika diterapkan melalui program yang efektif, maka setiap negara akan mencapai target-target MDG. Lambatnya
  • 4. 4 perkembangan ini karena epidemi HIV mengakibatkan beberapa negara di Afrika selatan mengalami peningkatan mortalitas maternal 10 tahun terakhir. Masalah utamanya adalah kami belum memiliki sistem penerapan ilmu medis yang seharusnya dapat menyelamatkan jutaan nyawa (Barker dkk., 2011). Jarak antara mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dan yang sedang dilakukan ini disebut “celah tahu-laku (knowing-doing gap)” (Pfeffer dan Sutton, 2000). Upaya serupa oleh UNICEF yang memperkenalkan “seikat” target pengobatan kesehatan anak di distrik- distrik kesehatan di Afrika Barat pun tidak memperlihatkan manfaat di distrik-distrik yang dulunya tidak memperoleh pengobatan tersebut (Bryce, 2010). Berdasarkan penelitian, ternyata peningkatan yang efektif dan dapat dipertahankan memerlukan pendekatan yang diarahkan untuk memperkuat sistem kesehatan. Model yang paling banyak dipakai adalah dari WHO tahun 2007 berdasarkan “enam pilar” sistem kesehatan, meliputi pelayanan kesehatan, informasi, tenaga kerja, komoditi, pembiayaan dan kepemimpinan (WHO, 2007). Meningkatkan hasil tidak sekadar menambah pelatihan. Seluruh aspek sistem kesehatan—penyampaian layanan kesehatan yang ditingkatkan, pengumpulan data dan ketersediaan informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat, ketersediaan secara tepat waktu untuk komoditi yang tepat, pemenuhan sumber keuangan dan daya manusia dan kebijakan dan kepemimpinan yang tepat—harus diperkuat. Janji Metode Peningkatan Mutu untuk Memperkuat Sistem Kesehatan WHO telah menyatakan arti penting pendekatan peningkatan mutu untuk membantu beberapa negara mencapai MDG melalui makalahnya, “Apabila mayoritas penghalang MDG yang berhubungan dengan kesehatan dapat dipandang berhubungan dengan mutu, maka pendekatan peningkatan mutu dapat menghancurkan beberapa di antaranya” (Spies, 2006). Tantangan yang dihadapi negara-negara bersumber daya rendah dalam menerapkan program peningkatan mutu menurut makalah tersebut:  Penggunaan pendekatan peningkatan mutu yang tidak sesuai dengan kenyataan di negara yang bersangkutan
  • 5. 5  Kurangnya visi menyeluruh sehingga menghambat peningkatan proyek- proyek pemandu  Kesulitan membangun dasar bukti bagi dampak program peningkatan mutu karena memerlukan pendekatan khusus kepada konteks Adaptasi model yang telah berhasil diimplementasikan di negara-negara kaya perlu dilakukan bagi negara-negara berpendapatan rendah dengan mempertimbangkan konteks, hambatan dan penekanan tertentu. Untuk itu, dibutuhkan beberapa elemen:  Mengusahakan kemitraan  Belajar dari masa lalu demi masa depan yang lebih baik  Menyeimbangkan cita-cita jangka pendek dan jangka panjang  Kepemilikan lokal atas proses-proses dan isinya  Konsultasi dan partisipasi secara tulus  Fokus yang strategis, bukan tindakan taktis yang mengandung maksud tertentu  Bergerak dengan kesadaran lebih untuk mengubah perilaku  Memberi perhatian kepada pengelolaan, dukungan, dan evaluasi berkesinambungan PRINSIP-PRINSIP DAN MODEL-MODEL PENINGKATAN MUTU Prinsip Peningkatan Mutu Pokok dari metode peningkatan mutu adalah segala pekerjaan dilaksanakan melalui proses, termasuk sistem kesehatan. Hammer dan Champy (1993) menjelaskan proses sebagai “Sekumpulan aktivitas yang mengambil satu masukan atau lebih dan mengeluarkan hasil yang bernilai bagi pihak lain,” yang meliputi tiga aspek:
  • 6. 6  Suatu proses terdiri atas serangkaian kegiatan yang semuanya berdampak pada kualitas proses tersebut. Diperlukan pandangan sistemis.  Hasil semua proses ada pemakainya. Dalam konteks kesehatan, penyedia layanan seperti dokter, perawat atau komunitas petugas kesehatan, atau penerima layanan seperti pasien dapat berlaku sebagai pemakai/pelanggan.  Tujuan dari suatu proses adalah menambah nilai bagi pemakai. Peningkatan mutu mengupayakan pengembangan nilai dari proses kepada para konsumennya. Inti Peningkatan Mutu: Siklus PDSA Siklus PDSA merupakan kerangka yang dapat dipakai di berbagai negara dan konteks serta dapat diterapkan oleh para praktisi dari latar belakang dan tingkat pendidikan yang berlainan. Tujuan siklus PDSA adalah memastikan bahwa gagasan perubahan telah diuji dan dievaluasi dalam skala kecil sebelum disebarkan. Metode PDSA digunakan dalam pembelajaran berorientasi pada tindakan di barisan depan dan merupakan wadah penerimaan penting dari strategi-strategi top-down, ketika perubahan direncanakan oleh pimpinan sistem dan para petugas pelayanan kesehatan diharapkan melaksanakannya dengan panduan tertentu. Pendekatan PDSA terbukti efektif mengikat para praktisi dalam pelaksanaan CQI, baik di negara-negara industri berpendapatan tinggi maupun bersumber daya rendah. Model-Model Peningkatan Mutu Model untuk Peningkatan Di bawah kepemimpinan Institute for Healthcare Improvement (IHI), beberapa organisasi dan negara telah menggunakan suatu versi siklus PDSA yang disebut Model for Improvement (Model untuk Peningkatan) untuk mengubah pelayanan kesehatan di proyek-proyek lokal, regional dan nasional di negara-negara
  • 7. 7 berkembang. Model tersebut berpusat di sekitar aplikasi siklus PDSA. Model ini mempunyai dua komponen, yakni “pemeriksaan (inquiry)” dan “aktivitas”. Komponen pemeriksaan mempertanyakan tiga hal: sasaran upaya peningkatan mutu, ukuran-ukuran yang diperlukan untuk memastikan peningkatan sistem, dan gagasan-gagasan untuk mewujudkan peningkatan. Komponen aktivitas menggunakan siklus PDSA untuk menguji gagasan-gagasan yang dihasilkan selama pemeriksaan. Lean Pada pelayanan medis, paradigma peningkatan mutu lean (Liker, 2003) berdasar pada keyakinan bahwa peningkatan sistem pelayanan kesehatan melibatkan pengurangan limbah sistem. Limbah adalah semua kegiatan yang tidak menambah nilai. Tujuh kategori limbah menurut pendekatan lean:  Overproduksi—menggunakan sumber daya lebih banyak daripada yang dibutuhkan  Transportasi yang tak perlu—misalnya memindahkan pasien ke klinik lain, padahal dapat dikunjungi di tempat yang sama  Gerakan yang tak perlu—misalnya dokter atau perawat harus pergi ke tempat jauh untuk memperoleh persediaan atau obat-obatan  Inventaris yang tak efisien—penyediaan barang-barang yang tidak banyak digunakan  Kesalahan-kesalahan  Terlalu banyak proses—misalnya pemrosesan laporan atau permintaan obat- obatan dan persediaan dengan prosedur yang terlalu bertele-tele  Terlalu banyak menunggu—contoh, antrian panjang untuk menemui dokter, mengambil obat atau persediaan Sistem lean meningkatkan aliran, mengurangi waktu tunggu, menghemat biaya dan meminimalkan kesalahan.
  • 8. 8 Six Sigma Fokus Six Sigma adalah mengeliminasi defek dan mengurangi variabilitas. Defek adalah hasil yang tidak memenuhi persyaratan pemakainya. Prinsip Six Sigma yaitu variabilitas proses menimbulkan defek dan dengan menguranginya, kualitas keluaran secara keseluruhan dapat ditingkatkan. Pendekatan Lean dan Six Sigma menjadi sangat populer di negara-negara berpendapatan tinggi. Namun, penerapan model-model ini hingga sekarang masih terbatas di negara-negara bersumber daya rendah. Metode Six Sigma telah digunakan di negara-negara berkembang seperti India dan Afrika Selatan, tetapi sejauh ini hanya di sistem-sistem publik atau pelayanan swasta yang relatif bersumber daya baik untuk melatih pegawai dan menjalankan proyek-proyek semacam ini (Shukla,dkk., 2008; Vanker dkk., 2010; Wharton School, 2010). MENGIMPLEMENTASIKAN PENINGKATAN MUTU: FAKTOR-FAKTOR TANTANGAN DAN KEBERHASILAN Tantangan terhadap Peningkatan Mutu di Tatanan Bersumber Daya Rendah Implementasi program peningkatan mutu di negara-negara bersumber daya rendah melibatkan perubahan pada proses-proses organisasi dan cara-cara pelaksanaan. Perubahan sulit dilakukan di sistem manapun. Sistem-sistem tertentu dirancang untuk berkembang secara lambat, membangun lapisan-lapisan dari kegiatan dan norma-norma sebelumnya. Alasan umum penolakan terhadap perubahan (Phyllida dkk., 2004) meliputi:  Ketidakpastian mengenai kebutuhan akan strategi baru
  • 9. 9  Ketidakpastian konsekuensi strategi baru untuk karier individual atau persyaratan ukuran, struktur dan kualifikasi pegawai perusahaan kelak  Takut mempelajari ilmu-ilmu atau cara-cara baru dalam bekerja  Tidak bersedia menerima perubahan dari sumber-sumber luar  Sedikit partisipasi dalam perencanaan aktivitas perubahan  Ketidakpuasan komunikasi  Takut pada perubahan atau takut gagal, berdasarkan upaya-upaya sebelumnya Faktor-faktor ini muncul di semua sistem, diperparah pada berbagai konteks kendala sumber. Sistem kesehatan di negara-negara bersumber daya rendah menghadapi kendala aksesibilitas keuangan, aksesibilitas fisik, kecakapan pegawai yang tidak memenuhi, staf bermotivasi rendah, manajemen perencanaan lemah, dan kurangnya tindakan intersektoral dan kemitraan (Schneider, 2006). Faktor-Faktor Keberhasilan Implementasi Peningkatan Mutu Faktor 1: Membuat Cita-Cita Peningkatan yang Jelas Kesepakatan harus ada di semua tingkat sistem bahwa masalah yang dihadapi merupakan persoalan bersama agar tercipta kondisi untuk perubahan. Tujuan upaya peningkatan dapat berupa menutup celah kinerja atau meningkatkan hasil yang bermanfaat bagi semua partisipan. Dalam konteks negara berpendapatan rendah dan menengah, sasarannya bisa jadi mengarah pada persoalan yang mengancam nyawa di negara tersebut, atau memperbaiki celah dalam pelayanan. Jika sistem kesehatan secara keseluruhan tidak bekerja dengan baik, mungkin ada beberapa proses dan masalah organisasional yang harus diarahkan untuk mendirikan sistem kesehatan yang koheren, dapat dipertahankan dan efektif. Misalnya, persoalan motivasi pegawai rendah, kurangnya sistem informasi, limbah dan lain- lain.
  • 10. 10 Faktor 2: Mendorong Partisipan dari Semua Penyelenggara Penyelenggara (stakeholder) kegiatan peningkatan tidak hanya petugas klinik dan rumah sakit, tetapi juga para anggota komunitas yang menerima jasa pelayanan kesehatan. World Bank Participation Sourcebook (2006) mengemukakan beberapa pendekatan agar mencakup partisipasi dari pihak-pihak yang pada umumnya tidak termasuk:  Membangun kapasitas anggota komunitas untuk mengungkapkan perhatian mereka  Memerintahkan partisipasi melalui perancangan  Mengorganisasi kegiatan-kegiatan terpisah bagi kelompok-kelompok lemah  Menggunakan teknik tingkat kekuatan yang eksplisit agar semua pihak dapat memperoleh kesempatan untuk berbicara  Menggunakan wakil terpercaya untuk mewakili pihak miskin  Menyediakan insentif untuk pihak miskin agar turut serta  Mengambil tindakan cepat dan mendemonstrasikan hasil-hasilnya  Memahami peran-peran, konteks dan tekanan kesehatan Sistem kesehatan di negara-negara berpenghasilan tinggi maupun rendah tidak dirancang untuk memasukkan pasien atau anggota komunitas dalam upaya peningkatan. Di banyak negara yang lebih rendah, keputusan sering ditentukan oleh pemerintah negara bagian kemudian disalurkan ke distrik di bawahnya, sehingga celah menjadi semakin besar. Faktor 3: Menentukan Ukuran-Ukuran yang Relevan Ukuran-ukuran harus relevan secara langsung dengan tujuan upaya peningkatan tidak hanya untuk memberikan analisis spesifik yang dibutuhkan proyek, tetapi juga untuk mendorong partisipasi dan keterikatan penyelenggara. Selain itu, karena pelaporan syarat-syarat kepada pemerintah atau donor
  • 11. 11 internasional sering fokus kepada ukuran-ukuran hasil kesehatan, ukuran-ukuran tersebut adalah yang biasanya dikumpulkan, atau yang membutuhkan sumber- sumber atau pelatihan. Meski demikian, bagi komunitas yang menggunakan sistem kesehatan, pengukuran proses bersifat penting karena ukuran-ukuran ini sering berhubungan langsung dengan pengalaman pengguna dengan sistem tersebut. Faktor 4: Mengikutkan Para Partisipan dalam Pengumpulan Data Mengumpulkan data yang tepat untuk analisis merupakan tantangan bagi negara-negara dengan kendala pendidikan, ekonomi, teknologi, kultural, atau geografis. Bahkan data yang harus dikumpulkan secara rutin guna kelangsungan pengawasan dan pemantauan kesehatan sering kali tidak lengkap dan tidak akurat. Mengevaluasi keberhasilan upaya peningkatan mutu tidak cukup hanya dilakukan satu kali. Setidaknya, pengukuran sebelum dan setelah harus dilakukan untuk menilai terjadinya peningkatan. Setelah peningkatan tercapai pun, pemantauan harus terus dilakukan untuk memastikan bahwa kinerja sistem tidak menurun. Mengomunikasikan penggunaan data secara jelas, mengembangkan instrumen yang konkret dan nyata dan menyederhanakan pencatatan dan penyesuaian tugas akan menambah pemenuhan data dan meningkatkan keakuratan data. Faktor 5: Membuat Gagasan Perubahan secara Kolaboratif Penggalian ide meliputi analisis data untuk mengenali dan memprioritaskan titik-titik kegagalan, defek, atau limbah yang akan diarahkan oleh usaha peningkatan. “Tujuh perangkat dasar” (Bab 3) cocok bagi petugas barisan depan atau anggota komunitas yang dapat menggunakan perangkat tersebut dengan sedikit pelatihan statistika. Tantangannya di lapangan adalah menggunakan perangkat secara tepat agar memperoleh solusi berdasarkan data, namun juga memastikan bahwa perangkat tersebut tidak menghalangi diskusi, keterlibatan dan partisipasi. Penggalian gagasan berdasarkan analisis pun harus menjadi bagian dari proses partisipasi dan banyak alat yang telah digunakan dalam proyek peningkatan mutu
  • 12. 12 seperti penjelajahan ide dan multivoting. Dua macam gagasan yang timbul dari penggalian ide: 1. Gagasan perubahan yang dapat diuji dan segera diperbaiki dalam skala kecil. Ide-ide seperti ini biasanya fokus pada pengurangan limbah, penyederhanaan proses, dan eliminasi kegagalan dan kesalahan. 2. Ide perubahan yang memerlukan tindakan lebih rumit, misalnya perancangan kembali proses-proses, mempekerjakan pegawai baru, program pelatihan berskala besar, program kesadaran tingkat komunitas, dan perancangan ulang ruang fasilitas internal atau eksternal. Faktor 6: Menciptakan Jaringan Pembelajaran: Mempercepat Perubahan dan Meningkatkan Ketahanan Perubahan IHI (2003) telah sukses mencanangkan pendekatan bernama Breakthrough Series (BTS) Collaborative untuk mempercepat perubahan melalui sebuah struktur, melaksanakan dalam waktu yang sangat terbatas, yang membuktikan bahwa proses perubahan ini efisien dan meningkatkan kemungkinan untuk mempertahankan perubahan. Sistem dapat ditingkatkan secara menyeluruh dengan BTS. Desain BTS menggabungkan wakil-wakil dari sistem kesehatan. Di negara berpendapatan rendah, wakil-wakil tersebut termasuk berbagai penyelenggaran dalam distrik kesehatan, seperti manajer distrik dan wakil dari klinik-klinik perawatan primer rumah sakit. Tim dapat mengembangkan tujuan bersama menyangkut proses-proses pelayanan dan hasilnya melalui mekanisme BTS. Para peserta juga dapat berbagi praktik-praktik sukses serta mencari ide dengan peserta lain untuk menghadapi tantangan berikutnya. MEMACU: MENYEBARKAN PENINGKATAN SECARA CEPAT DALAM SISTEM KESEHATAN Rogers (1995) menggambarkan lima karakteristik perubahan yang dapat disebarkan dengan cepat:
  • 13. 13 1. Manfaat relatif—Seberapa bagus inovasi yang muncul untuk memenuhi kebutuhan komunitas yang melaksanakan perubahan? 2. Kompatibilitas—Seberapa dekat kesesuaian gagasan perubahan dengan kultur dan lingkungan yang ada? 3. Kesederhanaan—Seberapa sederhana dan mudah dipahami perubahan itu? 4. Percobaan—Apakah perubahan dapat dipasangkan dan diuji dalam lingkungan baru yang menerima penyebarannya? 5. Observabilitas—seberapa transparan inovasi dan hasil-hasilnya dari sudut pandang pelaku potensial? Di negara-negara berpendapatan tinggi, karakteristik ini telah disatukan dalam kampanye-kampanye cepat. Di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, tampaknya diperlukan desain yang lebih teliti dan penjadwalan bertahap agar dapat memacu perubahan. BEBERAPA CONTOH—IMPLEMENTASI PENINGKATAN MUTU DI NEGARA-NEGARA BERSUMBER DAYA RENDAH  Pengendalian malaria di Ghana telah berhasil menerapkan teknik PDSA dan perangkat CQI pada tingkat lokal. Perangkat tersebut antara lain teknik sampling survei, diagram Pareto, diagram tulang ikan dan teknik pengendalian proses statistik.  Program CQI (Project Five Alive!) tahun 2008 di wilayah utara Ghana oleh IHI dan National Catholic Health Service (NCHS) untuk mempercepat upaya Ghana health Service guna mengurangi morbiditas dan mortalitas anak-anak berusia di bawah 5 tahun.  Di Rusia, tim dari University Research Company menggunakan tim peningkatan dan merancang ulang upaya-upaya peningkat proses dan hasilnya untuk jangkauan luas proses-proses dan hasil kesehatan maternal dan anak. Model yang digunakan untuk peningkatan adalah BTS terkait
  • 14. 14 beberapa tempat—klinik dan rumah sakit—dalam sistem umum pengukuran, pengujian dan pembelajaran.  Di Afrika Selatan, Model for Improvement dan BTS Collaborative digunakan dengan rancangan pemacu peningkatan untuk menambah akses populasi seluruh distrik ke pengobatan antiretroviral HIV (Barker dkk., 2007) dan mengurangi transmisi HIV dari ibu ke anak (Doherty dkk., 2009; Youngleson dkk., 2010). Metode tersebut kini digunakan oleh pemerintah Afrika Selatan untuk merancang ulang dan meningkatkan pelayanan HIV di negara itu.  Max healthcare, sebuah rumah sakit swasta yang mencari keuntungan di India, menggunakan Six Sigma untuk mengurangi jumlah infeksi aliran darah akibat kateter hingga 66%  Sebuah rumah sakit tersier di Blantyre, Malawi merancang ulang tatanan fisik dan meningkatkan arus pasien dengan menambahkan departemen darurat. Klinik pasien rawat jalan untuk anak-anak berusia di bawah 5 tahun dapat mengurangi tingkat mortalitas pasien rawat inap dari 10-18% hingga 6-7% (Molyneux dkk., 2006). MENDOKUMENTASIKAN DAMPAK CQI DI NEGARA-NEGARA BERSUMBER DAYA RENDAH Walaupun terdapat banyak contoh penggunaan pendekatan untuk meningkatkan kualitas di negara-negara bersumber daya rendah, publikasi contoh- contoh peningkatan mutu yang digunakan di tatanan terkendala sumber daya ternyata masih kurang. Hal ini sepertinya akan berubah ketika metode peningkatan mutu semakin digunakan di sistem kesehatan di negara-negara berpendapatan tinggi (Berwick dkk., 2006) dan metode semakin disokong oleh banyak organisasi dan negara yang berpengaruh bagi peningkatan sistem kesehatan di negara-negara berpendapatan rendah (Berwick, 2004). Salah satu alasan ketiadaan materi-materi yang dipublikasikan adalah kesulitan dalam mengaitkan peningkatan sistem kesehatan secara sistemik dengan metode-metode peningkatan mutu yang
  • 15. 15 digunakan. Persoalan-persoalan desain dan pelaporan dapat menjadi faktor dalam tatanan sumber daya rendah dan juga di negara-negara berpendapatan tinggi. Namun, karena banyak perubahan peningkatan mutu yang muncul di proses-proses penyampaian pelayanan, evaluasi efek perubahan tersebut pada tingkat operasional mungkin dapat dilakukan. Jika rencana peningkatan mutu organisasi menyangkut proyek-proyek besar, sarat sumber dan strategis, maka diperlukan rancangan evaluasi yang kuat. KESIMPULAN Perbedaan besar dalam hasil kesehatan terus muncul di antara negara- negara berpendapatan tinggi dan rendah-hingga-menengah. Perbedaan ini dapat diatasi dengan aplikasi sistemis metode-metode peningkatan mutu untuk menambah kinerja sistem kesehatan dalam kendala-kendala yang dihadapi. Pendekatan-pendekatan yang dijelaskan dapat memberikan peningkatan lokal dan populasi untuk mengakses layanan dan kualitas perawatan. Langkah selanjutnya adalah memasang metode-metode ini ke konteks sumber dan kultur lokal negara- negara berpendapatan rendah dan menengah, untuk memastikan bahwa kapasitas perancangan dan pelaksanaan program-program peningkatan mutu dikembangkan di kalangan petugas kesehatan, manajer dan pimpinan dalam pemerintahan dan mitra-mitra NGO di negara-negara tersebut. Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).